0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Electronic Health Records (EHR) sebagai sistem dokumentasi kesehatan elektronik yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui pendokumentasian yang lebih cepat dan hemat waktu, meskipun perubahan sistem ini juga dihadapkan pada tantangan implementasi dan biaya.
Dokumen tersebut membahas tentang Electronic Health Records (EHR) sebagai sistem dokumentasi kesehatan elektronik yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui pendokumentasian yang lebih cepat dan hemat waktu, meskipun perubahan sistem ini juga dihadapkan pada tantangan implementasi dan biaya.
Dokumen tersebut membahas tentang Electronic Health Records (EHR) sebagai sistem dokumentasi kesehatan elektronik yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui pendokumentasian yang lebih cepat dan hemat waktu, meskipun perubahan sistem ini juga dihadapkan pada tantangan implementasi dan biaya.
2. Bagaimana sistem dokep elekronik basis komputer 3. Kelebihan dan kekuranga 4. Tantangan sistem dokep elektronik 5. Persiapan penerapan sistem dokep komputer di Indonesia
Aplikasi Electronic Health Records (EHR): Prospek dan Tantangan dalam
Keperawatan Oleh Noraliyatun Jannah NPM Mahasiswa Magister Kekhususan Kepemimpinan&Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia ABSTRAK Mutu pendokumentasian keperawatan tertulis (paper-based documentation) di Indonesia saat ini dilaporkan masih rendah. Sebagian perawat merasa terbebani dengan waktu yang dihabiskan dalam proses dokumentasi.
The Electronic Health Records Documentation (EHR) atau Perekam Data
Kesehatan Elektronik merupakan program dalam teknologi informasi kesehatan yang di buat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendokumentasian kesehatan termasuk asuhan keperawatan. Sistem ini memungkinkan perawat dapat lebih menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien untuk memberikan perawatan. Namun sebagian orang menganggap perubahan dokumentasi menuju paperless dalam pelayanan kesehatan mahal, sehingga tidak semua orang antusias dengan program EHR. Perlu persiapan dan perencanaan yang baik serta pengujian program terhadap staf rumah sakit maupun pengguna layanan kesehatan sebelum melaksanakan EHR untuk mengantisipasi masalah sebelum terjadi. Implementasi EHR merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan bagi setiap sarana pelayanan kesehatan karena diharapkan memicu peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Kata Kunci: Electronic Health Records, Dokumentasi, Keperawatan 1
2 Pendahuluan
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan (askep)
perawat harus mampu memberikan askep dengan pendekatan proses keperawatan meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dari perencanaan dan mampu melaksanakan evaluasi serta rencana tindak lanjut kepada pasien yang menjadi tanggungjawabnya. Semua proses tersebut wajib didokumentasikan oleh perawat dengan baik melalui proses dokumentasi keperawatan. Dokumentasi merupakan suatu catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan, mengevaluasi tindakan yang disusun secara sistematis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum. Pendokumentasian keperawatan tertulis (paper-based documentation) di Indonesia saat ini dilaporkan mutunya masih rendah. Sebagian perawat merasa terbebani dengan waktu yang dihabiskan dalam proses dokumentasi. Pemikiran tentang dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi menjadi alternatif solusi untuk menghemat waktu dalam pelayanan kesehatan (Macdonald, 2008). The Electronic Health Records Documentation atau Perekam Data Kesehatan Elektronik sudah berkembang pesat di luar negeri. Program di buat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendokumentasian asuhan keperawatan yang dibuat. The Electronic Health Records (EHR) diperkirakan akan digunakan pada seluruh fasilitas/agencies kesehatan di Amerika Serikat pada tahun 2014 (Smith, et al, 2010). Seluruh agency kesehatan diprediksi mempunyai EHR kedepan untuk menjamin safety dan dokumentasi yang lebih baik dalam kesehatan. Suatu studi tentang Electronic Health Records Documentation in Nursing pada Magnet Hospital di Southwest Florida yang mengkaji kebutuhan, preferensi dan persepsi perawat berhubungan dengan metode EHR dokumentasi menunjukkan bahwa lebih sepertiga pearwat (36%) merasakan EHR menurunkan workload. Selanjutnya, 75% perawat berfikir EHR meningkatkan kualitas dokumentasi dan 76% percaya EHR meningkatkan safety dan perawatan pasien. Program EHR di buat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendokumentasian asuhan keperawatan yang dibuat. Dengan sistem ini perawat lebih dapat menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien (Moody, et al, 2004). 2
