Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya lah penulis bisa menyelesaikan “Makalah

pengolahan sistem rekam medis” ini dengan judul “E-Health Record”. Makalah ini

disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah pengolahan sistem rekam medis

di semester IV ini. Disamping itu, makalah ini disusun sebagai bahan diskusi kelas

dan sebagai sarana untuk pembelajaran.

Kami menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam

makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan

kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi

sumber pengetahuan bagi kita semua.


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Electronik Health Record (EHR)

B. Komponen E-Health Record (EHR)

C. Manfaat E-Health Record (EHR)

D. Kelebihan dan Kekurangan E-Health Record (EHR)

E. Keamanan Data pada E-Health Record (EHR)

F. Penerapan E-Health Record (EHR)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan teknologi kesehatan serta


tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang lebih
berkualitas menuntut adanya pemanfaatan terhadap kemajuan teknologi antara
lain dikembangkannya system pendokumentasian kesehatan berbasis teknologi
informasi.

EHR mempunyai banyak manfaat, di antaranya memudahkan


penelusuran dan pengiriman informasi dan membuat penyimpanan lebih
ringkas. Dengan demikian, data dapat ditampilkan dengan cepat sesuai
kebutuhan. Pencatatan rekaman medis secara digital harus diketahui cara
sistem pencatatnnya dan perlu dikembangkan demi memajukan pelayanan
kesehatan yang lebih efektif dan efisien sehingga dapat menurunkan angka
kesalahan kerja medis. Peningkatan keselamatan pasien (patient safety) adalah
manfaat utama yang hendak dicapai rumah sakit bila mereka mengadopsi
EHR. Hampir semua responden menganggap peningkatan keselamatan pasien
bisa direalisasikan.

EHR dapat menyimpan data dengan kapasitas yang besar, sehingga


dokter dan staf medis mengetahui rekam jejak dari kondisi pasien berupa
riwayat kesehatan sebelumnya, tekanan darah, obat yang telah diminum dan
tindakan sebelumnya sehingga tindakan lanjutan dapat dilakukan dengan tepat
dan berpotensi menghindari medical error.

Beberapa rumah sakit di dunia telah berhasil mengimplementasikan


RKE pada area penelusuran pasien, staf medis, peralatan medis dan area
aplikasi lainnya. Di Amerika Serikat dan Eropa, alasan utama dari
pengadopsian teknologi RKE adalah untuk meningkatkan daya saing bisnis
dengan melakukan peningkatan keselamatan pasien dan menurunkan medical
error. Dua rumah sakit di Singapura dan diikuti oleh lima buah rumah sakit di
Taiwan juga telah mengimplementasikan EHR. Sedangkan di Indonesia hanya
beberapa Rumah Sakit yang telah menggunakannya dan biasanya
menggunakan rekam kesehatan manual dan elektronik seperti di RS.
Pertamina, RS. Melia dan RS. Cikini.

Akan tetapi, pemicu dari penerapan RKE di negara tersebut (Taiwan


dan Singapura) adalah untuk mereduksi gejolak sosial di masyarakat akibat
pandemi SARS pada tahun 2003. Setelah pandemi SARS dapat dieliminasi,
dalam perkembangannya, ternyata sebagian rumah sakit tersebut
mengembangkan RKE untuk mendapatkan manfaat yang bersifat tangible.
Contohnya, untuk mereduksi biaya dan waktu operasi maupun yang bersifat
intangible seperti meningkatkan kualitas pelayanan medis dengan tingkat
keberhasilan yang bervariasi (mulai dari penuh sampai parsial) (Wang etal.,
2005 dan Tzeng et al., 2008).

B. Rumusan Masalah

1) Apa itu E-Health Record ?


2) Apa saja Komponen E-Health Record ?
3) Apa manfaat E-Helath Record ?
4) Bagaimana kelebihan dan kekuranagn E-health Record ?
5) Bagaimana Keamanan data pada E-Health Record ?
6) Bagaimana penerapannya di Indonesia ?

C. Tujuan

1) Dapat mengetahui pengertian E-Health Record

2) Dapat megetahui Komponen E-Health Record

3) Dapat mengetahui manfaat E-Helath Record

4) Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan E-Health Record

5) Dapat mengetahui keamanan data pada E-Health Record

6) Dapat mengetahui bagaimana penerapaan E-Health Record


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Electronik Health Record (EHR)

Electronic Health Record (EHR) adalah suatu catatan elektronik


komprehensif dari informasi kesehatan pasien yang merupakan integrasi
beberapa database informasi kesehatan. Informasi yang diberikan meliputi
demografi pasien, catatan kemajuan, masalah, obat, tanda vital, riwayat medis
masa lalu, imunisasi, data laboratorium, dan laporan radiologi (National Center
for Research Resourses, 2006). Pada awalnya rekam kesehatan di Indonesia
masih dikenal dengan istilah rekam medis yang sampai saat inipun sebagian
rumah sakit di Indonesia masih menggunakan istilah yang sama. Rekam medis
yang memuat informasi evaluasi keadaan fisik dan riwayat penyakit pasien
amat penting dalam perencanaan dan koordinasi pelayanan pasien, bagi
evaluasi lanjut serta menjamin kontinuitas pelayanan yang diberikan. Oleh
karena itu kelengkapan, keakuratan dan ketepatan waktu pengisian harus
diupayakan dalam organisasi kesehatan karena amat penting bagi kelayakan
tindakan pelayanan dan rujukan. EHR bukanlah sistem informasi yang dapat
dibeli dan diinstal seperti paket word-processing atau sistem informasi
pembayaran dan laboratorium yang secara langsung dapat dihubungkan
dengan sistem informasi lain dan alat yang sesuai dalam lingkungan tertentu.

WHO menjelaskan bahwa EHR idealnya harus mampu :

1) Mengumpulkan data klinis, administrasi dan keuangan pada saat titik,

2) Pertukaran data lebih mudah antara profesional kesehatan untuk


memfasilitasi perawatan berkelanjutan,

3) Mengukur peningkatan dan kesehatan klinis hasil, membandingkan


hasil benchmark terhadap resiko dan memfasilitasi penelitian dan uji
klinis,
4) Menyediakan data statistik yang berharga pada waktu yang tepat dan
efisien untuk kesehatan masyarakat dan pemerintah kementerian
( pelaporan seperti data kesehatan adalah penting dalam deteksi dan
pemantauan wabah penyakit, serta menyediakan statistik bermakna dan
akurat untuk mengukur status kesehatan penduduk; dan manajemen
dukungan dalam pelaporan administrasi dan keuangan dan proses
lainnya ).

B. Komponen E-Health Record (EHR)

Menurut Johan Harlan, komponen fungsional EHR, meliputi:

1) Data pasien terintegrasi

2) Dukungan keputusan klinik

3) Pemasukan perintah klinikus

4) Akses terhadap sumber pengetahuan

5) Dukungan komunikasi terpadu

Untuk menunjang keberhasilan dalam membangun EHR di rumah


sakit, institusi dan vendor juga harus melihat dan mempertimbangkan
komponen dasar EHR seperti di bawah ini:

 Sistem Sumber Adalah pengambilan data untuk menunjang


infrastruktur yang berkaitan dengan EHR, meliputi:

1) Sistem administrasi

2) Financial/keuangan

3) Data klinis dari unit-unit

 Pengintegrasian data

1) Repository (gudang data) yang memusatkan data dari berbagai


komponen lain atau cara lain untuk mengintegrasikan data.
2) Rules Engine, yang menyediakan program logic yang dapat dipakai
untuk menunjang keputusan seperti; kewaspadaan dan pernyataan,
daftar permintaan (order set) dan protokol klinis.

Sumber pengetahuan, yakni membuat informasi yang selalu tersedia


bagi kepentingan sumber-sumber luar.

1) Gudang data (data warehouse) data spesifik yang dapat diproses


(yakni data agregat dan data yang akan dianalisis) yang
menghasilkan informasi yang amat berguna.

2) Memperoleh data dalam waktu yang tepat bagi pelayanan (at the
point of care) dan kemampuan untuk mengakses data, aturan dan
proses data (mined data) melalui data agregat dan analisis data.

Pengambilan keputusan untuk menunjang pelayanan kesehatan. Hal ini


dapat dilakukan dengan cara apapun termasuk memasukkan dan mengeluarkan
data melalui: terminal komputer, komputer pribadi, PC, Notebook, PDA,
sistem pengenalan suara, tanda tangan,dll.

C. Manfaat E-Health Record (EHR)

Penggunaan sistem komputer atau EHR ini sangatlah bermanfaat dalam


keperawatan kesehatan. Melalui alat ini dapat meningkatkan kualitas,
keamanan, dan konsistensi perawatan klien, dengan akses cepat dan mudah ke
informasi klinis yang berhubungan dengan kesehatan individu. sistem ini
menyediakan informasi dan sumber terbaik pada praktek klinis dan merupakan
suatu alat yang secara cepat masuk dengan semua anggota tim kesehatan
termasuk perawat. Perawat dapat mengakses informasi dari petugas kesehatan
lain untuk memberikan perawatan berkualitas.

Selain itu, dengan adanya data akan memberikan informasi dan


keakuratan data, yang akan sangat menentukan ketepatan informasi. Software
data individu merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
memperoleh data secara akurat dan tepat waktu. Informasi merupakan hal
yang penting bagi individu dan disiplin ilmu keperawatan karena dengan
informasi dapat membantu menentukan tindakan asuhan keperawatan sehingga
perawat dapat memberikan pelayanan paripurna serta berkualitas.
Dokumentasi merupakan salah satu bagian dari proses keperawatan dan
merupakan bukti legal serta sumber informasi bagi kelanjutan pelayanan
kesehatan klien di masa yang akan datang.

Manfaat lainnya adalah Untuk tenaga kesehatan termasuk perawat


penggunaan teknologi komputer menyediakan akses secara cepat yang menjadi
informasi penting tentang kesehatan atau penyakit dari seorang individu
(klien). Bagi klien tentu tidak lagi harus mengulang beberapa kali informasi
kesehatan atau riwayat kesehatan baik dari tenaga kesehatan satu maupun
tenaga kesehatan berikutnya.

Electronik Health Record dilaporkan memiliki manfaat sebagai berikut


yaitu :

1) Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan

2) Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip

3) Penyimpanan data (Record )pasien menjadi lebih lama

4) EHR yang dirancang dengan baik akan mendukung ototnomi yang


dapat dipertanggung jawabkan

5) Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat


membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat juga.

6) Meningkatkan produktivitas bekerja

7) Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan.


(Meredith 2009)

Sedangkan menurut Holmas (2003, dalam Sitorus 2006) terdapat


beberapa keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:

1) Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah


dan cepat diketahui.
2) Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus
meningkatkan waktu perawat berfokus pada pemberian asuhan .

3) Accessibility & legibility, mudah membaca dan mendapat informasi


klinik tentang semua pasien dan suatu lokasi . ( N Sukesi -- Jurnal Ilmu
dan Teknologi Kesehatan, 2017 )

D. Kelebihan dan Kekurangan E-Health Record (EHR)

a. Kelebihan E-Health Record (EHR)

Dokumentasi kesehatan secara elektronik dengan Electronic


Health Record memungkinkan penyediaan layanan kesehatan untuk
mengelola dan memberikan perawatan secara efisien. Program ini
membantu penyediaan informasi layanan kesehatan di seluruh rumah
sakit di Indonesia (nasional) maupun secara internasional. Electronic
Health Record merupakan cara yang aman berbagi informasi secara
elektronik yang membuat individu dapat mengambil keputusan tentang
kesehatan, karena informasi akan membantu mendiagnosa masalah
kesehatan secara lebih cepat, mengurangi kesalahan medis, dan
memberikan pelayanan keperawatan yang lebih aman dengan biaya
lebih rendah.

