Anda di halaman 1dari 85

PENGELOLAAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

Tinjauan Terhadap Statistik Rumah Sakit, Desain Formulir dan Pengkodean


Sistem Pengindraan, syaraf dan Gangguan Jiwa dan Perilaku

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

SEMESTER III TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021

Disusun Oleh :

KELOMPOK 46

Yusril Chijati 190205292

Windi Septareni 190205289

Kristina Julita 190205271

Lina Andriani 190205272

Muhammad Haris Prasetyo 190205277

Mila Restu Ningsih 190205275

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DUTA BANGSA

SURAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan praktik lapangan yang telah dilaksanakan secara online melalui webinar

pada tanggal 25 Januari 2021.

Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui secara

langsung bagaimana gambaran kinerja di Rumah Sakit tentang Statistik Rumah

Sakit, Desain Formulir dan Pengkodean Sistem Pengindraan, syaraf dan

Gangguan Jiwa dan Perilaku. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan laporan ini, yaitu kepada :

1. Ibu Warsi Maryati, S.K.M., MPH selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Duta Bangsa Surakarta.

2. Ibu Linda Widyaningrum, S.K.M., MPH selaku Ketua Prodi D3 RMIK

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta.

3. Ibu Titik Pratiwiningsih, A.Md PK selaku narasumber atau pembimbing

lapangan RSUI YAKKSI Gemolong.

4. Bapak Andi Yulianto, A.Md.Kes selaku pembimbing materi yang telah

memberikan bimbingan kepada penyusun.

5. Rekan-rekan mahasiswa Universitas Duta Bangsa Surakarta yang telah

membantu dalam pembuatan laporan praktik lapangan.

ii
Penulis menyadari bahwa laporan praktik lapangan ini masih terdapat

banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharap kritik dan saran yang

bersifat membangun demi perbaikan laporan yang akan datang. Semoga laporan

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Februari 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

C. Tujuan ....................................................................................................... 4

D. Ruang Lingkup .......................................................................................... 5

BAB II ................................................................................................................. 6

LANDASAN TEORI ........................................................................................... 6

A. Statistik Rumah Sakit ................................................................................ 6

B. Desain Formulir ...................................................................................... 21

C. ICD-10 dan ICD-9-CM ........................................................................... 31

BAB III.............................................................................................................. 40

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 40

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Islam YAKSSI Gemolong .......... 40

iv
B. Statistik Rumah Sakit Di RSUI YAKSSI Gemolong ............................... 45

C. Tinjauan Terhadap Desain Formulir Resume Pulang RSUI YAKSSI

Gemolong ............................................................................................... 62

D. Kode ICD-10 dan ICD-9-CM RSUI YAKSSI Gemolong ........................ 68

Tabel 3. 7 Kode Tindakan di RSUI YAKSSI Gemolong .................................... 71

BAB IV ............................................................................................................. 62

PENUTUP ......................................................................................................... 62

A. Kesimpulan ............................................................................................. 62

B. Saran ....................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63

LAMPIRAN ...................................................................................................... 64

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Bab ICD-10 ....................................................................................... 34

Tabel 3. 1 Data Statistik Pasien RJ RSUI YAKSSI Gemolong 2020................... 45

Tabel 3. 2 Data Statistik Poliklinik RSUI YAKSSI Gemolong 2020 ................. 46

Tabel 3. 3 Jumlah hari buka klinik RSUI YAKSSI Gemolong 2020 .................. 46

Tabel 3. 4 Hasil Perhitungan Rerata Kunjungan Per hari .................................... 47

Tabel 3. 5 Data Statistik Pasien RI RSUI YAKSSI Gemolong 2020 .................. 57

Tabel 3. 6 Kode Penyakit di RSUI YAKSSI Gemolong ..................................... 68

Tabel 3. 7 Kode Tindakan di RSUI YAKSSI Gemolong .................................... 71

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Stuktur Organisasi Rekam Medis RSUI YAKSSI Gemolong ......... 44

Gambar 3. 2 Grafik BJ RSUI YAKSSI Gemolong Semester I 2020 ................... 59

Gambar 3. 3 Grafik BJ RSUI Yakssi Gemolong Semester II 2020 ..................... 61

Gambar 3. 4 Desain Formulir Resume Pulang RSUI Yakssi Gemolong ............. 62

Gambar 3. 5 Desain Ulang Formulir Resume Pulang ......................................... 67

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk menunjang tertib administrasi dalam sebuah rumah sakit

perlu adanya rekam medis. Rekam medis merupakan salah satu bagian dari

rumah sakit yang sangat penting dan merupakan jantung dari rumah sakit

agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pasien rumah sakit.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009,

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan Rawat Inap, Rawat Jalan, dan Gawat Darurat. Salah satunya

RSUI YAKSSI Gemolong. Sebagaimana yang telah dicantumkan dalam

Pemenkes No. 4 Tahun 2018, bab II pasal 2 bahwa setiap Rumah Sakit

wajib menyelenggarakan rekam medis.

Rekam Medis adalah salah satu bagian terpenting dalam pelayanan

Rumah Sakit. Menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008,

Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain

identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta

tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Tujuan

dari Rekam Medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam

rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Salah satu

pendukung dalam kemajuan Rumah Sakit ialah tenaga rekam medis, oleh

karena itu diperlukan tenaga profesional yang mampu mengelola data

1
2

pasien dan menganalisis dokumen rekam medis secara akurat, sehingga

hasil pengelolaan data tersebut dapat digunakan oleh pihak manajemen

untuk mengambil sebuah keputusan.

Kegiatan dalam rekam medis meliputi pendaftaran, assembling,

koding, indexing, analising reporting dan filing. Salah satu kegiatan rekam

medis yaitu analising reporting yang bertugas mengelola data statistik

Rumah Sakit dan pelaporan untuk pihak internal maupun eksternal Rumah

Sakit. Menurut Sudra (2010) Statistik Rumah Sakit yaitu statistik yang

menggunakan dan mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit untuk menghasilkan informasi, fakta dan pengetahuan

berkaitan dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Dalam pelayanan

pasien di Rumah Sakit, data dikumpulkan setiap hari dari pasien Rawat

Inap, Rawat Jalan, dan Gawat Darurat. Data tersebut berguna untuk

memantau perawatan pasien setiap hari, mingguan, bulanan dan lain-lain.

Statistik Rumah Sakit berguna untuk mengetahui informasi Rumah Sakit

sebagai dasar perencanaan dan bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu

rumah sakit salah satunya sebuah formulir rekam medis yang berisi

tentang informasi pasien.

Didalam rekam medis pelayanan kepada pasien diperlukan sebuah

informasi yang dipaparkan dalam sebuah tulisan formulir rekam medis

untuk merekam sebuah data atau pemberian informasi bagi pasien yag

dapat digunakan sebagai bukti dalam proses pelayanan kepada pasien.

Dengan adanya formulir rekam medis juga akan mempermudah petugas


3

rekam medis dalam meneliti kelengkapan serta informasi yang perlu untuk

didokumentasikan. Desain formulir diatur sesuai dengan kebutuhan dari

Rumah Sakit yang bersangkutan, sehingga pengunaan formulir tersebut

dapat menjadi optimal dan efisien, jika dalam formulir berisi informasi

yang kurang lengkap maka dapat menimbulkan kesalahan dalam pengisian

formulir. Desain formulir harus melibatkan semua unsur utama yang

terlibat dalam pelayanan pasien. Unsur utama tersebut minimal terdiri dari

dokter, perawat, dan praktisi rekam medis. Semua unsur tersebut dibentuk

dalam sebuah wadah yang dinamakan petugas rekam medis.

Selain itu, sebelum dilakukannya pelaporan petugas rekam medis

harus mengkode diagnosis penyakit dengan menggunakan standar

klasifikasi internasional yaitu ICD-10 (International Statistical

Classification of Diseases and Related Health Problem Ten Revision)

untuk mengkode diagnosis yang ditentukan oleh dokter yang diberikan

kepada pasien. Selain itu, menggunakan ICD-9-CM (International

Classification of Diseases 9 revision Clinical Modification) untuk

mengkode sebuah tindakan yang diberikan kepada pasien. Kode tersebut

harus tepat dan akurat karena sebuah kode dapat berpengaruh terhadap

sistem pembayaran atau klaim asuransi. Kode tersebut juga membantu

mengevaluasi kelayakan dan ketepatan pelayanan medis, perencanaan,

sistem pemberian pelayanan kesehatan, menentukan pola asuhan pasien

diantaranya penyedia layanan kesehatan, analisis kesehatan, pembayaran

jasa kesehatan dan penelitian. Karena kualitas data terkode merupakan hal
4

yang penting bagi kalangan tenaga profesionl Manajemen Informasi

Kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil Judul “Pengelolaan

Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan Tinjauan Terhadap Statistik

Rumah Sakit, Desain Formulir Dan Pengkodean Sistem Pengindraan,

syaraf dan Gangguan Jiwa Dan Perilaku”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengelolaan berkas rekam medis dan informasi

kesehatan tinjauan terhadap Statistik Rumah Sakit, Desain Formulir dan

Pengkodean Sistem Pengindraan, syaraf dan Gangguan Jiwa Dan

Perilaku?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran mengenai Statistik Rumah Sakit ,

Desain Formulir, ICD-10 dan ICD-9-CM di RSUI YAKSSI

Gemolong.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui sejarah, visi, misi dan struktur organisasi Rumah Sakit

serta sruktur organisasi rekam madis di RSUI YAKSSI Gemolong.

b. Menganalisis statistik Rumah Sakit yang meliputi indikator

prokdukivitas rawat jalan, indikator produktivitas rawat inap dan

menganalisis grafik Barber Johnson di RSUI YAKSSI Gemolong.


5

c. Menganalisis dan mendesain ulang formulir resume pulang

berdasarkan aspek anatomi, fisik dan isi. Serta mendesain ulang

formulir resume pulang di RSUI YAKSSI Gemolong.

d. Menganalisis keakuratan kode diagnosis berdasarkan ICD-10 dan

kode tindakan berdasarkan ICD-9-CM pada sistem pengindraan,

syaraf dan gangguan jiwa dan perilaku.

D. Ruang Lingkup
1. Lingkup keilmuan : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

2. Lingkup materi : Pengelolaan Rekam Medis Terhadap Tinjauan

Statistik Rumah Sakit, Desain Formulir, ICD-10

dan ICD-9 CM

3. Lingkup lokasi : RSUI YAKSSI Gemolong

4. Lingkup objek : Instalasi Rekam Medis

5. Lingkup waktu : Tanggal 25 Januari – 13 Februari 2021


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Statistik Rumah Sakit


1. Statistik Rumah Sakit

Menurut Rustiyanto (2010) Statistik Rumah Sakit yaitu statistik

yang bersumber pada data rekam medis, sebagai informasi kesehatan

yang digunakan untuk memperoleh kapasitas bagi praktisi kesehatan,

manajemen dan tenaga medis dalam pengambilan keputusan. Ada

beberapa unsur dalam statistik Rumah Sakit antara lain ; pengumpulan

data, pengolahan data, penyajian data, analisa dan interprestasi data.

