Anda di halaman 1dari 51

PROPOSAL

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGUMPULAN


INDIKATOR MUTU UNIT KE KMKP DI RUMAH SAKIT TINGKAT III
BRAWIJAYA SURABAYA

Disusun Oleh :
Yolanda Ayunistya Fridhwati Sartono
NIM: 201612039

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


YAYASAN RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO
PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
SURABAYA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGUMPULAN


INDIKATOR MUTU UNIT KE KMKP DI RUMAH SAKIT TINGKAT III
BRAWIJAYA SURABAYA

Telah layak untuk diseminarkan


sebagai persyaratan melakukan penelitian

Disetujui pada tanggal: …………………………

Dosen Pembimbing

Serlly Frida Drastyana, S.KM,M.KL

i
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGUMPULAN


INDIKATOR MUTU UNIT KE KMKP DI RUMAH SAKIT TINGKAT III
BRAWIJAYA SURABAYA

Telah diuji pada tanggal 15 April 2020

Dosen Penguji 1, Dosen Pembimbing/Penguji 2,

Sendy Ayu Mitra Uktutias, S.ST.,M.kes Serlly Frida Drastyana, S.KM,M.KL


.

Mengetahui,
Koordinator SKRIPSI,

M. Risya Rizki, SKM., M.Kes.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Proposal Skripsi dengan judul “Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan

Pengumpulan Indikator Mutu Unit Di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya

Surabaya”

Proposal Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

sarjana kesehatan Dengan adanya dukungan dan bantuan dari dosen pembimbing

akademik, dosen pembimbing lapangan, dan teman sejawat sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar dan baik. Untuk itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Fatchur Rochman, Sp.KFR(K) selaku Ketua STIKES Yayasan Rumah

Sakit Dr.Soetomo Surabaya.

2. Sri Nawangwulan, S.KM., M.Kes. selaku Ketua Prodi S1 Administrasi

Rumah Sakit STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya.

3. Serlly Frida Drastyana, S.KM, M.KL, selaku Dosen Pembimbing

Proposal yang memberikan petunjuk, koreksi, serta saran guna

penyusunan Proposal Skripsi

4. Sendy Ayu Mitra Uktutias, S.ST.,M.kes selaku Dosen Penguji Proposal

Skripsi

5. M. Risya Rizki, SKM., M.Kes selaku Koordinator Proposal Skripsi

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGATAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viiii
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Kajian / Identifikasi Masalah ........................................................6
1.4 Rumusan Masalah .........................................................................8
1.5 Tujuan ...........................................................................................8
1.5.1 Tujuan Umum .....................................................................8
1.5.2 Tujuan Khusus ....................................................................8
1.6 Manfaat .........................................................................................8
1.6.1 Manfaat Bagi Peneliti .........................................................8
1.6.2 Manfaat Bagi Rumah Sakit .................................................9
1.6.3 Manfaat Bagi Stikes Yayasan RS Dr. Soetomo..................9
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ........................................................................10
2.1 Rumah Sakit ................................................................................10
2.2 Mutu ............................................................................................11
2.3 Indikator Mutu ............................................................................14
2.4 Teori Manajemen ........................................................................15
2.4.1 Unsur-Unsur Manajemen..................................................16
2.4.2 Fungsi manajemen ............................................................17
BAB 3 KERANGKA KONSEP ...................................................................21
3.1 Kerangka Konseptual ..................................................................21
3.2 Penjelasan Kerangka Konsep Penelitian.....................................22

iv
BAB 4 METODE PENELITIAN ...............................................................24
4.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian .................................................24
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................24
4.2.1 Tempat Penelitian .............................................................24
4.2.2 Waktu Penelitian ...............................................................24
4.3 Teknik Pengambilan Informan ...................................................25
4.4 Informan Penelitian.....................................................................25
4.5 Sumber Penelitian .......................................................................26
4.6 Metode Pengumpulan Data .........................................................26
4.7 Alat Bantu Pengumpulan Data ...................................................28
4.8 Metode Analisis Data..................................................................28
4.9 Uji keabsahan data/ Validasi Data ..............................................32
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................35
LAMPIRAN .................................................................................................37

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu................................................................18

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Alur pencatatan dan pelaporan data indikator Mutu..................4

Gambar 1.2 Grafik pengumpulan laporan indikator mutu Tahun 2019.........5

Gambar 1.3 Identifikasi Penyebab Masalah...................................................6

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual................................................................22

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Form Supervisi Pengumpulan Data Tahun 2019

Lampiran 2 Standart Operasional Prosedur

Lampiran 3 Persetujuan Responden

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Untuk

meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit didukung dengan adanya

penyelenggaraan rekam medis yang merupakan salah satu upaya pelayanan

kesehatan yang bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi

dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. (Undang-Undang no 44

tahun 2009)

Mutu pelayanan rumah sakit adalah tingkat dimana pelayanan

kesehatan pasien ditingkatkan mendekati hasil yang diharapkan dan

mengurangi faktor-faktor yang tidak di inginkan. Dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit disiusun

indikator untuk mengukur kualitas pelayanan (Depkes RI, 2003)

Komite Mutu Keselamatan Pasien adalah salah satu unit yang ada di

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya yang bertujuan untuk meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kegiatan utama dalam Komite

Mutu dan Keselamatan Pasien adalah setiap anggota terkait berpartisipasi

dalam peningkatan mutu rumah sakit dengan menggunakan data maupun

sistem yang ada di rumah sakit. (Buku Pedoman KMKP Rumah Sakit

Tingkat III Brawijaya, 2019).

