Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASPEK KEAMANAN DAN KERAHASIAAN REKAM MEDIS


RSAU dr. EFRAM HARSANA LANUD ISWAHJUDI
MAGETAN

Oleh :
LIYANATUL MUFIDAH
NIM: 201807030

PROGRAM STUDI D-III PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2021
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASPEK KEAMANAN DAN KERAHASIAAN REKAM MEDIS


RSAU dr. EFRAM HARSANA LANUD ISWAHJUDI
MAGETAN

Diajukan untuk memenuhi


Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Ahli Madya Rekam Medis (A.Md.RMIK)

Oleh :
LIYANATUL MUFIDAH
NIM :201807030

PROGRAM STUDI D-III PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUNTAHUN
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak
mengikuti Ujian Sidang

KARYA TULIS ILMIAH

ASPEK KEAMANANDAN KERAHASIAAN REKAM MEDISRSAU dr.


EFRAM HARSANA LANUD ISWAHJUDI MAGETAN

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Retno Widiarini, S.KM.,M.Kes Irmawati Mathar, S.KM.,M.Kes


NIS. 2012 0082 NIS. 2016 0132

Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Perekam dan Informasi Kesehatan

Irmawati Mathar, S.KM.,M.Kes


NIP. 2016 0132

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan
telah memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar A.Md.RMIK
Pada tanggal..........................

Dewan Penguji

1. Crismantoro Budisaputro,S.Kom.,M.T : ........................................


Dewan Penguji

2. Retno Widiarini, S.KM.,M.Kes : ........................................


Penguji 1

3. Irmawati Mathar, S.KM.,M.Kes : ........................................


Penguji 2

Mengesahkan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Ketua,

(Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes)


NIS. 2016 0130

iii
DAFTAR ISI
Sampul Dalam...........................................................................................................i
Lembar Persetujuan.................................................................................................ii
Lembar Pengesahan................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
Daftar Tabel ...........................................................................................................vi
Daftar Gambar ......................................................................................................vii
Daftar Istilah ........................................................................................................viii
Daftar Singkatan ....................................................................................................ix
Daftar Lampiran ......................................................................................................x
Kata Pengantar .......................................................................................................xi
BAB 1 Pendahuluan...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................4
BAB 2 Tinjauan Pustaka.......................................................................................5
2.1 Filling.....................................................................................................5
2.2 Rekam Medis.........................................................................................7
2.3 Keamanan dan Kerahasiaan Rekam Medis..........................................11
2.4 Rumah Sakit………………………………………………………….13
BAB 3 Kerangka Konseptual Penelitian............................................................17
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian..........................................................17
BAB 4 Metode Penelitian.....................................................................................19
4.1 Desain Penelitian..................................................................................19
4.2 Subjek dan Objek.................................................................................19
4.3 Kerangka Kerja Penelitian...................................................................20

iv
4.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel........................................20
4.5 Instrumen Penelitian.............................................................................23
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................23
4.7 Teknik Pengumpulan Data...................................................................23
4.8 Teknik Analisis Data............................................................................24
4.9 Etika Penelitian ...................................................................................25
Daftar Pustaka .......................................................................................................28
Lampiran ...............................................................................................................29

v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian ............................................................22

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ...................................................... 18
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian ......................................................21

vii
DAFTAR ISTILAH
Filling : Ruang Penyimpanan
Finger Print : Sidik Jari
Vacum Cleaner : Pembersih Debu
Input : Masukan
Output : Keluaran
Inform Consent : Surat Persetujuan Tindakan

viii
DAFTAR SINGKATAN
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
SOP : Standar Operasional Prosedur
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
UU : Undang-Undang
AC : Air Conditioner
RI : Republik Indonesia
RSAU : Rumah Sakit Angkatan Udara

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara .......................................................................29
Lampiran 2. Format Pengajuan Judul ...................................................................30
Lampiran 3. Surat Izin Pengambilan Data Awal ..................................................32
Lampiran 4. Surat Balasan Pengambilan Data Awal ............................................33
Lampiran 5. Lembar Konsul Dosen Pembimbing .................................................34
Lampiran 6. Lembar Observasi Keamanan dan Kerahasian Rekam Medis ..........35

