Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, teknologi telah menjadi bagian dari hidup kita. Baik dari
segi ekonomi, sosial budaya, agama, dll. Terlebih lagi dalam dunia kerja saat
ini. Tanpa adanya teknologi seperti laptop, gadget, smartphone, dan teknoogi
lain, seakan kita tidak bisa bekerja tanpa mereka. Itu semua karena tuntutan
pada zaman sekarang, yang mengharuskan kita untuk selalu belejar tentang
teknologi baru.
Rumah sakit adalah instansi pelayanan kesehehatan di masyarakat. Yang
tergabung dari berbagai pelayanan kesehatan. Pemberian pelayanan kesehatan
dan tindakan dapat mempengaruhi kenyamanan pasien. Apabila semakain
besarr jasa pelayanan rumah sakit, maka akan semakin kompleks pula jenis
tindakan dan pelayanan yang harus diberikan dan harus tetap dalam satu
koordinasi terpadu. Karen selain memberika pelayanan kesehatan, Rumah
sakit juuga perlu mengelola dana untuk operasional rumah sakit. Oleh karena
itu, maka rumah sakit besar penting untuk mengenal sistem komputer untuk
membantu manajemen yang sebelumnya menggunakan sistem manual.
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah sistem yang berurusan
dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk
kegiatan rumah sakit. Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang
berbasis komputer (Komputer Based Hospital Information System) di
Indonesia dimulai pada akhir dekade 80’an. Salah satu rumah sakit yang pada
waktu itu telah memanfaatkan komputer adalah Rumah Sakit Husada.
Rekam medis merupakan salah satu kegiatan dalam rumah sakit. Rekam
medis merupakan salah satu subsistem dari sistem informasi rumah sakit.
Peranan rekam medis sangat penting dan melekat erat dengan kegiatan
pelayanan kedokteran maupun pelayanan kesehatan. Sistem pencatatan rekam
medis bisa secara manual ataupun elektronik (digital). Dalam melakukan
kegiatan dan pengelolaan rekam medis terdapat beberapa aspek hukum yang
harus diperhatikan, baik itu rekam medis dilakukan secara manual apalagi
dilakukan secara elektronik, agar terjamin kepastian dan perlindungan hukum
bagi semua komponen yang terlibat dalam pelayanan kedokteran ataupun
pelayanan kesehatan di rumah sakit.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian rekam medis elektronik ?
2. Bagaimana sistem rekam medis elektronik ?
3. Bagaimana konsep rekam medis elektronik ?
4. Bagaimana komponen rekam medis elektronik ?
5. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dari rekam medis elektronik ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu rekam medis elektronik
2. Untuk mengetahui sistem rekam medis elektronik
3. Untuk mengetahui konsep rekam medis elektronik
4. Untuk mengetahui komponen rekam medis elektronik
5. Untuk mengetahui segi positif dan negatif rekam medis elektronik

