Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Magang dengan judul Analisis Keterlambatan Pengumpulan Indikator
Mutu ke Unit Komite Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit STIKES Yayasan RS Dr.Soetomo.
Dalam Laporan Magang ini, penulis dapat mengidentifikasi kegiatan-
kegiatan yang ada di RS Tingkat III Brawijaya. Dengan adanya dukungan dan
bantuan dari dosen pembimbing akademik, dosen pembimbing lapangan, dan
teman sejawat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar
dan baik. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. dr. Raden Indra, Sp. An., M.Kes, selaku Karumkit ( Kepala Rumah Sakit ) yang
memberikan izin untuk magang di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
2. Sri Nawangwulan, S.KM., M.Kes. selaku Ketua Prodi S1 Administrasi Rumah
Sakit yang telah banyak memberikan arahan, masukan, kritik dan saran kepada
penulis
3. Andris Purwaningtyas, S.KM, M.Kes, selaku pembimbing lapangan yang
memberikan masukan untuk penyusunan laporan magang
4. Serlly Frida Drastyana, S.KM, M.KL, selaku dosen pembimbing akademik
yang memberikan petunjuk, koreksi, serta saran guna penyusunan laporan magang
5. Staff unit Komite Mutu dn Keselamatan Pasien Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya yang telah membantu penulis selama kegiatan magang
berlangsung
Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu - persatu. Dengan ini
penulis berharap Laporan Magang ini dapat bermanfaat.

Surabaya, 07 Februari 2020

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
DAFTAR TABEL......................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...............................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................1
1.2.1 Tujuan Umum............................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus...........................................................................2
1.3 Manfaat...............................................................................................2
1.3.1 Bagi Mahasiswa........................................................................2
1.3.2 Bagi Rumah Sakit......................................................................2
1.3.3 Bagi STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr.Soetomo....................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................3
2.1 Rumah Sakit........................................................................................3
2.2 Mutu....................................................................................................3
2.3 Disiplin Kerja......................................................................................5
2.4 Indikator Mutu....................................................................................7
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN...............................................8
3.1 Lokasi Kegiatan..................................................................................8
3.2 Waktu Kegiatan..................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................9
4.1 Analisis Situasi Umum.......................................................................9
4.1.1 Profil Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya................................9
4.1.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan Rumah Sakit Tingkat III Brawijay11
4.1.4 Fasilitas dan Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya..11
4.1.5 Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya...15
4.2 Hasil Kegiatan..................................................................................16
4.2.1 Gambaran Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP). 16
4.2.2 Hubungan Tata Kerja KMKP..................................................17

iii
4.2.3 Tugas bagian dan kegiatan pokok KMKP...............................19
4.2.4 Sistem Manajemen Data..........................................................21
4.2.5 Standart Prosedur Operasional KMKP...................................22
4.3 Unit Terkait pengumpulan Data indikator Mutu KMKP..................24
4.3.1 Mengidentifikasi Ketepatan Waktu Pelaporan Indikator Mutu
KMKP.....................................................................................26
4.4 Pembahasan......................................................................................26
4.4.1 Pembahasan Dikaitan Dengan Teori.......................................26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................28
5.1 Kesimpulan.......................................................................................28
5.2 Saran.................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................30
LAMPIRAN.............................................................................................30

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Magang Mahasiswa………………………………...10
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Sumber Daya Manusia Tahun 2018…………………...18

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Struktur Organisasi unit KMKP…………………………………….22
Gambar 4.3 Hubungan Tata kerja KMKP………………………………………..24
Gambar 4.4 Alur pencatatan dan pelaporan data indikator Mutu………………..29
Gambar 4.6 Grafik pengumpulan laporan indikator mutu 2019…………………31

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alur Magang


Lampiran 2 Identitas Peserta Magang
Lampiran 3 Daftar Kegiatan Harian Mahasiswa
Lampiran 4 Daftar Hadir Peserta Magang
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Laporan Magang
(pembimbing lapangan)
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Laporan Magang
(pembimbing Akademik)
Lampiran 6 Struktur Organisasi Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya
Lampiran 7 Standart Operasional Prosedur

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan magang mahasiswa STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr.Soetomo
Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit merupakan pelaksanaan dari salah
satu Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk memfasilitasi mahasiswa
mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan di tempat kerja
seperti rumah sakit. Magang termasuk dalam poin penelitian dan pengembangan
dimana kegiatan ini merupakan kegiatan wajib yang juga dibebankan pada Satuan
Kredit Semester (SKS) dan sebagai syarat untuk membuat laporan akhir yang
berpedoman pada hasil kegiatan.
Kegiatan magang sebagai sarana latihan kerja bagi mahasiswa dalam
meningkatkan pemahaman,penghayatan,dan ketrampilan di bidang keilmuan
administrasi rumah sakit. Dalam penempatan magang,mahasiswa diharuskan
mencari rumah sakit secara mandiri yang sesuai dengan keinginan. Kegiatan
magang ini dilakukan di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya di bidang
KMKP (Komite Mutu Keselamatan Pasien)
Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya adalah salah satu Instalasi
Kesehatan di jajaran Kesdam V / Brawijaya, yang menyelenggarakan pelayanan
Kesehatan bermutu bagi anggota TNI, PNS beserta keluarga, peserta BPJS,
rekanan kerjasama dan masyarakat umum. Terletak di Jalan Kesatrian No.17
Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya.
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP) merupakan organisasi non
struktural dan independen dibawah Kepala Rumah Sakit serta bertanggung jawab
kepada Kepala Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya yang bertugas agar tujuan
pengawasan mutu di Rumah Sakit berjalan dengan baik.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menganalisis ketepatan waktu unit kerja dalam pengumpulan Laporan
indikator mutu di Komite Mutu Keselamatan Pasien (KMKP) Rumah Sakit
Tingkat III Brawijaya.

