Anda di halaman 1dari 6

ESSAY ELECTRONIC

HEALTH RECORD (EHR)

Dosen Pengampu :
Ns. Widiyaningsih, MAN

Disusun oleh :
Mei noviyanti 1903038

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


STIKES KARYA HUSADA
SEMARANG 2021
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian EHR


Electronic Health Record (EHR) adalah kegiatan mengkomputerisasi atau
mencatat menggunakan media komputer isi dari catatan medis kesehatan serta
proses yang berhubungan dengan catatan atau rekam medis kesehatan. Menurut
Fuad (2008) , EHR juga berarti rekaman atau informasi catatan elektronik yang
terkait dengan kesehatan (healt related information) yang meliputi standar
interoterabilitas nasional yang dapat ditarik dari berbagai sumber namun dapat
dikelola, dibagi dan dikendalikan oleh individu. EHR terdiri dari data yang sudah
terstruktur maupun tidak tersruktur. Hatta (2011), menjelaskan bahwa EHR
terdapat dalam sistem yang secara khusus dirancang untuk mendukung pengguna
dengan berbagai kemudahan fasilitas untuk kelengkapan dan keakuratan data,
memberi tanda waspada, peringatan, memiliki sistem untuk mendukung
keputusan publik dan menghubungkan data dengan pengetahuan medis serta alat
bantu lainnya.
Electronic Health Record (EHR) bukanlah aplikasi sistem informasi yang
dapat diinstal seperi paket word-processing atau software komputer lainnya. EHR
ini merupakan sebuah sistem informasi yang memiliki framework lebih luas dan
memenuhi satu set fungsi. EHR nantinya akan mengkomputerisasikan isi rekam
medis dan proses yang berhubungan dengannya. Umunya beberapa komponen
yang seharusnya tercatat dalam sistem EHR meliputi keluhan saat ini (gejala),
riwayat medis masa lalu, gaya hidup, pemeriksaan fisik, diagnostik, uji/tes,
tindakan dan prosedur yang diberikan pada pasien, perawatan, pengobatan dan
pengeluaran (discharge) (Hayrinen,dkk, 2008)
1.2 Manfaat EHR
Manfaat pengimplementasian Electronic Health Record (EHR) yang berkaitan
dengan tujuannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan harus juga
dibarengi dengan evaluasi terhadap penerapan EHR tersebut. Belum ada standar
baku yang menjadi rujukan dalam mengevaluasi sebuah sistem EHR, sehingga
penelitian di bidang evaluasi penerapan EHR menggunakan metode yang
beragam, adapun dalam penelitian ini evaluasi penerapan EHR dilakukan dengan
mengadopsi model Technology Acceptance Model (TAM) yaitu dari sisi persepsi
kemudahan dan persepsi kemanfaatan untuk sebuah sistem EHR yang dinilai dari
berbagai macam karakteristik perawat seperi umur, jenis kelamin, pendidikan
terakhir dan masa kerja. Sami Kandha Dipura, Ramadin Ramadin MIKKI
(Majalah Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Indonesia) 7 (2), 2018
Manfaat EHR ini sangat penting dalam dunia kesehatan, khususnya bidang
keperawatan. Karena melalui alat ini perawat dapat terbantu dalam meningkatkan
kualitas, keamanan, dan konsistensi perawatan klien, dengan akses cepat dan
mudah ke informasi klinis yang berhubungan dengan kesehatan individu

1.3 Kelebihan EHR


Adapun menurut Fuad (2008), salah satu keuntungan yang dapat diperoleh
dari pengoperasian sistem EHR ini adalah mencegah kejadian medical error
melalui tiga mekanisme, yaitu :
1. Pencegahan adverse event
2. Memberikan respon cepat segera setelah terjadinya adverse event
3. Melacak serta menyediakan umpan balik mengenai adverse event
Selain itu ada 4 hal lainnya yang menjadi keuntungan dari rekam medis
terkomputerisasi ini, yaitu :
1. Fasilitas yang lebih lengkap
2. Dapat bergerak pada sistem informasi lain
3. Sebagai alat bantu yang lengkap
4. Sebagai bagian dari pekerjaan berlanjut yang otomatis (Sabarguna,2010)

1.4 Kekurangan EHR


Meskipun dalam penggunaannya sistem EHR mempunyai banyak kelebihan,
namun ada pula kekurangan yang terdapat dalam sistem EHR. Beberapa kekurangan
tersebut yaitu :
1. Sentuhan yang diberikan oleh perawat ke pasien menjadi berkurang karena
perawat lebih berfokus pada komputer dibandingkan dengan pasien
2. Adanya perubahan sistem dalam EHR membuat perawat bingung sehingga
memakan waktu lebih lama. Hal ini terjadi dalam tahap awal implementasi
EMR, dimana gangguan yang terjadi pada sistem komputer adalah kesulitan
mengorganisasikan informasi pada sistem tampilan layar komputer dan
kesulitan dalam memformat laporan
3. Pengisian data yang kurang lengkap dan kurang akurat maka data tersebut
tidak dapat dijadikan sebgai sumber informasi karena dapat berpotensi pada
masalah etik dan legalitas
4. Sistem EHR juga tidak dapat sepenuhnya menjamin secara keseluruhan
terhadap keselamatan pasien. Karena angka keselamatan pasien dipengaruhi
oleh koordinasi antar tim medis yang baik
5. Pendokumentasian secara elektronik dapat menurunkan proses berfikir kritis
bagi perawat dalam menyelesaikan permasalahan keperawatan yang muncul
pada pasien
6. Terdapat resiko tentang isu etik dan aspek legal dalam penggunaan
dokumentasi elektronik pada data kesehatan pasien, terutama yang berkaitan
dengan aspek kerahasiaan dan hak pribadi pasien
1.5 Implikasi EHR di Indonesia
Teknologi Electronic Health Record (EHR) dapat diterapkan di Indonesia
karena mampu membantu perawat dalam mendokumentasikan data kesehatan
pasien secara cepat dan lebih efisien. Saat ini beberapa instansi kesehatan di
Indonesia sudah mulai menerapkan sistem EHR, contohnya di RS AKADEMIK
UGM. Sistem pengimplementasian EHR belum diterapkan di seluruh instalasi.
Implementasi penuh baru dijalankan pada Instansi Rawat Jalan dan Instalasi
Gawat Darurat. Ini membuktikan bahwa penerapan sistem EHR belum
sepenuhnya merata. Dibutuhkan inovasi dan pembaruan yang lebih baik lagi agar
proses keperawatan pasien dapat berjalan secara baik dan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Sami Kandha Dipura, Ramadin Ramadin MIKKI (Majalah Ilmu Keperawatan


dan Kesehatan Indonesia) 7 (2), 2018

Fuad, A. (2008). Persiapan Tenaga Medis dalam Persiapan RKE di Indonesia


(Makalah dalam Seminar Sehari Rekam Kesehatan Elektronik). Jakarta

Hatta, G. (2011). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana.

Hayronen,K., Saranto, K., Nykanen, P. (2008).”Definition, Structure, Content,


Use and Impacts of Electronic Health Records: A Review of The Research
Literature”. International Journal of Medical Informatics Vol. 77,p. 291-304
[Internet]. Tersedia dalamwww.intl.elsevierhealth.com/journals/ijmi.

Sabarguna, B.S. (2009). Rekam Medis Terkomputerisasi. Jakarta: UI Press.


http://jmiki.aptirmik.or.id/index.php/jmiki/article/viewFile/66/51 (diakes pada
tanggal 22 Februari 2016 pukul 09.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai