Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP BERDASARKAN

ELEMEN PENILAIAN MIRM 13.3


STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
AILA FEBRIA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
sakit mempunyai peran untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Salah satu indikator dalam mengukur mutu pelayanan
rumah sakit adalah akreditasi. Untuk mencapai hal tersebut, rumah sakit
memerlukan data yang lengkap dan akurat agar kualitas pelayanan kesehatan
tetap baik. Setiap sarana pelayanan kesehatan wajib membuat rekam medis
yang dibuat oleh dokter dan tenaga kesehatan yang terkait dengan pelayanan
yang telah diberikan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit, disebutkan bahwa akreditasi
adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit, setelah dilakukan
penilaian bahwa Rumah Sakit telah memenuhi Standar Akreditasi.
Berdasarkan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit pada Standar
Manajemen Rumah Sakit BAB 6 tentang Manajemen Informasi dan Rekam
Medis, khususnya pada Standar MIRM 13.3 disebutkan bahwa tenaga
kesehatan yang berkewenangan mengisi rekam medis pasien dan setiap
pengisian harus mencantumkan tanggal dan jam, serta identifikasi tenaga
kesehatan berupa nama terang dan tanda tangan.
Dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, menyatakan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis dan harus
segera dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan kesehatan dengan
mencantumkan nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan
pelayanan atau tindakan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, rekam

1
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP BERDASARKAN
ELEMEN PENILAIAN MIRM 13.3 2
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
AILA FEBRIA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Pasal 2 ayat (1) dinyatakan bahwa rekam medis
harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik.
Rekam medis digunakan sebagai bukti tertulis. Dengan adanya bukti
tertulis tersebut maka rekam medis dapat dipertanggungjawabkan, dengan
tujuan sebagai penunjang administrasi. Salah satu bukti tertulis yang dilihat
dalam pengisian berkas rekam medis adalah pengisian tanggal, jam, tanda
tangan, dan nama terang. Dengan adanya pengisian tanggal, jam, tanda
tangan, dan nama dapat memudahkan pihak Rumah Sakit apabila nantinya
terjadi tuntutan hukum, sehingga dapat diketahui siapa saja tenaga kesehatan
yang bertanggungjawab atas pengisian rekam medis tersebut. Hal ini juga
dapat mengurangi terjadinya malprakrik oleh tenaga kesehatan yang tidak
bertanggungjawab.
Kelengkapan informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan
menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin dapat
dibuktikkan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan terkait (Hatta, 2010).
Kelengkapan dokumen rekam medis dapat memudahkan tenaga kesehatan
lain dalam memberikan tindakan atau pengobatan, serta dapat digunakan
sebagai sumber informasi yang berguna dalam bagi manajemen rumah sakit
dalam menentukan evaluasi dan pengembangan pelayanan kesehatan.
Data rekam medis haruslah lengkap dan terperinci sehingga dalam
pengisian rekam medis harus diisi sebaik mungkin dan selengkap mungkin.
Mengingat proses pengisian rekam medis di rumah sakit dilakukan oleh dokter,
perawat dan tenaga kesehatan lain mengakibatkan pendokumentasian tidak
seakurat dan selengkap yang diharapkan.
Ketidaklengkapan rekam medis juga dapat mempengaruhi kualitas dari
pelayanan yang ada di dalam rumah sakit. Ketidaklengkapan dalam pengisian
rekam medis akan sangat mempengaruhi mutu rekam medis, mutu rekam
medis akan mencerminkan baik tidaknya mutu pelayanan di suatu rumah sakit
(Depkes, 1997).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Kabupaten
Temanggung pada tanggal 19 Januari 2018, berdasarkan wawancara dengan
Kepala Instalasai Rekam Medis bahwa RSUD Kabupaten Temanggung sudah
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP BERDASARKAN
ELEMEN PENILAIAN MIRM 13.3 3
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
AILA FEBRIA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