1
2

1.2.1 Tujuan Khusus


1. Mengetahui Tupoksi (Tugas, Pokok dan Fungsi) di KMKP
2. Mengetahui alur manajemen data indikator mutu di KMKP
3. Mengidentifikasi dan menganalisis ketepatan waktu pengumpulan data
laporan Indikator Mutu

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Mendapatkan kesempatan pengalaman nyata mengaplikasikan teori
yang telah diperoleh dari proses perkuliahan ke dalam dunia kerja.
2. Mengetahui permasalahan yang ada di rumah sakit yang dapat
digunakan sebagai bahan penelitian dalam penyusunan tugas akhir.

1.3.2 Bagi Rumah Sakit


1. Rumah Sakit dapat memanfaatkan tenaga magang sesuai dengan
kebutuhan di unit kerjanya.
2. Laporan magang dapat dimanfaatkan senagai salah satu sumber
informasi mengenai situasi umum institusi tempat magang tersebut.

1.3.3 Bagi STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr.Soetomo


1. Memperoleh informasi dari Stakeholder di tempat magang yang
berguna untuk meningkatkan kualitas lulusan S1 Administrasi Rumah
Sakit.
2. Menjalin kerjasama antara lembaga pendidikan khusunya STIKES
Yayasan Rumah Sakit Dr.Soetomo dengan Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya.
3. Mempromosikan keberadaan STIKES Yayasan Rumah Sakit
Dr.Soetomo kususnya program studi Administrasi Rumah Sakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan,
serta merupakan institusi yang dapat memberi keteladanan dalam budaya hidup
bersih dan sehat serta kebersihan lingkungan (Depkes RI, 2003).
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
merupakan salah satu dari sarana kesehatan yang juga merupakan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajad kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu serta berkesinambungan (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit) Sedangkan pengertian
lainnya Rumah sakit menurut World Health Organization (1957) adalah
suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang Mempunyai fungsi
untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik
kuratif maupun preventif pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan
lingkungan rumah. Rumah sakit juga mpakan pusat untuk latihan tenaga
kesehatan dan penelitian biologi, psikologi, sosial ekonomi dan budaya.
2.2 Mutu
Menurut Depkes RI, 2003 mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan
pasien Ditingkatkan mendekati hasil yang diharapkan dan mengurangi faktor-
faktor yang tidak di inginkan sedangkan menurut buku Pedoman
Pengorganisasian Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya, mutu pelayananan

3
4

Rumah Sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan Rumah Sakit untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standart profesi dan standart pelayanan dengan menggunakan
potensi sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya secara
wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai
dengan norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan
dan kemampuan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya dan masyarakat konsumen.
Upaya Peningkatan Mutu adalah keseluruhan upaya dan kegiatan yang
komprehensif dan integratif yang menyangkut input, proses dan output secara
objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan kewajaran
pelayanan terhadap pasien, dan memecahkan masalah-masalah yang terungkapkan
sehingga pelayanan yang diberikan berdaya guna dan berhasil guna.
Lori di Prete Brown, et. Al dalam Wijono, 1999, menjelaskan bahwa kegiatan
manajemen mutu dapat menyangkut dalam beberapa dimensi :
1. Kompetensi teknis, yang terkait dengan keterampilan, kemampuan dan
penampilan petugas. Kompetensi teknis yang tidak sesuai standart dalam
merugikan pasien.
2. Akses terhadap pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan
geografis, sosial dan ekonomi, budaya atau hambatan bahasa.
3. Efektivitas, kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektifitas
pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai standart yang ada.
4. Hubungan antar manusia , berkaitan dengan interaksi antara petugas
kesehatan dan pasien, manajer, petugas serta antar tim kesehatan.
Hubungan antar manusia yang baik menanamkan kepercayaan dan
kredibilitas dengan cara menghargai, menjaga rahasia, menghormati,
responsife, dan memberikan perhatian.
5. Efisiensi, pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh efisiensi sumber
daya pelayanan kesehatan. Pelayanan yang efisien akan memberikan
perhatian yang optimal daripada memaksimalkan pelayanan pasien dan
masyarakat.
5

6. Kelangsungan pelayanan, klien menerima pelayanan yang lengkap sesuai


yang dibutuhkan. Klien hendaknya mempunyai terhadap pelayanan rutin
dan preventif.
7. Keamanan dan kenyaman klien , mengurangi resiko cidera, infeksi, efek
samping, atau bahaya lain yang berkaitan dengan pelayanan. Keamanan
pelayanan melibatkan petugas dan pasien.
8. Keramahan dan kenikmatan (amenietis) berkaitan dengan pelayanan
kesehatan yang tidak berhungan langsung dengan efektifitas klinik tetapi
dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan bersedia untuk kembali ke
fasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya.
2.3 Disiplin Kerja
Menurut Rivai (2005), menyebutkan bahwa disiplin kerja merupakan suatu
alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar
mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.Disiplin kerja memiliki
beberapa indikator yaitu sebagai berikut :
1. Kehadiran.
Kehadiran menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan, dan
biasanya karyawan yang memiliki disiplin rendah terbiasa untuk terlambat dalam
bekerja. Bentuk kedisiplinan dari kehadiran dalam organisasi dapat diukur melalui
ketepatan waktu hadir, pemanfaatan waktu istirahat dengan tepat, tidak mengulur-
ulur waktu kerja, dan jumlah absen dalam waktu tertentu.
2. Ketaatan pada peraturan kerja.
Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja
dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Sikap
kedisiplinan dari ketaatan pada peraturan kerja dalam organisasi diukur melalui
sikap taat pada peraturan kerja di proyek, sikap taat pada prosedur kerja yang
berlaku, dan sikap menerima hukuman/sanksi bila melanggar aturan.
6

