Anda di halaman 1dari 24

Contents

BAB 1................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................7
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................................7
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................8
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti...............................................................................8
1.4.2 Manfaat Bagi Stikes Yayasan RS Dr. Soetomo......................................8
BAB 2................................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................9
2.1 Rumah Sakit.....................................................................................................9
2.1.1 Definisi Rumah Sakit...............................................................................9
2.1.2 Fungsi Rumah Sakit...............................................................................10
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit........................................10
2.2.1 Definisi Keselamatan Kerja...................................................................10
2.2.2 Definisi Kesehatan Kerja.......................................................................11
2.2.3 Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit..................11
2.3 Definisi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit (SMK3RS).........................................................................................................11
2.4 Perilaku K3.....................................................................................................15
2.4.1 Definisi Perilaku.....................................................................................15
2.4.2 Pengelompokan Perilaku.......................................................................15
2.5 Budaya.............................................................................................................16
2.5.1 Definisi Budaya.......................................................................................16
2.6 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Budaya K3)..........................17
2.6.1 Definisi Budaya Keselamatann Dan Kesehatan Kerja (Budaya K3)..17
2.6.2 Indikator Budaya K3..............................................................................18
2.6.3 Program Pengembangan........................................................................18
BAB 3..............................................................................................................................20
METODE PENELITIAN..............................................................................................20
3.1 Desain Penelitian............................................................................................20
3.2 Keriteria Inskuli Naskah...............................................................................20
3.3 Tahap Penelusuran.........................................................................................21
1.3.3 Protokol dan Registrasi..........................................................................21
3.3.2 Database Pencarian................................................................................21
3.3.3 Kata Kunci yang digunakan..................................................................22
BAB 4..............................................................................................................................23
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................23
4.1 Hasil.................................................................................................................23
4.1.1. Karakteristik Studi.................................................................................23
4.1.2. Hasil Identifikasi….................................................................................23
4.1.3. Hasil Identifikasi….................................................................................23
4.1.4. Hasil Analisis….......................................................................................23
4.2 Pembahasan....................................................................................................23
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dasar pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh

semua komponen bangsa Indonesia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan untuk hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sehat

merupakan keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental dan sosial yang

tidak terbatas hanya pada bebas dari penyakit atau keselamatan saja.

Tempat kerja yaitu tempat dilakukan pekerjaan untuk keperluan suatu

usaha dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja didalamnya (Indonesia,

1970). Setiap tempat dan jenis pekerjaan memiliki potensi bahaya

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan dan gawat darurat (PMK No 66 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja Rumah Sakit, 2016).

Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam rangka

melindungi pekerja agar tetap selamat dan sehat selama melaksanakan

aktivitasnya. Berlaku untuk rumah sakit, dimana fokus dari pelaksanaan

keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit (K3RS) adalah melindungi

tenaga medis, tenaga non medis, pasien dan pengunjung dari potensi risiko

terjadinya penyakit menular selama berada dilingkungan rumah sakit.


Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang

menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan berupa rawat inap, rawat jalan, laboraturium, gawat

darurat terdapat resiko yang cukup tinggi yang mengancam terhadap

keselamatan maupun kesehatan bagi pekerja, pasien maupun pengunjung

rumah sakit. Resiko ini terkait dengan potensi kejadian gangguan kesehatan,

terjadinya kecelakaan kerja, gangguan dari faktor lingkungan dan terjadinya

bermacam-macam bencana karena api, listrik, gas, air, ledakan, kimia

maupun rusaknya bangunan. Untuk meminimalkan potensi kejadian

tersebut, maka diperlukan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

Rumah Sakit (K3RS).

