a. Registrasi (pendaftaran)
1) Allo anamnesa: anamnesa tidak secara langsung (dengan perantara) karena sesuatu hal
2) Auto anamnesa: anamnesa secara langsung kepada pasien.
b. Penamaan:
1) sesuai KTP 2) dibalik
contoh: Sutopo Hariyono contoh: Mahatma Gandhi
direkam medis: SUTOPO direkam medis:GANDHI, MAHATMA
HARIYONO contoh: Taruna Sinaga
direkam medis: SINAGA, TARUNA
2. Statistik Kesehatan
a. Hari Perawatan (HP): jml px yg ada saat sensus dilakukan ditambah px yg keluar dan masuk
pd hari yg sama.
contoh:
tgl jml pasien
1-Sep merawat 5
2-Sep merawat 10
3-Sep merawat 15
1-3 Sep HP= 30
b. Lama Dirawat (LD): LOS: jml hari dimana px mendapat perawatan rawat inap di RS tercatat
sejak px melakukan admisi hingga KRS.
contoh:
pasien tgl masuk tgl keluar LD
A 4-Sep 4-Okt 31
B 5 14 9
C 7 7 1
D 4 5 1
Standar
Rumus BJ Standar BJ Rumus Depkes
Depkes
O HP
BOR ×100 % 75-85 ×100 % 60-85
A TT ×t
O HP
LOS ×t 3-12 6-9
D pasien keluar (h+m)
( A−O ) ×t ( TT ×t )−HP
TOI 1-3 1-3
D pasien keluar (h+m)
D pasien keluar (h+m)
BTO >30X >50X
A TT
jml pasien mati ≥ 48 jam
NDR ×1000 ‰ < 25‰
jml pasien keluar (h+m)
jml pasien mati seluruhnya
GDR ×1000 ‰ < 45 ‰
jml pasien keluar (h+m)
Ket:
HP = O x t
D: px keluar (h+m)
O: rata-rata TT terisi dalam satu periode
A: TT yang ada dalam satu periode
t: periode (hari)
Interpretasi grafik :
1) garis BOR mendekati sumbu y, maka BOR semakin tinggi
2) garis BTO mendekati sumbu x, maka px keluar semakin tinggi, dan nilainya semakin tinggi juga.
3) Bila TOI tetap, LOS berkurang, maka BOR menurun
4) Bila BTO tinggi, kemungkinan karena organisasi yg kurang baik atau kurangnya permintaan TT.
1) Analisa Mutu
analisa mutu dilakukan agar RM lengkap dan dapat digunakan bagi referensi
pelayanan kesehatan, melindungi minat hukum, sesuai dengan peraturan yg ada,
menunjang informasi untuk aktivitas penjaminan mutu (quality assurance), membantu
penetapan diagnosis dan prosedur pengkodean kepenyakitan, dan bagi riset medis, studi
administrasi, dan penggantian biaya perawatan.
2) Analisa Mortalitas dan Operasi: perbandingan jml kematian terhadap jml populasi.