3. Ketaatan pada standard kerja


Ketaatan pada standard kerja dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab
karyawan terhadap tugas yang diamanatkan kepadanya. Sikap kedisiplinan dari
ketaatan pada standard kerja dalam organisasi diukur melalui sikap taat pada
aturan jam kerja proyek, ketaatan pada perintah atasan, ketaatan pada arahan
pimpinan, dan ketaatan pada aturan standard keamanan.
4. Tingkat kewaspadaan tinggi.
Karyawan yang memiliki kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh
perhitungan dan teliti dalam bekerja, serta selalu menggunakan sesuatu secara
efektif dan efisien. Sikap kedisiplinan dari tingkat kewaspadaan tinggi dalam
organisasi diukur melalui sikap hati-hati dalam bekerja, sikap fokus dan teliti
dalam bekerja, sikap penuh perhitungan dalam bekerja, dan penggunaan waktu
kerja yang efektif dan efisien.
5. Bekerja etis.
Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang tidak sopan atau
terlibat dalam tindakan yang tidak pantas dan hal ini merupakan salah satu bentuk
tindakan indispliner, sehingga bekerja etis sebagai salah satu wujud dari disiplin
kerja karyawan. Sikap kedisiplinan dari bekerja etis dalam organisasi diukur
melalui sikap taat pada etika kerja, sikap etis dalam hubungan dengan sesama
rekan kerja, sikap menghargai keberadaan pimpinan di proyek, serta sikap dan
perilaku sopan pada setiap orang di proyek.
Sedangkan Menurut Menurut Siagian (2008),  jenis disiplin kerja
dalam organisasi ada dua, yaitu :
1. Disiplin preventif
Tindakan yang mendorong pada pegawai untuk taat kepada berbagai
ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan yang artinya
melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola, sikap, tindakan dan perilaku yang
diinginkan dari setiap anggota organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai
para pegawai berperilaku negatif. Keberhasilan penerapan disiplin preventive
terletak pada pribadi para anggota organisasi. Beberapa upaya manajemen agar
disiplin semakin kokoh yaitu sebagai berikut:
7

a) Para anggota organisasi perlu didorong agar mempunyai rasa memiliki


organisasi, karena segala logika seorang tidak akan merusak sesuatu yang
menjadi nilainya.
b) Para pegawai perlu diberi penjelasan tentang berbagai ketentuan yang
wajib ditaati dan standar yang harus dipenuhi, di mana penjelasan
tersebut seyogyanya disertai informasi yang lengkap mengenai latar
belakang ketentuan yang bersifat normatif.
c) Para pegawai didorong menentukan sendiri cara-cara pendisiplinan diri
dalam rangka ketentuan-ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh
anggota organisasi.
2. Disiplin Korektif.
Disiplin korektif adalah jika pegawai yang nyata-nyata telah melakukan
pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar
yang telah ditetapkan, kepadanya dikenakan sanksi disipliner dan berat atau
ringannya suatu sanksi tentunya tergantung pada bobot pelanggaran yang telah
terjadi. Pengenaan sanksi biasanya mengikuti prosedur yang sifatnya hirarki,
artinya pengenaan sanksi diprakarsai oleh atasan langsung pegawai yang
bersangkutan, diteruskan kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan akhir
pengenaan sanksi tersebut diambil oleh pejabat pimpinan yang berwewenang.
2.4 Indikator Mutu
Menurut WHO (2001) indikator adalah variabel untuk mengukur perubahan.
Indikator sering digunakan terutama bila perubahan tersebut tidak dapat diukur.
Indikator yang ideal harus memiliki 4 kriteria, yaitu :
1. Valid, yaitu benar benar dapat di pakai untuk mengukur yang akan dinilai
2. Reliable, yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama pada saat yang
berulang kali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.
3. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak
perlu banyak.
4. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas dan
tidak tumpang tindih.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Lokasi Kegiatan


Rumah sakit tingkat III brawijaya merupakan rumah sakit kelas C, rumah
sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya merupakan satuan eslon pelaksana
Detasemen Kesehatan Wilayah Surabaya Kesdam V/Brawijaya, rumah sakit Tk
III Brawijaya yang berkedudukan di Jl.Ksatrian No 17 Surabaya Telp (031)
5666691.
3.2 Waktu Kegiatan
Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 minggu, pada tanggal 13 Januari
sampai tanggal 7 Februari 2020, hari Senin sampai kamis dari pukul 07.00 –
15.30 WIB dan Jum’at dari pukul 07.00 – 15.30 WIB. Kegiatan Magang selama 4
(Empat) minggu dapat dilihat pada table :
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Magang Mahasiswa di RS Tingkat III Brawijaya

No. Kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


1. Orientasi Magang
2. Kegiatan Magang
3. Pengumpulan Data
4. Penyusunan
5. Laporan Magang
Pengumpulan
6. Laporan Magang
Penutupan Magang

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Situasi Umum


4.1.1 Profil Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya merupakan rumah sakit kelas C, rumah
sakit Tk III Brawijaya Surabaya merupakan satuan eslon pelaksana Detasemen
Kesehatan Wilayah Surabaya Kesdam V/Brawijaya, rumah sakit Tk III Brawijaya
Yang berkedudukan di Jl.Ksatrian No 17 Surabaya Telp (031) 5666691
Dipandang perlu untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai
dengan tuntutan pelayanan kesehatan kepada Prajurit TNI ,PNS TNI AD dan
keluarga serta masyarakat umum. Berikut sejarah singkat Rumah sakit
Tingkat III Brawijaya Surabaya :
1. Pada tahun 1951 mulailah disusun organisasi Kesehatan yang diberi
nama Kes KMKB dan membentuk unit-unit kesehatan sebagai berikut:
a. Tempat Perawatan Tentara disingkat” TPT” terletak di JI. Spelman
straat Surabaya ( JI. Tamrin no 66 Surabaya ) di tunjuk sebagai
pengurusnya Letda Soehud.
b. Tempat Perawatan Keluarga disingkat “ TPK “terletak di jalan
Djoko Dolok Surabaya di tunjuk sebagai pengurusnya Ny. Sri
Kustijah.
c. Polikllnik Tengah di jalan Peregolan no 6 Surabaya.
d. Poliklinik Utara di jalan Jakarta no 5 surabaya Utara.
e. Poliklinik Selatan di Jalan Gunung Sari No 48 Surabaya.
f. Poliklinik Gigi di Jalan Ondomohen No 75 Surabaya
g. Poliklinik Keluarga di Jalan Karang Menjangan Surabaya.
h. Sanatorium TBC di Teretes
2. Pada tahun 1954 Instalasi Kesehatan KMKB mengalami pemindahan
dan penyempurnaan sebagai berikut :

