Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Untuk melakukan tugas dan fungsinya

rumah sakit harus mampu membiayai hidupnya, sehingga citra rumah sakit bergeser

dari fungsi sosial menjadi fungsi ekonomis (Sarbaguna, 2011). Hal ini menyebabkan

para praktisi manajerial rumah sakit didorong untuk mengembangkan sistem

informasi manajemen rumah sakit. Sistem informasi manajemen rumah sakit

merupakan suatu usaha untuk menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu, dan

sesuai kebutuhan guna menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan

keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu

komponen dari sistem manajerial informasi rumah sakit adalah record electronic

medical. Electronic medical record merupakan gabungan dari sistem informasi klinis,

sistem informasi laboratorium, sistem informasi radiologi, sistem informasi logistik,

dan sistem informasi tagihan.

Secara administratif electronic medical record bermanfaat sebagai gudang

penyimpanan informasi secara elektronik mengenai status kesehatan dan layanan

kesehatan yang diperoleh pasien. Selain itu penggunaan electronic medical record

1
2

memberikan manfaat kepada dokter dan petugas kesehatan dalam mengakses

informasi pasien yang pada akhirnya membantu dalam pengambilan keputusan

klinis. Penelitian di Amerika memberikan kesimpulan bahwa penerimaan sistem

electronic medical record mencapai 75% dari user sample yang dipilih dan lebih

dari 50% dari non-user menyatakan tanggapan positif setelah diberikan

pengalaman menggunakan electronic medical record (Kochevar dalam

Garudiwati, 2016).

Data yang dikumpulkan sampai dengan akhir November 2016 ada 1.257

dari 2.588 rumah sakit yang ada di Indonesia telah menggunakan electronic

medical record (Kemenkes, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran

akan penggunaan teknologi untuk pencatatan yang akurat dan komprehensif agar

tercipta rekam medis yang lebih terintegrasi dan terkonsolidasi dengan adanya

penggunaan electronic medical record. Di Bali, khususnya di Rumah Sakit Kasih

Ibu Kedonganan telah menerapkan electronic medical record sejak Maret 2019 di

beberapa poliklinik seperti poli orthopedic, penyakit dalam dan poli jantung.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 10 orang perawat di poliklinik

Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan, 8 diantaranya merespon positif dengan

penerapan electronic medical record, karena dapat mempermudah pekerjaan dan

mempersingkat waktu untuk pendokumentasian dan 2 orang mengatakan lebih

nyaman ketika belum menggunakan electronic medical record karena belum

terlalu paham dalam pengaplikasiannya.

Penggunaan electronic medical record ini selain menghasilkan rekam

medis yang terintegrasi dan terkonsolidasi diharapkan pula dapat mempercepat

2
3

respon time pelayanan terhadap pasien (Nuryati, 2015). Respon time (waktu

tanggap) sangat menekankan pada sikap dari penyedia jasa yang penuh perhatian,

cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan, pertanyaan, keluhan dan masalah

dari pelanggan. Dimensi ketanggapan ini merefleksikan komitmen perusahaan

atau instansi untuk memberikan pelayanan yang tepat pada waktunya dan

persiapan perusahaan atau institusi sebelum memberi pelayanan (Bustami, 2011).

Permenkes Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 mengenai Standar Pelayanan Minimal

Rumah Sakit, menetapkan bahwa standar waktu tunggu di rawat jalan adalah ≤ 60

menit (Permenkes RI, 2008). Menurut Chaudhry dalam Rahayu (2017),

penggunaan teknologi informasi dalam bentuk dokumentasi elektronik

menurunkan waktu dokumentasi sebanyak 11% sehingga waktu tanggap terhadap

pasien meningkat dengan nilai p=0,01. Electronic medical record maupun paper

based medical record sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan masing-

masing dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang baik, cepat dan tepat

kepada pasien sehingga mendapatkan outcome respon time yang diharapkan.

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

pengaruh electronic medical record terhadap respon time di poliklinik Rumah

Sakit Kasih Ibu Kedonganan. Maka dengan penelitian ini diharapkan mampu

melihat perbedaan respon time pelayanan terhadap pasien dengan menggunakan

medical record paper based dan pada pasien menggunakan electronic medical

record.
4

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana respon time pada pasien yang menggunakan electronic

medical record di poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan.

2. Bagaimana respon time pada pasien yang tidak menggunakan electronic

medical record di poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan.

3. Bagaimana perbedaan respon time pada pasien yang menggunakan

electronic medical record dengan pasien yang tidak menggunakan

electronic medical record di poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu

Kedonganan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh electronic medical record terhadap respon

time di poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan.

2. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi respon time pada pasien yang menggunakan

electronic medical record di Poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu

Kedonganan.

b) Mengidentifikasi respon time di Poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu

Kedonganan pada pasien yang tidak menggunakan electronic

medical record.
5

c) Menganalisa perbedaan respon time pada pasien yang

menggunakan electronic medical record dengan pasien yang tidak

menggunakan electronic medical record.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penulis merumuskan manfaat

penelitian sebagai berikut :

1. Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pihak rumah

sakit, perawat dan pemberi layanan kesehatan lainnya terkait dengan

pengaruh electronic medical record terhadap respon time di poliklinik

Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan agar menjadi evaluasi terhadap

pelayanan yang akan datang.

2. Masyarakat

Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat

agar dapat disebarluaskan pada keluarga dan lingkungan sekitar yang

membutuhkan informasi terkait.

3. Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian ilmu pengetahuan

bagi mahasiswa STIKES Bina Usada Bali tentang pengaruh electronic

medical record terhadap respon timedan sebagai bahan referensi bagi

penelitian berikutnya.
6

4. Pengembangan Ilmu Keperawatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen keperawatan terkait

pengaruh electronic medical record terhadap respon time.

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian tentang Pengaruh Aplikasi Electronic Medical Record

terhadap kepuasan pengguna di Unit Rekam Medis Rumah Sakit

Pertamina Cilacap oleh Gey (2010), metode penelitian yang digunakan

adalah analisis deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

secara bersama-sama aspek kemudahan akses, keamanan, fleksibelitas,

koneksi dan keandalan terhadap kepuasan pengguna.

2. Penelitian tentang Analisis dan Perancangan Sistem Electronic

Medical Record (EMR) berbasis web pada Klinik Mata Kambang, oleh

Marthiawati (2017), hasil penelitian ini berupa rancangan prototype

sistem Analisis dan Perancangan Sistem Electronic Medical Record

(EMR) berbasis web pada Klinik Mata Kambang.

3. Penelitian tentang Evaluasi Implementasi Sistem Elektronic Health

Record di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

berdasarkan metode analisis PIECES, oleh (Nuryati, 2015), metode

yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross

sectional.
7

Hasil penelitian menunjukkan aspek performance (kinerja),

information/data (informasi/data), efficiency (efisiensi), service

(layanan) sistem EHR di RS Akademik UGM dinilai baik oleh

pengguna sistem, sedangkan aspek security (control/keamanan) dinilai

cukup baik dan aspek economic (ekonomi) dinilai kurang baik.

Berdasarkan literature review diatas belum ada yang melakukan

penelitian tentang pengaruh electronic medical review terhadap respon

time di poliklinik. Persamaan beberapa penelitian tersebut dengan

penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama mengambil tema

tentang electronic medical record dan respon time, namun memiliki

perbedaan pada salah satu variabel dalam penelitian yang akan dilakukan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Electronic Medical Record (EMR)

1. Pengertian Electronic Medical Record (EMR)

Electronic Medical Record (EMR) atau sering dikenal Rekam

medis elektronik, merupakan catatan medis pasien dalam format elektronik

tentang informasi kesehatan seseorang yang dituliskan oleh satu atau lebih

petugas kesehatan secara terpadu. Rekam medis elektronik bisa diakses

dengan komputer atau sistem elektronik dari suatu jaringan, dengan tujuan

utama menyediakan atau meningkatkan perawatan serta pelayanan

kesehatan yang efesien dan terpadu (Heinzer dalam Hakam, 2019).

