Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

ANALISIS APLIKASI SISTEM INFORMASI (SIM)


DI RUMAH SAKIT

Kelompok 1
ILFA KHAIRINA
DELVI HAMDAYANI
IRAYANI
SANDRA HANDINI
VIVI SOFYA SUPARDI

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ANDALAS
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah analisa aplimasi/ implementasi SIMKES di Rumah Sakit dari tugas mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen ini tepat pada waktunya. Kami mengucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing atas bimbingan yang telah diberikan dalam
proses pembuatan makalah ini.
Semoga makalah telaah jurnal ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.. Sebelumnya kami kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Penulis

A. Pendahuluan
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah berkembang
dengan cepat, termasuk di bidang kesehatan dan keperawatan. Perkembangan
2

teknologi tidak dapat ditolak oleh suatu masyarakat atau komunitas, karena
teknologi bersifat memudahkan dan efisien bagi pelaksanaan suatu system,dan
teknologi dapat meminimalisir adanya human error. Oleh karena itu, sangat
dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan
keperawatan yang lebih baik. Sistem informasi manajemen tidak hanya
bermanfaat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, namun juga dapat
menjadi pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan di keperawatan.
Salah satu bagian dari perkembangan teknologi di bidang kesehatan yang
sudah dipergunakan adalah EHR (Electronic Health Records) atau Catatan
Kesehatan Elektronik. Beberapa rumah sakit saat ini telah mulai berpindah, dari
yang awalnya dulu menggunakan paper-based, saat ini sudah bergerak
menggunakan EHR. Penggunaan EHR bertujuan untuk mendukung keberlanjutan,
efisiensi, dan kualitas dari pelayanan kesehatan terpadu (Seidlitz, et al. 2012).
RS Eka Hospital Pekanbaru adalah rumah sakit swasta kelas B. Rumah
sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis
terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit
kabupaten. Rumah Sakit Eka Hospital adalah salah satu dari rumah sakit yang
memiliki sistem EHR dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Oleh karena
itu, kami tertarik untuk menganalisis bentuk aplikasi atau implementasi dari
sistem EHR ini di rumah sakit tersebut.
Tujuan dari penulisan tugas mata kuliah SIMKES ini adalah untuk
menganalisis aplikasi sistem informasi manajemen Electronic Medical Records
(EMR) di Rumah Sakit EKa Hospital Pekanbaru.
B. Kerangka Teori
EMR (Electronic Medical Records) atau rekam medis elektronik, memiliki
banyak istilah untuk mewakili sistem aplikasi yang sama, seperti rekam kesehatan
elektronik/ Electronic Health Records (EHR), EPR (Electronic Patient Records),
catatan elektronik pasien / CMR (Computerized Medical Records), komputerisasi
rekam medis/ CPR (Computer-Based Patient Records), catatan pasien berbasis
computer, dan EHR (Electronic Health Records) atau rekam kesehatan elektronik.
Penggunaan teknologi aplikasi sistem informasi manajemen dalam bentuk EHR
bertujuan untuk mendukung keberlanjutan, efisiensi, dan kualitas dari pelayanan
kesehatan terpadu (Seidlitz, et al. 2012).
3

EMR atau dikenal secara luas dengan EHR memberikan sebuah solusi
untuk pendokumentasian layanan kesehatan, mengubah dari area paper-based
menjadi paperless. Beberapa layanan sistem dasar yang dimiliki oleh EMR adalah
clinical physician order entry (CPOE) untuk membantu tenaga kesehatan atau
dokter memesan tes diagnostik (laboratorium dan radiologi), pemesanan obatobatan, dan pendokumentasian (Steen, 2010).
Beberapa manfaat yang dapat dijelaskan oleh (Steen, 2010) adalah peran
EMR dalam mengakumulasi catatan grafik perkembangan pasien secara personal,
dan hal ini berdampak baik untuk pendidikan kesehatan dan skrining (catatan
alergi, riwayat kesehatan dahulu, riwayat imunitas) secara personal sesuai dengan
kebutuhan pasien. Sedangkan metode lama ketika memakai grafik dengan tulis
tangan, perawat kesulitan dalam mendokumentasikan catatan tambahan atau
tindakan tambahan yang dilakukan kepada pasien dan pendokmentasian yg kurang
terorganisir.
Steen (2010) dalam tulisannya mencoba membandingkan catatan medis
jika dikembangkan dengan EMR dan masih menggunakan paper-based:
Paper-based Medical Records
Electronic Medical Records (EMR)
Menggunakan ruangan penyimpangan Digital Storage. Bisa dalam bentuk hard
yang besar
Butuh waktu

yang

banyak

drive saja
untuk Terorganisasi dengan baik dan mudah

mengumpulkan data
diakses
Membutuhkan biaya yang besar untuk Lebih

mudah

menggandakan data, dan memindahkan menggandakan,


data
Resiko terjadinya medical error

untuk
dan

diakses,
dipindahkan

(email, web-based, internet connection


EMR membantu dalam menetapkan
standar pempuatan dokumentasi, dan
mencegah terjadinya medical error

