PENGEMBANGAN PELAYANAN
RUMAH SAKIT X
KOTA Y
Disusun oleh:
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas izin dan rahmat-Nya penyusunan “Studi Kelayakan Bisnis Pengembangan
Pelayanan Operasi Batu Ginjal dengan metode PerCutaneous Nephro Lithotomy
(PCNL)” ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Studi
Kelayakan Proyek ini dibuat berdasarkan hasil diskusi internal kelompok 1 yang
kemudian didiskusikan dengan rekan-rekan satu kelas dan dosen pengampu mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Penyusunan studi kelayakan bisnis ini tidak akan selesai sebagaiaman mestinya tanpa
bantuan dan dukungan dari beberapa Pada kesempatan yang sama kami ucapkan terima
kasih atas bantuan dan dukungan yang telah kepada :
1. Karjono, SKM, SIP, MARS. selaku dosen pengampu.
2. Semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
pengumpulan data dan pembuatan Studi Kelayakan bisnis ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB VI ANALISIS KEUANGAN ..................................................................... 58
6.1 Rencana Investasi Dan Sumber Dana .................................................... 58
6.2 Proyeksi Pendapatan Dan Biaya ............................................................ 58
6.3 Proyeksi Cashflow .................................................................................. 59
6.4 Analisis Keuangan menggunakan Break Event Point ............................ 61
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN ............... 63
7.1 Kesimpulan............................................................................................. 63
7.2 Rekomendasi .......................................................................................... 63
BAB VIII PENUTUP .......................................................................................... 65
iii
DAFTAR TABEL
iv
Tabel 2. 26 Jumlah dan Jenis Nakes PCNL .......................................................... 24
Tabel 2. 27 Jumlah NAKES lainnya yang terlibat PCNL .................................... 25
Tabel 2. 28 Tarif Rumah Sakit Brayat Mulya ....................................................... 26
Tabel 2. 29 Tarif Rumah Sakit Dr. Oen Sawit ...................................................... 26
Tabel 2. 30 Tarif Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Y ...................................... 27
Tabel 2. 31 Tarif Rumah Sakit PKU Aisyiya ....................................................... 27
Tabel 2. 32 Tarif Rumah Sakit Cakra Husada ...................................................... 28
Tabel 2. 33 Tarif Rumah Sakit Hermin................................................................. 28
Tabel 2. 34 Tarif Rumah Sakit Kasih Ibu ............................................................. 28
Tabel 2. 35 Tarif Rumah Sakit Nirmala................................................................ 29
Tabel 2. 36 Tarif Rumah Sakit Islam .................................................................... 29
Tabel 2. 37 Distribusi Lapangan Usaha Penduduk Kota Y .................................. 31
Tabel 2. 38 PDRB Kota Y .................................................................................... 37
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum
Perubahan Undang-Undang Negara Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 telah menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan, kemudian dalam pasal 34 ayat (3) dinyatakan Negara
bertanggung jawab atas penyedian fasilitas pelayanan umum yang layak.
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 19
menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersedian segala
bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau.
Batu ginjal merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemukan di
seluruh dunia, contohnya negara maju seperti Amerika Serikat dan Australia.
di negara-negara Asia, angka kejadian batu ginjal cukup tinggi yaitu mencapai
1-5%. Angka prevalensi batu ginjal di Indonesia menurut data Riskesdas tahun
2013 sebesar 0,6% artinya 6 dari 1000 penduduk Indonesia mengalami
penyakit batu ginjal. Provinsi Z merupakan salah satu provinsi yang termasuk
dalam 5 provinsi yang menduduki posisi masalah penyakit batu ginjal
tertinggi.
Jumlah pasien yang melakukan tindakan pengambilan batu ginjal di
rumah sakit X selama 5 tahun terakhir (2013 – 2017) sebanyak 3066. Jumlah
tersebut terdiri dari 1380 pasien tindakan batu ginjal dengan metode ESWL
dan 1686 tindakan operasi konvensional. Rumah sakit X bisa memperoleh
jumlah pasien tindakan batu ginjal lebih banyak dari angka tersebut pada tahun
2013 – 2014. Faktor yang menghambat Rumah Sakit X untuk mendapatkan
jumlah pasien >3066 adalah sebanyak 840 pasien yang terdiagnosa menderita
penyakit batu ginjal dengan ukuran batu >2 Cm yang seharusnya dilakukan
operasi konvensioal di Rumah Sakit X untuk mengambil batu ginjal yang
diderita ternyata lebih memilih melakukan tindakan pengambilan batu ginjal
di Rumah Sakit Kompetitor.
Dari hasil pendekatan yang dilakukan kepada beberapa pasien yang
memilih untuk melakukan pengambilan batu ginjal di rumah sakit kompetitor
karena mereka menginginkan metode baru pengambilan batu ginjal yang
1
disediakan oleh rumah sakit kompetitor yang memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan operasi konvensional salah satunya masa pemulihan yang lebih
cepat. Dari kasus tersebut, maka rumah sakit berinisiatit untuk membuka
pelayanan tindakan batu ginjal dengan metode PCNL (Per Cutaneous Nephro
Lithotomy) supaya klien yang berpindah ke rumah sakit competitor tidak
semakin bertambah banyak.
Dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit diperlukan suatu
proses atau langkah-langkah yang sistematis dengan melakukan suatu
penelitian atau studi yang benar, karena setiap proses saling berkaitan satu
sama lainnya dan dilakukan secara bertahap. Proses atau langkah-langkah
tersebut disebut dengan studi kelayakan bisnis (Feasibility Study).
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk
memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak
(Suliyanto,2010). Sehingga Studi keyalakan bisnis merupakan proses yang
wajib dilakukan terhadap ide bisnis pelayanan kesehatan yang akan
dilaksanakan agar pelayanan kesehatan tersebut berjalan sesuai harapan dan
memberikan dampak positif bagi rumah sakit sehingga rumah sakit dapat
berkembang, mendapatkan profit dan dapat bertahan hidup.
2
1.3 Ruang Lingkup
a. Analisis berdasarkan aspek internal
1) Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan adalah ketersediaan rumah sakit untuk
menyiapkan segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh tenaga kesehatan
maupun konsumen. Kesiapan dan kelengkapan sarana merupakan suatu
penunjang untuk mendukung terjadinya proses tindakan pelayanan di
Rumah Sakit, sehingga akan mewujudkan kepuasan pasien dan
karyawan. Dengan demikian, adanya pelayanan PCNL (Per Cutaneous
Nephro Lithotomy) Rumah Sakit harus menambah alat medis dasar dan
khusus untuk mendukung pelayanan PCNL (Per Cutaneous Nephro
Lithotomy).