x
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidahya-
Nya, Karya Tulis Ilmiah dengan judul "Aspek Keamanan Dan Kerahasiaan
Rekam Medis RSAU dr. Efram Harsana Lanud Iswahjudi Magetan" ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini tentu tidak
lepas dari bimbingan, saran dan dukungan moral kepada saya, untuk itu saya
sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Letkol Kes dr. Agung Supriyanto, M.Sc., Sp.A selaku Direktur Rumah
Sakit Angkatan Udara dr. Efram Harsana Lanud Iswahjudi Magetan.
2. Sam’un Al Ghozi, Amd.PK sebagai Kepala Unit Rekam Medis di instansi
Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Efram Harsana Lanud Iswahjudi
Magetan.
3. Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (epid) selaku Ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
4. Irmawati Mathar, S.KM.,M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Perekam
dan Informasi Kesehatan.
5. Retno Widiarini, S.KM.,M.Kes sebagai pembimbing 1 Karya Tulis Ilmiah
yang telah memberi petunjuk, koreksi, dan saran sehingga terwujudnya
KTI ini.
6. Irmawati Mathar, S.KM.,M.Kes sebagai pembimbing 2 Karya Tulis Ilmiah
yang telah memberi petunjuk, koreksi, dan saran sehingga terwujudnya
KTI ini.
7. Crismantoro Budisaputro, S.Kom., M.T sebagai dewan penguji Karya
Tulis Ilmiah yang telah memberi petunjuk, koreksi, dan saran sehingga
terwujudnya KTI ini.
8. Seluruh Staf RSAU dr. Efram Harsana Lanud Iswahjudi Magetan yang
telah memberikan ijin dan kesempatan untuk melakukan penelitian.
9. Bapak, Ibu, saudaraku yang telah memberikan dukungan, doa, dan
nasehat.

xi
10. Teman-teman Program Studi DIII Perekam dan Informasi Kesehatan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun angkatan 2018 atas kerja sama,
semangat dan motivasinya.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dari awal sampai
akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Aamiin.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Madiun, Maret 2021

Penyusun

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyelenggaraan Rekam Medis saat ini masih belum sempurna,
rekam medis masih dianggap tidak terlalu penting oleh sebagian pelayanan
kesehatan padahal kualitas rekam medis merupakan cerminan dari baik
atau buruknya pelayanan kesehatan.Rekam Medis merupakan salah satu
data yang dapat digunakan dalam pembuktian kasus malpraktik di
pengadilan.Rekam medis juga sebagai salah satu dokumentasi keadaan
pasien dan isi rekam medis merupakan rahasia kedokteran yang harus
dijaga kerahasiaannya oleh setiap tenaga kesehatan (Hatta, 2010).

Pembuatan rekam medis bertujuan untuk mendapatkan data dari


pasien mengenai riwayat kesehatan, riwayat penyakit di masa lalu dan
sekarang selain itu juga pengobatan yang telah diberikan kepada pasien
sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan.Informasi tentang
identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan riwayat
pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi,
tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola, dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.Pimpinan sarana kesehatan bertanggung jawab atas
hilang, rusak, pemalsuan, dan atau penggunaan oleh orang atau badan
yang tidak berhak terhadap rekam medis (Hatta, 2010).

Berdasarkan Observasi di Rumah Sakit RSAU dr. Efram Harsana


di ruang penyimpanan rekam medis, di dapatkan hasil wawancara dengan
salah satu petugas ruang filling atau petugas rekam medis bahwa
pelaksanaan keamanan ruang filling masih kurang. Yang pertama di ruang
filling masih belum adanya finger print dan itu akan mengakibatkan selain
petugas rekam medis dengan enaknya bisa keluar masuk di ruang filling
tanpa seizin petugas rekam medis, dan yang kedua ruang filling masih
digunakan untuk tempat sholat, makan, minum dll, seharusnya ruang

1
2

filling itu bersih dari apapun agar terjaga dengan baik dan itu dapat juga
menimbulkan kurangnya kebersihan di ruang filling dan akhirnya tidak
bisa memenuhi SOP keamanan ruang filling. Dari penjabaran dan
permasalahan di atas, maka penulis berinisiatif untuk mengambil judul
“Aspek Keamanan dan Kerahasiaan Rekam Medis”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan diatas tersebut, maka penulis ingin
membahas Aspek Keamanan dan Kerahasiaan Rekam Medis di RSAU dr.
Efram Harsana.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui aspek yang mempengaruhi keamanan dan kerahasiaan
Rekam Medis di RSAU dr. Efram Harsana.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi kebijakan tentang keamanan dan kerahasiaan
ruang filling atau ruang penyimpanan rekam medis di RSAU
dr. Efram Harsana.
2. Mengidentifikasi gambaran pelaksanaan dan kerahasiaan ruang
penyimpanan rekam medis di RSAU dr. Efram Harsana.
3. Mengidentifikasi aspek kerahasiaan dokumen rekam medis.
4. Menjelaskan pelaksanaan keamanan dan kerahasiaan di RSAU
dr. Efram Harsana.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan rekam medis sebagai
upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam menjaga
3

