Anda di halaman 1dari 82

Mengapa peristiwa dan penyebab kematian

perlu dicatat dan dilaporkan?

Memperoleh data statistik kematian


Ke dua data tersebut dapat dipakai utk:
• Planning
• Monitoring
• Evaluasi dan rencana intervensi
berikutnya
Statistik kematian vs kesakitan

• Satu kali seumur hidup • Berkali-kali seumur hidup


• Kejadian final • Bukan kejadian final
• Hanya 1 perhitungan utk • Berkali-kali terjadi untuk
setiap individu setiap individu
• Pengumpulan lebih efisien • Pengumpulan kurang
• Pengumpulan skala besar efisien
• (kab, prop) lebih • Pengumpulan skala besar
memungkinkan lebih sulit
• Informasi ttg paparan • Informasi ttg kesehatan
kesehatan masa lampau saat ini
REGISTRI KEJADIAN KEMATIAN DGN PENYEBAB KEMATIAN

PENCATATAN
PENCATATAN/ PENCATATAN
Penyebab Kematian
REGISTRI PENYEBAB
KEJADIAN Surat Keterangan KEMATIAN
KEMATIAN Penyebab Kematian (DIAGNOSIS)
(SMPK)

Angka
Angkakematian:
kematian: Penyakit
Penyakitpenyebab
penyebabkematian:
kematian:
•CDR
•CDR •Neonatal, Postneonatal
•Neonatal, Postneonatal
•CSDR
•CSDR •Anak
•Anakbalita
balita
•ASDR
•ASDR •Remaja
•Remaja
•ACSDR
•ACSDR •Dewasa
•Dewasa
•Pra-lansia,
•Pra-lansia,lansia
lansia
KONSEP DIAGNOSIS

PASIEN KELUAR MENINGGAL


BERBEDA DENGAN
PASIEN KELUAR HIDUP
DIAGNOSIS
Pasien keluar hidup Pasien keluar mati

• Diagnosa utama • Penyebab langsung


(Main condition) (Direct cause of death)
• Diagnosa lain • Penyebab antara
(Other conditions) (Intervening cause of death)
• Komplikasi • Penyebab dasar
(Underlying cause of death)
Ringkasan kasus

• Pada tanggal 14 Januari 2005, seorang pria lansia terpeleset


dan terjatuh pada permukaan yang sama, yang
mengakibatkan patah tulang. Setelah masuk untuk dirawat,
fraktur tulang ischium dan ilium kiri direduksi.
• Pasien kemudian menderita azotemia, arteriosklerosis
generalisata, penyakit jantung arteriosklerotik dan emfisema
paru.
• Pada tanggal 15 Februari ia mengalami pneumonia. Dokter
memberi antibiotika dan diberi oksigen. Obat tidak bereaksi
menyembuhkan pneumonia
• Delapan hari kemudian ia meninggal. Hasil autopsi
mengungkapkan adanya fraktur tulang panggul, hipertrofi
jantung, miokarditis fibrosa kronik dan sklerosis arteri
koronaria.
Pasien Keluar Hidup

• Diagnosis Utama
• Diagnosis Tambahan
• Diagnosis Komplikasi
Diagnosis
• Diagnosis utama : ?!?!
• Diagnosis tambahan : ?!?!
• Diagnosis komplikasi : ?!?!
Diagnosis
• Diagnosis utama : Pneumonia
• Diagnosis tambahan : Fraktur panggul
• Diagnosis komplikasi :
Diagnosis
• Diagnosis utama : Fraktur panggul
• Diagnosis tambahan : Jantung iskemik
• Diagnosis komplikasi : Pneumonia
Diagnosis
• Diagnosis utama : Fraktur panggul

e.c. terpeleset
• Diagnosis tambahan : Arteriosklerotik
• Diagnosis komplikasi : Pneumonia
Surat Keterangan Penyebab Kematian

• Sumber data utama kematian

• Pengisian surat keterangan dan kode


berdasarkan ICD-10 (WHO)

• Dua jenis format:


1. Kematian 7 hari ke atas
2. Kematian 0-6 hari termasuk lahir mati
at i
r M
l ua
K e
en
si
Pa
KEMATIAN UMUM
(7 HARI KE ATAS)
Format SKPK
• Bagian I : penyakit yang berkaitan dgn
urutan dan kejadian langsung menuju
kematian

