Anda di halaman 1dari 84

PENGELOLAAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)


Tinjauan terhadap Statistik Rumah sakit, Desain Formulir,
ICD 10 dan ICD 9 CM

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN


SEMESTER III TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019

Disusun Oleh :

Kartika Dwi Nursanti 2017110


Lenny Rosyana Dewi 2017113
Mikhalia Janice Ingrid S 2017117
Novian Wahyu Bambang I 2017122
Rosita Dewi Rahmawati 2017130
Tri Muryani 2016129

PRODI D3 REKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DUTA BANGSA (UDB)
SURAKARTA
2019

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan laporan praktik lapangan yang dilaksanakan di Rumah

Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) pada tanggal 2 – 26 Januari 2019.

Laporan praktik lapangan ini disusun untuk mengetahui bagaimana

pengelolaan rekam medis dan infomasi kesehatan di Pengelolaan Rekam Medis

dan Infomasi Kesehatan di Rumah Sakit UNS. Tinjauan Dari Statistik Rumah

Sakit, Desain Formulir, ICD-10 dan ICD-9-CM. Laporan praktik lapangan ini

merupakan penerapan materi yang didapat di tingkat satu didalam dunia kerja.

Pada pelaksanaan praktik lapangan dan pembuatan laporan ini penyusun

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SpPD-KR, FINASIM selaku direktur RS

UNS

2. Ade Listiyanto, A.Md.RMIK selaku Kepala Rekam Medis sekaligus

Pembimbing Rumah Sakit.

3. Warsi Maryati, S.K.M.,MPH selaku Dekan Falkutas Ilmu Kesehatan

Universitas Duta Bangsa

iii
4. Lilik Anggar S R, A.Md.RMIK., S.KM selaku selaku pembimbing materi

Falkutas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa

5. Seluruh Staf dan Karyawan RS UNS yang telah memberikan izin dan

membantu selama praktik lapangan.

6. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam pembuatan laporan

praktik lapangan

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan laporan berikutnya. Semoga laporan ini bermanfaat

bagi penulis dan pembaca.

Surakarta , Januari 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3

C. Tujuan ................................................................................................ 3

D. Manfaat .............................................................................................. 4

E. Ruang Lingkup................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Statistik Rumah Sakit......................................................................... . 6

B. Desain Formulir................................................................................... 16

C. ICD 10 dan ICD 9 CM ....................................................................... 22

BAB III HASIL PENGAMATAN

v
A. Gambaran umum Rumah Sakit UNS ................................................. . 27

B. Statistik Rumah Sakit UNS.................................................................. 31

C. Analisis Desain Formulir ................................................................... .. 46

D. Analisis Keakuratan Kode diagnosa di Rumah sakit UNS ................ .. 48

BAB VI PEMBAHASAN

A. Statistik Rumah Sakit......................................................................... 51

B. Desain Formulir ................................................................................. 63

C. Grafik Barber Jhonson di Rumah Sakit UNS ..................................... 67

D. Analisis keakuratan kode diagnosa ICD 10 dan ICD 9 CM di Rumah

sakit UNS ........................................................................................... . 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 71

B. Saran .................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 73

Lampiran

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Blok BAB IV ICD 10 ..................................................................... 23

Tabel 2.2 Blok BAB VI ICD 10 ...................................................................... 24

Tabel 3.1 Data statistik pasien rawat jalan rumah sakit UNS tribulan III ........ 31

Tabel 3.2 Data statistik pasien rawat jalan rumah sakit UNS tribulan IV ....... 32

Tabel 3.3 Data statistik pasien rawat inap rumah sakit UNS tribulan III dan

tribulan IV......................................................................................... 43

Tabel 3.4 Analisis keakuratan kode diagnosis penyakit syaraf ........................ 49

Tabel 3.5 Analisis keakuratan kode diagnosis penyakit endocrine .................. 49

Tabel 3.6 Analisis keakuratan kode tindakan infrared irradation .................... 50

Tabel 3.7 Analisis keakuratan kode tindakan faringoscopy .............................. 50

Tabel 4.1 Keakuratan kode diagnosis penyakit syaraf ...................................... 68

Tabel 4.2 Keakuratan kode diagnosis penyakit endocrine ................................ 68

Tabel 4.3 Keakuratan kode tindakan infrred irradation .................................... 69

Tabel 4.4 Keakuratan kode tindakan faringoscopy ............................................ 70

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh grafik Barber Jhonson ..................................................... 16

Gambar 4.1 Grafik rata- rata kunjungan pasien perhari periode 2018............ 51

Gambar 4.2 Grafik rata- rata kunjungan pasien baru perhari .......................... 52

Gambar 4.3 Grafik rata- rata kunjungan pasien lama perhari .......................... 53

Gambar 4.4 Grafik rasio kunjungan pasien baru perhari ................................. 54

Gambar 4.5 Grafik rata- rata kunjungan pasien lama perhari.......................... 55

Gambar 4.6 Grafik Prosentase pelayanan spesialistik Tribulan III ................. 56

Gambar 4.7 Grafik Prosentase pelayanan spesialistik Tribulan IV ................. 57

Gambar 4.8 Grafik Barber Jhonson di Rumah Sakit UNS

tribulan III dan IV ...................................................................... 67

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Rekam Medis

Lampiran 2 Struktur Organisasi Rekam Medis

Lampiran 3 Struktur Organisasi Rumah Sakit

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dan bagian

dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung

penyelenggaraan upaya kesehatan. Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang baik, banyak syarat yang harus dipenuhi. Salah satu syaratnya

adalah tersedianya data yang lengkap. Semua data tersebut perlu dicatat dan

disimpan dengan sebaik - baiknya supaya mudah diambil kembali apabila

data diperlukan. Berkas atau catatan yang berisikan data yang dimaksud di

atas dalam praktik kedokteran dikenal dengan nama rekam medis. Menurut

Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 Rekam medis adalah berkas

yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

(Shofari, 2002)

Di Rumah Sakit rekam medis mempunyai peran yang tidak kalah

penting dengan unit lain yang ada di rumah sakit, baik medis maupun non

medis. Informasi data rekam medis merupakan salah satu hal yang penting

untuk membantu pimpinan dalam menetapkan kebijakan dan pengambilan

keputusan baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan serta

evaluasi.

1
2

Data rekam medis yang dihasilkan dari pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada pasien dapat dimanfaatkan untuk bermacam - macam

kegiatan di rumah sakit, salah satunya adalah untuk perhitungan statistik

rumah sakit. Statistik rumah sakit adalah statistik yang menggunakan

pengelolaan sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk

menghasilkan informasi, fakta, dan pengetahuan yang berkaitan dengan

pelayanan kesehatan di rumah sakit. untuk itu unit rekam medis berperan

penting dalam membuat statistik rumah sakit. (Sudra, 2010)

Selain membuat statistik rumah sakit unit rekam medis juga

mempunyai tugas membuat suatu desain formulir yang disesuaikan dengan

kebutuhan di rumah sakit. Untuk membuat suatu desain formulir yang baik

harus memperhatikan aspek – aspek formulir dan karakteristik data yang

berkualitas. Desain formulir yang baik akan mempermudah pengisian dan

pengolahan data rekam medis selanjutnya.

Dalam pengisian formulir rekam medis harus diisi lengkap, terutama

pada kelengkapan pengisian kode diagnosis dan kode tindakan, karena untuk
pengeklaiman
memudahkan dalam proses Janinan Kesehatan. Pengkodean

diagnosis dilakukan dengan menggunakan ICD-10 (International Statistical

Classification Of Disease and Related Health Problems Ten Revision) dan

pengkodean tindakan dilakukan dengan menggunakan ICD-9-CM

(International Classification Of Disease Ninth Revision Clinical

Modification). Dengan adanya statistik yang berkualitas ditunjang dengan

adanya desain formulir yang baik dan kelengkapan dalam pengisian dokumen
3

serta pengkodean diagnosis maupun pengkodean tindakan sangat

mempengaruhi dalam pengeklaiman Jaminan Kesehatan.

Dari latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul “

Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Rumah Sakit

Universitas Sebelas Maret (UNS) Tinjauan terhadap Statistik Rumah Sakit,

Desain Formulir, ICD-10 dan ICD-9-CM”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di

Rumah Sakit UNS ditinjau dari statistik rumah sakit, desain formulir, ICD-10

dan ICD 9 CM ?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan ini yaitu mencakup :

1. Tujuan Umum

Mengetahui sistem pengelolaan Rekam Medis dan Informasi

Kesehatan di Rumah Sakit UNS tentang statistik rumah sakit, desain

formulir, ICD-10 dan ICD 9 CM.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui sejarah, visi, misi dan struktur organisasi rumah sakit

serta struktur organisasi Rekam Medis di Rumah Sakit UNS


4

b. Mengetahui analisis statistik rumah sakit yang meliputi indikator

produktivitas rawat jalan, indikator produktivitas rawat inap, dan

analisis grafik Barber Johnson.

c. Mengetahui identifikasi macam-macam formulir rekam medis di

Rumah Sakit UNS, analisis desain formulir rekam medis

berdasarkan aspek anatomi, fisik dan isi serta mendesain ulang

formulir rekam medis berdasarkan analisis pada aspek anatomi,

fisik dan isi.

d. Mengetahui analisis keakuratan kode diagnosis berdasarkan ICD-10

dan kode tindakan berdasarkan ICD 9 CM pada sistem endocrine

dan sistem saraf.

D. Manfaat

Beberapa manfaat dari penulisan laporan ini, yaitu :

1. Bagi Rumah Sakit

a. Dapat memberikan bahan evaluasi di Rumah Sakit UNS untuk

meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit khususnya

pelayanan rekam medis yang lebih baik.

b. Dapat memberikan usulan dan pertimbangan dalam melaksanakan

tugas bagi karyawan Rekam Medis di Rumah Sakit UNS


5

2. Bagi Akademik

a. Sebagai bahan evaluasi akademik untuk meningkatkan kualitas

mahasiswa prodi D3 rekam medik dan informatika kesehatan

Universitas Duta Bangsa dalam praktik lapangan.

b. Sebagai acuan laporan bagi pelaksanaan praktek lapangan di

periode mendatang.

3. Bagi Mahasiswa

a. Dapat memberikan gambaran dunia kerja di masa yang akan datang.

b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa di bidang

Rekam Medis.

c. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang statistik dan

desain formulir rumah sakit.

d. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang keakuratan kode di

ICD-10 dan ICD 9 CM pada sistem saraf, gangguan mental dan

perilaku serta panca indera.

E. Ruang Lingkup

1. Lingkup Keilmuan : Rekam Medis dan informasi kesehatan.

2. Lingkup materi : Statistik rumah sakit, desain formulir rekam

Medis, keakuratan kode ICD-10 dan ICD 9 CM.

