semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini berkaitan dengan upaya industri
kesehatan untuk melakukan segala hal yang diperlukan untuk menyediakan kualitas
pelayanan medis yang lebih baik sekaligus peningkatan profitabilitas bisnis rumah sakit.
Masih banyak yang mengira bahwa EMR dan EHR adalah dua hal yang sama. Pasalnya,
banyak tenaga kesehatan yang menggunakan dua istilah ini secara berganti-gantian. Dan
tidak sedikit yang masih belum paham perbedaan antara keduanya. Padahal, EMR dan EHR
adalah konsep yang berbeda dan menawarkan manfaat yang berbeda pula.
Rekam medis sendiri sudah mengalami begitu banyak transformasi sejak pertama kali
digunakan. Tujuan utama diperlukannya rekam medis agar bisa mencatat apa instruksi dokter
untuk kondisi seorang pasien (Oral menjadi Written). Melihat begitu banyak informasi yang
perlu dicatat, maka diperlukan struktur yang baku dan jelas atas pencatatan informasi
kesehatan tersebut (Unstructured menjadi Structured). Dengan pencatatan yang lebih rapi,
maka mulai diusulkan agar format catatan rekam medis berbentuk digital (Paper menjadi
Digital). Lalu, digitalisasi informasi kesehatan ini pun menuntut agar informasi bisa diakses
oleh sekian banyak pihak (Chart menjadi System)
EHR pada dasarnya melakukan hal yang sama dengan EMR ditambah dengan beberapa fitur
tambahan lainnya dan di saat yang sama meningkatkan pertumbuhan internal dan eksternal
rumah sakit. EHR fokus pada informasi kesehatan pasien secara keseluruhan, melebihi data
klinis standar yang dikumpulkan di fasilitas pelayanan kesehatan dan meliputi pandangan
perawatan pasien yang lebih luas.
EHR dirancang untuk mencapai lebih dari rumah sakit yang awalnya mengumpulkan dan
menyusun informasi. Sistem ini dibangun untuk membagi informasi dengan penyedia
layanan kesehatan lainnya seperti laboratorium, rehabilitas, dan dokter spesialis. Oleh karena
itu EHR akan memiliki semua informasi dari semua penyedia layanan kesehatan yang terlibat
dalam perawatan pasien.
Data EHR dapat dibuat, diatur, dan dikonsultasikan dengan semua tenaga dan staf kesehatan
yang berwenang di lebih dari satu rumah sakit. Selain itu, informasi ini juga bergerak dengan
pasien, ke spesialis, rumah sakit, rumah perawatan di kota, provinsi, bahkan negara yang
berbeda.
Inilah yang membuat EHR mempunyai manfaat lebih dibandingkan EMR. Ketika
informasi dibagikan secara aman, maka sistem tersebut menjadi semakin kuat. Perawatan
kesehatan merupakan upaya tim dan pembagian informasi secara aman mendukung upaya ini.
EHR memungkinkan informasi medis pasien bergerak bersama pasien ke
berbagai bagian pelayanan kesehatan yang berbeda seperti spesialis,
laboratorium, fasilitas pencitraan, apotek, dan lain-lain.
EHR menyediakan penggunanya riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan
tanpa batasan lokasi.
Keduanya membantu mengurangi kesalahan medis dan memaksimalkan perawatan
kesehatan dengan memastikan informasi tetap akurat dan terbaru.
Diagram dan dokumen pasien jauh lebih jelas karena dilaporkan secara elektronik.
Mengurangi kemungkinan adanya tes yang sama sehingga dapat menghemat waktu
dan biaya baik bagi pasien maupn penyedia layanan kesehatan.
Keduanya mendorong partisipasi pasien sehingga dapat mendorong gaya hidup yang
lebih sehat dan memberikan pengetahuan medis.
Informasi pasien lebih lengkap dan terkini sehingga membantu dibuatnya diagnosa
dan perawatan yang lebih akurat dan tepat.
Memilih sistem yang tepat untuk rumah sakit merupakan proses yang membingungkan dan
memakan banyak waktu bagi banyak orang. Dengan banyaknya pilihan yang tersedia, maka
semakin sulit pula menentukan pilihan. Meski demikian, mencari pendapat dari staf
kesehatan merupakan salah satu cara terbaik untuk mengetahui perangkat dan fitur mana
yang sesuai dengan rumah sakit tersebut.
