Anda di halaman 1dari 13

ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR)

TUGAS

Oleh
Kelompok 4A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNVERSITAS JEMBER
2014

ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR)

TUGAS

diajukan sebagai pemenuhan tugas Pemanfaatan Teknologi Dalam Keperawatan


dengan dosen: Ns. Retno Purwandari, M.Kep

Oleh:
Rita Vidiyawati
Ade Ananta Pratiwi
Ikbar Nurkholisah Imaniar
Rica Novi Pamungkas
Ria Novitasari
Sungging Pandu Wijaya
Lidatu Nara Shiela
Riski Dafianto
`
Alisa MiradiaPuspitasari

NIM. 102310101028
NIM 1023101010 58
NIM. 122310101004
NIM. 122310101008
NIM. 122310101022
NIM. 122310101026
NIM. 122310101048
NIM. 122310101052
NIM. 122310101074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNVERSITAS JEMBER
2014

PEMBAHASAN
1.

Pengertian EHR
Rekam Kesehatan Elektronik atau Electronic Health Record sering

disingkat EHR. EHR merupakan kegiatan mengkomputerisasikan isi rekam


kesehatan dan proses yang berhubungan dengannya. Pada awalnya rekam
kesehatan di Indonesia masih dikenal dengan istilah rekam medis yang sampai
saat inipun sebagian rumah sakit di Indonesia masih menggunakan istilah yang
sama. Rekam Medis adalah Himpunan fakta tentang kehidupan seorang pasien
dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan lampau
yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan
pelayanan kesehatan terhadap pasien. (Huffman, 1999)
Rekam medis yang memuat informasi evaluasi keadaan fisik dan riwayat
penyakit pasien amat penting dalam perencanaan dan koordinasi pelayanan
pasien, bagi evaluasi lanjut serta menjamin kontinuitas pelayanan yang diberikan.
Oleh karena itu kelengkapan, keakuratan dan ketepatan waktu pengisian harus
diupayakan dalam organisasi kesehatan karena amat penting bagi kelayakan
tindakan pelayanan dan rujukan.
EHR merupakan sistem informasi yang memiliki framework lebih luas
dan memenuhi satu set fungsi, menurut Amatayakul Magret K dalam
bukunya Electronic Health Records: A Practical, Guide for Professionals and
Organizations harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Mengintegrasikan data dari berbagai sumber (Integrated data from
multiple source)
2. Mengumpulkan data pada titik pelayanan (Capture data at the point of
care)
3. Mendukung pemberi pelayanan dalam pengambilan keputusan (Support
caregiver decision making).

WHO menjelaskan bahwa EHR idealnya harus mampu:


1. Mengumpulkan data klinis, administrasi dan keuangan pada saat titik;
2. Pertukaran data lebih mudah antara profesional kesehatan untuk
memfasilitasi perawatan berkelanjutan;
3. Mengukur peningkatan dan kesehatan klinis hasil, membandingkan hasil
benchmark terhadap resiko dan memfasilitasi penelitian dan uji klinis;
4. Menyediakan data statistik yang berharga pada waktu yang tepat dan
efisien untuk kesehatan masyarakat dan pemerintah kementerian
(pelaporan seperti data kesehatan adalah penting dalam deteksi dan
pemantauan wabah penyakit, serta menyediakan statistik bermakna dan
akurat untuk mengukur status kesehatan penduduk; dan manajemen
Dukungan dalam pelaporan administrasi dan keuangan dan proses
lainnya.her processes.

2.

Manfaat HER
Menurut Register Nurse Association Of Ontorio (RNAO) penggunaan

teknologi komputer dan informasi digunakan untuk mendukung dokumenasi atau


catatan kesehatan secara elektronik. Untuk tenaga kesehatan termasuk perawat
penggunaan teknologi computer menyediakan akses secara cepat yang menjadi
informasi penting tentang kesehatan atau penyakit dari seorang individu (klien).
Bagi klien tentu tidak lagi harus mengulang beberapa kali informasi kesehatan
atau riwayat kesehatan baik dari tenaga kesehatan satu maupun tenaga kesehatan
berikutnya.
Penggunaan sistem komputer dalam keperawatan kesehatan meningkatkan
kualitas, keamanan, dan konsistensi perawatan klien, dengan akses cepat dan
mudah ke informasi klinis yang berhubungan dengan kesehatan individu. sistem
ini menyediakan informasi dan sumber terbaik pada praktek klinis dan merupakan
suatu alat yang secara cepat masuk dengan semua anggota tim kesehatan termasuk