3. Lingkup Lokasi : Rumah Sakit UNS

4. Lingkup Objek : Instalasi Rekam Medis

5. Lingkup Waktu : 2 Januari 2019 s/d 26 Januari 2019


6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Statistik Rumah Sakit

Statistik rumah sakit adalah statistik yang menggunakan dan mengolah

sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan

informasi, fakta, dan pengetahuan yang berkaitan dengan pelayanan

kesehatan di rumah sakit (Sudra, 2010).

Kegunaan data statistik rumah sakit menurut Rustiyanto (2010)

sebagai berikut :

1. Memantau kinerja medis dan non medis

2. Merupakan acuan untuk perencanaan dan pengembangan rumah sakit yang

akan datang.

3. Melakukan penelitian.

Kuliatas pelayanan medis adalah setiap pelayanan kesehatan yang

dapat memuaskan semua pemakai jas pelayanan kesehatan yang

penyelenggaranya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah

ditetapkan.indikator-indikator yang dapat digunkan untuk menilai kualitas

pelayanan rumah sakit yaitu produktivitas rawat jalan dan rawat inap.
7

1. Produktivitas Rawat Jalan

a. Rata-rata kunjungan perhari

Rata-rata kunjungan perhari digunakan untuk menganalisis data yang

bertujuan menilai tingkat efektifitas pemanfaatan kunjungan pasien

pada rumah sakit.

Untuk menganalisis data yang bertujuan menilai tingkat efektivitas

pemanfaatan kunjungan pasien pada rumah sakit.

∑ Kunjungan Pasien
Rumus =
∑ Hari Buka Klinik

b. Rata – rata kunjungan pasien baru per hari

Rata – rata kunjungan pasien baru per hari digunakan untuk

mengetahui rata-rata jumlah pasien baru yang menggunakan pelayanan

rawat jalan setiap harinya.

∑ Kunjungan Pasien baru


Rumus =
∑ Hari Buka Klinik

c. Rata – rata kunjungan pasien lama per hari

Rata – rata kunjungan pasien lama per hari digunakan untuk

mengetahui rata-rata jumlah pasien lama yang menggunakan

pelayanan rawat jalan setiap harinya,


8

Dapat pula digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien

terhadap jasa pelayanan rawat jalan.

∑ Kunjungan Pasien lama


Rumus =
∑ Hari Buka Klinik

d. Rasio kunjungan pasien baru terhadap total kunjungan

Rasio kunjungan pasien baru terhadap total kunjungan digunakan

untuk mengetahui perbandingan antara jumlah kunjungan pasien rawat

jalan baru terhadap total atau jumlah kunjungan pasien lama dan baru

rawat jalan.

∑ Kunjungan Pasien Baru


Rumus =
∑ Total Kunjungan

e. Rasio kunjungan pasien lama terhadap total kunjungan

Rasio kunjungan pasien lama terhadap total kunjungan digunakan

untuk mengetahui perbandingan antara jumlah kunjungan pasien rawat

jalan lama terhadap total atau jumlah kunjungan pasien lama dan baru

rawat jalan

∑ Kunjungan Pasien Lama


Rumus =
∑ Total Kunjungan

f. Presentase pelayanan spesialistik

Presentase pelayanan spesialistik digunakan untuk mengetahui

persentase antara jumlah kunjungan pasien rawat jalan spesialistik


9

∑ Kunjungan Spesialistik
Rumus = 𝑥 100%
∑ Total Kunjungan

terhadap total atau jumlah kunjungan pasien spesialistik rawat jalan

lainnya.

g. Rasio kunjungan rawat jalan terhadap tenaga perawat

Rasio kunjungan rawat jalan terhadap tenaga perawat digunakan untuk

mengetahui perbandingan antara jumlah kunjungan rawat jalan

terhadap jumlah atau total tenaga perawat yang bertugas di pelayanan

rawat jalan.

∑ Kunjungan rawat jalan per hari


Rumus =
∑ Tenaga perawat

h. Rasio pasien rawat jalan terhadap jumlah penduduk

Rasio pasien rawat jalan terhadap jumlah penduduk digunakan untuk

mengetahui perbandingan antara jumlah kunjungan pasien rawat jalan

terhadap total atau jumlah penduduk sekitar rumah sakit.

∑ Kunjungan rawat jalan


Rumus =
∑ Jumlah penduduk sekitar rumah sakit

2. Produktivitas Rawat Inap

a. BOR (Bed Occupancy Rate)

Bed Occupancy Rate adalah angka yang menunjukkan

presentase pengunaan tempat tidur pada periode tertentu. Indikator ini


10

memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat

tidur rumah sakit. Menurut Barber Johnson nilai idealnya antara

75%-85%.

Rumus yang digunakan untukmenghitung adalah:

O
BOR = X 100%
A
HP
O=
t

Keterangan :

O = Rata-rata tempattidur terpakai

A = Jumlah tempat tidur tersedia

HP = Hari Perawatan

t = Jumlah hari dalam periode tertentu

b. LOS (Lenght Of Stay)

Lenght Of Stay adalah rata-rata lama dirawatnya seorang pasien.

Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisien dan mutu

pelayanan. Menurut Barber Johnson, nilai idealnya antara 3-12 hari.

Rumus yang digunakan untuk menghitung adalah:

O
LOS = Xt
D
HP
O=
t
11

Keterangan :

O = rata-rata tempat tidur terpakai

D = jumlah pasien keluar (H+M)

t = jumlah hari pada periode tertentu

HP = hari Perawatan

c. TOI (Turn Over Interval )

Turn Over Interval adalah rata-rata hari tempat tidur tidak

terpakai dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini

menggambarkan tingkat efisiensi pengggunaan tempat tidur.

Menurut Barber Johnson, idealnya tempat tidur kosong hanya dalam

waktu 1-3 hari.

t
TOI = (A − O)X
D
HP
O=
t

Keterangan :

O = rata-rata tempat tidur terpakai

D = jumlah pasien keluar (H+M)

t = jumlah hari pada periode tertentu

A = jumlah tempat tidur yang tersedia

HP = hari Perawatan

d. BTO (Bed Turn Over)

Bed Turn Over adalah frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa

kali satuan waktu tempat tidur rumah sakit di pakai. Indikator ini
12

memberikan gambaran tingkat efisien dari pemakaian tempat tidur.

Menurut Barber Johnson, idealnya selama 1 tahun, satu tempat tidur

minimal 30 kali dipakai oleh pasien. Rumus yang digunakan adalah :

D
BTO =
A

Keterangan :

D = Jumlah pasien keluar(H+M)

A = Jumlah tempat tidur tersedia

3. Grafik Barber Johnson

a. Pengertian Grafik Barber Johnson

Pada tahun 1973, Barry Barber, M.A., PhD., Finst P., AFIMA

dan David Johnson, M.Sc berusaha merumuskan dan memadukan

empat parameter untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi

penggunaan TT untuk bangsal perawatan pasien.

Keempat parameter yang dipadukan tersebut yaitu BOR,

aLOS, TOI, BTO. Perpaduaan keempat parameter tersebut lalu

diwujudkan dalam bentuk grafik yang akhirnya dikenal sebagai grafik

Barber Johnson (Sudra,2010).

b. Manfaat Grafik Barber Johnson

Grafik Barber Johnson bisa dimanfaatkan untuk:

1) Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur

tersedia dari suatu unit (RS atau bangsal) dari waktu kewaktu

dalam periode tertentu.


13

2) Memonitor perkembangan pencapaian target efisiensi

penggunaan tempat tidur tersedia yang telah ditentukan dalam

suatu periode tertentu.

3) Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur

tersedia antar unit (misal antar bangsal disuatu RS) dalam

periode tertentu memantau dampak dari suatu penerapan

kebijakan terhadap efisiensi penggunaan tempat tidur tersedia.

4) Mengecek kebenaran laporan hasil perhitungan empat parameter

efisiensi penggunaan tempat tidur tersedia (BOR, LOS, TOI,

dan BTO). Jika keempat garis gantinya berpotongan di satu titik

berarti laporan hasil perhitungan tersebut benar.

c. Cara membuat grafik Barber Johnson

Ketentuan – ketentuan yang harus diingat waktu membuat

grafik Barber Johnson yaitu:

1) Skala pada sumbu horizontal tidak harus sama dengan skala

sumbu vertikal.

2) Skala pada suatu sumbu harus konsisten.

3) Skala pada sumbu horizontal dan vertikal dimulai dari angka 0 dan

berhimpit membentuk koordinat 0,0.

4) Judul grafik harus secara jelas menyebutkan nama RS, nama

bangsal (bila perlu), dan periode waktu.


14

5) Garis bantu BOR

a) Tentukan nilai BOR yang akan dibuat garis bantunya, misalnya

BOR = 75 %

b) Tentukan koordinat titik bantu BOR, misalnya untuk BOR 75 %

maka koordinat titik bantunya :

(1) LOS = nilai BOR dibagi 10 = 75/10 = 7,5

(2) TOI = 10 – nilai LOS = 10 – 7,5 =2,5

(3) Tarik garis mulai dari koordinat 0,0 melewati titik

bantu BOR tersebut

(4) Beri keterangan, garis tersebut adalah BOR= 75 %

6) Garis bantu BTO

a) Tentukan nilai BTO yang akan dibuat garis bantunya, misalnya

BTO = 10

b) Tentukan titik bantu ddisumbu LOS dan TOI (nilainya sama)

dgn cara :

(1) Titik bantu = (Jumlah hari dalam periode laporan) dibagi

(Nilai BTO) = 30/10 = 3

(2) Jadi lokasi titik bantunya adalah LOS = 3 dan TOI=3

(3) Tarik garis yang menghubungkan kedua titik bantu

tersebut

(4) Beri keterangan, misalnya bahwa garis tersebut adalah

BTO = 10
15

7) Daerah Efisiensi merupakan daerah yang dibatasi oleh perpotongan

garis, TOI : 1-3, BOR : 75 % dan LOS : 3-12

d. Setelah blangko grafik Barber Jhonson dibuat sesuai ketentuan

tersebut diatas maka bisa dimulai menggunakan untuk menilai

efiesiensi penggunaan tempat tidur disuatu RS atau bangsal pada

periode tertentu dengan cara berikut ini :

1) Siapkan data yang dibutuhkan untuk menghitung empat parameter

(BOR, aLOS, TOI, BTO) untuk periode yang akan dibuat grafik

Barber Jhonson bisa tahunan, semester, tribulan, atau bulanan.

Data ini bisa diambil dari lembar laporan RL-1 periode yang

bersangkutan atau dari lembar RP (Rekapitulasi Bulanan SHRI)

atau sumber data yang lain.

2) Hitung nilai BOR, aLOS, TOI, dan BTO untuk periode tersebut.

3) Tentukan titik grafik Barber Jhonson yang merupakan

perpotongan dari keempat nilai parameter tersebut.

e. Cara membaca grafik Barber Jhonson

Saat membaca grafik Barber Jhonson, lihatlah posisi titik

Barber Jhonson terhadap nilai efisien. Apabila titik Barber Jhonson

terletak didalam daerah efisiensi berarti penggunaan tempat tidur pada

periode yang bersangkutan sudah efisien. Sebaliknya, apabila titik

Barber Jhonson masih berada diluar daerah efisiensi berarti

penggunaan tempat tidur pada periode tersebut masih belum efisien.