2. Kegunaan Statistik Rumah Sakit

Menurut Rustiyanto (2010) statistik Rumah Sakit merupakan

sekumpulan keterangan berbentuk angka yang berhubungan dengan

masalah kesehatan. Statistik kesehatan ini digunakan untuk :

a. Menentukan ada dan besarnya program kesehatan.

b. Menentukan prioritas masalah.

c. Membuat perencanaan program kesehatan.

d. Mengadakan evaluasi pelaksanaan program kesehatan.

e. Dokumentasi untuk mengadakan perbandingan di masa yang akan

datang.

f. Mengadakan penelitian masalah kesehatan untuk yang belum

diketahui dan menguji kebenaran suatu masalah kesehatan.

6
7

3. Sumber Data Statistik Rumah Sakit

Menurut Rustiyanto (2010) sumber data statistik Rumah Sakit

dihasilkan dari data rekam medis yang ada di Unit Rekam Medis di

rumah sakit. Adapun sumber data yang dihasilkan dari unit rekam

medis antara lain :

a. Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan/ TPPRJ

1) Register pendaftaran rawat jalan

2) KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien)

b. Unit Rawat Jalan/ URJ

1) Register pasien rawat jalan

2) Sensus harian rawat jalan

3) Register/catatan tindakan pelayanan

4) Rekapitulasi bulanan rawat jalan

c. Unit Gawat Darurat/UDG

1) Register pasien Gawat Darurat

2) Sensus harian Gawat Darurat

3) Register/catatan tindakan Gawat Darurat

d. Tempat penerimaan pasien rawat inap/ TPPRI

1) Buku register pasien rawat inap/ TPPRI

2) Catatan penggunaan tempat tidur

e. Unit Rawat Inap/ URI

1) Sensus harian rawat inap

2) Buku register pasien rawat inap


8

3) Buku register persalinan dan abortus

4) Buku register tindakan medis

5) Rekapitulasi bulanan sensus rawat inap

f. Instalasi Pemeriksaan Penunjang/ IPP

1) Register penerimaan specimen

2) Register pemeriksaan penunjang

3) Sensus harian pemeriksaan penunjang

g. Assembling

1) Catatan penggunaan formulir rekam medis

2) Kartu kendali (KK)

h. Filing

1) Buku catatan peminjaman dokumen rekam medis

2) Tracer

i. Koding/indeksing

1) Indeks Penyakit

2) Indeks Kematian

3) Indeks Operasi

4) Indeks Dokter

5) Indeks Bayi

6) Indeks Kebidanan
9

4. Istilah - Istilah dalam Statistik Rumah Sakit

Menurut Sudra (2010) berikut daftar beberapa definisi yang

digunakan pada beberapa negera :

a. Kunjungan/ Attendance (bukan pasien rawat inap)

Kunjungan yaitu setiap kedatangan pengunjung (pasien) ke

Rumah Sakit untuk mendapatkan layanan yang tersedia di rumah

sakit tersebut. Istilah ini umumnya digunakan untuk pasien yang

mendapatkan pelayanan bukan di unit rawat inap. Kunjungan

dicatat setiap kali pasien datang dan mendapatkan satu atau

beberapa layanan yang tersedia.

b. Admisi/ Admission

Admisi adalah proses resmi yang dialami seseorang pada

saat diterima oleh Rumah Sakit dengan tujuan memberikan

pelayanan pengobatan pada pasien tersebut.

c. Pasien Keluar/ Discharge

Menunjukkan proses formal keluarnya seorang pasien

rawat inap meninggalkan rumah sakit dan menandai akhir dari

episode perawatannya. Jumlah pasien keluar meliputi pasien yang

pulang ke rumah, dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan lain, dan

pasien yang meninggal.


10

d. Tempat Tidur yang Tersedia/ Bed Count/ Avaible Beds/Bed

Complement

Istilah ini menunjukkan jumlah tempat tidur (TT) yang

tersedia dan siap digunakan sewaktu – waktu untuk pelayanan

rawat inap. Jumlah ini merupakan total jumlah TT yang sedang

dipakai maupun yang masih kosong. Bassinet (TT untuk bayi baru

lahir) dihitung terpisah dari TT biasa, TT diruang pemulihan

(recovery room), TT diruang persalinan, TT diruang tindakan tidak

dihitung sebagai jumlah TT tersedia.

e. Pasien Rumah Sakit (Hospital Patient)

Pasien Rumah Sakit meliputi pasien rawat jalan dan pasien

rawat inap yang mendapat layanan kesehatan di rumah sakit

tersebut, meliputi semua jenis layanan yang dibutuhkan oleh pasien

dan dilaksanakan oleh petugas rumah sakit yang bersangkutan.

f. Pasien Rawat Inap (Inpatient)

Pasien rawat inap adalah seseorang pasien yang

menggunakan tempat tidur terpakai di rumah sakit untuk tujuan

mendapatkan layanan kesehatan.

g. Pasien Rawat Jalan (Outpatient)

Pasien rawat jalan yaitu seseorang yang menerima

pelayanan di rumah sakit tanpa terdaftar di unit rawat inap atau

sejenisnya.
11

h. Sensus

Menunjukkan jumlah pasien rawat inap pada satu waktu

tertentu, sensus selalu dilakukan pada waktu yang tetap setiap

harinya, jadi hasil sensus menunjukkan jumlah pasien yang sedang

dirawat inap pada saat perhitungan sensus dilaksanakan.

i. Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)/ Daily census (daily inpatient

census)

Menunjukkan jumlah pasien yang dirawat inap pada saat

dilakukan perhitungan sensus, ditambah dengan jumlah pasien

admisi setelah dilakukan sensus yang lalu dan pulang sebelum

dilakukan sensus berikutnya.

j. Persalinan/ Delivery

Menunjukkan suatu layanan persalinan, baik menghasilkan

bayi yang lahir dalam keadaan hidup (lahir hidup) maupun yang

lahir sudah dalam keadaan meninggal (lahir mati).

k. Lahir Hidup/ Live Birth

Setiap hasil pengeluaran lengkap dari Rahim seorang

wanita yang merupakan hasil konsepsi, tanpa memperhitungkan

umur kehamilan, yang mana setelah dikeluarkan menunjukkan

adanya nafas atau tanda kehidupan lainnya.

l. Lahir Mati/ Fetal Death

Menunjukkan kondisi dimana janin yang dilahirkan atau

dikeluarkan dari ibunya sudah dalam keadaan mati. Kondisi mati


12

ini ditunjukkan dengan adanya fakta bahwa janin yang dikeluarkan

tersebut sama sekali sudah tidak menunjukkan tanda-tanda

kehidupan lainnya, misalnya denyut jantung, denyutan tali pusat

atau gerakan otot rangka tubuh.

m. Kematian Ibu/ Maternal Death

Merupakan kematian dari seorang wanita yang sedang

hamil ataudalam kurun waktu 42 hari setelah penghentian

kehamilan, tanpa melihat umur kehamilan dan lokasi kehamilan,

dengan berbagai sebab yang berkaitan dengan kehamilannya atau

pengelolaan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan atau

penyebab incidental.

n. Kematian Neonatal/ Neonatal Death

Periode neonatal yaitu periode sejak kelahiran hingga 28

hari kemudian. Kematian neonatal yaitu kematian bayi yang terjadi

dalam masa sejak kelahiran hingga usia 28 hari.

o. Kematian Perinatal/ Perinatal Death

Kematian terhadap janin atau bayi pada masa sejak masa

kehamilan 22 minggu (154 hari) hingga 7 hari setelah kelahiran.

p. Lama Dirawat/ Length of Stay (discharge days)

Menunjukkan jumlah hari dimana seorang pasien

mendapatkan layanan rawat inap. Seorang pasien yang masuk

perawatan dan keluar pada hari yang sama dihitung telah mendapat

layanan rawat inap 1 hari.


13

q. Jumlah Lama Dirawat/ Total Length of stay (total discharge days)

Menunjukkan jumlah hari dimana sekelompok pasien rawat

inap telah mendapat layanan sejak admisi hingga akhir.

r. Hari Perawatan (Inpatient bed day)

Jumlah pasien yang ada saat sensus dilakukan ditambah

pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama saat sensus

diambil.

s. Jumlah Hari Perawatan/ Total patient days (total inpatient service

days)

Menunjukkan jumlah hari perawatan dari setiap hari dalam

periode waktu tertentu.

t. Patient day (inpatient service day)

Merupakan satuan atau unit untuk menunjukkan pelayanan

yang telah diterima oleh seorang pasien rawat inap selama periode

24 jam.

u. Transfer

Menunjukkan jumlah pasien yang pindah dari satu unit

perawatan ke unit perawatan lainnya dalam satu rumah sakit.

5. Jenis Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit

a. Indikator Pelayanan Rawat Jalan

Menurut Rustiyanto (2010) Indikator Pelayanan rawat jalan

dapat dilihat dari beberapa indikator seperti di bawah ini :


14

1) Rata-rata kunjungan per hari

Rata-rata kunjungan pasien perhari digunakan untuk

menganalisis data yang bertujuan menilai tingkat efektivitas

pemanfaatan kunjungan pasien poliklinik pada rumah sakit.

Penilaian tingkat efektivitas pemanfaatan kunjungan poliklinik

pasien yang menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ Kunjungan Pasien
Rumus =
∑ Hari Buka Klinik

2) Rata-rata kunjungan baru per hari

Untuk mengetahui rata-rata jumlah pasien baru yang

menggunakan pelayanan rawat jalan atau poliklinik setiap

harinya.

Rumus = ∑ Kunjungan Baru Pasien

∑ Hari Buka Klinik

3) Rata-rata kunjungan lama per hari

Untuk mengetahui rata-rata jumlah pasien lama yang

menggunakan pelayanan rawat jalan setiap harinya. Dapat pula

digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap

pelayanan rawat jalan.


15

∑ Kunjungan Lama Pasien


Rumus =
∑ Hari Buka Klinik

4) Rasio Kunjungan Baru terhadap total kunjungan

Untuk mengetahui perbandingan antara jumlah kunjungan

pasien rawat jalan baru terhadap total atau jumlah kunjungan

pasien lama dan baru rawat jalan.

∑ Kunjungan Baru
Rumus =
∑ Total Kunjungan

5) Rata-rata kunjungan lama terhadap total kunjungan

Untuk mengetahui perbandingan antara jumlah kunjungan

pasien rawat jalan lama terhadap total atau jumlah kunjungan

pasien lama dan baru rawat jalan

Rumus = ∑ Kunjungan Lama

∑ Total Kunjungan

6) Presentase Pelayanan Spesialistik

∑ Kunjungan spesialistik
Rumus =
X 100%
∑ Total Kunjungan
16

7) Rasio Kunjungan rawat jalan terhadap tenaga perawat

Untuk mengetahui perbandingan perawat dengan jumlah

pasien terhadap pasien lama dan baru rawat jalan.