Dalam keadaan darurat, petugas kesehatan dituntut untuk


bertindak secara cepat dan tepat, dengan menggunakan Electronic
Health Record memungkinkan adanya informasi yang tersimpan secara
relevan seperti alergi, penyakit kronis, alergi obat serta diagnosis lain
yang penting sehingga tindakan dapat segera dilakukan. Dengan
kemajuan teknologi seperti Electronic Health Record dan berbagai
macam terminologi dalam asuhan keperawatan tentu membutuhkan
pemahaman dan persepsi yang sama antar perawat sehingga
dibutuhkan keseragaman dalam standar terminologi yang digunakan.

EHR juga dapat mendukung suatu uji coba, kolaborasi riset dan
studi retrospektif. Adanya data yang dimasukkan secara elektronik juga
dapat menurunkan terjadinya duplikasi dalam memasukkan data
(dengan sdikit kesalahan), meningkatkan terjadinya follw-up serta
meningkatkan analisa data.Survey yang dilakukan oleh Glaser, et al.
menemukan bahwa memasukkan data dengan EHR khususnya data
laboratorium mempunyai prioritas yang paling tinggi dalam teknologi
informasi.

Dokumentasi EHR ini menghabiskan waktu yang jauh lebih


sedikit dibanding pencatatan dengan kertas ataupun melakukan
pencatatan pada kertas baru dipindah ke sistem elektronik. Data tentang
demografi dan riwayat kesehatan pasien sebelumnya menjadi konstan.
Oleh akrena itu para tenaga kesehatan mempunyai lebih banyak waktu
untuk mengetahui tentang penyakit atau perkembangan penyakit pasien
yang bisa diketahui dengan penelusuran literature dan melihat dari
hasil-hasil riset terkini.

Menurut ( Selly Armenia A, 2012 ) Kelebihan Electronik Health


Record (EHR) yaitu:

1) Penurunan biaya baik biaya oleh pasien maupun administrasi


rumah sakit karena semua tersimpan dalam sistem tanpa sheet,

2) Meningkatkan kualitas pelayanan, pelaksanaan sistem ini akan


membantu mengurangi penderitaan pasien karena kesalahan medis
dan ketidakmampuan para analis untuk menilai suatu kualitas
kesehatan

3) Mendukung bukti pengobatan, artinya pasien dengan leluasa


mendapatkan pengetahuan tentang praktik medis yang efektif

4) Menjaga catatan dan mobilitas pasien, dengan sistem ini akan


mempermudah klien mengakses seluruh kebutuhan bahkan sampai
janji pengobatan dan perawatan serta mengikuti suatu prosedur.
5) EHR dapat digunakan sebagai salah satu masukan penting dalam
mengukur keberhasilan program kesehatan di instansi pelayanan
yang ada.

b. Kekurangan E-Health Record (EHR)


EHR merupakan salah satu software buatan manusia yang tidak
lepas dari banyak kekurangan. Sistem ini menyimpan semua data dari
pasien pertama kali masuk RS dan isinya mengenai semua yang
berkaitan dengan kesehatan pasien. apabila ada kesalahan input data,
maka akan mempengaruhi rencana-rencana atau tindakana selanjutnya
bagi pasien. selain itu, jika ssistem mengalami gangguan atau terkena
hack dan virus maka semua data yang ada akan hilang, ini akan sangat
merugikan bagi pengguna. Setidaknya sebagai seorang perawat kita
bisa pandai menggunakan sistem perkembangan tekhnologi dengan
baik agar dapat meminimalkan kesalahan atau kerusakan
Menurut ( Selly Armenia A, 2012 ) Kekurangan E-Health
Record (EHR) yaitu:
1) Membutuhkan banyak waktu untuk memahami cara memasukkan
data,

2) Biaya banyak untuk menyediakan provider dan staf tekhnologi


termasuk kemungkinan menurunkan cost dokter dan perawat.