Indikatornya:
a) Net Death Rate
jml kematian≥ 48 jam
NDR= × 1000 ‰
jml pasien keluar( h+m)
TT : 27
Hari : 20 hari
Jumlah pasien keluar : 107
hidup+mati
Jumlah pasien keluar : 0
mati <48 jam
Jumlah pasien keluar : 1 pasien
≥48 jam
Ditanya :
a. Bed Occupancy Rate (Presentase Tempat Tidur Terisi)
b. Length of Stay (Rata-Rata Lama Pasien Dirawat)
c. Turn Over Interval (Rata-Rata Waktu Luang TT)
d. Bed Turn Over (Produktifitas Tempat Tidur)
e. GDR (Gross Dead Rate)
f. NDR (Net Dead Rate)
g. Grafik Barber Johnson
Jawab :
HP 590
a. BOR= x 100 % = ×100% =109,26 %
TT ×t 27 ×20
HP 590
b. LOS = = = 5,51
pasien keluar (h+m) 107
( TT ×t )−HP ( 27 ×20 )−590
c. TOI = = = -0,47
pasien keluar (h+m) 107
pasien keluar (h+m) 106
d. BTO = = = 3,96
TT 27
jumlah pasien mati 1
e. GDR = = ×1000 ‰ = 9,35‰
jumlah pasien keluar(h+m) 107
jumlah pasien mati ≥ 48 jam 1
f. NDR = = ×1000 ‰ = 9,35‰
jumlah pasien keluar(h+m) 107
g. Grafik Barber Johnson
1) BOR = 109,26 100-109,26 = -9,26 (-0,9; 10,9)
2) LOS = 5,57 (sumbu y)
3) TOI = -4,07 (sumbu x)
4) BTO = 3,93 garis strokput = 20/3,93 = 5,08
TT : 27 TT
jumlah penambahan TT pada hari ke-10 : 8 TT
Hari : 10 hari
Jumlah pasien keluar hidup+mati : 107
Jumlah pasien keluar mati <48 jam :0
jumlah HP 590
a. BOR= x 100 % = x 100 % = 93,95%
(TT 1 x t 1)+(TT 2 xt 2) ( 27 x 9 ) +(35 x 11)
jumlah HP 590
b. LOS= = =5,51
jumlah pasien keluar ( H+ M ) 107
( TT 1 xt 1 ) +(TT 2 xt 2)−HP ( 27 x 9 ) +( 35 x 11)−590 ( 243+385 )−590
c. TOI= = = = 0,36
jumlah pasien keluar ( H + M ) 107 107
jumlah pasien keluar (H+ M ) 1 jumlah pasien keluar(H + M )2 44 63
d. BTO= + = +
TT 1 TT 2 27 35
= 1,63 + 1,77 = 3,43
>=
px pasien Px 48 Jml Px keluar
pasien pasien pinda- jml dipin- keluar Diru- AP jml(6+ <24 ja (11+12 (h+m)10+1 MKH pasien
tgl awal masuk han (2+3+4) dahkan h+m juk S 7+8+9) jam m ) 3 LD S sisa
1 20 8 28 2 2 2 17 26
2 26 4 30 1 1 1 3 29
3 29 2 31 1 5 6 6 58 25
4 25 7 32 6 6 6 18 1 26
5 26 8 34 6 6 6 21 28
6 28 10 38 2 6 8 8 17 30
7 30 4 34 7 7 7 25 27
8 27 8 35 1 5 6 6 22 29
9 29 0 29 2 2 44 2 2 27
10 27 8 35 5 5 63 5 26 30
11 30 10 40 1 8 9 9 37 31
12 31 5 36 3 3 3 11 33
13 33 3 36 11 11 11 38 25
14 25 7 32 1 5 6 6 29 26
15 26 8 34 3 3 3 10 31
16 31 3 34 1 0 1 1 0 33
17 33 8 41 7 7 7 34 34
18 34 4 38 4 4 4 22 34
19 34 5 39 7 7 7 46 32
20 32 9 41 6 6 1 1 7 34 34
47
99 106 107 0 590
2+1+6+6+6+8+7+6+2= 44
5+9+3+11+6+3+1+7+4+7+6=63
tebal RM 1 tahun
b. jumlah RM 1tahun=
rata−rata tebal 1 RM
jumlah RM 1tahun
c. jumlah kebutuhan rak per n tahun= × tahun penyimpanan ( n ) tahun
jumlah RM /rak
Standar Ruang Rekam Medik:
1. Standar jarak antar 2 buah rak untuk lalu lalang dianjurkan selebar 90 cm, jika menggunakan
lemari lima laci dijejer satu baris, ruang lowong di depannya harus 90 cm. Bila diletakkan saling
berhadapan, harus disediakan ruang lowong minimal berjarak 150 cm, untuk memungkinkan
membuka laci-laci tersebut. Lemari lima laci tampak lebih rapi dan RM terhindar dari debu dan
kotoran luar (BPPRM, 2016)
2. Suhu udara di ruang penyimpanan untuk Faskes berkisar antara 23oC-26oC, dengan perbedaan
suhu antar ruang tidak lebih 5°C (Permenaker 5/2018), dan untuk RS 20°C-28°C (Permenkes
7/2019)
3. Kadar oksigen sebesar 19,5 %-23,5 % (Permenaker 5/2018)
4. Kelembapan ruang untuk Faskes dan RS sebesar 40%-60% (Permenaker 5/2018, Permenkes
7/2019)
5. Intensitas cahaya di ruang pendaftaran, ruang tunggu, ruang rekam medik minimal 200 lux, di
ruang penyimpanan 100 lux, namun bila ruang itu digunakan terus-menerus maka minimal 200
lux (Permenkes 7/2019).
6. Standar kebisingan di RS minimal 45 dBA.
Persyaratan ruangan khusus di bagian penyimpanan rekam medis, yaitu:
Soal:
Diketahui :
1 rak terdiri dari 40 subrak, dengan 8 subrak disusun ke samping dan 5 ke bawah.
panjang rak penyimpanan = 8 m, dan tingginya 2 meter
1 subrak rata-rata terdiri dari 200 rekam medis
dan rata-rata pasien baru 400 pasien /bulan
Ditanya:
a. Ketebalan rekam medis
b. Jumlah kebutuhan rak penyimpanan untuk pasien baru 10 tahun mendatang
Jawab:
a. panjang rak = 8 meter = 800 cm
psubrak= 800 cm/8 =100 cm
tebal rekam medis =100cm/200 = 0,5 cm
WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
{ 312- (12+19+5+12)}×8
= (312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112 jam/thn
WKT
SBK =
norma waktu
waktu kegiatan
FTP = ×100
WKT
1
STP = FTP
(1− )
100
capaian1 ta h un
Kebutuhan SDM =
SBK
WISN
WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
{ 312- (12+19+5+12)}×8
= (312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112 jam/thn
WKT
SBK =
norma waktu
Contoh Soal:
Hitunglah kebutuhan SDM unit Coding, bila:
Sebuah RS X akan merekrut SDM untuk ditempatkan di unit coding dengan pertimbangan:
A: Hari kerja 312 hari/tahun
B: Cuti 12 hari
C: Libur Nasional 19 hari
D: Diklat 5 hari
E: Absen 12 hari
F: Waktu kerja 8 jam/hari
Tugas pokok unit coding norma waktu
1. Menerima DRM pasien dari Assembling 0,5 menit
2. Mencari kode diagnosa dan menulisnya 2 menit
3. Mencari kode tindakan dan menulisnya 2 menit
4. Menyerahkan DRM pasien ke pelaporan 0,5 menit
Dengan ABK
WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
{ 312- (12+19+5+12)}×8
= (312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112 jam/thn = 126720 mnt/thn
4. Menghitung SBK
1
STP = FTP
1−
100
1
STP = 2,37
1−
100
1
STP = 97,63
100
1
STP = = 1,024
0,9763
6. Menghitung kebutuhan SDM
No Tugas Pokok SBK Capaian 1 tahun Kebutuhan tenaga
1 Menerima DRM dari unit Assembling 253440 182500 0,72
2 Mencari dan menulis kode diagnosa 63360 182500 2,88
3 Mencari dan menulis kode tindakan 63360 182500 2,88
4 Menyerahkan DRM ke unit pelaporan 253440 182500 0,72
JKT coding 7,2
STP 1,024
Kebutuhan SDM coding = JKT x STP= 7,2 x 1,024 = 7,37 8 orang
Dengan WISN
WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
{ 312- (12+19+5+12)}×8
= (312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112 jam/thn = 126720 mnt/thn
Capaian 1 Kebutuhan
SK
No Tugas Pokok SBK tahun tenaga
1 Menerima DRM dari unit Assembling 253440 182500 0,025 0,745
2 Mencari dan menulis kode diagnosa 63360 182500 0,025 2,905
3 Mencari dan menulis kode tindakan 63360 182500 0,025 2,905
4 Menyerahkan DRM ke unit pelaporan 253440 182500 0,025 0,745
kuantitas kegiatan pokok 1 tahun
+ Standar Kelonggaran 7,3
SBK
Kebutuhan SDM unit Coding 8 orang
Rule Morbiditas:
a. Rule MB1
Minor condition recorded as “main condition”, more significant condition recorded as “other
condiiton”
Contoh:
K.U : Dyspepsia
K.L : Acute appendicitis
Acute abdominal pain
Tx : Appendectomy
b. Rule MB2
d. Rule MB4
Specificity
Contoh:
K.U : CVA
K.L : Stroke, hemiplegia, dan cerebral hemorrhage
Pilih: stroke cerebral hemorrhage sbg K.U
e. Rule MB5
Rule Mortalitas
a. General Principle
When more than one condition is entered on the certificate, select the condition entered alone
on the lowest used line of Part I only if could have given rise to all the conditions entered
above it
Contoh:
I (a) abses paru
(b) lobar pneumonia
II –
b. Rule 1
If the General Principle doesn’t apply and there is a reported sequence terminating in the
condition first entered on the certificate, select the originating cause of this sequence. If there
is more than one sequence terminating in the condition mentioned first, select the originating
cause of the first-mentioned sequence.
