OLEH :
SITI AMIYMAH ROFIYQOH
NIM. 191040500041
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat
OLEH :
SITI AMIYMAH ROFIYQOH
NIM. 191040500041
i
LEMBARAN PENGESAHAN
Telah dilakukan Ujian Seminar Proposal Skripsi dan Perbaikan sesuai dengan
Saran Dewan Penguji serta Diperiksa oleh Tim Pembimbing Proposal Skripsi
STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas segala kuasa dan
Tangerang”. Proposal Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada
1. Dr. Safitri Rahayu, MARS., selaku Ketua Yayasan Widya Dharma Husada.
2. Ns. Riris Andriati, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Tangerang.
4. Siti Novy Romlah, SST, M.Epid., selaku Wakil Ketua II Bidang Administrasi,
Tangerang.
5. Ida Listiana, SST, M.Kes., Selaku wakil ketua III Bidang Kemahasiswaan dan
iii
6. Frida Kasumawati, S.KM., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S1 Kesehatan
9. Seluruh dosen dan staf tata usaha STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
10. Kedua orang tua dan kakak-kakak tercinta yang telah memberikan doa, kasih
sayang dan semangat serta dukungan dalam pembuatan proposal skripsi ini.
penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
laporan penelitian ini. Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan profesi Ahli
Kesehatan Masyarakat
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Distribusi Pernyatan Positif dan Negatif pada Kuesioner ..................... 48
Tabel 3.3 Nilai Alpha Cronbach Pada 12 Dimensi Budaya Keselamatan Pasien
vi
DAFTAR BAGAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tersier.
yang tidak diharapkan yang merupakan bagian dari insiden keselamatan pasien
1
2
pasien, sumber daya manusia yang ada di Puskesmas dan dapat berdampak pada
multidimensi karena mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari tiga sudut
akibat perawatan yang tidak aman berpotensi menjadi salah satu dari 10
rawat inap tidak lebih banyak dari Rumah Sakit. Pada tahun 2020 Indonesia
memiliki rumah sakit sebanyak 2.959 dan pada tahun 2021 berjumlah 3.112
nilai tersebut naik 5,17%. Disisi lain, pada tahun 2020 Indonesia memiliki
Indonesia sebanyak 10.260 nilai tersebut naik sebesar 0,55% (Badan Pusat
Statistik, 2022). Sedangkan untuk Provinsi Banten pada tahun 2020 Provinsi
Banten memiliki 119 rumah sakit dan 245 Puskesmas dan pada tahun 2021
Banten memiliki 123 rumah sakit dan 245 Puskesmas. Untuk Puskesmas yang
Banten, 2022).
Disisi lain dalam poin akreditasi Puskesmas belum ada rincian yang jelas untuk
Menurut Laporan dari National Patient Safety Agency tahun 2017 pada
rentang waktu bulan Januari sampai dengan Desember 2016, National Patient
angka insiden keselamatan pasien dalam rentang bulan Januari sampai dengan
Malaysia, 2017). Namun pada negara Indonesia dalam rentang pada tahun 2006
kurun waktu 2015 sampai dengan 2019 laporan insiden keselamatan pasien
terdapat 11.558 kasus, dan peningkatan jenis insiden dari kurun waktu tersebut
sebanyak 1.489 kasus dan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun
2019 dilaporkan jumlah IKP sebanyak 7.465 kasus. Berdasarkan jenisnya IKP
di Indonesia pada tahun 2019 yaitu kejadian nyaris cedera (KNC) sebanyak
38%, kejadian tidak cedera (KTC) sebanyak 31% dan kejadian tidak diharapkan
(KTD) sebanyak 31% dari total 76.465 IKP yang dilaporkan pada tahun 2019
cedera sedang 372 kasus, dan untuk cedera ringan sebanyak 1.183 kasus
Indonesia pada bulan Februari 2016 mencapai 289 laporan. Kejadian tidak
kejadian nyaris cedera (KNC) pada pasien rawat inap, yaitu salah pemberian
obat sebesar 29,2%, pasien jatuh sebesar 23,4%, dan kesalahan identifikasi
hasil bahwa masih banyaknya SDM atau staf di Puskesmas Mangkang yang
Tangerang tahun 2022 terdapat kejadian nyaris cedera (KNC) pada pasien
(90%). Selain itu pada tahun 2022 terdapat juga Kejadian tidak cedera (KTC)
tingginya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kabupaten Tangerang.