1
2

Penetapan indikator di Indonesia dipandu oleh Peraturan Menteri

Kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Rumah Sakit. Dalam lampiran Permenkes tersebut, diatur 21 jenis

pelayanan dan 107 indikator yang telah ditetapkan standar minimalnya

dengan nilai tertentu sedangkan Indikator Mutu di Rumah Sakit Tingkat III

Brawijaya mengacu pada standar Joint Commission International (JCI) dan

Indikator Mutu Nasional, yaitu 11 indikator klinis, 9 indikator manajerial

yang menuju pada pemenuhan 6 sasaran keselamatan pasien dan 12

Indikator Mutu Nasional.

Pengumpulan indikator mutu unit di rumah sakit tingkat III Brawijaya

Surabaya perlu dilakukan oleh setiap bagian atau instalasi sesuai dengan

regulasi rumah sakit berupa SOP (Standart Operasional Prosedur)

pencatatan dan pelaporan indikator mutu yang telah disepakati bersama,

namun pegawai rumah sakit yang bertugas mengumpulkan indikator mutu

unit ke KMKP (Komite Mutu dan Keselamatan Pasien) sering mengalami

keterlambatan yaitu yang idealnya pengumpulan indikator mutu unit ke

KMKP setiap tanggal 5 bulan berikutnya. Keterlambatan ini dikarenakan

pegawai rumah sakit yang bertugas mengumpulkan indikator mutu tidak

tepat waktu sehingga tidak sesuai dengan SOP (Standart Operasional

Prosedur) yang berlaku. Berikut penjelasan SOP terkait pengumpulan

Indikator Mutu Unit di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya :

1. Pencatatan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


3

a. Petugas pengumpul data mencatat data indikator mutu kedalam format

laporan resmi rumah sakit.

b. Mencatat data (monitoring) dilakukan setiap hari dan di laporkan

setiap satu bulan sekali kepada Kepala Instalasi.

c. Sebelum data di laporkan ke Kepala Instalasi wajib di validasi oleh

kepala ruangan.

d. Kepala instalasi mengolah data secara sederhana dan memberikan

analisa rekomendasi secara sederhana.

e. Kepala instalasi melaporkan data setiap satu bulan kepada KMKP

(setiap tgl 5 bulan berikutnya)

2. Pelaporan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. KMKP menyajikan data yang telah diolah dan dianalisa kedalam

formatlaporan resmi rumah sakit.

b. KMKP menyampaikan hasil kepada Kepala Rumah Sakit setiap tiga

bulan sekali.

c. Kepala Rumah sakit melaporkan kepada Pemilik Rumah Sakit

yaituKakesdam V Brawijaya.

d. Mendapatkan rekomendasi (feedback) dari kakesdam V Brawijaya

setelah penyampaian hasil.

e. Melaksanakan rapat koordinasi tindak lanjut dari feedback

KakesdamV Brawijaya.

f. Rapat dipimpin oleh Kepala Rumah sakit dan diikuti oleh KMKP,PPI,

KKPRS, Komdik, Komper, Kainstalasi/Kaunit dan ka ruangan


4

g. Distribusi laporan kepada Kepala RS dan unit lain yang

membutuhkanlaporan tersebut.

Di dalam Standart Operasional Prosedur KMKP, terdapat alur pencatatan

dan pelaporan di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya sebagai

berikut :

Gambar 1.1 Alur pencatatan dan pelaporan data indikator Mutu

Dilihat dari gambar 1.1 bahwa alur manajemen data di Rumah Sakit

Tingkat III Brawijaya Surabaya diawali dengan proses pengumpulan data

oleh anggota ruangan, lalu dilakukan validasi oleh kepala ruangan yang

kemudian akan dilaporkan dan dikumpulkan kepada Komite Mutu

Keselamatan Pasien (KMKP) setiap satu bulan sekali lalu setiap tiga bulan
5

sekali akan di laporkan kepada Kepala Rumah Sakit dan proses terakhir

akan di serahkan kepada Pemilik (Kakesdam V Brawijaya)

Berdasarkan data pengumpulan indikator mutu unit ke Komite Mutu

dan Keselamatan pasien di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

pada tahun 2019 yang diperoleh pada saat magang sebagai berikut :