• Bagian II : kondisi yang tidak berkaitan


dgn Bagian I tetapi secara alamiah
berkontribusi terhadap kematian
SKPK Umum (7 hari ke atas)

I.
Penyakit/kondisi yg langsung a………………………………….
menyebabkan kematian sebagai akibat dari

Penyebab antara b…………………………………


Kondisi morbid bila ada sebagai akibat dari
menyebabkan di atasnya,
Ditetapkan terakhir sebagai c…………………………………….
kondisi dasar sebagai akibat dari

II. d………………………………………..
Kondisi significant lain yg ________________________________
berkontribusi thd kematian,
tetapi tdk berkaitan dgn
penyakit/kondisi yg ……………………………………………..
menyebabkannya
………………………………………………
Penyebab Kematian (Cause of Death)

• Jika lebih dari 1 penyebab: tentukan terlebih dulu


kondisi/penyakit yang merupakan awal urutan
perjalanan penyakit menuju kematian

• Penyakit/kondisi pada Ia sebagai akibat dari Ib, Ib


sebagai akibat dari Ic, Ic sebagai akibat dari Id

• Bagian II adalah penyakit yang turut berkontribusi


terhadap kematian tetapi tidak
Contoh 1:
Ia Perdarahan otak ---- 1 hari
sebagai akibat dari
b Hipertensi ---- 2 thn
sebagai akibat dari
c Pyelonephritis kronik ---- 4 thn
sebagai akibat dari
d Adenoma pada prostat (UCOD) ---- 7 thn

Contoh 2:
1a Traumatik shock
sebagai akibat dari
b Fraktur multiple pada tungkai bawah & panggul
sebagai akibat dari
c Pejalan kaki ditabrak oleh truk (U C o D)
Konsep penyebab dasar kematian

• Penyakit/kondisi yang merupakan awal


dimulainya rangkaian perjalanan penyakit
menuju kematian
• Kecelakaan atau kekerasan yang
menyebabkan cedera dan berakhir dengan
kematian
• Data UCOD digunakan sebagai masukan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
melaksanakan prevensi primer
Diagnosis dan Pengkodean menurut ICD-10

• Dokter membuat resume perjalanan penyakit


dan pemeriksaan penunjang, dan
menegakkan diagnosis penyakit yang diderita

• Dokter menuliskan penyebab kematian pada


SKPK secara berurutan

• Pengkodean penyakit/kecelakaan/cedera
penyebab kematian diisi oleh petugas rekam
medik
Selang waktu

• Selang waktu mulai terjadinya penyakit sampai


meninggal dihitung dari: terjadinya penyakit
penyebab kematian sampai meninggal

• Kolom waktu yang disediakan adalah tahun,


bulan, hari, jam
• Penyakit kronik umumnya terisi kolom bulan dan
tahun
• Penyakit akut umumnya terisi kolom jam dan hari
Apakah yang merupakan penyebab dasar
kematian (UCOD) dari kasus ini?

• Koma yang disebabkan oleh subdural


hematom setelah jatuh di tempat kerja
Menentukan Penyebab Dasar
Kematian (UCOD)

• Prinsip umum
• Rule 1
• Rule 2
• Rule 3
Prinsip umum
• Jika pada Bag I diisi lebih dari satu kondisi,
maka kondisi pada baris terbawah dari Bag. I
harus dipilih sebagai UCOD jika kondisi tsb.
dapat mengakibatkan semua kondisi di atasnya.

• Contoh:
I (a) Abscess of Lung
(b) Lobar pneumonia

Pilih Lobar pneumonia sebagai UCoD


Rule 1 (Jika prinsip umum tidak berlaku)
• Ada urutan yang dilaporkan yang berakhir pada kondisi
pertama, maka pilih penyebab mula-mula dari urutan ini.

• Jika terdapat lebih dari 1 urutan yg berakhir dgn kondisi


yg pertama disebutkan, maka pilih penyebab mula-mula
dari urutan yg disebutkan pertama.

• Contoh:
I (a) Bronchopneumonia
(b) Cerebral infarction and Hipertensive heart diseases

Pilih cerebral infarction  penyebab yg mula-mula dari


urutan yg disebut pertama yang dipilih.
Rule 1 juga dilibatkan jika kondisi tunggal yg diisikan pada
baris terbawah pada sertifikat tidak dapat
mengakibatkan semua kondisi yg ditulis di atasnya.