16

Gambar 2.1 Contoh Grafik Barber Jhonson

B. Desain Formulir

Desain formulir merupakan kegiatan merancang formulir baik berupa

kertas ataupun formulir elektronik, yang mempunyai fungsi dan alat estetika

untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada setiap orang yang telah

diatur formatnya sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan

tertentu.(Sudra,2013 )

1. Manfaat desain formulir, antara lain :

a. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.


17

b. Bahan pembuktian dalam perkara hukum.

c. Penelitian dan pendidikan.

d. Biaya pelayanan kesehatan.

e. Bahan statistik kesehatan.

f. Dapat menghindari terjadinya duplikasi dalam pengumpulan data.

Menurut Sudra (2013) ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan

dalam membuat desain formulir, yaitu:

1. Aspek Anatomi

a. Kepala(Heading)

Mencakup judul dan informasi mengenai formulir, nama

formulir, nama dan alamat organisasi, nomor formulir, tanggal

penerbit dan halaman. Biasanya judul terletak pada bagian tengah

atas. Hal ini untuk menunjukan jenis dan kegunaannya. Judul dibuat

sesingkat mungkin tetapi jelas, sehingga mudah dimengerti.

Nomor dapat digunakan untuk menujukan keunikan. Dapat

diletakkan dipojok kiri bawah atau pojok kanan bawah. Nomor

formulir ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan sumber dan

jenisnya.

Jika jumlah formulir terdiri lebih dari satu halaman, maka

tiap-tiap halaman harus diberi nomor dan jumlah halaman, supaya

bila ada hlaman yang hilang dapat diketahui. Nomor dan jumlah

halaman ini biasanya diletakkan pada sebelah kanan atas.


18

b. Pendahuluan (Introduction)

Bagian ini menjelaskan tujuan dari formulir. Kadang-

kadang tujuan ditunjukan oleh judul. Kalau penjelasan lebih lanjut

diperlukan, pertanyaan yang jelas bisa dimasukkan di dalam

formulir untuk menjelaskan tujuannya.

c. Perintah (Instruction)

Perintah untuk mengetahui berupa copy yang diperlukan,

dikirim kepada siapa, instruksi harus dibuat sesingkat mungkin.

Instruksi biasanya diletakkan pada bagian depan formulir kalau

terdapat tempat yang cukup. Formulir yang baik harus bersifat

selfintruction, artinya harus berisi instruksi-instruksi yang jelas bagi

pengisi untuk menuliskan data tanpa harus bertanya.

d. Badan (Body)

Merupakan bagian formulir yang disediakan untuk kerja

formulir yang sesungguhnya dalam menyusun urut-urutan data

harus logis, sistematis, konsisten sehingga mudah dibaca dan

dipahami.

Pertimbangan lain yang harus diperhatikan dalam satu

badan formulir meliputi:

1) Margin (batas pinggir)

a) Batas atas = 2,5 cm

b) Batas bawah = 1,5-2cm

c) Batas sisi = 1,5-2cm


19

2) Spacing (spasi)

Spasi antar baris dan spasi antar karakter pada formulir

harus diperhatikan terutama formulir yang akan diisi dengan

data yang dicetak dengan mesin.

3) Rules (garis)

Rules adalah sebuah garis vertikal atau horizontal. Garis

ini bisa langsung , putus-putus atau paralel berdekatan yang

melayani berbagai tujuan.

4) Type style (jenis huruf)

Jenis huruf yang terpenting diformulir yaitu jenis huruf

yang mudah dibaca. Item-item dengan tingkat kepentingan

yang sama hendaknya dicetak dengan huruf yang sama di

semua bagian formulir.

5) Cara pencatatan

Cara pencatatan dapat dilakukan dengan tulisan

tangan, ketik, atau computer.

e. Close (Penutup)

kompunen utama yang terakhir pada desain formulir kertas

adalah close atau penutup, merupakan ruangan untuk tanda tangan

pengontentikasi atau persetujuan.


20

2. Aspek fisik

a. Warna

Warna yang baik adalah warna yang datanya mudah dibaca, terutama

bila menggunakan karbon, warna yang baik adalah warna yang cerah.

b. bahan

Harus diperhatikan adalah berat kertas dan kualitas kertas yang

banyak digunakan.

c. Ukuran

Ukuran kertas yang digunakan adalah kertas yang banyak digunakan

oleh kalangan umum dan banyak dijual.

d. Bentuk

Menyatakan bentuk (vertical, horizontal, dan persegi panjang).

3. Aspek Isi

a. Kelengkapan Item

Data apa saja yang perlu dimasukkan dalam mendesain formulir.

b. Terminologi data

Ada tidaknya bahasa istilah yang tidak diketahui oleh orang awam dan

perlu diberi keterangan dalam bahasa indonesia.

c. Istilah

Ada tidaknya istilah yang tidak diketahui oleh orang awam dan perlu

keterangan dengan bahasa yang mudah dimengerti.


21

d. Singkatan

Ada tidaknya singkatan yang tidak diketahui oleh orang awam dan

perlu keterangan dengan bahasa yang mudah dimengerti.

e. Simbol

Ada tidaknya simbol yang digunakan dalam formulir. Biasanya setiap

rumah sakit menggunakan simbol standar yang sesuai dengan

kebijakan rumah sakit.

Formulir yang dianalisis yaitu Lembar Anamnesis, Formulir Anamnesis

yaitu formulir yang digunakan untuk mengetahui keluhan utama yang

diderita oleh pasien dan riwayat penyakit dahulu serta sekarang yang di derita

oleh pasien (Fatmawati, 2011). Ada 2 jenis Anamnesis yang umum

dilakukan, yaitu Autoanamnesis atau Secara langsung.

Formulir laporan operasi menurut SNARS 2018 yaitu semua tindakan

dan hasil operasi yang dicatat di rekam medis pasien. Laporan ini dapat

dibuat dalam bentuk format template atau dalam bentuk laporan operasi

tertulis sesuai dengan regulasi rumah sakit. Untuk mendukung

kesinambungan asuhan pasien pascaoperasi maka laporan operasi dicatat

segera setelah operasi selesai, sebelum pasien dipindah dari daerah operasi

atau dari area pemulihan pasca-anestesi.

Laporan yang tercatat tentang operasi memuat paling sedikit

diagnosis pascaoperasi, nama dokter bedah dan asistennya, prosedur operasi

yang dilakukan dan rincian temuan, ada dan tidak ada komplikasi, spesimen

operasi yang dikirim untuk diperiksa, jumlah darah yang hilang dan jumlah
22

yang masuk lewat transfusi, nomor pendaftaran alat yang dipasang (implan),

tanggal, waktu, dan tanda tangan dokter yang bertanggung jawab.

Beberapa catatan mungkin ditempatkan di lembar lain dalam rekam

medik. Contoh, jumlah darah yang hilang dan transfusi darah dicatat di

catatan anestesi atau catatan tentang implan dapat ditunjukkan dengan

“sticker” yang ditempelkan pada rekam medik. Waktu selesai membuat

laporan didefinisikan sebagai “setelah selesai operasi, sebelum pasien

dipindah ke tempat asuhan biasa”.

C. ICD 10 dan ICD 9 CM

1. Pengertian ICD 10
International Statistical Classification of Diseases and Related

Health Problems – Tenth Revision (ICD 10) adalah International

Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems revisi

ke 10 atau disingkat dengan ICD-10 buku ini di Indonesia dikenal dengan

nama Klasifikasi Internasional Penyakit revisi ke 10 disingkat

sebagai KIP/10 adalah buku mengenai pengkodean atas penyakit dan

tanda-tanda, gejala, temuan-temuan yang abnormal, keluhan, keadaan

sosial dan eksternal menyebabkan cedera atau penyakit, seperti yang

diklasifikasikan oleh World Health Organization (WHO). (Rahayu, 2013)

a. ICD 10 bab IV (endocrine, nutrisi, dan penyakit metabolisme)

International Statistical Classification of Diseases and Related

Health Problems Tenth Revision atau ICD-10 bab IV membahas


23

tentang penyakit endocrine, nutisi, dan metabolisme. Didalam ICD-10

bab IV ini terdapat beberapa block, yaitu :

Tabel 2.1
Daftar Block BAB IV
Block Deskripsi

E00–E07 Kelenjar Tiroid / Hormon Tiroid

E10-E14 Pankreas / Insulin, glukagon


E15-E16 Diabetes mellitus
E20-E35 Gangguan lain kelenjar endocrine

E40-E46 Malnutrisi
E50-E64 Kekurangan nutrisi lainnya
E65-E68 Obesitas dan makanan berlebihan lainnya
E70-E90 Gangguan metabolism

1) Contoh cara penggunaan ICD-10 untuk bab IV Sistem Endocrine

Diagnosa : hypothyroidism

Leadterm : hypothyroidism

Lihat ICD 10 Volume 3 hal 356

Hypothyroidism E05.9

Rujuk ICD 10 Volume 1 hal 183

E05.9 Thyrotoxicosis, unspecified

b. Definisi ICD-10 bab VI (penyakit sistem syaraf)

International Statistical Classification of Diseases and Related

Health Problems Tenth Revision atau ICD-10 bab VI ini membahas

mengenai penyakit-penyakit yang terdspat pada bagian syaraf tubuh.