2. Tujuan Khusus
Tangerang.
Tangerang.
Tangerang.
Tangerang.
Tangerang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
dan juga informasi yang berguna bagi dosen dan mahasiswa STIKes Widya
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
9
10
1) Hak pasien
pelayanan;
11
pelayanan kesehatan;
antar unit pelayanan dapat berjalan dengan baik dan lancar (Juniarti
kesehatan;
Pasien.
proses baru atau memperbaiki proses yang telah ada, memonitor dan
bisnis yang sehat, serta faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi
keperluan analisis;
sentinel;
16
masing;
pelaporan insiden;
melayani pasien.
Keselamatan Pasien
aman, dan apabila terjadi sesuatu hal yang tidak benar bisa segera
barcode, dan lain-lain. Nomor kamar pasien atau lokasi tidak bisa
(high alert)
dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota
permasalahan ini.
Pokok dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah cuci
pada staf atau SDM yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan
terjadi di unit rawat inap dan rawat jalan dikarenakan pasien jatuh.
pelaporan, insiden, analisis, belajar dan riset dari insiden yang timbul,
rumah sakit mana pasien akan pergi yang sebelumnya telah disesuaikan
sumber daya fiskal dan manusia. Selain itu harus dapat bekerja sama
dengan tim, yaitu harus selalu mendukung satu sama lain dan
(Putri, 2020).
meningkat dan dapat menjamin bahwa seluruh staf mempunyai hak dan
Puskesmas ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemberi layanan
masyarakat;
sebaliknya;
yang kecil, yang telah dirancang atau didisain sedemikian rupa dengan
praktik.
kepemimpinan yang baik. Selain itu, diperlukan data yang akurat dan
atau keadaan yang dapat mengakibatkan kerugian yang tidak perlu pada
meter);
tidak dapat diterima, seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah.
kondisi pasien.
terbentuk kerja sama yang solid antar staf dan antar tim. Dimensi kerja
28
sama dalam unit ini merupakan karakteristik yang berfungsi baik pada
Safety
solusinya.
prubahan yang positif dan perubahan yang terjadi akan selalu dievaluasi
Pasien
mengurangi KTD,
Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam
masa lalu, ekspektasi, target persepsi dan situasi persepsi atau keadaan
diberikan jalan keluar, setelah itu dicari cara manajemen terhadap suatu
keluar, setelah itu dicari cara pencegahannya agar hal yang sama tidak
yang bisa dimengerti dari satu orang atau kelompok kepada orang-orang
orang dalam organisasi untuk peduli akan bahaya potensi bahaya yang
rumah sakit.
diukur dari sikap staf yang saling mendukung satu sama lain,
j. Dimensi Staffing
cukup untuk menangani beban kerja dan jam kerja sehingga dapat
pasien ini akan melibatkan satu atau lebih unit kerja, apabila dalam
proses tersebut tercipta suasana kerja sama yang baik maka pelimpahan
pelajaran berharga dan sanksi yang diberikan sebagai efek jera sehingga
lainnya.
33
B. Penelitian terkait
Ibnu Sina Makassar adalah sebesar 87,94% dengan dimensi yang memiliki
Keselamatan Pasien Pada Perawat Unit Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar Rebo Bulan Juni Tahun 2014”. Penelitian ini
sampel sebanyak 36 perawat di unit Rawat Inap Kelas III RSUD Pasar
pada perawat unit Rawat Inap Kelas III RSUD Pasar Rebo tahun 2014
Safety Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel
digunakan yaitu kuisioner dalam bentuk skala Likert. Hasil penelitian yang
Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. zainoel Abidin Banda Aceh
(50,8%).
dengan baik.
kerjasama tim dalam unit, kerjasama tim antar unit, umpan balik dan
C. Kerangka Teori
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
pengukuran/observasi data variabel bebas dan tergantung hanya satu kali pada
Kabupaten Tangerang.