9
10

a. Tempat Perawatan Tentara (TPT) dipindahkan dan JI. Spelman


straat Surabaya ( JI. Tamrin no 66 Surabaya ) ke JI Bali No 19
Surabaya.
b. Tempat Perawatan Keluarga disingkat (TPK) dipindahkan dan JI.
Djoko Dolok Surabaya ke jalan Gubeng Pojok No 21 Surabaya
3. Pada tahun 1962 Kesehatan KMKB berubah menjadi Kesehatan
Kodim 0830 dan Mayor Sarnanto Sebagai Kepala.
4. Pada tahun 1969 di bentuk Korem 084/Baskara Jaya berdasarkan
Surat Keputusan Pangdam V/ Brawijaya Nomor: 38/11/51969 tanggal 5-
5-1969 pada saat itu Kesehatan Kodim 0830 menjadi Detasemen
Kesehatan Korem 084nTempat Perawatan Tentara (TPT) saat itu juga
berubah menjadi Rumah sakit Detasemen Kesehatan Korem 084/BJ
yang dijabat oleh Lettu Efendi Jaswadi, dan alamat mengalami
pemindahan anatara lain :
a. Staf Denkes di JI Pregolan Bunder No 48 Surabaya.
b. Poliklinik Peregolan No 6 Surabaya pindah ke JI Gubeng Pojok No
27 Surabaya jadi satu dengan staf Rumah Sakit 05.06.01 Surabaya
5. Pada tahun 1974 - 1977 terjadi perubahan dan pemindahan markas :
a. Poliklinik Gigi dan poliklinik umum yang berada di JI. Gubeng
Pojok No 27 Surabaya pinda ke JI. Tamrin No. 66 Surabaya
sehingga Rumah Sakit di JI. Tamrin No 66 Lengakap dengan sarana
penunjang
b. Tempat Perawatan Keluarga disingkat( TPK) di JI. Gubeng Pojok
No. 21 Surabaya saat itu juga di tingkatkan bagian bersalin dan
penyakit kandungan dan di sebut Rumah Sakit Tk III 05.06.01
Surabaya
c. Poliklinik Gigi di Jalan Ondomohen No 75 Surabaya pindah
ke JI. Adityawarman Surabaya
d. Pada tanggal 10-5-1980 Rumah Sakit Tk III 05.06.01 Surabaya
di JI Tamrin No 66 Surabaya, poliklinik selatan, poliklinik gigi
JL.Adityawarman pindah bergabung menjadi satu ke JL. Kesatrian
No 17 Surabaya dengan Rumah Sakit Tingkat III 05.06.01 Brawijaya.
11

4.1.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
1. Visi :
Mewujudkan rumah sakit tingkat III brawijaya menjadi rumah
sakit terpercaya bagi Prajurit,PNS beserta keluarga serta masyarakat umum
2. Misi :
a. Menyelenggarakan pengobatan dan perawatan kesehatan bermutu.
b. Mengembangkan profesionalitas sumber daya manusia
c. Menciptakan suasana nyaman berazas kekeluargaan
d. Peduli terhadap pengguna jasa pelayanan dan lingkungan.
3. Motto ( 5S ) :
Senyum, Sapa, Salam, Sopan santun
4. Tujuan :
a. upaya kesehatan Prajurit dan keluarganya serta masyarakat melalui
upaya kesehatan perorangan paripurna yang bermutu
b. Terciptanya lingkungan kerja yang sehat yang nyaman dan harmonis
c. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasarana
sesuai pengetahuan dan teknologi;
d. Terwujudnya karyawan yang produktif, berkomitmen dan mempunyai
etos kerja tinggi.
e. Terwujudnya standar pelayanan yang tinggi, dengan menjadikan
kedekatan kepada pasien sebagai prioritas utama

4.1.4 Fasilitas dan Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya


1. Fasilitas
a. Jumlah tempat tidur 103 (seratus tiga) buah
b. Fasilitas dan kemampuan rumah sakit Tk III brawijaya
2. Pelayanan Medik Dasar terdiri dari :
a. Pelayanan medik umum,
b. Pelayanan medik gigi mulut dan
c. Pelayanan kesehatan ibu anak /keluarga berencana
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat 24 Jam
a. Ambulance
12

b. Ruang Triage
c. Ruang Resusitasi
d. Ruang Bedah
e. Ruang Medik
f. Ruang Observasi
g. Ruang Ponek
4. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari :
a. Pelayanan Penyakit Dalam.
b. Pelayanan Penyakit Paru
c. Pelayanan Penyakit THT
d. Pelayanan Penyakit Jantung
e. Pelayanan Penyakit Saraf
f. Pelayanan bedah Orthopaedi
g. Pelayanan Poli Mata.
h. Pelayanan Kesehatan Anak.
i. Pelayanan Bedah.
j. Pelayanan Gizi
k. Pelayanan Obstetri dan Ginekologi.
l. Pelayanan kulit kelamin
m. Pelayanan apukuntur
n. Pelayanan HIV AID (viciti)
o. Pelayanan Gereatri
p. Pelayanan Onkologie
q. Pelayanan Keswa
5. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Terdiri dari :
a. Pelayanan Anestesiologi,
b. Pelayanan Radiologi,
c. Pelayanan Rehabilitasi Medik dan
d. Pelayanan Patologi Klinik.
6. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
7. Pelayanan Penunjang Klinik, terdiri dari :
a. Pelayanan perawatan intensif,
13

b. Pelayanan darah,
c. Pelayanan gizi,
d. Pelayanan farmasi,
e. Pelayanan sterilisasi instrumen dan
f. Rekam Medik