Secara prinsip, EMR merupakan penggunaan metode elektronik

untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, serta pengaksesan rekam

medis pasien yang telah tersimpan dalam suatu manajemen basis data

multimedia yang mencatat semua data yang sifatnya sangat pribadi dan

mengandung informasi tentang identitas, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan, data medis, demografis serta setiap pelayanan dalam manajemen

pasien di rumah sakit maupun di klinik. Kepemilikan informasi tersebut

merupakan kepentingan dasar seorang pasien dan tidak boleh dirahasiakan

dari pasien tersebut oleh sebuah institusi kesehatan manapun dokter,

karena informasi tersebut adalah hak milik pasien (Marthiawati, 2017).

8
9

Rekam medik elektronik merupakan catatan rekam medik pasien

seumur hidup pasien dalam format elektronik tentang informasi kesehatan

seseorang yang dituliskan oleh satu atau lebih petugas kesehatan secara

terpadu dalam tiap kali pertemuan antara petugas kesehatan dengan klien.

Rekam Medis elektronik bisa diakses dengan komputer dari suatu jaringan

dengan tujun utama menyediakan atau meningkatkan perawatan serta

pelayanan kesehatan yang efesien dan terpadu (Potter & Perry, 2010).

Electronic Medical Record (EMR) adalah rekaman atau catatan

elektronik informasi terkait kesehatan seseorang yang mengikuti standar

interoperabilitas nasional dan dapat dibuat, dikumpulkan, dikelola,

digunakan, dan dirujuk oleh dokter atau tenaga kesehatan yang berhak

(authorized) pada lebih dari satu organisasi pelayanan kesehatan (Nuryati,

2015).

Berdasarkan beberapa difinisi di atas, jadi Electronic Medical

Record (EMR) adalah catatan medis pasien yang terkomputerisasi dalam

format elektronik yang bisa diakses dengan komputer dengan tujun utama

menyediakan atau meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan

yang lebih efesien dan terpadu.

2. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Electronic Medical Record

(EMR)

Menurut Boonstra & Broekhuis (2010), ada beberapa faktor yang

menjadi penghalang bagi rumah sakit untuk beralih menggunakan sistem

EMR, yaitu:
10

a. Faktor Finansial

Penerapan EMR membutuhkan investasi dana yang besar, tidak hanya

itu biaya operasional yang tinggi dan ketidakjelasan pendapatan

menjadi pertimbangan tersendiri untuk menerapkan EMR.

b. Faktor Teknis

Beberapa alasan teknis yang menjadi penghalang secara umum adalah

kemampuan penggunaan komputer dari dokter dan staff masih rendah

karena belum adanya pelatihan khusus bagi calon pengguna EMR,

adanya kesan yang mengatakan bahwa EMR merupakan sesuatu yang

sulit dan kompleks, sulit dilakukan custom jika ada hal-hal baru yang

harus segera diterapkan didalam EMR.

c. Faktor Waktu

Banyak waktu yang dibutuhkan mulai dari proses pemilihan, pembelian

sampai ke implementasi, selain itu dibutuhkan waktu yang cukup lama

untuk melakukan konversi data dari paper based ke elektonic based

yang siap digunakan.

d. Faktor Psikologis

Masih rendahnya tingkat kepercayaan para dokter terhadap EMR.

e. Faktor Sosial

Sebagian dokter berpendapat bahwa EMR menyebabkan penurunan

hubungan psikologis antara dokter dan pasien, karena dokter menjadi

terpaku pada komputer.


11

f. Faktor legal

EMR rentan terhadap jaminan keamanan dan kerahasiaan data pasien.

Karena dengan EMR transfer data dan informasi menjadi sangat cepat

dan mudah, karena semua department pelayanan kesehatan terintegrasi

g. Faktor Organisasi

Rendahnya dukungan dari organisasi secara keseluruhan, khususnya

yang berkaitan langsung dengan budaya organisasi.

3. Keuntungan Penerapan Electronic Medical Record (EMR)

Manfaat teknologi informasi dalam rekam medis elektronik,

selain untuk efisiensi pencatatan dan pengolahan data, serta menyediakan

informasi yang lebih akurat dan terpercaya, yaitu memiliki tujuan untuk

mengurangi medical error dan meningkatkan keamanan pasien (patient

safety). Adapun keuntungan penerapan Electronic Medical Record (EMR)

menurut (Silow-Carroll, Edwards, & Rodin, 2012) yaitu:

a. Efisiensi Penyimpanan Dokumen

Dengan penyimpanan instan dan pengambilan rekam medis secara

digital, akan menghilangkan tumpukan dokumen rekam medis yang

tersimpan dengan jumlah yang sangat banyak sehingga dengan

menggunakan EMR kebutuhan penyimpanan dokumen menurun dan

efisiensi meningkat.

b. Peningkatan Kualitas Rekam Medis

Peningkatan kualitas rekam medis yang dapat memberikan kemampuan

untuk menukar informasi kesehatan lengkap tentang pasien secara real


12

time. Informasi yang akurat, up to date dan menyeluruh secara alami

mengarah pada kualitas layanan medis yang lebih tinggi, mulai dari

diagnosa yang lebih baik hingga kesalahan yang berkurang. Dengan

mengirimkan pengingat otomatis untuk kunjungan pencegahan dan

pemutaran, EMR dapat membantu pasien mengelola kondisi mereka

dengan lebih baik dan berpartisipasi lebih lengkap dalam perawatan

kesehatan mereka. Ketika pasien datang ke farmasi untuk mengambil

obat yang telah di resepkan, resep kertas bisa hilang atau salah baca,

menyebabkan kesalahan dalam dosis atau bahkan obat salah yang

dikeluarkan. EMR memungkinkan dokter berkomunikasi langsung

dengan apotek, mengurangi kesalahan dan menghemat waktu dengan

menghilangkan resep yang hilang. Keselamatan pasien juga membaik,

karena resep elektronik secara otomatis memeriksa interaksi obat yang

berpotensi berbahaya.

c. Perawatan Pasien yang Lebih Baik

seperti yang dijelaskan di atas, apa yang baik untuk penyedia layanan

kesehatan seringkali baik untuk pasien juga. Akses yang efisien ke

catatan lengkap pasien berarti tidak ada lagi yang mengisi dokumen

yang sama di ruang dokter atau spesialis masing-masing. Penyedia

layanan lainnya dapat melihat tes diagnostik yang dimiliki pasien, dan

perawatan mana yang berhasil dan mana yang tidak. Pasien kurang

rentan terhadap pemeriksaan duplikat atau prosedur pencitraan, karena

hasil dan gambar semuanya ada di satu tempat. Koordinasi yang lebih
13

baik di antara penyedia layanan menyebabkan diagnosis yang lebih

akurat, pengelolaan kondisi kronis yang lebih baik dan perawatan

pasien secara keseluruhan yang lebih baik, yang seharusnya selalu

menjadi fokus utama penyediaan layanan kesehatan.

d. Peningkatan Respon Time Pasien

Peningkatan efisiensi dan produktivitas kinerja menjadi lebih

efisien dibandingkan dengan catatan kertas dengan memungkinkan

pengelolaan bagan terpusat, dan akses informasi pasien yang lebih cepat

dari mana saja. Komunikasi dengan dokter lain, penyedia asuransi,

apotek dan pusat diagnostik lebih cepat dan dapat dilacak. Manajemen

kantor disederhanakan melalui penjadwalan terpadu yang terkait

dengan catatan kemajuan, pengkodean otomatis dan klaim asuransi.