melakukan akreditasi KARS 2012, namun untuk akreditasi SNARS belum


dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang bermanfaat untuk
menunjang hasil penilaian akreditasi SNARS yang nantinya akan dilakukan
ketika RSUD Kabupaten Temanggung akan akreditasi ulang. Berdasarkan
laporan data ketidaklengkapan rekam medis rawat inap yang dibuat oleh Sub
Unit Assembling Instalasi Rekam Medis pada periode triwulan ke-empat tahun
2017 RSUD Kabupaten Temanggung, dapat diketahui bahwa RSUD
Kabupaten Temanggung memiliki rata-rata persentase ketidaklengkapan
rekam medis rawat inap sebesar 39,17%.
Tabel 1. Laporan Ketidaklengkapan Rekam medis Rawat Inap Periode
Triwulan ke-empat tahun 2017
Jumlah Dokumen Jumlah
Presentase
No Nama Bangsal Tidak Lengkap Dokumen
(TL/Total)
(TL) (Total)
1 Mawar 303 773 39,20%
2 Melati 194 543 35,73%
3 Flamboyan 1 67 582 11,51%
4 Flamboyan 2 179 509 35,17%
5 Cempaka 1 238 480 49,58%
6 Cempaka 2 273 466 58,58%
7 ICU 28 59 47,46%
8 Aster 100 206 48,54%
9 Dahlia 124 251 49,40%
10 Wijaya Kusuma 38 151 25,17%
11 Kenanga 125 226 55,31%
12 PICU/NICU 16 27 59,26%
13 Nusa Indah 50 267 18,73%
14 Anyelir 146 238 61,34%
15 Anggrek 85 228 37,28%
16 Seruni 156 421 37,05%
17 Tulip 72 174 41,38%
TOTAL 2194 5601 39,17%
Sumber: Laporan Ketidaklengkapan RM Rawat Inap periode Triwulan ke-
empat tahun 2017

Hasil studi dokumentasi terhadap Standar Prosedur Operasioaal (SPO)


tentang kelengkapan pengisian dokumen rekam medis, telah disebutkan
bahwa semua pencatatan ditandatangani dengan dibubuhi tanda tangan,
nama jelas, jam, dan tanggal. Survey awal terhadap 10 berkas rekam medis
rawat inap yang diambil secara acak, menunjukkan kelengkapan pengisian
berkas rekam medis rawat inap yaitu 73% mencantumkan tanggal, 44%
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP BERDASARKAN
ELEMEN PENILAIAN MIRM 13.3 4
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
AILA FEBRIA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

mencantumkan jam, 81% mencantumkan tanda tangan, dan 46%


mencantukan nama. Di RSUD Kabupaten Temanggung pernah dilakukan
penelitian tentang Kelengkapan Rekam Medis. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Qonitin (2017) tentang Kelengkapan Pengisian Formulir
Asesmen Awal Medis Rawat Inap Bangsal VIP di RSUD Kabupaten
Temanggung, dari hasil analisis kuantitatif terhadap 120 formulir asesmen awal
medis dari Bangsal VIP didapatkan hasil kelengkapan pada review identifikasi
pasien 91,90%, review laporan penting 47,69%, review autentikasi sebesar
35,83% dan pada review pendokumentasian yang benar sebesar 62,20%.
Angka ini masih kurang dari target kelengkapan 100% yang merupakan
standar kelengkapan pengisian rekam medis di rumah sakit menurut
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Mengingat pentingnya berkas rekam medis dan dengan melihat
permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Rawat
Inap Berdasarkan Standar MIRM 13.3 Akreditasi SNARS di RSUD Kabupaten
Temanggung”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Kelengkapan Pengisian
Berkas Rekam Medis Rawat Inap Berdasarkan Standar MIRM 13.3 Akreditasi
SNARS di RSUD Kabupaten Temanggung?”.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kelengkapan pengisian berkas rekam medis rawat
inap berdasarkan Elemen Penilaian MIRM 13.3 Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit di RSUD Kabupaten Temanggung.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pesentase kelengkapan pengisian berkas rekam medis
rawat inap berdasarkan Elemen Penilaian MIRM 13.3 Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit di RSUD Kabupaten Temanggung
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP BERDASARKAN
ELEMEN PENILAIAN MIRM 13.3 5
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
AILA FEBRIA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

b. Mengetahui penyebab ketidaklengkapan pengisian berkas rekam


medis rawat inap berdasarkan Elemen Penilaian MIRM 13.3 Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit di RSUD Kabupaten Temanggung
c. Mengetahui upaya pengendalian ketidaklengkapan pengisian berkas
rekam medis rawat inap di RSUD Kabupaten Temanggung

D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan masukan kepada
rumah sakit dalam pelaksanaan pengisian berkas rekam medis
berdasarkan Elemen Penilaian MIRM 13.3 Standar Nasional Akreditasi
Rumah Sakit.
b. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman peneliti yang
diperoleh secara langsung dari rumah sakit dengan menerapkan teori
yang dimiliki peneliti dari institusi pendidikan.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan dapat dijadikan
bahan referensi untuk pendidikan berkaitan dengan analisis
kelengkapan pengisian berkas rekam medis.
b. Bagi Peneliti Lain
Dapat menjadi acuan dan referensi bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian dengan topik yang serupa.

E. Keaslian
Menurut sepengetahuan peneliti, penelitian ini belum pernah dilakukan
oleh penulis lain. Namun terdapat penelitian sebelumnya yang serupa dengan
penelitian ini, yaitu:
1. Sabrina (2015) dengan judul “Analisis Isi Rekam Medis Rawat Inap Kasus
Diabetes Melitus Berdasarkan Standar MKI 19.1 Akreditasi KARS 2012 di
RSUD Tidar Kota Magelang”
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP BERDASARKAN
ELEMEN PENILAIAN MIRM 13.3 6
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
AILA FEBRIA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Penelitian milik Sabrina (2015) bertujuan untuk mengetahui hasil


analisis dan ketercapaian elemen penilaian standar MKI 19.1 mengenai isi
spesifik rekam medis, infomasi untuk mengidentifikasi, informasi
pendukung diagnosis, informasi untuk justifikasi pelayanan dan
pengobatan, informasi course dan hasil pengobatan rawat inap kasus
diabetes melitus. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian studi
kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi dokumentasi,
wawancara dan observasi. Untuk validasi data menggunakan triangulasi
teknik.
Hasil pada peneilitian Sabrina (2015) adalah hasil analisis terhadap 100
berkas rekam medis pasien rawat inap kasus diabetes melitus diperoleh
hasil kesesuaian isi rekam medis berdasarkan SOP adalah sebesar 97%,
mendapatkan skor 10 atau tercapai penuh. Hasil analisis keterisian dan
kelengkapan informasi untuk identifikasi pasien yang terisi lengkap adalah
sebesar 48,55%, mendapatkan skor 5 atau tercapai sebagian. Hasil
analisis keterisian dan kelengkapan informasi pendukung dianosis yang
terisi lengkap adalah sebesar 87%. mendapatkan skor 10 atau tercapai
penuh. Hasil analisis keterisian dan kelengkapan informasi justifikasi
pelayanan dan pengobatan yang terisi lengkap adalah sebesar 67%, skor
5 atau tercapai sebagian. Hasil analisis keterisian dan kelengkapan
informasi course dan hasil pengobatan yang terisi lengkap adalah sebesar
62%, mendapatkan skor 5 atau tercapai sebagian.
2. Mukhlisani (2015) dengan judul “Analisis Kelengkapan Formulir Transfer
Pasien Terkait Persiapan Akreditasi KARS 2012”
Pada penelitian Mukhlisani (2015) bertujuan untuk mengetahui
kelengkapan item-item formulir transfer pasien berdasarkan standar MKI.8
akreditasi KARS 2012 dan mengetahui ketercapaian suatu elemen
penilaian (EP) dari standar MKI.8 pada formulir transfer pasien di RSJ
Grhasia Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Untuk validitas data menggunakan triangulasi sumber.
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP BERDASARKAN
ELEMEN PENILAIAN MIRM 13.3 7
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
AILA FEBRIA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Hasil dari penelitian Mukhlisani (2015) adalah item formulir transfer