8. Pelayanan Penunjang Non Klinik, terdiri dari :


a. pelayanan Laundry/Linen,
b. Pelayanan dapur,
c. Pelayanan pemeliharaan fasilitas,
d. Pelayanan pengelolaan limbah,
e. Transportasi / Ambulance,
f. Kamar jenazah,
g. Pengelolaan gas medik
9. Pelayanan Administrasi
10. Instalasi Rawat Inap
a. Kelas III, II , dan I
b. Ruang Kelas Utama ( VIP dan VVIP )
c. Instalasi rawat inap anak tersedia bangsal umum yang khusus
disediakan untuk anak
d. Instalasi rawat inap obsgyn (obstetri dan ginekologi) menyediakan
bangsal untuk yang diperuntukkan khusus untuk melayani pasien
yang akan dan atau sudah melahirkan, tempat tidur dirancang khusus
sehingga ibu dan bayi dapat selalu bersama (rawat gabung).
e. Instalasi rawat inap medik menyediakan bangsal umum untuk pasien
dengan penyakit dalam, paru, jantung, saraf yang tidak memerlukan
pembedahan. Ada pula ruangan khusus untuk penyakit menular
f. Instalasi rawat inap bedah tersedia bangsal-bangsal umum khusus
untuk pasien Post Op dan Pre Op untuk menyiapkan mental dan fisik
dan pengkajian.
11. Instalasi Rawat Jalan
a. Poliklinik Fisioterapi / Rehabilitasi Medis
14

b. Poliklinik Kebidanan
c. Poliklinik Gizi
d. Poliklinik Penyakit Anak
e. Poliklinik Penyakit Bedah
f. Poliklinik Penyakit Dalam
g. Poliklinik Penyakit Gigi dan Mulut
h. Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin
i. Poliklinik Penyakit Mata
j. Poliklinik Penyakit THT
k. Poliklinik Syaraf / Neurologi
l. Poliklinik Akupuntur
m. Poliklinik HIV (VCT)
12. Medical Check Up
a. Paket MCU standart meliputi pemeriksaan :
1) Darah Lengkap
2) Total Cholesterol
3) BSN Puasa
4) Creatinin Serum
5) Uric Acid
6) SGOT
7) SGPT
8) Urine Lengkap
9) Hbs Ag (device)
10) Thorax foto
11) Pemeriksaan Fisik Dokter
12) Konsultasi Dokter Spesialis
b. Paket MCU Eksekutif I meliputi pemeriksaan :
1) Paket MCU Standart
2) LDL Cholesterol
3) HDL Cholesterol
4) Trigliserida
5) 2 jam PP
15

6) Hbs Ag
7) Rekam EKG
c. Paket Bebas Narkoba meliputi pemeriksaan :
1) Amphetamine
2) Marijuana / Ganja
3) Opiates / Morphin / Heroin
4) Benzodiazepine
5) Cocain
13. Pelayanan Bedah :
a. Bedah Umum
b. Bedah Tulang (Orthopedi)
c. Bedah Obstetri & Ginekologi
d. Bedah THT
e. Bedah Mata
14. Pelayanan ICU
15. Rehabiltasi Medik
16. Laboratorium Patologi Anatomi
17. Laboratorium Patologi Klinik
18. Radiologi
19. Farmasi
20. Fasilitas Umum :
a. Mushola
b. Koperasi
c. Foto kopi
d. Parkir
4.1.5 Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Jumlah sumber daya manusia berdasarkan pangkat pendidikan, dan jenis
tenaga Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya dapat dilihat secara rinci pada tabel 4.2
berikut ini:
16

Tabel 4.2 Daftar jumlah sumber daya manusia Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Tahun 2018
No SDM MIL PNS SUKWAN TAMU JUMLAH

1. Medis 10 8 15 23 56

2. Para Medis 3 32 102 0 137

3. Keteknisan 5 11 20 0 36
Lain
4. Non Paramedis 11 42 111 1 165

JUMLAH 29 93 248 24 394

Sumber : Data Kepegawaian RS Tk.III Brawijaya

4.2 Hasil Kegiatan


4.2.1 Gambaran Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP)
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP) merupakan organisasi non
struktural dan independen dibawah Kepala Rumah Sakit serta bertanggung jawab
kepada Kepala Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya yang bertugas agar dan dapat
menyelenggarakan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara efektif dan
efisien. Efektif dimaksud agar sumber daya yang ada di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang lainnya dapat diamanfaatkan secara optimal. Berikut
adalah Struktur Organisasi unit KMKP :
17

PENASEHAT

KEPALA RUMAH SAKIT

KETUA SEKERTARIS

SUB KOMITE SUB KOMITE SUB KOMITE


MUTU KESELAMATAN MANAJEMEN
PASIEN RESIKO

Gambar 4.2 Struktur Organisasi unit KMKP


Sumber : Buku pedoman KMKP Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Tahun 2019

4.2.2 Hubungan Tata Kerja KMKP


1. Hubungan antara KMKP dengan Sub Komite Keselamatan Pasien :
a. Koordinator bidang peningkatan mutu dan Koordinator bidang
keselamatan pasien adalah orang yang berbeda.
b. Koordinator sub komite keselamatan pasien merupakan bagian dari
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
c. Laporan keselamatan pasien dibahas bersama-sama dengan Komite
Mutu dan Keselamatan Pasien, dalam suatu rapat integrasi antara
bidang peningkatan mutu dan bidang keselamatan pasien.
2. Hubungan antara KMKP dengan Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi:
a. Koordinator bidang peningkatan mutu dan ketua Komite Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi adalah orang yang berbeda.
b. Hasil surveilans Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
merupakan bagian dari indikator mutu RS.
c. Laporan hasil surveilans dibahas bersama-sama dengan Komite Mutu
dan Keselamatan Pasien, dalam suatu rapat integrasi antara bidang
peningkatan mutu dan Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
18