∑ Kunjungan Rawat Jalan Perhari


Rumus =
∑ Tenaga Perawat

8) Rasio Pasien Rawat Jalan terhadap jumlah penduduk

Untuk mengetahui perbandingan jumlah penduduk dengan

jumlah pasien terhadap pasien lama dan baru rawat jalan.

∑ Pasien Rawat Jalan


Rumus =
∑ Penduduk Sekitar Rumah Sakit

b. Indikator Pelayanan Rawat Inap

Menurut Sudra (2010), tentang statistik rumah sakit

parameter yang digunakan untuk memantau efisiensi penggunaan

tempat tidur ada 4 yaitu :

1) Bed Occupancy Rate (BOR)

Tempat tidur yang dimaksud adalah tempat tidur di ruang

rawat inap. Angka BOR ideal menurut Barber Johnson berkisar

antara 75% - 85%, berarti tempat tidur yang terpakai di rumah

sakit tersebut hampir penuh. Rumus untuk mencari presentase

BOR adalah sebagai berikut :


17

O HP
Rumus = x 100% O=
A t

Keterangan :

O : Tempat tidur terpakai

A : Tempat tidur tersedia

HP : Hari perawatan

t : Periode waktu

2) Length Of Stay (LOS)

Angka rata-rata lamanya seorang pasien dirawat, angka

LOS ideal menurut Barber Johnson berkisar 3-12 hari. Rumus

untuk mencari LOS adalah sebagai berikut :

Rumus = Oxt
D

Keterangan :

O : tempat tidur terpakai

D : jumlah pasien keluar hidup dan mati

t : periode waktu

3) Turn Over Internal (TOI)

Angka rata-rata sebuah tempat tidur tidak terisi antara

pasien keluar hidup dan mati dengan pasien masuk. Standar

efisiensi TOI menurut Barber Johnson berkisar antara 1-3 hari.

Rumus untuk mencari presentase adalah sebagai berikut :


18

Rumus = (A – O) x t
D

Keterangan :

A : tempat tidur tersedia

O : tempat tidur terpakai

D : jumlah pasien keluar hidup dan mati

t : periode waktu

4) Bed Turn Over (BTO)

Tingkat penggunaan sebuah tempat tidur dalam satu tahun

dan standar efisiensi menurut Barber Johnson adalah lebihbdari

30 kali.

D
Rumus = A

Keterangan

A : tempat tidur tersedia

D : jumlah pasien keluar hidup dan mati

Sedangkan Menurut Depkes Angka BOR ideal

berkisar antara 60% - 85%, berarti tempat tidur yang terpakai di

rumah sakit tersebut hampir penuh. Rumus untuk mencari

presentase BOR adalah sebagai berikut :


19

∑ Hari Perawatan Rumah Sakit


Rumus =
X 100%
TT x ∑ Hari dalam satu periode

BOR dengan perubahan Tempat Tidur (TT)

∑ Hari Perawatan Rumah Sakit


Rumus =
X 100%
(TT1 x ∑ t1)+(TT2 x ∑ t2)+(TTz x ∑ tz)

Angka LOS ideal menurut Depkes berkisar 6-9 hari. Rumus

untuk mencari LOS adalah sebagai berikut :

Rumus = ∑ Lama Dirawat


Pasien Keluar (Hidup+Mati)

Standar efisiensi TOI menurut Depkes berkisar antara 1-3

hari. Rumus untuk mencari presentase adalah sebagai berikut :

Rumus = (∑ TT x Periode) - HP
Pasien Keluar (Hidup+Mati)

Standar efisiensi menurut Barber Johnson adalah lebihbdari

40-50 kali.
∑ Pasien Keluar (Hidup+Mati)
Rumus =
∑ Tempat Tidur

Keempat indikator diatas dapat digunakan untuk memantau

dan menilai tingkat efisiensi penggunaan TT untuk bangsal


20

perawatan pasien. Perpaduan keempat indikator tersebut lalu

diwujudkan dalam bentuk grafik yang akhirnya dikenal sebagai

grafik Barber Johnson (Sudra, 2010).

Menurut Sudra (2010) manfaat dari grafik Barber Johnson

dalam statistik rumah sakit, yaitu :

1) Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan TT dari

suatu unit (Rumah Sakit atau bangsal) dari waktu ke

waktu dalam periode tertentu.

2) Memonitor perkembangan pencapaian target efisiensi

penggunaan TT yang telah ditentukan dalan suatu

periode tertentu.

3) Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan TT antar

unit

4) Mengecek kebenaran laporan hasil perhitungan empat

indikator efisiensi penggunaan TT (BOR, LOS, TOI,

dan BTO). Jika keempat garis bantunya berpotongan di

satu titik berarti laporan hasil perhitungan tersebut

benar.

Menurut Sudra (2010) manfaat dari grafik Barber

Johnson dalam statistik rumah sakit, yaitu :

1) Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan TT dari

suatu unit (RS atau bangsal) dari waktu ke waktu dalam

periode tertentu.
21

2) Memonitor perkembangan pencapaian target efisiensi

penggunaan TT yang telah ditentukan dalan suatu

periode tertentu.

3) Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan TT antar

unit.

4) Mengecek kebenaran laporan hasil perhitungan empat

indikator efisiensi penggunaan TT (BOR, LOS, TOI,

dan BTO). Jika keempat garis bantunya berpotongan di

satu titik berarti laporan hasil perhitungan tersebut

benar.

B. Desain Formulir
1. Pengertian Desain Formulir

Menurut Sudra (2014) formulir adalah secarik kertas yang

memiliki ruang untuk diisi. Jadi dengan mengingat perkembangan ini,

maka formulir dapat didefinisikan sebagai “dokumen atau media yang

digunakan untuk mencatat atau merekam terjadinya suatu peristiwa

atau transaksi”, sedangkan desain formulir adalah kegiatan merancang

formulir berdasarkan kebutuhan transaksi kegiatan pelayanan dan

penyusunan atau pembuatan laporan organisasi.

Dalam mendesain formulir, ada beberapa prinsip yang mendasari

perancangan formulir, antara lain :

a. Mencantumkan nama formulir

b. Memberi nomor identitas formulir


22

c. Memanfaatkan tembusan

d. Menghindari rancangan dari aplikasi pengumpulan data

e. Membuat rancangan secara sederhana dan seringkas mungkin

f. Memasukkan unsur internal check dalam merancang formulir

g. Mencantumkan nama dan alamat organisasi pada formulir untuk

mempermudah komunikasi dengan pihak luar

h. Merancang formulir yang hanya membutuhkan tanda “V” atau “X”

ataupun menjawab “ya” atau “tidak” sehingga pengisian formulir

dapat menghemat waktu.

2. Tujuan Penggunaan Formulir Rekam Medis

Berkaitan dengan pengertian formulir rekam medis seperti telah

dijelaskan di atas, maka tujuan penyediaan dan penggunaan formulir

rekam medis menurut Sudra (2014) yaitu :

a. Memudahkan proses pengumpulan data

b. Mempercepat proses pelayanan

c. Meningkatkan keakuratan data

d. Menstandarkan informasi

e. Memperjelas pembagian data (data medis, data keuangan, data

administrasi, data operasional)

f. Menunjang proses pengolahan informasi.

3. Manfaat Formulir Rekam Medis

Menurut Sudra (2014) penggunan formulir rekam medis mengacu

pada beberapa manfaat antara lain :


23

a. Mencatat/ merekam data transaksi pelayanan kesehatan

Setiap data yang penting dengan adanya transaksi

pelayanan makanakan direkam dan dicatat ke dalam formulir

termasuk waktu terjadinya transaksi, nomor, identitas pasien dan

jenis kelamin.

b. Menetapkan dan menunjukkan tanggungjawab yang timbul dalam

suatu transaksi pelayanan kesehatan

Setiap transaksi hanya dilakukan oleh karena adanya

otorisasi dari pejabat yang berwenang untuk melaksanakan

transaksi tersebut, sehingga kegiatan transaksi tersebut dapat

dipertanggungjawabkan oleh pihak yang tekah diberi tanggung

jawab.

c. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan

Dengan adanya formulir rekam medis semua data atau

kejadian akan memperjelas fakta kejadian atau perintah yang harus

dilaksanakan, sehingga formulir tersebut dapat digunakan sebagai

bukti transaksi pelayanan telah dilaksanakan.

d. Sebagai media komunikasi antar tenaga kesehatan

Formulir rekam medis merupakan informasi yang pokok

dalam suatu transaksi pelayanan kesehatan, sehingga informasi

tersebut harus dapat dibaca oleh orang lain yang membutuhkan

informasi tersebut.
24

4. Aspek-aspek Desain Formulir

Menurut Shofari (2008) ada beberapa aspek desain formulir rekam

medis yang perlu diperhatikan, antara lain:

a. Aspek Anatomi

1) Kepala (heading)

Kepala (heading) memuat judul dan informasi mengenai

formulir, nama dan alamat organisasi, nama dan nomor

formulir, tanggal penerbitan dan halaman. Biasanya judul

terletak pada bagian tengah atas. Hal ini untuk menunjukan

jenis dan kegunaannya. Judul dibuat sesingkat mungkin tetapi

jelas. Nomor dapat digunakan untuk meenunjukan keunikan.

Dapat diletakkan di pojok kiri bawah atau kanan bawah.

Nomor formulir ini dapat juga digunakan untuk menunjukan

sumber dan jenisnya. Jika formulir terdiri lebih dari satu

halaman, maka tiap-tiap halaman harus diberi nomor dan

jumlah halaman, supaya bila ada halaman yang hilang dapat

diketahui. Nomor dan jumlah halaman ini biasanya diletakkan

pada sebelah kanan atas.

2) Pendahuluan (Introduction)

Pendahuluan (Introduction) memuat informasi pokok yang

menjelaskan tujuan dari penggunaan formulir yang

bersangkutan. Kadang-kadang tujuan ditunjukan oleh judul.


25

Kalau penjelasan lebih lanjut diperlukan, pernyataan yang jelas

bias dimasukkan kedalam formulir untuk menjelaskan tujuan.

3) Perintah (Instruction)

Perintah (Instruction) adalah perintah untuk mengetahui

berapa copy yang diperlukan, dikirim kepada siapa, intruksi

harus dibuat sesingkat mungkin. Perintah yang dimaksud

adalah keterangan agar user dapat dengan segera mengetahui

berapa lembar salinan yang diperlukan, siapa yang harus

menyerahkan/ mengirimkan formulir, kepada siapa lembar

salinan dikirimkan, dan semacamnya. Intruksi tidak boleh

diletakkan diantara ruang-ruang atau entry, karena hal ini

membuat formulir terkesan berantakan dan mempersulit

pengisisan. Formulir yang baik harus bersifat self instruction,

artinya harus berisi intruksiintruksi yang jelas bagi pengisi

untuk menuliskan data tanpa harus bertanya lagi.