2) Kinerja Keuangan
Dalam melakukan pengembangan tindakan batu ginjal
menggunakan metode PCNL (Per Cutaneous Nephro Lithotomy),
kondisi keuangan Rumah Sakit X harus baik karena akan menggunakan
biaya yang tidak sedikit. Untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan
Rumah Sakit X harus dilakukan analisis keuangan. Analisis kinerja
keuangan bisa menggunakan Break Event Point (BEP), Internal Rate Of
Return (IRR) dan Net Present Value (NPV).
b. Analisis berdasarkan aspek eksternal
1) Demografi
Berdasarkan luas wilayah kota Y adalah 32,5 Km2 dan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 200.089 jiwa sedangkan penduduk
perempuan sebanyak 210.173 jiwa. Berdasarkan data sekunder Rumah
Sakit X dari tahun 2013 - 2017, diperoleh data bahwa mayoritas
penderita batu ginjal diderita oleh laki-laki berjumlah 2.029 orang,
sedangakn penderita batu ginjal yang diderita oleh perempuan sebanyak
1.037 orang.
3
2) Sosial Budaya
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir jumlah penduduk di kota X
meningkat, sehingga dapat diperkirakan pada tahun 2019 jumlah
kunjungan pasien penderita batu ginjal akan mengalami peningkatan.
3) Kesehatan
Masih banyak penduduk yang mengalami kasus batu ginjal di
indonesia, terutama provinsi Z. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013, menunjukkan prevalensi Batu Ginjal sebesar 0,6% atau 6
per 1000 penduduk. Provinsi Z merupakan salah satu provinsi yang
termasuk dalam 5 provinsi yang menduduki posisi masalah penyakit
batu ginjal tertinggi dan kota X menempati posisi pertama dengan
masalah penyakit batu ginjal di Provinsi Z.
4) Kebijakan
Kebijakan merupakam acuan yg memiliki peranan untuk
Menghindari terjadinya masalah dikemudian hari. Ketidak-lengkapan
dokumen dapat menyebabkan rumah sakit ditutup/ dicabut izin
operasionalnya, sehingga terjadi sengketa berkepanjangan, atau bahkan
dituntut ke pengadilan.
1.4 Pengertian
1.4.1 Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Rumah Sakit dapat
didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau swasta (UU no. 44
Tahun 2009 Pasal 1 ayat 1).
1.4.2 Rencana Bisnis/Rencana Strategi
Sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi
saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga
rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan
4
organisasi dari kondisi saat ini untuk menuju tahun-tahun tertentu di
masa mendatang. Untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis
dapat digunakan, termasuk analisis SWOT. mendefisikan bisnis ialah
suatu suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk
menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi keuntungan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat dan ada dalam industri. Orang yang mengusahan uang dan
waktunya dengan menanggung resiko dalam menjalankan kegiatan
bisnis disebut Entrepreneur (Hughes dan Kapoor).
1.4.3 Zonasi
Membagi area, gedung-gedung maupun ruangan-ruangan yang ada
di Rumah Sakit kadalam area yang memiliki kesamaan sifat dan fungsi
kedalaman satu wilayah/area yang berdekatan dan saling berhubungan.
Tujuannya adalah untuk memudahkan kendali pencegahan infeksi
nosokomial di rumah sakit, memudahkan operasional dan pemeliharaan.
Persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut (UU No 44 Tahun 2009 Pasal 9
Ayat 2).
1.4.4 Studi Kelayakan
5
BAB II PERSIAPAN
6
Kepuasan responden komunikasi dokter tentang penyakit
yang dialami responden
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
7
Total 18 100.0 100.0
Sumber : Data hasil pengolahan SPSS
8
kepuasan 5. Berikut ini merupakan jumlah Responden yg menjawab
pertanyaan berdasarkan kategori skala kepuasan 5
Tidak Puas =5
Cukup Puas = 39
Puas = 45
Sangat Puas =1
(0 x 1) + (5 𝑥 2) + (39 𝑥 3) + (45 𝑥 4) + (1 𝑥 5)
IKM = 𝑥 100%
18 x 5 x 5
9
312
IKM = 𝑥 100%
450
IKM = 69,33%
10
2.2 Pengumpulan Data Sekunder
a. Data Kesehatan pada Rumah Sakit yang Ada
1) Ukuran Batu
2) Population at risk
Prevalensi batu
Jumlah Penduduk Population at risk
ginjal
410262 0,6% 2462
Sumber : Data jumlah penduduk dari BPS Kota Y;
Data Prevalensi batu ginjal dari RISKESDAS Tahun 2013 .
3) Tingkat Pendidikan
11
Tabel 2. 9 LPD tindakan batu ginjal berdasarkan Tingkat Pendidikan
4) Tingkat Pendapatan
Bedah
Tingkat Pendapatan ESWL
Konvensional
<Rp. 1.800.000 248 303
Rp. 1.800.000 – Rp. 2.000.000 317 287
Rp. 2.000.000 – Rp. 4.000.000 304 337
Rp. 4.000.000 – Rp. 5.000.000 235 371
>Rp. 5.000.000 276 388
Jumlah 1380 1686
Sumber : Data jumlah tindakan ESWL dan Operasi Konvensional Batu Ginjal
berdasarkan kategori tingkat pendapatan.
12
Rp. 2.000.000, sedangkan untuk Operasi Bedah Konvensional yang
paling banyak yaitu dengan tingkat pendapatan > Rp. 5.000.000.