24

Dalam bab VI terdapat beberapa block. Adapun block yang termasuk

kedalam bab VI, seperti :

Tabel 2.2
Daftar Block BAB VI

Block Deskripsi
G00-G09 Penyakit peradangan sistem
syaraf pusat
G10-G14 Atrofi sistemik yang terutama
mengganggu sistem syaraf pusat
G20-G26 Kelainan extrapyramid dan
gerakan
G30-G32 Penyakit degeneratif lain sistem
syaraf
G35-G37 Penyakit-penyakit demielinasi
sistem syaraf pusat
G40-G47 Kelainan bersifat episode dan
paroxysmal
G50-G59 Kelainan syaraf, urat syaraf, dan
pleksus
G60-G64 Polineuropati dan kelainan lain
sistem syaraf perifer
G70-G73 Penyakit-penyakit myoneural
junction dan otot
G80-G83 Kelumpuhan otak dan sindroma
kelumpuhan lainnya
G90-G99 Kelainan lain sistem syaraf

1) Cara penggunaan ICD untuk bab VI Sistem Syaraf

Diagnosa : Bell’s Palsy

Leadterm : Bell’s

Lihat ICD 10 Volume 3 hal 605

Bell’s

- Plasy, paralysis G51.0

Rujuk ICD 10 Volume 1 hal 321

G51.0 Bell’s Palsy


25

2. ICD 9 CM

International Classification of Diseases, 9th Revision, Clinical

Modification ( Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah

Kesehatan Terkait revisi ke sembilan modifikasi klinis) ICD 9-CM volume

3 merupakan bagian dari ICD 9-CM yang digunakan untuk

mengklasifikasikan kode prosedur tindakan medis. ICD 9-CM Volume 1

dan 2 digunakan untuk kode diagnostik (diagnosis penyakit) sedangkan

volume 3 untuk kode prosedur tindakan medis. (Rahayu, 2013)

a. Contoh cara penggunaan ICD-9CM untuk bab IV Sistem Endocrine

Tindakan : IR (Infrared Irradiation)

Leadterm : Therapy

Lihat ICD 9 CM Index to Procedures hal 320

Therapy

Infrared Irradiation 93.35

Rujuk ICD 9 CM Tabular List of Procedures hal 245

93.35 Other Heat Therapy

b. Cara penggunaan ICD-9 CM untuk bab VI Sistem Syaraf

Tindakan : Thyroidectomy

Leadterm : Thyroidectomy
26

Lihat ICD 9 CM Index to Procedures hal 405

Thyroidectomy 06.39

Rujuk ICD 9 CM Tabular List of Procedures hal 243

06.39 Other

Partial Thyroidectomy
27

BAB III

HASIL PENGAMATAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit UNS

1. Sejarah Rumah Sakit UNS

Rumah Sakit UNS adalah Unit Pelaksana Teknis Universitas

Sebelas Maret (UNS) yang merupakan unsur pendukung tugas Rektor di

bidang pelayanan kesehatan. Rumah Sakit UNS dipimpin oleh seorang

Direktur yang bertanggung jawab kepada Rektor. Pendirian Rumah Sakit

UNS salah satunya dilatarbelakangi oleh Standar Nasional yang ditetapkan

oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

Untuk dapat menghasilkan lulusan dokter yang mampu mencapai

kompetensi dan menguasai keterampilan standar, setiap institusi

pendidikan dokter diwajibkan memiliki Rumah Sakit Pendidikan sebagai

wahana untuk memberikan kualitas pendidikan yang baik, yang didukung

oleh penelitian dengan tanpa mengabaikan pelayanan kesehatan yang

berkualitas tinggi bagi masyarakat. Dalam rangka memenuhi tujuan

tersebut, Universitas Sebelas Maret (UNS) mendirikan Rumah Sakit UNS.

Rumah Sakit UNS telah secara resmi mendapatkan Izin

Operasional dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Tipe C,

berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Sukoharjo Nomor 445/8426/VI/2016 tanggal 28 Juni 2016.


28

Dengan demikian, Rumah Sakit UNS telah memiliki landasan hukum yang

kuat untuk menjadi penyedia layanan kesehatan di bidang perumahsakitan.

Pada tahap awal, Rumah Sakit UNS membuka layanan rawat inap

dengan kapasitas 60 pasien, yang akan ditambah kapasitasnya seiring

dengan ketersediaan sumber daya pendukung pelayanan. Sebanyak

sepuluh poliklinik spesialis mulai beroperasi pada tahap ini. Selain itu,

juga dibuka fasilitas Instalasi Gawat Darurat beserta Laboratorium yang

buka selama 24 jam. Dengan tersedianya layanan-layanan tersebut, Rumah

Sakit Universitas Sebelas Maret diharapkan mampu memberikan layanan

kesehatan kepada masyarakat secara optimal. Untuk kedepannya, layanan-

layanan tersebut akan dikembangkan secara kualitatif maupun kuantitatif

sehingga mendukung terwujudnya visi dari Rumah Sakit UNS. Rumah

Sakit UNS beralamatkan di Jl. Ahmad Yani No. 200, Makamhaji,

Kartasura, Sukoharjo Jawa Tengah 57161.

2. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi
Mewujudkan Rumah Sakit UNS sebagai pusat pendidikan,

penelitian dan pelayanan kesehatan, bereputasi internasional,

berlandaskan kedokteran komunitas dan nilai luhur budaya nasional.

b. Misi

1) Menyelenggarakan penelitian yang berbasis komunitas dan

translational research.

2) Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran klinik yang

menuntut pengembangan diri dosen dan mendorong kemandirian


29

mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan

sikap.

3) Menyelenggarakan layanan rumah sakit dengan berbasisis evidence

based medicine dengan mengembangkan sistem informasi kesehatan

untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian dan kebutuhan

masyarakat.

4) Menyelenggarakan tata kelola rumah sakit berbasis good hospital

governance untuk meraih reputasi unggul nasional dan internasional.

c. Tujuan

1) Pendidikan Kedokteran

a) Untuk meningkatkan proses pendidikan yang efektif dan efisien

dengan sistem pendidikan profesi yang terintegrasi, yang

memenuhi standar nasional maupun internasional

b) Untuk menyediakan real patient yang memadai baik jenis jumlah

dan atau simulasi tentang pasien yang relevan untuk mencapai

kompetensi tertentu.

c) Untuk menyediakan tempat pendidikan bagi tenaga kesehatan dan

tenaga non kesehatan lainnya guna meningkatkan kualitas

pelayanan yang berkelanjutan dan pengembangan profesi

berkelanjutan.

d) Untuk meningkatkan layanan pendidikan dan penelitian medis

melalui kerjasama dengan penerapan Teknologi Informasi

Kesehatan (TIK).
30

2) Penelitian Medis

a) Untuk menyediakan fasilitas yang memadai untuk melakukan

penelitian dalam ilmu kedokteran dalam rangka meningkatkan

pendidikan dan pelayanan

b) Untuk meningkatkan ilmu kedokteran dan teknologi

c) Untuk penilaian dan penjaringan ilmu teknologi kedokteran.

3) Pelayanan Kesehatan

a) Untuk mengembangkan pusatunggulan dalam pelayanan medis

sehingga bisa menjadi pusat rujukan

b) Untuk mengembangkan pelayanan berkualitas dengan

mendasarkan pada pelayanan berbasis bukti (Evidence Based

Medicine)

c) Untuk mendukung sistem rujukan kesehatan dengan rumah sakit

afiliasi dan pusat kesehatan masyarakat

d) Untuk memberikan layanan pada masyarakat, terutama

masyarakat ekonomi rendah, dengan fasilitas kesehatan lebih

mudah diakses dan pelayanan medis yang berkualitas tinggi.

4) Implementasi ICT

a) Untuk mengembangkan database kesehatan yang dapat

diandalkan dan berkelanjutan yang berperan dalam mendukung

proses pendidikan kedokteran dengan data berbasis masyarakat.

b) Untuk mengembangkan jaringan kolaboratif di bidang

pendidikan, penelitian, dan pelayanan.


31

B. Statistik Rumah Sakit UNS

Indikator mutu pelayanan di Rumah Sakit UNS meliputi :

1. Produktivitas Rawat Jalan

a. Data Statistik Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit UNS pada Tribulan ke

III dan Tribulan ke IV Tahun 2018

Tabel 3.1
Data Statistik Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit UNS pada Tribulan
ke III
Kunjungan Kunjungan Total
Nama Poli Pasien Pasien Kunjungan
Lama Baru Pasien
Fisioterapi 1.867 0 1.867
Okupasi Terapi 363 0 363
Poliklinik Anak 787 111 898
Poliklinik Bedah 734 151 885
Poliklinik Gigi 750 146 896
Poliklinik Jantung 2.053 209 2.262
Poliklinik Jiwa 115 29 144
Poliklinik
1.566 216 1.782
Kulit & Kelamin
Poliklinik Mata 381 205 586
Poliklinik Orthopedi 572 133 705
Poliklinil Paru 566 50 616
Poliklinik Penyakit Dalam 3.736 412 4.148
Poliklinik Psikologi 36 181 217
Poliklinik Syaraf 1.118 163 1.281
Poliklinik THT 814 242 1.056
Poliklinik Urologi 500 50 550
Poli Rehabilitasi medik 783 19 802
Terapi Wicara 205 0 205
Total 17.665 2.515 20.180
32

Tabel 3.2
Data Statistik Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit UNS pada Tribulan
ke IV
Total
Kunjungan Kunjungan
Nama Poli Kunjungan
Pasien Lama Pasien Baru
Pasien
Fisioterapi 2.508 0 2.508
Okupasi Terapi 485 0 485
Poliklinik Anak 885 108 993

Poliklinik Bedah 955 168 1.123

Poliklinik Gigi 970 158 1.098


Poliklinik
2.369 157 2.526
Jantung
Poliklinik Jiwa 179 37 216
Poliklinik Kulit
1.640 181 1.821
& Kelamin
Poliklinik Mata 470 212 682
Poliklinik
915 110 1.025
Orthopedi
Poliklinik Paru 696 50 746
Poliklinik
4.852 485 5.337
Penyakit Dalam
Poliklinik
12 10 22
Psikologi
Poliklinik Syaraf 1.506 177 1.683

Poliklinik THT 954 229 1.183


Poliklinik
592 74 666
Urologi
Rehabilitasi
1.096 10 1.106
Medik
Terapi Wicara 311 0 311
Total 22.165 2.334 24.499
33

1) Jumlah hari buka klinik di Rumah Sakit UNS adalah sebagai

berikut :

a) Tribulan ke III Tahun 2018 : 62 hari

b) Tribulan ke IV Tahun 2018 : 63 hari

2) Jumlah perawat di poliklinik rawat jalan : 28 perawat

3) Jumlah penduduk disekitar Rumah Sakit UNS : 109.165 jiwa

(data Sukohajo, 2018)

b. Hasil perhitungan rata – rata kunjungan per hari

Hasil perhitungan rata – rata kunjungan per hari dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus :

1) Rata – rata kunjungan per hari tribulan III

∑ Kunjungan Pasien
Rumus =
∑ Hari Buka Klinik

20.180
=
62

= 325,48

= 325 Pasien / hari

2) Rata – rata kunjungan per hari tribulan IV

∑ Kunjungan Pasien
Rumus =
∑ Hari Buka Klinik

24.499
=
63

= 388,87

= 389 Pasien / hari


34

c. Hasil perhitungan rata – rata kunjungan pasien baru per hari

Hasil perhitungan rata – rata kunjungan pasien baru per hari

dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

1) Rata – rata kunjungan pasien baru per hari tribulan III

∑ Kunjungan Pasien baru


Rumus =
∑ Hari Buka Klinik

2.515
=
62

= 40,56

= 41 Pasien baru / hari

2) Rata – rata kunjungan pasien baru per hari tribulan IV

Ʃ Kunjungan Pasien Baru


Rumus =
Ʃ Hari Buka Klinik

2.334
=
63

= 37,04

= 37 Pasien baru / hari

d. Hasil perhitungan rata – rata kunjungan pasien lama per hari

Hasil perhitungan rata – rata kunjungan pasien lama per hari

dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

1) Rata – rata kunjungan pasien lama per hari tribulan III

∑ Kunjungan Pasien lama


Rumus =
∑ Hari Buka Klinik

17.665
=
62

= 284,91 → 285 Pasien lama / hari


35

2) Rata – rata kunjungan pasien lama per hari tribulan IV

∑ Kunjungan Pasien lama


Rumus =
∑ Hari Buka Klinik

22.165
=
63

= 351,82

= 352 Pasien lama / hari

e. Hasil perhitungan rasio kunjungan pasien baru terhadap total

kunjungan

Hasil perhitungan rasio kunjungan pasien baru terhadap total

kunjungan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

1) Rasio kunjungan pasien baru terhadap total kunjungan tribulan III

∑ Kunjungan Pasien Baru


Rumus =
∑ Total Kunjungan

2.515
=
20.180

= 0,12

Dari 100 pasien di Rumah Sakit UNS, 12 diantaranya adalah

pasien baru.