Dalam hal EHR dan EMR, maka yang harus mempertimbangkan adalah apakah rumah sakit
rutin berbagi informasi dengan penyedia layanan kesehatan lain atau tidak. Jika jawabannya
adalah ya, maka EHR merupakan pilihan sistem yang tepat.
Sebaliknya, jika rumah sakit tersebut fokus pada satu jenis perawatan kesehatan tertentu saja
atau lingkupnya lebih sempit dan hanya pada rumah sakit itu sendiri, maka EMR adalah
pilihan yang lebih memadai.
Secara istilah EMR dan EHR memang hanya berbeda di satu huruf saja, tapi keduanya
sebenarnya sangatlah berbeda. Dengan memahami perbedaan mendasar dan segala fitur yang
ditawarkan keduanya, maka rumah sakit dapat memilih dengan lebih akurat sistem mana
yang cocok bagi rumah sakit.
Electronic Health Record (EHR)
Pengertian Electronic Health Record (EHR)
Electronic Health Record (EHR) adalah suatu catatan
elektronik komprehensif dari informasi kesehatan pasien yang
merupakan integrasi beberapa database informasi kesehatan.
Informasi yang diberikan meliputi demografi pasien, catatan
kemajuan, masalah, obat, tanda vital, riwayat medis masa lalu,
imunisasi, data laboratorium, dan laporan radiologi (National Center
for Research Resourses, 2006). Pada awalnya rekam kesehatan di
Indonesia masih dikenal dengan istilah rekam medis yang sampai saat
inipun sebagian rumah sakit di Indonesia masih menggunakan istilah
yang sama. Rekam medis yang memuat informasi evaluasi keadaan
fisik dan riwayat penyakit pasien amat penting dalam perencanaan
dan koordinasi pelayanan pasien, bagi evaluasi lanjut serta menjamin
kontinuitas pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu kelengkapan,
keakuratan dan ketepatan waktu pengisian harus diupayakan dalam
organisasi kesehatan karena amat penting bagi kelayakan tindakan
pelayanan dan rujukan. EHR bukanlah sistem informasi yang dapat
dibeli dan diinstal seperti paket word-processing atau sistem
informasi pembayaran dan laboratorium yang secara langsung dapat
dihubungkan dengan sistem informasi lain dan alat yang sesuai dalam
lingkungan tertentu.
Kesimpulan
Electronic Health Record (EHR) adalah suatu catatan
elektronik komprehensif dari informasi kesehatan pasien yang
merupakan integrasi beberapa database informasi kesehatan.
Informasi yang diberikan meliputi demografi pasien, catatan
kemajuan, masalah, obat, tanda vital, riwayat medis masa lalu,
imunisasi, data laboratorium, dan laporan radiologi (National Center
for Research Resourses, 2006). Dokumentasi EHR dapat diisi oleh
para pemberi pelayanan klinik mulai dari dokter, perawat, dokter
gigi dan lainnya bertujuan meningkatkan efisiensi, akurasi serta
mengurangi waktu pencatatan yang sering memakan waktu lama.
Sistem ini dilakukan dengan cara komputerisasi sehingga
membutuhkan SDM yang mana SDM tersebut mencatatkan hasil
pendokumentasiannya kedalam komputerissi yang kemudian dapat
diakses oleh para anggota medis lainnya. Sehingga memudahkan
perawat ketika mencari data pasien ataupun meneruskan
pendokumentasian pasien ketika pergantian shift.
Implementasi EHR merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan
bagi setiap sarana pelayanan kesehatan yang dipicu oleh usaha
peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan
pemahaman bersama dalam strategi implementasi EHR . Kunci sukses
implementasi EHR di pelayanan kesehatan Indonesia tidak terlepas
dari peran serta pemerintah dalam menyiapkan kebijakan terkait
dengan implementasi EHR seperti, standarisasi model EHR yang
sesuai di sarana pelayanan kesehatan Indonesia serta tersedianya
peraturan pemerintah yang terkait implementasi EHR. Di Indonesia
sendiri EHR ini sangat mungkin untuk diterapkan, namun hal ini harus
disertai dengan kesiapan dari rumah sakit dan tenanga kesehatan itu
sendiri sebagai pengguna alat ini. Sebelum alat ini digunakan sumber
daya manusia harus sudah dipastikan terlebih dahulu, apakah mampu
atau tidak.