perawat. Perawat dapat mengakses informasi dari petugas kesehatan lain untuk
memberikan perawatan berkualitas.
Dalam melakukan pengkajian literatur mengenai catatan elektronik (EHR)
digunakan dengan pendekatan dari beberapa jurnal atau artikel yang terkait, yaitu
Development and Testing of a Survey Instrument to Measure Benefits of a Nursing
Information System ( Abdrbo, et al, 2011) menjelaskan bahwa ada beberapa studi
yang telah menyelidiki manfaat sistem informasi dalam keperawatan, yaitu:
a. Manfaat Terkait dengan Kualitas Pelayanan.
Manfaat yang berkaitan dengan kualitas pelayanan dari menggunakan
sistem informasi adalah perbaikan yang berkaitan dengan aksesibilitas,
ketepatan waktu, dan kelengkapan informasi pasien yang meningkatkan
efektivitas perawatan. Cara bahwa kualitas pelayanan ditingkatkan dari
penggunaan sistem informasi dapat dinilai dengan melihat aspek-aspek yang
mempengaruhi perawatan pasien seperti perbaikan terkait dengan mengakses
informasi pasien; memperoleh informasi pasien yang lebih cepat dan lengkap,
memperoleh informasi yang lebih seragam tentang pasien, dan pengolahan
penerimaan pasien lebih efisien.
b. Manfaat Terkait Efisiensi Waktu.
Menghemat waktu dan efisiensi adalah produksi hasil yang diinginkan.
c. Manfaat Terkait Komunikasi dan Dokumentasi.
Komunikasi dan dokumentasi merupakan sarana untuk bertukar data
dan informasi . Sistem Informasi dapat memfasilitasi komunikasi antara
perawat, dokter, dan anggota tim kesehatan lainnya dan meningkatkan hasil
pasien. Selain itu, penggunaan sistem informasi akan menjamin kelengkapan
dokumentasi perawatan pasien, memfasilitasi evaluasi hasil perawatan pasien,
dan meningkatkan keselamatan pasien.
Item yang dipilih dan diadaptasi untuk penggunaan sistem informasi
termasuk yang berurusan dengan perbaikan yang berkaitan dengan kepatuhan
terhadap standar dokumentasi keperawatan, mencatat konsistensi dengan
rencana perawatan, ketersediaan grafik, dan komunikasi ditingkatkan

antara staf keperawatan, antara perawat dan pasien, dan dengan perawat lain
dan anggota tim kesehatan lainnya.
d. Manfaat Terkait dengan Praktek Profesional.
Praktek profesional terdiri dari kegiatan dan kualifikasi yang khusus untuk
profesi tertentu. Menggunakan sistem informasi telah dilaporkan bermanfaat
bagi perawat praktek profesional. Penggunaan sistem informasi telah
meningkat otonomi perawat, rasa profesionalisme, dan accountability. Selain
itu, manfaat yang tidak langsung berhubungan dengan praktek profesional telah
dilaporkan dalam literatur, seperti peningkatan pengambilan keputusan dan
pasien safety. Masih manfaat lainnya telah diidentifikasi, termasuk peningkatan
rasa tanggung jawab dan pekerjaan perawat.

3.

Hal yang yang harus diperhatikan pada penggunaan EHR

Hal penting yang harus diperhatikan untuk menggunakan EHR adalah:


1. Dukungan hardware dan software sudah siap.
2. Semua operator pengguna alat ini telah terlatih, baik dalam penggunaannya
maupun dalam akses penggunaannya itu sendiri.
3. Tersedia infrastruktur dan furnitur yang sesuai (sumber listrik, kabel, mejakursi komputer).
4. Prosedur pengamanan harus diatur dan ditetapkan untuk menghindari
penyalahgunaan penggunaan alat ini, misalnya untuk main games atau
fungsi non rekam medis lainnya. Disamping itu juga untuk melindungi
komputer dari virus.
5. Petugas atau pihak yang berwenang diberi kata sandi (password) yang
diganti secara periodik untuk mencegah penggunaan EMR oleh orang yang
tidak berwenang.
Menurut Johan Harlan, komponen fungsional EHR, meliputi:
1. Data pasien terintegrasi
2. Dukungan keputusan klinik
3. Pemasukan perintah klinikus
4. Akses terhadap sumber pengetahuan

5. Dukungan komunikasi terpadu


Salah satu aspek yang paling sulit dalam menerapkan EHR adalah pada tahapan
implementasi. Ada beberapa alternatif implementasi yaitu:
1. Implementasi seluruh fungsi di semua unit (instalasi) pada saat yang sama
secara menyeluruh di rumah sakit,
2. Implementasi seluruh fungsi pada satu unit (instalasi). Jika di lokasi
tersebut sudah stabil, kemudian dilanjutkan ke seluruh lokasi lain pada
saat yang sama,
3. Implementasi fungsi-fungsi terbatas pada seluruh unit (instalasi), misalnya
permintaan tes laboratorium secara elektronik. Jika fungsi ini sudah
menjadi bagian dari kegiatan klinik secara rutin, kemudian menerapkan
lebih banyak fungsi lagi,
4. Kombinasi dari pendekatan-pendekatan di atas, misalnya menerapkan
fungsi terbatas pada satu lokasi. Jika fungsi tersebut sudah stabil,
kemudian memperluas berbagai fungsi pada lokasi tersebut dan kemudian
diperluas ke berbagai unit di seluruh rumah sakit.