Gambar 1.2 Grafik ketepatan waktu pengumpulan laporan indikator mutu

Tahun 2019

Berdasarkan Gambar 1.2 data pengumpulan form supervisi tahun

2019 menunjukkan bahwa terdapat 15 unit yang melakukan keterlambatan

pengumpulan sehingga tidak sesuai dengan SOP (Standar Operasional

Prosedur) yaitu Poli bedah, Poli THT ,Poli syaraf, Poli anak, Poli dalam,Poli

rehab medik, Poli TB, Ruang dahlia, Ruang Bougenvile, Ruang nusa indah,

Ruang anggrek, Ruang ICU, OK dan Instalasi RM, dan Poli mata dan 2
6

diantaranya yang sering melakukan keterlambatan hingga 12 kali di rentan

waktu bulan Januari-Desember 2019 adalah Poli THT dan Poli Syaraf,

sedangkan 6 unit lainnya melakukan pengumpulan indikator mutu tepat

waktu yaitu IGD, Poli kandungan, Laboratorium, Radiologi, Instalasi

Farmasi, dan ruang Tulip. Sesuai dengan SOP, pengumpulan indikator mutu

unit dikatakan terlambat apabila batas pengumpulan melebihi peraturan

yang ada di SOP Pencatatan dan Pelaporan yaitu seharusnya pengumpulan

ke KMKP dilakukan satu bulan sekali pada saat tanggal 5. Sehingga

menjadi sebuah masalah yang perlu dicari tau faktor penyebab

keterlambatan pengumpulan indikator mutu unit di Rumah Sakit Tingkat III

Brawijaya.

1.2 Kajian / Identifikasi Masalah

Gambar 1.3 Identifikasi Penyebab Masalah menggunakan Fishbone


7

Dari Gambar 1.3 peneliti menjelaskan bahwa kemungkinan keterlambatan

pengumpulan indikator mutu unit dipengaruhi beberapa faktor yaitu man,

methode, machine, material dan money. Berikut penjelasannya :

1. Faktor Man

Faktor man meliputi kepatuhan pegawai terhadap SPO. SPO merupakan

peraturan berupa langkah-langkah dalam menjalankan pekerjaan jika pegawai

tidak mematahui SPO pencatatan dan pelaporan di rumah sakit terkait

pengumpulan indikator mutu akan menyebabkan keterlambatan pengumpulan

2. Faktor Methode

Faktor Methode meliputi reward dan punishment. Reward dan

Punishment adalah bentuk apresiasi dari rumah sakit yang diberikan oleh

petugas dalam menjalankan pekerjaannya.

3. Faktor Material

Faktor meterial meliputi laporan bulanan yang belum semua berjalan yang

menyebabkan keterlambatan

4. Faktor Machine

Faktor Machine yaitu sistem informasi manajemen rumah sakit yang

berfungsi untuk proses pengumpulan data, pengolahan serta penyajian data

rumah sakit se-indonesia

5. Faktor Money

Faktor Money berupa remunerasi yang diberikan rumah sakit untuk

meningkatkan motivasi pegawai dalam menjalankan tugas.


8

1.3 Rumusan Masalah

Apa faktor penyebab keterlambatan pengumpulan indikator mutu di

Rumah Sakit tingkat III Brawijaya Surabaya ?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Menganalisis faktor penyebab keterlambatan pengumpulan indikator

mutu di Rumah Sakit tingkat III Brawijaya Surabaya

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi faktor penyebab keterlambatan pengumpulan

indikator mutu unit di Rumah Sakit tingkat III Brawijaya Surabaya

2. Menganalisis faktor penyebab keterlambatan pengumpulan indikator

mutu di Rumah Sakit tingkat III Brawijaya Surabaya

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti

1. Menambah pengetahuan peneliti terkait faktor penyebab

keterlambatan pengumpulan indikator mutu unit di Rumah Sakit

tingkat III Brawijaya Surabaya

2. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengidentifikasi masalah

3. Dapat membantu mencari solusi terkait sebuah permasalahan yang ada

di Rumah Sakit
9

1.5.2 Manfaat Bagi Rumah Sakit

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai solusi maupun bahan

evaluasi dalam mengatasi keterlambatan pengumpulan indikator mutu unit di

Rumah Sakit tingkat III Brawijaya Surabaya

1.5.3 Manfaat Bagi Stikes Yayasan RS Dr. Soetomo

Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi serta menjadi

bahan atau referensi bagi peneliti berikutnya.


BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan

secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan, serta merupakan

institusi yang dapat member keteladanan dalam budaya hidup bersih dan

sehat serta kebersihan lingkungan (Depkes RI,2003).

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah

sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan yang juga merupakan

tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan

derajad kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan

dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit

(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan

terpadu serta berkesinambungan (Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit) Sedangkan pengertian lainnya

10
11

Rumah sakit menurut World Health Organization (1957) adalah suatu

bagian dari organisasi medis dan social yang Mempunyai fungsi untuk

memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif

maupun preventif pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan

lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

tenaga kesehatan dan penelitian biologi, psikologi, social ekonomi dan

budaya.