2) Rasio kunjungan pasien baru terhadap total kunjungan tribulan IV

∑ Kunjungan Pasien Baru


Rumus = ∑ Total Kunjungan

2.334
=
24.499

= 0,095 → 0,10
36

Dari 100 pasien di Rumah Sakit UNS, 10 diantaranya adalah

pasien baru.

f. Hasil perhitungan rasio kunjungan pasien lama terhadap total

kunjungan

Hasil perhitungan rasio kunjungan pasien lama terhadap total

kunjungan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

1) Rasio kunjungan pasien lama terhadap total kunjungan tribulan III

∑ Kunjungan Pasien lama


Rumus =
∑ Total Kunjungan

17.665
= = 0,87
20.180

Dari 100 pasien di Rumah Sakit UNS, 87diantaranya adalah

pasien lama.

2) Rasio kunjungan pasien lama terhadap total kunjungan tribulan IV

∑ Kunjungan Pasien lama


Rumus = ∑ Total Kunjungan

22.165
= = 0,90
24.499

Dari 100 pasien di Rumah Sakit UNS, 90 diantaranya adalah

pasien lama.

g. Hasil perhitungan Prosentase pelayanan spesialistik

Hasil perhitungan Prosentase pelayanan spesialistik dapat

diperoleh dengan menggunakan rumus :


37

1) Prosentase pelayanan spesialistik pada tribulan ke III

∑ Kunjungan Spesialistik
Rumus = 𝑥 100%
∑ Total Kunjungan

1.867
a) Fisioterapi = x 100%
20.180

= 9,30 %

363
b) Okupasi Terapi = x 100%
20.180

= 1,80 %

898
c) Poliklinik Anak = x 100%
20.180

= 4,44 %

885
d) Poliklinik bedah = x 100%
20.180

= 4,40 %

896
e) Poliklinik Gigi = x 100%
20.180

= 4,44 %

2.262
f) Poliklinik Jantung = x 100%
20.180

= 11,20 %

144
g) Poliklinik Jiwa = x 100%
20.180

= 0,71 %

1.782
h) Poliklinik Kulit & Kelamin = x 100%
20.180

= 8,83 %
38

586
i) Poliklinik Mata = x 100%
20.180

= 2,90 %

917
j) Poliklinik Obsgyn = x 100%
20.180

= 4,54 %

705
k) Poliklinik Orthopedi = x 100%
20.180

= 3,50 %

616
l) Poliklinik Paru = x 100%
20.180

= 3,05 %

4.148
m) Poliklinik Penyakit Dalam = x 100%
20.180

= 20,55 %

217
n) Poliklinik Psikologi = x 100%
20.180

= 1,07 %

1.281
o) Poliklinik Syaraf = x 100%
20.180

= 6,34 %

1.056
p) Poliklinik THT = x 100%
20.180

= 5,23 %

550
q) Poliklinik Urologi = 20.180 x 100%

= 2,72 %
39

802
r) Rehabilitasi Medik = x 100%
20.180

= 3,97 %

205
s) Terapi Wicara = x 100%
20.180

= 1,01 %

Jadi total prosentase pelayanan spesialistik pada tribulan ke III

adalah 100 %.

2) Prosentase pelayanan spesialistik pada tribulan IV

∑ Kunjungan Spesialistik
Rumus = 𝑥 100%
∑ Total Kunjungan

2.508
a) Fisioterapi = x 100%
24.499

= 10,20 %

485
b) Okupasi Terapi = x 100%
24.499

= 2,02 %

993
c) Poliklinik Anak = x 100%
24.499

= 4,07 %

1.123
d) Poliklinik bedah = x 100%
24.499

= 4,60 %

1.098
e) Poliklinik Gigi = x 100%
24.499

= 4,48 %
40

2.526
f) Poliklinik Jantung = x 100%
24.499

= 10,31 %

216
g) Poliklinik Jiwa = x 100%
24.499

= 0,80 %

1.821
h) Poliklinik Kulit & Kelamin = x 100%
24.499

= 8,83 %

682
i) Poliklinik Mata = x 100%
24.499

= 2,70 %

968
j) Poliklinik Obsgyn = x 100%
24.499

= 3,95%

1.025
k) Poliklinik Orthopedi = x 100%
24.499

= 4,10 %

746
l) Poliklinik Paru = x 100%
24.499

= 3,04 %

5.337
m) Poliklinik Penyakit Dalam = x 100%
24.499

= 21,78 %

22
n) Poliklinik Psikologi = x 100%
24.499

= 0,08 %
41

1.683
o) Poliklinik Syaraf = x 100%
24.499

= 6,89 %

1.183
p) Poliklinik THT = x 100%
24.499

= 4,80 %

666
q) Poliklinik Urologi = x 100%
24.499

= 2,71 %

1.106
r) Rehabilitasi Medik = x 100%
24.499

= 4,50 %

311
s) Terapi Wicara = x 100%
24.499

= 1,20 %

Jadi total prosentase pelayanan spesialistik pada tribulan ke IV

adalah 100 %.

h. Hasil perhitungan rasio kunjungan rawat jalan terhadap tenaga perawat

Hasil perhitungan rasio kunjungan rawat jalan terhadap tenaga

perawat dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

1) Rasio kunjungan rawat jalan terhadap tenaga perawat tribulan III

∑ Kunjungan rawat jalan per hari


Rumus = ∑ Tenaga perawat

326
=
28

= 11,62

= 12
42

Satu perawat di poliklinik rawat jalan Rumah Sakit UNS

dalam sehari menangani 12 pasien.

2) Rasio kunjungan rawat jalan terhadap tenaga perawat tribulan IV

∑ Kunjungan rawat jalan per hari


Rumus =
∑ Tenaga perawat

389
=
28

= 13,89

= 14

Satu perawat di poliklinik rawat jalan Rumah Sakit UNS

dalam sehari menangani 14 pasien.

i. Hasil perhitungan rasio kunjungan rawat jalan terhadap jumlah

penduduk

Hasil perhitungan rasio kunjungan rawat jalan terhadap jumlah

penduduk dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

1) Rasio kunjungan rawat jalan terhadap jumlah penduduk pada

tribulan ke III

∑ Kunjungan rawat jalan


Rumus =
∑ Jumlah penduduk sekitar rumah sakit

20.180
=
109.165

= 0,18

Dari 100 pasien di Rumah Sakit UNS 18 pasien diantaranya

adalah penduduk sekitar Rumah Sakit UNS.


43

2) Rasio kunjungan rawat jalan terhadap jumlah penduduk pada

tribulan ke IV

∑ Kunjungan rawat jalan


Rumus =
∑ Jumlah penduduk sekitar rumah sakit

24.499
= = 0,22
109.165

Dari 100 pasien di Rumah Sakit UNS 22 pasien diantaranya

adalah penduduk sekitar Rumah Sakit UNS.

2. Produktivitas Rawat Inap

a. Data Statistik Pasien Rawat Inap Rumah Sakit UNS pada Tribulan ke

III dan Tribulan ke IV Tahun 2018

Tabel 3.3
Data Statistik Pasien Rawat Inap Rumah Sakit UNS pada Tribulan ke
III dan Tribulan ke IV Tahun 2018
Periode Tempat Hari Tempat Pasien Pasien
Tidur Perawatan Tidur Keluar Menin-
Tersedia Terpakai Hidup & gal
(A) (O) Meninggal
(D)
Tribulan 109 6951 75,55 1.825 66
III
Tribulan 109 8301 90,22 2.143 35
IV
Jumlah hari dalam periode tahun 2018 :

Tribulan III (Juli – September) : 92 hari

Tribulan IV (Oktober – Desember) : 92 hari

b. Hasil Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate)


O
BOR = X 100%
A
Rumus =
HP
O=
t
44

75,55
1) BOR Tribulan III = x 100%
109

= 69,31 %

90,22
2) BOR Tribulan IV = 109 X 100%

= 82,77%

c. Hasil perhitungan LOS (Lenght Of Stay)

t
LOS = O x
D
Rumus =
HP
O=
t

92
1) LOS Tribulan III = 75,55 X 1825

= 3,80 Hari
= 4 Hari
92
2) LOS Tribulan IV = 90,22 X 2143

= 3,87 Hari
= 4 Hari
d. Hasil perhitungan TOI (Turn Over Interval)

t
TOI = (A − O) x
D
Rumus : HP
O=
t

92
1) TOI Tribulan III = (109 − 75,55)X 1825

= 1,68 Hari = 2 Hari


92
2) TOI Tribulan IV = (109 − 90,22)X 2143

= 0,80 Hari → 1 Hari


45

e. Hasil perhitungan BTO (Bed Turn Over)


D
BTO =
A
Rumus =

1825
1) BTO Tribulan III = 109

= 16,74

= 17 kali / tribulan
2143
2) BTO Tribulan IV =
109

= 19,66

= 20 kali / tribulan

3. Grafik Barber Jhonson

a. Tribulan III

1) BOR 69,31%

Garis bantu BOR :

69,31
a) Titik LOS =
10

= 6,93

b) Titik TOI = 10 – 6,93

= 3,0

2) BTO 17 kali / tribulan

Garis bantu BTO :

92
LOS dan TOI =
17

= 5,41
46

b. Tribulan IV

1) BOR 82,77 %

Garis bantu BOR :

82,77
a) Titik LOS =
10

= 8,28

b) Titik TOI = 10 – 8,28

= 1,72

2) BTO 20 kali / tribulan

Garis bantu BTO :

92
LOS dan TOI= = 4,6
20

C. Desain Formulir

Formulir yang kami amati di Rumah Sakit UNS adalah formulir Laporan

Operasi. Formulir laporan operasi merupakan salah satu formulir yang

diabadikan yang berisi informasi terhadap tindakan medis yang dilakukan

dokter kepada pasien. Formulir laporan operasi ditinjau dari segi aspek

anatomi, fisik, dan isi sebagai berikut :

1. Aspek Anatomi

a. Heading ( kepala)

1) Penempatan logo terletak dibagian pojok kiri atas, identitas dan

alamat rumah sakit terletak dibagian kiri atas.

2) Judul formulir telerletak dibagian tengah atas.