4.

keuntungan dan kelemahan penggunaan EHR


Keuntungan yang dapat diperoleh dengan HER dalam penerapanya yaitu:

1. Pencegahan adverse event.


2. Memberikan respon cepat segera setelah terjadinya adverse event.
3. Melacak serta menyediakan umpan balik mengenai adverse event.
4. Mempermudah dan mempercepat akses informasi.
5. Memberikan adanya data cadangan atau duplikat yang dapat digunakan
apabila terjadi kerusakan atau kehilangan data.
6. Memproses transaksi dalam jumlah besar dan sulit secara cepat.
7. Memungkinkan siap mengakses secara cepat untuk beragam sumber
profesional
8. Memungkinkan mengakses secara lebih canggih dan dapat melihat rancang
yang sesuai dengan kehendak (customization).
9. Pencegahan adverse event

10. Memberikan respon cepat segera setelah terjadinya adverse event


11. Melacak serta menyediakan umpan balik mengenai adverse event
12. Memberikan peringatan dan kewaspadaan klinik (clinical alerts and
reminders), hubungan dengan sumber pengetahuan untuk menunjang
keputusan layanan-kesehatan (health care decision support) dan analisis data
agregat (Johan Harlan).
13. EHR juga dapat memungkinkan terselenggaranya komunikasi silang yang
semakin kompleks antara sesama tenaga kesehatan dengan berbagai pihak
yang sama-sama memberikan pelayanan kepada pasien di sarana pelayanan
kesehatan
14. EHR dapat digunakan sebagai salah satu masukan penting dalam mengukur
keberhasilan program kesehatan di instansi pelayanan yang ada (Menkes RI,
2005).
Kelemahan yang dapat diperoleh dengan HER dalam penerapanya yaitu:
1. Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medis
kertas, untuk perangkat keras, perangkat lunak dan biaya penunjang
2. Waktu yang diperlukan oleh key person dan dokter untuk mempelajari
sistem dan merancang ulang alur kerja.
3. Konversi rekam medis kertas ke EHR membutuhkan waktu, sumber daya,
tekad dan kepemimpinan
4. Risiko kegagalan sistem komputer
5. Masalah pemasukan data oleh dokter
6. Analisis data agregat
Beberapa permasalahan yang akan muncul pada sistem EHR, yaitu:
1. Pemasukan data (data entry), meliputi: pengambilan data (data capture),
input data, pencegahan error, data entry oleh dokter,
2. Tampilan data (data display), meliputi: flowsheet data pasien, Ringkasan
dan abstrak,turnaround documents, tampilan dinamik,
3. Sistem kuiri (tanya; query) dan surveilans, meliputi pelayanan klinik,
penelitian klinik, studi retrospektif dan administrasi.

Faktor yang mendukung adopsi EHR di saryankes:


1. Perubahan ekonomi kesehatan dengan adanya trend untuk melakukan
penghematan,
2. Peningkatan komputer literacy dalam populasi umum, termasuk generasi
baru klinikus,
3. Perubahan kebijakan pemerintah,
4. Peningkatan dukungan terhadap komputasi klinik.
Faktor-faktor yang menghambat adopsi EHR:
1. Pihak Manajemen RS
a. Ketidakmatangan

teknologi,

termasuk

disparitas

antara

tingkat

pertumbuhan kapasitas perangkat keras dengan tingkat produktivitas


pengembangan perangkat lunak
b. Butuh modal awal untuk investasi
c. Penyelesaian dan instalasi perangkat lunak seringkali terlambat dari yang
direncanakan
d. Perbaikan untuk implementasi butuh tambahan biaya besar dan waktu
yang lama
e. Permasalahan pada pengembangan perangkat lunak meningkatkan
resistensi lokal dan menurunkan produktivitas klininikus.
2. Pihak Klinikus
a. Aplikasi tidak ramah pada pengguna,
b. Fokus utama administrator kesehatan tertuju pada sistem keuangan,
c. Membutuhkan waktu yang lama untuk penanganan pasien khususnya
dalam pengisian data
d. Sistem EHR meningkatkan dokter menyelesaikan pengumpulan informasi
secara intensif, tetapi sulit memfokuskan perhatian pada aspek komunikasi
lain dengan pasien,
e. EHR memerlukan terlalu banyak langkah untu menyelesaikan tugas
sederhana,