I (a) Acute myocardial infaction


(b) Atherosclerotic heart diseases
(c) Influenza

Influenza tidak dapat mengakibatkan Ib, juga tidak dapat


mengakibatkan Ia, tapi Atherosclerotic heart diseases
dapat mengakibatkan Ia. Maka UCOD adalah
Atherosclerotic heart diseases.
Rule 2
• Jika tidak ada urutan yang dilaporkan yang berakhir
pada kondisi yang diisikan pertama pada surat
keterangan, maka pilih kondisi yg disebutkan pertama.

• Contoh
I (a) Pernicious anaemia dan gangrene of foot
(b) Atherosclerosis

Atherosclerosis tidak merupakan urutan yg berakhir dgn


pernicious anaemia sbg kondisi yg disebutkan pertama
Jadi dipilih pernicious anaemia.
Rule 3
• Jika kondisi yang dipilih dgn prinsip umum atau Rule 1
atau Rule 2 secara nyata merupakan akibat langsung
dari kondisi lain yang dilaporkan pada Bagian I atau II,
pilih kondisi lain tersebut.

• Contoh:
I (a) Bronchopneumonia
II Secondary anaemia dan chronic lymphatic leukemia

Bronchopneumonia yg dipilih dgn prinsip umum, dan


secondary anaemia, ke duanya dipertimbangkan sbg
akibat langsung dari chronic lymphatic leukemia
Pengertian hubungan kausal

• Dipakai Tabel Penentuan MMDS


• Penetapan UCOD yang benar
• Penentuan kode penyebab multiple yg tepat
• Isi MMDS: panduan dan arah penerapan
rule seleksi dan modifikasi yg dipublikasikan
dalam ICD-10 volume 2
• Tabel A, B, C, D, E, F, G, H
Tabel A
• Daftar kode ICD-10 yang benar untuk penggunaan
dalam pengkodean penyebab dasar dan multipel

Tabel B
• Daftar kode ICD-10 yang benar untuk penggunaan
dalam pengkodean penyebab multipel

Tabel C
• Daftar kode ICD-10 yang tidak benar utk
pengkodean penyebab dasar dan multipel
Tabel D
• Menentukan hubungan kausal kondisi yg
dituliskan pada SMPK
• Address code di bag.atas, didahului -- --
Subaddress di bag.bawah
• Address adalah kode yg dirinci pd baris Ia, Ib, Ic
• Kondisi yg kodenya tdk tercantum tdk bisa
menyebabkan yg ada pada address kode, kode
ini bukan merupakan urutan yg bisa diterima
• Dipakai utk menentukan hubungan kausal ketika
menerapkan Prinsip Umum, Rule seleksi 1 dan 2
Tabel D (lanjutan)

• Tabel D ambivalen: subaddress memiliki


hubungan kausal yang meragukan
• Ada tanda M
Tabel E

• Tabel modifikasi
• Dipakai untuk aplikasi Rule seleksi 3,
modifikasi Rule A, C, D, E, F
• Kode address pada tabel E adalah kode
T(tentatif) UCOD
• Prinsip umum, rules 1 dan 2 harus
dijalankan sebelum mendapat TUCOD
• Utk gunakan tabel Epengertian simbol
dan singkatan
Akronim Tabel E

•DS: Direct Sequel (Rule Seleksi 3)


•DSC: Direct Sequel Combine (Rule seleksi 3)
•IDDC: Ill Defined Direct Combine (Rule Modifikasi A)
•SENMC: Senility Mention Combine (Rule Modifikasi A)
•SENDC: Senility Due to Combine (Rule Modifikasi A)
•LMP: UnderLying with Mention Preferred (Rule Modifikasi C)
•LMC: UnderLying with Mention of Combine (Rule Modifikasi C)
•LDP: UnderLying in the Due to Position (Rule Modifikasi C)
•LDC: UnderLying in the Due to Position Combine (Rule Modifikasi C)
•SMP: Selected Modification Preferred
•SMC: Selected Modification Combine
•SDC: Selected in the Due to position Combine
• Tabel F menerangkan ambivalen (M) yang
ditemukan pada Tabel D dan Tabel E

• Tabel G merupakan daftar konversi utk


menciptakan kategori ICD-10

• Table H terdiri dari daftar kode yang


dianggap remeh/tidak berarti sebagai
UCOD
Rule Modifikasi

• Rule A
• Rule B
• Rule C
• Rule D
• Rule E
• Rule F
Rule A (Ill defined & Senility)