47

3) Nomor formulir terletak dikanan atas

4) Nomor edisi tidak ada dalam formulir

5) Nomor halaman terletak di pojok kanan atas

b. Introduction (pendahuluan)

Dalam formulir laporan operasi tidak ada introduction, sehingga tidak

dapat memberitahu tujuan dari formulir tesebut.

c. Intruction (perintah)

Pada formulir laporan operasi terdapat instruksi.

d. Body (badan)

1) Margin

a) Batas atas : 1 cm

b) Batas Bawah : 2,8 cm

c) Batas kanan : 1 cm

d) Batas kiri : 1,5 cm

2) Spacing (spasi)

Spasi yang digunakan 1,5 cm.

3) Rule (garis)

Menggunakan garis langsung dan garis titik – titik.

4) Type style (jenis huruf)

Menggukan jenis huruf Times New Roman dan ukuran huruf 12.

5) Cara pencatatan

Cara pengisian dengan cara manual (tulis tangan).


48

6) Close (penutup)

Terdapat kolom untuk tanda tangan dokter dan menulis nama terang.

2. Aspek Fisik

a. Warna : formulir berwarna putih

b. Bahan : menggukan kertas HVS 70 gram

c. Ukuran : 33 cm x 21,5 cm

d. Bentuk : persegi panjang

3. Aspek Isi

a. Kelengkapan Item : belum lengkap ( tidak ada item komplikasi, jumlah

darah yang hilang dan jumlah darah yang masuk

lewat transfusi).

b. Terminologi data : ada

c. Istilah : ada

d. Singkatan : ada

e. Simbol : terdapat simbol berupa titik dua ( : ), garis miring

( / ), tanda kotak( ), tanda dalam kurung ( ).

D. Analisis Keakuratan Kode di Rumah Sakit UNS

1. ICD 10

Berdasarkan hasil pengamatan penyakit endocrine dan syaraf dari

masing-masing 10 sampel dokumen rekam medis di Rumah Sakit UNS ,

kami mendapatkan hasil sebagai berikut :


49

Tabel 3.4
Keakuran kode diagnosis penyakit syaraf

NO NO Diagnosis Kode ICD Diagnosa Kode


RM Dokter 10 RS ICD 10 ICD 10

1 025112 Bell’s Palsy G51.0 Bell’s Palsy G51.0

2 028220 Bell’s Palsy G51.0 Bell’s Palsy G51.0

3 025321 Bell’s Palsy G51.0 Bell’s Palsy G51.0

4 027232 Bell’s Palsy G51.0 Bell’s Palsy G51.0

5 029748 Bell’s Palsy G51.0 Bell’s Palsy G51.0

6 033162 Bell’s Palsy G51.0 Bell’s Palsy G51.0

7 013364 Bell’s Palsy G51.0 Bell’s Palsy G51.0

8 022967 Bell’s Palsy G51.0 Bell’s Palsy G51.0

9 031542 Bell’s Palsy G51.0 Bell’s Palsy G51.0

10 024384 Bell’s Palsy G51.0 Bell’s Palsy G51.0

Tabel 3.5
Keakuran kode diagnosis penyakit Endocrine
No No RM Diagnosis Kode ICD Diagnosa ICD Kode ICD
Dokter 10 RS 10 10
1 010148 Kelenjar E04.9 Goither E04.9
Thyroid
membesar
2 011244 Bengkak pada E04.9 Goither E04.9
kelenjar thyroid
3 013276 Kelenjar thyroid E04.9 Goither E04.9
bengkak
4 016086 Benjolan dileher E04.9 Goither E04.9
sebelah kanan
5 016153 Goither E04.9 Goither E04.9

6 019090 Bengkak pada E04.9 Goither E04.9


kelenjar thyroid
7 022494 Ada benjolan E04.9 Goither E04.9
dileher
8 022671 Modul thyroid E04.9 Goither E04.9
50

No No RM Diagnosis Kode ICD Diagnosa ICD Kode ICD


Dokter 10 RS 10 10
9 028284 Bengkak pada E04.9 Goither E04.9
leher
10 029759 Goither E04.9 Goither E04.9

2. ICD 9 CM
Tabel 3.6
Keakuratan Kode Tindakan Infrared irradation
NO No Rm Diagnosis Kode Diagnosa ICD Kode
Dokter ICD 9 ICD 9
CM RS CM
1 032090 IR pada bahu 93.35 Other heat therapy 93.35
2 003037 IR pada 93.35 Other heat therapy 93.35
paralumbar
3 028178 IR pada wajah 93.35 Other heat therapy 93.35
4 026961 IR pada bahu 93.35 Other heat therapy 93.35
5 027975 IR pada wajah 93.35 Other heat therapy 93.35
6 026570 IR pada wajah 93.35 Other heat therapy 93.35
7 027760 IR pada genue 93.35 Other heat therapy 93.35
8 026411 IR pada wajah 93.35 Other heat therapy 93.35
9 026121 IR pada wajah 93.35 Other heat therapy 93.35
10 027020 IR pada bahu 93.35 Other heat therapy 93.35

Tabel 3.7
Keakuratan Kode Tindakan Faringoscopy
No No Rm Diagnosis Kode Diagnosa ICD Kode
Dokter ICD 9 ICD 9
CM RS CM
1 032547 Faringoscopy 29.11 Pharyngoscopy 29.11
2 032534 Faringoscopy 29.11 Pharyngoscopy 29.11
3 032418 Faringoscopy 29.11 Pharyngoscopy 29.11
4 032404 Faringoscopy 29.11 Pharyngoscopy 29.11
5 032394 Faringoscopy 29.11 Pharyngoscopy 29.11
6 032184 Faringoscopy 29.11 Pharyngoscopy 29.11
7 032178 Faringoscopy 29.11 Pharyngoscopy 29.11
8 033195 Faringoscopy 29.11 Pharyngoscopy 29.11
9 032899 Faringoscopy 29.11 Pharyngoscopy 29.11
10 032662 Faringoscopy 29.11 Pharyngoscopy 29.11
51

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Statistik Rumah Sakit UNS

1. Indikator Rawat Jalan

a. Rata – rata kunjungan perhari

Rata - rata kunjungan pasien perhari periode


2018
500

400
389
300 326
Tribulan III
200 Tribulan IV
100

0
Tribulan III Tribulan IV

Gambar 4.1 Grafik rata – rata kunjungan pasien perhari periode 2018

Berdasarkan grafik batang diatas, rata - rata kunjungan pasien

perhari di Rumah Sakit UNS periode 2018, pada tribulan ke III

diperoleh hasil sebanyak 326 pasien perhari dan pada tribulan ke IV

diperoleh hasil sebanyak 389 pasien perhari. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien pada

tribulan ke IV sebanyak 23 pasien dibandingkan dengan tribulan ke

III.
52

b. Rata – rata kunjungan pasien baru perhari

Rata - rata kunjungan pasien baru perhari


45
40
41
35 37
30
25
Tribulan III
20
15 Tribulan IV
10
5
0
Tribulan III Tribulan IV

Gambar 4.2 Grafik rata – rata kunjungan pasien baru perhari

Berdasarkan grafik batang diatas, rata – rata kunjungan pasien

baru rawat jalan perhari di Rumah Sakit UNS periode 2018, pada

tribulan ke III menunjukan hasil 41 pasien perhari dan pada tribulan

ke IV sebanyak 37 pasien perhari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien baru pada tribulan ke IV

sebanyak 4 pasien.
53

c. Rata – rata kunjungan pasien lama perhari

Rata - rata kunjungan pasien lama


perhari
400

300 352
285
200 Tribulan III
Tribulan IV
100

0
Tribulan III Tribulan IV

Gambar 4.3 Grafik rata – rata kunjungan pasien lama perhari

Berdasarkan grafik batang diatas, rata – rata kunjungan pasien

lama rawat jalan perhari di Rumah Sakit UNS periode 2018, pada

tribulan ke III menunjukan hasil 285 pasien perhari dan pada tribulan

ke IV sebanyak 352 pasien perhari. Dan dapat disimpulkan bahwa

terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien lama pada tribulan ke IV

sebanyak 67 pasien.
54

d. Rasio Kunjungan Pasien Baru Terhadap Total Kunjungan

Rasio Kunjungan Pasien Baru


0.14

0.12
0.12
0.1
0.1
0.08
Tribulan III
0.06
Tribulan IV
0.04

0.02

0
Tribulan III Tribulan IV

Gambar 4.4 Grafik rasio kunjungan pasien baru

Berdasarkan grafik diatas rasio kunjungan pasien baru terhadap

total kunjungan pada tribulan ke III diperoleh hasil 0,12 dari total

kunjungan 20.180 pasien, sedangkan pada tribulan ke IV diperoleh

hasil 0,10 dari total kunjungan 24.499 pasien. Sehingga untuk tribulan

ke III dapat disimpulkan bahwa dari 100 pasien di Rumah Sakit UNS

12 diantaranya adalah pasien baru, dan untuk tribulan ke IV dapat

disimpulkan bahwa dari 100 pasien di Rumah Sakit UNS 10

diantaranya adalah pasien baru. Dari hasil tersebut terlihat bahwa

tribulan ke III rasionya lebih tinggi dibandingkan dengan tribulan ke

IV.
55

e. Rasio Kunjungan Pasien Lama Terhadap Total Kunjungan

Rasio Kunjungan Pasien Lama


1
0.9
0.87 0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 Tribulan III
0.4 Tribulan IV
0.3
0.2
0.1
0
Tribulan III Tribulan IV

Gambar 4.5 Grafik rasio kunjungan pasien lama

Dari hasil perhitungan rasio kunjungan pasien lama terhadap

total kunjungan pada tribulan ke III diperoleh hasil 0,87 dari total

kunjungan 20.180 pasien, sedangkan pada tribulan ke IV diperoleh

hasil 0,90 dari total kunjungan 24.499 pasien. Sehingga untuk tribulan

ke III dapat disimpulkan bahwa dari 100 pasien di Rumah Sakit UNS

87 diantaranya adalah pasien lama, dan untuk tribulan ke IV dapat

disimpulkan bahwa dari 100 pasien di Rumah Sakit UNS 90

diantaranya adalah pasien lama. Dari hasil tersebut terlihat bahwa

tribulan ke IV rasionya lebih tinggi dibandingkan dengan tribulan ke

III.
56

f. Prosentase pelayanan spesialistik


1) Prosentase pelayanan spesialistik Tribulan III

prosentase pelayanan spesialistik Tribulan ke


III
3% Fisioterapi
1%
4% 9% 2% 4% okupasi terapi
5%
4% poli anak
6%
1% poli bedah
4%
poli gigi
21% 11% poli jantung

1% poli jiwa
9%
poli kulit dan kelamin
5%
3% 3% poli mata
3%

Gambar 4.6 Grafik Prosentase pelayanan spesialistik Tribulan III


57

2) Prosentase pelayanan spesialistik Tribulan IV

3%
4% 1% 10% Fisioterapi
2%
5% okupasi terapi
4%
7% poli anak
5%
1%
4% poli bedah

poli gigi
10%
22% poli jantung
1% poli jiwa
9%
4% 4% poli kulit dan
3% kelamin
3% poli mata

Gambar 4.7 Grafik Prosentase pelayanan spesialistik Tribulan IV


58
59

Berdasarkan diagaram lingkaran prosentase kunjungan spesialistik

pada tribulan ke III dan ke IV periode 2018 diatas didapatkan hasil

sebagai berikut :

1) prosentase kunjungan spesialistik poli fisioterapi pada tribulan ke III

menunjukan hasil 9% dan pada tribulan ke IV menunjukan hasil 10%.

sehingga dapat disimpulkan poli fiosioterapi mengalami peningkatan

kunjungan pasien pada tribulan ke IV. .