Menurut PMK No 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi Rumah Sakti

Umum dan Rumah Sakit Khusus menjadi :

1. Rumah Sakti Umum diklasifikasikan menjadi :

a. Rumah Sakit Umum Kelas A

b. Rumah Sakit Umum Kelas B

c. Rumah Sakit Umum Kelas C

d. Rumah Sakti Umum Kelas D dan D Pratama

2. Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi :

a. Rumah Sakit Khusus Kelas A

b. Rumah Sakit Khusus Kelas B

c. Rumah Sakit Khusus Kelas C.

2.2 Mutu

Menurut Depkes RI, 2003 mutu adalah tingkat dimana pelayanan

kesehatan pasien Ditingkatkan mendekati hasil yang diharapkan dan

mengurangi faktor-faktor yang tidak di inginkan sedangkan menurut buku


12

Pedoman Pengorganisasian Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah

Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya, mutu pelayananan umah Sakit adalah

derajat kesempurnaan pelayanan Rumah Sakit untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

standart profesi dan standart pelayanan dengan menggunakan potensi

sumber daya yang tersedia di Rumah SakitTingkat III Brawijaya secara wajar,

efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan

norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan

dan kemampuan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya dan masyarakat

konsumen.Upaya Peningkatan Mutu adalah keseluruhan upaya dan kegiatan

yang komprehensif dan integratif yang menyangkut input, proses dan output

secara objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan

kewajaran pelayanan terhadap pasien, dan memecahkan masalah-masalah

yang terungkapkan sehingga pelayanan yang diberikan berdaya guna dan

berhasil guna.

Lori di Prete Brown, et. Al dalam Wijono, 1999, menjelaskan bahwa

kegiatan manajemen mutu dapat menyangkut dalam beberapa dimensi :

1. Kompetensi teknis, yang terkait dengan keterampilan,

kemampuan dan penampilan petugas. Kompetensi teknis yang

tidak sesuai standart dalam merugikan pasien.

2. Akses terhadap pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan

geografis, sosial dan ekonomi, budaya atau hambatan bahasa.


13

3. Efektivitas, kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari

efektifitas pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai standart

yang ada.

4. Hubungan antar manusia , berkaitan dengan interaksi antara

petugas kesehatan dan pasien, manajer, petugas serta antar tim

kesehatan. Hubungan antar manusia yang baik menanamkan

kepercayaan dan kredibilitas dengan cara menghargai, menjaga

rahasia, menghormati, responsife, dan memberikan perhatian.

5. Efisiensi, pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh efisiensi

sumber daya pelayanan kesehatan. Pelayanan yang efisien akan

memberikan perhatian yang optimal daripada memaksimalkan

pelayanan pasien dan masyarakat.

6. Kelangsungan pelayanan, klien menerima pelayanan yang

lengkap sesuai yang dibutuhkan. Klien hendaknya mempunyai

terhadap pelayanan rutin dan preventif.

7. Keamanan dan kenyaman klien , mengurangi resiko cidera,

infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang berkaitan dengan

pelayanan. Keamanan pelayanan melibatkan petugas dan pasien.

8. Keramahan dan kenikmatan (amenietis) berkaitan dengan

pelayanan kesehatan yang tidak berhungan langsung dengan

efektifitas klinik tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan

bersedia untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh

pelayanan berikutnya.
14

2.3 Indikator Mutu

Indikator Mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran

terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur prestasi

yang digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap besaran

target atau standart yang telah ditetapkan sebelumnya sedangkan menurut

WHO (2001) indikator adalah variabel untuk mengukur perubahan. Indikator

sering digunakan terutama bila perubahan tersebut tidak dapat diukur.

Indikator yang ideal harus memiliki 4 kriteria, yaitu :

1. Valid, yaitu benar benar dapat di pakai untuk mengukur yang akan dinilai

2. Reliable, yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama pada saat yang

berulang kali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.

3. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak

perlu banyak.

4. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas dan

tidak

tumpang tindih.

Menurut Buku Pedoman KMKP Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya

Surabaya tahun 2019 Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur

dengan menggunakan 3 variabel, yaitu :

1. Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan

pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan,

bahan, teknologi, organisasi, informasi, dan lain-lain. Pelayanan


15

kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu

pula. Hubungan struktur dengan mutu pelayanan kesehatan adalah

dalam perencanaan dan penggerakan pelaksanaan pelayanan

kesehatan.

2. Proses, merupakan aktivitas dalam bekerja, adalah merupakan

interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen

(pasien/masyarakat). Proses ini merupakan variabel penilaian mutu

yang penting.

3. Output, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang

terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari

konsumen tersebut.

Indikator Mutu Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya mengacu pada

standar Joint Commission International (JCI) dan Indikator Mutu Nasional,

yaitu 11 indikator klinis, 9 indikator manajerial yang menuju pada

pemenuhan 6 sasaran keselamatan pasien dan 12 Indikator Mutu Nasional.

Semua indikator ini berdasarkan pada efektifitas (effectivenes), efisiensi

(efficiency), keselamatan (safety) dan kelayakan (appropriateness).