D. Manfaat Penilitian
Untuk mengetahui teknologi rekam medis berbasis elektronik atau komputer
BAB II
PEMBAHASAN

A. Rekam Medis Elektronik


Kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan oleh manajemen rumah
sakit untuk pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)
yang terintegrasi. Tujuan utama SIMRS adalah efisiensi dan kecepatan
pelayanan serta untuk pengambilan keputusan direksi, baik menyangkut
keputusan terhadap masalah logistik, administrasi dan keuangan. Kemajuan
ini telah melahirkan paradigma baru dalam manajemen informasi kesehatan
termasuk didalamnya manajemen rekam medis elektronik (digital) yang telah
merubah pola pikir dan pola tindak para praktisi profesi rekam medis, para
ahli manajemen informasi kesehatan, para praktisi hukum dan para arsiparis
(profesi kearsipan).
Perubahan tersebut juga telah diikuti dengan penyesuaian dalam
peraturan perundang-undangan, dimana Permenkes No. 749a tahun 1989
tentang rekam medis belum menyinggung mengenai rekam medis elektronik
sedangkan Permenkes tentang rekam medis yang baru yaitu Permenkes No.
269 tahun 2008 telah terdapat aturan rekam medis elektronik. Dengan
demikian Permenkes No. 269 tahun 2008 tentang rekam medis ini menjadi
dasar hukum penerapan rekam medis elektronik di Indonesia.
Rekam medis elektronik adalah setiap catatan, pernyataan, maupun
interpretasi yang dibuat oleh dokter atau petugas kesehatan lain dalam rangka
diagnosis dan penanganan pasien yang dimasukkan dan disimpan dalam
bentuk penyimpanan elektronik (digital) melalui sistem komputer. “Electronic
Medisal Record (EMR): an electronic sistem automate paper-base medisal
record”
“Rekam Medis Elektronik (RME) adalah suatu sistem rekam medis yang
menggunakan elektronik berdasarkan lembaran kertas/berkas rekam medis.”
Rekam medik elektronik merupakan catatan  rekam medik pasien  
seumur  hidup  pasien  dalam  format  elektronik    tentang  informasi 
kesehatan  seseorang    yang  dituliskan    oleh  satu  atau  lebih  petugas 
kesehatan secara terpadu dalam tiap kali pertemuan antara petugas kesehatan
dengan klien. Rekam medik elektronik  bisa  diakses  dengan  computer  dari 
suatu  jaringan  dengan  tujuan  utama menyediakan  atau  meningkatkan 
perawatan  serta  pelayanan  kesehatan  yang efesien  dan  terpadu 
Rekam medik elektronik (rekam medik berbasis-komputer) adalah
gudang penyimpanan informasi secara elektronik mengenai status kesehatan
dan layanan kesehatan yang diperoleh pasien sepanjang hidupnya, tersimpan
sedemikian hingga dapat melayani berbagai pengguna rekam yang sah

B. Sistem Data Klinis Rekam Medik Elektronik


1. Rekam medik masing-masing pasien           
Isi rekam medik individual hendaknya mencerminkan sejarah
perjalanan kondisi kesehatan pasien mulai dari lahir sampai
berlangsungnya interaksi mutakhir antara pasien dengan rumah sakit. Pada
umumnya struktur rekam medik individual ini terdiri dari daftar masalah
sekarang dan masa lalu serta catatan-catatan SOAP (Subjective, Objective,
Assessment, dan Plan) untuk masalah-masalah yang masih aktif.
2. Rangkuman data klinis untuk konsumsi manajer rumah sakit, pihak
asuransi (data claim), kepala unit klinis, dan institusi terkailt sebagai
pelaporan. Suatu rangkuman data klinis yang penting misalnya
mengandung jumlah pasien rawat inap menurut cirri-ciri demografis, cara
membayar, diagnosis dan prosedur operatif.
3. Registrasi penyakit
Misalnya kanker, merupakan sistem informasi yang berbasis pada
suatu komunitas atau wilayah administratif, mencakup semua kejadian
penyakit tertentu (misalnya segala jenis kanker) di antara penduduk yang
hidup d wilayah yang bersangkutan.
4. Data Unit Spesifik
Suatu sistem informasi mungkin diperlukan untuk mengelola unit
tertentu di rumah sakit. Sebagai contoh, unit-unit farmasi, laboratorium,
radiology dan perawatan memerlukan data inventory bahan-bahan habis
pakai dan utilisasi jenis-jenis pelayanan untuk merencanakan dan
mengefisienkan penggunaan sumber daya.
5. Sistem kepustakaan medik dan pendukung pengambilan keputusan klinis
Untuk menunjang keberhasilan pelayanan klinis kepada pasien
diperlukan sistem untuk mengarahkan klinisi pada masalah spesifik,
merekomendasikan keputusan klinis berbasis pada probabilitas kejadian
tertentu.
6. Paspor kesehatan (patient-carried records)
Rangkuman medik yang dibawa pasien memungkinkan pelayanan
kesehatan darurat di tempat-tempat yang jauh dari rumahnya. Rekam
medik ini mungkin dalam bentuk kertas, microfiche atau smartcard format

