Anda di halaman 1dari 25

Materi Rekam Medis UKOM 2019 revisi 13 Maret 2020

1. Manajemen Informasi Kesehatan Dasar


2. Statistik Kesehatan
3. Sistem Informasi Rumah Sakit
4. Perhitungan di unit filing
5. Menghitung kebutuhan SDM
6. Rule Morbiditas dan Mortalitas
7. INA-CBGs
8. Desain formulir
9. TIK
10. Syarat-syarat komunikasi efektif
11. Bagian ICD X
12. Terminologi medis
13. Dasar hukum kesehatan

1. Manajemen Informasi Kesehatan Dasar

a. Registrasi (pendaftaran)
1) Allo anamnesa: anamnesa tidak secara langsung (dengan perantara) karena sesuatu hal
2) Auto anamnesa: anamnesa secara langsung kepada pasien.

b. Penamaan:
1) sesuai KTP 2) dibalik
contoh: Sutopo Hariyono contoh: Mahatma Gandhi
direkam medis: SUTOPO direkam medis:GANDHI, MAHATMA
HARIYONO contoh: Taruna Sinaga
direkam medis: SINAGA, TARUNA

c. Macam-macam penomoran: seri, unit & seri-unit


d. Macam-macam penyimpanan: sentralisasi & desentralisasi
e. Macam-macam penjajaran:

Straight numerical filing: Middle digit filing: Terminal digit filing:


446015 970199 996025
446016 980100 006125
446017 980101 016125
.... ..... ....
446098 996198 979925
446099 996199 989925
446100 006200 999925
446101 006201 000026

pasien tersebut dapat dikatakan


f. Macam-macam pasien: pasien kunjungan baru pada poli
1) Kunjungan lama: px kunjungan jantung dan pada poli penyakit dalam.
berikutnya dari pelayanan rajal 3) Pengunjung lama/pasien lama:
dari suatu poliklinik pengunjung kedua dan seterusnya yg
Misal: pasien A berkunjung ke poli datang ke RS.
saraf pertama kali, hari 4) Pengunjung baru/pasien baru:
selanjutnya ia ke poli saraf lagi, pengunjung pertama kali datang ke
maka pasien tersebut dikatakan RS.
pasien kunjungan lama di poli 5) Pasien kasus baru: pasien dgn kasus
saraf tersebut. yg belum pernah dialami oleh pasien
2) Kunjungan baru: px kunjungan tsb yg datang ke faskes tsb.
pertama pada pelayanan rajal dari 6) Pasien kasus lama: pasien dgn kasus
suatu poliklinik yg sudah pernah dialami oleh pasien
Misal: pasien B berkunjung ke poli tsb yg datang ke faskes tsb.
jantung, hari berikutnya pasien
tersebut ke poli penyakit dalam, maka
a) analisa kualitatif :
kekonsistenan
g. Unit Rekam Medis: b) analisa kuantitatif:
1) Assembling: mengurutkan dan kelengkapan
meneliti 3) Waktu analisa:
2) Coding: memberi kode diagnosa a) Concurrent: bersamaan dengan saat
dan tindakan perawatan.
3) Indexing: indeks kematian, indeks b) Retrospective: saat perawatan selesai
dokter, indeks tindakan dan 4) Tipe Ketidaklengkapan:
indeks dokter (dilakukan setelah a) Incomplete Medical Record (RM tidak
dikoding) lengkap 2 x 24 jam)
4) Filing: menyimpan dan merawat Σ RM tidak lengkap2 ×24 jam
RM terhadap bahaya alam, ×100 %
Σ RM selama satu periode
pencurian, fisik, kimia, dan biologi
b) Delinguent MR (RM tidak lengkap 14 x
h. Istilah lain
24 jam)
Family numbering: 1 berkas = 1 no
RM terdiri dari beberapa anggota
Σ RM tidak lengkap2 ×24 jam
×100 %
sekeluarga. Σ RM selama satu periode
KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien): c) Angka Ketidaklengkapan Catatan
digunakan untuk menemukan rekam Medis (AKLCM) => (RM tidak lengkap
medis pasien dengan berdasarkan 14 x 24 jam) => rumus sama dengan
nama pasien. yang Delinguent MR
kartu kendali: mengendalikan
dokumen rekam medis yg belum Komponen analisa kuantitatif:
lengkap. 1) identifikasi pasien, minimal harus ada
retensi: penyusutan berkas rekam nama & no rm
medis dgn mengambil sebagian 2) pelaporan penting, spt laporan
formulirnya. operasi, USG, EKG, dll
i. Analisa Rekam Medis 3) otentikasi, harus ada nama dan tanda
tangan
1) Analisa Morbiditas, indikatornya 4) pencatatan, isi harus lengkap dan
menggunakan data penyakit, terbaca
yaitu:
a) LOS by DRGS
b) LOS by Post operatif Komponen analisa kualtitatif:
c) LOS tracer condition 1) Review kelengkapan dan
d) Infection Rate Post Operative kekonsistenan diagnosa
e) Post Operative Death Rate 2) Review kekonsistenan pencatatan
f) Maternal Mortality Rate 3) adanya informed consent yang
g) Infant Mortality Rate seharusnya ada.
h) Underlying Cause of Death 4) Review cara pencatatan
5) Review hal-hal yang berpotensi
2) Analisa Kualitatif dan Kuantitatif menyebabkan tuntutan ganti rugi

2. Statistik Kesehatan
a. Hari Perawatan (HP): jml px yg ada saat sensus dilakukan ditambah px yg keluar dan masuk
pd hari yg sama.
contoh:
tgl   jml pasien
1-Sep merawat 5
2-Sep merawat 10
3-Sep merawat 15
1-3 Sep HP= 30

b. Lama Dirawat (LD): LOS: jml hari dimana px mendapat perawatan rawat inap di RS tercatat
sejak px melakukan admisi hingga KRS.
contoh:
pasien tgl masuk tgl keluar LD
A 4-Sep 4-Okt 31
B 5 14 9
C 7 7 1
D 4 5 1

c. Sensus Harian Rawat Inap


Indikator pelayanan rawat inap diperoleh dari sensus harian rawat inap, yaitu:
1) BOR (Bed Occupancy Ratio): angka penggunaan TT
2) LOS (Length of Stay): jml lama dirawat
3) TOI (Turn Over Interval): rata-rata hari TT tidak ditempati dari pasien pulang sampai
pasien menempati berikutnya
4) BTO (Bed Turn Over): angka perputaran TT: frekuensi pemakaian TT pada satu
periode.