2.4 Teori Manajemen

Manajemen berasal dari kata “to manage” yang artinya mengatur.

Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari

fungsi-fungsi manajemen itu. Dalam hal ini, yang diatur adalah semua

unsur-unsur manajemen yang terdiri dari: men, money, methods, materials,


16

machines, agar dapat efektif dan efesien dalam mencapai suatu tujuan

perusahaan Malayu S.P Hasibuan (2008).

2.4.1 Unsur-Unsur Manajemen

Menurut Harrington Emerson (1960) Untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan diperlukan alat-alat sasaran (tools) atau unsur-unsur

manajemen. Unsur manajemen terdiri dari : Man, Money, Methode,

Machine dan Material, disingkat 5M.

1. Man (Manusia)

Manajemen melibatkan sumber daya manusia, peran sumber daya manusia

sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Sumber daya

mencakup keseluruhan manusia yang ada dalam organisasi perusahaan,

yaitu mereka yang secara keseluruhan terlibat dalam organisasi bisnis

perusahaan.

2. Money (Uang)

Input yang digunakan untuk proses menjadi barang atau jasa pada

organisasi meliputi bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, atau

sumber daya manusia, dana atau modal, sistem atau metode serta

kewirausahaan. Uang atau dana merupakan bagian dari input dalam proses

menghasilkan barang atau jasa.

3. Machines (Mesin)

Mesin merupakan salah satu alat bantu yang sangat vital yang dibutuhkan

dalam berbagai aktifitas produksi.


17

4. Method (Metode)

Metode adalah salah satu unsur manajemen yang berperan penting dalam

kelangsungan organisasi unsur yang saat ini berhak atas metode yang akan

diterapkan guna menjalankan organisasi agar dapat menjalankan

organisasi secara efektif dan efisien.

5. Material (Material)

Material merupakan unsur manajemen yang perlu dikelola dengan benar

agar organisasi dapat berjalan secara efisien.

2.4.2 Fungsi manajemen

adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam

proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2008) fungsi manajemen dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Perencanaan (planning), adalah proses penentuan tujuan dan pedoman

pelaksanaan dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada.

2. Pengorganisasian (organizing), adalah suatu proses penentuan,

pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang

diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap

aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang

yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan

melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.


18

3. Pengerahan (actuating), adalah mengarahkan semua bawahan, agar

mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan.

4. Pengendalian (controlling), adalah proses pengaturan berbagai faktor

dalam suatu perusahaan agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam

rencana.

Penelitian terdahulu yang sesuai dengan judul yang diambil oleh peneliti

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Tahun Permasalahan Kesimpulan


penelitian/Penulis penelitian
1. Faktor Penyebab 2016 Keterlambatan Hasil penelitian
Keterlambatan penyerahan klaim dapat disimpulkan
Penyerahan Klaim pasien rawat inap bahwa faktor
BPJS di Rumah disebabkan karena penyebab
Sakit Panti Nugroho berkas rekam keterlambatan
medis yang terletak pada
kembali dari faktor man yaitu
bangsal rawat inap petugas
tidaklengkap. verivikator,
Tujuan penelitian dokter dan
ini adalah petugas
mengetahui pengkodean.
penyebab Faktor machine
terjadinya karena SIM RS
keterlambatan belum terintegrasi
penyerahan BPJS dengan INA-
kepada verifikator CBGS. Faktor
independen di methode adalah
Rumah Sakit Panti karena
Nugroho implementasi
SPO yang belum
lancar.
19

No Judul Tahun Permasalahan Kesimpulan


penelitian/Penulis penelitian
2. Faktor Penyebab 2017 Keterlambatan Dari hasil
Keterlambatan pengembalian penelitian tersebut
Pengembalian dokumen rekam dapat disimpulkan
Dokumen Rekam medis rawat inap di bahwa faktor-
Medis Di Rs X RS X faktor yang
Kabupaten Kediri/ menyebabkan
Sayyidah Mirfat keterlambatan
pengembalian
dokumen
rekam medis di
RS X yaitu faktor
sumber daya
manusia yang
terdiri dari
kurangnya
kedisiplinan
dokter dalam
pengisian rekam
medis, perawat
kurang paham
mengenai
kelengkapan
klaim BPJS,
perawat lupa
mengingatkan
dokter untuk
mengisi resume
medis dan tanda
tangan.