E. Keamanan Data pada E-Health Record (EHR)


Dalam pasal 13 ayat (1) huruf b permenkes 269 tahun 2008 tentang
pemanfaatan rekam medis “sebagai alat bukti hokum dalam proses
penegakkan hokum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakkan
etika kedokteran dan etika kedokteran gigi”. Karena rekam medis merupakan
dokumen hukum.maka keaman berkas sangatlah penting untuk menjaga
keotentikan data baik Rekam Kesehatan kertas maupun E-Health Record
(EHR)
EHR juga merupakan alat bukti hukum yang sah. Hal tersebut juga
ditunjang dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
pada pasal 5 dan 6 yaitu:
Pasal 5 pada ayat :
1) Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti hokum yang sah.

2) Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti
yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.

3) Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dinyatakan sah apabila


menggunakan system elektronik yang sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalan Undang-Undang ini.

Pasal 6 :

Dalam hal terdapat ketentuan lain selain yang diatur dalam pasal 5 ayat
(4) yang mensyaratkan bahwa suatu informasi harus berbentuk tertulis atau
asli, Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dianggab sah
sepanjang informasi yang tercantum di dalamnya dapat diakses, ditampilkan,
dijamin keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga
menerangkan suatu keadaan.

Dalam Sabarguna 2008 menyebutkan bahwasanya keamanan computer


mencakup empat aspek yaitu privacy, integrity, authentication, availability,
sedangkan untuk dunia kedokteran maka terdapat aspek lain yang harus juga
diperhatikan yaitu access control dan non-repudiation.

1. Privacy atau confidentiality

Hal utama dari aspek Privacy atau confidentiality adalah bagaimana


untuk menjaga informasi dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak untuk
mengakses informasi tersebut.

Data rekam medis yang berisi riwayat kesehatan pasien yang bersifat
rahasia harus dapat dijaga kerahasiaanya, karena infomasi tersebut merupakan
milik pasien. Sedangkan dokumennya merupakan milik dokter,dokter gigi,
atau sarana pelayanan kesehatan . seperti yang tertuang pasa pasal 47 UU
praktik kedokteran no 29 tahun 2004.

2. Integrity

Integrity berkaitan mengenai perubahan informasi. Seperti yang


tertuang dalan permenkes 269 tahun 2009, pasal 5 ayat 6 “Pembetulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan dengan cara
pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf
dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.”

Pencoretan tentu saja tidak bias dilakukan dalam rekam kesehatan


elektronik. Oleh karena itu diperlukan pengamanan atau proteksi yang lebih
yaitu tidak begitu saja menghapus data yang tersimpan dalam rekam kesehatan
elektronik tersebut dan segala perubahanya dapat diketahui.

3. Authentication

Authentication berhubungan dengan akses terhadap informasi. Dalam


rekam medis tidak semua tenaga kesehatan dapat memasukkan data atau
melakukan perubahan data. Setiap tenaga kesehatan mempunyai kapasitanya
masing-masing. Oleh karena itu perlu adanya pembatasan akses. Setiap
perubahan harus ada pertanggungjawaban. Pada pasal 46 UU praktik
kedokteran no 29 tahun 2004 menyebutkan bahwa “ setiap catatan rekam
medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang
memberikan pelayanan atau tindakan”. Dan pada pasal yang sama ayat (3)
menyebutkan “apabila dalam pencatatc rekam medic menggunakan teknologi
informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan
menggunakan nomor identitas pribadi(PIN).”