3 Sebaliknya untuk beberapa alasan, perubahan dokumentasi menuju paperless
dalam pelayanan kesehatan dianggap mahal oleh sebagian orang, sehingga tidak semua orang antusias dengan program EHR. Sebagian perawat menerima dengan baik tetapi masih terdapat perawat yang keberatan akan penerapan EHR (Sassen, 2009). Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit Indonesia dimulai tahun 1989 sejalan dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.749a/Menkes/PER/XII/1989 tentang Rekam Medis, yang mana pengaturannya masih mencakup rekam medis berbasis kertas. Rekam medis kertas yang bersifat konvensional dianggap tidak tepat lagi untuk digunakan di abad 21 yang menggunakan informasi secara intensif dan lingkungan yang berorientasi pada otomatisasi pelayanan kesehatan dan bukan terpusat pada unit kerja semata. Apalagi jumlah penduduk Indonesia begitu padat. Menurut publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak orang dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun. Bagaimana gambaran pelaksanaan Electronic Health Records (EHR) dalam bidang keperawatan? Apa keuntungan dan tantangan implementasi EHR dalam fasilitas pelayanan kesehatan? Konsep Perekam Data Kesehatan Elektronik/ The Electronic Health Record (EHR) Health record adalah suatu rekaman atau catatan yang berisi tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang dibuat setelah pasien mendapatkan suatu tindakan medis. Pada umumnya, catatan atau rekaman dibuat oleh perawat atau dokter. Catatan tersebut berisi temuan, pendekatan, hasil tes, dan informasi perawatan lain yang berhubungan dengan penyakit pasien. Health record yang konvensional menggunakan kertas sebagai media pencatatnya. Health record pada umumnya berisi catatan-catatan dari petugas klinik dan halhal lain yang mendukung perawatan. Catatan-catatan ini sering dilengkapi dengan data-data dari sumber lain, seperti hasil tes laboratorium dan laporan yang menjelaskan hasil dari testes lain yang pernah dilakukan, seperti X-ray, patologi, ultrasonic, fungsi paru-paru, dan endoskopi. The Electronic Health Record (EHR) atau Perekam Data Kesehatan Elektronik adalah suatu database elektronik yang terdiri dari kumpulan data kesehatan dari pengguna layanan 3
kesehatan (Thede, L. dalam Petrovskaya et.al, 2009). Pada tingkat fasilitas
layanan kesehatan untuk individu, informasi pasien yang secara tradisional didokumentasikan pada berbagai format kertas/paper charts, direkam/didokumentasikan sebagai suatu files dalam komputer dan disimpan dalam bentuk dokumentasi kesehatan elektronik. Program EHR di Amerika Serikat dapat diakses secara terpusat/nasional sehingga fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai jalur untuk mengakses informasi riwayat kesehatan pasien (Petrovskaya et.al, 2009). EHR merupakan kegiatan mengkomputerisasikan isi rekam kesehatan. EHR bukanlah sistem informasi yang dapat dibeli dan diinstall seperti paket word-processing atau sistem informasi pembayaran dan laboratorium yang secara langsung dapat dihubungkan dengan sistem informasi lain dan alat yang sesuai dalam lingkungan tertentu. EHR merupakan sistem informasi yang memiliki framework lebih luas dan memenuhi satu set fungsi data kesehatan yang mengintegrasikan data dari berbagai sumber, mengumpulkan data pada titik pelayanan, mendukung pemberi pelayanan dalam pengambilan keputusan. Sebagai suatu sistem layanan kesehatan, di beberapa negara yang sedang dalam masa transisi dari paper-based menuju computer-based record, setiap praktik keperawatan per shift dilibatkan dalam dokumentasi EHR. Melalui EHR, perawat yang memberikan perawatan langsung pada pasien mempunyai akses yang baik dengan riwayat kesehatan pasien yang dihubungkan dengan computerized standard care plans. Hal yang berkait dengan keperawatan secara khusus disebut nursing informatics, yang merupakan inti/forefront dari dokumentasi keperawatan berbasis komputer (Dahm MF, et. al, Androwich dalam Petrovskaya et. al, 2009) Dalam EHR, data dibutuhkan untuk direkam dan disimpan dalam standardized form. Standar yang sering disebutkan yang tepat untuk coding nursing secara spesifik dalam EHR menggunakan The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA), Nursing Interventions Classification (NIC), dan Nursing Outcomes Classification (NOC). Beberapa perawat mengusulkan standarisasi bahasa, yang dikenal dengan istilah standardized languanges (SLs). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kecakapan perawat dalam membuat suatu keputusan/kebijakan, meningkatkan komunikasi antara perawat dengan anggota multidisiplin tim kesehatan, memfasilitasi pencapaian organisasi, sistemik, dan tujuan pemerintah dalam cost efficiency dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan 4
5 (Petrovskaya, et al, 2009). Walau metode dokumentasi dalam health record
untuk bidang keperawatan masih berkembang saat ini, elemen data diperkirakan akan didokumentasikan dengan Standardized Languanges (SLs). Penggunaan SLs seperti NANDA, NIC, dan NOC (disebut NNN) di prediksi meningkatkan, memfasilitasi komunikasi (Kautz D, Kuiper R, Pesut DJ, Williams RL, Thoroddsen A, Saranto K, Ehrenberg A, Seremus W dalam Smith&Craft- Rosenberg, 2010). Riwayat Kesehatan Individu di masalalu Data Pengkajian saat ini Faktor Resiko Atau Faktor Yang Berhubungan Definisi Karakteristik Diagnosa (Dx)NANDA Dengan Label&definisi Dx Aktual Dx Resiko Dx Kesejahteraan Label dengan Definisi Indikator Hubungan /linkages NANDA NOC Penentuan hasil/outcome Scoring&Monitoring Untuk Perubahan Seleksi Intervensi NIC NIC Label dengan Definisi Aktivitas Keperawatan Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan memakai NNN (University of Iowa, 2009) 5
6 Keuntungan EHR Penelitian yang dilakukan oleh Banner&Olney (2009)
menyebutkan dampak dari EHR terhadap perilaku perawat antara lain perawat dapat menghabiskan waktu lebih banyak dengan perawatan pasien langsung, waktu untuk tugas administratif menurun dan hal ini memungkinkan pengembangan dokumentasi pasien bahkan lebih lengkap kedepan. Penyelenggaraan EHR di rumah sakit sejalan dengan adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang semakin berkualitas. Menurut Wolf, et al, 2006, keuntungan peralihan dari paper-based pada EHR adalah menjamin kualitas perawatan (quality of care) dan memicu produktivitas, antara lain: Mereduksi duplikasi pengujian Mereduksi kesalahan medis (medication errors) Mencegah efek kerugian dari konflik materi pengobatan/perawatan Mengurangi waktu yang dihabiskan oleh pasien dan tenaga medis dalam menunggu order medis, hasil test, diagnosa yang akurat, intervensi medis Mengeliminasi pengulangan visit yang tidak perlu Mereduksi kerja dengan kertas Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan, Tidak memerlukan gudang yang besar dalam penyimpanan arsip Penyimpanan data (record) pasien menjadi lebih lama EHR yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan Meningkatkan produktivitas bekerja Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah dan cepat diketahui Meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat berfokus pada pemberian asuhan Accessibility, legibility, artinya mudah dalam membaca dan mendapat informasi klinik tentang semua pasien dan suatu lokasi 6
Tantangan EHR Penerapan sistem informasi di fasilitas kesehatan klinik merubah
pola kerja perawat di klinik. (Lee&Mccelmurry, 2010& Sensmeier, 2009). Teknologi informasi tidak hanya merubah praktik dan proses keperawatan tetapi juga point of care pada pelayanan kesehatan sehingga beberapa staf enggan melakukan perubahan ( Courtney, et al, 2005). Pada tahun 2005, dilaporkan tidak ada hasil statistik yang signifikan terhadap perubahan waktu dokumentasi dengan komputerisasi. Pada tahun yang sama, dilakukan suatu studi sistematis dari tahun 1989 sampai Dari 13 hasil, 5 dilaporkan meningkatkan waktu dokumentasi dengan implementasi teknologi komputer. Bagaimanapun, 8 dilaporkan mampu menurunkan waktu dokumentasi. Dampak dari komputerisasi pada perilaku perawat adalah suatu hal yang masih berkembang. The Straggers dan Park Nurse Computer Interaction Framework menyediakan struktur untuk mempelajari perubahan pengalaman perawat saat berinteraksi dengan komputer. Pokok/inti framework adalah keefektifan proses informasi ditentukan oleh kualitas outcome, termasuk kemajuan perawatan (Banner&Olney, 2009). Tantangan pelayanan kesehatan dalam konversi paper based menuju EHR yang besar antara lain (Wolf, et al, 2006): Biaya yang meningkat/besar Perubahan teknologi yang tiba- tiba/cepat Variasi kemampuan komputer dari sumber daya manusia Ketidaktertarikan/keengganan beberapa staf klinik Persentase yang besar dari staf medis yang bukan pegawai tetap RS Rancangan EHR tersebut tentunya harus dapat mengatasi hal-hal yang sering terjadi pada rekam medis berbasis kertas agar menunjukkan suatu keuntungan yang besar, antara lain: Aksesibilitas informasi kesehatan pasien belum real time Kelengkapan, keakuratan dan keamanan informasi kesehatan pasien masih rendah Pemanfaatan data pasien dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi di sarana pelayanan kesehatan oleh para pengelola sarana pelayanan kesehatan belum optimal Data pasien belum dioptimalkan oleh para tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan secara berkesinambungan dalam rangka pelayanan yang efektif dan efisien. 7 Strategi Pelaksanaan EHR Memulai EHR membutuhkan pengukuran kesiapan organisasi yang berhubungan dengan tujuan, penkajian dasar dan fakta sebelum memulai. Merencanakan dengan hati-hati transisi dari paper-based ke EHR diperlukan untuk meminimalisir gangguan. Selain itu, identifikasi peran dari setiap departemen dalam proses dan dampak jika teknologi diterapkan. Selanjutnya, desain, pengujian, penginstallan aplikasi, lalu meminta feedback dari pengguna layanan (users). Berikan waktu yang adekuat untuk pengguna untuk menghasilkan suatu uji quality assurance yang baik, ajak untuk dapat familiar dengan sistem yang akan dipakai kedepan, sampaikan fungsinya, berbagi pengalaman mereka dengan semua departemen untuk mengantisipasi masalah sebelum terjadi (Carr, 2004). Kesimpulan Implementasi EHR merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan bagi setiap sarana pelayanan kesehatan yang dipicu oleh usaha peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan pemahaman bersama dalam strategi implementasi EHR. Rekomendasi Kunci sukses implementasi EHR di pelayanan kesehatan Indonesia tidak terlepas dari peran serta pemerintah dalam menyiapkan kebijakan terkait dengan implementasi EHR antara lain: Standarisasi model EHR yang sesuai di sarana pelayanan kesehatan Indonesia serta tersedianya Peraturan Pemerintah yang terkait implementasi EHR. 8
9 DAFTAR PUSTAKA Banner, Laura, Olney, Christine M. Automated Clinical
Documentation: Does It Allow Nurses More Time for Patient Care?. Journal CIN: Computers, Informatics, Nursing. March/April 2009 ; 27 (2): Carr, Diane M. A Team Approach To EHR Implementation and Maintenance. Journal IT Solutions: A Supplement To Nursing Managements. October 2004; 35 (5): 15-16, 24. Husting, Pamela M., Cintron, Lourdes. Healthcare Information Systems: Education Lessons Learned. Journal for Nurses in Staff Development. September/October 2003; 19 (5): Lee, Seonah&Mcelmurry, Beverly. Capturing Nursing Care Workflow Disruptions: Comparison Between Nursing and Physician Workflows. Journal CIN: Computers, Informatics, Nursing. May/June 2010; 28 (3): MacDonald, Marilyn. Technology and Its Effect on Knowing the Patient: A Clinical Issue Analysis. The Journal for Advanced Nursing Practice. May/June 2008; 22 (3): Moody, Linda E., Slocum, Elaine, Berg, Bruce, Jackson, Donna. Electronic Health Records Documentation in Nursing: Nurses' Perceptions, Attitudes, and Preferences. Journal CIN: Computers, Informatics, Nursing. November/December 2004; 22 (6): Sassen, Elizabeth J. Love, Hate, or Indifference: How Nurses Really Feel About the Electronic Health Record System. Journal CIN: Computers, Informatics, Nursing. September/October 2009; 27 (5): Seinsmeier, Joyce. Deep Impact: Informatics and Nursing Practice. Journal Men in Nursing. May 2009; 39 (4): Sensus Penduduk Badan Pusat Statistik diakses tgl 30 Oktober Smith, Kelly J., Craft-Rosenberg, Martha. Using NANDA, NIC, and NOC in an Undergraduate Nursing Practicum. Journal Nurse Educator. July/August 2010; 35 (4): Wolf, Debra M., Greenhouse, Pamela K., Diamond, Joel N., Fera, William, McCormick, Donna L. Community Hospital Successfully Implements erecord and CPOE. Journal CIN: Computers, Informatics, Nursing. November/December 2006 ; 24 (6): DAFTAR PUSTAKA
1. Yustina Olfah, Abdul Ghofur.2016. Dokumentasi Keperaawatan.Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2. Iyer, Patricia W & Camp Nancy H.2008.Dokumtasi Keperawatan Edisi 3.Jakarta:EGC.