4) Badan (Body)

Badan (Body) merupakan bagian dari badan formulir yang

disediakan khusus untuk pekerjaan substantive formulir yang

sesungguhnya dalam menyusun urut-urutan data harus logis,

sistematis, konsisten, sehingga mudah untuk dibaca dan

dipahami. Pertimbangan lain yang harus diperhatikan dalam

satu badan formulir meliputi:


26

a) Margin (batas pinggir)

b) Margin minimum untuk batas ²/¹⁶”=0,32cm

c) Margin minimum untuk batas bawah ²/¹⁸”=0,28cm

d) Margin minimum untuuk batas sisi ²/¹⁸”=0,28cm

5) Spacing

a) Horizontal spacing disediakan ¹/¹²”untuk huruf “elite”,

⅒”untuk huruf “pica”.

b) Vertical spacing terdapat enam garis vertical setiap inci

pada mesin ketik standart, elite atau pica. Berikan ¹/¹⁶” atau

kelipatannya, untuk setiap baris pengetikan.

c) Untuk spasi yang dibuat dengan tulisan tangan, berikan

horizontal spacing ⅒” sampai ¹/¹²” perkarakter

verticalvertical spacing ¼” ¼” sampai ⅓”. Spasi antar baris

dan spasi antar karakter pada formulir sampai ⅓”. Spasi

antar baris dan spasi antar karakter pada formulir harus

diperhatikan, terutama bila formulir akan diisi dengan data

yang dicetak dengan mesin.

6) Rules atau garis Rules adalah sebuah garis vertical atau

horizontal. Garis ini bisa langsung, terputus-putus atau paralel

berdekatan yang melayani berbagai tujuan.

a) Type style atau jenis huruf, jenis huruf penting dalam hal

keterbacaan dan penonjolan untuk satu formulir yang

paling baik adalah menggunakan sedikit mungkin jenis dan


27

ukuran huruf. Item-item dengan tingkat kepentingan yang

sama hendaknya dicetak dengan huruf yang sama disemua

bagian formulir.

b) Cara pencatatan, cara pencatatan dapat dilakukan dengan

tulisan tangan, atau computer.

7) Penutup (Close)

Komponen utama terakhir formulir kertas adalah ”close”

atau penutup, merupakan ruangan yang disediakan untuk tanda

tangan otentikasi dan ketik persetujuan.

b. Aspek fisik

Menurut Wahono (2008) dalam pembuatan formulir harus

memperhatikan :

1) Warna

Pertimbangan harus diberikan kepada pengguna warna dan

jenis tinta yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan

dalam merancang desain formulir. Penggunaan warna

membantu mengidentifikasi dengan cepat formulir yang

dipergunakan. Warna yang baik adalah warna yang datanya

mudah dibaca, terutama bila menggunakan karbon. Warna

yang baik adalah warna yang cerah.


28

2) Bahan

Yang harus diperhatikan dalam penelitian bahan adalah

berat kertas dan kualitas kertas yang berkaitan dengan

permanency atau penyimpanan.

3) Ukuran

Ukuran yang digunakan adalah ukuran praktis yang

disediakan dengan kebutuhan isi formulir. Usahakan ukuran

kertas yang digunakan berupa ukuran kertas standar dan

banyak dijual. Jika kertas tidak standar, sebaiknya dibuat

ukuran yang merupakan kelipatan yang tidak membuang

kertas, seperti ukuran standar dibagi 2,3,4 dst.

4) Bentuk Menyatakan bentuk (vertical, horizontal, dan persegi

panjang). Beberapa faktor harus dipertimbangkan di dalam

pemilihan kertas yang akan digunakan, yaitu :

a) Lama formulir akan disimpan

b) Penampilan dari formulir

c) Banyak formulir tersebut ditangan

d) Bagaimana penanganannya (halus, kasar, dilipat, atau

dibawabawa oleh pemakainya)

e) Kemudahan untuk digunakan

f) Tahan lamanya untuk pengisian yang lama

g) Lingkungan (minyak, kotor, panas, dingin, lembab, dll)


29

h) Metode untuk pengisian data di formulir (tulis tangan,

mesin)

i) Keamanan terhadap pudarnya data semakin lama formulir

akan disimpan, formulir tersebut harus semakin baik.

Semakin sering digunakan, kelas kertas harus semakin baik

pula.

c. Aspek Isi

Dalam pembuatan desain formulir harus memperhatikan

aspek isi yaitu :

1) Butir data atau item. Butir data atau item merupakan data apa

saja yang perlu dimasukkan dalam mendesain formulir.

2) Pengurutan. Pengurutan menurut pengelompokan datanya

apakah sudah sesuai atau belum.

3) Caption. Merupakan kejelasan kata pada suatu formulir.

Merupakan kata-kata yang dicetak di formulir untuk

menunjukkan siapa yang harus mengisi data dan apa yang

harus diisikan.

4) Pengelompokan data. Data yang sudah ada dikelompokkan

menurut jenisnya masing-masing.

5) Terminologi data. Ada tidaknya istilah bahasa medis yang tidak

diketahui oleh orang awam yang perlu diberi keterangan dalam

Bahasa Indonesia.
30

5. Jenis-jenis Formulir

Menurut Sudra (2014) jenis-jenis formulir rekam medis diantaranya :

a. Formulir ringkasan masuk dan keluar merupakan bukti bahwa

pasien telah mendapatkan pelayanan dirumah sakit, brisikan

ringkasan riwayat pasien sejak pasien masuk rawat inap sampai

pasien keluar pada satu periode perawatan.

b. Informed Consent (persetujuan tindakan medis) merupakan

formulir yang berisikan informasi tentang tindakan dan persetujuan

pasien atau keluarganya yang harus ditandatangani oleh kedua

belah pihak yang memberi penjelasan atau yang akan melakukan

tindakan dan pasien atau keluarganya.

c. Formulir persetujuan tindakan, sering diletakkan setelah Lembar

Ringkasan Masuk-Keluar dan harus ditandatangani oleh pasien

pada saat mendaftar. Ada dua bagian dari lembar ini, separuh

lembar bagian atas adalah persetujuan umum untuk tindakan dan

separuh lembar bawah adalah persetujuan pelepasan informasi bagi

pihak yang berwenang.

d. Lembar Koresponden dan dokumen penting tentang pasien, seperti

surat rujukan, permintaan informasi dan lain-lain.

e. Catatan admisi, termasuk diagnosis awal (penyebab pasien datang

atau dibawa ke rumah sakit), gejala awal, pemeriksaan fisik dan

perawatan yang diminta.


31

f. Catatan kemajuan merupakan catatan harian untuk perawatan

pasien dan ditulis oleh dokter serta profesi kesehatan lainnya.

g. Catatan kemajuan perawatan menunjukkan perawatan harian.

h. Laporan operasi digunakan jika dilakukan operasi.

i. Catatan profesi kesehatan lainnya, seperti fisioterapi, pekerja sosial

dan lain-lain.

j. Laporan patologi termasuk hematologi, histologi, mikrobiologi dan

lain-lain.

k. Observasi perawatan, lembar khusus. perawatan untuk observasi.

l. Formulir rencana penatalaksanaan medis adalah tindakan medis

yang dilakukan terhadap pasien yang berguna untuk

menyelamatkan jiwa penderita sesuai denganyang tercatat pada

kartu status yang dikategorikan tindakan medis operatif dan

nonoperatif.

m. Formulir asuhan gizi merupakan sarana dalam upaya pemenuhan

zat gizi pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan.

C. ICD-10 dan ICD-9-CM


1. ICD-10 (International Statistical Classification of Diseases and Health

Problem 10)

Menurut WHO (2016) Sistem klasifikasi yang digunakan saat ini

adalah International Statistical Classification of Diseases and Health

Problem (ICD) revisi ke-10, yang pada mulanya dibuat untuk

klasifikasi penyebab kematian. Sudah sejak tahun 1532 pastoran di


32

London menyimpan rekam pasien meninggal. Pada abad ke-17, tahun

1662, John Graunt, mengembangkan studi yang disebut “London Bill

of Mortality”. Seorang temannya Sir William Perry, mampu

mengembangkan informasi laju mortalitas untuk mengestemasi

hancurnya ekonomi komunitas akibat kematian. Dua ratus tahun

kemudian, Florence Nightingale, dalam “Notes on Hospital”,

memaparkan sulitnya memperoleh rekam medis yang segera dapat

menghasilkan informasi untuk tujuan perbandingan, yang apabila ini

dapat diperoleh akan dapat menjelaskan berapa uang yang telah

dibayarkan, jenis sumber apa yang telah dikonsumsi, apakah jumlah

uang yang telah dikeluarkan untuk sesuatu yang kualitasnya cukup

baik.

ICD dimulai dari terbitan Bertillion of Diseases pada tahun 1893.

Pada tahun 1900, pemerintah Perancis menyelenggarakan pertemuan

internasional untuk memutakhirkan klasifikasi Bertillion tentang

International List of Causes of Death dengan maksud untuk mencapai

pengembangan suatu sistem umum yang bisa menjelaskan sebab

mortalitas. Sejak ICD revisi ke-6 yang pertama diterbitkan pada tahun

1946 oleh WHO, mulailah ICD digunakan juga untuk klasifikasi

morbiditas, dengan publikasi baru yang berjudul “International

Classification of Diseasses, Injuries and Cause of Death”.

Menurut Hatta (2013) fungsi ICD adalah sebagai klasifikasi

penyakit dan masalah terkait kesehatan digunakan untuk kepentingan


33

informasi statistik morbiditas dan mortalitas. Penerapan Pengkodean

Sistem ICD digunakan untuk :

1) Mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di sarana pelayanan

kesehatan.

2) Masukkan bagi sistem pelaporan diagnosis medis.

3) Memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data terkait

diagnosis karakteristik pasien dan penyedia layanan.

4) Bahan dasar dalam pengelompokkan DRGs (diagnosis-related

groups) untuk sistem penagihan pembayaran biaya pelayanan.

5) Pelaporan nasional dan international morbiditas dan mortalitas.

6) Tabulasi data pelayanan kesehatan bagi proses evaluasi

perencanaan pelayanan medis.

7) Menentukan banyak pelayanan yang harus direncanakan dan

dikembangkan sesuai kebutuhan zaman.

8) Analisis pembiayaan pelayanan kesehatan.

9) Untuk penelitian epidemiologi dan klinis.

Menurut Hatta (2013) struktur ICD-10 ada beberapa volume yaitu:

1) Volume 1 : berisi klasifikasi utama atau tabulasi.

2) Volume 2 : berisi petunjuk penggunaan ICD.

3) Volume 3 : berisi indeks alfabetik penyakit.