Progam keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut RI

No.1087/MENKES/SK/VIII/2010 diantaranya pengembangan kebijakan

K3RS, pembudayaan perilaku K3RS, pengembangan SDM K3RS,

pengembangan pedoman, petunjuk teknis dan standar operational procedure

(SOP) K3RS, pemantauan dan evealuasi kesehatan lingkungan tempat kerja,

pelayanan kesehatan kerja, pelayanan keselamatan kerja, pengembangan

progam pemeliharaan pengelolaan limbah padat, cair dan gas, pengelolaan

jasa, bahan beracun berbahaya dan barang berbahaya, pengembangan

manajemen tanggap darurat, pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data

dan pelaporan kegiatan K3, dan riview progam tahunan.

Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan merupakan unit kerja

yang sangat kompleks dengan berbagai masalah. Kompleks tersebut bisa


terjadi pada peralatan dan fasilitas yang digunakan, oleh sebab itu potensi

bahaya yang terjadi bermacam-macam diantaranya adalah penyakit infeksi,

kebakaran, radiasi, dan bahan-bahan kimia, gangguan psikososial.

Permasalahan yang paling penting dalam membangun budaya keselamatan

adalah dasar memberikan kepastian untuk keselamatan dan kesehatan kerja

di lingkungan kerja, seperti mendukung dan mempromosikan perilaku

pencegahan kecelakaan setiap saat bekerja.

Tujuan dari pengembangan budaya keselamatan dan kesehatan kerja

adalah setiap anggotanya berperilaku aman dan sehat ditempat kerja. Budaya

ini antara lain melalui langkah-langkah seperti penetapan komitmen

pimpinan, nilai budaya organisasi, dan standar perilaku visi dan misi rumah

sakit, penetapan system pemantauan dan system pengendalian, penetapapan

system pelaporan dalam organisasi.

Rumah Sakit mempunyai banyak potensi bahaya yang dapat mengancam

jiwa dan kehidupan khususnya untuk karyawan di International Labour

Organization (ILO) menyatakan bahwa, 2,78 juta pekerja diseluruh dunia

meninggal setiap tahun karena kecelakaan pada saat bekerja dan penyakit

akibat kerja. Sekitar 86,3% yang mengakibatkan kematian bagi pekerja yaitu

penyakit akibat kerja. Sementara lebih dari 13,7% terjadi karena kecelakaan

kerja fatal (ILO, 2018). (Rumah et al., 2019)

Berdasarkan data yang saya peroleh menunjukan bahwa rumah sakit saat

ini masih ada yang belum menerapkan budaya K3, maka dari itu tingkat

kecelakaan kerja dari tahun ke tahun terus meningkat dan berbagai macam
factor yang terjadi. Terutama tidak ada sosialisasi mengenai penerapan K3,

mempromosikan budaya penerapan budaya K3, dan fasilitas dan peralatan

tidak memadai. Sehingga menggangu penerapan budaya K3, dengan itu

perlu dilakukan penelitian lebih dalam untuk mengetahui bagaimana

penerapan budaya K3 dengan menggunakan pendekatan literature riview.

1.2 Rumusan Masalah

Tabel 1.1 Membangun rumusan masalah berdasarkan PICO(S) framework

PICO (S) Alternatif 1 Alternatif 2


Population Perawat Perawat baru
Intervention/Indicators Budaya keselamatan Peran untuk budaya

dan kesehatan kerja keselamatan dan

rumah sakit (K3RS) kesehatan kerja rumah

sakit (K3RS)
Comparation Kemampuan rumah Kemampuan rumah

sakit memberikan sakit memberikan

sosialisasi K3RS sosialisasi K3RS


Outcome Rumah Sakit mampu Rumah Sakit mampu

menerapkan budaya menerapkan budaya

keselamatan dan keselamatan dan

kesehatan kerja kesehatan kerja


Study Design Kualitatif Semua studi

“Bagaimana penerapan budaya perilaku K3 di rumah sakit untuk

mengetahui sejauh mana pelaksanaan budaya Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di Rumah Sakit?”