3. 2015 Pengembalian Berdasarkan hasil


sensus harian rawat penelitian
Faktor-Faktor
inap ke unit rekam diketahui bahwa
Keterlambatan
medis di RSUD sensus harian
Pengembalian
Kab. Ciamis sering mengalamiketerla
Sensus Harian
mengalami mbatan selama
Rawat Inap Di Rsud
keterlambatan. dua minggu, hal
Kab.Ciamis/Firman
Penelitian ini tersebut tidak
Cahya Diningrat,
bertujuan untuk sesuai dengan
Poltekkes
mengetahui faktor- Standart
Kemenkes
faktor Operasional
Tasikmalaya
keterlambatan Prosedur (SOP).
pengembalian Penyebab dari
20

sensus harian rawat keterlambatan


inap ke unit rekam pengembalian
medis di RSUD sensus harian
Kab. Ciamis. adalah kurangnya
tanggung jawab
petugas dan
ketidaksesuaian
beban keja
sehingga
mengakibatkan
rendahnyaprodukt
ivitas kerja.
BAB 3
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konseptual

1. Faktor Man
a. Pegawai kurang mematuhui
SOP
2. Faktor Methode
a. Reward dan Punishment
3. Faktor Material Keterlambatan
pengumpulan indikator
a. laporan unit mutu ke KMKP
4. Faktor Machine
a. SIM RS (Sistem Informasi
Manjemen Rumah sakit)
5. Faktor Money
a. Remunerasi

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

21
22

3.2 Penjelasan Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan Gambar 3.1 tentang skema kerangka konseptual diatas

dapat dijelaskan bahwa faktor penyebab keterlambatan pengumpulan

indikator mutu di rumah ada 5 faktor yaitu Man, Metode, Material,

Machine, dan Money. Hal ini sesuai dengan landasan teori yang dipakai

oleh peneliti yaitu menggunakan teori unsur-unsur manajemen milik

Harrington Emerson (1960). Berikut penjelasannya :

1. Faktor Man :

Faktor man meliputi kepatuhan pegawai terhadap SPO. SPO

merupakan peraturan berupa langkah-langkah dalam menjalankan

pekerjaan jika pegawai tidak mematahui SPO pencatatan dan pelaporan di

rumah sakit terkait pengumpulan indikator mutu akan menyebabkan

keterlambatan pengumpulan

2. Faktor Methode :

Faktor Methode meliputi reward dan punishment. Reward

seharusnya diberikan kepada pegawai jika mengumpulkan laporan tepat

waktu sebagai bentuk apresiasi dari rumah sakit menjalankan

pekerjaannya sedangkan Punishment seharusnya diberikan kepada

pegawai jika pengumpulan laporan melewati batas yang telah ditentukan.

3. Faktor Material :

Faktor Material meliputi laporan unit sebagai bentuk dari

pelaporan indikator mutu. Laporan bulanan unit yang belum terkumpul

akan menyebabkan keterlambatan pengumpulan KMKP ke Karumkit.


23

4. Faktor Machine :

Faktor Machine meliputi SIM RS (Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit). SIM RS berfungsi untuk proses pengumpulan data,

pengolahan serta penyajian data rumah sakit.

5. Faktor Money :

Faktor Money meliputi Remunerasi. Remunerasi pemberian gaji

tambahan sebagai bentuk apresisasi yang diberikan rumah sakit untuk

meningkatkan motivasi pegawai dalam menjalankan tugas serta

mendorong dan menjadikan SDM yang berkualitas.


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif Kualitatif.

Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau

melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya (Nawawi dan Martini, 1996). Penelitian deskriptif

kualitatif ditujukkan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada baik secara ilmiah maupun rekayasa manusia,

yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan

antar kegiatan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2011).

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Tingkat III

Brawijaya Surabaya yang beralamat di Jl.KsatrianNo17Surabaya, Jawa

Timur, Indonesia.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di unit Peningkatan Mutu dan Keselamatan

Pasien (KMKP) pada bulan April sampai dengan Mei 2020

24
4.3 Teknik Pengambilan Informan

Dalam penelitian ini teknik pengambilan informan menggunakan

teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan informan sesuai dengan

kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian.

4.4 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti itu sendiri yang menjadi

instrument atau alat penelitian (Sugiono,2015). Peneliti merupakan inti yang

bertindak sebagai alat pengumpul data yang valid, sedangkan untuk

instrumen penunjang yaitu berupa pengumpulan data lain seperti foto dan

alat perekam suara serta dokumen-dokumen lain yang dapat digunakan

untuk menunjang keabsahan data hasil penelitian. Seorang peneliti harus

hadir di tempat penelitian agar terjadi interaksi yang positif antara peneliti

dengan informan dilapangan yang bertujuan untuk pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat

kesimpulan atas hasil penemuan pada saat penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis informan penelitian yaitu :

1. Informan awal : 15 pegawai unit yang bertugas sebagai pengumpul

data

2. Informan lanjutan : 1 ketua KMKP (Komite Mutu dan Keselamatan

Pasien)

25
4.5 Sumber Penelitian

Terdapat dua jenis sumber penelitian, yaitu :

1. Data Primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung

dengan pegawai yang bersangkutan di lokasi penelitian. Wawancara

ditujukkan kepada Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien serta 15

kepala unit yang terkait dalam pengumpulan indikator mutu dan 1 ketua

KMKP (Komite Mutu dan Keselamtan Pasien)

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai laporan atau

dokumen resmi yang ada di rumah sakit. Dalam penelitian ini di

dapatkan dari data Komite Mutu dan Keselamtan Pasien (KMKP) Rumah

Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya berupa form supervisi

pengumpulan data tahun 2019, profil dan sejarah Rumah Sakit Tingkat

III Brawijaya, visi dan misi serta Buku Pedoman Komite Mutu dan

Keselamatan Pasien.