• Jika penyebab yg dipilih kondisi yang tidak


jelas, pilihlah kembali penyebab kematian,
kecuali kondisi tersebut memodifikasi
koding
• Kondisi tidak jelas:
I46.9, I95.9, I99, J96.0, J96.9, P28.5,
R00-R94, R96-R99
• Kecuali R95 (SIDS) tidak dianggap sebagai
kondisi tidak jelas
Rule B (Kondisi trivial)

1.Penyebab kematian yg dilaporkan adalah


kondisi sepele dan kondisi yg lebih serius,
maka pilih kembali penyebab dasar
seolah-olah kondisi sepele tidak pernah
dilaporkan
Contoh
• Ia. Karies dentis
• II. Diabetes tipe 2

UCOD: Diabetes tipe 2


Rule B (Kondisi trivial)

2. Jika kematian merupakan akibat dari


reaksi merugikan terhadap pengobatan
kondisi sepele, pilihlah reaksi yang
merugikan tersebut
Contoh
• I (a) Hemoragi intraoperatif (T81.0) (Y60.0)
• (b) Tonsilekstomi
• (c) Hipertrofi tonsil (J35.1)

UCOD: Hemoragi intraoperatif


Rule B (Kondisi trivial)

3. Bila kondisi sepele menyebabkan kondisi


lain, maka kondisi sepele tidak dibuang –
berarti Rule B tidak dapat diterapkan
Contoh

I (a) Septicaemia (A41.9)


(b) Impetigo (L01.0)

UCOD: Impetigo
Rule C (Linkage)

• Bila penyebab yang dipilih dipertautkan


oleh ketentuan, dalam klasifikasi atau
dalam catatan utk penggunaan koding
penyebab dasar kematian, dengan satu
atau lebih kondisi lain pada sertifikat,
kodelah kombinasi tersebut
Contoh
• Pilihlah penyebab dasar kematian

I (a) Obstruksi intestin (K56.6)


(b) Hernia femoralis (K41.9)

UCOD: Hernia femoralis dengan obstruksi


Rule D (Specificity)

• Bila penyebab yang dipilih


menggambarkan kondisi umum dan
kondisi yang lebih spesifik (letak atau
sifat), maka pilih istilah yang lebih
informatif
Contoh

I (a) Meningitis (G03.9)


(b) Tuberkulosis (A16.9)

UCOD: Meningitis tuberkulosis


Rule E. Stadium dini dan lanjut penyakit

• Jika penyebab yang dilaporkan pada sertifikat


adalah penyakit dengan stadium dini dan juga
penyakit yg sama dengan stadium lanjut maka
pilihlah penyakit dengan stadium lanjut.

• Aturan di atas tidak berlaku jika bentuk “kronik”


yg dilaporkan sebagai akibat dari bentuk “akut”,
selama klasifikasi tidak memberi instruksi
khusus pada akibat tadi
Contoh

I (a) Sifilis tersier (A52.9)


(b) Sifilis primer (A51.0)

UCOD: Sifilis tertier


Contoh

I (a) Miokarditis kronis


(b) Miokarditis akut

UCOD: Miokarditis akut


Rule F. Sekuele

• Jika ada kondisi yang dilaporkan merupakan


sekuele/efek sisa dari suatu penyakit, maka
pilihlah sekuele dari penyakit dalam fase aktif
dan bukan sekuele yang bersifat umum yang
merupakan akibat dari sebab-sebab lainnya
Contoh
I (a) Fibrosis paru
(b) Tuberkulosis paru lama

UCOD: Fibrosis paru akibat TB lama


Beberapa catatan untuk interpretasi
isian penyebab kematian
Sangat tidak mungkin

• Kadang-kadang urutan yang dicatat


sangat tidak mungkin urutan yang
tertulis tidak dapat diterima

• ICD-10 volume 2 pada 4.2.2 berisi


beberapa situasi yang dianggap sangat
tidak mungkin dan bagaimana sertifikat
harus diinterpretasi
Durasi

• Faktor waktu yang dinyatakan dalam


urutan harus dipertimbangkan apakah
kondisi satu disebabkan oleh kondisi
lainnya

• Waktu sering tidak diisi pada sertifikat


kematian
Kapan malformasi, deformasi atau abnormalitas
kromosom dianggap kongenital?