Tabel 1.2 Penyusunan Rumusan Masalah Berdasarkan Topik Penelitian

Topik Pertanyaan penelitian


Penerapan budaya perilaku 1. Apakah Rumah Sakit telah menerapkan

K3RS budaya perilaku keselamatan dan

kesehatan kerja di Rumah Sakit?


2. Budaya perilaku K3 apakah yang sering

diterapkan di rumah sakit?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis penerapan budaya perilaku keselamatan dan

kesehatan kerja di Rumah Sakit (K3RS) dengan pendekatan literature

riview.

2.3.1 Tujuan Khusus

Mengidentifikasi penerapan budaya perilaku kesehatan dan

keselamatan kerja di Rumah Sakit

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian berfungsi sebagai bentuk nyata dalam menerapkan

ilmu dan teori yang diperoleh dan digunakan untuk memenuhi tugas

akhir. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan literature riview.

Sebagaimana memeperoleh gelar sarjana pada progam studi


Administrasi Rumah Sakit di Stikes Yayasan Rumah Sakit

Dr.Soetomo.

1.4.2 Manfaat Bagi Stikes Yayasan RS Dr. Soetomo

Sebagai bahan referensi pembelajaran serta meningkatkan

wawasan, pengetahuan, hardskill, dan softskill mahasiswa sehingga

dapat menghasilkan lulusan mahasiswa yang berkompten di bidang

kesehatan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Definisi Rumah Sakit

Sesuai dengan (UU No 44 Tentang Rumah Sakit, 2009) pada (pasal

1) menjelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat

darurat pada (pasal 4 dan pasal 5), rumah sakit mempunyai tugas

memeberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dan

rumah sakit memepunyai fungsi menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit,

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga seseuai

kebutuhan medis, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan,

pemberian pelayanan kesehatan, penyelenggaraan penelitian dan

pengembangan teknologi dibidang kesehatan dalam rangka

peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu

pengetahuan bidang kesehatan.

2.1.2 Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit memiliki fungsi sebagai berikut :


1. Penyelenggaraan pelayanan ppengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standart pelayanan rumah saki.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga

sesuai kebutuhan medis.

3. Penyelengaraan pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian

pelayanan kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembanan serta penampisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

2.2.1 Definisi Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja adalah upaya yang dilakukan untuk

mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk

kerugian baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan dengan

peralatan, obyek kerja, tempat bekerja, dn lingkungan kerja, secara

langsung dan tidak langsung.(PMK No 66 Tentang Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit, 2016)

2.2.2 Definisi Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dan pemeliharaan

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua


jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh

kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja, dari risiko akibat faktor yang

merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam

suatu lingkungan kerja yang mengadaptasi anatara pekerjaan dengan

manusia dan manusia jabatannya. (PMK No 66 Tentang Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit, 2016)

2.2.3 Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang selanjutnya

disingkat K3RS adalah segala kegiatan untuk menjamin dan

melindungi kesselamatan dan kesehatan bagi sumber daya manusia

rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun

lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakaan. (PMK

No 66 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit, 2016)

2.3 Definisi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Rumah Sakit (SMK3RS)

(PMK No 66 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit,

2016) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

yang selanjutnya disebut SMK3 Rumah Sakit adalah bagian dari manajemen

Rumah Sakit secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang

berkaitan dengan aktifitas proses kerja di Rumah Sakit guna tercipatanya

lingkungan kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman bagi sumber daya

manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun


lingkungan Rumah Sakit, maka Rumah Sakit perlu menerapkan SMK3

Rumah Sakit. SMK3 Rumah Sakit merupakan bagian dari system

manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan. Ruang lingkup Rumah Sakit

meliputi :

A. Penetapan Kebijakan K3RS

Dalam pelaksanaan K3RS, pimpinan tertinggi Rumah Sakit harus

berkomitmen untuk merencanakan, melaksanakan, meninjau, dan

meningkatkan pelaksanaan K3RS secara tersistem dari waktu ke waktu

dalam setiap aktifitasnya dengan melaksanakan manajemen K3RS yang

baik. Rumah Sakit harus memetuhi hokum, peraturan, dan ketentuan

yang berlaku. Pimpinan Rumah Sakit termasuk jajaran manajemen

bertanggung jawab untuk mengetahui ketentuan peraturan perundang-

undangan dan ketentuan lain yang berlaku untuk fasilitas Rumah Sakit.