34

Didalam ICD-10 volume 3 terdiri dari 3 section yaitu :

1) Section 1 : berisi indeks penyakit.

2) Section 2 : berisi indeks sebab penyakit/akibat cidera luar.

3) Section 3 : berisi indeks akibat penggunaan obat-obatan dan bahan

kimia.

Menurut Hatta (2013) Daftar bab dan judul blok juga termasuk inti

klasifikasi. Daftar tabular memberikan seluruh rincian level 4 karakter

dan dibagi dalam 21 bab. Volume 1, 2, dan 3 dalam ICD-10. Terdiri

dari 22 bab.

Tabel 2. 1 Bab ICD-10

Bab ICD-10 Blok ICD-10 Judul ICD-10


I A00-B99 Penyakit infeksi dan parasit

tertentu

II C00-D48 Penyakit Neoplasma

III D50-D89 Penyakit darah & organ

pembentuk darah termasuk

gangguan imun

IV E00-E90 Endokrin, nutrisi, dan gangguan

metabolic

V F00-F99 Gangguan jiwa dan perilaku

VI G00-G99 Penyakit yang mengenai sistem

saraf

VII H00-H59 Penyakit mata dan adnexa mata


35

VIII H60-H95 Penyakit telinga dan mastoid

IX I00-I99 Penyakit pada sistem sirkulasi

X J00-J99 Penyakit pada sistem pernafasan

XI K00-K93 Penyakit pada sistem pencernaan

(Digestive)

XII L00-L99 Penyakit pada kulit & jaringan

subcutaneous

XIII M00-M99 Penyakit pada sistem

musculoskletal (otot)

XIV N00-N99 Penyakit pada sistem saluran

kemih & genitalia

XV O00-O99 Kehamilan dan persalinan

XVI P00-P96 Keadaan yang berasal dari keadaan

periode perinatal

XVII Q00-Q99 Malformasi konginetal, deformasi

dan kelainan lab yang tidak

ditemukan pada klasifikasi lain

XVIII R00-R99 Gejala, tanda, kelainan klinik dan

kelainan lab yang tidak ditemukan

pada klasifikasi lain

XIX S00-T98 Keracunan, cedera dan beberapa

penyebab dari luar

XX V01-Y98 Penyebab morbiditas & kematian


36

eksternal

XXI Z00-Z99 Faktor-faktor yang mempengaruhi

status kesehatan & hubungannya

dengan jasa jasa Kesehatan

XXII U00-U99 Kode kegunaan khusus

Menurut Hatta (2013) cara menentukan kode diagnosa yang benar

dalam ICD-10 yaitu :

1) Ubalah ejaan diagnosis kedalam ejaan Bahasa Inggris ICD

2) Tentukan bagian dari istilah diagnosis yang dijadikan sebagai

“LEAD-TERM” untuk digunakan sebagai panduan menelusuri di

Volume 3.

3) Bacalah semua keterangan/perintah yang menyertai, mendahului

ataupun yang mengikuti istilah diagnosis dan ditemukan dan ikut

istilah yang ada.

4) Tentukan pilihan nomor kode istilah diagonsa yang dimaksud.

5) Cocokkan dengan yang ada di Volume 1 dengan memperhatikan

semua perintah, keterangan include, exclude, use additional code

dan lain-lain yang menyertai.

6) Tentukan nomor kode terpilih.

7) Analisis rekam medis pasien untuk memastikan bahwa kode yang

terpilih menjustifikasi wakil istilah diagnosis yang ditulis dokter.


37

8) Gunakan rules yang tersedia bila perlu untuk memilih kembali

kode yang sesuai dengan outcome layanan pasien yang terjadi.

Konvensi Tanda Baca Menurut Hatta (2013) ada beberapa konvensi

tanda baca yaitu :

1) Parenthesis ( )

a) Menutup kode tambahan mengikuti diagnosis tanpa

merubah pada nomor kode diluar parenthesis berada.

b) Menutup kode yang tidak termasuk.

c) Menutup kategori 3 karakter yang termasuk dalam blok

tersebut pada judul blok.

d) Menghubungkan sistem sangkur dan bintang. Digunakan

untuk menutup kode sangkur dalam kode bintang atau kode

bintang yang mengikuti kode sangkur.

2) Square Brackets [ ]

a) Menutup Sinonim

b) Menunjuk pada catatan sebelumnya

c) Menunjuk pada pernyataan sebelumnya untuk mencari

subkategori 4 karakter.

3) Not Elsewhere classified (NEC)

Jika digunakan pada kategori 3 karakter adalah sebagai

tanda bahwa variasi kondisi yang ada mungkin terdapat pada

klasifikasi ditempat lain.


38

4) And (In Tifles)

And dimaksudkan untuk and atau for.

5) Point Dash (.-)

Pada beberapa kasus, kategori 4 karakter dari kategori 3

karakter diikuti dengan point dash.

6) Colon

Colon digunakan untuk merinci inclusion and exclusion

terms bila kata yang dimaksud tidak lengkap. Diagnosis

appendicitis dapat diklasifikasikan disini bila menyebutkan

chronic atau current.

7) Brace {}

Brace digunakan untuk merinci inclusion and exclusion

term untuk menjelaskan selain kata yang disebut sebelumnya

harus diikuti kata selanjutnya agar menjadi lengkap atau

pengelompokan.

8) Elsewhere clasified (EC)

Artinya yang diklasifikasikan di tempat lain.

9) + (Primary Code)/degger

Artinya = nama penyakit = underlying disease

10) (Asteric) Artinya = lokasi/ manifestasi/ etiologi.

(ICD 10 Volume 2).


39

2. International Classification of Diseases Ninth Clinical Modification

(ICD-9-CM)

International Classification of Diseases Ninth Clinical

Modification (ICD-9-CM) merupakan buku yang digunakan untuk

mengkode tindakan. ICD-9-CM berisi (Garmelia, 2010):

a. Bagian I : (Tabular List) Daftar Classification of Procedures.

b. Bagian II : Index to Procedure, Alfabet A – Y.

Tujuan penggunaan International Classification of Diseases Ninth

Clinical Modification ICD-9-CM antara lain (Garmelia, 2010) :

a. Informasi klasifikasi morbiditas dan mortalitas untuk statistik.

b. Indeks penyakit dan operasi.

c. Laporan diagnosis oleh dokter.

d. Penyimpanan dan pengambilan data.

e. Laporan nasional morbiditas dan mortalitas.

f. Untuk pengelompokan penyakit (CBG).

g. Membantu kompilasi dan pelaporan data sebagai evaluasi

pelayanan.

h. Pola pelayanan kesehatan.


40

Berikut ini adalah langkah-langkah pengkodean International

Classification of Diseases Ninth Clinical Modification (ICD-9-CM)

(Garmelia, 2010) :

a. Identifikasi prosedur diagnostik yang akan di kode.

b. Tentukan “lead term“.

c. Lihat lead term pada buku indeks alphabet.

d. Lihat pada beberapa lokasi “modifiers”.

e. Koreksi kode yang didapat pada buku “Tabular list”.

f. Lihat atau koreksi juga pada “Inclusion and Exclusion terms”.

g. Tetapkan Kode.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Islam YAKSSI Gemolong


1. Sejarah Rumah Sakit Umum Islam YAKSSI Gemolong

Rumah Sakit Umum Islam (RSUI) YAKSSI Gemolong berdiri

pada pada akhir 1999-an di sebuah wilayah kecamatan yaitu

Gemolong berlokasi di desa Bogorejo, Kragilan, Gemolong, Sragen

tepatnya di jalan Solo – Purwodadi KM. 20 Gemolong. Luas Wilayah

Kecamatan Gemolong adalah 4.023 Ha, 4,27% dari wilayah kab

Sragen, terdiri dari 16 desa. Awal mula berdiri jenis pelayanan rumah

sakit setara dengan kelas D atau pertama dengan kapasitas 15 Bed

dengan jumlah karyawan 14 orang dengan waktu itu layanan terdiri

dari UGD, Laboratorium, Apotek, dan Rawat Inap.

RSUI YAKSSI Gemolong merupakan rumah sakit swasta dengan

tipe D dan seiring berjalannya waktu RSUI YAKSSI semakin

meningkatkan pelayanan dilihat dari kunjungan pasien yang

meningkat dan jumlah TT saat ini 78 TT telah menyelesaikan lulus

akreditasi tingkat dasar dengan 4 pelayanan oleh tim KARS

Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2012 dan akreditasi SNARS

Tahun 2018. Seiring dengan bertambahnya waktu dan penambahan

jumlah penduduk maka RSUI YAKSSI Gemolong terus berbenah baik

dalam kualitas pelayanan maupun kuantitas pelayanan. Oleh karena

40
41

itu selalu dikembangkan bangunan serta renovasi bangunan untuk

disesuaikan dengan kebutuhan serta peraturan dari pemerintah.

Rumah Sakit Umum Islam (RSUI) YAKSSI Gemolong menjadi

rumah sakit pilihan dalam pelayanan yang paripurna dan islami itu

menjadi visi RSUI YAKSSI Gemolong, maka dengan tumpuhan visi

tersebut kita memberikan pelayanan terbaru berupa polklinik terpadu

dengan berbagai layanan poliklinik spesialis yang menempati gedung.

baru sehingga kita memberi pelayanan yang maksimal tanpa

meningggalkan kenyamanan pasien.

RSUI YAKSSI Gemolong harus sejalan dengan kebijaksanaan

pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan dan harus bermanfaat

bagi orang banyak. Untuk menciptakan kesejahteraan yang merupakan

perwujudan UU No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan

dan Surat Keputusan Bupati Sragen No. 660.1/238/03/2001 Tentang

jenis usaha yang wajib dilengkapi dengan studi lingkungan. Kaitannya

dengan hal tersebut maka RSUI YAKSSI Gemolong telah mempunyai

Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya

Pemantauan Lingkungan (UPL).

Falsafah, Visi, Misi, Motto, Dan Tujuan Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Islam (RSUI) YAKSSI Gemolong senantiasa

memberikan pelayanan yang diniatkan untuk mendapat ridha Allah

SWT.
42

a. Visi

Rumah Sakit Umum Islam (RSUI) YAKSSI Gemolong menjadi

Rumah Sakit Pilihan dalam pelayanan yang prima dan islami.

b. Misi

1) Memberikan Pelayanan promotif. Preventif, kuratif, dan

Rehabilitatif kepada seluruh masyarakat.

2) Menyediakan saranan prasarana sesuai standar.

3) Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional.

4) Meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan karyawan.

5) Melaksanakan fungsi sosial.

c. Motto Kesembuhan dan Kepuasan pasien adalah tujuan kami.

d. Tujuan

1) Terwujudnya pelayanan prima di semua unit pelayanan yang

berorientasi pada kepuasan pelanggan.

2) Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang terintegrasi

sesuai standar demi keselamatan pasien.