Pada Rekam Kesehatan Elektronik juga wajib diberi tanda tangan


untuk pertanggungjawaban. Hal tersebut diatur dalam pasal 11 UU ITE yaitu :
Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hokum akibat hokum yang sah
selama memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Data pembuatan tanda tangan elektronik terkait hanya kepada penanda
tangan.

2. Data pembuatan tanda tangan elektronik pada saat proses


penandatanganan elektronik hanya berada dalam kausa penanda
tangan.

3. Segala perubahan terhadap tanda tangan elektronik yang terjadi setelah


waktu penandatanganan dapat diketahui.

4. Segala perubahan terhadap informasi elektronik yang terkait tanda


tangan elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat
diketahui.

5. Terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa


penandatanganannya.

6. Terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa penanda tangan telah


memberikan persetujuan terhadap informasi elektronik terkait.

4. Availability

Availability atau ketersediaan adalah aspek yang menekan pasa


tersediaan informasi ketika dihubungkan oleh pihak-pihak yang terkait.

Sebagai alat kominikasi rekam medis harus selalu terseedia secara


capet dan dapat mempilkan kembali data yang telah tersimpan sebelumnya.
Untuk rekam kesehatan ekektronik juga harus mempunyai sifat ketersediaan.
Hal tersebut diatur dalam UU ITE pasal 16 yaitu : Sepanjang tidak ditentukan
lain oleh undang undang tersendiri, setiap Penyelengaraan Sistem Elektronik
wajib mengoperasikan sisten elektronik yang memenuhi persyaratan minimum
sebagai berikut :

1. Dapat menampilkan kembali Informasi elektronik dan/atau dokumen


elektronik secara utuh sesuai dengan masa retensi yang diterapkan
dalam peraturan perundang-undangan.
2. Dapat melindungi ketersediaan, keutuhan. Keoutentikan, kerahasiaan.
Dan keteraksesan informasi elektronk dalam Penyelengaraan Sistem
Elektronik tersebut.

3. Dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam


Penyelengaraan Sistem Elektronik tersebut.

4. Dilengkapi dangan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan


bahasa, informasi, atau symbol yang dapat dipahami oleh pihak yang
bersangkutan dengan Penyelengaraan Sistem Elektronik tersebut.

5. Memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan,


kejelasan, dan kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk.

5. Access Control

Access control adalah aspek yang menekankan pada cara pengaturan


akses terhadap informasi. access control dapat mengatur siapa-siapa saja yang
berhak untuk mengakses infomasi atau siapa-siapa saja yang tidaak berhak
mengakses informasi.

6. Non-Repudiation

Aspek ini erat kaitannya dengan suatu transaksi atau perubahan


informasi. Aspek ini mencegah agar seseorang tidak dapat menyangkal telah
melakukan transaksi atau perubahan terhadap suatu informasi.