C. Konsep Rekam Medik Elektronik


Konsep dasar dalam sistem rekam medik elektronik adalah
menambahkan alat-alat manajemen informasi untuk dapat menghasilkan hal-
hal sebagai berikut:
1. Peringatan dan pewaspadaan klinik (clinical alerts and reminders)
a. Pewaspadaan meliputi adanya hasil pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan penunjang lain yang abnormal
b. Peringatan meliputi hasil pengecekan farmakologis terhadap perintah
pemberian obat; adanya riwayat reaksi alergi thdobat, kontraindikasi
pemberian obat, dosis obat yang tidak sesuai
2. Hubungan dengan sumber pengetahuan untuk penunjang keputusan
layanan- kesehatan (health-care decision support)
Hal ini didasarkan atas praktek kedokteran berbasiskan-bukti
(evidence-based medicine). Dalam pelaksanaannya, klinikus melakukan
pencarian & penarikan hasil analisis meta yg sesuai dgn kondisipasien yg
ditangani pada Web. Program pengambilan keputusan dapat
diinkorporasikan dalam rekam medik  elektronik, pengguna memasukkan
data pasiennya & memperoleh saran untuk penanganan pasien.
3. Analisis data agregat
a. Uji klinik konvensional, data dikumpulkan dari pasien, dimasukkan ke
dalam basis-data komputer & dianalisis dengan program statistic
b. Rekam medik elektronik memungkinkan klinikus memperoleh data
rutin dan non rutin. Data rutin dapat langsung diperoleh (dalam
bentuksiap olah) dari basis-data rekam medik. Sedangkan data non-
rutin dapat dikumpulkan pada waktu pemeriksaan pasien &
dimasukkan dalam rekam medik.
4. Perintah dokter melalui computer (CPOE; computerized physician order
entry)
Dilakukan baik itu melalui data bentuk bebas (informasi teks)
maupun bentuk kode (data terstruktur).
5. Pengambilan data sinyal biologis secara otomatis (automatic data capture)
a. Sinyal digital, menampilkan nilai-nilai diskret dari suatu himpunan
nilai tertentu, mis. tekanandarah, frekuensi nadi, dan densitas jaringan
(CT-scan, MRI).
b. Sinyal analog, menampilkan nilai-nilai dalam rentang kontinu, mis.
elektrokardiogram (EKG), dan densitas jaringan (radiologi
konvensional). Sistem komputer hanya dapat mengakuisisi data digital.
Oleh karena itu, sinyal analog harus dikonversi terlebih dahulu
menjadi sinyal digital dengan ADC (analog-to-digital conversion)

D. Komponen Rekam Medik Elektronik


Komponen penting yang mengacu pada kebutuhan
1. Record format
Bentuk yang sesuai contoh berbagai pelayanan sesuai kebutuhan.
2. Sistem performance
Seperti pemanggilan kembali, serta mudah dalam pengubahan data.
3. Reporting capabilities
Kelengkapan dokumen, mudah untuk dimengerti dan standar laporan
4. Training and implementation
Pelatihan yang minimal untuk menggunakan dengan benar.
5. Control and acces
Untuk mengakses bagi yang berwenang tapi terlindung dari
penyalahgunaan.
6. Intelegence
Seperti sistem bantu keputusan, sistem tanda baca yang sesuai.
7. Linkages
Terkait dengan berbagai pelayanan lain, perpustakaan, database pasien
dan keuangan.
8. Record content
Meliputi standarisasi formulir dan isi, sesuai dengan kode penyakit dan
tujuan layanan.
Komponen Penting Penggunaan Rekam Medik pada Individual
1. Patient Care Delivery (consumers)
Untuk pasien dan keluarga.
2. Patient Care Management and Support
Untuk manajer mutu, informasi kesehatan dan manajemen para
professional dan administrasi.
3. Lain-lain,
Seperti akreditasi, kebijakan pemerintah dan penelitian.
4. Patient Care Reimbursment
Untuk manajer keuangan dan penagihan asuransi.
5. Patient Care Delivery (Provider)
Seperti perawat, dokter, dan ahli farmasi. 
Penggunaan Rekam Medik oleh Institusi
1. Research
Penelitian penyakit dan kesehatan umum
2. Education
Untuk pendidikan dokter, perawat, kesehatan masyarakat
3. Accreditation
Akreditasi, institusi, dan para profesional
4. Reimbursment of care
Untuk kerjasama penagihan antara pusat pelayanan
5. Management and review of care
Untuk peer rewiev, menjaga mutu dan utilization review dan manajemen
pelayanan.
6. Health Care Delivery (Inpatient and outpatient)
Untuk aliansi pelayanan, jaringan pelayanan, pengmbangan administrasi
pembebanan.