Adapun komitmen Rumah Sakit dalam melaksanakan K3RS di

wujudkan dalm bentuk :

1. Penetapan Kebijakan dan Tujuan dari Progam K3RS Secara tertulis

2. Penetapan Organisasi K3RS

3. Dukungan Pendanaan, Sarana dan Prasarana

B. Perencanaan K3RS

Rumah Sakit harus membuat perencanaan K3RS yang efektif agar

tercapai keberhasilan penyelenggaraan K3RS dengan sasaran yang jelas

dan dapat diukur. Perencanaan K3RS dilakukan untuk menghasilkan

perencanaan strategi K3RS tersebut disusun dan ditetapkan oleh


pimpinan Rumah Sakit dengan mengacu pada kebijakan pelaksanaan

K3RS yang telah ditetapkan dan selanjutnya diterapkan dalam rangka

mengendalikan potensi bahaya dan resiko K3RS yang telah

teridentifikasi dan berhubungan dengan operasioanal Rumah Sakit.

Dalam rangka perencanaan K3RS perlu mempertimbangkan peraturan

perundang-undangan, kondisi yang serta hasil teridentifikasi potensi

bahaya keselamatan dan kesehatan kerja.

C. Pelaksanaan Rencana K3RS

Progam K3RS dilaksanakan rencana yang telah ditetapkan dan

merupakan bagian pengendalian resiko keselamatan dan kesehatan

kerja. Adapun pelaksanaan K3RS meliputi :

1. Manajemen Resiko K3RS;

2. Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit;

3. Pelayanan Kesehatan Kerja;

4. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari Aspek;

Keselamatan dan Kesehatan Kerja;

5. Pencegahan dan pengendalian kebakaran;

6. Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari Aspek keselamatan dan

Kesehatan Kerja;

7. Pengelolaan peralatan medis dari Aspek keselamatan dan

Kesehatan Kerja; dan

8. Kesigapan mengahdapi kondisi darurat atau bencana.


Pelaksanaan K3RS tersebut harus sesuai dengan standar K3RS.

Pelaksanaan rencana K3RS harus didukung oleh sumber daya manusia

di bidang K3RS, sarana dan prasarana, dan anggaran yang memadai.

Sumber daya manusia dibidang K3RS merupakan suatu komponen

penting pada pelaksanan K3RS karena sumber daya manusia menjadi

pelaksa dalam aktivitas menajerial dan operasional pelaksanaan K3RS.

Elemen lain di Rumah Sakit, seperti sarana, prasaranan dan modal

lainnya, tidak akan bias berjalan dengan baik dengan adanya campur

tangan dari sumber daya manusia K3RS. Oleh karena itu sumber daya

manusia K3RS menjadi factor penting agar pelaksanaan K3RS dapat

berjalan secara efisien, efektif dan bekesinambungan.

D. Pemantuan dan Evaluasi Kinerja K3RS

Rumah Sakit harus menetapkan dan melaksanakan progam K3RS

selanjutnya untuk mencapai sasaran harus dilakukan pencatatan,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan. Penyusunan progam K3RS

difokuskan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan gangguan

kesehatan serta kecelakaan personil cidera, kehilangan kesemapatan

berproduksi, kerusakan peralatan dan kerusakan atau gangguan

lingkungan dan juga diarahkan untuk dapat memastikan bahwa seluruh

personil mampu mengahdapi keadaan darurat. Kemajuan progam K3RS

ini dapat dipantau secara periodic guna dapat ditingkatkan secara

berksenimabungan sesuai dengan resiko yang telah teridentifikasi dan


mengacu kepada rekamanan sebelumnya serta pencapaian sasaran

K3RS yang lalu.

E. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3RS

Pimpinan Rumah Sakit harus melakukan evaluasi dan kaji ulang

terhadap kinerja K3RS. Hasil peninjauan dan kaji ulang ditindaklanjuti

dengan perbaikan berkelanjutan sehingga tercapai tujuan yang

diharapkan.

2.4 Perilaku K3

2.4.1 Definisi Perilaku

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisasi

(manusia) yang bersangkutan. Sehingga perilaku manusia pada

hakikatnya ialah tindakan atau aktifitas manusia yang memiliki

bentangan yang sangat luas, yaitu berjalan, menangis, berbicara,

bekerja, tertawa kuliah, membaca, menulis dan sebagainya. Dari

uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah

semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung hingga yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmodjo, 2007). (Ii et al., 2015)

2.4.2 Pengelompokan Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, perilaku dapat dibedakan

menjadi dua (Notoatmodjo, 2007):

A. Perilaku tertutup (covert behavior)


Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup dan masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan

dan sikap akan tetapi belum dapat diamati oleh orang lain.

B. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon terhadap stimulus yang berupa tindakan secara langsung

atau terbuka. Dimana respon tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan dan dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

2.5 Budaya

2.5.1 Definisi Budaya

Menurut Koentjningrat (2004) dalam Maya mengenai istilah

budaya berasal dari kata bahasa latin colere yang berarti mengolah atu

mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dalam bahasa

Inggris, budaya disebut culture. Kotter dab Hasket (1992) menyatakan

bahwa perhatian masyarakat akademik terhadap budaya berasal dari

studi antropologi social yang pada akhir abad ke-19 melakukan studi

terhadap masyarakat primitif, seperti Eskimo, Afrika dan penduduk

asli Amerika.

Budaya adalah sebuah kerangka berpikir (construct) yang

menjelaskan tentang keyakinan, perilaku, pengetahuan, kesepakatan-

kesepakatan, nilai-nilai, tujuan, yang kesemuanya itu membentuk

pandangan hidup (wife of life) sekelompok orang. (R.D’ Andrade,

dalam Sobirin, Achmad, 2007) (Sjahril, 2012).


2.6 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Budaya K3)

2.6.1 Definisi Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Budaya K3)

Yusri Heni dalam Tarwaka (2011) menyebutkan bahwa Budaya K3

menunjukkan tipe budaya oganisasi, dimana K3 merupakan suatu nilai

prioritas yang dianggap penting sebagai suatu kesuksesan organisasi

untuk jangka panjang. Bertujuan untuk memperkecil terjadinya

kecelakaan kerja yang dapat berdampak pada pekerja, masyarakat dan

lingkungan masyarakat secara umum. Terdapat 3 hal penting dalam

membangun Budaya K3 (Ii et al., 2015):

A. Adanya tata nilai keselamatan.

B. Adanya pola perilaku yang aman.

C. Keselamatan adalah tanggung jawab semua orang dalam

organiasasi.

Selanjutnya, Budaya K3 berfungsi:

A. Meminimalkan kemungkinan kecelakaan akibat kesalahan yang

dilakukan individu.

B. Meningkatkan kesadaran akan bahaya jika melakukan kesalahan

dalam bertindak dan berperilaku.

C. Mendorong pekerja untuk menjalani setiap prosedur dalam semua

tahap pekerjaan.

D. Mendorong pekerja untuk melaporkan kesalahan atau kekurangan

sekecil apapun.
Menurut Geller dalam Tarwaka (2001) menyebutkan secara umum

total safety culture membutuhkan perhatian berkelanjutan terhadap tiga

hal:

A. Environment factor (meliputi peralatan, perlengkapan, prosedur,

satandar, temperature dan keadaan fisik).

B. Person atau individual factors (meliputi sikap, kepercayaandan

kepribadian seseorang)

C. Behavioural factor (meliputi prakter kerja aman, serta terlibat

dalam masalah keselamatan orang lain.