B. Kerangka Konsep
yang akan diukur maupun diamati dalam suatu penelitian (Notoatmojo, 2018).
yaitu survei yang dikembangkan oleh Agency for Health Care Reseach Quality
maka kerangka konsep yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
37
38
terhadap patient safety, persepsi keseluruhan staf terhadap patient safety, umpan
pelaporan kejadian, kerjasama antar unit, staffing, handsoff dan transisi, respon
non punitive terhadap kesalahan. Dua belas dimensi tersebut dalam penelitian
1 Kerjasama Kondisi dimana individu dalam satu Mengisi Kuesioner Budaya kuat jika respon Ordinal
dalam unit unit saling mendukung memperlakukan kuesioner AHRQ positif ≥ 75%
satu sama lain dengan hormat dan Budaya sedang jika
bekerja sama sebagai tim tenaga respon positif 50%-75%
kesehatan di Puskesmas Curug. Budaya lemah jika
respon positif <50%
2 Harapan dan Pertimbangan supervisi/manajer terkait Mengisi Kuesioner Budaya kuat jika respon Ordinal
tindakan saran staf untuk meningkatkan kuesioner AHRQ positif ≥ 75%
manajer dalam keselamatan pasien, pujian staf untuk Budaya sedang jika
mempromosikan mengikuti prosedur keselamatan pasien respon positif 50%-75%
patient safety dan tidak mengabaikan masalah Budaya lemah jika
keselamatan pasien. respon positif <50%
3 Organizational Proses pembelajaran dari kejadian Mengisi Kuesioner Budaya kuat jika respon Ordinal
learning- kesalahan, bagaimana terjadi dan kuesioner AHRQ positif ≥ 75%
perbaikan tindakana pencegahan yang harus Budaya sedang jika
berkelanjutan dilakukan supaya tidak terjadi lagi respon positif 50%-75%
proses error dan kemudian membuat Budaya lemah jika
proses perbaikan berkelanjutan respon positif <50%
sehingga membawa perubahan positif.
39
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur
4 Dukungan Sikap serta prioritas manajemen dalam Mengisi Kuesioner Budaya kuat jika respon Ordinal
manajemen menyediakan iklim kerja terhadap kuesioner AHRQ positif ≥ 75%
terhadap patient upaya pelaksanaankeselamatan pasien Budaya sedang jika
safety implementasi budaya keselamatan respon positif 50%-75%
pasien. Budaya lemah jika
respon positif <50%
5 Persepsi Pemahaman staf mengenai program Mengisi Kuesioner Budaya kuat jika respon Ordinal
keseluruhan staf patient safety (keselamaan pasien) kuesioner AHRQ positif ≥ 75%
terhadap patient kesalahan secara keseluruhan berupaya Budaya sedang jika
safety prosedur dan sistem yang baik untuk respon positif 50%-75%
mencegah kejadian keselamatan pasien. Budaya lemah jika
respon positif <50%
6 Umpan balik dan Proses dimana setiap anggota bersedia Mengisi Kuesioner Budaya kuat jika respon Ordinal
komunikasi untuk mengkomunikasikan kesalahan kuesioner AHRQ positif ≥ 75%
terhadap yang terjadi dalam unit dalam menggali Budaya sedang jika
kesalahan pengetahuan dari pengalaman dan data respon positif 50%-75%
yang diperoleh dan membuat upaya Budaya lemah jika
pencegahan. respon positif <50%
40
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
7 Komunikasi Proses penyampaian pesan (ide, Mengisi Kuesioner Budaya kuat jika respon Ordinal
terbuka informasi, gagasan, pernyataan) dari kuesioner AHRQ positif ≥ 75%
staf tanpa adanya rasa takut/bebas baik Budaya sedang jika
mengenai tindakan yang diputuskan respon positif 50%-75%
maupun dan jika mereka melihat Budaya lemah jika
sesuatu dengan negatif yang dapat respon positif <50%
mempengaruhi keselamatan pasien.