Standar
Rumus BJ Standar BJ Rumus Depkes
Depkes
O HP
BOR ×100 % 75-85 ×100 % 60-85
A TT ×t
O HP
LOS ×t 3-12 6-9
D pasien keluar (h+m)
( A−O ) ×t ( TT ×t )−HP
TOI 1-3 1-3
D pasien keluar (h+m)
D pasien keluar (h+m)
BTO >30X >50X
A TT
jml pasien mati ≥ 48 jam
NDR ×1000 ‰ < 25‰
jml pasien keluar (h+m)
jml pasien mati seluruhnya
GDR ×1000 ‰ < 45 ‰
jml pasien keluar (h+m)
Ket:
HP = O x t
D: px keluar (h+m)
O: rata-rata TT terisi dalam satu periode
A: TT yang ada dalam satu periode
t: periode (hari)
Interpretasi grafik :
1) garis BOR mendekati sumbu y, maka BOR semakin tinggi
2) garis BTO mendekati sumbu x, maka px keluar semakin tinggi, dan nilainya semakin tinggi juga.
3) Bila TOI tetap, LOS berkurang, maka BOR menurun
4) Bila BTO tinggi, kemungkinan karena organisasi yg kurang baik atau kurangnya permintaan TT.

d. Analisa Rekam Medis

1) Analisa Mutu

analisa mutu dilakukan agar RM lengkap dan dapat digunakan bagi referensi
pelayanan kesehatan, melindungi minat hukum, sesuai dengan peraturan yg ada,
menunjang informasi untuk aktivitas penjaminan mutu (quality assurance), membantu
penetapan diagnosis dan prosedur pengkodean kepenyakitan, dan bagi riset medis, studi
administrasi, dan penggantian biaya perawatan.

2) Analisa Mortalitas dan Operasi: perbandingan jml kematian terhadap jml populasi.
Indikatornya:
a) Net Death Rate
jml kematian≥ 48 jam
NDR= × 1000 ‰
jml pasien keluar( h+m)

b) Gross Death Rate


jml kematianseluruhnya
GDR= ×1000 ‰
jml pasienkeluar (h+ m)

c) Maternal Death Rate


jmlkematian obstetri
MDR= ×1000 ‰
jml pasienobstetri keluar (h+ m)

d) Infant Death Rate


jml kematian bayi yang lahir di RS
IDR= ×1000 ‰
jml bayilahir keluar (h+m)

e) Fetal Death Rate


jml kematianbayi umur kandungan 20 minggu/lebih
FDR= ×1000 ‰
jml kelahiran(h+m)

f) Neonatal Death Rate


jml kematian BBLR dalam waktu 28 hari
NDR= × 1000 ‰
jml seluruh kelahiran (h+m)

g) Post Operative Death Rate


total kematian setelah operasi
PODR= ×1000 ‰
total pasien yg dioperasi
h) Anesthesia Death Rate
total kematian anestesi
ADR= × 1000 ‰
total pasien anestesi yang diberikan
e. Grafik tanpa atau dgn penambahan TT

Grafik tanpa penambahan TT


Diketahui :
Jumlah HP : 590

TT : 27
Hari : 20 hari
Jumlah pasien keluar : 107
hidup+mati
Jumlah pasien keluar : 0
mati <48 jam
Jumlah pasien keluar : 1 pasien
≥48 jam
Ditanya :
a. Bed Occupancy Rate (Presentase Tempat Tidur Terisi)
b. Length of Stay (Rata-Rata Lama Pasien Dirawat)
c. Turn Over Interval (Rata-Rata Waktu Luang TT)
d. Bed Turn Over (Produktifitas Tempat Tidur)
e. GDR (Gross Dead Rate)
f. NDR (Net Dead Rate)
g. Grafik Barber Johnson
Jawab :
HP 590
a. BOR= x 100 % = ×100% =109,26 %
TT ×t 27 ×20
HP 590
b. LOS = = = 5,51
pasien keluar (h+m) 107
( TT ×t )−HP ( 27 ×20 )−590
c. TOI = = = -0,47
pasien keluar (h+m) 107
pasien keluar (h+m) 106
d. BTO = = = 3,96
TT 27
jumlah pasien mati 1
e. GDR = = ×1000 ‰ = 9,35‰
jumlah pasien keluar(h+m) 107
jumlah pasien mati ≥ 48 jam 1
f. NDR = = ×1000 ‰ = 9,35‰
jumlah pasien keluar(h+m) 107
g. Grafik Barber Johnson
1) BOR = 109,26 100-109,26 = -9,26 (-0,9; 10,9)
2) LOS = 5,57 (sumbu y)
3) TOI = -4,07 (sumbu x)
4) BTO = 3,93 garis strokput = 20/3,93 = 5,08

Grafik Barber Johnson dengan penambahan TT


Jumlah HP : 590

TT : 27 TT
jumlah penambahan TT pada hari ke-10 : 8 TT
Hari : 10 hari
Jumlah pasien keluar hidup+mati : 107
Jumlah pasien keluar mati <48 jam :0

Jumlah pasien keluar ≥48 jam : 1 pasien

jumlah HP 590
a. BOR= x 100 % = x 100 % = 93,95%
(TT 1 x t 1)+(TT 2 xt 2) ( 27 x 9 ) +(35 x 11)
jumlah HP 590
b. LOS= = =5,51
jumlah pasien keluar ( H+ M ) 107
( TT 1 xt 1 ) +(TT 2 xt 2)−HP ( 27 x 9 ) +( 35 x 11)−590 ( 243+385 )−590
c. TOI= = = = 0,36
jumlah pasien keluar ( H + M ) 107 107
jumlah pasien keluar (H+ M ) 1 jumlah pasien keluar(H + M )2 44 63
d. BTO= + = +
TT 1 TT 2 27 35
= 1,63 + 1,77 = 3,43

>=
px pasien Px 48 Jml Px keluar
pasien pasien pinda- jml dipin- keluar Diru- AP jml(6+ <24 ja (11+12 (h+m)10+1 MKH pasien
tgl awal masuk han (2+3+4) dahkan h+m juk S 7+8+9) jam m ) 3 LD S sisa

1 20 8   28   2     2       2 17   26

2 26 4   30   1     1       1 3   29

3 29 2   31 1 5     6       6 58   25

4 25 7   32   6     6       6 18 1 26

5 26 8   34   6     6       6 21   28

6 28 10   38 2 6     8       8 17   30

7 30 4   34   7     7       7 25   27

8 27 8   35 1 5     6       6 22   29
9 29 0   29   2     2   44  2 2   27

10 27 8   35   5     5      63 5 26   30

11 30 10   40 1 8     9       9 37   31

12 31 5   36   3     3       3 11   33

13 33 3   36   11     11       11 38   25

14 25 7   32 1 5     6       6 29   26

15 26 8   34   3     3       3 10   31

16 31 3   34 1 0     1       1 0   33

17 33 8   41   7     7       7 34   34

18 34 4   38   4     4       4 22   34

19 34 5   39   7     7       7 46   32

20 32 9   41   6     6 1 1 7 34   34
47
  99     106       107 0   590
2+1+6+6+6+8+7+6+2= 44
5+9+3+11+6+3+1+7+4+7+6=63

jumlah pasien mati 1


e. GDR= x 1000 %o= x 1000 ‰ = 8,93‰
jumlah pasienkeluar 112
jumlah pasienmati ≥ 48 jam 1
f. NDR= x 1000 ‰= x 1000 ‰
jumla h pasienkeluar ( H + M ) 112
= 8,93 ‰
g. Grafik Barber Johnson
1) BOR = 93,95 100 – 93,95 = 6,05 (6, 94)
2) LOS = 5,51 (sumbu y)
3) TOI = 0,36 (sumbu x)
4) BTO = 3,43 garis strokput = 20/3,43 = 5,83

Hari Perawatan= pasien awal + pasien MRS + pasien pindahan - pasien


KRS (h+m) - pasien dipindahkan

3. Sistem Informasi Rumah Sakit


Laporan SIRS
Laporan Updating 2 Ketenagaan
1.1. data dasar RS 3 Pelayanan
3.1 Rawat Inap
Laporan Tahunan 3.2 Rawat Darurat
1.2 indikator pelayanan RS 3.3 Gigi & Mulut
3.4 Kebidanan
1.3 Fasilitas TT Rawat Inap 3.5 Perinatologi
3.6 Pembedahan
3.7 Radiologi 4 Morbiditas
3.8 Lab 4.a Penyakit rawat inap
3.9 Rehabilitasi Medik 4.b Penyakit rawat jalan
3.10 Pelayanan Khusus
3.11 Kesehatan jiwa Laporan Bulanan
3.12 KB 5.1 Pengunjung RS
3.13 Farmasi 5.2 Kunjungan RS
3.14 Rujukan 5.3 10 besar penyakit ranap
3.15 Cara bayar 5.4 10 besar penyakit rajal

4. Perhitungan di unit filing

jml seluruh tebal sampel berkas yg diukur


a. Rata-rata tebal 1 RM =
jml sampel berkas RM

tebal RM 1 tahun
b. jumlah RM 1tahun=
rata−rata tebal 1 RM

jumlah RM 1tahun
c. jumlah kebutuhan rak per n tahun= × tahun penyimpanan ( n ) tahun
jumlah RM /rak
Standar Ruang Rekam Medik:

1. Standar jarak antar 2 buah rak untuk lalu lalang dianjurkan selebar 90 cm, jika menggunakan
lemari lima laci dijejer satu baris, ruang lowong di depannya harus 90 cm. Bila diletakkan saling
berhadapan, harus disediakan ruang lowong minimal berjarak 150 cm, untuk memungkinkan
membuka laci-laci tersebut. Lemari lima laci tampak lebih rapi dan RM terhindar dari debu dan
kotoran luar (BPPRM, 2016)
2. Suhu udara di ruang penyimpanan untuk Faskes berkisar antara 23oC-26oC, dengan perbedaan
suhu antar ruang tidak lebih 5°C (Permenaker 5/2018), dan untuk RS 20°C-28°C (Permenkes
7/2019)
3. Kadar oksigen sebesar 19,5 %-23,5 % (Permenaker 5/2018)
4. Kelembapan ruang untuk Faskes dan RS sebesar 40%-60% (Permenaker 5/2018, Permenkes
7/2019)
5. Intensitas cahaya di ruang pendaftaran, ruang tunggu, ruang rekam medik minimal 200 lux, di
ruang penyimpanan 100 lux, namun bila ruang itu digunakan terus-menerus maka minimal 200
lux (Permenkes 7/2019).
6. Standar kebisingan di RS minimal 45 dBA.
Persyaratan ruangan khusus di bagian penyimpanan rekam medis, yaitu:

1. Tersedianya APD di ruang rekam medis, minimal masker (Permenkes 52/2018)


2. Struktur bangunan harus kuat, terpelihara, bersih, dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan
kesehatan dan kecelakaan bagi petugas di ruang penyimpanan.
3. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan bersih.
4. Ruang udara di ruang kerja minimal 10 m3, sebaiknya 15 m3 (Permenaker 5/2018)
5. Dinding bersih dan berwarna terang, langit-langit kuat, atap kuat dan tidak bocor, bersih,
berwarna terang, ketinggian minimal 3 meter untuk Faskes (Permenaker 5/2018), untuk RS
minimal 2,8 meter (Permenkes 7/2019)
6. Jumlah bukaan ventilasi alami ≥ 15% terhadap luas lantai (Permenkes 52/2018)

Soal:
Diketahui :
1 rak terdiri dari 40 subrak, dengan 8 subrak disusun ke samping dan 5 ke bawah.
panjang rak penyimpanan = 8 m, dan tingginya 2 meter
1 subrak rata-rata terdiri dari 200 rekam medis
dan rata-rata pasien baru 400 pasien /bulan
Ditanya:
a. Ketebalan rekam medis
b. Jumlah kebutuhan rak penyimpanan untuk pasien baru 10 tahun mendatang
Jawab:
a. panjang rak = 8 meter = 800 cm
psubrak= 800 cm/8 =100 cm
tebal rekam medis =100cm/200 = 0,5 cm

b. jumlah kebutuhan rak untuk 10 tahun=


∑ RM /tahun × tahun penyimpanan
jumlah RM /rak
4800
= × 10=6 rak
8000
Diketahui :
tebal buku = 0,7 cm, di Puskesmas X ada 15000 buku
rak penyimpanan dengan panjang = 200 cm, tinggi = 150 cm
150 cm
tinggi RM= =18,75 cm
8
Ditanya:
kebutuhan rak = ??
Jawab:
Lrak = 200 x 150 = 30000 cm2
LRM= 18,75 x 0,7 =13,125 cm2
1 rak = 30000/ 13,125 = 2285,71 RM ∞ 2285 RM
Jumlah DRM total 15000
jumlah kebutuhan rak = = =6,56 ∞7 rak
jml RM /rak 2285 Note:
Retensi dan pemusnahan rekam medis: Jangka waktu simpan
N AKTIF INAKTIF untuk Rumah Sakit
Kelompok
o rajal ranap rajal ranap adalah 5 tahun,
5 5 2 2 sedangkan untuk non
1 Umum
Rumah Sakit 2 tahun.
2 Mata 5 10 2 2
3 Jiwa 10 5 5 5
4 Orthopedi 10 10 2 2
5 Kusta 15 15 2 2
6 Ketergantungan Obat 15 15 2 2
7 Jantung 10 10 2 2
8 Paru 5 10 2 2

5. Menghitung kebutuhan SDM

Analisis Beban Kerja

WKT = { A- (B+C+D+E)}×F

A: Hari kerja 312 hari


B: Cuti 12 hari
C: Libur Nasional 19 hari
D: Diklat 5 hari
E: Absen 12 hari
F: Waktu kerja 8 jam/hari

WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
{ 312- (12+19+5+12)}×8
= (312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112 jam/thn

WKT
SBK =
norma waktu

waktu kegiatan
FTP = ×100
WKT
1
STP = FTP
(1− )
100

capaian1 ta h un
Kebutuhan SDM =
SBK
WISN

WKT = { A- (B+C+D+E)}×F

A: Hari kerja 312 hari


B: Cuti 12 hari
C: Libur Nasional 19 hari
D: Diklat 5 hari
E: Absen 12 hari
F: Waktu kerja 8 jam/hari

WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
{ 312- (12+19+5+12)}×8
= (312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112 jam/thn

WKT
SBK =
norma waktu

rata−rata Fakto r kelonggaran


Standar Kelonggaran=
WKT

Kuantitas kegiatan pokok 1 tahun


Kebutuhan SDM = +Standar Kelonggaran
SBK

Contoh Soal:
Hitunglah kebutuhan SDM unit Coding, bila:
Sebuah RS X akan merekrut SDM untuk ditempatkan di unit coding dengan pertimbangan:
A: Hari kerja 312 hari/tahun
B: Cuti 12 hari
C: Libur Nasional 19 hari
D: Diklat 5 hari
E: Absen 12 hari
F: Waktu kerja 8 jam/hari
Tugas pokok unit coding norma waktu
1. Menerima DRM pasien dari Assembling 0,5 menit
2. Mencari kode diagnosa dan menulisnya 2 menit
3. Mencari kode tindakan dan menulisnya 2 menit
4. Menyerahkan DRM pasien ke pelaporan 0,5 menit

Norma waktu untuk kegiatan lain:


ikut seminar = 20 jam/thn
mendidik anak PKL = 30 jam/tahun

rata-rata jumlah RM yang dikode unit coding= 500 RM/hari


Jawab:

Dengan ABK

1. Menetapkan faskes dan jenis SDMK ( SDM=unit coding)


2. Menetapkan WKT

A: Hari kerja 312 hari


B: Cuti 12 hari
C: Libur Nasional 19 hari
D: Diklat 5 hari
E: Absen 12 hari
F: Waktu kerja 8 jam/hari

WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
{ 312- (12+19+5+12)}×8
= (312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112 jam/thn = 126720 mnt/thn

3. Menetapkan komponen beban kerja dan norma waktu

No Tugas Pokok Norma Waktu


1 Menerima DRM dari unit Assembling 0,5 mnt
2 Mencari dan menulis kode diagnosa 2 mnt
3 Mencari dan menulis kode tindakan 2 mnt
4 Menyerahkan DRM ke unit pelaporan 0,5 mnt

No Kegiatan penunjang WKT WKT (menit)


1 Ikut seminar 20 jam 1200 mnt
2 Mendidik anak PKL 30 jam 1800 mnt

4. Menghitung SBK

No Tugas Pokok Norma Waktu WKT SBK


1 Menerima DRM 0,5 mnt 126720 253440
2 Mencari dan menulis kode diagnosa 2 mnt 126720 253440
3 Mencari dan menulis kode tindakan 2 mnt 126720 253440
4 Menyerahkan DRM 0,5 mnt 126720 253440

5. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang

No Kegiatan penunjang WKT WKT (menit) FTP (%)


1 Ikut seminar 20 jam 1200 mnt 0,95
2 Mendidik anak PKL 30 jam 1800 mnt 1,42
FTP (%) = 0,95+1.42 2,37
STP 1,024
FTP (1) = 1200 /126720 x 100% = 0,95
FTP (2) = 1800/126720 x 100% = 1,42

1
STP = FTP
1−
100
1
STP = 2,37
1−
100
1
STP = 97,63
100
1
STP = = 1,024
0,9763
6. Menghitung kebutuhan SDM
No Tugas Pokok SBK Capaian 1 tahun Kebutuhan tenaga
1 Menerima DRM dari unit Assembling 253440 182500 0,72
2 Mencari dan menulis kode diagnosa 63360 182500 2,88
3 Mencari dan menulis kode tindakan 63360 182500 2,88
4 Menyerahkan DRM ke unit pelaporan 253440 182500 0,72
JKT coding 7,2
STP 1,024
Kebutuhan SDM coding = JKT x STP= 7,2 x 1,024 = 7,37 8 orang

Dengan WISN

1. Menetapkan WKT (Waktu Kerja Tersedia)

A: Hari kerja 312 hari


B: Cuti 12 hari
C: Libur Nasional 19 hari
D: Diklat 5 hari
E: Absen 12 hari
F: Waktu kerja 8 jam/hari

WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
{ 312- (12+19+5+12)}×8
= (312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112 jam/thn = 126720 mnt/thn

2. Menetapkan unit kerja terkait (coding)


3. Menghitung SBK

No Tugas Pokok Norma Waktu SBK


1 Menerima DRM dari unit Assembling 0,5 mnt 253440
2 Mencari dan menulis kode diagnosa 2 mnt 63360
3 Mencari dan menulis kode tindakan 2 mnt 63360
4 Menyerahkan DRM ke unit pelaporan 0,5 mnt 253440

4. Menghitung standar kelonggaran

No Kegiatan penunjang WKT WKT (menit) SK


1 Ikut seminar 20 jam 1200 mnt 0,01
2 Mendidik anak PKL 30 jam 1800 mnt 0,015
SK 0,025

5. Menghitung kebutuhan tenaga

kuantitas kegiatan pokok 1 tahun


kebutuhan tenaga = + Standar Kelonggaran
SBK
Capaian 1 thn = 365 x 500 = 182500

Capaian 1 Kebutuhan
SK
No Tugas Pokok SBK tahun tenaga
1 Menerima DRM dari unit Assembling 253440 182500 0,025 0,745
2 Mencari dan menulis kode diagnosa 63360 182500 0,025 2,905
3 Mencari dan menulis kode tindakan 63360 182500 0,025 2,905
4 Menyerahkan DRM ke unit pelaporan 253440 182500 0,025 0,745
kuantitas kegiatan pokok 1 tahun
+ Standar Kelonggaran 7,3
SBK
Kebutuhan SDM unit Coding 8 orang

6. Rule Morbiditas dan Mortalitas

Bagian sertifikat kematian:


a. - penyebab langsung
- penyebab antara (a)
- penyebab antara (b)
- penyebab antara (c)
b. penyebab lain yg berkontribusi

UCOD (penyakit yg mendasari) di bagian terakhir (a) dari sertifikat kematian

Rule Morbiditas:

a. Rule MB1

Minor condition recorded as “main condition”, more significant condition recorded as “other
condiiton”
Contoh:
K.U : Dyspepsia
K.L : Acute appendicitis
Acute abdominal pain
Tx : Appendectomy

Pilih: Acute appendicitis sbg K.U

b. Rule MB2

Several conditions recorded as “main condition”


Contoh:
K.U : Osteoporosis
K.L : Candida bronchopneumonia
Rheumatism
Tx : -
Pilih: Candida bronchopneumonia sbg K.U

K.U : KPD, letak lintang, anemia


K.L : -
Tx : -

Pilih: KPD sbg K.U


c. Rule MB3

Condition recorded as “main condition” is presenting symptom of diagnosed, treated condition


Contoh:
K.U : Hematemesia
K.L : Varices esophagus
Cirrhosis hepatis
Tx : -

Pilih: varices esophagus pada cirrhosis hepatis sbg K.U

d. Rule MB4
Specificity
Contoh:
K.U : CVA
K.L : Stroke, hemiplegia, dan cerebral hemorrhage
Pilih: stroke cerebral hemorrhage sbg K.U

e. Rule MB5

Alternative main diagnoses


Contoh:
K.U : sakit kepala kemungkinan karena sinusitis atau stress
K.L : -
Pilih: sakit kepala sbg K.U

K.U : cholecistitis acute atau gastritis


K.L : -
Pilih: cholecistitis akut sbg K.U

Rule Mortalitas

a. General Principle
When more than one condition is entered on the certificate, select the condition entered alone
on the lowest used line of Part I only if could have given rise to all the conditions entered
above it

Contoh:
I (a) abses paru
(b) lobar pneumonia
II –

Pilih lobar pneumonia (J18.1)

I (a) gagal hati


(b) obstruksi saluran empedu
(c) kanker pankreas
II –

Pilih kanker pankreas (C25.9)

I (a) shock traumatik


(b) fraktur multiple
(c) pengendara sepeda tertabrak bus (laka)
II –

Pilih pengendara sepeda tertabrak bus (V14.1)

b. Rule 1
If the General Principle doesn’t apply and there is a reported sequence terminating in the
condition first entered on the certificate, select the originating cause of this sequence. If there
is more than one sequence terminating in the condition mentioned first, select the originating
cause of the first-mentioned sequence.

I (a) bronkopneumonia
(b) infark serebral
(c) penyakit jantung hipertensif
II –

Pilih infark serebral (I 63.9)

I (a) Oesophagial varises dan gagal jantung kongestif


(b) Gangguan jantung rematik kronis dan sirosis hepatitis
II –

Pilih sirosis hati (K 74.6)

c. Rule 2
If there is no reported sequence terminating in the condition first entered on the certificate,
select this first-mentioned condition.

Contoh:

Laki, 40 tahun
I (a) rematik dan penyakit jantung ateriosklerotik
(b) -
II –

Pilih penyakit jantung rematik ( I 09.9)


pada kasus ini tidak ada pernyataan diagnosa yang dilapor di urutan ke 2, maka pilih yang
ada di urutan pertama.

I (a) Penyakit fibrokistik pankreas


(b) Bronkitis dan bronchiectasis
II –

Pilih penyakit fibrokistik pankreas


Pada kasus ini tidak ditemukan laporan urutan kejadian

I (a) Bursitis dan ulcerative colitis


(b) -
II –

Pilih bursitis
pada kasus ini tiada diagnosa yang terlapor sbg penyebab dari kondisi yg pertama disebut
(bisa menerapkan Rule B)

d. Rule 3
If the condition by the General Principle or by Rule 1 or Rule 2 is obviously a direct
consequence of another reported condition, whether in Part I or Part II, select this primary
condition.
Contoh:
I (a) Cancer of ovary
(b) HIV disease
II –

Pilih malignant neoplasm of ovary (C56)

I (a) TBC
(b) HIV disease
II –

Pilih HIV disease resulting in mycobacterial infection (B20.0)

e. Senility
f. Lingkage
g. Specificity
h. Early and late stages of disease
i. Sequlae

7. INA-CBGs
Sistem casemix adalah pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan mengacu pada ciri klinis
yg mirip/sama dan biaya perawatan yg mirip/sama, pengelompokan dilakukan dgn menggunakan
grouper.

Kode INA-CBGs
K-4-17-1

Digit ke 1 (alfabetik) menggambarkan kode CMG


Digit ke 2 (numerik) menggambarkan tipe kasus (Case Groups)
Digit ke 3 (numerik) menggambarkan spesifikasi kelompok kasus
Digit ke 4 menggambarkan tingkat keparahan kelompok kasus (severity level/ severity of illness)

Severity level
0 : untuk rawat jalan
I : ringan, untuk rawat inap, tanpa komplikasi, tanpa komorbid
II : sedang (mild), rawat inap
III : berat (major), rawat inap

fraud/kecurangan JKN:
a. Upcoding (penulisan kode diagnosa berlebih)
b. Phantom billing (klaim palsu)
c. Phantom visit (tidak melakukan visite)
d. Type of room charge (memanipulasi kelas perawatan)
e. Framentation (pemecahan episode pelayanan)
f. Readmisi (admisi yang berulang)
g. Prolonged Length of Stay (memperpanjang lama perawatan)
h. Inflanted bills (penggelembungan tagihan obat dan alkes)
i. Phantom procedures (prosedur yang seharusnya dilakukan, tidak dilakukan)

8. Desain Formulir
a. Jenis-jenis desain formulir menurut pencatatannya:
1) SOMR (Source Oriented Medical Record), yaitu pencatatan rm berdasarkan pd sumber
data atau pd PPA.
2) POMR (Problem Oriented Medical Record), yaitu pencatatan rm yg bersumber pd
masalah, ada SOAP.
3) POMR (Practice Oriented Medical Record), yaitu pencatatan rm yg berorientasi pada
keadaan krisis pasien.
4) STOR (Summary Time Oriented Record), pencatatan rm berdasarkan pd masalah dan
dibuatkan ringkasan kegiatan pelayanan yg diberikan kepada pasien.
5) IMR (Integrated Medical Record), yaitu pencatatan rm secara terpadu dari berbagai unit
yang memberikan pelayanan pasien, formulir disusun berdasarkan tgl diperolehnya data.
Pada saat pulang, form dibalik lalu diurutkan berdasarkan urutan yg ditentukan.

b. Aspek-aspek Desain Formulir:


1) Aspek anatomi
 Heading: judul, identitas RS, identitas pasien, nomor halaman, tgl penerimaan.
 Introduction
 Instruction
 Body: batas tepi badan dgn bagian lain, spasi pd tiap kolom isi, penggunaan garis
pd badan, tipe huruf, cara pengisian badan
 Penutup: otentik (nama terang dan ttd), tanggal
2) Aspek fisik
 warna
 bahan
 ukuran
 bentuk
3) Aspek isi
 kelengkapan item
 terminologi data
 istilah
 singkatan
 simbol
c. Formulir yang wajib diabadikan: 8) Berkas terkait kasus pidana atau
1) Ringkasan masuk dan keluar hukum, pemerkosaan dan adopsi
2) Resume medis (ringkasan 9) Lembar obstetri
pulang) 10) surat keterangan kematian
3) Lembar operasi dan anestesi 11) surat keterangan kelahiran
4) Lembar identifikasi bayi 12) berkas RM pasien HIV
5) Lembar persetujuan (tindakan 13) berkas RM pasien jiwa
medis) 14) berkas RM pengguna alat pacu
6) Lembar kematian jantung
7) Lembar penolakan (tindakan 15) berkas RM pasien kanker
medis) 16) berkas RM pasien TB

9. TIK

Model pengembangan software:


a. Waterfall: diawali dgn mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yg diaplikasikan ke dalam
bentuk software, untuk menuju tahap berikutnya, harus melalui rangkaian tahap dan tidak
bisa kembali (contohnya: software RS/Puskesmas)
b. V-model: mirip tahap waterfall, bedanya tahap waterfall linier, sedangkan tahap V-model
bercabang
c. RAD: bertingkat, siklus pembangunan pendek, singkat dan cepat.
d. Prototype: bisa dimodifikasi, dikembangkan, ditambahi/digabungkan.
Siklus hidup software:
a. Requirement analysis (analisis kebutuhan)
b. System & software design
c. Implementation
d. System testing
e. Maintenance
Evaluasi sistem informasi:
a. Technology Acceptance Model (TAM)
Model ini mengusulkan bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan suatu
sistem baru, sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka ttg bagaimana dan kapan
akan menggunakan sistem tsb. (khususnya dlm hal usefullness, ease of use)
b. End User Computing Satisfaction
Dalam lingkup model ini, sejumlah studi telah dilakukan untuk mengcapture keseluruhan
evaluasi di mana pengguna akhir telah menganggap penggunaan suatu sistem informasi
(misal kepuasan) dan juga faktor-faktor yg membentuk kepuasan itu. Model ini dikaitkan dgn
a person, process, program, device /system.
c. Task Technology Fit
Model ini merupakan kesesuaian dari kapabilitas teknologi kebutuhan tugas dalam
pekerjaan yaitu kemampuan teknologi informasi utk memberikan dukungan pekerjaan.
Model ini menempatkan bahwa teknologi informasi hanya akan digunakan jika fungsi dan
manfaatnya tersedia utk mendukung aktivitas pengguna.
d. HOT FIT
Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yaitu ada manusia,
organisasi, dan teknologi, dan kesesuaian hubungan di antaranya.

10. Syarat-syarat komunikasi efektif, adalah:


a. Respect: saling menghormati dan menghargai
b. Empathy: menempatkan diri kita pada sikon yg dihadapi oleh org lain
c. Audible: dapat didengar/dimengerti dgn baik
d. Clarity: pesan yg disampaikan jelas
e. Humble: rendah hati (membangun rasa menghargai org yg diberi pesan).

11. Bagian ICD X

Bab
I Certain infectious an dparasitic diseases
II Neoplasms
III Diseases of the blood and blood-forming organs and certain disorders
involving the immune mechanism
IV endocrine, nutritional, and metabolic diseases
V mental and behavioral disorders
VI diseases of the nervous system
VII diseases of the eye and adnexa
VIII diseases of the ear and mastoid process
IX diseases of the circulatory system
X diseases of the respiratory
XI diseases of the digestive
XII diseases of the skin and subcutanneous tissue
XIII diseases of the musculosceletal
XIV diseases of the genitourinary system
XV pregnancy, childbirth
XVI certain conditions originating in the perinatal period
XVII congenital malforation, deformation, and chromosomal abnormalities
XVIII symptoms, signs and abnormal clinical...
XIX injury, poisoning and certain....
XX External causes of morbidity and mortality
XXI Factor influencing health status and contact...
XXII Codes for special purpose

Poisoning
Adverse effect
Chapter XIX Accidental
Substance Intentional self-harm Undeterminated in therapeutic
(Diagnosa (sabotase/sengaja
(disengaja diri sendiri) (ketidaksengajaan) use
keracunan) )
12. Terminologi Medis
No Nama anggota tubuh Bahasa Medis 39 kolon (usus besar) colon-
1 alveolus alveol(o) 40 kuku onych-
2 anak tekak epiglottis 41 Kulit derm(o)
3 anus an- 42 kulit dermat-, cutane-
4 Arteri arteri- 43 Lambung gastr-
5 batang nadi aorta 44 laring laryng-
6 Batang pembuluh balik vena 45 leher cerv-, trachel-
7 bibir cheil- 46 lemak lip-, ather-
8 cabang tenggorokan bronchi 47 lidah lingua, gloss-
9 dada thorac- lien, splen-,
limpa
48 spleno-
10 daging sarc-
49 lurus orth-
11 darah hem-
50 mata opthalm-
12 Daun telinga auricullar
51 membran otak meninges
13 denyut sphygm-
52 mukus muc-
14 dinding perut lapar- os, stomat(o),
15 dubur ani mulut
53 oris
chol(o), 54 otak besar cerebrum
empedu
16 cholecyst(o)
55 otak kecil cerebellum
17 faring pharyng-
56 otot mylo, myos, my-
18 gigi geraham dens molaris
57 Otot jantung myocardium
19 gigi seri dens incisivus
58 otot polos leiomy-
20 ginjal nephr-, ren-
59 otot skeletal rhabdomy-
21 gusi gingival
60 Pangkal kaki tarsus
22 hati hepat-
61 pangkal tangan carpus
23 hidung nasus, rhin(o)
62 pangkal tenggorokan larynx
24 hidung rhin-
63 pankreas pancre(o)
25 iga cost-
64 paru-paru pneum-, pulmo-
26 ileum ili-
65 payudara mammae, mast-
27 jantung cardi-, cor angi-, arteri-,
28 jari dactyl- pembuluh darah
66 vas-
29 jaringan hist- 67 penis phallus, balan-
30 jaringan fibrous fasci- laparo,
31 kaki, anak ped- 68 Perut abdomin-,
venter
32 kandung kemih vesica, cyst-
69 pita suara plika vokalia
33 kelenjar aden-
70 rahang atas maxilla
34 kelopak mata blephar-
71 rahang bawah mandibula
35 kepala caput, cephal-
72 rahim hyster-, metr-
36 kerangka skelet-
73 rambut pil-
37 keringat sudor-
74 rektum proct-,rect-
38 kerongkongan esophagus
75 rongga hidung naris, cavum
nasi 10
76 Ruas-ruas jari phalanges 1 tulang oste-
10 spondyl-,
77 Rumah siput cochlea
2 tulang belakang vertebra-
78 saluran kemih ureter- 10 dentium,
79 saraf neur- tulang gigi
3 odont(o)
80 Sekat rongga badan diaphragm 10
81 sel cyt- 4 tulang rawan chondr-
10
82 sel darah putih leuk- 5 urat tendo
83 sel otot fibr- 10
84 selaput otak mening- 6 urethra urethr-
85 sendi arthr(o) 10
7 urine urin-
86 sendi atr-, arthr-
10
87 sperma spermat(o) 8 usus enter-, intestine
88 sumsum tulang myel-, medulla 10
89 t martil malleus 9 usus (usus kecil) enter-
90 t sanggurdi stapes 11
0 usus 12 jari duoden-
91 tabung rahim tubal fallopi 11
92 tangan chir- 1 usus besar colo-
93 taring dens caninus 11
94 tekak pharynx 2 usus buntu appendic
11
95 telinga ot-, auri-
3 usus halus intestinum tenue
96 Tempurung lutut patella 11
97 tendon tend- 4 uterus uter-, hyster-
98 Tenggorokan trachea 11
5 vagina colpo-
99 tengkorak crani-
11
10
6 vena phleb-
0 testis orchid-

No Nama tulang Bahasa Medis 18 5 ruas t kelangkang sacrum


1 tulang dahi frontal 19 4 ruas t ekor coccygeus
2 tulang ubun-ubun paretal 20 t hulu manubrium sterni
tulang kepala 21 t badan corpus sterni
3 osipital
belakang xyphoid
4 tulang baji sphenoid 22 taju pedang
proccesus
5 tulang pelipis temporal 23 7 pasang t rusuk sejati costa vera
6 tulang hidung nasal 3 pasang t rusuk
24 costa spuria
palsu
7 tulang pipi zigomatik
2 pasang t rusuk
8 tulang rahang atas maksila 25 costa fluctuantes
melayang
9 tulang rahang bawah mandibula 26 2 tulang pinggul illium
10 tulang lidah palatum 27 2 tulang duduk ischium
tulang langit-langit 28 2 tulang kemaluan pubis
11 ethmoid
dalam mulut
29 2 t lengan atas humerus
12 tulang tapis lakrimal
30 2 t pengupil radius
13 tulang air mata laksimal
31 2 t hasta ulna
14 tulang rongga mata orbital
2x8 t pergelangan
15 7 ruas tulang leher cervical 32 carpal
tangan
12 ruas tulang 33 2x5 t telapak tangan metacarpal
16 dorsalis/thoracalis
punggung
digiti falanges
17 5 ruas t pinggang lumbalis 34 2x14 ruas t jari tangan
manus
35 2x5 t jari tangan phalanges manus 2x7 t pergelangan
41 tarsal
kaki
36 2 t paha femur
42 2x5 t telapak kaki metatarsal
37 2 t t tempurung lutut patella
43 2x5 t jari kaki falanges pedis
38 2 t kering tibia
digiti falanges
39 2 t betis fibula 44 2x14 ruas t jari kaki
pedis
40 2 t tumit kalkaneum

Suffix
-oma : kanker
-pexy : surgical fixation (menjahit)
ex: gastropexy : fixation gaster by surgical

-ectomy : reseksi, eksisi, pengangkatan dgn tindakan bedah


ex: appendectomy: eksisi appendix

-tomy: insisi cutting


cystotomy : insisi kandung kemih secara bedah
-stomy : membuat lubang baru
ex: colostomy: pembentukan lubang untuk pembuatan kolon

-graph: mencatat/merekam
ex: cardiograph: tindakan untuk merekam detak jantung.

-scopy: pemeriksaan
colonoscopy: pemeriksaan endoksopi kolon.

excision: pengangkatan suatu struktur organ


incision: pemotongan untuk menghasilkan luka.
-cele: hernia, tumor, penonjolan (ex: gastrocele: penonjolan pd lambung)
-ectasis: perluasan (ex: angioectasis)
-osis: peningkatan penyakit (ex: cirrhosis)

13. Dasar hukum kesehatan

 UU kesehatan 36 thn 2009


 UU nakes 36 thn 2014
 UU RS 44 tahun 2009
 UU Kewajiban RS dan px 4 thn 2018
 Permenkes penyelenggaraan pekerjaan perekam medis no 55 thn 2013
 Permenkes RM no 269 thn 2008
 PANRB ttg PMIK no 30 thn 2013
 UU ITE no 11 thn 2008
 Permenkes PKM no 75 thn 2014
 Permenkes persetujuan tindakan kedokteran 290 thn 2008
 Permenkes INA-CBGs 76 thn 2016
 Permenkes fraud 36 thn 2015
 UU Prakdok no 29 thn 2004

14. Tambahan (Analisa Biaya Rumah Sakit)


a. Biaya tetap (Fixed cost): biaya yg tak dipengaruhi oleh jml produksi/jasa dan waktu
pengeluarannya, spt: biaya investasi gedung RS, biaya peralatan medis, biaya kendaraan
(ambulan).
b. Biaya variabel (variable cost): biaya yg jmlnya tergantung dari jml produksi/jasa, spt: biaya
BHP medis/obat, biaya BHP non medis, biaya air, biaya listrik, biaya makan minum pegawai
dan pasien, biaya telepon.
c. semi variabel cost: biaya yg sifatnya antara fixed cost dan variable cost, spt: gaji pegawai,
biaya pemeliharaan, biaya SPPD, biaya pakaian dinas, dll
Rumus biaya satuan pelayanan keseharan:
Total Cost
Unit cost =
Quantity

15. Dimensi Kepuasan Pasien


a. Tangible dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan jasa dalam menunjukkan
kemampuan sarana dan prasarana yang dapat diandalkan dan menjadi bukti nyata dari
pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa.
b. Reliability adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan
apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
c. Responsiveness adalah suatu kemampuan perusahaan memberikan pelayanannya secara
cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi secara jelas.
d. Assurance adalah pengetahuan, kesopanan dan kemampuan para pegawai perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya kepada para pelanggan terhadap perusahaan.
e. Empathy perhatian perusahaan kepada para pelanggan yang berupa sikap memahami
keinginan konsumen.

16. Manajemen Resiko

pengertian manaj resiko: proses identifikasi, pengukuran dan kontrol keuangan dari sebuah
resiko yg mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yg dpt
menimbulkan kerusakan atau kerugian (Smith, 1990 dalam Anonim, 2009)
Asesmen resiko: proses evaluasi hazard utk dpt menentukan tingkatan tindakan yg dibutuhkan
mengurangi resiko sehingga pd tingkat yg dpt diterima.
identifikasi resiko: proses sistematis dan terus-menerus dilakukan utk mengidentifikasi
kemungkinan timbulnya resiko atau kerugian thd kekayaan, hutang, dan personil perusahaan.

Identifikasi resiko dapat dilakukan melalui:

a. Brainstorming
b. Questionnaire
c. Industry benchmarking
d. Scenario analysis
e. Risk assessment workshop
f. Incident investigation
g. Auditing
h. Inspection
i. Checklist
j. HAZOP (Hazard and Operatbility Studies)

FMEA: alat yang dapat memberikan analisis proaktif akibat kejadian yg dpt berakhir dengan
proses resiko tinggi yg juga kritikal.

Langkah-langkah FMEA:

a. pilih proses beresiko tinggi dan bentuk Tim


b. gambarkan alur proses
c. brainstorming potensial modus kegagalan dan tetapkan dampaknya
d. prioritas modus kegagalan
e. Identifikasi akar masalah modus kegagalan
f. redesain proses
g. analisa dan uji coba proses
h. implementasi dan monitor proses baru.

RPN (Risk Priority Number) untuk menentukan prioritas resiko

RPN = Peluang (P) x Kriteria (K) x Akibat (A)

17. Statistik Mortalitas


adalah proporsi dari jml pasien rawat inap yg meninggal dalam perawatan. Statistik kematian di
RS, meliputi:
a. GDR
jml px ranap yg meninggal (termasuk BBL)
×100 % , tidak termasuk pasien DOA, bayi
jml px keluar (h+m)
lahir dalam kondisi mati, dan pasien di IGD, hanya pasien yg rawat inap
b. NDR
jml px ranap yg meninggal ≥ 48 jam(termasuk BBL)
× 100 %
jml px keluar(h+m)

c. Postoperative Death Rate

jml px meninggal kurun 10 hari pasca operasi dlm suatu periode


×100 %
jml px yg dioperasi dlm periodetsb

d. Anesthesia Death Rate

jml kematian karena anestesi dalam suatu periode


×100 %
jml px yg mendapat tindakan anestesi dlm periodetsb
e. Maternal Death Rate

jml maternal death dalam suatu periode


×100 %
jml px keluar obstetri ( termasuk yg meninggal ) dalam periode tsb
f. Newborn Mortality Rate
jml kematian BBL dlm suatu periode
× 100 %
jml seluruh BBL yg keluar perawatan ( termasuk yg meninggal ) dalam periode tsb

g. Fetal Death Rate

 early death: usia < 20 mgg, ≤ 500 gram


 intemediate death, usia telah lengkap 20 mgg, 501-1000 gram
 late death, lengkap 28 mgg, > 1000 gram

jml lahir mati dlm suatu periode


×100 %
jml kelahiran dlm periode tsb

( jmlintermediate+late death dalam suatu periode)


×100 %
( jml bayilahir hidup )+ ( jmlintermediate+late death ) dalam periode sama
Statistik otopsi
otopsi/ nekropsi/pemeriksaan postmortem: pemeriksaan jenazah untuk mengetahui penyebab
kematiannya.
statistik otopsi, terdiri dari:
a. Gross autopsy rate
Total inpatient autopsies
Gross Autopsy Rate= × 100
Total inpatient deaths
b. Net autopsy rate
Total inpatient autopsies
Net Autopsy Rate= ×100
Total inpatient deaths−unautopsied coroner s' cases
c. Hospital autopsies
Total hospital autopsies
Gross Autopsy Rate= ×100
Number of deathsof hospital patients whose bodies
are available for hospital autopsy
d. Newborn autopsy
Total inpatient newborn deaths
Gross Autopsy Rate= × 100
Total number of newborn deaths
e. Fetal autopsy
Total inpatient ( intermediate ∧late ) fetal deaths
Gross Autopsy Rate= ×100
Total ( intermediate∧late ) fetal death

Terminologi
No Arti
posisi anatomi
1 anterior sebelah muka (bagian ke arah depan dari...)
2 posterior sebelah belakang (bagian ke arah belakang dari...)
3 anteroposterior dari depan ke belakang
4 poteroanterior dari belakang ke depan
5 cranial ke arah kepala
6 caudal ke arah ekor
7 ventral lebih ke arah perut
8 dorsal lebih ke arah punggung
9 median bidang yang membagi tubuh menjadi 2 bagian kiri kanan yang simetris
10 paramedian bidang yang berada di samping dan sejajar dengan bidang median
11 sagital setiap bidang yang sejajar dengan bidang median
12 frontal bidang yang tegak lurus pada bidang sagital, sejajar permukaan perut
13 transversal bidang melintang tegak lurus pada arah memanjang tubuh
14 longitudinal ke atah ukuran panjang
15 proximalis lebih dekat ke pangkal
16 distalis lebih dekat ke ujung
17 plantaris searah telapak kaki
18 ulnaris ke arah ulna
19 radialis ke arah radius
20 linea garis
21 formane lubang
22 ductus pembuluh
23 canalis saluran
24 cavum rongga
25 flexio gerakan membelokkan dan membentuk sudut kecil
26 extensio gelakan meluruskan dan membentuk sudut besar
27 rotasio gerakan memutar
28 inversio gerakan kaki memutar ke dalam
29 supine menghadap ke atas
30 prone menghadap ke bawah
31 superior mengarah ke bagian atas tubuh
32 inferior mengarah ke bagian bawah tubuh

Anda mungkin juga menyukai