I (a) bronkopneumonia
(b) infark serebral
(c) penyakit jantung hipertensif
II –
c. Rule 2
If there is no reported sequence terminating in the condition first entered on the certificate,
select this first-mentioned condition.
Contoh:
Laki, 40 tahun
I (a) rematik dan penyakit jantung ateriosklerotik
(b) -
II –
Pilih bursitis
pada kasus ini tiada diagnosa yang terlapor sbg penyebab dari kondisi yg pertama disebut
(bisa menerapkan Rule B)
d. Rule 3
If the condition by the General Principle or by Rule 1 or Rule 2 is obviously a direct
consequence of another reported condition, whether in Part I or Part II, select this primary
condition.
Contoh:
I (a) Cancer of ovary
(b) HIV disease
II –
I (a) TBC
(b) HIV disease
II –
e. Senility
f. Lingkage
g. Specificity
h. Early and late stages of disease
i. Sequlae
7. INA-CBGs
Sistem casemix adalah pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan mengacu pada ciri klinis
yg mirip/sama dan biaya perawatan yg mirip/sama, pengelompokan dilakukan dgn menggunakan
grouper.
Kode INA-CBGs
K-4-17-1
Severity level
0 : untuk rawat jalan
I : ringan, untuk rawat inap, tanpa komplikasi, tanpa komorbid
II : sedang (mild), rawat inap
III : berat (major), rawat inap
fraud/kecurangan JKN:
a. Upcoding (penulisan kode diagnosa berlebih)
b. Phantom billing (klaim palsu)
c. Phantom visit (tidak melakukan visite)
d. Type of room charge (memanipulasi kelas perawatan)
e. Framentation (pemecahan episode pelayanan)
f. Readmisi (admisi yang berulang)
g. Prolonged Length of Stay (memperpanjang lama perawatan)
h. Inflanted bills (penggelembungan tagihan obat dan alkes)
i. Phantom procedures (prosedur yang seharusnya dilakukan, tidak dilakukan)
8. Desain Formulir
a. Jenis-jenis desain formulir menurut pencatatannya:
1) SOMR (Source Oriented Medical Record), yaitu pencatatan rm berdasarkan pd sumber
data atau pd PPA.
2) POMR (Problem Oriented Medical Record), yaitu pencatatan rm yg bersumber pd
masalah, ada SOAP.
3) POMR (Practice Oriented Medical Record), yaitu pencatatan rm yg berorientasi pada
keadaan krisis pasien.
4) STOR (Summary Time Oriented Record), pencatatan rm berdasarkan pd masalah dan
dibuatkan ringkasan kegiatan pelayanan yg diberikan kepada pasien.
5) IMR (Integrated Medical Record), yaitu pencatatan rm secara terpadu dari berbagai unit
yang memberikan pelayanan pasien, formulir disusun berdasarkan tgl diperolehnya data.