4.6 Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data dalam penelitian ini dilakukan dengan

langkah-langkah :

1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara menghimpun bahan keterangan

yang dilakukan dengan tanya jawab secara lisan secara sepihak 6dan dengan

arah serta tujuan yang telah ditetapkan. wawancara merupakan percakapan

yang mempertemukan antara peneliti dengan informan untuk bertukar

26
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga di dapat data yang lebih

valid dan peneliti akan lebih mudah mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam tentang partisipan dalam mengintepretasi tentang situasi dan

fenomena yang terjadi dengan atau tidak menggunakan instrumen sebagai

acuan (Sugiono, 2016)

Teknik wawancara ini diperoleh langsung dari subjek penelitian

melalui serangkaian tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait langsung

dengan pokok permasalahan yang ada. Jika dalam wawancara diperoleh

keterangan yang cukup dan dirasa mampu menjelaskan permasalahan yang

ada maka wawancara dihentikan. Dalam penelitian ini informasi digunakan

untuk mengungkapkan data tentang faktor-faktor penyebab keterlambatan

pengumpulan indikator mutu unit ke KMKP (Komite Mutu dan

Keselamatan Pasien)

2. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah dasar semua ilmu penegtahuan.

Para ilmuwan bekerja berasaskan data yaitu fakta mengenai dunia

kenyataaan yang diperoleh melalui observasi (Sugiono,2015). Observasi

merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

langsung dilapangan untuk melihat secara langsung yang menjadi objek

penelitian, metode ini dilakukan tanpa harus mengajukan pertanyaan kepada

responden , tetapi juga memperoleh memperoleh gambaran keadaan yang

komperehensif yang diteliti.

27
3. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data yang

berkaitan mengenai masalah peneliti yaitu berupa dokumen maupun buku

referensi.

4.7 Alat Bantu Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan alat bantu data

Sebagai berikut :

1. Tape Recorder

Berfungsi untuk merekam pada saat wawancara dengan informan

berlangsung

2. Pedoman Wawancara

Berfungsi untuk pengambilan data agar lebih terstruktur dan berurutan

3. Buku catatan

Digunakan dalam penelitian ini untuk mencatat hal-hal penting pada

saat pengumpulan data

4.8 Metode Analisis Data

Menurut Sugiono (2009) analisis data merupakan proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun

kedalam pola, meilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

28
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang

lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelelah selesai di lapangan.

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009)

mengemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data

mencapai titik jenuh. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas

sehingga datanya sudah jenuh.

Berikut model inetraktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar

di bawah ini :

Data
Collection

Data
Display

Data
Reduction

Conclusions
drawing/verifying

Gambar 4.1 Analisis data (Interactive Model)

29
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa langkah-langkah yang ditempuh

dalam analisis data menurut Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman

(2009) yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang telah direduksi

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya. Reduksi data dibantu melalui

peralatan elektronik sepeti komputer mini dengan memberikan kode pada

aspek-aspek tertentu sehingga data itu memberi gambaran yang lebih jelas

tentang hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

2. Penyajian Data

Penyajian Data yaitu sekumpulan informasi tersusun memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian, singkat, tabel, bagan, grafik dan sejenisnya sehingga data mudah

dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Data

Selanjutnya langkah terakhir menurut Miles dan Huberman adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi data dilakukan selama proses

penelitian berlangsung seperti halnya proses reduksi dan setelah data

terkumpul maka selanjutnya diambil kesimpulan sementara dan setalah

data benar-benar lengkap maka diambil kesimpulan akhir. Peneliti sejak

30
awal selalu berusaha mencari pola, tema, hubungan , persamaan,hal-hal

yang sering timbul dan sebagainya. Maka dengan demikian kesimpulan

dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah

yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti

yang dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian

kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian

berada di lapangan.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dengan

menggunakan analisis kualitatif model interaktif adalah sebagai berikut :

1. Melakukan wawancara dengan petugas yang melakukan

pengumpulan indikator mutu unit ke KMKP

2. Melakukan wawancara dengan ketua KMKP sebagai penerima

indikator mutu unit

3. Membaca dan menjabarkan pernyataan dari petugas maupun

ketua KMKP dengan mencatat hal-hal penting yang berkaitan

dengan penyebab keterlambatan pengumpulan

4. Mengkategorikan catatan-catatan yang diambil dari sumber data

lalu mengklasifikasikannya ke dalam kategori yang sama

5. Mengkategorikan kategori yang telah disusun dan dihubungkan

dengan kategori lainnya sehingga hasilnya akan diperoleh yang

sistematis dan berhubungan

6. Melengkapi data dengan cara mengkaji isi data berupa hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi

31
7. Hasil kajian data yang telah diperoleh dan dianalisis , dijadikan

jawaban

8. Setelah menjabarkan jawaban secara terpernci, kemudian

menyusun dalam bentuk laporan

4.9 Uji keabsahan data/ Validasi Data

Keabsahan data dibutuhkan kriteria tertentu sebagai alat untuk

mengukurnya, sehingga diperlukan sebuah derajat keoercayaan guna

pembuktian peneliti pada kenyataan . kriteria keabsahan data perlu

dibuktikan dengan teknik pemeriksaan salah satunya adalah triangulasi.