Semua fitur EMR ini menghasilkan penghematan waktu yang

signifikan, yang menghasilkan produktivitas lebih besar sehingga akan

berdampak pada peningkatan respon time pasien.

B. Konsep Respon Time

1. Pengertian Respon Time

Response Time adalah kecepatan penanganan pasien, dihitung sejak

pasien datang sampai dilakukan penanganan (Kemenkes, 2016). Waktu

tanggap dikatakan tepat waktu dan tidak terlambat apabila waktu yang

diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata standar yang ada (Mahruh,

2009).
14

Respon time dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya, jumlah

tenaga, sarana dan prasarana, pengetahuan atau pengalaman perawat.

Respon time perawat dikatakan tepat waktu jika tidak melebihi rata-rata

waktu yang telah ditetapkan (Eko, 2015).

Menurut (Prabowo, 2018), respon time pelayanan poliklinik adalah

waktu tunggu yang dibutuhkan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan

pengobatan yang dilaksanakan poliklinik. Respon time pelayanan memegang

peranan yang penting dalam penjamin mutu sebuah rumah sakit. Salah satu

indikator yang tercantum pada Kepmenkes No.129 tentang standar pelayanan

rumah sakit, tahun 2008 bahwa poliklinik diharapkan mampu menerapkan

response time atau waktu tunggu kurang dari 60 menit (Permenkes RI, 2008).

Mengacu pada keopmenkes tersebut Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan

sendiri menetapkan response time atau waktu tunggu kurang dari 30 menit.

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, jadi response time adalah

kecepatan pelayanan yang didapatkan oleh pasien mulai dari proses

pendaftaran sampai mendapat pemeriksaan sesuai standar yang ditetapkan

Rumah Sakit.

2. Faktor yang Mempengaruhi Respon Time

Menurut (Soebarto, 2011), faktor-faktor yang mempengaruhi

Respon time, yaitu:

a. Sumber Daya Manusia

Untuk menjamin pelayanan yang cepat dan tepat maka jumlah SDM

yang dimiliki harus memadai sesuai dengan standar yang ditetapkan


15

Rumah sakit, selain itu penyedia layanan harus mempunyai

pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam pemberian pelayanan

terhadap klien, semakin tinggi pengetahuan dan ketrampilan maka akan

semaakin baik pula pelayanan yang akan diberikan.

b. Sarana dan Prasarana

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana (fasilitas

kesehatan). Jika sarana dan prasarana sesuai dengan standar maka

penyedia layanan akan lebih cepat dan tepat pula dalam memberikan

pelayanan kepada klien

c. Proses Registrasi

Proses registrasi disini meliputi kelengkapan dokumen yang harus

disertakan oleh klien dan sistem yang digunakan oleh penyedia layanan

dalam melakukan registrasi. Menurut Nuryati (2015), penggunaan

Electronic Medical Record (EMR) dapat mempercepat respon time

pelayanan terhadap pasien.

3. Metode Pengukuran Respon Time

Pengukuran untuk tercapainya sebuah standar pelayanan dapat di

evaluasi dari waktu ke waktu dan dapat di pakai sebagai tolak ukur prestasi

kuantitatif atau kualitatif terhadap perubahan dari standar atau target yang

telah di tetapkan sebelumnya dengan selalu memperhatikan hubungan

kerjasama para pelaksanaan pelayanan dari dokter, tenaga kesehatan dan

tenaga lain yang bekerja di Rumah Sakit (Jaya, 2017).

Kecepatan pelayanan merupakan sebuah indikator standar


16

pelayanan rumah sakit pengukuran sebuah respone time yaitu jumlah

kumulatif waktu yang di perlukan sejak kedatangan pasien sampai di

layani oleh dokter dengan standar < 60 menit terlayani setelah pasien

datang, terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu

meningkatkan kepuasan pasien dan untuk memenuhi dimensi mutu dengan

memperhatikan keselamatan pasien dan keefektifitasan sebuah pelayanan

rumah sakit.

C. Pengaruh Electronic Medical Record Terhadap Respon Time

Mutu pelayanan di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit sangat dipengaruhi

oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat dan alat kesehatan,

serta proses pemberian pelayanan kesehatan. Menurut Bustami (2011),

mengemukakan bahwa salah satu standar mutu yang harus diperhatikan dalam

pemberian pelayanan kesehatan adalah respon time. Response time adalah

kecepatan penanganan pasien, dihitung sejak pasien datang sampai dilakukan

penanganan (Kemenkes, 2011). Waktu tanggap dikatakan tepat waktu dan

tidak terlambat apabila waktu yang diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata

standar yang ada (Mahruh, 2009).

Menurut Nuryati (2015), penggunaan Electronic Medical Record

(EMR) dapat mempercepat respon time pelayanan terhadap pasien. Electronic

Medical Record (EMR) atau sering dikenal Rekam medis elektronik,

merupakan catatan medis pasien dalam format elektronik tentang informasi

kesehatan seseorang yang dituliskan oleh satu atau lebih petugas kesehatan
17

secara terpadu. Rekam medis elektronik bisa diakses dengan komputer atau

sistem elektronik dari suatu jaringan, dengan tujuan utama menyediakan atau

meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efesien dan terpadu

(Heinzer dalam Hakam, 2019).

Peningkatan efisiensi dan produktivitas kinerja pada penggunaan

Electronic Medical Record (EMR) dibandingkan dengan catatan kertas

disebabkan karena pengelolaan bagan terpusat dan akses informasi pasien yang

lebih cepat dari mana saja. Komunikasi dengan dokter lain, penyedia asuransi,

apotek dan pusat diagnostik lebih cepat dan dapat dilacak. Manajemen kantor

disederhanakan melalui penjadwalan terpadu yang terkait dengan catatan

kemajuan, pengkodean otomatis dan klaim asuransi. Semua fitur EMR ini

menghasilkan penghematan waktu yang signifikan, yang menghasilkan

produktivitas lebih besar sehingga akan berdampak pada peningkatan respon

time pasien (Silow-Carroll et al., 2012).

Penelitian yang akan dilakukan ini berkaitan dengan Penelitian di

Amerika yang memberikan kesimpulan bahwa penerimaan sistem electronic

medical record mencapai 75% dari user sample yang dipilih dan lebih dari

50% dari non-user menyatakan tanggapan positif setelah diberikan pengalaman

menggunakan electronic medical record (Kochevar dalam Garudiwati, 2016).

Menurut Chaudhry dalam Rahayu (2017), penggunaan teknologi informasi

dalam bentuk dokumentasi elektronik menurunkan waktu dokumentasi

sebanyak 11% sehingga waktu tanggap terhadap pasien meningkat. Penelitian

tentang Evaluasi Implementasi Sistem Elektronic Health Record di Rumah


18

Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada berdasarkan metode analisis

PIECES, oleh (Nuryati, 2015), menunjukkan aspek performance (kinerja),

information/data (informasi/data), efficiency (efisiensi), service (layanan)

sistem EHR di RS Akademik UGM dinilai baik oleh pengguna sistem

Elektronic Health Record.

D. Kerangka Teori

Menurut Nursalam (2013) kerangka konsep merupakan sesuatu yang

abstraksi yang dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang

menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang

tidak diteliti).

Faktor yang mempengaruhi Respon Time Keuntungan Penerapan EMR:


Respon Time: 1. Efisiensi Penyimpanan
1. Sumber Daya Manusia Dokumen
2. Sarana dan Prasarana 2. Peningkatan Kualitas Rekam
3. Proses Registrasi Medis
3. Perawatan Pasien yang Lebih
Faktor yang mempengaruhi Baik
Electronic Medical Record
Imlementasi EMR: (EMR) 4. Peningkatan Respon Time
1. Faktor Finansial
Pasien
2. Teknis
3. Waktu
4. Psikologis
5. Sosial Peningkatan Mutu
6. Legal Pelayanan

7. Organisasi

Sumber: Boonstra & Broekhuis (2010); Heinzer (2010); Silow-Carroll, Edwards,


& Rodin (2012); Soebarto (2011)

Gambar 2.1
Kerangka Kosep
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, VARIABEL

PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan

antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti)

(Nursalam, 2017).