8 Frekuensi Seberapa sering pelaporan mengenai Mengisi Kuesioner Budaya kuat jika respon Ordinal
pelaporan kejadian yang tidak diharapkan (KTD) kuesioner AHRQ positif ≥ 75%
kejadian dan kejadian nyaris cedera (KNC). Budaya sedang jika
respon positif 50%-75%
Budaya lemah jika
respon positif <50%
9 Kerjasama Kondisi dimana individu antar unit atau Mengisi Kuesioner Budaya kuat jika respon Ordinal
antar unit berlainan unit saling membantu, kuesioner AHRQ positif ≥ 75%
berkoordinasi, dan saling mendukung Budaya sedang jika
satu sama lain untuk memberikan respon positif 50%-75%
perawatan terbaik bagi pasien. Budaya lemah jika
respon positif <50%
10 Staffing Proses penataan staff dalam unit untuk Mengisi Kuesioner Budaya kuat jika respon Ordinal
menangani beban kerja yang sesuai kuesioner AHRQ positif ≥ 75%
untuk memberikan pelayanan Budaya sedang jika
kesehatan yang baik baik pasien. respon positif 50%-75%
Budaya lemah jika
respon positif <50%
41
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
11 Handsoff dan Proses berpindahnya pasien dari satu Mengisi Kuesioner Budaya kuat jika respon Ordinal
transisi unit ke unit lain ataupun perpindahan kuesioner AHRQ positif ≥ 75%
informasi pasien ketika pergantian Budaya sedang jika
petugas. respon positif 50%-75%
Budaya lemah jika
respon positif <50%
12 Respon non Sikap tidak menghukum/menuduh/ Mengisi Kuesioner Budaya kuat jika respon Ordinal
punitive memojokkan terhadap kejadian yang kuesioner AHRQ positif ≥ 75%
terhadap tidak diharapkan dan kejadian nyaris Budaya sedang jika
kesalahan cedera yang dibuat atau dilaporkan respon positif 50%-75%
oleh staf. Budaya lemah jika
respon positif <50%
(Rosyada, 2014).
42
43
1. Populasi
yang terdiri dari objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tersebut
orang.
2. Sampel
n= N
1+N(a)2
keterangan :
44
n = sampel
N = populasi
n= N
1+N(a)2
n= 84
1+84(0,05)2
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria eksklusi
Kabupaten Tangerang;
Jawaban skala likert pada penelitian ini terdiri dari sangat tidak setuju, tidak
setuju, setuju, dan sangat setuju. Skala netral dan skala jarang pada skala
a. Data primer
Data primer dari penelitian ini adalah data yang berasal dari hasil
b. Data sekunder
dan staf yang bekerja di Puskesmas Curug serta data-data yang berkaitan
Tangerang.
data dalam penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan yang dilakukan
yaitu:
a. Prosedur administrasi
b. Prosedur pelaksanaan
memperkenalkan diri.
privacy
dilakukan.
11) Kuesioner yang telah diisi dikumpulkan dan bila ada data yang
1. Uji Validitas
Culture (HSOPSC) yang dikeluarkan oleh AHRQ dan sudah dilakukan uji
Sakit Islam Jakarta Tahun 2007 yang dilakukan oleh Siva Hamdani.
2. Uji Reliabilitas
pengukuran. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil dari pengkuran
terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama pula.
keselamatan pasien telah diuji reliabilitas oleh AHRQ pada setiap dimensi.