3. Hubungan antara KMKP dengan Komite Keperawatan :


a. KMKP melakukan koordinasi dengan Komite keperawatan yang
dilakukan satu bulan sekali
b. Laporan mutu yang berhubungan dengan komite keperawatan dibahas
bersama - sama dalam suatu rapat integrasi
4. Hubungan antara KMKP dengan Komite PPRA :
a. KMKP melakukan koordinasi dengan Komite PPRA yang dilakukan
satu bulan sekali
b. Laporan mutu yang berhubungan dengan komite PPRA dibahas
bersama - sama dalam suatu rapat integrasi
5. Hubungan KMKP dengan Komkordik :
a. KMKP melakukan koordinasi dengan Komkordik yang dilakukan satu
bulan sekali
b. Laporan mutu yang berhubungan dengan Komkordik dibahas
bersama-sama dalam suatu rapat integrasi
6. Hubungan antara KMKP dengan Tim Budaya Keselamatan Rumah Sakit:
a. KMKP melakukan koordinasi dengan Tim Budaya Keselamatan
Rumah Sakit yang dilakukan satu bulan sekali
b. Laporan mutu yang berhubungan dengan Tim Budaya Keselamatan
Rumah Sakit dibahas bersama-sama dalam suatu rapat integrasi
7. Hubungan antara KMKP dengan Unit Kerja di Rumah Sakit :
a. Komite mutu mengkoordinasikan semua kegiatan pogram peningkatan
mutu kepada unit terkait di RS.
b. Unit terkait melaksanakan program peningkatan mutu unit serta
melaporkannya
c. Kepada komite mutu termasuk pengumpulan, pencatatan, analisa,
validasi dan interpretasi terhadap data indikator mutu dan melakukan
tindakan perbaikan.
d. Komite mutu melakukan evaluasi terhadap semua laporan hasil
program peningkatan mutu unit yang diterima dan melakukan analisa
data.
8. Hubungan antara KMKP dengan Urtuud :
19

a. Mengkoordinir evaluasi kontrak kerja dan perjanjian lainnya di unit


kerja.
b. Komite mutu menerima hasil evaluasi kontrak kerja dan
perjanjianlainnya dari Urtuud.

Gambar 4.3 Hubungan Tata kerja KMKP


Sumber : Buku pedoman Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien Tahun 2019

4.2.3 Tugas bagian dan kegiatan pokok KMKP


Kegiatan pokok Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien adalah
merencanakan, menyusun, mengusulkan, mengevaluasi dan melaporkan seluruh
upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien di Rumah sakit Tingkat III
Brawijaya. Adapun incian kegiatan dalam program Peningkatan Mutu dan
Keselatan Pasien antara lain :
1. Memilih indikator mutu prioritas yang baru dengan cara rapat dan scoring
2. Melakukan identifikasi indikator yang sudah dilakukan monitoring baik dalam
sasaran mutu instalasi maupun rumah sakit
3. Pemilihan indikator mutu yang meliputi:
a. Indikator Area Prioritas klinis
20

Indikator Area Prioritas Klinis adalah suatu variabel yang digunakan


untuk menilai perubahan dalam bidang klinis
b. Indikator Area manajemen
Indikator Area manajemen adalah suatu variabel yang digunakan untuk
menilai perubahan dalam bidang menajemen
c. Indikator Sasaran Keselamatan pasien
Indikator Sasaran Keselamatan Pasien adalah suatu variabel yang digunakan
untuk menilai keterlaksanaan 6 sasaran keselamatan pasien.
4. Penetapan judul-judul indikator mutu yang akan dibuatkan profil indikator dan
dilaksanakan pemantauannnya
a. Edukasi PIC/penanggung jawab pengumpul data
b. Pelaksanaan pengumpulan data melalui pencatatan (sensus harian)
c. Analisa data atas hasil pengumpulan data oleh masing-masing unit kerja
d. Pembuatan rencana tindak lanjut atas hasil/capaian indikator mutu
e. Pelaporan hasil indikator mutu, analisa dan rencana tindak lanjut oleh satuan
kerja ke Karumkit
f. Melakukan validasi data utamanya indikator klinis
g. Penyusunan laporan mutu ke Karumkit
h. Penyampaian feedback hasil mutu ke instalasi/unit kerja
i. Bekerjasama dengan komite PPI dalam surveilance PPI
Dalam melaksanakan pengukuran mutu utamanya dalam surveilance dan
yang ada kaitannya dengan PPI bekerjasama dan berkoordinasi baik dalam
penyusunan indikator, pengumpulan data, monitoring dan evaluasi pelaksanaan
mutu, yang tercover dalam indikator area klinis 10 tentang pencegahan dan
Pengendalian infeksi. Dalam membuat rencana tindak lanjut berkoordinasi dengan
PPI untuk disampaikan ke masing-masing unit yang terkait. Dalam pembuatan
program peningkatan mutu melibatkan komite PPI.
Di dalam unit KMKP Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Suarabaya juga
terdapat uraian tugas bagian, antara lain :
1. Sebagai motor penggerak penyusunan program PMKP Rumah Sakit
2. Melakukan monitoring dan memandu penerapan program PMKP di unit
kerja.
21

3. Membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit pelayanan


dalam memilih prioritas perbaikan, pengukuran mutu/indikator mutu hasil
capaian indikator.
4. Melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan prioritas program
di tingkat unit kerja serta menggabungkan menjadi prioritas rumah sakit
secara keseluruhan.
5. Menentukan profil indikator mutu, metode analisis, dan validasi data dari
data indikator mutu yang dikumpulkan dari seluruh unit kerja di rumah
sakit.
6. Menyusun formulir untuk mengumpulkan data, menentukan jenis
data,serta bagaimana alur data dan pelaporandilaksanakan.
7. Menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait komite
(Komite-medis, PPI dan K3RS) untuk proses mutu rumah sakit berjalan
dengan baik serta menyampaikan masalah terkait pelaksanaan program
mutu dan keselamatan pasien.
8. Terlibat secara penuh dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan Komite
Mutu dan Keselamatan Pasien
4.2.4 Sistem Manajemen Data Mutu
Sistem Manajemen Data di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya
memiliki sistem manajemen data sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan Data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien untuk mendukung asuhan pasien dan
manajemen Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya lebih baik
2. Analisis data
Analisis Data merupakan salah satu kegiatan program PMKP untuk
mendukung asuhan pasien dan manajemen Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya , analisis data dilakukan dengan cara membandingkan data
dari waktu ke waktu di internal Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
dengan melakukan perbandingan database eksternal dari Rumah Sakit
sejenis atau data nasional/ internasional dan melakukan perbandingan
dengan standard an praktik terbaik berdasarkan referensi terkini.
22

