Indonesia
29 April 2013
©Muhammad Nabil
Untuk mendorong minat dan adopsi RKE, manfaat dan potensinya harus
terus menerus disosialisasikan. Sebagai contoh, dengan jalan
menunjukkan kelebihan RKE dalam menyimpan data medis multimedia
yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, kendati pun belum ada
RKE yang benar-benar sempurna. Sosialisasi RKE harus dilakukan secara
terus menerus dan memerlukan inisiatif tingkat nasional. Jika pemerintah
serius menjadikan RKE sebagai kunci untuk meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit.
Kesadaran hukum dikalangan masyarakat dewasa ini telah meningkat, hal ini
mengakibatkan timbulnya tuntutan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang Iebih
baik, bahkan sering terjadi adanya pengaduan kepada pihak
berwajib. Pembangunan dan pengembangan budaya hukum ditujukan demi
terciptanya ketentraman, ketertiban, dan tegaknya hukum yang barintikan kejujuran,
kebenaran dan keadilan untuk mewujudkan kepastian hukum. Sumber utama dari
kegiatan administrasi kesehatan rumah sakit dimulai dari barkas catatan medis, oleh
karenanya catatan inilah yang dipakai sabagai permulaan dasar pembuktian di
pengadilan dan merupakan alat pembelaan yang syah jika tenjadi berbagai masalah
gugatan.
Rekam Medis adalah catatan kronologis yang tidak disangsikan kebenarannya tentang
pertolongan, perawatan, pengobatan seorang pasien selama mendapatkan pelayanan
di rumah sakit. Pengadilan dapat diyakinkan bahwa rakam medis tidak dapat disangkal
kebenarannya dan dapat dipercaya. Oleh karena itu keseluruhan atau sebagian dari
informasinya dapat dijadikan bukti yang memenuhi persyaratan.
Aspek hukum rekam medis tertuang dalam Undang·Undang Republik Indonesia No.
29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, seperti dalam pasal 51 bahwa “Dokter
atau Dokter Gigi dalam melaksanakan praktek kedokteran mampunyai kawajiban
dalam memberikan peiayanan sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien, menjaga rahasia kedokteran dan
memberikan pelayanan selalu mengacu pada etika kedokteran yang ber!aku” .
Ketentuan pidana yang tertuang dalam pasal 79 UU N0.29.tahun 2004 ini adaiah
berkaitan dengan pasal 46, ayat (1} yaitu yang dengan sengaja tidak membuat rekam
medis dan pasal 51, seperti yang telah dijelaskan diatas, maka sangsi pidana atas
pelanggaran pasal-pasal tersebut adalah dikenakan kurungan pidana paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling sedikit, Rp 50.000.000;