Triangulasi merupakan upaya untuk mengecek validasi data yang

akan di interpresasi atau disimpulkan (Sugiyono, 2011). Dalam Triangulasi

dapat dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan

demikian terdapat 3 jenis triangulasi yaitu :

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang gaya

kepemimpinan seseorang maka maka pengumpulan dan pengujian data

yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan yang

menugasi dan teman kerja yang merupakan kelompok kerjasama. Data

yang telah telah dianalisis oleh peneliti harus menghasilkan suatu

32
kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan tiga sumber

tersebut.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi Teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

observasi, dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian

kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda maka

peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang

bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau

mungkin semuanya benar karena sudut pandang yang berbeda-beda.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih

valid sehingga lebih kredibel untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas

data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecakkan dengan

wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang

berbeda.

33
34
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan H.M.2007. Penelitian Kualitatif : komunikasi, Ekonomi,


Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana Prenama Media
Group

Departemen Kesehatan RI 2001,WHO, Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu

Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44


Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Jakarta

Detasemen Kesehatan, 2019. Pedoman Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.


Surabaya : Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya.

Diningrat, F. C., & Sugiarti, I. (2015). Faktor-Faktor Keterlambatan


Pengembalian Sensus Harian Rawat Inap Di Rsud Kab. Ciamis. Jurnal
Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI), 3(2).

Lori di Prete Brown, et. Al dalam Wijono, 1999, Quality Assurance of Health Care
In Developing Countries.

Mirfat, S., Andadari, N., Indah, N., & Nusaria, Y. (2017). Faktor Penyebab
Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis di RS X
Kabupaten Kediri. Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah
Sakit, 6(2), 174-186.

Noviatri, L. W., & Sugeng, S. (2016). Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan


Penyerahan Klaim BPJS di RS Panti Nugroho. Jurnal Kesehatan
Vokasional, 1(1), 22-26.

35
36

Sugiyono.2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif, kualitatif, R&D. Bandung:


Alfabeta.
37

LAMPIRAN

Lampiran 1 Form Supervisi Pengumpulan Data Tahun 2019


38

Lampiran 2 SPO (Standart Prosedur Operasional) Pencatatan dan Pelaporan


39
40

Lampiran 3 Persetujuan Responden

PERSETUJUAN RESPONDEN

Kepada :

Yth. Pegawai di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

di tempat.

Dengan hormat,

Dalam rangka menyusun tugas akhir skripsi yang berjudul “Analisis

Faktor Penyebab Keterlambatan Pengumpulan Indikator Mutu ke KMKP di

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya” maka, saya :

Nama : Yolanda Ayunistya Fridhawati Sartono

NIM : 201612039

Prodi : S1 Administrasi Rumah Sakit

Dengan kerendahan hati ini mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara secara

sukarela untuk menjawab pertanyaan dalam wawancara. Jawaban

Bapak/Ibu/Saudara akan sangat membantu keberhasilan penelitian yang sedang

dilaksanakan. Saya akan sangat menghargai dan tetap menjaga kerahasiaan setiap

jawaban yang Bapak/ Ibu/ Saudara berikan.

Demikian persetujuan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa

paksaan. Atas kesediaan dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

Surabaya,

Penelitian Responden

Yolanda Ayunistya F.S ( )


41

Lampiran 4 Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGUMPULAN


INDIKATOR MUTU KE KMKP DI RUMAH SAKIT TINGKAT III
BRAWIJAYA SURABAYA

A. Identifikasi Responden

a. Nama :

b. Jenis Kelamin : (1) Laki-Laki (2) Perempuan

c. Usia :

d. Unit kerja :

e. Tanggal Wawancara :

B. Pertanyaan

1. Sudah berapa lama anda menjadi petugas pengumpul data indikator mutu

unit ke KMKP?

2. Bagaimana cara anda membagi waktu anda terkait pekerjaan utama

dengan pekerjaan sebagai pengumpulan data indikator mutu?

3. Apakah ada kesulitan pada saat pengumpulan indikator mutu unit

berlangsung?
42

4. Bagaimana hubungan anda dengan relasi (sesama karyawan dan pimpinan)

di rumah sakit?

5. Apakah anda mengetahui dampak dari keterlambatan pengumpulan

indikator mutu unit ke KMKP? Jelaskan

6. Apa harapan anda kedepan agar tidak terjadi keterlambatan pengumpulan

data?

2. Tema yang dibahas :

No Tema Persepsi

1 Pegawai kurang mematuhui SOP

2. Reward dan punishment

3. Laporan Unit

4. SIM RS

5. Remunerasi

Anda mungkin juga menyukai