keamanan dan kerahasiaan ruang rekam medis atau ruang filling dan
dapat bermanfaat untuk evaluasi bagi RSAU dr. Efram Harsana.
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam upaya
mengembangkan dan menerapkan pengetahuan ilmu rekam medis dan
informasi kesehatan sehingga peneliti dapat memperoleh perbedaan
yang dipelajari dikampus dengan dirumah sakit khususnya di unit
rekam medis RSAU dr. Efram Harsana.
3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Sebagai bahan referensi untuk penelitian atau pengetahuan bagi
mahasiswa atau pihak lainnya.
b. Terdapatnya kerjasama dengan Institusi pelayanan kesehatan
khususnya di RSAU dr. Efram Harsana.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Filling
2.1.1 Pengertian Filling
Istilah filling dalam bidang rekam medis adalah suatu
ruangan yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan, retensi
dan pemusnahan dokumen rekam medis.Selain itu filling juga
menyediakan dokumen rekam medis yang telah lengkap isinya
sehingga dapat memudahkan penggunaan mencari informasi
sewaktu-waktu jika diperlukan.
Menurut Drs.The Liang Gie penyimpanan warkat (Filling)
merupakan kegiatan menaruh warkat-warkat dalam suatu tempat
penyimpanan secara tertib menurut sistem, susunan dan tata cara
yang telah ditentukan, sehingga pertumbuhan warkat-warkat itu
dapat dikendalikan dan setiap kali diperlukan dapat secara cepat
ditemukan kembali. Lawan dari penyimpanan warkat
(Filling)adalah pengambilan warkat (Filling).
2.1.2 Tugas Pokok Filling
Filling adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis
yang mempunyai tugas pokok antara lain :
1. Menyimpan Dokumen Rekam Medis dengan metode tertentu
sesuai dengan kebijakan penyimpanan Dokumen Rekam
Medis.
2. Mengambil kembali (Retriev) Dokumen Rekam Medis untuk
berbagai keperluan.
3. Menyusutkan (Retensi) Dokumen Rekam Medis sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan sarana pelayanan kesehatan.
4. Memisahkan penyimpanan Dokumen Rekam Medis in-aktif
dari Dokumen Rekam Medis aktif.
5. Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis.

4
5

6. Menyimpan Dokumen Rekam Medis yang dilestarikan (Di


abadikan).
7. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam
medis.
2.1.3 Peran dan Fungsi Filling
1. Menyimpan rekam medis.
2. Penyedia rekam medis untuk berbagai keperluan.
3. Pelindung arsip-arsip rekam medis terhadap kerahasiaan isi
data rekam medis.
4. Pelindung arsip-arsip rekam medis terhadap bahaya kerusakan
fisik, kimia, dan biologi.

Untuk melindungi terhadap kerahasiaan isi, maupun


ruangan, harus dibuat papan pengumuman bahwa selain petugas
rekam medis dilarang masuk.

2.1.4 Sistem Penyimpanan


1. Sentralisasi
a. Pengertian
Suatu sistem penyimpanan dengan cara menyatukan
formulir-formulir rekam medis (Rawat Jalan, Rawat Inap,
Gawat Darurat) seorang pasien kedalam satu folder.
b. Keuntungan
1) Informasi medis seorang pasien dapat
berkesinambungan.
2) Duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan rekam
medis dapat dihindari.
c. Kerugian
1) Ruang filling harus buka selama 24 jam.
6

2. Desentralisasi
a. Pengertian
Suatu sistem penyimpanan dengan cara memisahkan
formulir-formulir rekam medis seorang pasien, formulir
rawat jalan dan gawat darurat disatukan, sementara formulir
rawat inap disimpan terpisah.
b. Keuntungan
1) Beban kerja petugas lebih ringan karena hanya
menangani dokumen rawat jalan dan gawat darurat,
atau rawat inap saja.
2) Efisiensi waktu pelayanan.
c. Kerugian
1) Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis
2) Memerlukan biaya yang lebih banyak karena
membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih banyak.
2.2 Rekam Medis
2.2.1 Pengertian Rekam Medis
Menurut Huffman dalam Mawarni (2013:193) Rekam
Medis adalah berkas yang menyatakan siapa, apa, mengapa,
dimana, kapan, bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien
selama masa perawatan yang memuat informasi yang cukup untuk
mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan
serta merekam hasilnya.

Rekam Medis merupakan hasil aktivitas pencatatan pada


suatu rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang berupa
data. Data tersebut meliputi data sosial maupun data medis pasien
rawat jalan dan rawat inap dan diproses oleh seorang tenaga rekam
medis ataupun paramedic sehingga menjadi informasi yang
berguna bagi rumah sakit (Susilo,2010:58).
7

2.2.2 Tujuan Rekam Medis


Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan.
Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik
dan benar, mustahil tertib administrasi di tempat pelayanan
kesehatan akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan
tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan
di dalam upaya pelayanan kesehatan. Manfaat rekam medis
mencantum nilai-nilai aspek yang dikenal dengan sebutan
ALFREDS (Administrative, Legal, Financial, Research, Education,
Documentation, and Service) yaitu sebagai berikut:
1. Aspek Administrasi
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai administrasi,
karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan
tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedic dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek Hukum
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai hukum,
karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian
hukum atas dasar keadilan dalam rangka usaha menegakkan
hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan
keadilan.
3. Aspek Keuangan
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai uang, karena
isinya menyangkut data atau informasi yang dapat digunakan
sebagai aspek keuangan.
4. Aspek Penelitian
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai penelitian,
karena isinya menyangkut tentang data atau informasi yang
dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
8

5. Aspek Pendidikan
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai pendidikan,
karena isinya menyangkut data atau informasi tentang
pengembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang
diberikan kepada pasien, informasi tersebut digunakan sebagai
bahan referensi pengajaran bidang profesi pemakai.
6. Aspek Dokumentasi
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai
dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang
harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan
pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.
7. Aspek Medis
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai medic,
karena catatan tersebut digunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan
kepada seorang pasien.