pasien di RSJ Grhasia sudah sesuai dengan tujuh komponen elemen
penilaian MKI.8. Persentase kelengkapan pada komponen alasan masuk
rawat inap sebesar 99%, temuan signifikan sebesar 53%, diagnosis
ditegakkan sebesar 75%, tindakan yang dilakukan sebesar 40%, obat-
obatan persentase kelengkapannya sebesar 86%, kondisi pasien saat
dipindah sebesar 98%. Untuk persentase kelengkapan pengisian tertinggi
yaitu pada komponen alasan masuk rawat inap sebesar 99%. Sedangkan
persentase kelengkapan terendah yaitu komponen tindakan yang
dilakukan sebesar 40%. Jadi, total persentase keseluruhan dari EP MKI.8
yaitu 75% lengkap, 4% tidak lengkap, dan 21% tidak terisi.
3. Qonitin (2017) dengan judul “Kelengkapan Pengisian Formulir Asesmen
Awal Medis Rawat Inap Bangsal VIP di RSUD Kabupaten Temanggung”
Penelitian milik Qonitin (2017) bertujuan untuk mengetahui
kelengkapan pengisian formulir asesmen awal medis rawat inap dari
bangsal VIP dengan mengetahui kebijakan, persentase kelengkapan dari
hasil analisis kuantitatif serta cara pengendalian ketidaklengkapannya oleh
subunit assembling di RSUD Kabupaten Temanggung. Jenis penelitian
yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Rancangan penelitian dengan studi kasus. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
Hasil dari penelitian Qonitin (2017) adalah di RSUD Kabupaten
Temanggung sudah ada kebijakan mengenai kelengkapan pengisian
fromulir asesmen awal medis rawat inap yang tertulis dalam bentuk SPO,
Indikator Mutu dan Buku Pedoman. Dari hasil analisis kuantitatif terhadap
120 formulir asesmen awal medis dari Bangsal VIP didapatkan hasil
kelengkapan pada review identifikasi pasien 91,90%, review laporan
penting 47,69%, review autentikasi sebesar 35,83% dan pada review
pendokumentasian yang benar sebesar 62,20%. Proses pengendalian
ketidaklengkapan bagian assembling dengan mengembalikan berkas ke
dokter penanggungjawab pasien di bangsal/klinik rawat jalan.
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP BERDASARKAN
ELEMEN PENILAIAN MIRM 13.3 8
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
AILA FEBRIA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

F. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Sejarah Singkat RSUD Kabupaten Temanggung
a. Tahun 1907
RSUD Kabupaten Temanggung didirikan
b. Tahun 1983
RSUD Kabupaten Temanggung merupakan Rumah Sakit Kelas D
c. Tahun 1987
Dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 303/MENKES/IV/1987 RSUD Kabupaten Temanggung
ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Kelas C.
d. Tahun 2012
RSUD Kabupaten Temanggung merupakan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) per 1 Januari
2012 berdasarkan Keputusan Bupati Temanggung Nomor 440/448
Tahun 2011.
e. Tahun 2013
RSUD Kabupaten Temanggung ditingkatkan menjadi Rumah Sakit
Kelas B sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
HK.02.03/I/1947/2013 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Temanggung pada tanggal 11 November 2013.
2. Visi dan Misi RSUD Kabupaten Temanggung
a. Visi RSUD Kabupaten Temanggung
“Memberikan Pelayanan Prima Sebagai Pusat Rujukan Kesehatan”
b. Misi RSUD Kabupaten Temanggung
1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2) Meningkatkan mutu dan kerjasama pendidikan kesehatan
3) Meningkatkan pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien
4) Meningkatkan kinerja dan disiplin pegawai
3. Fasilitas Pelayanan RSUD Kabupaten Temanggung
Pelayanan kesehatan yang diberikan di RSUD Kabupaten
Temanggung memiliki fasilitas yang terdiri dari:
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (24 jam), terdiri dari pelayanan:
1) Bedah
2) Non Bedah
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP BERDASARKAN
ELEMEN PENILAIAN MIRM 13.3 9
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
AILA FEBRIA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

3) Kebidanan
b. Pelayanan Rawat Jalan meliputi:
1) Klinik Spesialis Bedah
2) Klinik Spesialis Dalam
3) Klinik Spesialis Anak
4) Klinik Spesialis Kandungan dan Kebidanan
5) Klinik Spesialis Syarf
6) Klinik Spesialis Mata
7) Klinik Spesialis THT
8) Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin
9) Klinik Spesialis Penyakit Jantung
10) Klinik Gigi dan penyakit mulut
11) Klinik Umum
12) Klinik VCT/CST
13) KLinik DOT
14) Hemodialisa
c. Pelayanan Rawat Inap meliputi:
1) Ruang Perawatan ICU dengan kapasitas 9 tempat tidur
2) Ruang Perawatan Isolasi dengan kapasitas 9 tempat tidur
3) Ruang Perawatan HCU dengan kapasitas 5 tempat tidur
4) Ruang Perawatan Umum VIP dengan kapasitas 46 tempat tidur
5) Ruang Perawatan Kelas Utama A dengan kapasitas 7 tempat tidur
6) Ruang Perawatan Kelas IA dengan kapasitas 21 tempat tidur
7) Ruang Perawatan Kelas IB dengan kapasitas 9 tempat tidur
8) Ruang Perawatan Kelas II dengan kapasitas 35 tempat tidur
9) Ruang Perawatan Kelas III dengan kapasitas 118 tempat tidur
d. Pelayanan Penunjang Medik meliputi:
1) Instalasi Radiologi: Konvensional (sedang) dan Inter Konvensional
(canggih)
2) Instalasi Laboratorium
3) Instalasi Gizi
4) Instalasi Farmasi
5) Instalasi Rehabilitasi Medik
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP BERDASARKAN
ELEMEN PENILAIAN MIRM 13.3 10
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
AILA FEBRIA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

e. Pelayanan Kamar Operasi


f. Pelayanan VK (Ruang Bersalin)
g. Pelayanan Hemodialisa
h. Pelayanan Elektromedik
1) EEG Brain Mapping
2) Audiometri
i. Instalasi Bedah Sentral
j. Instalasi Radiologi
4. Performance RSUD Kabupaten Temanggung
Performance RSUD Kabupaten Temanggung dilihat dari segi tingkat
pemanfaatan sarana pelayanan, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi
pelayanan dapat dilihat melalui indikator pelayanan pada Tabel 2. Berikut
ini :
Tabel 2. Performance RSUD Kabupaten Temanggung Tahun 2015-2017
No Indikator 2015 2016 2017
1 Bed Occupancy Rate (BOR) (%) 71,04 70,91 74,92
Average Length of Stay (Av LOS)
2 3,9 4,07 3,75
(hari)
3 Turn of Interva (TOI) (hari) 1,24 1,3 1,12
4 Bed Turn Over (BTO) (kali) 84,94 81,94 81,98
5 Netto Death Rate (NDR) (‰) 17,11 17,07 18,73
6 Gross Death Rate (GDR) (‰) 32,42 30,6 33,33
7 Jumlah Kunjungan Rawat Inap 17819 19747 21053
8 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan 121847 145083 157487
9 Jumlah Kunjungan IGD 16853 21968 23119
Sumber: Bagian Pelaporan RSUD Kabupaten Temanggung

Anda mungkin juga menyukai