5) Cara Bayar
13
7) Jumlah dan jenis tenaga kesehatan
a) Dokter
TAHUN
DOKTER
2015 2016 2017
Dokter Umum 12 15 15
Dokter Gigi 4 5 5
Dokter Spesialis Penyakit dalam
3 3 5
(Sp.PD)
Dokter Spesialis Obstetri &
3 4 3
ginekologi (Sp.OG)
Dokter Spesialis Anak (Sp.A) 4 4 6
Dokter Spesialis Bedah (Sp.B) 3 3 5
Dokter Spesialis Radiologi
2 3 5
(Sp.Rad)
Dokter Spesialis Anastesiologi
2 3 3
(Sp.An)
Dokter Spesialis Urologi(Sp.U) 2 1 1
Dokter Spesialis Patologi Klinik
2 2 3
(SP.PK)
Dokter Spesialis Patologi
1 2 2
Anatomi (SP.PA)
Dokter Spesialis Rehabilitasi
2 2 3
Medik (Sp.RM)
Dokter Spesialis Bedah Syaraf
0 1 2
(SP.BS)
Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan
1 1 3
kulit dan kelamin (Sp.KK)
Dokter Spesialis Orthopedi
1 1 2
&Traumatology (SP.OT)
14
TAHUN
DOKTER
2015 2016 2017
Dokter Spesialis Pulmonology
2 2 1
(SP.P)
Dokter Spesialis Psikiatri (Sp.KJ) 0 1 3
Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan
2 2 4
THT KL (Sp.THT-KL)
Dokter Spesialis Mata (Sp.M) 2 2 4
Dokter Spesialis Jantung dan
1 1 3
Pembuluh Darah (SP.JP)
Dokter Gigi Spesialis Anak-
1 1 1
Pedodontis (SP.KGA)
Dokter Gigi Spesialis Konservasi
1 1 1
Gigi (SP.KG)
Dokter Gigi Spesialis Gigi Tiruan
1 1 1
(prostodontis) (SP.Pros)
Dokter Gigi Spesialis Periodonsia
0 1 1
(Sp.Perio)
Dokter Neuorologi/Saraf (Sp.S) 1 1 3
Dokter Subspesialis 5 5 5
Jumlah 58 69 92
Sumber : Data diolah dari data kepegawaian Rumah Sakit X Th. 2017
TAHUN
KEPERAWATAN
2015 2016 2017
Ners 30 34 35
15
Perawat (Non Ners) 124 144 150
Perawat maternitas 92 110 105
Perawat medical bedah 10 12 13
Perawat komunitas 0 2 3
Jumlah 256 302 306
Sumber : Data diolah dari data kepegawaian Rumah Sakit X Th. 2017
TAHUN
KEBIDANAN
2015 2016 2017
Bidan (P2B, Bidan A & Bidan C) 10 12 13
Jumlah 10 12 13
Sumber : Data diolah dari data kepegawaian Rumah Sakit X Th. 2017
TAHUN
KEFARMASIAN
2015 2016 2017
Apoteker 13 17 22
Analisis farmasi 30 33 37
Jumlah 43 50 59
Sumber : Data diolah dari data kepegawaian Rumah Sakit X Th. 2017
16
Jumlah tenaga farmasi di rumah sakit X dari tahun 2015 – 2017
mengalami kenaikan sebesar 11.12% setiap tahunnya.
e) Kesehatan Masyarakat
Tabel 2. 17 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit X
KESEHATAN TAHUN
MASYARAKAT 2015 2016 2017
Promosi kesehatan 2 2 2
Kesehatan kerja 1 1 1
Administrasi dan kebijakan
1 1 1
kesehatan
Kesehatan masyarakat umum 1 2 2
Jumlah 5 6 6
Sumber : Data diolah dari data kepegawaian Rumah Sakit X Th. 2017
f) Kesehatan Lingkungan
Tabel 2. 18 Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit X
TAHUN
Kesehatan Lingkungan
2015 2016 2017
Sanitasi lingkungan 10 10 12
Mikrobiologi kesehatan 1 1 1
Jumlah 11 11 13
Sumber : Data diolah dari data kepegawaian Rumah Sakit X Th. 2017
17
Tenaga kesehatan lingkungan ini untuk mendukung upaya
kesehatan lingkungan di rumah sakit X.
g) Gizi
TAHUN
GIZI
2015 2016 2017
Nutrisionis 8 8 9
Dietisien 2 3 5
Gizi (SPAG) 5 7 8
Jumlah 15 18 22
Sumber : Data diolah dari data kepegawaian Rumah Sakit X Th. 2017
Jumlah tenaga ahli gizi di rumah sakit X dari tahun 2015 – 2017
mengalami kenaikan sebesar 13.62% setiap tahun. Tenaga ahli gizi
berperan penting dalam meningkatkan kesehatan dan mencegah
penyakit pada individu dan masyarakat khusunya pasien di rumah
sakit X.
h) Keterapian Fisik
TAHUN
KETERAPIAN FISIK
2015 2016 2017
Fisioterapis 3 3 8
Okupasi terapis 3 3 3
Terapis wicara 1 1 1
Akupuntur 1 1 1
Jumlah 8 8 13
Sumber : Data diolah dari data kepegawaian Rumah Sakit X Th. 2017
18
Jumlah tenaga keterapian fisik di rumah sakit X dari tahun 2015
– 2017 mengalami kenaikan sebesar 17.57% setiap tahun. Tenaga
ahli gizi berperan penting dalam pemulihan fisik pasien pasca sakit.
i) Keteknisan Medis
TAHUN
KETEKNISAN MEDIS
2015 2016 2017
Perekam medis dan informasi
14 15 15
kesehatan
Teknisis pelayanan darah 1 1 1
Refraksionis optisien/optometris 2 2 2
Teknisi gigi 1 1 1
Terapis gigi dan mulut 6 7 7
Jumlah 24 26 26
Sumber : Data diolah dari data kepegawaian Rumah Sakit X Th. 2017
j) Teknik Biomedika
19
Jumlah tenaga teknik biomedika di Rumah Sakit X dari tahun
2015 – 2017 mengalami kenaikan sebesar 7.06% setiap tahun.
Tenaga biomedika untuk mengembangkan teknologi kesehatan di
Rumah Sakit X.
b. Data Lokasi
1) Data kondisi lahan rumah sakit yang ada dan pengembangannya
Rumah Sakit X ini mempunyai letak geografis yang sangat strategis
di Jalan Melati No 01, Kecamatan Teratai, Kelurahan Rose, Kota Y.
Jalan menuju Rumah Sakit X dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat karena letaknya yang strategis berada di tengah kota.
Rumah Sakit X terletak di dekat Kantor Bupati. Rumah Sakit X ini
adalah rumah sakit tipe B, Rumah Sakit X ini memiliki luas Lahan
102.058 m².
20
3) Batas lokasi lahan sekelilingnya
Rumah sakit X berada di wilayah yang strategis terletak di pusat
Kota Y. Batas Lahan dari Rumah Sakit X di sebelah timur adalah dekat
dengan kantor Bupati, sebelah kanan Rumah sakit X terdapat apotik
K254, sebelah selatan dari rumah sakit adalah Kantor Badan
Kepegawaian Daerah Kota Y dan sebelah utara Rumah Sakit X adalah
SMAN 1 Y.
21
sampah medis bekerja sama dengan pihak terkait untuk pengelolahan
sampah medis.