Tabel 3.3
Nilai Alpha Cronbach Pada 12 Dimensi Budaya Keselamatan Pasien
(Patient Culture) Oleh AHRQ
No Dimensi Nilai alpha
cronbach
1 Kerjasama dalam unit 0,83
2 Harapan dan tindakan manajer dalam 0,75
mempromosikan patient safety
3 Organizational learning-perbaikan berkelanjutan 0,76
4 Dukungan manajemen terhadap patient safety 0,83
5 Persepsi keseluruhan staf rumah sakit terhadap 0,74
patient safety
6 Umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan 0,78
7 Komunikasi terbuka 0,72
8 Frekuensi pelaporan kejadian 0,84
9 Kerjasama antar unit 0,80
10 Staffing 0,63
11 Handsoff dan transisi 0,80
12 Respon non punitive terhadap kesalahan 0,79
(Agency for Healthcare Research and Quality, 2016)
51
1. Pengolahan Data
tahapam yaitu:
a. Editing
keseragaman data.
b. Coding
memberi kode atau nilai pada jawaban dari setiap pertanyaan dalam
c. Entry
d. Tabulating
variabel yang diisi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah analisa data
e. Cleaning
bahwa sata tersebut bersih dari kesalahan. Data-data yang tidak sesuai
2. Analisis Data
dalam suatu dimensi menjadi 2 kategori yaitu respon positif dan respon
negatif berupa tidak setuju/jarang dan sangat tidak setuju/tidak pernah pada
pada pernyataan negatif dan jawaban tidak setuju/jarang dan sangat tidak
pasien adalah:
dan negatif.
b. Langkah 2: Hitunglah jumlah respon positif dan respon negatif pada satu
dimensi
d. Langkah 4: Bagi jumlah respon positif pada satu dimensi dengan total
dikatakan kuat apabila respon positif sebesar sama dengan 75% atau lebih,
kuesioner akan diolah menggunakan Excel (2019) dan aplikasi IBM SPSS.
.
55
I. Etika Penelitian
1. Informed Consent
penelitian ini dan menjelaskan tujuan dari penelitian ini. Responden yang
2. Anonimity
pada alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
3. Confidentiality
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
4. Beneficience
5. Justice
Daftar Pustaka
Agency for Healthcare Research and Quality. (2016). Hospital Survey on Patient
Safety Culture. www.ahrq.gov
AlMaani, M. M., & Salama, K. F. (2021). Assessment of Attitude of Primary Care
Medical Staff Toward Patient Safety Culture in Primary Health-care Centers–—Al-
Ahsa, Saudi Arabia. Journal of Multidisciplinary Healthcare, 14, 2731.
Atiah, S. (2020). GAMBARAN MANAJEMEN RISIKO DI PUSKESMAS
CARINGIN TAHUN 2019. https://digilib.esaunggul.ac.id/gambaran-manajemen-
risikodi-puskesmas-caringin-tahun-2019-15609.html
Badan Pusat Statistik. (2022). Jumlah Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus,
Puskesmas, Klinik Pratama, dan Posyandu Menurut Provinsi, 2021.
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data_pub/0000/api_pub/biszcFRC
UnVKUXNnTDZvWnA3ZWtyUT09/da_04/1
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. (2022). Jumlah Puskesmas Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (Unit), 2019-2021.
Daud, A. (2020). Sistem Pelaporan dan Pembelajaran Keselamatan Pasien Nasional
(SP2KPN).”. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Islami, K., Arso, S. P., & Lestyanto, D. (2018). Analisis Pelaksanaan Program
Keselamatan Pasien Puskesmas Mangkang, Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 6(4), 27–41.
Juniarti, N. H., & Mudayana, A. A. (2018). Penerapan Standar Keselamatan Pasien
di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Kesehatan
Poltekkes Ternate, 11(2), 93–108.
Kemenkes. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11
TAHUN 2017 Tentang Keselamatan Pasien. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Mandias, R. J., Simbolon, S., Manalu, N. V., Elon, Y., Jainurakhma, J., Suwarto,
T., Latipah, S., Amir, N., & Boyoh, D. Y. (2021). Keselamatan Pasien dan
Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan. Yayasan Kita Menulis.
Marpaung, S. H. S. (2019). ANALISA PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN
PASIEN DI PUSKESMAS.