3. Validasi Data
Validasi data adalah alat penting untuk memahami mutu dari data dan
Regulasi ini diterapkan dengan menggunakan proses internal validasi
data. Validasi data menjadi salah satu langkah dalam proses menetapkan
prioritas penilaian, memilih apa yang harus dinilai, memilih dan
mengetes indikator, mengumpulkan data, validasi data dan menggunakan
data untuk peningkatan.
4. Pelaporan
Pelaporan kegiatan PMKP terkait terkait pengumpulan data dan
informasi yang dimaksud meliputi :
a. Indikator mutu area klinis (IAK) yaitu indikator mutu yang bersumber
dari area pelayanan.
b. Indikator mutu area manajemen (IAM) yaitu indikator yang
bersumber dari area manajemen.
c. Indikator mutu Sasaran Keselamatan Pasien (ISKP) yaitu indikator
mutu yang mengukur kepatuhan staf dalam penerapan sasaran
keselamatan pasien.
d. Tingkat kepatuhan DPJP terhadap Panduan Praktik Klinik (PPK).
e. Data dari pelaporan insiden keselamatan pasien; dan budaya
keselamatan pasien.
f. Data hasil monitoring kinerja staf klinis.
5. Publikasi Indikator Mutu
Publikasi data tetap harus memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
4.2.5 Standart Prosedur Operasional KMKP
1. Pencatatan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Petugas pengumpul data mencatat data indikator mutu kedalam format
laporan resmi rumah sakit.
b. Mencatat data (monitoring) dilakukan setiap hari dan di laporkan
setiap satu bulan sekali kepada Kepala Instalasi.
c. Sebelum data di laporkan ke Kepala Instalasi wajib di validasi oleh
kepala ruangan.
23

d. Kepala instalasi mengolah data secara sederhana dan memberikan


analisa rekomendasi secara sederhana.
e. Kepala instalasi melaporkan data setiap satu bulan kepada KMKP
(setiap tgl 5 bulan berikutnya)
2. Pelaporan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. KMKP menyajikan data yang telah diolah dan dianalisa kedalam
format laporan resmi rumah sakit.
b. KMKP menyampaikan hasil kepada Kepala Rumah Sakit setiap tiga
bulan sekali.
c. Kepala Rumah sakit melaporkan kepada Pemilik Rumah Sakit yaitu
Kakesdam V Brawijaya.
d. Mendapatkan rekomendasi (feedback) dari kakesdam V Brawijaya
setelah penyampaian hasil.
e. Melaksanakan rapat koordinasi tindak lanjut dari feedback Kakesdam
V Brawijaya.
f. Rapat dipimpin oleh Kepala Rumah sakit dan diikuti oleh KMKP,PPI,
KKPRS, Komdik, Komper, Kainstalasi/Kaunit dan ka ruangan
g. Distribusi laporan kepada Kepala RS dan unit lain yang membutuhkan
laporan tersebut. Adapun alur pencatatan dan pelaporan yang ada
Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya sebagai berikut :
24

Gambar 4.4 Alur pencatatan dan pelaporan data indikator Mutu


Sumber : SPO (Standart Prosedur Operasional) Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya

Dilihat dari gambar 4.4 bahwa alur manajemen data di Rumah Sakit Tingkat
III Brawijaya Surabaya diawali dengan proses pengumpulan data oleh anggota
ruangan, lalu dilakukan validasi oleh kepala ruangan yang kemudian akan
dilaporkan dan dikumpulkan kepada Komite Mutu Keselamatan Pasien (PMKP)
lalu setiap tiga bulan sekali akan di laporkan kepada Kepala Rumah Sakit dan
proses terakhir akan di serahkan kepada Pemilik (Kakesdam V Brawijaya)
4.3 Unit Terkait pengumpulan Data indikator Mutu KMKP
Dalam meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Tingkat III Brawjaya
berkerjasama dengan unit-unit terkait dalam pengumpulan laporan indikator mutu
antara lain :
1. IGD
2. Poli Kandungan
3. Poli Bedah
25

4. Poli Anak
5. Poli Mata
6. Poli Dalam
7. Poli THT
8. Poli Syaraf
9. Laboratorium
10. Poli Rehab Medik
11. Radiologi
12. Instalasi Farmasi
13. Poli TB
14. Ruang Tulip
15. Ruang Dahlia
16. Ruang Nusa Indah
17. Ruang Bougenvil
18. Ruang Anggrek
19. Ruang ICU
20. Ruang Operasi
21. Instalasi Rekam Medik

4.3.1 Mengidentifikasi Ketepatan Pelaporan Indikator Mutu KMKP


Rekapitulasi keterlambatan pengumpulan form indikator mutu di tiap
ruangan yang diserahkan ke unit Komite Mutu dan Keselamatan Pasien di
Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya sebagai berikut :
26

Gambar 4.6 Grafik ketepatan waktu pengumpulan laporan indikator mutu


Tahun 2019

Berdasarkan Gambar 4.6 menunjukkan bahwa pengumpulan


laporan indikator mutu bulan Januari-Desember 2019 menunjukkan bahwa
dari 21 unit hanya 6 unit yang disiplin mengumpulkan laporan indikator
mutu tepat waktu pada setiap tanggal 5 yaitu IGD, Poli kandungan,
Laboratorium, Radiologi, Instalasi Farmasi, dan ruang Tulip sedangkan 15
unit lainnya melakukan keterlambatan lebih dari tanggal 5 di rentan waktu
bulan Januari-Desember 2019 yaitu Poli bedah, Poli THT dan Poli syaraf,
Poli anak, Poli dalam,Poli rehab medik, Poli TB, Ruang dahlia, Ruang
Bougenvile, Ruang nusa indah, Ruang anggrek, Ruang ICU, OK dan
Instalasi RM, dan Poli mata dan 2 diantaranya yang sering melakukan
keterlambatan hingga 12 kali di rentan waktu bulan Januari-Desember
2019 adalah Poli THT dan Poli Syaraf.
27