Pada saat pulang, form dibalik lalu diurutkan berdasarkan urutan yg ditentukan.
9. TIK
Bab
I Certain infectious an dparasitic diseases
II Neoplasms
III Diseases of the blood and blood-forming organs and certain disorders
involving the immune mechanism
IV endocrine, nutritional, and metabolic diseases
V mental and behavioral disorders
VI diseases of the nervous system
VII diseases of the eye and adnexa
VIII diseases of the ear and mastoid process
IX diseases of the circulatory system
X diseases of the respiratory
XI diseases of the digestive
XII diseases of the skin and subcutanneous tissue
XIII diseases of the musculosceletal
XIV diseases of the genitourinary system
XV pregnancy, childbirth
XVI certain conditions originating in the perinatal period
XVII congenital malforation, deformation, and chromosomal abnormalities
XVIII symptoms, signs and abnormal clinical...
XIX injury, poisoning and certain....
XX External causes of morbidity and mortality
XXI Factor influencing health status and contact...
XXII Codes for special purpose
Poisoning
Adverse effect
Chapter XIX Accidental
Substance Intentional self-harm Undeterminated in therapeutic
(Diagnosa (sabotase/sengaja
(disengaja diri sendiri) (ketidaksengajaan) use
keracunan) )
12. Terminologi Medis
No Nama anggota tubuh Bahasa Medis 39 kolon (usus besar) colon-
1 alveolus alveol(o) 40 kuku onych-
2 anak tekak epiglottis 41 Kulit derm(o)
3 anus an- 42 kulit dermat-, cutane-
4 Arteri arteri- 43 Lambung gastr-
5 batang nadi aorta 44 laring laryng-
6 Batang pembuluh balik vena 45 leher cerv-, trachel-
7 bibir cheil- 46 lemak lip-, ather-
8 cabang tenggorokan bronchi 47 lidah lingua, gloss-
9 dada thorac- lien, splen-,
limpa
48 spleno-
10 daging sarc-
49 lurus orth-
11 darah hem-
50 mata opthalm-
12 Daun telinga auricullar
51 membran otak meninges
13 denyut sphygm-
52 mukus muc-
14 dinding perut lapar- os, stomat(o),
15 dubur ani mulut
53 oris
chol(o), 54 otak besar cerebrum
empedu
16 cholecyst(o)
55 otak kecil cerebellum
17 faring pharyng-
56 otot mylo, myos, my-
18 gigi geraham dens molaris
57 Otot jantung myocardium
19 gigi seri dens incisivus
58 otot polos leiomy-
20 ginjal nephr-, ren-
59 otot skeletal rhabdomy-
21 gusi gingival
60 Pangkal kaki tarsus
22 hati hepat-
61 pangkal tangan carpus
23 hidung nasus, rhin(o)
62 pangkal tenggorokan larynx
24 hidung rhin-
63 pankreas pancre(o)
25 iga cost-
64 paru-paru pneum-, pulmo-
26 ileum ili-
65 payudara mammae, mast-
27 jantung cardi-, cor angi-, arteri-,
28 jari dactyl- pembuluh darah
66 vas-
29 jaringan hist- 67 penis phallus, balan-
30 jaringan fibrous fasci- laparo,
31 kaki, anak ped- 68 Perut abdomin-,
venter
32 kandung kemih vesica, cyst-
69 pita suara plika vokalia
33 kelenjar aden-
70 rahang atas maxilla
34 kelopak mata blephar-
71 rahang bawah mandibula
35 kepala caput, cephal-
72 rahim hyster-, metr-
36 kerangka skelet-
73 rambut pil-
37 keringat sudor-
74 rektum proct-,rect-
38 kerongkongan esophagus
75 rongga hidung naris, cavum
nasi 10
76 Ruas-ruas jari phalanges 1 tulang oste-
10 spondyl-,
77 Rumah siput cochlea
2 tulang belakang vertebra-
78 saluran kemih ureter- 10 dentium,
79 saraf neur- tulang gigi
3 odont(o)
80 Sekat rongga badan diaphragm 10