2.2.3 Manfaat Rekam Medis


Dengan melihat beberapa aspek diatas tersebut, rekam
medis mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya
menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan saja. Manfaat
rekam medis secara umum adalah :
1. Sebagai media komunikasi antara dokter dan tenaga ahli
lainnya yang ikut ambil bagian di dalam memberikan
pelayanan, pengobatan, dan perawatan kepada pasien.
2. Menyediakan data yang berguna bagi keperluan penelitian dan
pendidikan.
3. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan
yang harus diberikan kepada pasien.
9

4. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan,


perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien
berkunjung atau di rawat dirumah sakit.
5. Sebagai dasar yang berguna untuk analisis, penelitian, dan
evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada
pasien.
6. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit
maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
7. Sebagai dasar dalam perhitungan pembayaran pelayanan medis
pasien.
8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta
bahan pertanggungjawaban dan laporan.
2.2.4 Hak dan Kewajiban Perekam Medis
Menurut (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 55 Tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Rekam Medis 2013), hak dan
kewajiban perekam medis yaitu :
1. Wajib menghormati hak pasien.
2. Menjaga kerahasiaan identitas, data kesehatan pribadi pasien.
3. Membuat dan memelihara rekam medis
4. Mematuhi standar profesi
5. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan penuh tanggung
jawab, kedisiplinan, ketelitian dan ke hati-hatian.
6. Memperoleh perlindungan hukum
7. Memperoleh penghargaan dan honorarium yang pantas, karena
telah melakukan kewajibannya.
8. Diperlukan dengan wajar, baik dan terhormat.
9. Memiliki privasi atas hal-hal pribadinya.
10. Memperoleh pembinaan dan pendidikan yang menunjang karir
dan pengetahuannya.
10

2.3 Keamanan dan Kerahasiaan Rekam Medis


2.3.1 Keamanan Rekam Medis
1. Faktor Intrinsik
Penyebab kerusakan yang berasal dari benda arsip itu
sendiri, misalnya kualitas kertas, pengaruh tinta, pengaruh lem
pelekat dan lain-lain. Kertas dibuat dari campuran kimiawi,
kertas akan mengalami perubahan dan rusak. Proses kerusakan
itu bisa terjadi dalam waktu yang singkat, bisa pula memakan
waktu bertahun-tahun. Demikian pula tinta dan bahan pelekat
dapat menyebabkan proses kimia yang merusak kertas.
2. Faktor Ektrinsik
Penyebab kerusakan yang berasal dari luar benda arsip,
yakni lingkungan fisik, organism perusak, dan kelalaian
manusia :
a. Faktor lingkungan fisik yang berpengaruh besar pada
kondisi arsip antara lain temperature, kelembaban
udara, sinar matahari, polusi udara, dan debu.
b. Biologis, organisme perusak yang kerap merusak arsip
antara lain jamur, kutu buku, rayap, kecoa, dan tikus.
c. Kimiawi, yaitu kerusakan arsip yang lebih diakibatkan
merosotnya kualitas kandungan bahan kimia dalam
bahan arsip.
d. Kelalaian manusia yang sering terjadi yang dapat
menyebabkan arsip bisa rusak adalah percikan bara
rokok, tumpahan atau percikan minuman, dan
sebagainya.
11

2.3.2 Kerahasiaan Rekam Medis


Informasi tentang pasien adalah rahasia dan rumah sakit
diminta menjaga kerahasiaan informasi pasien serta menghormati
kebutuhan privasinya.Rahasia adalah suatu yang di sembunyikan
dan hanya diketahui oleh satu orang, oleh beberapa orang saja, atau
kalangan tertentu.Kerahasiaan merupakan pembatasan
pengungkapan informasi pribadi tertentu.Dalam hal ini
mencangkup tanggung jawab untuk menggunakan,
mengungkapkan, atau mengeluarkan informasi hanya dengan
sepengetahuan dan izin individu.
2.3.3 Ruang Penyimpanan Rekam Medis
Ruang Penyimpanan arsip (rekam medis) harus di bangun dan
diatur sebaik mungkin sehingga mendukung keawetan arsip.
1. Lokasi ruangan/gedung arsip sebaiknya terletak diluar daerah
industry dengan luas yang cukup untuk menyimpan arsip yang
sudah diperkirakan sebelumnya. Kalau merupakan bagian dari
satu bangunan gedung, hendaknya ruang arsip terpisah dari
keramaian kegiatan kantor lainnya dan tidak dilalui oleh
saluran air.
2. Kontruksi bangunan sebaiknya tidak menggunakan kayu yang
langsung menyentuh tanah untuk menghindari serangan rayap.
3. Ruangan sebaiknya dilengkapi dengan penerangan, pengatur
temperatur ruangan, dan air conditioner (AC) yang bermanfaat
untuk mengendalikan kelembapan udara didalam ruangan.
Kelembaban udara di dalam ruangan kelembaban udara yang
baik sekitar 50-60% dan temperature sekitar 600-750F atau
22C-25C.
4. Ruangan harus selalu bersih dari debu, kertas berkas, putung
rokok, maupun sisa makanan.
5. Alat penyimpan seperti lemari, filling cabinet, rak, dan lainnya
sebaiknya terbuat dari logam tahan karat. Adapun alat
12