2. Sejarah Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Islam (RSUI)

YAKSSI Gemolong

Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Islam YAKSSI

Gemolong Dipimpin oleh dr Arwani Amin, selaku direktur rumah

sakit yang membawahi Dr Dwi Cahyani selaku kepala bagian

penunjang medis dimana yang bertanggungjawab untuk kegiatan

rekam medis adalah Titik Pratiwiningsih, A.Md. PK selaku kepala


43

bagian rekam medis dan urusan pelaporan data, Bagian Koding

oleh Chodijah Hastuti, A.Md.PK dan bagian assembling Erma Fitri

Astuti, Amd.PK dan yang terlibat dalam urusan pendaftaran adalah

Khosiana, A.Md.PK, Mamik Farida, Susilowati. Tri Susanti, Ayu

Wihartanti, A.Md.RMIK, Hanif Winahyutyas, A.Md.RMIK.

Pada awal didirikan tahun 2003 sudah ada rekam medis

namun belum berjalan dengan baik dan masih sangat sederhana

sekali, baik dalam pelaksanaannya, pengolahannya,

penyimpanannya masih menggunakan metode konvensional.

Kemudian dengan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan

tentang kesehatan diangkatlah seorang Kepala Rekam Medis yang

berlatarbelakang pendidikan perekam kesehatan. Dengan

direkrutnya tenaga-tenaga ahli perekam medis lambat laun sistem

pencatatan dan pengolahan data mulai dilaksanakan sesuai dengan

standar dari Depkes (Permenkes RI No 269/Menkes/Per/2008 pasal

10 ayat 2 dan pasal 13 ayat 1 tentang Rekam Medis). Sampai saat

ini terdapat 9 tenaga Rekam Medis diantaranya 6 tenaga Rekam

Medis yang berlatar belakang pendidikan Perekam Kesehatan dan

3 orang tenaga rekam medis yang berlatar belakang lulusan SMA

yang terdiri dari 1 orang kepala rekam medis, 6 orang petugas

pendaftaran, 1 orang petugas assembling, dan 1 orang petugas

coding.
44

Saat ini sistem rekam medis menggunakan komputerisasi

sehingga memudahkan dalam pelaksanaan pelayanan kepada

pasien maupun dalam mengolah data, Sistem dan Sub sistem

rekam medis sudah berjalan sesuai dengan Permenkes RI No

269/Menkes/Per/2008 serta semua staff rekam medis

melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing baik

di bagian pendaftaran, pengolahan data maupun pelaporan.

3. Stuktur Organisasi Rekam Medis RSUI YAKSSI Gemolong

Gambar 3. 1 Stuktur Organisasi Rekam Medis RSUI YAKSSI

Gemolong
45

B. Statistik Rumah Sakit Di RSUI YAKSSI Gemolong


Pelaksanaan indikator mutu pelayanan rumah sakit sangat memacu

rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan yang sesuai standar dan

prosedur yang ditetapkan. Suatu indikator pelayanan di rumah sakit

mempunyai manfaat yang banyak bagi pengelolaan rumah sakit, terutama

untuk mengukur kinerja rumah sakit itu sendiri. Terdapat dua indikator

penting dalam meningkatkan pengelolaan rumah sakit yaitu Indikator

Rawat Jalan dan Indikator Rawat Inap.

Adapun indikator mutu pelayanan di RSUI YAKSSI Gemolong

pada tahun 2020 adalah :

1. Indikator Produktifitas Rawat Jalan

Data Statistik Pasien Rawat Jalan RSUI YAKSSI Gemolong Periode

2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Data Statistik Pasien RJ RSUI YAKSSI Gemolong 2020

Jumlah Jumlah
Total
Bulan Kunjungan Kunjungan
Kunjungan
Baru Lama
Januari 217 551 768
Februari 216 683 899
Maret 222 582 804
April 138 338 476
Mei 130 269 399
Juni 156 384 540
Semester 1 1.079 2.807 3.886
Juli 141 335 476
Agustus 137 333 470
September 93 308 401
Oktober 144 431 575
November 123 418 541
Desember 168 447 615
Semester II 806 2.272 3.078
46

Sumber : Rekapitulasi kunjungan pasien rawat jalan RSUI YAKSSI Gemolong

Periode 2020

Tabel 3. 2 Data Statistik Poliklinik RSUI YAKSSI Gemolong 2020

Semester Total
No Poliklinik
I II Kunjungan
1. Poliklinik Bedah 104 88 191
2. Poliklinik Dalam 1.465 1.197 2676
3. Poliklinik Anak 990 464 1354
4. Poliklinik Obsgyn 410 429 841
5. Poliklinik Saraf 293 227 520
6. Poliklinik Ortopedi 167 169 326
7. Poliklinik THT 272 411 672
8. Poliklinik Gigi 72 76 148
9. Poliklinik Jiwa 12 17 29
10. Poloklinik Kulit Kelamin 101 0 101
Total Kunjungan 3.886 3.078 6.964

Tabel 3. 3 Jumlah hari buka klinik RSUI YAKSSI Gemolong 2020

Semester Total Hari


No Poliklinik
I II Buka Klinik
1. Poliklinik Bedah 71 74 145
2. Poliklinik Dalam 145 148 293
3. Poliklinik THT 120 126 246
4. Poliklinik Anak 145 148 293
5. Poliklinik Obsgyn 47 49 96
6. Poliklinik Gigi 120 126 246
7. Poliklinik Kulit Kelamin 145 148 293
8. Poliklinik Ortopedi 145 148 293
9. Poliklinik Syaraf 145 148 293
47

10. Poloklinik Jiwa 24 26 50

1) Hasil Perhitungan Rerata Kunjungan Per hari

Hasil Perhitungan rerata kunjungan per hari dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus :

Tabel 3. 4 Hasil Perhitungan Rerata Kunjungan Per hari

Rumus
∑ Kunjungan pasien
No Poliklinik ∑ Hari buka klinik
Semester
I II
∑ Kunjungan pasien ∑ Kunjungan pasien
= ∑ Hari buka klinik
= ∑ Hari buka klinik

= 104 = 88
1. Poliklinik Bedah 71 74
= 1,5 = 1,18
= 2 pasien/hari = 1 pasien/hari
∑ Kunjungan pasien ∑ Kunjungan pasien
= ∑ Hari buka klinik
= ∑ Hari buka klinik

= 1.465 = 1.197
2. Poliklinik Dalam 145 148
= 10,10 = 8,08
= 10 pasien/hari = 8 pasien/hari
∑ Kunjungan pasien ∑ Kunjungan pasien
= ∑ Hari buka klinik
= ∑ Hari buka klinik

= 990 = 464
3. Poliklinik Anak 145 148
= 6,82 = 3,13
= 7 pasien/hari = 3 pasien/hari
48

∑ Kunjungan pasien ∑ Kunjungan pasien


= ∑ Hari buka klinik
= ∑ Hari buka klinik

= 410 = 429
4. Poliklinik Obsgyn 47 49
= 8,72 = 8,75
= 9 pasien/hari = 9 pasien/hari
∑ Kunjungan pasien
∑ Kunjungan pasien = ∑ Hari buka klinik
= ∑ Hari buka klinik
= 227
= 293
5. Poliklinik Saraf 148
145
= 1,53
= 2 pasien/hari
= 2 pasien/hari
∑ Kunjungan pasien ∑ Kunjungan pasien
= ∑ Hari buka klinik
= ∑ Hari buka klinik

= 167 = 169
6. Poliklinik Ortopedi 145 148
= 1,15 = 1,14
= 1 pasien/hari = 1 pasien/hari
∑ Kunjungan pasien ∑ Kunjungan pasien
= ∑ Hari buka klinik
= ∑ Hari buka klinik

= 272 = 411
7. Poliklinik THT 120 126
= 2,26 = 3,26
= 2 pasien/hari = 3 pasien/hari
∑ Kunjungan pasien ∑ Kunjungan pasien
= ∑ Hari buka klinik
= ∑ Hari buka klinik

= 72 = 76
8. Poliklinik Gigi 120 126
= 0,6 = 0,6
= 1 pasien/hari = 1 pasien/hari
49

∑ Kunjungan pasien ∑ Kunjungan pasien


= ∑ Hari buka klinik
= ∑ Hari buka klinik

= 12 = 17
9. Poliklinik Jiwa 24 26
= 0,5 = 0,65
= 1 pasien/hari = 1 pasien/hari
∑ Kunjungan pasien
= ∑ Hari buka klinik

= 101
Poloklinik Kulit Tidak ada
10. 145
Kelamin kunjungan
= 0,69
= 1 pasien/hari

2) Hasil Perhitungan Rerata Kunjungan Baru Per Hari

Hasil perhitungan rerata kunjungan baru per hari dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus:

∑Kunjungan Pasien baru


Rerata kunjungan baru per hari = ∑ Hari buka klinik

a) Poli Bedah

27
Semester I = 71 = 0,38 = 1 pasien/hari

25
Semester II = 74 = 0,33 = 1 pasien/hari

b) Poli Dalam

313
Semester I = 145 = 2,15 = 2 pasien/hari

180
Semester II = 148 = 1,21 = 1 pasien/hari

c) Poli Anak

204
Semester I = 145 = 1,40 = 1 pasien/hari
50

103
Semester II = 148 = 0,69 = 1 pasien/hari

d) Poli Obsgyn

152
Semester I = = 3,23 = 3 pasien/hari
47

158
Semester II = = 3,22 = 3 pasien/hari
49

e) Poli Syaraf

80
Semester I = = 0,55 = 1 pasien/hari
145

38
Semester II = 148 = 0,26 = 1 pasien/hari

f) Poli Ortopedi

34
Semester I = 145 = 0,23 = 1 pasien/hari

38
Semester II = 148 = 0,26 = 1 pasien/hari

g) Poli THT

174
Semester I = 120 = 1,5 = 2 pasien/hari

227
Semester II = 126 = 1,80 = 2 pasien/hari

h) Poli Gigi

36
Semester I = 120 = 0,3 = 1 pasien/hari

32
Semester II = 126 = 0,25 = 1 pasien/hari

i) Poli Jiwa

4
Semester I = 24 = 0,16 = 1 pasien/hari

5
Semester II = 26 = 0,19 = 1 pasien/hari
51

j) Poli Kulit Kelamin

55
Semester I = 145 = 0,37 = 1 pasien/hari

Semester II = tidak ada kunjungan

3) Hasil Perhitungan Rerata Kunjungan Lama Per Hari

Hasil perhitungan rerata kunjungan lama per hari dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus :

∑ Kunjungan Lama
Rata – rata kunjungan lama perhari = ∑ Hari buka klinik

a) Poli Bedah

77
Semester I = 71 = 1,08 = 1 pasien/hari

63
Semester II = 74 = 0,85 = 1 pasien/hari

b) Poli Dalam

1152
Semester I = = 7,94 = 8 pasien/hari
145

1017
Semester II = = 6,87 = 7 pasien/hari
148

c) Poli Anak

786
Semester I = 145 = 5,42 = 5 pasien/hari

361
Semester II = 148 = 2,43 = 2 pasien/hari

d) Poli Obsgyn

258
Semester I = = 5,5 = 6 pasien/hari
47

271
Semester II = = 5,53 = 6 pasien/hari
49
52

e) Poli Syaraf

213
Semester I = 145 = 1,43 = 1 pasien/hari

189
Semester II = 148 = 1,27 = 1 pasien/hari

f) Poli Ortopedi

133
Semester I = 145 = 0,91 = 1 pasien/hari

131
Semester II = = 0,88 = 1 pasie/hari
148

g) Poli THT

98
Semester I = 120 = 0,81 = 1 pasien/hari

184
Semester II = 126 = 1,5 = 2 pasien/hari

h) Poli Gigi

36
Semester I = 120 = 0,3 = 1 pasien/hari

44
Semester II = 126 = 0,34 = 1 pasien/hari

i) Poli Jiwa

8
Semester I = 24 = 0,33 = 1 pasien/hari

12
Semester II = 26 = 0,5 = 1 pasien/hari

j) Poli Kulit Kelamin

46
Semester I = 145 = 0,31 = 1 pasien/hari

Semester II = tidak ada kunjungan


53

4) Hasil Perhitungan Rasio Kunjungan Baru Terhadap Total

Kunjungan

Hasil perhitungan rasio kunjungan baru terhadap total kunjungan

dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

∑ Kunjungan Baru
Rasio Kunjungan Baru = ∑ Total kunjungan

Semester I

1079
= 0,57 = 1
1885

1885
= 1,74 = 2
1079

Jadi dari 2 kunjungan pasien, 1 diantaranya adalah pasien baru

Semester II

806
= 0,43 = 1
1885

1885
= 2,33 = 2
806

Jadi dari 2 kunjungan pasien, 1 diantaranya adalah pasien baru

5) Hasil Perhitungan Rasio Kunjungan Lama Per Hari

Hasil perhitungan rasio kunjungan lama per hari dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus :

∑ kunjungan lama
Rasio Kunjungan Lama = ∑ Total kunjungan

Semester I

2807
= 0,55 = 1
5079

5079
= 1,81 = 2
2807

Jadi dari 2 kunjungan pasien, 1 diantaranya adalah pasien lama


54

Semester II

2272
= 0,44 = 1
5079

5079
= 2,23 = 2
2272

Jadi dari 2 kunjungan pasien, 1 diantaranya adalah pasien lama

6) Persentase Pelayanan Speasialistik

Hasil perhitungan presentase pelayanan speasialistik dapat

diperoleh menggunakan rumus :

Jumlah Kunjungan Speasialistik


Rumus = x 100 %
Jumlah total kunjungan

a) Perhitungan Persemester

(1) Poli Bedah

104
Semester I = 3886 x 100 % = 2,67 %

88
Semester II = 3078 x 100 % = 2,85 %

(2) Poli Dalam


1465
Semester I = 3886 x 100 % = 37,69 %

1197
Semester II = 3078 x 100 % = 38,88%

(3) Poli Anak

990
Semester I = x 100 % = 25,47 %
3886

464
Semester II = 3078 x 100 % = 15,07 %

(4) Poli Obsgyn

410
Semester I = 3886 x 100 % = 10,55 %
55

429
Semester II = 3078 x 100 % = 13,93 %

(5) Poli Saraf

293
Semester I = 3886 x 100 % = 7,54 %

227
Semester II = 3078 x 100 % = 7,37 %

(6) Poli Ortopedi

167
Semester I = x 100 % = 4,29 %
3886

169
Semester II = 3078 x 100 % = 5,49 %

(7) Poli THT

272
Semester I = 3886 x 100 % = 6,99 %

411
Semester II = 3078 x 100 % = 13,35 %

(8) Poli Gigi

72
Semester I = 3886 x 100 % = 1,85 %

76
Semester II = 3078 x 100 % = 2,47 %

(9) Poli Jiwa

12
Semester I = 3886 x 100 % = 0,30 %

17
Semester II = 3078 x 100 % = 0,55 %

(10) Poli Kulit Kelamin

101
Semester I = 3886 x 100 % = 2,59 %

Semester II = Tidak ada kunjungan


56

7) Rasio kunjungan pasien terhadap tenaga perawat

Hasil perhitungan rasio kunjungan pasien terhadap tenaga perawat

dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

∑Pasien Perhari
Rumus = ∑ Tenaga Perawat

Semester I

36
= 4,5 = 5
8

8
= 0,2 = 1
36

Jadi dari 1 perawat menangani 5 pasien

Semester II

29
= 3,62 = 4
8

8
= 0,27 = 1
29

Jadi dari 1 perawat menangani 4 pasien

8) Rasio pasien rawat jalan terhadap jumlah penduduk

Hasil perhitungan rasio kunjungan pasien terhadap jumlah

penduduk dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

∑ Pasien Rawat Jalan


Rumus = ∑ Penduduk sekitar Rumah Sakit

Semester I

3886
= 0,08 = 1
47112

47112
= 12,12 = 12
3886

Jadi dari 12 penduduk sekitar Rumah Sakit tercatat 1 pasien yang

berkunjung di RSUI YAKSSI Gemolong.


57

Semester II

3078
= 0,65 = 1
47112

47112
= 15,30 = 15
3078

Jadi dari 15 penduduk sekitar Rumah Sakit tercatat 1 pasien yang

berkunjung di RSUI YAKSSI Gemolong.

2. Indikator Produktifitas Rawat Inap

Data statistik pasien rawat inap RSUI YAKSSI Gemolong Tahun

2020 Semester I-II .

Tabel 3. 5 Data Statistik Pasien RI RSUI YAKSSI Gemolong 2020

Tempat Hari Rerata Total Pasien


Tidur Perawatan Tempat Keluar
Periode
Tersedia (HP) Tidur Hidup dan
(A) Terisi (O) Mati (D)

Semester I 78 4.459 24,5 1.015

Semester II 78 2.385 12,96 559

Sumber : Rekapitulasi rawat inap RSUI YAKSSI Gemolong tahun


2020

Jumlah hari dalam periode tahun 2020 :

Semester I (Januari-Juni) : 182 hari

Semester II (Juli-Desember) : 184 hari


58

a) Hasil perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR) dapat diperoleh

dengan mnggunakan rumus :

∑HP
BOR = X 100
xt

1) Perhitungan Semester I

4459
BOR = X 100 =31,41
14196

2) Perhitungan Semester II

2385
BOR = X 100 =16,62
14352

b) Hasil perhitungan Lenght of Stay (LOS) dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus :
LD
LOS = D

1) Perhitungan Semester I

4459
LOS = =4,54 hari
1015

2) Perhitungan Semester II

2384,64
LOS = =4,27 hari
559

c) Hasil perhitungan Turn Over Interval (TOI) dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus :

TOI = (A - O) x

1) Perhitungan Semester I

182
TOI = (78 – 24,5) x 1015 = 9,59 hari

2) Perhitungan Semester II

184
TOI = (78 – 12,96) x 559 = 21,4 hari
59

d) Hasil perhitungan Bet Turn Over (BTO) dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus :
D
BTO =

1) Perhitungan Semester I

1015
BTO = = 13 kali
78

2) Perhitungan Semester II

559
BTO = = 7 kali
78

3. Penyajian Data Rawat Inap RSUI YAKSSI Gemolong Berdasarkan

Grafik Barber Johnson Semester I-II Tahun 2020

a. Semester I

Gambar 3. 2 Grafik BJ RSUI YAKSSI Gemolong Semester I

2020
60

Analisis grafik

1) BOR

Pada semester I tahun 2020 rata-rata pemakaian

tempat tidur sebesar 31,4 % sehingga belum efisien.

2) LOS

Pada semester I tahun 2020 rata-rata lamanya pasien

di rawat adalah 4 hari yang berarti nilai LOS sudah

efisien.

3) TOI

Pada semester I tahun 2020 interval pemakaian

tempat tidur adalah 10 hari, sehingga nilai TOI belum

efisien.

4) BTO

Pada semester I tahun 2020 rata-rata pasien keluar

sebanyak 13 kali, hal ini menandakan jika nilai BTO

belum efisien.
61

b. Semester II

Gambar 3. 3 Grafik BJ RSUI Yakssi Gemolong Semester II


2020

Analisis grafik

1) BOR

Pada semester I tahun 2020 rata-rata pemakaian

tempat tidur sebesar 16,6 % sehingga belum efisien.

2) LOS

Pada semester I tahun 2020 rata-rata lamanya pasien

di rawat adalah 4 hari yang berarti nilai LOS sudah

efisien.
62

3) TOI

Pada semester I tahun 2020 interval pemakaian

tempat tidur adalah 21 hari, sehingga nilai TOI belum

efisien.

4) BTO

Pada semester I tahun 2020 rata-rata pasien keluar

sebanyak 7 kali, hal ini menandakan jika nilai BTO

belum efisien.

C. Tinjauan Terhadap Desain Formulir Resume Pulang RSUI YAKSSI


Gemolong

Gambar 3. 4 Desain Formulir Resume Pulang RSUI Yakssi Gemolong


ambar 3.3 Aspek Anatomi

Sumber : RSUI YAKSSI Gemolong


63

a. Heading

Pada formular resume pulang di RSUI YAKSSI Gemolong

bagian tengah atas formulir terdapat identitas rumah sakit yang

mencakup nama rumah sakit, alamat, nomor telepon, nomor fax,

dan alamat website rumah sakit sudah tercantum dalam formulir

judul formulir terdapat ditengah atas. Identitas pasien pada

formular sudah jelas serta sudah terdapat nomor halaman dalam

formular.

b. Introduction (Pendahuluan)

Dalam formulir resume pulang di RSUI YAKSSI

Gemolong sudah tercantum judul formulir yang terletak pada

bagian tengah atas.

c. Instruction

Pada formulir resume pulang di RSUI YAKSSI Gemolong

sudah tercantum intruksi ”Harap di isi atau menempelkan bila

ada”, serta terdapat intruksi “Beri tanda centang”.

d. Body

1) Margin

Pada formulir resume pulang di RSUI YAKSSI Gemolong

memiliki ukuran batas atas 2 cm, batas bawah 4 cm , kanan 4

cm dan kiri 4 cm.


64

2) Huruf

Huruf yang digunakan pada formulir adalah calibri ukuran

14 sehingga pengguna sudah dapat membaca dengan jelas

tulisan pada formulir.

3) Spasi

Pada formulir resume pulang di RSUI YAKSSI Gemolong

menggunakan spasi 1,15 cm sehingga tulisan sudah tidak

tampak padat.

4) Garis (Rules)

Pada formular resume pulang di RSUI YAKSSI Gemolong,

garis vertical yang digunakan adalah solid (langsung), dan

titik-titik.

e. Close

Pada formulir resume pulang di RSUI YAKSSI Gemolong

sudah sesuai dengan teori, karena terdapat ruang untuk tanda

tangan dan nama terang, tanggal kapan formular tersebut di tanda

tangani, serta dokter yang bertanggungjawab.