C. Metode
Penulisan tugas ini menggunakan metode wawancara semi-terstruktur
kepada perawat IGD (Instalasi GawatDarurat), yang selanjutnya disebut informan,
yang bekerja di RS Eka Hospital Pekanbaru. Penulis menjelaskan tujuan dari

penugasan ini kepada informan, kemudian ruang lingkup penugasan. Data dari
informan tidak akan dipublikasikan dan tidak disebarluaskan.
Prosedur dan Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan via telepon ke informan.
Sebelum proses pengumpulan data dimulai,penulis membuat janji dan kontrak
terlebih dahulu dengan informan. Kemudian penulis memberikan informasi
mengenai tujuan penulisan, dan meminta kesediaan informan sebagai sumber data
dari penulisan tugas ini.
Instrumen
Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka semiterstruktur. Item-item pertanyaan yang digunakantelah dikembangkan sesuai
dengan tujuan dari penulisan tugas ini.
D. Hasil
RS Eka Hospital Pekanbaru adalah rumah sakit swasta kelas B yang ada di
Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Sebagai salah satu rumah sakit besar yang ada di
Kota Pekanbaru rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah sakit ini menyediakan 150 tempat tidur
inap, lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Riau yang tersedia rata-rata 70
tempat tidur inap.
Teknologi dapat meminimalisir terjadinya human error. Demi efektifitas
layanan dan mencegah kelalaian manusia, Eka Hospital menggunakan teknologi
sistem informasi terpadu, Electronic Medical Record (EMR). Seluruh data pasien
tersimpan dalam sistem elektronik (EMR) sehingga memudahkan staf kami untuk
mengakses data dan menganalisis informasi medis, serta meningkatkan kecepatan
pelayanan diagnosa. Eka Hospital telah menerapkan sistem Electronic Medical
Record (EMR) yang terintegrasi sejak tahun 2008. Dimulai dari RS Eka Hospital
di BSD City, Tanggerang, dan kemudian diikut oleh RumahSakit Eka Hospital di
Pekanbaru.
Sistem EMR yang dikembangkan oleh Rumah Sakit Eka Hospital
Pekanbaru meliputi decision support system (DSS) atau sistem pendukung
keputusan dalam diagnosa medis dan diagnose keperawatan, dokumentasi klinis
mengenai catatan kemajuan pasien, physician order entry (POE) yang digunakan
untuk memesan tes diagnostik (laboratorium dan radiologi) dan pemesanan obat,

hal ini juga diterapkan untuk menghindari medication error. Semua fasilitas
layanan EMR ini dapat diaplikasikan disemua ruang rawat, poli rawat jalan, rawat
inap, dan instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru
merupakan salah satu ruangan yang memanfaatkan sistem informasi kesehatan
EMR ini dapat pemberiam layanan kesehatannnya, termasuk layanan asuhan
keperawatan. Ruangan IGD Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru membagi lagi
ruangannya berdasarkan kriteria pasien, yaitu ruangan trauma, ruangan non
trauma, ruangan maternity, dan ruangan anak.
Pemanfaatan sistem informasi kesehatan EMR ini diberlakukan dalam
rangka meningkatkan patient safety. Sesuai dengan klasifikasi ruangan tadi, salah
satu aplikasi dari EMR ini adalah pemberian asuhan keperawatan. Begitu pasien
Pasien baru

baru masuk dan mendaftar ke triage IGD, pasien akan diperiksa oleh tim dokter
dan tim perawat, pengkajian di IGD dilakukan melalui pengkajian primer dan
sekunder. Setelah pasien di anamnesa, pasen baru tersebut akan dibuatkan akun

Triage Pasien
oleh timtindakan
medical invasive
records dan
setiap
penatalaksanaan
tindakan ke
pasien tersebut
Mendapatkan
dan
obat-obatan
/pemeriksaan
diagnostic
sesuai dengan keada

akan dicatat melalui sistem.

Pasien baru didaftarkan dan mendapatkan nomor Medical Records (Akun)

Masalah teratasi/ observasi


DSS
POE
Untuk
lebih
jelasnya
akan
diganbarkan
dalam
skema
berikut laboratorium,
:
(Penentuan diagnosa medis dan keperawatan, pemesanan
radiography, dan ob

Skema 1. Gambaran pelayanan di Instalasi Gawat Darurat

Dokumentasi terintegrasi (EM

Pasien di rawat (Dewasa, Anak-anak ) Kelas I,II,III, dan


VIP
Pasien Pulang

Pasien Meninggal dunia

E. Pembahasan
Steen (2010) mengemukakan bahwa menggunakan teknologi EMR
berdampak pada catatan grafik kemajuan pasien. Tantangan terbesar saat
menggunakan teknologi EMR adalah real-time charting. Kebijakan di salah satu
rumah sakit yang memanfaatkan EMR adalah mewajibkan pencatatan grafik atau
dokumentasi pengobatan dilakukan dalam 1 jam setelah pemberian. Ini juga
hampir sama seperti yang terjadi di IGD RS Eka Hospital Pekanbaru, bahwa
setelah pasien mendapatkan intervensi dan pengobatan dari tim medis dan tm
perawat dan masalah utama pasien teratasi, kemudian dilanjutkan dengan proses
pendokumentasian dengan EMR di nurse station yang ada di masing-masing
bagian. Hal ini dikarenakan tidak memungkinkan memberi fasilitas komputer di
setiap tempat tidur di IGD.

Pemberian pelayanan obat adalah sebuah bagian yang penting dalam praktik
keperawatan, dan keselamatan pasien merupakan hal yang yang diutamakan
dalam profesi keperawatan. Pada tahun 2001, JCAHO mengemukakan adanya
potensial bahaya dari beberapa singkatan dalam obat, misalnya units disingkat u,
dan lain sebagainya. Bersama dengan NCCMERP (National Coordinating Council
Medication Error Reporting And Prevention) , JCAHO menyatakan bahwa dengan

menerapkan teknologi akan menurunkan resiko terjadinya human error, teknologi


yang dapat digunakan misalnya adalah dengan menggunakan system barcode pada
obat-obatan pasien dan penyediaan obat melalui system computer (Greenfield,
2007).
Namun teknologi bersifat maju ke depan, Steen (2010) menyebutkan
sebuah applikasi Dana-Farbers System mengembangkan proses scanner untuk
membuat proses dokumentasi menjadi lebih baik. Sistem ini akan membuat
perawat dapat memindai ID pasien tepat selama pemberian obat-obatan. RS Eka
Hospital Pekanbaru, dalam hal ini juga memiliki masalah dan solusi yang sama
dalam mengaplikasikan tekonologi mereka. Masing-masing pasien yang masuk
sebagai pasien baru di IGD RS Eka Hospital Pekanbaru, akan memiliki sebuah
akun ID dan barcode di dalam gelang identitas mereka. Hal ini akan memudahkan
perawat dalam proses pemberian obat-obatan kepada pasien. Sebelum obat-obatan
diberikan,perawat IGD kan memindai ID pasien terlebih dahulu, dan kemudian
memindai jenis obat-obat yang akan diberikan. Sehingga pencatatan pemberian
obat akan jauh lebih efisien dan mengurangi medical error.
Salah satu komponen dari EMR adalah clinical decision support (CDS)
yang dapat dipakai untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada
pasien. Penggunaan sistem CDS ini dilindungi oleh sistem keamaan, dimana
hanya akun yang memiliki password atau sandi saja yang bisa mengakses. Hal ini
dilakukan untuk menjaga kerahasiaan data dari pasien (Clinical, Support, &
Health, 2009). Komponen CDS ini juga dimanfaatkan oleh RS Eka Hospital
Pekanbaru. Sistem ini membantu tenaga kesehatan dalam hal ini dokter dan
perawat, menentukan masalah kesehatan pasien, mendiagnosa penyakit, dan
merencanakan tindakan atau intervensi apa yang sesuai dengan keadaan pasien.
Tenaga kesehatan yang bisa mengakses aplikasi ini adalah, dokter dan perawat

yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut, mereka akan masuk ke dalam
sistem menggunakan akun dan sandi masing-masing.
Dalam memanfaatkan CDS beberapa komponen yang menjadi hal penting
dalam implementasinya adalah formulir elektronik, formulir permintaan, lembar
perencanaan pelayanan kesehatan, obat-obatan, dan riwayat alergi (Clinical et al.,
2009). Karena penulis tidak bisa menampilkan aplikasi CDS yang dipakai oleh RS
Eka Hospital Pekanbaru, penulis akan menampilkan beberapa tampilan standar
pada aplikasi ini, namun secara garis besar pengaplikasian CDS ini hampir sam di
semua rumah sakit, yang berbeda adalah tampilan program aplikasinya.