E. Kelebihan dan Kekurangan Rekam Medik Elektronik


1. Kelebihan
a. Dapat meminimalkan  human eror, karena rekam medik elektronik
dapat menghasilkan peringatan dan kewaspadaan klinik. 
b. Dapat berhubungan dengan sumber pengetahuan untuk penunjang
keputusan layanan kesehatan. 
c. Rekam medik elektronik dapat melakukan pengambilan data sinyal
biologis secara otomatis.
d. Dengan rekam medik elektronik dapat memasukkan data pasien dan
memperoleh saran utuk penanganan pasien
e. Dengan rekam medik elektronik data rutin dapat langsung diperoleh
(dalam bentuk siap olah ) dari basis data rekam medik. Sedangkan data
non rutin dapat dikumpulkan pada waktu pemeriksaan pasien dan
dimasukkan dalam rekam medik.
f. Ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan medik, sehingga mutu
pelayanan atau asuhan akan semakin baik.
g. Kemudahan penyajian data sehingga penyampaian informasi akan
lebih efektif.
h. Pembentukan database yang memungkinkan penelitian, simulasi dan
pendidikan tenaga medik maupun paramedik, berdasarkan data yang
nyata.
i. Efisiensi pemanfaatan sumber daya dan biaya dengan sistem
penyediaan bahan (inventory) yang dapat menekan biaya
penyimpanan, pemesanan barang maupun biaya stockout, manajemen
utilisasi menyangkut tindakan atau prosedur yang tidak perlu, dan lain-
lain.
2. Kekurangan
a. Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medik
kertas untuk  pengadaan perangkat keras, lunak, dan biaya penunjang.
b. Waktu yang harus disediakan oleh key person dan perawat dalam
mempelajari sistem dan merancang ulang alur kerja memerlukan
waktu yang lama.
c. Konversi Rekam medik kertas ke rekam medik elektronik memerlukan
waktu, sumber daya, tekad dan kepemimpinan.
d. Resiko kegagalan pada sistem computer
e. Problem dalam pemasukan data oleh petugas kesehatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rekam medis elektronik (RME) adalah setiap catatan, pernyataan,
maupun interpretasi yang dibuat oleh dokter atau petugas kesehatan lain dalam
rangka diagnosis dan penanganan pasien yang dimasukkan dan disimpan
dalam bentuk penyimpanan elektronik (digital). RME memiliki sistem dan
konsep yang hampir sama dengan rekam medis manual, bedanya hanya RME
Menggunaan teknologi modern. Komponen RME didasarkan atas kebutuhan
pasien, baik untuk individu maupun untuk instansi. Yang membedakan hanya
penggunaannya. RME memilki kelebihan lebih banyak dibanding
kekurangannya. Sehingga RME lebih efektif untuk menunjang pelayanan di
rumah sakit

B. Saran
Kita sebagai pelayan kesehatan di masa mendatang alangkah baiknya
mengenal, mempelajari, dan menerapkan RME di masa depan. Untuk
mewujudkan Indonesia yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

https://villavos.wordpress.com/2015/07/10/rekam-medis-elektronik-electronic-
medical-record/ (13-10-2016/07.57)

Moody, L.E, et.al. 2004. Electronic health records documentation in nursing:


Nurses,  perception, attitues, and preferences. Journal Computer, Informatics,
Nursing. Vol 22, No.6, 337-344, Lippincott Williams & Wilkins, Inc.

Potter dan Perry. 2009. Fundamental of Nursing 7th Edition. Missouri: St. Louis.

Sabarguna, Boys. 2005. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Bandung:


Amanah.

Shortliffe, H. Edward. Medikal informatics : computer applications in helath


care. Springer

Thede, L, 2008. Electronic Personal Health Records: Nursing’s Role. OJIN: The
Online Journal of Issues in Nursing Vo. 14 No. 1

Anda mungkin juga menyukai