Electronic Medical Record Respon Time

Keterangan :
= Diteliti

= Alur Pikir

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Pengaruh Electronic Medical Record terhadap
Respon Time

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016).

19
20

Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)

(Sugiyono, 2016). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu electronic

medical record.

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). Variabel

terikat dalam penelitian ini yaitu respon time.

B. Hipotesis Penelitian

Setelah masalah penelitian dirumuskan, langkah berikutnya adalah

membuat rumusan hipotesis penelitian. Hipotesis adalah jawaban sementara dari

rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Nursalam, 2017). Berdasarkan

kerangka konsep di atas, maka dapat ditetapkan hipotesis penelitian yaitu: Ada

pengaruh electronic medical record terhadap respon time di Poliklinik Rumah

Sakit Kasih Ibu Kedonganan.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik

yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut yang artinya

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran


21

secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat

diulang lagi oleh orang lain (Nursalam, 2013).

Tabel 3.1
Definisi Operasional Pengaruh Electronic Medical Record terhadap Respon Time

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skor Skala


Penelitian Ukur
Electronic Electronic Medical Lembar 1 = Tidak menggunakan Nominal
Medical Record merupakan observasi EMR

Record catatan medis pasien 2 = Menggunakan EMR

dalam format elektronik


yang diakses
menggunakan media
computer

Respon Time Respon Time adalah Stopwatch Waktu dalam Rasio


kecepatan penanganan menit
pasien, dihitung sejak
pasien melakukan
registrasi ulang sampai
dilakukan penanganan
oleh dokter.
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre experimental dengan

desain Intact-Group Comparison. Menurut Sugiyono (2016), Pada desain ini

terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua

yaitu, setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan

setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma

dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan seperti berikut:

Tabel 4.1
Rancangan Penelitian Pengaruh Electronic Medical Record terhadap Respon Time

X O1
O2

Keterangan :
O1 : Respon Time pada penggunaan Electronic Medical Record
O2 : Respon Time pada penggunaan Paper Medical Record

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek-

obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di

22
23

Poliklinik THT dan Poliklinik Ortopedi dengan rerata kunjungan

perbulan sebanyak 82 pasien.

2. Sampel penelitian

Menurut Nursalam (2017), sampel terdiri atas bagian populasi

yang dipergunakan sebagai subjek penelitian. Sampling adalah proses

menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili dari populasi yang

ada. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu teknik penetapan sampel deng dari populasi

sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2011).

Jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan perhitungan

Slovin:

N
n=
N .(e )2 +1

Keterangan:

n = jumlah sampel

N= Jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan 10%

Jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

82
n=
82.(0 . 1)2 +1

= 45,1 dibulatkan menjadi 46


24

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 46 pasien yang

terdiri dari 23 kelompok kontrol EMR dan 23 kelompok paper

medical record..

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria umum subyek penelitian dari

suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Setiadi,

2013). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Pasien yang berobat ke poli THT

2) Pasien yang berobat ke poli Orthopedic

3) Bersedia menjadi responden penelitian

b. Kriteria ekslusi

1) Pasien dengan berkas registrasi yang tidak lengkap

2) Pasien pertama kali berobat ke Rumah Sakit Kasih Ibu

Kedonganan

C. Tempat Penelitian.

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama

kasus berlangsung. Penelitian akan dilaksanakan di poliklinik Rumah

Sakit Kasih Ibu Kedonganan. Dipilihnya tempat penelitian ini untuk

memudahkan peneliti dalam mengambil sampel yang diperlukan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2019.


25

E. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan hal yang penting dalam melakukan suatu

penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia,

maka dari segi etika penelitian harus diperhatikan. Penelitian ini telah

lulus uji di komisi etik STIKES Bina Usada Bali. Menurut Setiadi (2013),

masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain :

1. Informed concent (lembar persetujuan menjadi responden)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan sebelum penelitian

dilakukan agar responden mengerti maksud, tujuan dan dampak dari

penelitian. Bila responden bersedia maka responden harus

menandatangani lembar persetujuan, jika tidak peneliti harus

menghormati hak responden untuk menolak sebagai responden

penelitian.

2. Anonimity (tanpa nama)

Memberikan jaminan mengenai kerahasiaan identitas responden,

dengan cara tidak mencatumkan nama, hanya menuliskan kode pada

lembar alat ukur, pada lembar pengumpulan data atau pada hasil

penelitian yang disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, dimana semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan dari hasil reset.
26

4. Nonmaleficence (tidak merugikan)

Tidak mengandung unsur merugikan, membahayakan,

menimbulkan rasa cemas dan ketakutan. Dalam penelitian ini peneliti

melakukan upaya untuk mecegah dan membuang unsur yang

membahayakan.

F. Alat Pengumpulan Data

1. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Saryono, 2011). Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari

pengukuran respon time atau kecepatan penanganan pasien, dihitung

sejak pasien melakukan registrasi ulang sampai dilakukan penanganan

oleh dokter menggunakan stopwatch pada poliklinik yang

menggunakan Electronic Medical Record dan Paper Medical Record.

2. Validitas dan reliabilitas

Setiap instrumen penelitian yang akan digunakan pada sebuah

penelitian harus terlebih dahulu diuji validitas maupun reabilitas. Uji

Validatas merupakan suatu pernyataan tentang sejauh mana alat ukur

mengukur apa yang sesungguhnya hendak di ukur. Instrument yang

digunakan dalam penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan

reabilitas karena menggunakan stopwatch baru yang merupakan alat

ukur waktu yang baku.


27

G. Prosedur Pengumpulan Data

Langkah-langkah pengumpulan data antara lain :

1. Prosedur Administrasi

a. Melakukan pengurusan surat Ijin Penelitian di STIKES Bina Usada

Bali yang akan diajukan kepada Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu

Kedonganan.

b. Mengajukan surat ijin kepada Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu

Kedonganan dan Dinas Perijinan Dan Penanaman Modal Provinsi

Bali.

2. Prosedur Teknis

a. Melakukan orientasi dan sosialisasi penelitian kepada petugas di

lokasi penelitian.

b. Melakukan pendekatan kepada sampel yang akan diteliti, dengan

terlebih dahulu memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian.

c. Melakukan seleksi calon responden penelitian sesuai kriteria

inklusi dan eklusi.

d. Meminta sampel menandatangani lembar persetujuan (informed

concern) menjadi responden penelitian bagi sampel yang bersedia

menjadi subjek penelitian.

e. Subyek yang bersedia menjadi responden dan sudah

menandatangani lembar persetujuan kemudian mulai diobservasi

berapa lama respon time pelayanan poli dari registrasi ulang


28

sampai dilakukan pemeriksaan oleh dokter di Poliklinik THT dan

Orthopedic

f. Data yang didapatkan kemudian dimasukkan kedalam master tabel

dan dianalisis menggunakan program SPSS

g. Menyimpulkan hasil penelitian.

H. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah

dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi

yang diperlukan (Setiadi, 2013). Langkah-langkah pengolahan data

dalam penelitian ini adalah:

1. Editing

Editing adalah memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan sebelum diolah lebih lanjut agar tidak terjadi kesalahan

penginputan data.

2. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan dan mengelompokkan data

sesuai dengan klasifikasi dengan cara memberikan kode tertentu.