2) prosentase kunjungan spesialistik poli okupasi terapi pada tribulan ke

III terdapat dan pada tribulan ke IV masing - masing menunjukan

hasil 2%. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa poli okupasi terapi

tribulan III dan tribulan IV stabil.

3) prosentase kunjungan spesialistik poli anak pada tribulan ke III

terdapat dan pada tribulan ke IV masing - masing menunjukan hasil


60

4%. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa poli anak tribulan III dan

tribulan IV stabil.

4) prosentase kunjungan spesialistik poli bedah pada tribulan ke III

menunjukan hasil 4% dan pada tribulan ke IV menunjukan hasil 5%.

sehingga dapat disimpulkan bahwa poli bedah mengalami peningkatan

kunjungan pasien pada tribulan ke IV.

5) prosentase kunjungan spesialistik poli gigi pada tribulan ke III

terdapat dan pada tribulan ke IV masing - masing menunjukan hasil

4%. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa poli gigi tribulan III dan

tribulan IV stabil.

6) Prosentase kunjungan spesialistik poli jantung pada tribulan ke III

menunjukan hasil 11% dan pada tribulan ke IV menunjukan hasil

10%. sehingga dapat disimpulkan bahwa poli jantung mengalami

penurunan kunjungan pasien pada tribulan ke IV.

7) prosentase kunjungan spesialistik poli jiwa pada tribulan ke III

terdapat dan pada tribulan ke IV masing - masing menunjukan hasil

1%. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa poli jiwa tribulan III dan

tribulan IV stabil.

8) prosentase kunjungan spesialistik poli kulit dan kelamin pada tribulan

ke III terdapat dan pada tribulan ke IV masing - masing menunjukan

hasil 9%. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa poli kulit dan kelamin

tribulan III dan tribulan IV stabil.


61

9) prosentase kunjungan spesialistik poli mata pada tribulan ke III

terdapat dan pada tribulan ke IV masing - masing menunjukan hasil

3%. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa poli mata tribulan III dan

tribulan IV stabil.

10) prosentase kunjungan spesialistik poli obsgyn pada tribulan ke III

menunjukan hasil 5% dan pada tribulan ke IV menunjukan hasil 4%.

sehingga dapat disimpulkan bahwa poli obsgyn mengalami penurunan

kunjungan pasien pada tribulan ke IV.

11) prosentase kunjungan spesialistik poli orthopedi pada tribulan ke III

terdapat dan pada tribulan ke IV masing - masing menunjukan hasil

4%. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa poli orthopedi tribulan III

dan tribulan IV stabil.

12) prosentase kunjungan spesialistik poli paru pada tribulan ke III

terdapat dan pada tribulan ke IV masing - masing menunjukan hasil

3%. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa poli paru tribulan III dan

tribulan IV stabil.

13) prosentase kunjungan spesialistik poli penyakit dalam pada tribulan ke

III menunjukan hasil 21% dan pada tribulan ke IV menunjukan hasil

22%. sehingga dapat disimpulkan bahwa poli penyakit dalam

mengalami peningkatan kunjungan pasien pada tribulan ke IV.

14) prosentase kunjungan spesialistik poli psikologi pada tribulan ke III

menunjukan hasil 2% dan pada tribulan ke IV menunjukan hasil 1%.


62

sehingga dapat disimpulkan bahwa poli bedah mengalami penurunan

kunjungan pasien pada tribulan ke IV.

15) prosentase kunjungan spesialistik syaraf pada tribulan ke III

menunjukan hasil 6% dan pada tribulan ke IV menunjukan hasil 7%.

sehingga dapat disimpulkan bahwa poli syaraf mengalami

peningkatan kunjungan pasien pada tribulan ke IV.

16) prosentase kunjungan spesialistik poli THT pada tribulan ke III

terdapat dan pada tribulan ke IV masing - masing menunjukan hasil

5%. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa poli THT tribulan III dan

tribulan IV stabil.

17) prosentase kunjungan spesialistik poli urologi pada tribulan ke III

terdapat dan pada tribulan ke IV masing - masing menunjukan hasil

3%. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa poli urologi tribulan III dan

tribulan IV stabil.

18) prosentase kunjungan spesialistik rehabilitasi medik pada tribulan ke

III menunjukan hasil 4% dan pada tribulan ke IV menunjukan hasil

5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rehabilitasi medik mengalami

peningkatan kunjungan pasien pada tribulan ke IV.

19) prosentase kunjungan spesialistik poli terapi wicara pada tribulan ke

III terdapat dan pada tribulan ke IV masing - masing menunjukan

hasil 1%. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa poli terapi wicara

tribulan III dan tribulan IV stabil.

f. Rasio Kunjungan Rawat Jalan Terhadap Tenaga Perawat


63

Dari hasil perhitungan rasio kunjungan rawat jalan terhadap tenaga

perawat pada tribulan ke III diperoleh hasil 12 dari total tenaga perawat

per hari 28 perawat, sedangkan pada tribulan ke IV diperoleh hasil 14

dari total tenaga perawat per hari 28 perawat. Sehingga untuk tribulan ke

III dapat disimpulkan bahwa 1 perawat di poliklinik rawat jalan Rumah

Sakit UNS dalam sehari menangani 12 pasien, dan untuk tribulan ke IV

dapat disimpulkan bahwa 1 perawat di poliklinik rawat jalan Rumah

Sakit UNS dalam sehari menangani 14 pasien. Dari hasil tersebut terlihat

bahwa tribulan ke IV rasionya lebih tinggi dibandingkan dengan tribulan

ke III.

g. Rasio Kunjungan Rawat Jalan Terhadap Jumlah Penduduk

Berdasarkan hasil perhitungan rasio kunjungan rawat jalan

terhadap jumlah penduduk pada tribulan ke III diperoleh hasil 0,18 dari

jumlah penduduk di sekitar rumah sakit 109.165 jiwa, sedangkan pada

tribulan ke IV diperoleh hasil 0,22 dari jumlah penduduk di sekitar

rumah sakit 109.165 jiwa. Sehingga untuk tribulan ke III dapat

disimpulkan bahwa dari 100 pasien di Rumah Sakit UNS 18 diantaranya

adalah penduduk disekitar rumah sakit UNS, dan untuk tribulan ke IV

dapat disimpulkan bahwa dari 100 pasien di Rumah Sakit UNS 22

penduduk disekitar rumah sakit UNS. Dari hasil tersebut terlihat bahwa

tribulan ke IV rasionya lebih tinggi dibandingkan dengan tribulan ke III.

2. Indikator rawat inap

a. BOR (Bed Occupancy Rate)


64

BOR (Bed Occupancy Rate) di Rumah Sakit UNS periode 2018 pada

tribulan ke III nilai BOR yaitu 69%, sedangkan untuk tribulan ke IV

nilai BOR 83%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai BOR pada

tribulan ke III belum efisien karena belum memenuhi standar

berdasarkan teori Barber Jhonson yaitu 75%-85%, dan untuk nilai

BOR tribulan ke IV sudah efisien dan memenuhi standar berdasarkan

teori Barber Jhonson karena hasil berada diantara 75%-85%.

b. LOS (Lenght Of Stay)

LOS (Lenght Of Stay) di Rumah Sakit UNS periode 2018 pada tribulan

ke III dan ke IV yaiu 4 hari. Sehingga dapat disimpulkan rata – rata

lama pasien dirawat di Rumah Sakit UNS sudah efisien dan sesuai

dengan standar lama dirawat pasien berdasarkan teori Barber Jhonson

yaitu 3-12 hari.

c. TOI (Turn Over Interval)

TOI (Turn Over Interval) di Rumah Sakit UNS periode 2018 pada

tribulan ke III adalah 2 hari dan pada tribulan ke IV adalah 1 hari.

Sehingga dapat disimpulkan untuk nilai TOI di Rumah Sakit UNS

sudah efisien dan dan sesuai dengan standar lama dirawat pasien

berdasarkan teori Barber Jhonson yaitu 1-3 hari.

d. BTO (Bed Turn Over)

BTO (Bed Turn Over) di Rumah Sakit periode 2018 pada tribulan ke

III yaitu 17 kali per tribulan kali dan pada tribulan ke IV yaitu 20 kali

per tribulan kali. Sehingga dapat disimpulkan untuk nilai BTO di


65

Rumah Sakit UNS belum efisien dan sesuai dengan standar lama

dirawat pasien berdasarkan teori Barber Jhonson yaitu minimal 30 kali

per hari.

B. Desain Formulir

Dalam penyelenggaraan rekam medis tidak lepas dari formulir, karena

formulir yang digunakan untuk mecatat seluruh data pasien dan segala

pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien

Analisa formulir yang ada di Rumah Sakit UNS :

1. Formulir laporan operasi

Formulir laporan operasi yang digunakan di Rumah Sakit UNS

sudah cukup baik, akan tetapi, ada beberapa item didalam formulir yang

belum dimasukkan menurut SNARS, seperti ada atau tidak adanya

komplikasi, jumlah darah yang hilang dan jumlah darah yang masuk

melalui transfusi, dan nomor pendaftaran alat yang dipasang (implan). Hal

ini dikarenakan formulir yang ada di Rumah Sakit UNS masih

menggunakan edisi lama.

Meskipun menggunakan formulir edisi lama, akan tetapi untuk isi

formulir ini sudah cukup informatif karena terdapat informasi nomor

rekam medis, identitas pasien, identitas dokter, identitas asisten dokter,

diagnosis, tindakan, jenis operasi, kualifikasi tindakan operasi,


66

pemeriksaan pasien. Sehingga dapat menggambarkan dengan jelas proses

pelayanan yang diberikan kepada pasien selama pasien dirawat.

Analisis desain formulir laporan operasi :

a. Aspek Anatomi

1) Heading (kepala)

Nama, logo, dan alamat rumah sakit sudah sesuai karena

berada dibagian atas formulir, sehingga dapat memudahkan pasien

mengetahui identitas rumah sakit secara lengkap. Judul formulir

sudah sesuai karena berada dibagian tengah atas atau dibawah

alamat rumah sakit. Nomor formulir sudah ada terletak dibagian

pojok kanan atas formulir. No edisi belum ada sehingga sulit

menentukan apakah formulir tersebut cetakan lama atau cetakan

terbaru. Nomor halaman sudah sesuai hanya terdiri dari satu

lembar formulir sehingga tidak memerlukan nomor halaman pada

formulir.