58
A. Karakteristik Responden
KR1 Nama :
KR2 Unit Kerja :
KR3 Usia :
KR4 Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan
KR5 Status Pernikahan : 1. Menikah 2. Lajang 3. Janda/Duda
7. Lainnya: …..
KR8 Apakah posisi kerja anda saat ini? Pilih satu jawaban yang tepat mendeskripsikan posisi
anda!
a. Dokter c. Tenaga Kesehatan Lain, (sebutkan) ……
b. Perawat d. Tenaga Non Kesehatan, (Sebutkan) …..
KR9 Di tempat kerja anda, apakah anda memiliki kesempatan untuk berinteraksi atau kontak
secara langsung dengan pasien?
a. YA, saya memiliki kesempatan untuk berinteraksi atau kontak secara langsung
dengan pasien.
b. TIDAK, saya tidak memiliki kesempatan untuk berinteraksi atau kontak secara
langsung dengan pasien.
B. Petunjuk pengisian
1. Kuesioner ini bertujuan untuk meminta Anda memberikan pendapat mengenai
isu-isu keselamatan pasien, medical error, dan pelaporan kejadian di
Puskesmas Anda. Survei ini memakan waktu kira-kira 10 menit sampai 15
menit untuk mengisi keseluruhan pertanyaan.
2. Kuesioner ini bukan tes dengan jawaban benar atau salah, yang terpenting
adalah menjawab pertanyaan dengan jujur sesuai pendapat dan keadaan yang
sebenarnya.
3. Kami menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i karena kuesioner
ini semata-mata bertujuan untuk penelitian dan bukan untuk mengevaluasi
kinerja anda.
4. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal bila semua pertanyaan dijawab,
oleh karena itu mohon teliti kembali apakah semua pertanyaan semua telah
terjawab sebelum dikembalikan kepada peneliti.
DEFINISI ISTILAH
“Patient Safety” atau Keselamatan Pasien didefinisikan sebagai suatu sistem yang
membuat asuhan pasien menjadi lebih aman atau pencegahan terhadap tindakan
mencederai pasien atau Kejadian Yang Tidak Diharapkan yang dihasilkan oleh proses
perawatan.
“Kejadian nyaris cedera (KNC)” adalah insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
C. PERNYATAAN
Silahkan nyatakan kesetujuan atau tidak kesetujuan anda terhadap
pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda ceklis (V) pada
pendapat yang sesuai dengan keadaan Anda.
Sangat Tidak Sangat
No Pernyataan Tidak Setuju Setuju Setuju
Setuju
Dimensi 1. Kerjasama dalam unit
A1 Kami sesama petugas di unit saya saling mendukung
satu sama lain dalam bekerja
A2 Jika banyak pekerjaan yang harus diselesaikan
dengan cepat, kami saling bekerjasama sebagai tim
A3 Saya merasa setiap orang di unit saya saling
menghargai satu sama lain
A4 Bila salah satu petugas di unit saya sibuk dengan
pekerjaanya, petugas yang lain akan membantu
Sangat Tidak Sangat
No Pernyataan Tidak Setuju Setuju Setuju
Setuju
Dimensi 2. Harapan dan Tindakan Manajer dalam Mempromosikan Patient Safety/
Keselamatan Pasien
A5 Manajer saya memberikan pujian jika melihat
pekerjaan diselesaikan sesuai prosedur untuk
keselamatan pasien
A6 Saya merasa Manajer saya sudah mendengar
dan mempertimbangkan saran dari staf untuk
meningkatkan keselamatan pasien dengan serius
A7 Bila beban kerja tinggi, maka atasan kami bekerja
dengan lebih cepat walaupun harus mengambil
jalan pintas
A8 Manager saya gagal mengantisipasi masalah
keselamatan pasien (KTD maupun KNC) yang
telah terjadi berulang-ulang.
Dimensi 3. Organizational Learning atau Perbaikan berkelanjutan
A9 Dalam unit ini kami secara aktif melakukan
kegiatan untuk keselamatan pasien (sosialisasi,
bertukar informasi, diskusi mengenai
keselamatan pasien)
A10 Kesalahan yang terjadi di unit ini dijadikan
pemicu untuk perubahan ke arah yang lebih baik