(a) Ketika hal itu dinyatakan sebagai kongenital


oleh pembuat sertifikat
(b) Ketika jelas bahwa kondisi tersebut sudah ada
sejak lahir
Sekuele

• Sekuele digunakan untuk menggambarkan


kelompok tertentu kondisi dengan selang waktu
panjang yang mungkin berlangsung antara
penyebab dan sekuele

• Kategori yang dipakai untuk koding sekuele


adalah: B90-B94, E64.-, E68, G09, I69.-, O97,
Y85-89
Demam reumatik yg mengenai jantung

• Kondisi reumatik jantung tidak disertai


pernyataan aktif maka diasumsikan AKTIF
atau
• Dinyatakan sebagai akibat dari demam reumatik
yang dinyatakan akut atau subakut

• Istilah karditis, endokarditis, miokarditis,


pankarditis dianggap akut jika jarak onset dan
kematian kurang dari 1 tahun atau umur
meninggal di bawah 15 tahun

• Perikarditis dianggap akut pada tiap umur


Sifat cedera
• Kode sebab external (V01-Y89) harus
digunakan sebagai kode primer utk pengkodean
dengan kondisi tunggal dan tabulasi mortalitas
• Kode S00-T98 harus digunakan untuk
menunjukkan sifat cedera
• Jika terdapat lebih dari satu sifat cedera yang
disebut dan tidak ada indikasi jelas tentang
sebab kematian, maka aplikasikan Prinsip
umum dan Rule Seleksi untuk memilih UCOD
Contoh

I (a) Hemorrhagic shock


(b) Peritoneal haemorrhage
(c) Rupture of liver
(d) Road traffic accident

UCOD: Road traffic accident


Malignansi

• Bila malignansi ditentukan sebagai UCOD,


3 faktor yg harus dipertimbangkan ketika
menentukan kode: letak, morfologi, perilaku
• Untuk keterangan letak lihat Volume 2 paragraf B
• Pada kasus metastasis dengan letak multipel
tetapi tidak menyebutkan letak primer, maka
untuk seleksi lihat pada volume 2 paragraf 4.2.7
bagian H
• Neoplasma maligna dapat menyebabkan penyakit
infeksi, dan beberapa penyakit sirkulasi
Penting !
• Resume rekam medis sebaiknya terdiri dari 100-
300 kata dan dibuat oleh dokter
• Resume rekam medis disusun menurut urutan
terjadinya gejala dan peristiwa
• Penyebab langsung, antara dan dasar dituliskan
oleh dokter selengkap mungkin, termasuk urutan
dan hal lain yang meragukan
• Cedera harus selalu terdiri dari akibat cedera
dan penyebab luar cedera
• Koding ICD 10 dan UCoD dilakukan oleh Tim
Khusus atau oleh Perekam Medis Terlatih
Khusus MMDS
MMDS
(Medical Mortality Data System)

• MMDS Decision Table merupakan alat


bantu bagi Petugas Rekam Medis/Koder
untuk mengoreksi urutan penyebab
kematian dan menentukan UCoD

• Terdiri dari Tabel A s/d H yang memberikan


bimbingan dan arahan dalam menerapkan
aturan seleksi dan modifikasi menurut
Volume 2 ICD-10
KEMATIAN PERINATAL

(0-6 HARI DAN LAHIR MATI)


Kematian umur 0-6 hari termasuk lahir mati

a. Penyebab utama bayi/janin


Keadaan patologis pada janin yang mempunyai
kontribusi terbesar terhadap kematian janin tsb.

b. Penyebab lainnya bayi/janin

c. Penyebab utama ibu yang mempengaruhi kematian


bayi/janin
Penyakit atau keadaan ibu yang paling besar
pengaruhnya terhadap janin/bayi

d. Penyebab lainnya ibu yang mempengaruhi kematian


bayi/janin
Contoh 1:

a. Penyebab utama janin:Aspirasi meconium


b. Penyebab lain janin: BBLR

c. Penyebab utama ibu: Eklampsia


d. Penyebab lain ibu: Anemia

d. Keadaan lain yang relevan (bersangkut


paut)
Kode ICD-10
• Ft. bayi: kode ICD P05-P96, A33, Q
a. Sebab utama bayi/janin
b. Sebab lainnya bayi/janin
Pada a dan b hanya 1 kode