a. Formulir Elektronik

Pada contoh diatas adalah bentuk formulir elektronik yang digunakan


untuk memasukkan data-data awal pasien. Petunjuk intruksi menyediakan
dukungan ketika melengkapi proses wawancara dan observasi pada saat
penerimaan pasien, setelah itu difokuskan pada proses assessment dan implentasi.
Biasanya aplikasi dari aplikasi ini bersifat poin dan klik respon, hal ini
dimaksudkan untuk meminimalisir user untuk mengetik.

b. Formulir Permintaan

10

Formulir permintaan berisi kalimat-kalimat perintah untuk menuntun user


memilih layananapa yang akan dilakukan kepada pasien, kemudian setelah order
dilakukan, dokumen akan dikirim kembali kea kun pasien agar dapat diinterpretasi
oleh dokter, perawat atau therapist yang bertanggung jawab terhadap pasien
tersebut.
c. Perencaan pelayanan kesehatan (Plan of Care)

Plan of care bertujuan untuk mengdentfikasi masalah dan solusi


pemecahan masaahnya. Perawat akan mengidentifikasi rencana perawatan bagi
pasien dan menentukan kriteria hasil untuk pasiennya. Setiap diagnose
11

keperawatan yang ada, dan rencana perawatan sudah ditentukan standarnya. Hal
yang sama jika plan of care ini untuk dokter yang bertanggung jawab kepada
pasien tersebut.
d. Obat-obatan dan alergi

12

Aplikasi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya medication error dan


mecegah terjadinya reaksi alergi kepada pasien saat diberikan jenis-jenis
obat tertentu.

e. Sumber rujukan decision support system

13

Hal ini bertujuan untuk setiap user bisa mengecek kembali definisi dari
diagnosa, keadaan klinis pasien, nilai-nilai normal labor dan radiograpi,
intervensi, prosedur. Aplikasi ini di desain terhubung dengan perawat dan
dokter untuk menbantu user dalam menentukan solusi.
F. Simpulan
Pemanfaatan sistem informasi kesehatan EMR ini diberlakukan dalam
rangka meningkatkan patient safety. Pada RS Eka Hospital Pekanbaru, berguna
untuk meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan, mengurangi medication error,
menhindari human error.

DAFTAR PUSTAKA

Clinical, I., Support, D., & Health, E. (2009). R e c o rds, 29(5), 345354.

14

Greenfield, S. (2007). Medication error reduction and the use of PDA technology.
The Journal of Nursing Education, 46(3), 127131.
Steen, F. R. (1945). Medical records. Modern Hospital, 65(5), 76.

LAMPIRAN PERTANYAAN
1. Kami sangat tertarik untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi
manajemen kesehatan yang diberlakukan di rumah sakit tempat Saudara
15

bekerja, dapatkan Saudara menceritakan sistem informasi manajemen


kesehatan apa yang sedang dipakai di rumah sakit ini?
2. Dapatkah Saudara menceritakan penggunaan EMR di instralasi tempat
Saudara berdinas?
3. Dapatkah Saudara menceritakan pengalaman Saudara pada saat bekerja
menggunakan EMR?
4. Bisakah Saudara menceritakan alur yang akan dilakukan oleh pasien saat
pasien baru masuk IGD?
5. Apa-apa saja komponen atau fitur dari aplikasi EMR yang ada di instalasi
Saudara?
6. Bagaimana cara mencatat hasil dokumentasi dari assessment yang telah
Saudara lakukan tadi?
7. Bagaimana cara Saudara memberikan formulir permintaan untuk pasien
kelolaan Saudara?
8. Bisakah kami melihat Saudara mencobakan memakai aplikasi ini pada saat
pasien baru masuk?
9. Apa hambatan atau kesulitan yang Saudara rasakan saat menggunakan sistem
informasi manajemen EMR?

16

Anda mungkin juga menyukai