2. Aspek fisik

a. Warna

Sebuah formulir dapat berwarna apa saja, namun yang

perlu diperhatikan warna kertas kontras dengan warna tulisan.

Formulir resume pulang di RSUI YAKSSI Gemolong berwarna


65

putih dengan tulisan warna hitam. Warna tersebut sudah kontras

dengan warna tinta hitam sehingga tulisan mudah dibaca.

b. Bahan

Dalam segi bahan formulir resume pulang di RSUI

YAKSSI Gemolong menggunakan kertas HVS F4 70 gram.

c. Ukuran

Ukuran formulir resume keluar di RSUI YAKSSI

Gemolong ini adalah 21cm x 33cm. Ukuran formulir persetujuan

tersebut sudah sesuai dengan teori.

d. Bentuk

Bentuk formulir resume pulang di RSUI YAKSSI

Gemolong adalah persegi panjang vertikal, dibandingkan dengan

penggunaan formulir bentuk tersebut sudah sesuai dengan

penggunaannya.

3. Aspek isi

a. Kelengkapan item/butir data item

Kelengkapan item pada formulir resume pulang di RSUI

YAKSSI Gemolong sudah lengkap, dengan isi formulir adalah

informasi yang baru diketahui oleh pasien atau penanggungjawab.

b. Terminologi data

Terminologi data pada formulir resume pulang di RSUI

YAKSSI Gemolong masih terdapat terminologi data yang kurang

bisa dipahami oleh pasien atau penanggungjawab. Sebaiknya


66

bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia secara umum

yang bisa dipahami oleh orang awam.

c. Singkatan

Terdapat singkatan yang sulit di pahami dalam formulir

resume pulang di RSUI YAKSSI Gemolong yaitu singkatan.

d. Simbol

Simbol pada formulir resume pulang di RSUI YAKSSI

Gemolong terdapat simbol berupa simbol ( ) untuk pengisian

pilihan.
67

4. Desain Ulang Formulir Resume Keluar RSUI YAKSSI Gemolong

Gambar 3. 5 Desain Ulang Formulir Resume Pulang


68

D. Kode ICD-10 dan ICD-9-CM RSUI YAKSSI Gemolong


1. Keakuratan Kode ICD-10 pada Sistem Pengindraan, syaraf dan

Gangguan Jiwa dan Perilaku

Data analisa keakuratan kode pada ICD-10 dari kasus pada sistem

pengindraan, syaraf dan gangguan jiwa dan perilaku periode tahun

2020 penulis mengambil contoh 10 penyakit dan 1 tindakan.

Keakuratan kode penyakit tersebut mencapai 100%. Artinya dari 10

jenis penyakit dan 1 tindakan yang telah diamati sudah akurat.

Berikut data hasil analisa 10 jenis penyakit dan 1 tindakan.

Tabel 3. 6 Kode Penyakit di RSUI YAKSSI Gemolong

Kode Kode
No Diagnosis Langkah
RS Peneliti
a. Buka ICD 10 Volume
3
Lt. Fever
- Thphoid
Thyroid (aborative)
1 A01.0 A01.0
fever (hemorragil) (inter
mitten) (malignant)
A01.0
b. Rujuk ke Volume 1
A01.0 Thyphoid fever
a. Buka ICD 10 Volume
Dengue 3
2 A90 A90
fever Lt. Fever
- Dengue (virus)
69

NEC A90
b. Rujuk ke Volume 1
A90 Dengue Fever
[Classical dengue]

a. Buka ICD 10 Volume


3
Stroke non Lt. Stroke
3 hemoragik - ischemic I63.9 I63.9 I63.9
CSHH b. Rujuk ke Volume 1
I63.9 Cerebral
infaction unspecified
a. Buka ICD 10 Volume
3
Lt. pneumonia J18.9
4 Pneumonia J18.9 J18.9
b. Rujuk ke Volume 1
J18.9 Pneumonia
unspecified
a. Buka ICD 10
Volume 3
Lt. Gastroenteritis
(acute)
- Infectious
Gastro
A09.0
5 enteritis A09.0 A09.0
b. Rujuk ke Volume 1
akut (GEA)
A09.0 Other and
unspecified
gastroenteritis and
colitis of infectious
orgin
70

a. Buka ICD 10
Volume 3
Lt. failure, failed
CHF
- Heart
(Congestive
6 -- congestive I50.0 I50.0
heart
I50.0
failure)
b. Rujuk ke Volume 1
I50.0 Congestive
Heart Failure
a. Buka ICD 10
Volume 3
Lt. anemia D64.9
b. Rujuk ke Volume 1
7 Anemia D64.9 D64.9
D64.9 Anemia
unspecified

a. Buka ICD 10
Volume 3
Lt. Dyspepsia
8 Dyspepsia - Functional K30 K30 K30
b. Rujuk ke Volume 1
K30 Funcional
Dyspepsia
a. Buka ICD 10
DHF ( Volume 3
Dengue Lt. Fever
9 A91 A91
Haemorrhag - Dengue (virus)
ic Fever) - - Hemoragic A91
b. Rujuk ke Volume 1
71

A91 Dengue
Hemoragic
a. Buka ICD 10
Volume 3
Lt. Vertigo R42
10 Vertigo R42 R42
b. Rujuk ke Volume 1
R42 Dizziness and
giddiness

Tabel 3. 7 Kode Tindakan di RSUI YAKSSI Gemolong

Kode Kode
No. Tindakan Langkah
RS Peneliti
1. OORIF Lt. Reduction 79.30 79.30
(Open Open
Reduction With internal
Internal fixation 79.30
Fixation) Rujuk tabular list
Clavicula 79.3 Open reduction of
racture with internal
fixation
0 unspecified site
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan tentang statistik, desain formulir,

ICD-10 dan ICD-9-CM di RSUI YAKSSI Gemolong dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut : Hasil perhitungan data statistik di RSUI

YAKSSI Gemolong yang pertama Indikator Rawat Jalan yaitu Rata-rata

kunjungan pasien perhari pada tahun 2020 semester I adalah 36 pasien/hari

sedangkan semester II adalah 29 pasien/hari sehingga mengalami

penurunan pada setiap semester, rata-rata kunjungan pasien baru pada

tahun 2020 semester I adalah 14 pasien/hari sedangkan semester II adalah

12 pasien/hari sehingga mengalami penurunan pada setiap semester, rata-

rata kunjungan pasien baru pada tahun 2020 semester I adalah 26

pasien/hari sedangkan semester II adalah 23 pasien/hari sehingga

mengalami penurunan pada setiap semester, rasio kunjungan pasien baru

terhadap total kunjungan pada tahun 2020 yaitu Semester I ada 2

kunjungan pasien, 1 diantaranya adalah pasien baru sedangankan semester

II ada 2 kunjungan pasien, 1 diantaranya adalah pasien baru, rasio

kunjungan pasien lama terhadap total kunjungan pada tahun 2020 yaitu

ada 2 kunjungan pasien, 1 diantaranya adalah pasien lama, sedangkan

Semester II ada 2 kunjungan pasien, 1 diantaranya adalah pasien lama,

persentase spesialistik pada tahun 2020 mencapai angka tertinggi pada

kunjungan poli dalam yaitu semester I mencapai angka 37,69% dan

62
63

semester II mencapai angka 38,88%, rasio kunjungan dengan tenaga

perawat rawat jalan pada tahun 2020 yaitu semester I dari 1 perawat

menangani 5 pasien dan semester II dari 1 perawat menangani 4 pasien,

rasio kunjungan pasien terhadap penduduk sekitar rumah sakit pada tahun

2020 yaitu semester I dari 12 penduduk sekitar Rumah Sakit tercatat 1

pasien yang berkunjung di RSUI YAKSSI Gemolong dan semester II dari

12 penduduk sekitar Rumah Sakit tercatat 1 pasien yang berkunjung di

RSUI YAKSSI Gemolong.

Kedua Indikator Rawat Inap yaitu indikator rawat inap RSUI

YAKSSI Gemolong menggunakan perhitungan standar Barber Johnson.

Pada tahun 2020 BOR semester I adalah 31,41% dan semester II 16,62%

sehingga belum efisien, LOS semester I adalah 5 hari dan semester II

adalah 4 hari sehingga sudah efisien, TOI semester I adalah 10 hari dan

semester II adalah 21 hari sehingga belum efisien, BTO semester I adalah

13 kali dan semester II adalah 7 kali sehingga belum efisien.

Formulir Resume Pulang yang digunakan di RSUI YAKSSI

Gemolong sudah baik, namun pada istilah medis perlu diberi keterangan

dalam Bahasa Indonesia dan dalam penulisan singkatan perlu diperjelas

agar mudah dipahami. Keakuratan kode diagnosa dan tindakan pada

sistem penyakit endokrin dan syaraf sudah akurat 100% sesuai dengan

ICD-10 dan ICD-9-CM.


64

B. Saran

1. Pengelolaan Rumah Sakit yaitu Indikator Rawat Jalan dan Indikator

Rawat Inap harus ditingkatkan lagi agar kepuasan jumlah kunjungan

semakin baik.

2. Pengkodean ICD-10 dan ICD-9-CM sudah baik dan teliti, sebaiknya

dipertahankan agar keakuratan tetap konsisten.


DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

269/Menkes/Per/III/2008, Tentang Rekam Medis. Jakarta : Depkes RI.

Garmelia. 2010. Pengenalan Kodifikasi dan Modifikasi Prosedur melalui ICD-9

CM. Kumpulan Makalah Pelatihan Optimalisasi Pengelolaan dan

Implementasi Standar Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit. Jakarta

Hatta, Gemala. 2013. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana

Pelayanan Kesehatan. Jakarta : UI Press Revisi 2

Rustiyanto, Ery. 2010. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Shofari. 2008. Rekam Medis di Pelayanan Kesehatan. Semarang : Fakultas

Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro.

Sudra, Rano Indradi. 2010. Statistik Rumah Sakit. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sudra, Rano Indradi. 2014. Rekam Medis. Tangerang Selatan : Universitas

Terbuka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun tentang Rumah Sakit.

2009. Jakarta : Presiden

World Health Organization. 2016. International Statistical Classification Of

Disease and Related Health Problem 10th Revision.

63
LAMPIRAN

Gambar Struktur Organisasi RSUI YAKSSI Gemolong

Sumber : RSUI YAKSSI Gemolong

Bukti Konsul

Konsul 1 Pembimbing 1 Konsul 1 Pembimbing 2

64
65

Konsul 2 Pembimbing 1 Konsul 2 Pembimbing 2

Konsul 3 Pembimbing 1 Konsul 3 Pembimbing 2

Bukti ACC Pembimbing 1 Bukti ACC Pembimbing 2

Anda mungkin juga menyukai