f. EHR tidak efektif mengakomodasi dengan masalah berganda,


g. Dekstop di ruang periksa mengganggu arah posisi duduk dokter dan
pasien,
h. Keamanan desktop di ruang periksa tidak terjamin jika pengunjung
membawa anak-anak yang sangat aktif.
Berdasarkan beberapa hal yang diketahui dalam implementasi EHR, maka
diperlukan standar EHR untuk meningkatkan kualitas dan pengembangan
kebijakan kesehatan, yaitu:
1. Mengurangi biaya pengembangan,
2. Meningkatkan keterpaduan data,
3. Memfasilitasi pengumpulan data agregat yang bermakna.

5.

Peran perawat dalam penerapan EHR

a.

Advokat
Peran advokasi mengharuskan perawat bertindak sebagai narasumber dan

fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang


harus dijalani oleh pasien. Peran perawat sebagai advokasi mengharuskan perawat
untuk dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan (Kusnanto, 2004).Peran perawat sebagai advokat pasien
pada dasarnya adalah memberi informasi dan memberi bantuan kepada pasien atas
keputusan apa pun yang dibuat pasien (Kohnke, 1982; Lih Megan, 1991 dalam
Priharjo, 2008). EHR adalah kegiatan mengkomputerisasikan isi rekam kesehatan
dan proses yang berhubungan dengannya. Pasien barhak mendapatkan informasi
mengenai status kesehatannya, menyetujui atau memberikan izin persetujuan atas
tindakan yang akan dilakukan oleh perawat atau tindakan medik sehubungan
dengan penyakit yang dideritanya (informed consent), hak menolak tindakan yang
hendak terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas
tanggung jawab sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya
dan yang terpenting dalam penggunaan EHR ini adalah pasien memiliki hak untuk

mengetahui isi rekam medik. Sehingga peran perawat sebagai advokat ini sangat
penting untuk diperhatikan dan dijalankan agar hak-hak pasien dapat terpenuhi.
b.

edukator
Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien. Perawat membantu

pasien untuk meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang


terkait dengan keperawatan dan tindakan medis yang diterima sehingga pasien
atau keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya
(Kusnanto, 2004). Memalui penggunaan teknologi EHR, diharapkan perawat akan
sangat mudah untuk menilai status kesehatan klien, menentukan tindakan yang
akan dilakukan, dan melakukan berbagai upaya pemulihan kesehatan melalui
pendidikan kesehatan.
c.

collaborator
Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam

menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan yang bertujuan


untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien(Kusnanto, 2004). Penggunaan EHR
sebagai media pendokumentasian keperawatan akan membantu perawat
berkolaborasi dengan tim kesehatan yang lain dan juga dengan pasien beserta
keluarganya sehingga apa yang menjadi kebutuhan pasien akan cepat terpenuhi.
d.

care giver

Perawat dapat memberikan pelayanan secara langsung dan tidak langsung kepada
pasien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi:
pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisis data,
merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang
muncul dan membuat langkah/cara pemecahan masalah, melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai dengan rencana yang telah disusun, dan melakukan evaluasi
berdasarkan

respon

pasien

terhadap

tindakan

keperawatan

yang

telah

dilakukan(Kusnanto, 2004).Pemberi asuhan memberikan bantuan bagi klien dan


keluarga dalam menetapkan tujuan dan mencapai tujuan tersebut dengan

menggunakan energi dan waktu yang minimal (Potter & Perry, 2005). EHR akan
membantu

perawat

dalam

melakukan

proses

keperawatan

yang

akan

didokumentasikan ke dalam komputer sehingga energi dan waktu yang digunakan


menjadi minimal.

DAFTAR PUSTAKA
Canadian Health Infoway. 2010. Electronic medical records. Diperoleh melalui
http://www.infoway-inforoute.ca/. Diakses tanggal 10 Oktober 2011

Canadian Nurses Association. 2006. Position Statement: Nursing Information and


Knowledge
Management.
Diperoleh
melalui
http://www.cnaaiic.ca/CNA/documents/pdf/. Diakses tanggal 10 Oktober 2011
Canadian Nurses Association. 2009.
The Next Decade: CNAs Vision for Nursing and Health. Diperoleh melalui
http://www.cnaaiic.ca/CNA/documents/pdf/. Diakses tanggal 10 Oktober
2011
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Proesional. Jakarta:
EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta:
EGC
Priharjo, Robert. 2008. Konsep dan Perspektif Praktik Keperawatan Profesional.
Edisi 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai