Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

3.1.1 Kepemilikan Rumah Sakit Ibu dan Anak

1. Pemilik Rumah Sakit : Pemerintahan Aceh

2. Kelas/tipe : B. Khusus

3. Kapasitas tempat tidur : 110 TT

4. Luas Tanah : 9,307 m2

5. Luas Bangunan : 8575 m2

3.1.2 Dasar Hukum RSIA Pemerintahan Aceh

1. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan.

2. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Pemerintahan Aceh.

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 938/Menkes/SK/V/1992

tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum.

4. Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 5 tahun 2007

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Teknis, Lembaga

Tehnis dan Lembaga Daerah.

5. Pergub No 46 tahun 2008 tentang Rician tugas pokok dan fungsi

Pemangku Jabatan Struktural di lingkungan dinas-dinas pemerintah

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

19
20

3.1.3 Letak RSIA Pemerintahan Aceh

Rumah Sakit Ibu dan Anak Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

terletak di Jalan Prof A Majid Ibrahim No 3 Banda Aceh, kelurahan

Punge Jurong Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh.

3.1.4 Jenis Pelayanan

Sesuai dengan fungsinya Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintahan Aceh bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak dengan jenis

pelayanan medik, sebagai berikut :

3.1.4.1 Pelayanan Gawat Darurat, meliputi : pelayanan dokter umum,

pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan KB, pelayanan

imunisasi, pelayanan Spesifik 4 dasar : kebidanan & penyakit

kandungan, kesehatan anak, penyakit dalam, dan bedah,

pelayanan spesialistik lainnya : orthopedic, bedah plastik,

fisiotherapi.

3.1.4.2 Rawat inap, meliputi : peratawan kebidanan, perawatan penyakit

anak, perawatan bedah, perawatan penyakit dalam.

3.1.4.3 Gawat Darurat, meliputi : pelayanan trauma, pelayanan non

trauma

3.1.4.4 Perawatan intensif, meliputi : NICU/PICU, ICU.

3.1.4.5 Penunjang medik, meliputi : pathologi klinik, anaesthasia,

radiology, penunjang medik lainnya.


21

3.1.4.6 Pelayanan penunjang medik laninnya, meliputi : instalasi

farmasi, instalasi gizi, instalasi laundry, pemeliharaaan sarana

dan prasarana RS, kamar jenazah, instalasi transportasi

(ambulance).

3.2 Pembahasan

1. Gambaran Komputerisasi Data Dalam Sistem Pelaporan Kegiatan

Rumah Sakit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintahan Aceh

Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa dari 34 responden, terdapat

22 responden dimana responden yang telah melaksanakan komputerisasi

data dan telah melaksanakan sistem pelaporan RL3 sebanyak 18

responden (94,7%) dan 4 responden (26,7%) tidak melaksanakan sistem

pelaporan kegiatan rumah sakit, sedangkan dari 12 responden dimana

responden yang tidak melaksanakan komputerisasi data tetapi telah

melaksanakan sistem pelaporan kegiatan rumah sakit sebanyak 1

responden (8,3%) dan 11 responden (91,7%) tidak melaksanakan sistem

pelaporan kegiatan rumah sakit.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Coiera (2004), dimana komputerisasi data adalah konteks teknologi

informasi dan komunikasi yang diaplikasikan di pelayanan medik.

Kebutuhan data/informasi dalam menunjang pembangunan nasional

khususnya pembangunan di bidang kesehatan semakin meningkat.

Pengembangan pengolahan data baik di tingkat Rumah Sakit, Dinas

Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi khususnya data kegiatan rumah sakit


22

mengarah pada penerapan teknologi dengan komputerisasi data (Depkes

RI, 2003)

Laporan kegiatan rumah sakit merupakan formulir rekapitulasi

yang mencakup berbagai kegiatan Rumah Sakit seperti rawat inap, rawat

jalan, pelayanan instalasi gawat darurat, kegiatan bedah dan non bedah,

pelayanan kesehatan gigi, kegiatan radiology, pengujian kesehatan,

rujukan, rehabilitasi medik, latihan kerja, keluarga berencana, imunisasi,

pelayanan kesehatan jiwa, kegiatan pembedahan mata, kegiatan napza

dan sebagainya (Depkes RI, 2003)

Menurut asumsi peneliti, komputerisasi data berhubungan dengan

sistem pelaporan kegiatan rumah sakit di Rumah Sakit Ibu dan Anak,

komputerisasi data di Rumah Sakit merupakan saranan informatika yang

mempunyai peranan penting dalam penyelengaraan di sebuah

lembaga/institusi kesehatan seperti Rumah sakit, keberhasilan suatu

pelayanan medik didukung oleh kelengkapan sistem pencatatan dan

pelaporan data melalui komputerisasi, dan dari hasil penelitian diperoleh

bahwa sebagian responden telah melaksanakan komputerisasi data dan

telah melaksanakan sistem pelaporan kegiatan rumah sakit, hal ini

didukung oleh karena petugas yang diberikan tanggung jawab telah

melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya, sedangkan masih

adanya petugas yang tidak melaksanakan komputerisasi data mungkin

disebabkan secara cultural pelayanan medik sebagian transaksi informasi

klinis masih berjalan secara face to face, sehingga tidak salah bila ada
23

yang mengatakan bahwa keberhasilan system informasi di Rumah sakit

90% merupakan masalah social cultural dan hanya 10% saja yang

merupakan masalah informatika..

2. Gambaran Ketepatan Waktu Dalam Sistem Pelaporan Kegiatan Rumah

Sakit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintahan Aceh

Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa dari 34 responden, terdapat

21 responden dimana responden yang memiliki ketepatan waktu dan

telah melaksanakan sistem pelaporan kegiatan rumah sakit sebanyak 19

responden (90,5%) dan 2 responden (9,5%) tidak melaksanakan sistem

pelaporan kegiatan rumah sakit, sedangkan dari 13 responden dimana 13

responden (100%) tidak memiliki ketepatan waktu dan tidak

melaksanakan sistem pelaporan kegiatan rumah sakit.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Depkes RI (1992), Salah satu hambatan dalam penyedian data adalah

ketidak akuratan data dan ketepatan waktu pengiriman laporan. Agar data

yang dikumpulkan dapat diolah sesuai dengan jadwal yang ditentukan,

maka pengiriman formulir standar yang telah diisi dari rumah sakit

dilakukan paling lambat 15 hari sesudah jangka waktu data yang

dilaporkan. (Depkes RI, 2003).

Menurut asumsi peneliti, ketepatan waktu berhubungan dengan

sistem pelaporan kegiatan rumah sakit di Rumah Sakit Ibu dan Anak,

dimana ketepatan waktu dalam melakukan pencatatan dan pelaporan


24

sangatlah diperlukan dalam penyelanggaraan sistem pelayanan di Rumah

Sakit, dan dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian responden telah

memiliki ketetpatan waktu dalam melaksanakan sistem pelaporan

kegiatan rumah sakit, hal ini didukung oleh karena petugas telah

mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan sistem pencatatan dan

pelaporan sehingga petugas memiliki pengalaman yang baik untuk

melaksnakan tugas yang telah diberikan, dan petugas menyadari bahwa

ketepatan waktu dalam melakukan sistem pencatatan dan pelaporan akan

menunjukkan kinerja yang baik dalam pelayanan optimal Rumah Sakit.


25

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan

RL3, di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2016, untuk tiap-

tiap variabel diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Gambaran komputerisasi data dalam sistem pelaporan RL3 di

Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh, sebagian responden telah

melaksanakan komputerisasi data dan telah melaksanakan sistem

pelaporan RL3 sebanyak 18 responden (94,7%) dan 4 responden (26,7%)

tidak melaksanakan sistem pelaporan RL3.

2. Gambaran ketepatan waktu dalam sistem pelaporan RL3 di

Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh, sebagian responden

memiliki ketepatan waktu dan telah melaksanakan sistem pelaporan RL3

sebanyak 19 responden (90,5%) dan 2 responden (9,5%) tidak

melaksanakan sistem pelaporan RL3.

25
26

4.2. Saran

1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan penulis untuk menggambarkan diri dalam disiplin ilmu

khususnya yang dalam meningkatkan kinerja pelayanan sehingga dapat

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

2. Bagi Instansi terkait, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan

masukan/informasi bagi pengolah data, pelaporan dan sistem informasi

sehingga dapat meningkatkan pelayanan Rumah Sakit melalui

kelengkapan sistem pelaporan/informatika.

3. Bagi institusi pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan

masukan/informasi bagi mahasiswa khususnya Fakultas Kesehatan

Masyarakat sebagai referensi yang ingin meneliti mengenai Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).


27

Anda mungkin juga menyukai