KOMPETITOR JUMLAH
1. Obat Herbal 1
2. Dukun 1
3. Rumah Sakit A 1
4. Rumah Sakit B 1
22
5. Rumah Sakit C 1
TOTAL 5
Sumber : Survey masyarakat
Jumlah total kompetitor dari Rumah Sakit X adalah sebanyak 5
kompetitor yang mempunyai pelayanan yang sama dengan Rumah
Sakit X dalam hal pelayanan tindakan batu ginjal.
TEMPAT
JENIS KELAS %
TIDUR
VVIP 30 8.20%
VIP 55 15.03%
KELAS I 87 23.77%
KELAS II 80 21.86%
KELAS III 114 31.15%
23
Jumlah 366 100.000
Sumber : Data diperoleh dari bagian TU
Pelayanan rawat inap rumah sakit X memiliki 366 tempat tidur,
dengan persentase terbanyak pada kelas III yaitu 31.15%. jumlah ini
sudah sesuai dengan Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 Pasal 20
yang berbunyi :
a) Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga
puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik
Pemerintah;
b) Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua
puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik
swasta.
5) Jumlah dan Jenis tenaga dokter umum dan spesialis yang terlibat
langsung dalam tindakan PCNL
24
Tabel 2. 27 Jumlah NAKES lainnya yang terlibat PCNL
25
3) Iklim dan cuaca setempat di wilayah ini
Wilayah Kota Y termasuk beriklim tropis basah dengan musim
hujan antara bulan Nopember-April dan musim kemarau antara
bulan Mei–Oktober. Pada tahun 2015 banyaknya hari hujan 25 hari
terjadi pada bulan maret, namun demikian rata-rata banyaknya curah
hujan terdapat pada bulan februari sebesar 16,2 mm dengan banyak
hari hujan 20 hari. Adapun kelembaban nisbi udara pada tahun 2015
terendah pada bulan agustus sebesar 74 % dan tertinggi pada bulan
maret dan nopember masing-masing sebesar 87 %, sedangkan suhu
udara terendah sebesar 26,1 0c pada bulan januari dan nopember dan
suhu udara yang tertinggi 27,4 derajad celcius pada bulan september
.
d. Data Kesehatan Kota/Kota
a. Data Tarif Perawatan di Rumah Sakit Kota Y
BRAYAT MINULYA, RS
No Jenis kamar Harga kamar
1 VVIP Rp. 1000.000
2 VIP Rp. 800.000
3 KELAS UTAMA Rp. 500.000
4 KELAS I Rp. 300.000
5 KELAS II Rp. 200.000
6 KELAS II Rp. 100.000
Sumber : Website Rumah Sakit Brayat Mulya
26
4 KELAS III Rp. 100.000
Sumber : Website Rumah Sakit Dr. Oen Sawit
PKU MUHAMMADIYAH Y, RS
No Jenis kamar Harga Kamar
1 VIP A Rp. 350.000
2 VIP B Rp. 250.000
3 KELAS I Rp. 200.000
4 KELAS II Rp. 125.000
5 KELAS III Rp. 85.000
Sumber : Website Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
PKU AISYIYA, RS
NO Jenis Kamar Harga Kamar
1 EKSEKUTIVE A Rp. 250.000
2 EKSEKUTIVE B Rp. 225.000
3 UTAMA I Rp. 200.000
4 UTAMA II Rp. 155.000
5 VIP A Rp. 130.000
6 VIP B Rp. 100.000
7 VIP C Rp. 80.000
8 KELAS I DEWASA Rp. 75.000
9 KELAS I ANAK Rp. 70.000
10 KELAS II DEWASA Rp. 65.000
11 KELAS II ANAK Rp. 60.000
12 KELAS III Rp. 55.000
13 KELAS III Rp. 50.000
Sumber : Website Rumah Sakit PKU Aisyiya
27
Tabel 2. 32 Tarif Rumah Sakit Cakra Husada
HERMIN, RS
NO Jenis Kamar Harga Kamar
1 SUITE ROOM Rp. 1.200.000
2 VVIP Rp. 1.000.000
3 VIP Rp. 900.000
4 KELAS I Rp. 750.000
5 KELAS II Rp. 600.000
6 KELAS III Rp. 500.000
Sumber : Website Rumah Sakit Hermin
28
6 KELAS 3 Rp. 200.000
Sumber : Website Rumah Sakit Kasih Ibu
NIRMALA, RS
NO Jenis Kamar Harga Kamar
1 VIP A Rp. 500.000
2 VIP B Rp. 400.000
3 KELAS 1 Rp. 300.000
4 KELAS 2 Rp. 200.000
5 KELAS 3 Rp. 100.000
Sumber : Website Rumah Sakit Nirmala
ISLAM , RS
No Jenis kamar Harga Kamar
1 VVIP A Rp. 500.000
2 VVIP B Rp. 400.000
3 VIP A Rp. 350.000
4 VIP B Rp. 300.000
5 KELAS I Rp. 250.000
6 KELAS II Rp. 300.000
7 KELAS III Rp. 200.000
Sumber : Website Rumah Sakit Islam
b. Sebaran Rumah Sakit di Kota Y
29
4 PKU AISYIYA, RSU Jl Dr Setiabudi 106 634646
30
Jumlah penduduk : 410.262 Penduduk, dengan rincian :
a. laki-laki = 200.089 Penduduk
b. perempuan = 210.173 Penduduk
g. Data Ekonomi
a. Mata pencarian
Lapangan Kota/kota
No
usaha utama 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Pertanian 24,29 25,43 24,38 25,42 25,10 22,81
2 Industri
14,22 15,65 12,96 14,91 17,70 17,85
pengolahan
3 Konstruksi 5,55 5,68 6,39 4,84 8,15 8,53
4 Pedangan,
hotel dan 25,92 26,37 26,38 26,64 24,34 26,60
restoren
5 Transportasi
dan 4,75 3,72 3,87 3,78 2,38 2,35
komunikasi
6 Keuangan,
real estate dan
2,20 2,68 3,34 3,37 2,98 2,61
jasa
perusahaan
7 Jasa-jasa 21,83 20,25 21,46 20,75 18,71 18,39
31
8 Lainnya
(penggalian, 1,25 0,22 1,22 0,29 0,65 0,87
LGA)