Dalam penelitian ini peneliti memberikan kode untuk mempermudah

melakukan tabulasi dan analisa data. Adapun data yang dicoding

meliputi: jenis kelamin (1= laki-laki, 2= perempuan), jenis medical

record (1= Electronic Medical Record, 2= Paper Medical Record)


29

3. Entry

Data yang telah divalidasi kemudian dimasukkan ke dalam

komputer secara manual kemudian diolah dengan sistem komputer,

dan disimpan untuk memuduhkan dalam pengambilan data bila

diperlukan.

4. Cleaning

Pembersihan data dengan melakukan pengecekan kembali data

yang sudah diolah jika ada jawaban yang sudah diperbaiki kembali.

5. Tabulasi

Data yang sudah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi.

I. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

univariat dan analisis bivariat.

1. Analisis univariat

Analisa ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Setiadi, 2013). Pada analisa ini,

data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam

bentuk tabel distribusi, frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik.

Adapun data yang dianalisis adalah umur, jenis kelamin, respon time

pada pasien yang menggunakan Electronic Medical Record dan respon

time pada pasien yang menggunakan Paper Medical Record.


30

2. Analisis bivariat

Analisa ini dilakukan untuk menguji variabel bebas dan variabel

terikat yang diduga berhubungan atau korelasi (Notoatmodjo, 2010).

Data yang sudah terkumpul dilakukan analisis uji dengan

menggunakan teknik uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann

Whitney. Uji Mann Whitney digunakan untuk menguji perbedaan dua

kelompok variabel bebas terhadap variabel terikat pada data yang tidak

berdistribusi normal atau pada data dengan skala kategorik pada salah

satu atau kedua variabelnya (Sugiono, 2012). Dengan p=0,000

(<0,005), H0 ditolak dan Ha diterima. H0 ditolak bila p<0.05 dimana

α=0,05 (Riwidikdo, 2009).


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan merupakan rumah

sakit swasta tipe C yang telah terakreditasi KARS. Rumah sakit yang

berdiri sejak tahun 2012 di Jl. Uluwatu No. 69 Kedonganan, Badung ini

merupakan salah satu dari empat Rumah Sakit privat yang dibangun oleh

Kasih Ibu Hospital Group di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan

mencakup layanan rawat inap dan rawat jalan. Pelayanan rawat jalan

meliputi poliklinik umum, hemodialisa, rehab medik dan unit gawat

darurat. Sedangkan pelayanan rawat inap meliputi ruang rawat inap,

Intensive Care Unit dan ruang operasi.

Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Sakit Umum Kasih Ibu

Kedonganan dari bulan Oktober – November 2019. Poliklinik Rumah

Sakit Kasih Ibu Kedonganan memiliki 21 ruangan untuk memfasilitasi 18

dokter spesialis dan sub spesialis. Masing-masing ruangan dilengkapi

dengan tempat konsultasi dan pemeriksaan yang nyaman. Ruang tunggu

juga difasilitasi dengan kursi yang nyaman, tersedia pula vending machin

dan tempat carger sebagai fasilitas penunjang.

31
32

2. Analisa Univariat

Analisa ini univariat dilakukan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Setiadi, 2013).

Pada analisa ini, data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi (Suyanto, 2011). Beberapa karakteristik responden yang

dianalisis secara univariat meliputi jenis kelamin, umur, respon time pada

pasien yang menggunakan dan tidak menggunakan electronic medical

record di Poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin f %
Laki-laki 24 52,2
Perempuan 22 47,8
Total 46 100
(Sumber: Data Primer 2019)

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa, dari 46

responden yang diteliti sebagian besar responden berjenis kelamin laki-

laki yaitu sebanyak 24 reponden (52,2%).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Variabel Mean SD Min - Max


Usia (tahun) 37,23 1,89 2 – 76

(Sumber: Data Primer 2019)

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa, dari 46

responden yang diteliti didapatkan usia responden paling rendah yaitu 2


33

tahun dan paling tinggi 76 tahun dengan rerata usia responden yaitu

37,23 tahun.

c. Respon Time pada Pasien yang Tidak Menggunakan Electronic

Medical Record

Tabel 5.3
Respon Time Pasien yang Tidak Menggunakan Electronic Medical Record

Variabel Mean SD Min – Max


Respon Time (menit) 12 1,85 10 – 15
(Sumber: Data Primer 2019)

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa, dari 23

responden yang tidak menggunakan Electronic Medical Record

didapatkan respon time paling cepat yaitu 10 menit dan paling lama 15

menit dengan rerata respon time yaitu 12 menit.

d. Respon Time pada Pasien yang Menggunakan Electronic Medical

Record

Tabel 5.4
Respon Time Pasien yang Menggunakan Electronic Medical Record

Variabel Mean SD Min – Max


Respon Time (menit) 6,1 1,74 5 – 11
(Sumber: Data Primer 2019)

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa, dari 23

responden yang menggunakan Electronic Medical Record didapatkan

respon time paling cepat yaitu 5 menit dan paling lama 11 menit

dengan rerata respon time yaitu 6,1 menit.


34

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji

perbedaan respon time pada pasien yang menggunakan electronic medical

record dengan pasien yang tidak menggunakan electronic medical record

di poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan adalah uji statistik

nonparametrik yaitu uji Mann Whitney. Dari hasil analisis didapatkan hasil

sebagai berikut:

Tabel 5.5
Perbedaan Respon Time pada Pasien yang Menggunakan dan Tidak
Menggunakan Electronic Medical Record di Poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu
Kedonganan

Electronic Medical Respon Time


Z p
Record Mean SD Min - Max
Tidak Menggunakan 12 1,85 10 – 15
- 5,659 0,001
Menggunakan 6,17 1,74 5 – 11
(Sumber: Data Primer 2019)

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa, hasil Uji Mann

Whitney pada tingkat kemaknaan α 0.05 didapatkan nilai p sebesar 0.001

< 0.05. sehingga dapat disimpulakan bahwa terdapat perbedaan respon

time pada pasien yang menggunakan electronic medical record dengan

pasien yang tidak menggunakan electronic medical record di poliklinik

Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan. Rerata respon time pada pasien yang

menggunakan Electronic Medical Record adalah 6,17 menit sedangkan

pada pasien yang tidak menggunakan Electronic Medical Record adalah

12 menit. Sehingga disimpulkan pasien yang menggunakan Electronic

Medical Record memiliki respon time yang lebih baik.


BAB VI

PEMBAHASAN

B. Interpretasi Penelitian

Interpretasi penelitian merupakan proses memberi arti dan signifikansi

terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan. Setelah dilakukan analisis data

dan melihat hasilnya, maka akan dibahas hasil penelitian yang sudah diuraikan

sebelumnya dan pada akhirnya nanti akan menjawab tujuan dari penelitian ini.

Adapun hasil analisis data yang dibahas dalam penelitian ini meliputu:

1. Hasil Identifikasi Respon Time pada Pasien yang Tidak Menggunakan

Electronic Medical Record di Poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu

Kedonganan

Respon time pada pasien yang tidak menggunakan electronic

medical record di poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan dari 23

responden yang diteliti didapatkan respon time paling cepat yaitu 10 menit

dan paling lama 15 menit dengan rerata respon time yaitu 12 menit. Hasil

respon time ini diukur dari pasien registrasi ulang sampai dilakukan

pemeriksaan oleh dokter menggunakan stopwatch pada pasien yang tidak

menggunakan electronic medical record.

Response Time adalah kecepatan penanganan pasien, dihitung sejak

pasien datang sampai dilakukan penanganan (Kemenkes, 2011). Waktu

tanggap atau respon time dikatakan tepat waktu dan tidak terlambat

apabila waktu yang diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata standar

35
36

yang ada (Jaya, 2017). Menurut (Prabowo, 2018), respon time pelayanan

poliklinik adalah waktu tunggu yang dibutuhkan oleh pasien untuk

mendapatkan pelayanan pengobatan yang dilaksanakan poliklinik.

Respon time pelayanan memegang peranan yang penting dalam penjamin

mutu sebuah rumah sakit. Salah satu indikator yang tercantum pada

Kepmenkes No.129 tentang standar pelayanan rumah sakit, tahun 2008

bahwa poliklinik diharapkan mampu menerapkan response time atau

waktu tunggu kurang dari 60 menit (Permenkes RI, 2008).

Hasil yang didapat dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Soebarto (2011), yang mendapatkan rerata respon

time pasien di poli rawat jalan RSUD Datu Sanggul Rantau untuk pasien

baru adalah 7 menit 27 detik sedangkan rerata respon time untuk pasien

lama secara keseluruhan adalah 14 menit 16 detik.

Berdasarkan hasil analisis, respon time pada pasien yang tidak

menggunakan Elektronik Medical Record secara rerata lebih lama dari

pada pasien yang menggunakan EMR, hal ini dikarenakan pada pasien

yang tidak menggunakan EMR petugas memerlukan waktu yang lebih

lama untuk menunggu medical record pasien dari ruang MR. Selain itu

proses pendokumentasian pada papper medical record yang

mengharuskan petugas untuk menulis juga membuat respon time pasien

lebih lama.
37

2. Hasil Identifikasi Respon Time pada Pasien yang Menggunakan

Electronic Medical Record di Poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu

Kedonganan

Respon time pada pasien yang menggunakan electronic medical

record di poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan dari 23

responden yang diteliti didapatkan respon time paling cepat yaitu 5 menit

dan paling lama 11 menit dengan rerata respon time yaitu 6,1 menit. Hasil

respon time ini diukur dari pasien registrasi ulang sampai dilakukan

pemeriksaan oleh dokter menggunakan stopwatch pada pasien yang

menggunakan electronic medical record.

Electronic Medical Record (EMR) atau sering dikenal Rekam

medis elektronik, merupakan catatan medis pasien dalam format

elektronik tentang informasi kesehatan seseorang yang dituliskan oleh

satu atau lebih petugas kesehatan secara terpadu. Rekam medis elektronik

bisa diakses dengan komputer atau sistem elektronik dari suatu jaringan,

dengan tujuan utama menyediakan atau meningkatkan perawatan serta

pelayanan kesehatan yang efesien dan terpadu (Heinzer dalam Hakam,

2019).

Secara prinsip, EMR merupakan penggunaan metode elektronik

untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, serta pengaksesan rekam

medis pasien yang telah tersimpan dalam suatu manajemen basis data

multimedia yang mencatat semua data yang sifatnya sangat pribadi dan

mengandung informasi tentang identitas, pemeriksaan, pengobatan,


38

tindakan, data medis, demografis serta setiap pelayanan dalam

manajemen pasien di rumah sakit maupun di klinik. Kepemilikan

informasi tersebut merupakan kepentingan dasar seorang pasien dan tidak

boleh dirahasiakan dari pasien tersebut oleh sebuah institusi kesehatan

manapun dokter, karena informasi tersebut adalah hak milik pasien

(Marthiawati, 2017).

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini sejalan dengan teori dari

Silow-Carroll, Edwards, & Rodin (2012) yang menyatakan salah satu

keuntungan penggunaan Electronic Medical Record (EMR) adalah dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas kinerja menjadi lebih

efisien dibandingkan dengan catatan kertas dengan memungkinkan

pengelolaan bagan terpusat, dan akses informasi pasien yang lebih cepat

dari mana saja. Komunikasi dengan dokter lain, penyedia asuransi, apotek

dan pusat diagnostik lebih cepat dan dapat dilacak. Manajemen kantor

disederhanakan melalui penjadwalan terpadu yang terkait dengan catatan

kemajuan, pengkodean otomatis dan klaim asuransi.

Hasil yang didapat dalam penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Garudiwati (2016) yang menemukan

Penggunaan Electronic Medical Record (EMR) dapat meningkatkan

efisiensi dan efektivitas upaya kesehatan dengan mengintegrasikan

layanan yang diberikan oleh pusat-pusat layanan kesehatan. Soebarto

(2011) juga menemukan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi waktu

tunggu pelayanan rekam medis di pendaftaran rawat jalan RSUD Datu


39

Sanggul Rantau pada kegiatan rekam medis yaitu di penyimpanan dengan

rerata waktu tunggu untuk pasien baru yaitu 7 menit 27 detik dan pasien

lama yaitu 14 menit 16 detik.

Berdasarkan hasil analisis, respon time pada pasien yang

menggunakan Elektronik Medical Record secara rerata lebih cepat dari

pada pasien yang tidak menggunakan EMR, hal ini dikarenakan

Electronic Medical Record (EMR) merupakan catatan medis pasien yang

terkomputerisasi dalam format elektronik yang bisa diakses dengan

komputer sehingga petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan

kesehatan yang lebih efesien dan terpadu. Semua fitur EMR ini

menghasilkan penghematan waktu yang signifikan, yang menghasilkan

produktivitas lebih besar sehingga berdampak pada peningkatan respon

time pasien

3. Pengaruh Electronic Medical Record Terhadap Respon Time di

Poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Uji Mann Whitney

pada tingkat kemaknaan α 0.05 didapatkan nilai p sebesar 0.001 < 0.05.

sehingga dapat disimpulakan bahwa terdapat perbedaan respon time pada

pasien yang menggunakan electronic medical record dengan pasien yang

tidak menggunakan electronic medical record di poliklinik Rumah Sakit

Kasih Ibu Kedonganan. Rerata respon time pada pasien yang

menggunakan Electronic Medical Record adalah 6,17 menit sedangkan

pada pasien yang tidak menggunakan Electronic Medical Record adalah


40

12 menit. Sehingga disimpulkan pasien yang menggunakan Electronic

Medical Record memiliki respon time yang lebih baik.

Mutu pelayanan di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit sangat

dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat dan

alat kesehatan, serta proses pemberian pelayanan kesehatan. Menurut

Bustami (2011), mengemukakan bahwa salah satu standar mutu yang

harus diperhatikan dalam pemberian pelayanan kesehatan adalah respon

time. Response time adalah kecepatan penanganan pasien, dihitung sejak

pasien datang sampai dilakukan penanganan (Kemenkes, 2011). Waktu

tanggap dikatakan tepat waktu dan tidak terlambat apabila waktu yang

diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata standar yang ada (Jaya, 2017).

Menurut Nuryati (2015), penggunaan Electronic Medical Record

(EMR) dapat mempercepat respon time pelayanan terhadap pasien.

Rekam medis elektronik bisa diakses dengan komputer atau sistem

elektronik dari suatu jaringan, dengan tujuan utama menyediakan atau

meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efesien dan

terpadu (Heinzer dalam Hakam, 2019).

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan di Amerika yang memberikan kesimpulan

bahwa penerimaan sistem electronic medical record mencapai 75% dari

user sample yang dipilih dan lebih dari 50% dari non-user menyatakan

tanggapan positif setelah diberikan pengalaman menggunakan electronic

medical record (Kochevar dalam Garudiwati, 2016). Menurut Chaudhry


41

dalam Rahayu (2017) juga menemukan bahwa penggunaan teknologi

informasi dalam bentuk dokumentasi elektronik menurunkan waktu

dokumentasi sebanyak 11% sehingga waktu tanggap terhadap pasien

meningkat. Penelitian tentang Evaluasi Implementasi Sistem Elektronic

Health Record di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

berdasarkan metode analisis PIECES oleh Nuryati (2015) juga

menunjukkan aspek performance (kinerja), information/data

(informasi/data), efficiency (efisiensi), service (layanan) sistem EHR di

RS Akademik UGM dinilai baik oleh pengguna sistem Elektronic Health

Record.

Berdasarkan hasil analisis, penggunaan Elektronic Medical

Record (EMR) di Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan memberikan

dampak yang positif bagi peningkatan mutu rumah sakit khususnya

dalam hal respon time atau waktu tunggu pasien. Hal ini dibuktikan

dengan rerata respon time pada pasien yang menggunakan Electronic

Medical Record berdasarkan hasil penelitian lebih cepat dari pada pada

pasien yang tidak menggunakan Electronic Medical Record. Peningkatan

efisiensi dan produktivitas kinerja pada penggunaan Electronic Medical

Record (EMR) dibandingkan dengan catatan kertas disebabkan karena

pengelolaan bagan terpusat dan akses informasi pasien yang lebih cepat

dari mana saja tanpa harus menunggu Medical Record yang disimpan di

ruang MR. Komunikasi antar petugas kesehatan, penyedia asuransi,

apotek dan pusat diagnostik lebih cepat dan dapat dilacak karena rekam
42

medis elektronik bisa diakses dengan komputer dari suatu jaringan yang

terpadu. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti juga menemukan bahwa

dengan penggunaan EMR petugas kesehatan khususnya perawat lebih

efisien dalam bekerja karena semua catatan medis pasien dapat diakses

dengan satu komputer tablet, perawat tidak harus bingung dalam mencari

catatan medis pasien dan tidak perlu memakan waktu lama untuk

menulis catatan medis pasien karena semuanya sudah dibantu oleh

sistem yang tersedia, sehingga perawat dapat lebih meningkatkan

komunikasi dan kualitas pelayanan terhadap pasien.

C. Keterbatasan Penelitian

Setiap penelitian tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan,

demikian pula dengan penelitian ini. Penelitian ini belum mampu mengontrol

beberapa faktor-faktor yang turut mempengaruhi respon time pasien seperti

sumber daya manusia yang ada dilokasi penelitian seperti belum semua

petugas kesehatan menguasai penggunaan EMR dengan baik.

D. Implikasi Terhadap Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini menunjukkan bahwa respon time pada pasien yang

menggunakan electronic medical record lebih baik dari pada yang tidak

menggunakan electronic medical record.


43

Penelitian ini dapat memberikan implikasi yang positif terhadap

pelayanan keperawatan, sektor pendidikan dan peneliti selanjutnya.

1. Implikasi Terhadap Pelayanan Keperawatan

Implikasi praktis terhadap pelayanan keperawatan di poliklinik

Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan yaitu penelitian ini dapat dijadikan

sebagai gambaran guna meningkatkan mutu pelayanan dalam hal respon

time pasien dengan meningkatkan penerapan electronic medical record di

semua ruangan.

2. Implikasi Dalam Bidang Pendidikan

Implikasi dalam bidang pendidikan yaitu, penelitian ini dapat

dijadikan referensi dalam bidang pendidikan khususnya manajemen

keperawatan mengenai electronic medical record.

3. Implikasi Terhadap Penelitian Selanjutnya

Peneliti selanjutnya mampu mengembangkan penelitian serupa

terkait penerapan electronic medical record, dengan meneliti efektifitas

penerapan electronic medical record terhadap kualitas pelayanan

keperawatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan electronic

medical record di Rumah sakit.


BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Adapun simpulan yang dapat disusun dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Hasil identifikasi respon time pada pasien yang tidak menggunakan

electronic medical record di Poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu didapatkan

rerata respon time yaitu 12 menit.

2. Hasil identifikasi respon time pada pasien yang menggunakan electronic

medical record di Poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan

didapatkan rerata respon time yaitu 6,1 menit.

3. Hasil analisis uji statistik Wilcoxon Signed Rang Test pada tingkat

kemaknaan α 0.05 didapatkan nilai p sebesar 0.001 < 0.05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan respon time pada pasien yang

menggunakan electronic medical record dengan pasien yang tidak

menggunakan electronic medical record di poliklinik Rumah Sakit Kasih

Ibu Kedonganan.

44
45

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan ada beberapa saran yang

peneliti dapat berikan diantaranya:

1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Pihak manajemen rumah sakit dan petugas kesehatan khususnya

perawat dapat mengembangkan dan mengaplikasikan penerapan electronic

medical record di seluruh ruangan rumah sakit karena terbukti dapat

meningkatkan respon time pasien.

2. Masyarakat

Melalui penelitian ini dapat menambah wawasan masyarakat terkait

perkembangan teknologi komunikasi di bidang kesehatan berupa

penggunaan electronic medical record.

3. Penelitian Selanjutnya

Peneliti selanjutnya mampu mengembangkan penelitian serupa terkait

penerapan electronic medical record, dengan meneliti efektifitas

penerapan electronic medical record terhadap kualitas pelayanan

keperawatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan electronic

medical record di Rumah sakit.


DAFTAR PUSTAKA
XAzwar, S. (2011). Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Boonstra, A., & Broekhuis, M. (2010). Barriers to the acceptance of electronic


medical records by physicians from systematic review to taxonomy and
interventions. BMC Health Services Research, 10(July 2014).
https://doi.org/10.1186/1472-6963-10-231
Garudiwati. (2016). Implementasi Electronic Medical Record System Yang
Berfokus Pada Sasaran Keselamatan Pasien Berdasarkan International
Patient Safety Goals.
Gey, L. I. (2010). Pengaruh Aplikasi Electronic Medical Record ( Emr )
Terhadap Kepuasan Pengguna Di Unit Rekam Medis Rumah Sakit
Pertamina Cilacap Tahun 2010. 1–7.
Hakam, F. (2019). Integrasi Electronic Medical Record (Emr) Dengan
Laboratory Information Systems (Lis) Dan Picture Archiving and
Communications System (Pacs). Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan
Indonesia, 6(2), 87. https://doi.org/10.33560/.v6i2.191
Kemenkes. (2016). Sistem Informasi Puskesmas (SIP). Buletin Jendela Data
Dan Informasi Kesehatan, 1, 22–29. https://doi.org/ISSN 2088-270X
Mahruh, A. (2009). Faktor Faktor yang Mempengaruhi Lamanya Waktu Tanggap
dalam Pelayanan Gawat Darurat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr
Soedirman Kebumen. Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 12(1), 36–43
Marthiawati. (2017). Analisis Dan Perancangan Sistem Electronic Medical
Record ( Emr ) Berbasis Web Pada Klinik Mata Kambang.
Jurnalmsi.Stikom-Db.Ac.Id, 2(3), 1–21. Retrieved from http://
jurnalmsi.stikom-db.ac.id/ index.php/ jurnalmsi/ article/viewFile/113/89
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, TNursalam. (2011). Konsep dan
Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Tesis, dan Instrumen Keperawatan (2nd ed.). Jakarta: Salemba Medika.esis,
dan In (2nd ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Nuryati. (2015). Evaluasi Implementasi Sistem Electronic Health Record (EHR)
Di Rumah Sakit Ak Ademik Universitas Gadjah Mada. Jurnal Manajemen
Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015,
17–30.
Permenkes RI. (2008). Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Permenkes RI. (2010). Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010, 9.
Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice.
Edisi 7. Vol. 3. Jakarta : EGC
Prabowo, A. B. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Respon Time
Pelayanan Pada Penderita di Poliklinik Bagian Penyakit Dalam RSU
Anutapura dan RSUD Undata Palu.
Rahayu, C. D. (2017). Efektifitas Penggunaan Ehr ( Elektronik Health Record )
Terhadap Efektifitas Waktu Dan Perawatan : Literatur Review.
Sarafino. (2011). Health Psychologi:Biopsychosocial Interaction. In University of
Utah.
Saryono. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. In Medical
Book. https://doi.org/10.1007/978-1-4939-2572-8_13
Setiadi. (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. ;2007. In Graha
Ilmu : Yogyakarta. https://doi.org/10.1186/1471-2105-8-89
Silow-Carroll, S., Edwards, J. N., & Rodin, D. (2012). Using electronic health
records to improve quality and efficiency: the experiences of leading
hospitals. Issue Brief (Commonwealth Fund), 17(July), 1–40. Retrieved
from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22826903
Soebarto, K. K. (2011). Tinjauan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu
Tunggu Pelayanan Rekam Medis di Pendaftaran Rawat Jalan RSUD Datu
Sanggul Rantau Tahun 2011. Retrieved from
http://perpustakaanhb.files.wordpress.com/2011/11/karya-tulis-ilmiah-
khusnul-khatimah-soebarto.pdf
Sugiyono, P. D. metode penelitian kuantitatif, kualitatif,dan R&D. , Alfabeta, cv.
(2016).
Sujarweni, V. W. (2015). SPSS untuk Penelitian. In SPSS untuk Penelitian.
Lampiran 1

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN


Pengaruh Penggunaan Electronic Medical Record Terhadap Respon Time Pasien di Poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan

WAKTU DAN BULAN


KEGIATAN Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2020 2020
MINGGU KE- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Bimbingan
                                                           
proposal
ACC Proposal                                                          
Ujian Proposal                                                          
Pengumpulan
                                                           
Perbaikan
Pelaksanaan
                                                           
penelitian
Penyusunan
                                                           
hasil penelitian
Pengumpulan
                                                           
skripsi
Ujian Skripsi                                                            
Pengumpulan
                                                           
Perbaikan
Lampiran 2

PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya mahasiswa program studi ilmu keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Bina Usada Bali, bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul:

“Pengaruh Penggunaan Electronic Medical Record Terhadap Respon Time Pasien

di Poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan”. Untuk kepentingan tersebut,

saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk bersedia mewakili pasien, menjadi

responden dalam penelitian tersebut.

Ada pun hal – hal yang perlu Bapak/Ibu ketahui adalah :

1. Identitas akan dirahasiakan sepenuhnya oleh peneliti dan hanya data yang

Bapak/Ibu isikan yang akan digunakan demi kepentingan peneliti.

2. Penelitian ini tidak akan memungut biaya apapun dari Bapak/Ibu.

3. Jika Bapak/Ibu bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan dan

mengisi kuesioner yang telah saya siapkan dan jika keberatan Bapak/Ibu

tidak akan dipaksa mengikuti penelitian ini.

4. Hal – hal yang belum jelas dapat ditanyakan pada peneliti.

Demikian permohonan saya, atas kerjasama serta kesediaan Bapak/Ibu saya

sampaikan banyak terimakasih.

` Peneliti

Dewa Ayu Komang Aprilawati


Lampiran 3

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut

berperan dalam penelitian ini sebagai responden untuk menjawab pertanyaan yang

tertera dalam formulir kuesioner yang diberikan oleh peneliti dari mahasiswa

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Usada Bali, dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Electronic Medical Record Terhadap Respon Time Pasien di

Poliklinik Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan”.

Sebelumnya saya sudah mendapat penjelasan tentang penelitian ini dan saya

mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan data dan informasi yang saya berikan.

Demikian secara sadar dan sukarela tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.

Saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan bersedia

menandatangani lembar persetujuan ini.

Kuta,……………….

Responden

(……………………………)
Lampiran 4

Lembar Observasi

No Jenis Medical Waktu Waktu Respon Time


Record Registrasi Ulang Pemeriksaan Dokter
Lampiran 5. SPSS

Frequencies
Statistics

Respon Time Respon Timen


Usia Jenis Kelamin Medical Record PMR EMR

N Valid 46 46 46 23 23

Missing 0 0 0 23 23
Mean 37.2391 1.4783 1.5000 12.0000 6.1739
Median 41.5000 1.0000 1.5000 12.0000 6.0000
Std. Deviation 1.89551E1 .50505 .50553 1.85864 1.74908
Minimum 2.00 1.00 1.00 10.00 5.00
Maximum 76.00 2.00 2.00 15.00 11.00

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 2.2 2.2 2.2

3 1 2.2 2.2 4.3

5 1 2.2 2.2 6.5

6 1 2.2 2.2 8.7

8 1 2.2 2.2 10.9

17 2 4.3 4.3 15.2

19 1 2.2 2.2 17.4

20 1 2.2 2.2 19.6

24 3 6.5 6.5 26.1

25 2 4.3 4.3 30.4

26 3 6.5 6.5 37.0


Statistics

Respon Time Respon Timen


Usia Jenis Kelamin Medical Record PMR EMR

N Valid 46 46 46 23 23

Missing 0 0 0 23 23
Mean 37.2391 1.4783 1.5000 12.0000 6.1739
Median 41.5000 1.0000 1.5000 12.0000 6.0000
Std. Deviation 1.89551E1 .50505 .50553 1.85864 1.74908
Minimum 2.00 1.00 1.00 10.00 5.00

27 1 2.2 2.2 39.1

29 1 2.2 2.2 41.3

31 1 2.2 2.2 43.5

32 1 2.2 2.2 45.7

40 1 2.2 2.2 47.8

41 1 2.2 2.2 50.0

42 1 2.2 2.2 52.2

43 2 4.3 4.3 56.5

44 3 6.5 6.5 63.0

46 1 2.2 2.2 65.2

47 1 2.2 2.2 67.4

49 1 2.2 2.2 69.6

50 1 2.2 2.2 71.7

51 3 6.5 6.5 78.3

52 1 2.2 2.2 80.4

53 3 6.5 6.5 87.0


Statistics

Respon Time Respon Timen


Usia Jenis Kelamin Medical Record PMR EMR

N Valid 46 46 46 23 23

Missing 0 0 0 23 23
Mean 37.2391 1.4783 1.5000 12.0000 6.1739
Median 41.5000 1.0000 1.5000 12.0000 6.0000
Std. Deviation 1.89551E1 .50505 .50553 1.85864 1.74908
Minimum 2.00 1.00 1.00 10.00 5.00

55 1 2.2 2.2 89.1

56 1 2.2 2.2 91.3

61 1 2.2 2.2 93.5

76 3 6.5 6.5 100.0

Total 46 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 24 52.2 52.2 52.2

Perempuan 22 47.8 47.8 100.0

Total 46 100.0 100.0

Medical Record

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Paper Medical Record 23 50.0 50.0 50.0

Elektronic Medical Record 23 50.0 50.0 100.0

Total 46 100.0 100.0


Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 24 52.2 52.2 52.2

Perempuan 22 47.8 47.8 100.0

Respon Time

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 5 10 21.7 21.7 21.7

6 9 19.6 19.6 41.3

7 1 2.2 2.2 43.5

10 11 23.9 23.9 67.4

12 9 19.6 19.6 87.0

14 2 4.3 4.3 91.3

15 4 8.7 8.7 100.0

Total 46 100.0 100.0

Crosstabs
Medical Record * Resopon Time Crosstabulation

Resopon Time

≤ 10 menit > 10 menit Total

Medical Record Paper Medical Count 8 15 23


Record % within Medical Record 34.8% 65.2% 100.0%

Elektronic Count 22 1 23
Medical Record % within Medical Record 95.7% 4.3% 100.0%

Total Count 30 16 46

% within Medical Record 65.2% 34.8% 100.0%


NPar Tests
Mann-Whitney Test

Ranks

Medical Record N Mean Rank Sum of Ranks

Respon Time Paper Medical Record 23 34.48 793.00

Elektronic Medical Record 23 12.52 288.00

Total 46

Test Statisticsa

Respon Time

Mann-Whitney U 12.000
Wilcoxon W 288.000
Z -5.659
Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Grouping Variable: Medical Record

Anda mungkin juga menyukai