pemeliharaannya antara lain mesin penghisap debu (Vacum


Cleaner), termohigrometer (alat pengukur suhu dan
kelembaban udara), alat pendeteksi api/asap (Fire/smoke
derector), APAR dan lainnya.
2.4 Rumah Sakit
2.4.1 Pengertian Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah institusi pelayananan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat (Permenkes tahun 2010 tentang klasifikasi Rumah
Sakit).
Rumah Sakit adalah institusi kesehatan professional yang
pelayanannya diselenggarakan oleh dokter, perawat, dan tenaga
ahli lainnya.Di dalam Rumah Sakit terdapat banyak aktifitas dan
kegiatan yang berlangsung secara berkaitan (Haliman dan
Wulandari 2012). Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi bagian dari
tugas serta fungsi Rumah Sakit, yaitu :
1. Memberi pelayanan medis
2. Member pelayanan penunjang medis
3. Memberi pelayanan kedokteran kehakiman
4. Member pelayanan medis khusus
5. Memberi pelayanan rujukan kesehatan
6. Member pelayanan kedokteran gigi
7. Memberi pelayanan sosial
8. Memberi penyuluhan kesehatan
9. Memberi pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat dan
rawat intensif
10. Memberi pendidikan medis secara umum dan khusus
11. Memberi fasilitas untuk penelitian dan pengembangan ilmu
kesehatan
12. Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi
13

2.4.2 Jenis-Jenis Rumah Sakit


Jenis-jenis Rumah Sakit di Indonesia secara umum ada lima
yaitu Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus atau Spesialis,
Rumah Sakit Pendidikan dan Penelitian, Rumah Sakit Lembaga
atau Perusahaan, dan Klinik (Haliman dan Wulandari 2012).
Berikut penjelasan dari lima jenis Rumah Sakit tersebut:
1. Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum biasanya Rumah Sakit Umum
melayani segala jenis penyakit umum, memiliki institusi
perawatan darurat yang siaga 24 jam (Ruang Gawat Darurat).
Untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepat-cepatnya dan
memberikan pertolongan pertama. Didalamnya juga terdapat
layanan rawat inap dan perawatan intensif, fasilitas bedah,
ruang bersalin, laboratorium, dan sarana prasarana lain.
2. Rumah Sakit Khusus dan Spesialis
Rumah Sakit Khusus atau Spesialis dari namanya sudah
tergambar bahwa rumah sakit khusus atau Rumah Sakit
Spesialis hanya melakukan perawatan kesehatan untuk bidang-
bidang tertentu, Misalnya Rumah Sakit untuk trauma (trauma
center), Rumah Sakit untuk ibu dan anak, Rumah Sakit manula,
Rumah Sakit kanker, Rumah Sakit jantung, Rumah Sakit gigi
dan mulut, Rumah Sakit mata, Rumah Sakit jiwa.
3. Rumah Sakit Bersalin dan Lain-Lain
Rumah Sakit pendidikan dan penelitian, Rumah Sakit ini
berupa Rumah Sakit Umum yang terkait dengan kegiatan
pendidikan dan penelitian di Fakultas Kedokteran pada suatu
Universitas atau Lembaga Pendidikan Tinggi.
4. Rumah Sakit Lembaga atau Perusahaan
Rumah Sakit ini adalah Rumah Sakit yang didirikan oleh
suatu lembaga atau perusahaan untuk melayani pasien-pasien
yang merupakan anggota lembaga tersebut.
14

5. Klinik
Merupakan tempat pelayanan kesehatan yang hampir sama
dengan Rumah Sakit, tetapi fasilitas medisnya lebih.

2.4.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit


Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Tugas
rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta
pelaksanaan upaya rujukan.Dimana untuk menyelenggarakan
fungsinya, maka rumah sakit umum menyelenggarakan kegiatan.
1. Pelayanan Medis
2. Pelayanan dan Asuhan Keperawatan
3. Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
4. Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan
5. Pelayanan Kesehatan Kemasyarakatan dan Rujukan
6. Administrasi Umum dan Keuangan