• Ft ibu: kode ICD P00-P04


c. Sebab utama ibu yang mempengaruhi kematian
bayi/janin
d. Sebab lainnya ibu yang mempengaruhi kematian
bayi/janin
Pada c dan d dapat lebih dari 1 kode

e. Keadaan lain yang relevan (bersangkut-paut):


Bab XX dan Bab XXI
Rule P1. Mode of death or prematurity
dimasukkan di (a)

• Jika heart failure, asphyxia atau anoxia


atau prematur diisikan di (a) dan kondisi
lain janin/bayi juga diisikan di (a) atau (b),
kodelah kondisi lain yang disebutkan
pertama seolah-olah kondisi lain tersebut
telah diisikan secara sendiri di (a) dan
kode kondisi yang semula di (a) yaitu
heart failure, asphyxia atau anoxia atau
premature seperti ia telah diisikan di (b)
Contoh 2:
Bayi lahir hidup, mati pada hari ke 4

(a) Prematuritas
(b) Spina bifida
(c) Placental insuffisiency
(d) --

Prematuritas di kode di (b) dan spina bifida di (a)


Contoh 3:
Bayi lahir hidup, mati pada menit ke 50

(a) Severe birth asphyxia


Hydrocephalus
(b) –
(c) Obstructed labour
(d) Severe pre-eclampsia

Severe birth asphyxia dikode pada (b) dan


hydrocephalus pada (a)
Rule P2. Dua atau lebih kondisi dimasukkan
di (a) atau (c)

Jika dua atau lebih kondisi diisikan di (a) atau


(c), kodelah kondisi yang disebut pertama
seolah-olah kondisi tsb diisikan sendirian di (a)
atau (c) dan kode kondisi lainnya seolah-olah
mereka telah diisikan di (b) atau (d).
Contoh 4:
Bayi lahir mati sebelum persalinan

(a)Severe fetal malnutrition


Light for dates
Antepartum anoxia
(b) –
(c) Severe pre-eclampsia
Placenta praevia
(d) –

Light for dates with fetal malnutrition dikode pada (a) and
antepartum anoxia dikode pada (b); severe pre-eclampsia
dikode pada (c) dan plasenta praevia pada (d)
Rule P3. Tidak ada yang dimasukkan
di (a) atau (c)
• Jika tidak ada yang diisikan pada (a) tetapi
ada kondisi-kondisi bayi atau janin yang
diisikan di (b), kodelah kondisi yang
disebut pertama seolah-olah kondisi
tersebut telah diisikan di (a);
• Jika tidak ada yang diisikan di (a) atau (b),
beri kode P95 untuk lahir mati atau kode
P96.9 untuk bayi baru lahir, di mana kode
tersebut diletakkan di bagian (a)
Rule P3. Tidak dimasukkan di (a) atau (c)

• Dengan cara yang sama, jika tidak ada


yang diisikan di (c) tetapi ada kondisi ibu
yang diisikan di (d), kode kondisi yang
disebut pertama seolah-olah telah diisikan
di (c);
• Jika tidak ada yang dimasukkan di (c) atau
di (d) gunakan kode tiruan (contoh xxx.x)
untuk (c) untuk menunjukkan tidak ada
kondisi ibu yang dilaporkan.
Contoh 5:
Bayi lahir hidup, meninggal pada hari ke 2

(a) --
(b) --
(c) --
(d) Eclampsia

Unspecified perinatal cause dikode pada (a);


eclampsia dikode pada (c)
Rule P4. Kondisi yang dimasukkan pada
bagian yang salah

• Jika kondisi ibu (kode P00-P04) diisikan di


(a) atau (b), atau jika kondisi bayi atau janin
diisikan di (c) atau (d), kodelah kondisi
tersebut seolah-olah mereka telah diisikan
ke bagiannya masing-masing dengan benar
• Jika kondisi dapat dikelompokkan sebagai
kondisi janin/bayi atau sebagai kondisi ibu
keliru diisikan ke bagian (e), kodelah
sebagai kondisi janin atau kondisi ibu
tambahan pada bagian (b) atau (d).
Contoh 6:
Bayi lahir mati, meninggal setelah persalinan

(a) Severe intrauterine hypoxia


(b) Persistent occipitoposterior
(c) --
(d) --
(e) Difficult forceps delivery

Persistent occipitoposterior dikode di (c);


difficult forceps delivery dikode pada (d).

Anda mungkin juga menyukai