2) Introduction (pendahuluan)

Introduction di formulir laporan operasi tidak dijabarkan karena

judul sudah menjalaskan secara jelas tujuan dari formulir tersebut.

3) Intruction (perintah)

Intruction di formulir laporan operasi sudah ada, yaitu perintah jika

memutuhkan lembar tambahan dalam pengisian bagian laporan

operasi bisa menggunakan bagian belakang dari formulir tersebut.

4) Body (badan)
67

Body pada formulir loporan operasi sudah sesuai karena sudah

memenuhi kebutuhan yang ada.

5) Close (penutup)

Penutup pada formulir laporan operasi sudah sesuai karena terdapat

kolom untuk tanda tangan dokter dan menulis nama terang.

b. Aspek fisik

Formulir laporan operasi menggunakan kertas berwarna putih,

kertas berukuran F4 70 gram sesuai karena bahan yang digunakan

tidak terlalu tipis dan tahan lama karena formulir ini merupakan

formulir yang diabadikan. Bentuk formulir sudah sesuai yaitu persegi

panjang dengan panjang 33 cm dan lebar 21,5 cm, sehingga

penyimpanan tampak rapih dan seragam dengan formulir lainnya.

c. Aspek isi

Isi dari formulir laporan operasi belum sesuai karena ada beberapa

item yang belum ada menurut edisi SNARS. Teminologi data sudah

ada seperti Anestesi dan patologi. Istilah sudah ada seperti pre operasi,

pasca operasi. Singkatan tidak ada, dan simbol sudah ada seperti,

simbol berupa titik dua ( : ), garis miring ( / ), tanda kotak ( ),dan

tanda dalam kurung ( ).


68

C. Grafik Barber Jhonson


69

Gambar 4.8 Grafik Barber Jhonson di Rumah Sakit UNS tribulan III dan IV

C. Analisis Keakuratan Kode Diagnosis Penyakit di Rumah Sakit UNS


70

1. ICD 10
Tabel 4.1 Keakuran kode diagnosis penyakit syaraf
NO No RM Diagnosis Kode ICD 10 Kode ICD Keterangan
Dokter RS 10
1 025112 Bell’s Palsy G51.0 G51.0 Akurat
2 028220 Bell’s Palsy G51.0 G51.0 Akurat
3 025321 Bell’s Palsy G51.0 G51.0 Akurat
4 027232 Bell’s Palsy G51.0 G51.0 Akurat
5 029748 Bell’s Palsy G51.0 G51.0 Akurat
6 033162 Bell’s Palsy G51.0 G51.0 Akurat
7 013364 Bell’s Palsy G51.0 G51.0 Akurat
8 022967 Bell’s Palsy G51.0 G51.0 Akurat
9 031542 Bell’s Palsy G51.0 G51.0 Akurat
10 024384 Bell’s Palsy G51.0 G51.0 Akurat
Dari tabel diatas menunjukan bahwa diagnosa penyakit yang

diberikan oleh dokter berdasarkan riwayat anamnesa pasien dan

pemeriksaan penunjang pasien memiliki kode penyakit yang sudah sesuai

dengan kode yang ada di ICD 10. Maka dapat disimpulkan bahwa kode

penyakit bell’s palsy di Rumah Sakit UNS sudah akurat 100%.

Tabel 4.2 Keakuran kode diagnosis penyakit Endocrine

No No RM Diagnosis Kode ICD Kode ICD Keterangan


Dokter 10 RS 10
1 010148 Kelenjar thyroid E04.9 E04.9 Akurat
membesar
2 011244 Bengkak pada E04.9 E04.9 Akurat
kelenjar thyroid
3 013276 Kelenjar thyroid E04.9 E04.9 Akurat
bengkak
4 016086 Benjolan dileher E04.9 E04.9 Akurat
sebelah kanan
5 016153 Goither E04.9 E04.9 Akurat
6 019090 Bengkak pada E04.9 E04.9 Akurat
kelenjar thyroid
7 022494 Ada benjolan E04.9 E04.9 Akurat
dileher
8 022671 Modul thyroid E04.9 E04.9 Akurat
No No RM Diagnosis Kode ICD Kode ICD Keterangan
Dokter 10 RS 10
71

9 028284 Bengkak pada E04.9 E04.9 Akurat


leher
10 029759 Goither E04.9 E04.9 Akurat

Dari tabel diatas menunjukan bahwa diagnosa penyakit yang

diberikan oleh dokter berdasarkan riwayat anamnesa pasien dan

pemeriksaan penunjang pasien memiliki kode penyakit yang sudah sesuai

dengan kode penyakit yang ada di ICD 10. Maka dapat disimpulkan bahwa

kode penyakit goither di Rumah Sakit UNS sudah akurat 100%.

2. ICD 9 CM

Tabel 4.3 Keakuratan Kode Tindakan syaraf


No No RM Diagnosis Kode ICD Kode ICD 9 Keterangan
Dokter 9 CM RS CM
1 032090 IR pada bahu 93.35 93.35 Akurat
2 003037 IR pada 93.35 93.35 Akurat
paralumbar
3 028178 IR pada 93.35 93.35 Akurat
wajah
4 026961 IR pada bahu 93.35 93.35 Akurat
5 027975 IR pada 93.35 93.35 Akurat
wajah
6 026570 IR pada 93.35 93.35 Akurat
wajah
7 027760 IR pada 93.35 93.35 Akurat
genue
8 026411 IR pada 93.35 93.35 Akurat
wajah
9 026121 IR pada 93.35 93.35 Akurat
Wajah
10 027020 IR pada bahu 93.35 93.35 Akurat
72

Dari tabel diatas menunjukan bahwa tindakan yang diberikan oleh

dokter berdasarkan riwayat anamnesa pasien dan pemeriksaan penunjang

pasien memiliki kode tindakan yang sudah sesuai dengan kode tindakan

yang ada di ICD 9 CM. Maka dapat disimpulkan kode tindakan IR

(Infrared Irradiation) di Rumah Sakit UNS sudah akurat 100%.

Tabel 4.4 Keakuratan Kode Tindakan Faringoscopy


No No Rm Diagnosis Kode ICD 9 Kode ICD Keterangan
Dokter CM RS 9 CM
1 032547 Faringoscopy 29.11 29.11 Akurat
2 032534 Faringoscopy 29.11 29.11 Akurat
3 032418 Faringoscopy 29.11 29.11 Akurat
4 032404 Faringoscopy 29.11 29.11 Akurat
5 032394 Faringoscopy 29.11 29.11 Akurat
6 032184 Faringoscopy 29.11 29.11 Akurat
7 032178 Faringoscopy 29.11 29.11 Akurat
8 033195 Faringoscopy 29.11 29.11 Akurat
9 032899 Faringoscopy 29.11 29.11 Akurat
10 032662 Faringoscopy 29.11 29.11 Akurat

Dari tabel diatas menunjukan bahwa tindakan yang diberikan oleh

dokter berdasarkan riwayat anamnesa pasien dan pemeriksaan penunjang

pasien memiliki kode tindakan yang sudah sesuai dengan kode tindakan

yang ada di ICD 9 CM. Maka dapat disimpulkan kode tindakan

Pharyngoscopy di Rumah Sakit UNS sudah akurat 100%.


73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan tentang statistik Rumah Sakit, desain

formulir Rekam Medis, ICD-10 dan ICD-9 CM di Rumah Sakit UNS, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa Produktivitas Rawat Jalan di Rumah Sakit

UNS sudah efisien dilihat dari rata-rata kunjungan pasien baru maupun Pasien

lama. Sedangkan untuk Produktivitas Rawat Inap, nilai BOR (Presentase

pemakaian tempat tidur) dan nilai TOI ( rata-rata waktu tempat tidur terisi)

pada tribulan ke III dan tribulan ke IV belum ideal, serta untuk nilai LOS (rata-

rata lama dirawat) dan nilai BTO (frekuensi pemakaian tempat tidur) pada

tribulan ke III dan tribulan ke IV sudah ideal.

Desain formulir laporan operasi di Rumah Sakit UNS masih kurang

lengkap, karena ada beberapa item yang belum dimasukkan pada formulir

khususnya item ada atau tidaknya komplikasi, jumlah darah yang hilang dan

jumlah darah yang masuk melalui tranfusi serta nomor pendaftaran alat yang

dipasang (implan).

Pengkodean penyakit di Rumah Sakit UNS dengan menggunakan ICD-

10 pada penyakit bell’s palsy (G51.0) dan Goiter (E04.9) sudah akurat 100%.

Sedangkan untuk pengkodean tindakan di Rumah Sakit UNS dengan

menggunakan ICD-9CM pada tindakan Infrared irradiation (93.35) dan

Faringoscopy (29.11) sudah akurat 100%.


74

B. Saran

1. Rumah Sakit UNS disarankan untuk melakukan pemasaran pada

masyarakat, untuk meningkatkan pelayanan agar lebih baik.

Mengutamakan keselamatan pasien agar tingkat kunjungan rawat inap

dapat meningkat dan produktivitas rawat inap dapat mencapai standar

idealnya.

2. Seharusnya item – item di SNARS yang belum dimasukkan pada formulir

laporan operasi khususnya item komplikasi, jumlah darah yang hilang

dan jumlah darah yang masuk lewat transfusi, dan nomor pendaftaran alat

yang pasang (implan) dimasukkan pada pembuatan desain formulir

laporan operasi selanjutnya agar informasi pada formulir laporan operasi

lebih lengkap.
75

DAFTAR PUSTAKA

Data Sukoharjo. 2018. Laporan Kependudukan.


https://sukoharjokab.go.id/laporan_kunjungan/. Diakses tanggal 16
Januari 2019 pukul 15.30

Rahayu, WR. Kode klasifikasi penyakit dan tindakan medis ICD-10. Gosyen
Publishing : Yogyakarta. 2013.

Rumah Sakit UNS. 2018. Rumah Sakit UNS. http://rs.uns.ac.id/#. Diakses tanggal
19 Januari Pukul 20.10 WIB

Rustiyanto, Ery. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Graha Ilmu
: Yogyakarta. 2010.

Pelayanan Anastesi dan Bedah (PAB 7.2). 2018. Standar Nasional Akreditasi
Rumah Sakit Pelayanan Anastesi dan Bedah (PAB 7.2).
https://rekamkesehatan.com/pelayanan-anestesi-dan-bedah-pab-7-
2/#.XEsfANIzbMy. Diakses tanggal 21 Januari 2019 pukul 15.30 WIB

Sudra, Rano Indradi. Statistik Rumah Sakit. Graha Ilmu : Yogyakarta. 2010.

Sudra, Rano Indradi. Statistik Rumah Sakit. Graha Ilmu : Yogyakarta. 2013.

Anda mungkin juga menyukai