TOTAL 100 100 100 100 100 100
Sumber : sakernas februari 2016, BPS Kota Y
b. Tingkat pendapatan
Laporan realiasasi anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun
anggaran 2017
4 Pendapatan
Rp 858.628.194.000,00 Rp 1.805.737.159.469
Pendapatan Asli
4.1
Daerah Rp 418.814.097.000,00 Rp 433.721.070.890,00
Hasil Pajak
4.1.1
Daerah Rp 295.937.810.000,00 Rp 306.750.725.212,00
Hasil Retribusi
4.1.2
Daerah Rp 74.026.442.000,00 Rp 72.964.827.755,00
Hasil Pengelolaan
4.1.3 Kekayaan Daerah
Rp 6.554.587.000,00 Rp 6.507.540.256,00
yang dipi
Lain-lain PAD
4.1.4
Yang Sah Rp 63.295.258.000,00 Rp 68.497.977.667,00
32
Dana
4.2
Perimbangan Rp. 935.917.953.479,00 Rp.917.295.017.689,00
Dana Alokasi
4.2.2
Umum Rp. 810.803.934.000 Rp. 810.803.934.000,00
Dana Alokasi
4.2.3
Khusus Rp. 53.848.110.000 Rp. 53.848.110.000,00
Lain-lain
4.3 Pendapatan
Rp. 624.114.772.000,00 Rp. 492.620.626.623,00
Daerah Yang Sah
Pendapatan
4.3.1
Hibah Rp. 35.374.000.000,00 Rp.29.439.000.000,00
Peme
Dana
4.3.4 Penyesuaian dan
Rp. 332.478.998.000,00 Rp. 332.478.998.000,00
Otonomi Khusus
Bantuan
Keuangan dari
4.3.5
Propinsi atau Rp. 39.876.104.000,00 Rp. 34.639.830.000,00
Pemeri
33
5 BELANJA Rp. Rp.
3.865.539.490.422,00 6.468.778.434.628,00
Belanja Tidak
5.1 Rp.
Langsung Rp. 953.528.604.730,00
1.052.134.917.556,00
Belanja Bantuan
5.1.5
Sosial Rp. 640.000.000,00 Rp. 67.000.000,00
Belanja Bantuan
5.1.7 Keuangan kepada
Rp. 870.516.000,00 Rp. 796.837.653,00
Provinsi/K
Belanja Tidak
5.1.8
Terduga Rp. 2.100.000.000,00 Rp.43.409.391,00
34
5.2.1 Belanja Pegawai
Rp. 85.253.189.000,00 Rp. 70.102.017.207,00
Belanja Barang
5.2.2 Rp.
dan Jasa Rp. 421.667.093.655,00
3.374.455.678.496,00
SURPLUS /
(1033 722 922 732.00) 59 357 497 887.64
DEFISIT
PENERIMAAN
6.1 PEMBIAYAAN
Rp. 168.026.624.732,00 Rp. 4.040.222.168,00
DAERAH
Sisa Lebih
Perhitungan
6.1.1
Anggaran Tahun Rp. 163.526.624.732,00 Rp. 8.192.400,00
Angga
Penerimaan
kembali
6.1.5
Pemberian Rp. 500.000.000,00 Rp. 485.002.868,00
Pinjaman/D
Penerimaaan Dari
6.1.7
Pihak Ketiga Rp. 4.000.000.000,00 Rp. 3.547.026.900,00
PENGELUARA
6.2
N Rp. 46.303.702.000,00 Rp. 36.685.688.218,00
35
PEMBIAYAAN
DAERAH
Penyertaan
6.2.2 Modal (Investasi)
Rp. 36.972.000.000,00 Rp. 29.439.000.000,00
Pemerintah Da
Pembayaran
6.2.3
Pokok Utang Rp. 4.331.702.000,00 Rp. 4.331.701.018,00
Pengembalian
6.2.5 Kepada Pihak
Rp. 5.000.000.000,00 Rp. 2.914.987.200,00
Ketigga
PEMBIAYAAN
233 722 922 732.00 (31 46 466 050.00)
NETTO
Sumber : BPS Kota Y
36
d. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
37
F. 139299 153712 168453 185754 199361 213313 226549
Konstruksi 3 0 6 7 8 4 1
G.
Perdagang
an Besar
dan
121527 131550 146519 162219 177312 192329 213047
Eceran;
3 0 5 8 4 8 1
Reparasi
Mobil dan
Sepeda
Motor
H.
Transporta
101150 109553 115354
si dan 768351 791621 825264 898347
3 4 1
Pergudang
an
I.
Penyediaa
n
192179 218748 244739 284100 317719 354096 386375
Akomodas
1 7 8 5 5 6 5
i dan
Makan
Minum
J.
Informasi
221287 239273 258568 265836 267111 276735 299925
dan
1 1 9 1 5 5 0
Komunika
si
K. Jasa 110523 123664 144624 161247 179099 193868
940635
Keuangan 1 1 5 8 4 3
38
dan
Asuransi
L. Real 158668 172245 192986 207770 230480 249607 266498
Estate 9 8 3 2 8 1 1
M,N. Jasa
Perusahaa 205918 229282 245134 246546 270552 296115 311413
n
O.
Administr
asi
Pemerinta
han, 153969 168672 191436 216076 240884 268289 293710
Pertahana 3 8 2 9 8 7 7
n dan
Jaminan
Sosial
Wajib
P. Jasa
165880 184233 193882 201857 225140 253545 266690
Pendidika
7 9 8 9 4 4 7
n
Q. Jasa
Kesehatan
101664 108555
dan 628473 711393 775467 831318 903928
5 2
Kegiatan
Sosial
R,S,T,U.
Jasa 481556 513267 553438 602697 658138 717935 774487
lainnya
Produk 172021 189971 205368 225377 246642 267926 288958
Domestik 54 86 55 91 85 41 12
39
Regional
Bruto
Produk
Domestik
Regional 172021 189971 205368 225377 246642 267926 288958
Bruto 54 86 55 91 85 41 12
Tanpa
Migas
Sumber : BPS Kota Y
40
BAB III ANALISA SITUASI
1. Kebijakan
41
Rumah Sakit wajib
memiliki izin sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
(3) Setiap tenaga kesehatan
yang bekerja di Rumah
Sakit harus bekerja
sesuai dengan standar
profesi, standar
pelayanan Rumah
Sakit, standar prosedur
operasional yang
berlaku, etika profesi,
menghormati hak
pasien dan
mengutamakan
keselamatan pasien.
Undang-undang a. Pasal 47
Republik Indonseia “Upaya kesehatan
nomor 36 Tahun diselenggarakan dalam
2009 2009 Tentang
bentuk kegiatan dengan
Rumah Sakit
pendekatan promotif,
preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang
dilaksanakan secara
terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan.”
b. Pasal 48
42
“ Penyelenggaraan upaya
kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47
dilaksanakan melalui
kegiatan:
d. penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan;
Undang-undang a. Pasal 16 ayat 1
Republik Indonesia
“Persyaratan peralatan
Nomor 44 Tahun
sebagaimana dimaksud
2009 tentang
Rumah Sakit dalam
Pasal 7 ayat (1) meliputi
peralatan medis dan
nonmedis harus
memenuhi standar
pelayanan,
persyaratan mutu,
keamanan, keselamatan
dan laik
pakai.”
b. Pasal 16 ayat 2
“Peralatan medis
sebagaimana dimaksud
pada
ayat (1) harus diuji dan
dikalibrasi secara berkala
oleh Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan
dan/atau
43
institusi pengujian fasilitas
kesehatan yang
berwenang.”
Tabel 3. 1 Kebijakan Tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan
2. Demografi
Pertumbuhan penduduk wilayah kota Y merupakan peluang pasar dari
layanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit X. Untuk melihat
kecendrungan demografi perlu di proyeksikan hingga 3 tahun kedepan
dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya. Proyeksi demografi
yang dimaksud berupa proyeksi :
a. Jumlah penduduk secara keseluruhan pada wilayah tertentu
berdasarkan kecamatan
44
b. Proyeksi pertumbuhan penduduk Kota Y tahun
3. Geografi
Rumah sakit X berada di wilayah yang strategis terletak di pusat kota
Y. Batas Lahan dari Rumah Sakit X di sebelah timur adalah dekat dengan
kantor Bupati, sebelah kanan Rumah sakit X terdapat apotik K254,
sebelah selatan dari rumah sakit adalah Kantor Badan Kepegawaian
Daerah Kota Y dan sebelah utara Rumah Sakit X adalah SMAN 1 Y.
45
Tabel 3. 4 Tabel jumlah sarana kesehatan masyarakat Kota Y 2017
5 Puskesmas Pembantu 17
6 Apotik 130
7 Klinik 20
Tabel 3. 5 Jumlah pasien batu ginjal Rumah Sakit X tahun 2012 -2016
Tahun n %
2012 521 17
2013 559 18
2014 581 19
2015 648 21
2016 757 25
Total 3066 100
Sumber : Data Rekam Medis Rumah Sakit X
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah pasien
setiap tahunnya yang semakin meningkat di Rumah Sakit X
2. Teknologi
Kecanggihan teknolohi yang dimiliki oleh suatu alat medis
berpengaruh dalam pencitraan, efektifitas dan efisiensi suatu pelayanan
kesehatan. Sebuah rumah sakit yang mempunyai peralatan medis yang
canggih dan lengkap memiliki daya tarik lebih besar bagi masyarakat untuk
datang berobat. Dukungan dari kecanggihan teknologi kedokteran telah
46
dibuktikan mampu menghasilkan pelayanan medis yang lebih baik. Alat
alat yang digunakan diantaranya adalah :
a. Nefroskop : Alat yang dimasukkan ke dalam
tubuh setelah dikakukan perkutan
untuk menuju letak batu ginjal
b. Stone tang : Alat untuk mengeluarkan batu
c. Forceps : Alat untuk mengeluarkan batu
d. Suction : Alat untuk mengeluarkan batu
e. Double-J stent : digunakan untuk mempermudah
aliran urin dari ginjal ke kandung
kemih yang terganggu akibat
adanya obstruksi.
f. Ultrasond : Digunakan untuk mendiagnosis
berbagai penyakit dan kondisi
kesehatan lainnya.
g. Introducer set : Seperangkat alat operasi
h. Retrograde pyelography (RPG) : Digunakan untuk menunjukkan
letak urinary calcilu.
i. Laser : Digunakan alat yang digunakan
untuk membuat sempit, balok intens
cahaya yang sangat terang.
j. Sistoskop : suatu tindakan untuk melihat dan
memeriksa kandung kencing dari
dalam.
k. Ultrasond : Suatu terapi dengan menggunakan
getaran mekanik gelombang suara
dengan frekuensi lebih dari 20.000
Hz.
l. Monitor tv : Digunakan untuk melihat organ
dalam tubuh setelah dihubungkan
dengan Nefroskop
47
3. SDM/Ketenagaan Kerjaan Rumah Sakit
Rumah Sakit X kota Y untuk melakukan pengembangan pelayanan
PCNL juga membutuhkan penambahan SDM untuk mencukkupi jumlah
pelayan agar berjalan dengan efektif.
4. Organisasi
Organisasi di Rumah Sakit sangat berpengaruh terhadap kegiatan
operasional Rumah Sakit yang berdampak pada kinerja suatu Rumah Sakit.
Berikut merupakan gambaran Struktur organisasi di RS X :
48
BAB IV ANALISIS PERMINTAAN
49
a) Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik
Pemerintah;
b) Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta.
50
b) Kamar Bersalin
c) Ruang ICU
d) Ruang Bayi
3) Unit Gawat Darurat
Unit ini buka selama 24 jam dengan tenaga medis yang siap
menangani kasus gawat darurat.
4) Radiologi
5) Hemodialisa
6) Bedah sentral
7) Laboratorium
8) Gizi
9) Patologi klinik
10) Patologi anatomi
11) Bank darah
12) Farmasi
13) Diagnostic
b. Pelayanan unggulan :
a) Urologi
b) Perinatal
c) Klinik Retinopati
51
BAB V ANALISIS KEBUTUHAN
5.1 Kebutuhan Lahan dan Ruang
Dalam melakukan pengembangan pelayanan tindakan batu ginjal dengan
metode PCNL (Per Cutaneous Nephro Lithotomy) Rumah Sakit X tidak
memerlukan lahan untuk dibangun gedung baru, karena tempat tindakan
pelayanan PCNL dilakukan di ruang operasi (OK). Ruang operasi (OK) yang
tersedia di Rumah Sakit X saat ini masih bisa difungsikan secara optimal
dengan bertambahnya pelayanan tindakan batu ginjal dengan metode PCNL.
Ruang operasi yang digunakan untuk tindakan medis operasi di Rumah
Sakit X terdapat 2 ruangan. Jam operasional ruang operasi rumah sakit saat ini
sebanyak 2 shift atau 16 Jam. Durasi jam operasional tersebut sebanarnya tidak
lagi efektif, karena jumlah tindakan medis operasi per harinya melebihi target,
sehingga seringkali pelaksanaan operasi elektif menjadi tertunda. Hal ini
membuat seringnya komplain yang disampaikan oleh pasien terhadap
pelayanan di ruang operasi. Oleh karena itu jam operasional ruang operasi
sebelumnya 2 shift akan ditambah menjadi 3 shift. Hal ini juga akan sangat
mendukung terhadap adanya pelayanan PCNL, karena kapasitas tindakan
operasi medis setiap harinya akan bertambah.
52
7 Karbondioksida Gas Tabung (CO2) 25 kg 2 Tabung
8 Spuit 10 cc 1000 Piece
9 Jarum puncture 17,5 G 1000 Piece
10 Topi operasi 25 Piece
11 Baju operasi pasien 25 Piece
12 Baju OK/baju operasi 5 Piece
13 Jas Operasi 5 Piece
14 Pigtail (6-10 Fr) 4 Piece
15 Catgut Plain 2 50m 1 Roll
16 Injection Needle 1000 Piece
17 Duk lubang 1000 Piece
18 Obat Anesthesi 10 Piece
19 Larutan Cidex 2 Piece
20 Larutan klorin 0,5% 2 Piece
21 Larutan antiseptic 2 Piece
22 Larutan Betadine (Povidon Iodine) 60ml 2 Piece
23 Tissue 100 Pck
24 Lidokain 2 % 5 Botol
25 Heparin 2 Botol
26 Nitrattrigliseril (NTG) 3 Piece
27 Cairan NaCl 2 Botol
28 Bahan Kontras 2 Piece
53
7 Bandage scissors (gunting perban)
8 Piece
14,0cm
8 Surgical scissors 14,5 cm 8 Piece
9 Clamp (Klem) 25 cm 7 Piece
10 Koorntang/Dressing forceps 18 cm 7 Piece
11 Lampu Operasi/Operating Light with
1 Piece
Camera monitor emaled 560/560
12 Meja Operasi Elektrik Operating table
1 Piece
BF683ST
13 Monitor tv 1 unit
14 Fluoroskopi (C-arm) 1 unit
15 Guidewire 1 unit
54
5.3 Sumber Daya Manusia (SDM)
Jumlah Jumlah
Kekur-
No Jenis Tenaga yang saat ini
angan
Dibutuhkan di IBS
1 a. Dokter Spesialis
Kepala 2 1 1
Urologi
2. Tim a. Dokter Spesialis
3 3 -
Medis Anastesi
b. Dokter Spesialis
5 5 -
Bedah
c. Dokter Spesialis
1 1 -
Paru
d. Dokter Spesialis
3 3 -
Penyakit dalam
e. Dokter
Spesialias 3 3 -
Radiologi
f. Dokter Spesialis
3 3 -
Jantung
55
Jumlah Jumlah
Kekur-
No Jenis Tenaga yang saat ini
angan
Dibutuhkan di IBS
g. Radiographer 3 2 1
h. Analis
3 2 1
Kesehatan
3 Perawat a. Perawat 13 12 1
Tenaga a. Tenaga
3 2 1
Non Administrasi
4 Kesehata b. Tenaga
5 5 -
n Kebersihan
c. Tenaga Pekarya 3 2 1
Tabel 5. 2 Kebutuhan SDM akan pelayanan PCNL
56
BAB VI ANALISIS KEUANGAN
Y = a+bX
(∑ 𝒀) (∑ 𝑿𝟐 ) – (∑ 𝑿) (∑ 𝑿𝒀)
𝒂= 𝒏 (∑ 𝑿𝟐 ) − (∑ 𝑿)𝟐
𝑎 = 961,809,882,000.00−64,720,616,700.00
150−100
57
314,603,715,000.00
𝑎 = 50
𝑎 = 6,292,074,300.00
𝒏 (∑ 𝑿𝒀)− (∑ 𝑿)(∑ 𝒀)
𝒃= 𝒏 (∑ 𝑿𝟐 )− (∑ 𝑿)𝟐
(5)(64,720,616,700.00) − (10)(32,060,329,400.00)
𝑏=
(5)(30) − (10)2
323,603,083,500.00 − 320,603,294,000.00
𝑏=
150 − 100
2,999,789,500.00
𝑏=
50
𝑏 = 59,995,790.00
2019
𝒚 = 𝒂 + 𝒃𝒙
𝑦 = 6,292,074,300.00 + 59,995,790.00(5)
𝑦 = 6,292,074,300.00 + 299,978,250.00
2020
𝒚 = 𝒂 + 𝒃𝒙
𝑦 = 6,292,074,300.00 + 59,995,790.00(6)
𝑦 6,292,074,300.00 + 359,974,740.00
58
𝒚 = 𝟔, 𝟔𝟓𝟐, 𝟎𝟒𝟗, 𝟎𝟒𝟎. 𝟎𝟎
b. Biaya
RUMAH SAKIT X
PROYEKSI ARUS KAS (CASH FLOW)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2019
Surplus Tahun Berjalan Rp 2,952,836,855,600.00
59
RUMAH SAKIT X
PROYEKSI ARUS KAS (CASH FLOW)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2019
Penyesuaian untuk merekonsiliasi
Surplus tahun berjalan
Kas bersih diperoleh dari aktivitas
operasi :
- Penyusutan Aset Tetap Rp 1,774,620,042,500.00
- Penyusutan Aset Lain-lain Rusak
Rp 37,245,467,600.00
Berat
- Amortisasi ATB Rp 24,732,940,000.00
Koreksi Penyusutan Saldo Awal Rp 14,224,244,500.00
Koreksi Amortisasi Saldo Awal Rp 9,400,000,000.00
- Penyisihan Kerugian Piutang
Rp 544,486,300.00
Pelayanan
Perubahan Aset dan Kewajiban
Operasi :
- Kenaikan (penurunan) Piutang
Rp (57,928,499,200.00)
Pelayanan
- Kenaikan (penurunan) Piutang
Rp (2,603,500,000.00)
Lainya
- Kenaikan (penurunan) Persediaan Rp 31,080,607,100.00
- Kenaikan (penurunan) Hutang
Usaha
- Kenaikan (penurunan) Biaya
Rp 30,270,835,400.00
Yang Masih Harus Di Bayar
- Kenaikan (penurunan)
Rp 369,188,000.00
Pendapatan Diterima di Muka
Jumlah Arus Kas Bersih dari
Rp 4,814,792,667,800.00
Aktivitas Operasi
60
RUMAH SAKIT X
PROYEKSI ARUS KAS (CASH FLOW)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2019
Arus Kas dari Aktivitas Investasi :
- Pengadaan Aset Tetap Rp (4,957,572,586,100.00)
- Pengurangan Aset Tetap Rp 60,483,518,000.00
- Mutasi Aset Lain-lain Rp 132,433,719,300.00
Jumlah Arus Kas Bersih dari
Rp (4,764,655,348,800.00)
Aktivitas Operasi
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
:
- Kenaikan Ekuitas awal Rp 58,194,625,800.00
Jumlah Arus Kas Bersih dari
Rp 58,194,625,800.00
Aktivitas Pendanaan
Kenaikan (Penurunan) Kas Bersih Rp 108,331,944,800.00
Kas dan Setara Kas Awal Tahun Rp 495,098,361,000.00
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun Rp 603,430,305,800.00
Tabel 6. 4 Cashflow Rumah Sakit X
Rp. 5,622,563,635.00
Q − BEP =
Rp. 8,000,000.00 − Rp. 3,735,778.90
Rp. 5,622,563,635.00
Q − BEP =
Rp. 4,264,221.10
Q − BEP = 1.319 Tindakan
Jadi rumah sakit X akan mencapai Break Event Point (BEP) atau balik
modal setelah melakukan 1.319 kali tindakan PCNL.