81 sel cyt- 4 tulang rawan chondr-
10
82 sel darah putih leuk- 5 urat tendo
83 sel otot fibr- 10
84 selaput otak mening- 6 urethra urethr-
85 sendi arthr(o) 10
7 urine urin-
86 sendi atr-, arthr-
10
87 sperma spermat(o) 8 usus enter-, intestine
88 sumsum tulang myel-, medulla 10
89 t martil malleus 9 usus (usus kecil) enter-
90 t sanggurdi stapes 11
0 usus 12 jari duoden-
91 tabung rahim tubal fallopi 11
92 tangan chir- 1 usus besar colo-
93 taring dens caninus 11
94 tekak pharynx 2 usus buntu appendic
11
95 telinga ot-, auri-
3 usus halus intestinum tenue
96 Tempurung lutut patella 11
97 tendon tend- 4 uterus uter-, hyster-
98 Tenggorokan trachea 11
5 vagina colpo-
99 tengkorak crani-
11
10
6 vena phleb-
0 testis orchid-
Suffix
-oma : kanker
-pexy : surgical fixation (menjahit)
ex: gastropexy : fixation gaster by surgical
-graph: mencatat/merekam
ex: cardiograph: tindakan untuk merekam detak jantung.
-scopy: pemeriksaan
colonoscopy: pemeriksaan endoksopi kolon.
pengertian manaj resiko: proses identifikasi, pengukuran dan kontrol keuangan dari sebuah
resiko yg mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yg dpt
menimbulkan kerusakan atau kerugian (Smith, 1990 dalam Anonim, 2009)
Asesmen resiko: proses evaluasi hazard utk dpt menentukan tingkatan tindakan yg dibutuhkan
mengurangi resiko sehingga pd tingkat yg dpt diterima.
identifikasi resiko: proses sistematis dan terus-menerus dilakukan utk mengidentifikasi
kemungkinan timbulnya resiko atau kerugian thd kekayaan, hutang, dan personil perusahaan.
a. Brainstorming
b. Questionnaire
c. Industry benchmarking
d. Scenario analysis
e. Risk assessment workshop
f. Incident investigation
g. Auditing
h. Inspection
i. Checklist
j. HAZOP (Hazard and Operatbility Studies)
FMEA: alat yang dapat memberikan analisis proaktif akibat kejadian yg dpt berakhir dengan
proses resiko tinggi yg juga kritikal.
Langkah-langkah FMEA:
Terminologi
No Arti
posisi anatomi
1 anterior sebelah muka (bagian ke arah depan dari...)
2 posterior sebelah belakang (bagian ke arah belakang dari...)
3 anteroposterior dari depan ke belakang
4 poteroanterior dari belakang ke depan
5 cranial ke arah kepala
6 caudal ke arah ekor
7 ventral lebih ke arah perut
8 dorsal lebih ke arah punggung
9 median bidang yang membagi tubuh menjadi 2 bagian kiri kanan yang simetris
10 paramedian bidang yang berada di samping dan sejajar dengan bidang median
11 sagital setiap bidang yang sejajar dengan bidang median
12 frontal bidang yang tegak lurus pada bidang sagital, sejajar permukaan perut
13 transversal bidang melintang tegak lurus pada arah memanjang tubuh
14 longitudinal ke atah ukuran panjang
15 proximalis lebih dekat ke pangkal
16 distalis lebih dekat ke ujung
17 plantaris searah telapak kaki
18 ulnaris ke arah ulna
19 radialis ke arah radius
20 linea garis
21 formane lubang
22 ductus pembuluh
23 canalis saluran
24 cavum rongga
25 flexio gerakan membelokkan dan membentuk sudut kecil
26 extensio gelakan meluruskan dan membentuk sudut besar
27 rotasio gerakan memutar
28 inversio gerakan kaki memutar ke dalam
29 supine menghadap ke atas
30 prone menghadap ke bawah
31 superior mengarah ke bagian atas tubuh
32 inferior mengarah ke bagian bawah tubuh