Sedangkan menurut undang-undang RI No 44 Tahun 2010


tentang Rumah Sakit, fungsi Rumah Sakit yaitu :

1. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui


pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat ke dua dan tingkat
ke tiga sesuai kebutuhan medis.
2. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan.
15

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penipisan


teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan bidang kesehatan.
2.4.4 Hak Rumah Sakit
Menurut UU No 44 Tahun 2009 adalah setiap Rumah Sakit
Mempunyai Hak Rumah Sakit yaitu :
1. Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya
manusia sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit.
2. menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan
remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka
mengembangkan pelayanan.
4. Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.
2.4.5 Kewajiban Rumah Sakit
Menurut UU No 44 Tahun 2009 Setiap Rumah Sakit
mempunyai kewajiban yaitu :
1. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah
Sakit kepada masyarakat.
2. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai
dengan kemampuan pelayanannya.
3. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya.
4. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak
mampu atau miskin.
5. Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani
pasien.
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Menurut Notoatmodjo (2010) kerangka konsep adalah merupakan


formulasi atau simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang
mendukung penelitian tersebut.Kerangka konsep dalam penelitian ini
digambarkan seperti gambar 3.1.

Input Proses Output


Penyimpanan Berkas Rekam Mengidentifikasi tentang : Aspek Keamanan dan
Medis 1. Kebijakan terkait Kerahasiaan Rekam Medis.
Keamanan dan
kerahasiaan Rekam
Medis di Ruang
Keamanan dan Kerahasiaan Filling.
Rekam Medis 2. Keamanan ruang
penyimpanan
dokumen rekam
medis dalam aspek
fisik, kimia, biologis
di Filling.
3. Menjelaskan
pelaksanaan
keamanan dan
kerahasiaan di RSAU
dr. Efram Harsana.

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Aspek Keamanan Ruang


Filling di RSAU dr. Efram Harsana

16
17

Keterangan :
Pada kerangka konsep diatas dijelaskan bahwa penyimpanan
berkas rekam medis untuk mencapai tujuan Rumah Sakit dalam
meningkatkan mutu dalam mempertahankan keamanan dan kerahasiaan
rekam medis di ruang filling.Input yang akan di olah adalah penyimpanan
berkas rekam medis : keamanan dan kerahasiaan rekam medis di ruang
filling. Kemudian prosesnya adalah dengan mengidentifikasitentang :
keamanan dan kerahasiaan rekam medis di ruang filling, keamanan ruang
penyimpanan dokumen rekam medis dalam aspek fisik, kimia, biologis di
filling, menjelaskan pelaksanaan keamanan dan kerahasiaan di RSAU dr.
Efram Harsana. Sehingga output menghasilkan aspek keamanan dan
kerahasiaanRekam Medis di RSAU dr. Efram Harsana.
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu
menggambarkan data sebagai hasil penelitian. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara yaitu peneliti
mengamati kemanan ruang filling, dokumen rekam medis meliputi aspek
fisik, aspek biologis, dan aspek kimiawi, kerahasiaan dokumen rekam
medis, protap dan kebijakan rumah sakit. Dan wawancara dilakukan
kepada kepala unit rekam medis dan 8 orang petugas rekam medis yang
bersangkutan dengan pendekatan Cross Sectional yaitu cara menganalisis
variabel-variabel penelitian bersifat sewaktu-waktu untuk memperoleh
data yang lebih lengkap dan tepat.
4.2 Subjek dan Objek
4.2.1 Subjek Penelitian
Subjek Penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel
tertentu yang ditetapkan untuk di pelajari dan di tarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Dengan demikian subjek dalam
penelitian ini adalah Petugas Keamanan dan Kerahasiaan Rekam
Medis, keseluruhan petugas rekam medis berjumlah 9 petugas, dan
untuk petugas keamanan dan kerahasiaan rekam medis berjumlah 8
petugas dan yang 1 kepala rekam medisnya.
4.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi
pemusatan pada kegiatan penelitian, atau dengan kata lain segala
sesuatu menjadi sasaran penelitian (Sugiyono, 2013). Objek pada
penelitian ini adalah dokumen rekam medis.

18
19

4.3 Kerangka Operasional Penelitian

Populasi
Seluruh petugas reakm medis atau petugas filling dalam pelaksanaan
penyimpanan berkas rekam medis yang berjumlah 9 petugas

Desain Penelitian
Jenis penelitian Deskriptif Kualitatif

Kegiatan Penelitian
Wawancara kepada petugas rekam medis
RSAU dr. Efram Harsana.

Pengumpulan Data
1. Wawancara dengan petugas rekam medis
2. Observasi

Hasil Penelitian dan Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


4.4.1 Variabel Penelitian
Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudia ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2018).
Variabel Penelitian ini adalah
1. Keamanan rekam medis faktor intrinsik.
2. Keamanan rekam medis faktor ekstrinsik.
3. Kerahasiaan Dokumen Rekam Medis.
20

4.4.2 Definisi Operasional Variabel


Definisi Operasional Variabel adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu
yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015).Definisi variabel-variabel
penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam
mengumpulkan data.
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian

NO VARIABEL DEFINISI PARAMETER INSTRUMEN


. OPERASIONAL
1. Keamanan Penyebab kerusakan Faktor lingkungan Obsevasi dan
Rekam Medis rekam medis berasal fisik(Agus Sugiarto, wawancara
faktor dari 3 faktor : faktor 2014) :
ekstrinsik fisik, kimia, biologis. 1. Temperatur
2. Kelembaban udara
3. Sinar matahari
4. Polusi udara
Debu
Faktor kimiawi (Agus Observasi dan
Sugiarto, 2014) : wawancara
Kerusakan arsip yang lebih
diakibatkan merosotnya
kualitas kandungan bahan
kimia dalam bahan arsip.
21

NO. VARIABEL DEFINISI PARAMETER INSTRUMEN


OPERASIONAL
Faktor biologis (Agus Observasi dan
Sugiarto, 2014) : wawancara
1. Jamur
2. Kutu buku
3. Rayap
4. Kecoa dan tikus

2. Keamanan Penyebab kerusakan Penyebab kerusakan yang Observasi dan


Rekam yang berasal dari berasal dari benda arsip itu wawancara
Medis faktor sendiri, misalnya (Agus
benda arsip itu
intrinsik Sugiarto, 2014) :
sendiri. 1. Kualitas kerja
2. Pengaruh tinta
3. Pengaruh lem pelekat
dan lain-lain
3. Kerahasiaan Kerahasiaan Kerahasiaan rekam medis Observasi dan
Rekam merupakan yang ditetapkan di RSAU dr. wawancara
Medis Efram Harsana Lanud
pembatasan
Iswahjudi Magetan:
pengungkapan 1. Hanya petugas rekam
informasi pribadi medis yang diizinkan
masuk ruang filling
tertentu. Dalam hal dokumen rekam
ini mencakup medis.
2. Dilarang mengutip
tanggung jawab sebagian atau seluruh
untuk menggunakan, isi rekam medis untuk
badan-badan atau
mengungkapkan, perorangan, kecuali
atau mengeluarkan yang telah ditentukan
oleh peraturan
informasi hanya perundang-undangan
dengan yang berlaku.

sepengetahuan dan
izin individu (Agus
Sugiarto, 2014).
22

4.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data, instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner,
formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan
pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini
instrument yang digunakan yaitu :
1. Pedoman observasi dengan mengamati pelaksanaan penyimpanan
medis secara langsung untuk mengetahui keamanan dan rekam medis
ditinjau dari aspek fisik, kimia, dan biologi serta mengetahui aspek
kerahasiaan rekam medis.
2. Pedoman wawancara kepada petugas rekam medis merupakan teknik
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh
pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden di
catat atau direkam. Pada penelitian ini menggunakan jenis wawancara
terstruktur, yaitu peneliti telah menyiapkan instrument penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya
telah disiapkan. Meliputi handphone untuk merekam suara, alat tulis :
bolpoin, buku, penggaris.

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian


4.6.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu di unit rekam medis bagian filling di RSAU
dr. Efram Harsana yang mempunyai alamat Jl. Raya Solo,
Maospati, Magetan.
4.6.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2021 di unit
rekam medis bagian Filling RSAU dr. Efram Harsana.
23

4.7 Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi yaitu merupakan teknik pengumpulan data, dimana
peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Pada penelitian ini
melakukan observasi langsung di unit rekam medis bagian Filling
RSAU dr. Efram Harsana.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada
responden, dan jawaban-jawaban responden di catat atau direkam.Pada
penelitian ini menggunakan jenis wawancara terstruktur, yaitu peneliti
telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternative jawabannya telah disiapkan. Meliputi
handphone untuk merekam suara, alat tulis : bolpoin, buku, penggaris.

4.8 Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara
sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2012). Miles and Huberman mengemukakan terdapat 3
langkah dalam analisis data yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi
data.
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya.
Sehingga data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data. Dengan demikian data yang telah di reduksi akan memberikan
24

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk


melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan
(Sugiyono, 2012).
2. Display Data
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya dalam analisis
data ini adalah display data atau penyajian data.Miles and Huberman
menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah di pahami tersebut (Sugiyono, 2012).
3. Verifikasi Data
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena masalah dan rumusan masalah bersifat sementara dan
akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.

4.9 Etika Penelitian


Dalam penelitian ini juga terdapat etika dalam penelitian dan dibedakan
menjadi 3 bagian menurut (Nursalam,2016) yaitu :
1. Prinsip Manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilakukan tnpa mengakibatkan penderitaan kepada
subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi


25

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan


yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa
partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah di
berikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat
merugikan subjek dalam bentuk apapun.
c. Risiko (benefit ratio)
Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan
yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (Respect human dignity)
a. Hak untuk ikut /tidak menjadi responden (right to self
determination)
Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai
hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun
tidak, tanpa adanya sanksi apapun atau akan berakibat terhadap
kesembuhannya, jika mereka seorang klien.
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan
(right to full disclosure)
Seorang penelitian harus memberikan penjelasan secara terperinci
serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada
subjek.
c. Inform concent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responden pada informed
concent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya
akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip keadilan (Right to justice)


26

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair


treatment)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan
sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya
diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau
dikeluarkan dari penelitian.
b. Hak dijaga untuk kerahasiaannya (right to privacy)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwadata yang diberikan
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama(anonymity)
dan rahasia (confidentility).
DAFTAR PUSTAKA

Prasasti, Taziah Intan. Santoso, Dian Budi. (2017). “Keamanan dan Kerahasiaan
Berkas Rekam Medis di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen” Diploma
III Rekam Medis Sekolah Vokasi UGM.

Dindasari, Dea Ayu. (2019). “Tinjauan Aspek Keamanan dan Kerahasiaan


Rekam Medis di Rumah Sakit Setia Mitra Jakarta Selatan”.Jurnal Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan.

Hutauruk, Puput Melati. Astuti, Widya Tri. (2018). “Tinjauan Aspek Keamanan
dan Kerahasiaan Dokumen Rekam Medis di Ruang Filling Rumah Sakit
Khusus (RSK) Paru Medan Tahun 2018”.APIKES Imelda.

Depkes RI. (1997). Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia.


Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medis.

Valentina, Sebayang, S.B (2018). “Faktor Penyebab Kerusakan Dokumen Rekam


Medis di Ruang Penyimpanan Mitra Sejati Medan.” Ilmiah Perekam Dan
Informasi Kesehatan Imelda, 386.

Peraturan Menteri Republik Indonesia 269/ Menkes/ Per/ III/ 2008 tentang Rekam
Medis.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 55 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan


Pekerjaan Rekam Medis.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/ Menkes/ Per/ III/ 2010 Tentang
Klasifikasi Rumah Sakit.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia.2008, Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia No. 269/ Menkes/ Per/ III/ 2008. Tentang “Rekam
Medis”. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Permenkes RI No 36 Tahun 2012 pasal 5 ayat 1 Tentang Keamanan dan


Kerahasiaan Rekam Medis.

27
28

Lampiran 1
Pedoman Wawancara :

1. Usaha apa saja yang dilakukan guna menjaga kerahasiaan berkas rekam medis
?
2. Usaha apa saja yang dilakukan guna menjaga keamanan berkas rekam medis
agar tetap aman dari aspek fisik, aspek kimiawi, aspek biologis ?
3. Apakah sudah terdapat anggaran khusus guna menunjang pelaksanaan
pengamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis ?
4. Apakah ada metode khusus yang digunakan guna melaksanakan proses
pengamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis ?
5. Apakah terdapat peralatan khusus guna menunjang proses pelaksanaan
pengamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis ?
6. Apa yang di lakukan jika terjadi kerusakan pada berkas rekam medis ?
7. Apakah bahan yang digunakan untuk rak menyimpan berkas rekam medis
sudah terbuat dari besi ?
8. Siapakah yang harus bertanggung jawab bilamana terjadi kehilangan berkas
rekam medis ?
9. Apakah terdapat petugas khusus guna menjaga keamanan serta kerahasiaan
berkas rekam medis ?
10. Apakah SPO sudah terlaksana dengan baik dan sesuai prosedur ?
11. Bagaimana tugas pokok dan fungsi petugas unit rekam medis di bagian
filling ?
12. Apakah masih terdapat petugas yang melakukan aktifitas makan dan minum di
ruangan unit rekam medis (Filling) ?
29

Lampiran 2
Format Pengajuan Judul
30
31

Lampiran 3
Surat Izin Pengambilan Data Awal
32

Lampiran 4
Surat Balasan Izin Pengambilan Data Awal
33

Lampiran 5
Lembar Konsul Dosen Pembimbing
34

Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI KEAMANAN DAN KERAHASIAAN
REKAM MEDIS
Obyek : Dokumen Rekam Medis
Hari/Tanggal : .............................................
Petunjuk : Beri tanda centang (v) di dalam kolom penilaian

NO JAWABAN
PERTANYAAN
ADA TIDAK

1. Faktor a. Kualitas Kertas


Intrinsik b. Kualitas Tinta

2. Faktor Faktor kimia :


Ekstrinsik
a. Debu
b. Polusi Udara
c. Sinar matahari
d. Kelembapan Udara
e. Temperatur

Faktor Fisik :

a. Adanya rembesan air


b. Terdapatnya atap yang bocor
c. Kurangnya rak penyimpanan
rekam medis

Faktor Biologis :

a. Jamur
b. Kutu buku
c. Rayap
d. Kecoa
e. Tikus

Anda mungkin juga menyukai