2.6.2 Indikator Budaya K3

Berbagai model Budaya K3 pada umumnya berkembang dari

lingkup ilmu perilaku (Behavioural Sciences) seperti ilmu antropologi,

sosiologi dan psikologi (Dianne Parker, et.al.,2005).

2.6.3 Program Pengembangan

Budaya K3 Tarwaka (2015) menyebutkan program pengembangan

Budaya K3 secara umum sangat bervariasi, karena masing masing

program dilandasi model konseptual yang dipakai. Pada umumnya

program yang ada sifatnya sangat komprehensif dan biasanya terdiri

dari suatu program utama yang kmeudian diikuti dengan beberapa

program lainnya yang satu sama lain saling terkait dan tidak berdiri

secara sendiri sendiri. Salah satu kendala yang paling utama dan

bersifat umum serta banyak terjadi adalah kesalahan dalam memahami


pengertian budaya K3 itu sendiri (misunderstandings and even misuse

of the concept).
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan literature riview. Studi

literature riview dengan teknik survey paper. Peneliti melakukan pencarian

dari sumber seperti jurnal, buku, laporan, internet, dan sumber pustaka yang

relevan. Data atau naskah diperoleh dengan menggunakan database google

shoolar, garuda, sience direct.

3.2 Keriteria Inskuli Naskah

Kriteria Inklusi
Jangka Waktu Naskah yang dipublis 10 tahun terakhir
Lokasi Studi Geografis Canada
Bahasa Naskah dalam Bahasa Inggris dan Bahasa

Indonesia
Subjek Perawat, karyawan
Jenis Artikel Artikel original dalam bentuk full teks (PDF)
Tema Isi Artikel Budaya perilaku penerapan K3RS
Sampel 1 Rumah Sakit
3.3 Tahap Penelusuran

3.3.1 Protokol dan Registrasi

Penelusuran naskah sesuai kata


kunci
(n = )

Naskah yang diekslusi


Skrinning naskah -Naskah tidak full teks (n)
(n =) - Penelitian tidak di RS (n)

Assesmen kelayakan naskah harus Naskah full teks yang


dalam bentuk full teks sesuai kriteria inklusi
(n = ) - Naskah full teks (n)
- Jurnal terbit 10 Tahun (n)
- Penelitian di RS (n)
Naskah full teks yang
akan direview
(Jurnal =) (Skripsi = )

Keterangan:

N: Jumlah

3.3.2 Database Pencarian


Database yang digunakan dalam studi literature riview ini

menggunakan Google Schoolar, Garuda, Sience Direct.


3.3.3 Kata Kunci yang digunakan
Berdasarkan PICO(S) kata kunci yang terbentuk dari adalah

“Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Budaya Perilaku” Untuk

proses pencarian kata kunci yang dipilih dalam pencarian adalah

sebagai berikut:

Penggunaan Boolean Operator Keyword Hasil Pencarian


Keselamatan dan Kesehatan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dan Budaya Perilaku Kerja dan Safety Culture


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1. Karakteristik Studi

4.1.2. Hasil Identifikasi…

4.1.3. Hasil Identifikasi…

4.1.4. Hasil Analisis…

4.2 Pembahasan
Daftar Pustaka

Suhariono, 2018. “Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit”,


Surabaya
Ii, B. A. B., Sakit, A. R., & Sakit, D. R. (2015).
Indonesia, R. (1970). UU No 1 tahun 1970.
PMK No 66 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. (2016).
Rumah, K., Di, S. K. R. S., Sakit, R., Ii, T., Maringka, F., Kawatu, P. A. T.,
Punuh, M. I., Kesehatan, F., Universitas, M., & Ratulangi, S. (2019).
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN
KESELAMATAN PENDAHULUAN
UU No 44 Tentang Rumah Sakit. (2009).

Anda mungkin juga menyukai