4.4 Pembahasan
4.4.1 Pembahasan Dikaitan Dengan Teori
Menurut Rivai (2005) ada beberapa indikator yang menyatakan
kedisiplinan salah satunya adalah Ketaatan pada peraturan kerja.Ketaatan
peraturan kerja dikatakan taat apabila Karyawan patuh pada peraturan
kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu mengikuti
pedoman kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Sikap kedisiplinan dari
ketaatan pada peraturan kerja dalam organisasi diukur melalui sikap taat
pada peraturan kerja di proyek, sikap taat pada prosedur kerja yang
berlaku, dan sikap menerima hukuman/sanksi bila melanggar aturan
sedangkan pada kondisi di lapangan khususnya pada permasalahan
keterlambatan pengumpulan laporan indikator mutu ke KMKP belum
dinyatakan disiplin karena dari dari 21 unit hanya 6 unit yang disiplin
mengumpulkan laporan indikator mutu tepat waktu pada setiap tanggal 5
yaitu IGD, Poli kandungan, Laboratorium, Radiologi, Instalasi Farmasi,
dan ruang Tulip sedangkan 15 unit lainnya melakukan keterlambatan lebih
dari tanggal 5 di rentan waktu bulan Januari-Desember 2019 yaitu Poli
bedah, Poli THT dan Poli syaraf, Poli anak, Poli dalam,Poli rehab medik,
Poli TB, Ruang dahlia, Ruang Bougenvile, Ruang nusa indah, Ruang
anggrek, Ruang ICU, OK dan Instalasi RM, dan Poli mata dan 2
diantaranya yang sering melakukan keterlambatan hingga 12 kali di rentan
waktu bulan Januari-Desember 2019 adalah Poli THT dan Poli Syaraf.
Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) KMKP Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya dituliskan jika Kepala instalasi wajib
melaporkan data setiap satu bulan kepada KMKP (setiap tgl 5 bulan
berikutnya) tetapi beberapa unit sering melakukan keterlambatan pada
periode bulan Januari-Desember 2019 dengan mengirimkan melebihi dari
tanggal yang dicantumkan pada SOP bahkan terdapat 2 unit yang sering
melakukan 12 kali keterlambatan di tahun 2019 yaitu pada poli THT dan
Poli Syaraf. Hal tersebut tentunya dapat menghambat kinerja Komite Mutu
dan keselamatan Pasien karena data yang telah diolah, dianalisis, serta di
validasi oleh KMKP akan diserahkan kepada Kepala Rumah Sakit setiap
28

tiga bulan sekali lalu Kepala Rumah sakit melaporkan kepada Pemilik
Rumah Sakit yaitu Kakesdam V Brawijaya. Jika telah menerima feedback
Kakesdam V Brawijaya maka akan melaksanakan rapat koordinasi.
29

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilaksanakan. Berikut hasil
pengamatan selama magang di instalasi Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit tingkat III Brawijaya sebagai berikut :
1. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien mempunyai tugas pokok dan
fungsi antara lain melakukan monitoring dan memandu penerapan
program KMKP di unit kerja, sebagai motor penggerak penyusunan
program KMKP Rumah Sakit, menyusun formulir untuk
mengumpulkan data, menentukan jenis data,serta bagaimana alur data
dan pelaporan dilaksanakan, menentukan profil indikator mutu, metode
analisis, dan validasi data dari data indikator mutu yang dikumpulkan
dari seluruh unit kerja di rumah sakit.
2. Alur Sistem Manajemen Data Mutu yang ada di Rumah Sakit Tingkat
III Brawijaya Surabaya meliputi pengumpulan data, analisi data, validasi
data,pelaporan dan publikasi indikator mutu.
3. Hasil pengolahan data ketepatan waktu pengumpulan laporan indikator
mutu unit ke KMKP 2019 menunjukkan bahwa dari 21 unit hanya 6 unit
yang disiplin mengumpulkan laporan indikator mutu tepat waktu pada
setiap tanggal 5 yaitu IGD, Poli kandungan, Laboratorium, Radiologi,
Instalasi Farmasi, dan ruang Tulip sedangkan 15 unit lainnya
melakukan keterlambatan lebih dari tanggal 5 di rentan waktu bulan
Januari-Desember 2019 yaitu Poli bedah, Poli THT dan Poli syaraf,
Poli anak, Poli dalam,Poli rehab medik, Poli TB, Ruang dahlia, Ruang
Bougenvile, Ruang nusa indah, Ruang anggrek, Ruang ICU, OK dan
Instalasi RM, dan Poli mata dan 2 diantaranya yang sering melakukan
keterlambatan hingga 12 kali di rentan waktu bulan Januari-Desember
2019 adalah Poli THT dan Poli Syaraf.
30

2.2 Saran
1. Pembuatan Surat Edaran untuk pengumpulan indikator mutu
2. Sosialisasi pengumpulan laporan indikator mutu secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Departemen Kesehatan RI 2003 Tentang Rumah Sakit

Siagian (2008:305). Jenis disiplin kerja dalam organisasi.


https://artikelkuliahkita.blogspot.com/2017/04/variabel-penelitian-teori-
disiplin.html. (diakses 30 Januari 2020)

Departemen Kesehatan RI 2001,WHO, Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu

Lori di Prete Brown, et. Al dalam Wijono, 1999, Quality Assurance of Health Care
In Developing Countries.

31
LAMPIRAN

32
33

Anda mungkin juga menyukai