61
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN
7.1 Kesimpulan
Studi Kelayakan (Feasibility Study) pengembangan pelayanan tindakan
batu ginjal dengan metode PerCutaneous Nephro Lithotomy (PCNL) di Rumah
Sakit X Kota Y perspektif dari 4 sudut pandang, yakni :
1. Analisis Situasi
Dilihat dari aspek eksternal bahwa jika Rumah Sakit X membuka
pelayanan tindakan batu ginjal dengan metode PCNL akan sangat
memungkinkan, pasalnya jika dilihat dari pertumbuhan penduduk dan
prevalensi penyakit batu ginjal di Kota X dalam lima tahun terakhir terus
mengalami peningkatan. Maka, kemungkinan Rumah Sakit X berpotensi
untuk mendapatkan pelanggan yang lebih banyak daripada tahun
sebelumnya, hal ini juga membantu untuk menurunkan angka penyakit batu
ginjal di Rumah Sakit X.
2. Analisis Permintaan
Berdasarkan data sekunder dan data primer yang diperoleh dan dibahas
pada bab 2, maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil kuesioner masyarakat
puas terhadap pelayanan tindakan batu ginjal dengan metode sebelumnya
yaitu ESWL dan Operasi Konvensional. Sementara melalui wawancara
yang dilakukan dengan tracing study diperoleh hasil bahwa masyarakat
membutuhkan pelayanan PCNL dan bersedia untuk turut serta dalam
mempromosikan pelayanan ini. Artinya, tindakan pelayanan bagu ginjal
dengan metode PCNL jika dilihat dari aspek permintaan layak untuk
dijalankan karena mendapatakan respon yang positif dari masyarakat.
3. Analisis Kebutuhan
Pelayanan tindakan batu ginjal dengan metode PCNL dilakuka di ruang
operasi, sehingga rumah sakit harus mengoptimalkan penggunaan ruang
operasi yang tersedia. Untuk kebutuhan peralatan rumah sakit harus
62
menambah peralatan khusus, alat dasar, BMPH untuk melakukan PCNL,
selain itu rumah sakit juga membutuhkan tambahan sumber daya manusia.
4. Analisis Keuangan
Analisis Keuangan pada Studi Kelayakan pengembangan pelayanan
tindakan batu ginjal dengan metode PCNL di Rumah Sakit X meliputi :
a. Rencana Investasi dan Sumber Dana
Investasi dan Sumber Dana untuk pengembangan pelayanan
tindakan batu ginjal dengan metode PCNL di Rumah Sakit X sudah
layak dikarenakan dana yang tersedia dapat mencukupi kebutuhan yang
diperlukan untuk pengembangan pelayanan tindakan batu ginjal dengan
metode PCNL di Rumah Sakit X.
b. Proyeksi Pendapatan dan Biaya
Investasi yang sudah ditentukan atau direncanakan dapat digunakan
untuk memproyeksi pendapatan dan biaya yang dapat terjadi. Hasil
proyeksi pendapatan pelayanan tindakan batu ginjal pada Tahun 2019-
2020 mengalami peningkatan. Perhitungan proyeksi pendapatan Ruang
ICU Tahun 2019-2020 memiliki nilai lebih besar daripada pengeluaran,
sehingga dapat dinyatakan bahwa pengembangan pelayanan tindakan
batu ginjal dengan metode PCNL layak untuk dijalankan.
c. Proyeksi Cash Flow
Hasil perhitungan Cash Flow Rumah Sakit Orthopedi Kota
Surakarta menunjukkan progress yang baik, sehingga pengembangan
pelayanan tindakan batu ginjal dengan metode PCNL dapat dinyatakan
layak untuk dijalankan.
d. Analisis Keuangan Break Event Point (BEP)
Berdasarkan hasil analisis keuangan dengan menggunakan BEP yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa tindakan ke 1.319 dan akan
memperoleh keuntungan PCNL pada tindakan ke 1.320. Jika pada prediksi
kepasitas pelayanan PCNL dalam 1 bulan melayani 80 pasien,
63
maka Rumah Sakit akan memperoleh keuntungan pelayanan PCNL
pada bulan ke 7 setelah pelayanan PCNL dijalankan.
7.2 Rekomendasi
1. Penambahan dokter spesialis Urologi sebanyak 1 orang
2. Penambahan Radiographer sebanyak 1 orang
3. Penambahan Analis Kesehatan sebanyak 1 orang
4. Penambahan Perawat sebanyak 1 orang
5. Penambahan Tenaga Administrasi sebanyak 1 orang
6. Penambahan Teanaga Pekarya sebanyak 1 orang
7. Penambahan alat nefroskop yang yang memiliki perijinan operasional.
8. Penambahan jam operasional ruang operasi dari 2 shift menjadi 3 shift.
9. Perbaikan tata letak di ruang operasi
64
BAB VIII PENUTUP
Pengembangan pelayanan tindakan batu ginjal dengan metode PCNL
diharapkan untuk menurunkan angka kesakitan batu ginjal di Kota Y dan
menambah jumlah kunjungan pasien di Rumah Sakit X, sehingga dapat menambah
pendapatan operasional pelayanan di rumah sakit X. Studi kelayakan bisnis ini
memuat beberapa aXnalisis untuk menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan
pengembangan pelayanan batu ginjal dengan metode PCNL diantaranya analisis
situasi, analisis kebutuhan, analisis permintaan dan analisis keuangan. Dari analisis-
analisis tersebut pengembangan tindakan pelayanan batu ginjal sangat
memungkinkan untuk dilaksanakan, akan tetapi harus memperhatikan beberapa
rekomendasi yang disajikan pada bab sebelumnya.
65
66