F. Penerapan E-Health Record (EHR)


Implementasi EHR merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan bagi
setiap sarana pelayanan kesehatan yang dipicu oleh usaha peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan pemahaman bersama dalam strategi
implementasi EHR . Kunci sukses implementasi EHR di pelayanan kesehatan
Indonesia tidak terlepas dari peran serta pemerintah dalam menyiapkan
kebijakan terkait dengan implementasi EHR seperti, standarisasi model EHR
yang sesuai di sarana pelayanan kesehatan Indonesia serta tersedianya
peraturan pemerintah yang terkait implementasi EHR. Memulai EHR
membutuhkan pengukuran kesiapan organisasi yang berhubungan dengan
tujuan, penkajian dasar dan fakta sebelum memulai. Merencanakan dengan
hati-hati transisi dari paper-based ke EHR diperlukan untuk meminimalisir
gangguan. Selain itu, identifikasi peran dari setiap departemen dalam proses
dan dampak jika teknologi diterapkan. Selanjutnya, desain, pengujian,
penginstallan aplikasi, lalu meminta feedback dari pengguna layanan (users).
Berikan waktu yang adekuat untuk pengguna untuk menghasilkan suatu uji
quality assurance yang baik, pengguna dalam hal ini adalah tenaga
keperawatan perlu berpartisipasi untuk dapat familiar dengan sistem yang
akan dipakai kedepan, perlu disampaikan fungsinya, berbagi pengalaman
mereka dengan semua departemen untuk mengantisipasi masalah sebelum
terjadi.
Di Indonesia sendiri EHR ini sangat mungkin untuk diterapkan, namun
hal ini harus disertai dengan kesiapan dari rumah sakit dan tenanga kesehatan
itu sendiri sebagai pengguna alat ini. Sebelum alat ini digunakan sumber daya
manusia harus sudah dipastikan terlebih dahulu, apakah mampu atau tidak.
Penenrapan alat ini juga akan meningkatkan biaya oprasional untuk rumah
sakit yang menerapkannya. Beberapa penelitian yang dilakukan, ditemukan
bahwa tidak ada perubahan dari penggunaan sistem HER di beberapa rumah
sakit. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor seperti kurangnya SDM,
kurangnya minat tenaga kesehatan untuk memanfaatkannya secara maksimal,
serta ketidak disiplinan dalam penggunaan alat ini.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Electronic Health Record (EHR) adalah suatu catatan elektronik
komprehensif dari informasi kesehatan pasien yang merupakan integrasi
beberapa database informasi kesehatan. Informasi yang diberikan meliputi
demografi pasien, catatan kemajuan, masalah, obat, tanda vital, riwayat medis
masa lalu, imunisasi, data laboratorium, dan laporan radiologi (National Center
for Research Resourses, 2006). Dokumentasi EHR dapat diisi oleh para
pemberi pelayanan klinik mulai dari dokter, perawat, dokter gigi dan lainnya
bertujuan meningkatkan efisiensi, akurasi serta mengurangi waktu
pencatatan yang sering memakan waktu lama. Sistem ini dilakukan dengan
cara komputerisasi sehingga membutuhkan SDM yang mana SDM tersebut
mencatatkan hasil pendokumentasiannya kedalam komputerissi yang
kemudian dapat diakses oleh para anggota medis lainnya. Sehingga
memudahkan perawat ketika mencari data pasien ataupun meneruskan
pendokumentasian pasien ketika pergantian shift.

Implementasi EHR merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan bagi


setiap sarana pelayanan kesehatan yang dipicu oleh usaha peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan pemahaman bersama dalam strategi
implementasi EHR . Kunci sukses implementasi EHR di pelayanan kesehatan
Indonesia tidak terlepas dari peran serta pemerintah dalam menyiapkan
kebijakan terkait dengan implementasi EHR seperti, standarisasi model EHR
yang sesuai di sarana pelayanan kesehatan Indonesia serta tersedianya
peraturan pemerintah yang terkait implementasi EHR. Di Indonesia sendiri
EHR ini sangat mungkin untuk diterapkan, namun hal ini harus disertai dengan
kesiapan dari rumah sakit dan tenanga kesehatan itu sendiri sebagai pengguna
alat ini. Sebelum alat ini digunakan sumber daya manusia harus sudah
dipastikan terlebih dahulu, apakah mampu atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Haryadi Amran Darwito, dkk. 2016. Jurnal, IMPLEMENTASI SISTEMKEAMANAN


SHARING ELECTRONIC HEALTH RECORD ( EHR ) BERBASIS 3DES.
Prosiding SENTIA 2016 -- Politeknik Negeri Malang Volume 8 -- ISSN: 2085-2347.

Selly Armenia A (2012 ) -- Jurnal, ELEKTRONIC HEALTH RECORD ( EHR ).


Original file by Hafna Ilmy Muhalla .

Anda mungkin juga menyukai