itu,
untuk
menunjang
mutu
pelaksanaan
pelayanan
An Essential Technology for Health Care. Saat itu istilah yang digunakan
masih rekam medis/pasien berbasis komputer. Semenjak itu, seiring dengan
peRMEmbangan teknologi serta penerapannya dalam pelayanan kesehatan
berbagai konsep bermunculan. Pada akhir 1990an istilah tersebut berganti menjadi
rekam medis elektronik dan rekam medis elektronik.
Pada tahun 2008, National Alliance for Health Information Technology
mengusulkan definisi standar mengenai hal tersebut, Perkembangan istilah
tersebut menunjukkan bahwa RME tidak hanya sekedar berubahnya kertas
menjadi komputer.
Di indonesia, dalam UU no 29 tentang Praktik Kedokteran tahun 2004
pada bagian penjelasan pasal 46 ayat (1), yang dimaksud dengan rekam medis
adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.
Pengertian yang sama juga digunakan pada Permenkes 269/2008
mengenai rekam medis.Di dalam produk hukum tersebut disebutkan bahwa rekam
medis juga dapat berbentuk elektronik. Akan tetapi pengertian secara jelas
mengenai rekam medis elektronik atau bahkan seperti perkembangan saat ini
menjadi rekam medis elektronik tidak ditemukan.
Salah satu penggunaan IT dalam dunia kesehatan yang telah menjadi tren
dalam dunia pelayanan kesehatan secara global adalah rekam medik elektronik
(EHR), yang sebenarnya sudah mulai banyak digunakan di kalangan pelayanan
kesehatan Indonesia, namun banyak tenaga kesehatan & pengelola sarana
pelayanan kesehatan masih ragu untuk menggunakannya karena belum ada
peraturan perundangan yang secara khusus mengatur penggunaannya.
Dengan disahkannya RUU Informasi & Transaksi Elektronik (ITE)
menjadi UU ITE (UU no.11/2008). Sebagai UU pertama yang mengatur bidang
teknologi informasi (IT), banyak aspek dalam bidang IT menjadi tunduk pada UU
tersebut, termasuk penggunaan IT dalam dunia kesehatan, tidak ada lagi keraguan
bagi tenaga kesehatan & pengelola sarana pelayanan kesehatan untuk menerapkan
2. Mengumpulkan data pada titik pelayanan (Capture data at the point of care)
3. Mendukung pemberi pelayanan dalam pengambilan keputusan (Support
caregiver decision making).
Sedangkan Gemala Hatta menjelaskan bahwa EHR terdapat dalam sistem
yang secara khusus dirancang untuk mendukung pengguna dengan berbagai
kemudahan fasilitas untuk kelengkapan dan keakuratan data; memberi tanda
waspada; peringatan; memiliki sistem untuk mendukung keputusan klinik dan
menghubungkan data dengan pengetahuan medis serta alat bantu lainnya
Pelaksanaan Rekam Medis Elektronik
Pada prinsipnya penggunaan sistem rekam medis elektronik tidak bebeda jauh
dengan sistem rekam medis biasa atau manual yaitu dalam bentuk berkas, seperti
data sosial harus ada, catatan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, diagnosa, tindakan, terapi, rencana tindakan lanjut, baik dalam bentuk
berkas maupun dalam bentuk elektronik harus ada, dan isinya semua ini adalah
milik pasien serta harus dijaga kerahasiaannya.
Letak perbedaannya terdapat pada penuangan isi rekam medis, jika dalam
isi rekam medis manual dalam bentuk berkas, sedangkan rekam medis elektronik
tersimpan dalam komputer dengan bentuk data namun ada beberapa yang harus
tetap dalam bentuk berkas yaitu data identitas, informed consent, hasil konsultasi,
hasil radiologi, dan imaging
Rekam medis elektronik ditekankan bagaimana melindungi dan menjaga
isi rekam medis agar tidak bisa diakses oleh orang atau oknum yang tidak
bertanggung jawab maupun tidak punya wewenang dalam hal itu. Maka dari itu,
untuk pengaksesan rekam medis elektronik dibutuhkan keamanan ekstra.
Misalnya diberikan password atau kode pin bagi pasien untuk mengakses isi
rekam medis elektroniknya. Sedangkan bagi pengelola rekam medis atau operator
tentunya harus disumpah juga seperti tenaga kasehatan lainnya dalam rangka
mengoptimalkan kinerja dalam melayani masyarakat. Termasuk juga dalam
menjaga kerahasiaan rekam medis elektronik. Proses penyelenggaraan rekam
medis elektronik adalah sebagai berikut (Yusuf, 2013) :
memerlukan
pemeriksaan
penunjang
seperti
pemeriksaan
5.
6. Apabila pasien membutuhkan perawatan lebih lanjut, data rekam medis akan
dikirimkan ketempat perawatan pasien.
7. Semua hasil pemeriksaan, pengobatan selama ditempat perawatan rawat inap
akan diisikan kedalam komputer.
8. Setelah pasien selesai dirawat inap, maka data akan dikirim keserver untuk
disimpan.
Kekuatan dan kelemahan Rekam medis elektronik
Kekuatan RME:
1. Memungkinkan akses informasi secara cepat dan mudah
2. Memungkinkan adanya copy cadangan(duplikat) informasi yang dapat
diambil bila yang asli hilang atau rusak
3. Memproses transaksi dalam jumlah besar dan sulit secara cepat
Memungkinkan siap mengakses seara cepet untuk beragam sumber
professional
Memungkinkan mengakses secara lebih canggih dan dapat melihat
rancang yang sesuai dengan kehendak(customization).
Kelemahan RME:
1. Kurang definisi yang jelas
2. Sulit memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam
3. Kurangnya standarisasi
4. Adanya potensi ancaman terhadap provasi dan sekuritas
5. Biaya (Hatta, 2008)
Menurut Johan Harlan, Kelemahan RME adalah membutuhkan investasi awal
yang lebih besar daripada Rekam Medis kertas untuk:
1. Perangkat
keras,
Perangkat
lunak,
Biaya
penunjang
Waktu yang harus disediakan oleh key persons dan dokter untuk
mempelajari system dan merancangulang alur-kerja
2. Konversi Rekam Medis kertas ke Rekam Medis elektronik membutuhkan
waktu, sumberdaya, tekad, dan kepemimpinan
3. Resiko kegagalan system computer
4. Masalah pemasukan(entry) data oleh dokter