Anda di halaman 1dari 67

Peran Medical Record dalam

Penyediaan Informasi Penyebab


Kematian di Rumah Sakit

YUSLELY USMAN

Disampaikan dalam pertemuuan Pengendalian


dan Evaluasi data Penyebab Kematian di
Rumah Sakit 10 Mei 2017
PENDAHULUAN
• Kejadian kelahiran dan kematian wajib dicatat
sebagai sumber data statistik penting dalam
sistem registrasi penduduk
• UU no 24 th 2013 tentang perubahan UU no
23 th 2006, RT atau nama lainnya wajib
melaporkan kejadian kematian kepada
catatan sipil secara berjenjang.
• Angka Kematian merupakan bagian statistik
penting suatu daerah/negara
• Statistik penting digunakan untuk
perencanaan yang baik, monitoring indikator
Pencatatan Kemtatian dan Penyebab Kematian dalam
Civil Registration & Vital Statistik

Civil Registration & Vital Statistics System memiliki 2


komponen yaitu;
1. System Registrasi Sipil
2. System statistik Vital
Registrasi sipil menurut definisi PBB:
… terus menerus, permanen, wajib, dan berlaku umum dalam
Mencatat kejadian dan karakteristik kejadian penting ( lahir hidup,
Kematian, lahir mati, pernikhan dan perceraian) dan status kejadian
sipil lainnya yang berkaitan dengan populasi yang disahkan oleh
keputusan, hukum atau peraturan, sesuai dengan persyaratan hukum
di setiap negara .
System Statistik Vital (konsep umum):

Total proses (a) mengumpulkan informasi oleh catatan


sipil atau pencacahan pada frekuensi atau terjadinya
peristiwa penting yang telah ditentukan dan ditetapkan,
serta karakteristik kejadian yang berhubungan dengan
orang yang bersangkutan, dan (b) kompilasi,
pengolahan, menganalisis, mengevaluasi, menyajikan
dan menyebarluaskan data ini dalam bentuk statistik.
Fungsi Registrasi Sipil

Sistem pencatatan/registrasi sipil memiliki dua fungsi


penting:
Pertama: sebagai dokumen legal pribadi yang diperlukan
warga negara sebagai bukti.
Kedua: data yang dihasilkan dari catatan sipil sebagai dasar
sistem statistik vital negara.

Kejadian kematian dalam sistem CRVS merupakan


sumber data yang sangat berpotesial untuk
mendapatkan data kematian dan penyebeb kematian
yang real time.
• Statistik vital
kombinasi dari dua
sektor yaitu
kesehatan dan
catatan sipil

•Jika sistem berjalan


dalat digunakan oleh
berbagai pihak dengan
penghematan biaya.

Pada sektor kesehatan,


statistik vital merupakan
inti dari sistem informasi
kesehatan

Peran sektor kesehatan dalam sistem CRVS
(Civil Registration & Vital Statistics) System

• Hampir semua kelahiran dan kematian terjadi


melakukan kontak dengan sektor kesehatan, baik
itu kepada pelayanan rumah sakit/fasilitas
pelayanan kesehatan atau pada petugas
kesehatan di lapangan (bidan desa, kader
kesehatan dsb), maka sektor kesehatan pemegang
kunci dalam peningkatan pencatatan sipil dan
statistik vital.

• WHO dan berbagai organisasi internasional


lainnya telah membuat standard format sertifikasi
medis penyebab kematian, system pengkodean
ICD, verbal autopsy dan pendekatan innovative
untuk mendukung peningkatan CRVS.
Peran sektor kesehatan dalam sistem CRVS
(Civil Registration & Vital Statistics) System

• Sektor kesehatan berperan dalam penguatan


CRVS dalam hal:
– Mendukung pengembangan “system-wide” dari
CRVS
– Memperkenalkan inovasi dalam mengikuti
kesehatan ibu, neonatal dan anak
– Melaporkan dan mencatat dengan akurat
sebab kematian
– Melakukan kompilasi, analisis dan diseminasi
Statistik Vital untuk kebijakan, perencanaan
dan mendukung program
Registrasi Civil memerlukan sumber data
penyebab kematian yang kombinasi dari:

• Untuk kematian yang terjadi di dalam unit


pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas, Klinik
dsb) ketika sedang dilayani, pihak kesehatan
(medis) memberikan informasi penyebab
kematian.
• Untuk yang meninggal wajar di luar pelayanan
kesehatan, laporan keluarga tentang riwayat saat
almarhum meninggal (melalui Autopsi Verbal)
dapat dilakukan.
• Untuk beberapa kematian yang unnatural,
informasi penyebab kematian dapat diperoleh dari
pihak kepolisian/ kantor coronary

PERLU KOORDINASI DAN


KOLABERASI
Aturan dalam menyediakan data penyebab kematian

• Dasar menggunakan format sertifikasi medis


sesuai yang ada dalam aturan ICD (International
Classification of Diseases ):
Penyebab Kematian Perkiraan waktu dari timbul
penyakit dengan kematian

I. Penyakit atau kondisi yang menyebabkan a. …………………..


kematian

disebabkan (atau sekuensi dari)

Antecedent Causes b. …………………..

Kondisi penyakit, jika ada, yang disebabkan (atau sekuensi dari) …………………..
menimbulkan penyakit diatasnya, yang
dituliskan pada kondisi paling bawah c. ……………………………….
disebabkan (atau sekuensi dari)

d. ……………………………… ……………………

II. Kondisi lain yang berkontribusi terhadap a……………………………….. ……………………


kematian, tetapi tidak terkait dengan b……………………………….. …………………….
penyakit atau kondisi penyebab kematian
itu.

Ini tidak berarti cara meninggal seperti; gagal jantung, gagal nafas. Ini berarti penyakit, kecelakaan, atau komplikasi
dari penyebab kematian.
Cause of Death: 20th World Health
Assembly (1967)

“Semua penyakit, keadaan sakit atau


cedera yang keduanya dapat
mengakibatkan kematian dan
kecelakaan/kekerasan yang
menyebabkan cedera dan berakhir
kematian”

WHO Nomenclature Regulations 1967


Definisi Penyebab dasar kematian
sesuai dengan WHO

• Penyakit atau cedera yang merupakan


awal dari sekuensi/kronologis terjadinya
penyakit yang menyebabkan langsung
terhadap kejadian kematian
atau
• keadaan kecelakaan atau kekerasan
yang menghasilkan cedera yang fatal
menyebabkan kematian

• The underlying cause of death is a key guide public health policies


Apakah penyebab dasar kematiannya?
Chronic dudenal ulcer
Penerapan ICD dalam data Mortality
Tahapan:
1. Serifikasi penyebab kematian
2. Koding diagnosis yang tertera dalam sertifikasi
3. Seleksi penyebab dasar menggunakan aturan
dan prinsip dalam ststistik mortaliti dalam ICD
4. Tabulasi sesuai dengan pengelompokan
standard
5. Cek dan ricek kewajaran data
6. publikasi
Penggunaan ICD 10
dalam penyediaan
data mortality
termasuk penyebab
kematian
Sekilas tentang ICD-10
• Struktur Umum
• 3 Volume/buku

• 22 BAB/Chapters

• Kode Alphanumeric
Jilid buku (Volumes) ICD-10
Volume 1(Tabular List)
• Berisikan alphanumeric daftar penyakit
dan kelompok penyakit, dengan catatan
inklusi dan ekslusi, beberapa aturan
pengkodean, list tabulasi khusus untuk
mortality dan morbidity, definisi dan
regulasi.
Jilid buku (Volumes) ICD-10 (lanjutan)

Volume 2 Instruksi dan pedoman-pedoman

Berisikan:
• Pendahuluan, instruksi bagaimana menggunakan
buku volume 1 dan 3
• Pedoman untuk sertifikasi dan aturan dalam
pengkodean mortality
• Pedoman untuk pencatatan dan pengkodean
morbidity
• Pedoman untuk presentasi statistik
Jilid buku (Volumes) ICD-10 (lanjutan)
Volume 3Alphabetical index

Volume 3 adalah Alphabetical index lengkap dari penyakit dan


kondisi yang ditemukan pada Tabular list.
Alphabetical Index dibagi dalam 3
bagian/section
Section 1
Chapters I – XIX Section 2
and Chapter XXII External causes of morbidity and mortality Section 3
of Chapter XX Table of Drugs
Lead term and Chemicals
Modifiers/Qualifiers Lead term of Chapter XIX
(are varieties, sites Modifiers/Qualifiers (indicate different and Chapter
or circumstances types of accident or occurrence, vehicles XX
that affect coding) involved, etc. that affect coding)
Ikhtisar Penentuan Kode
Mortalitas
Ikhtisar Penentuan Kode
Mortalitas
 Awal adanya ICD dibuat dengan tujuan
sebagai dasar mempersiapkan data
statistik kematian
 Sertifikat kematian merupakan sumber
utama data kematian/mortality
 Orang yang membuat Sertifikat Penyebab
kematian harus mengisi kejadian
penyebab kematian dalam format
sertifikat internasional
 Baca section 4.1 Volume 2
Completed Medical Certificate of Cause of Death

I Duration
Disease or condition (a)…Acute on chronic renal failure between onset
directly leading to due to or as a consequence of and death
death* …12 days…
Antecedent causes (b)…Glomerulonephritis…..
Morbid conditions due to or as a consequence of …1 year
giving rise to the above
cause, stating the underlying (c)….Diabetic nephropathy… …5 years
condition last due to or as a consequence of

(d)…Diabetes Type II… …10 years…

II
Other significant conditions Femoral neck fracture, femoral 1 month
contributing to the death, fracture repair, …………………
but not related to the disease Post operative haematoma …………………
condition causing it ……………………………… ……

*This does not mean the mode of dying e.g. heart failure, respiratory
failure. It means the disease, injury or complication that caused death.
Konsep Penyebab dasar kematian
 Jika hanya ada satu diagnosis penyebab kematian,
penyebab kematian tersebut ditulis pada garis 1a dari
sertifikat.

 Jika dua atau lebih kondisi yang secara langsung


berkontribusi terhadap kematian, harus dituliskan secara
berkaitan dalam bagian I dari sertifikat dengan penyebab
dasarnya di tulis pada baris terbawah.

 Tentukan semua kode diagnosis/kondisi yang tertulis


dalam sertifikat

 Untuk mentabulasi dan membuat laporan, tentukan/pilih


kode penyebab dasar kematian

 underlying cause sesuai aturan ICD-10


Apakah penyebab dasar kematian dari
kasus ini?
Koma yang disebabkan oleh
hematoma subdural setelah jatuh saat
berkerja

Jatuh Saat berkerja


:
Apakah penyebab dasar kematian dari
kasus ini?

Koma yang disebabkan oleh


hematoma subdural setelah jatuh saat
berkerja
Bagian dari Format Internasional Sertifikat
Penyebab Kematian

 Bagian I – digunakan untuk penyakit yang


berkaitan dengan perjalanan kejadian
yang menyebabkan kematian secara
langsung

 Bagian II – digunakan untuk kondisi yang


tidak berkaitan dimana tidak ada
hubungan dengan kejadian kematian
secara langsung, tetapi secara alamiah
berkontribusi tehadap kematian tersebut.
Dimana penyebab dasar kematian dituliskan
dalam sertifikat penyebab kematian
(SMPK)?

Pada baris terbawah dari kondisi yang


digunakan pada Bagian I
Latihan 3 - Jawaban:

Dimana penyebab dasar kematian dituliskan


dalam sertifikat penyebab kematian
(SMPK)?

Pada baris terbawah pada Bagian I


SMPK yang komplit:

I(a) Penyebab langsung


(b) Penyebab antara (a)
(c) Penyebab antara (b)
(d) Penyebab dasar kematian (c)
II Kondisi lain yang berkontribusi

Contoh:
I(a) Heart failure
(b) Carcinomatosis
(c) Cancer of the colon
(d) -
II Diabetes mellitus
Kode ICD-10 tidak diperbolehkan sebagai
UCoD
 Kode Asterisk (*) yang menerangkan manifestasi
penyakit, yang dijadikan kode UCOD adalah
aetiology atau dagger (†)

 Kode Z (Z00-Z99) faktor yang mempengaruhi


status kesehatan dan mengunjungi pelayanan
kesehatan untuk konsultasi.

 Rentang kode lainnya di berbagai Bab dari ICD-


10- lihat catatan pada Tabular list dan volume 2
Kode di bawah ini tidak diperbolehkan sebagai UCoD

B95-B97 Bacterial, viral and other infectious


agents
G97,H95, N99 Post procedural disorders (Note
the cross reference to Section 4.2.6
“Operations” in volume 2)
O80 - O84 Method of delivery
S00 - T98 Injury, poisoning and certain other
consequences of external causes
B95-B97 Bacterial, viral and other infectious
agents

Catatan pada Section (B95-B97):


Note: These categories should never be used in
primary coding. They are provided for use as
supplementary or additional codes when it is
desired to identify the infectious agent(s) in
diseases classified elsewhere.

The “other” disease, classified elsewhere, akan


menjadi UCOD. Contoh: Klebsiella UTI . Kode:
Urinary Tract Infection, site not specified N39.0
Beberapa “other” disease akan dikode agent infeksinya
dan penyakit dasarnya. Contoh: A41.0 Septicaemia
due to Staphylococcus aureus
G97,H95, N99 Post Procedural Disorders

UCOD yang disebabkan oleh gangguan setelah


mendapatkan prosedural penyebab akan dikode
pada penyakit yang menyebabkan dilakukan
prosedur tersebut.

Contoh: Complication of appendectomy = Kode nya


K37 Unspecified Appendicitis.

Jika di sertifikat tidak disebutkan penyakitnya, kodelah


kategory sisa/akibat dari tindakan operasinya.
Contoh. “Nephrectomy”
Kode lah N28.9 Disorder of kidney and ureter,
unspecified

Baca: Volume 2, Section 4.2.6 ‘Operations’


O80 - O84 Method of delivery

Catatan pada Section (O80-O84): kode


O80-O84 digunakan hanya untuk
morbidity. Lihat catatan blok ini.
Baca pada volume 2
S00 - T98 Injury, poisoning and certain other
consequences of external causes.

Pada kasus kematian karena cedera; UCOD bukan


akibat alami suatu cedera.
(contoh. Fractured skull with intracranial injury) tetapi
sehrusnya External Cause terjadinya injury .
(contoh. Hit by falling brick, Motor Vehicle Accident, Fall
down stairs)

Pengecualian jika ada kode G40 –G41.9 Epilepsy dan


Status epilepticus atau A35 Other tetanus telah
tertulis dalam sertifikat. Keberadaan kondisi ini pada
sertifikat menjadi modifikasi UCOD.
Tata cara memilih penyebab kematian umum

• Bila ada 2 rangkaian penyebab kematian maka UCoD


adalah keluhan utama dari rangkaian penyakit dan
ditempatkan pada bagian I, sedangkan rangkaian
penyakit lainnya ditempatkan pada bagian II.
Contoh: Ia. Varices oesophagus
b. Cirrhosis hepatis
c. –
d. _
IIa. Congestive heart failure
b. Penyakit jantung reumatik kronis
Penentuan UCoD

 Jika hanya ada satu kondisi yang tertera dalam


sertifikat, maka kondisi itu menjadi UCOD
 UCOD seharusnya ditulis sendiri di baris terbawah
pada bagian I sertifikat.
 Tidak semua sertifikat ini benar-benar tepat dan
sederhana ketika pemilihan kondisi sebagai UCOD
untuk tujuan preventif dan kesehatan masyarakat.
 Untuk itu, WHO telah mengembangkan atuaran-
aturan dan modifikasi dalam menentukan UCOD
Prosedur Pemilihan UCoD untuk Tabulasi
Mortality

• Jika hanya satu penyebab kematian yang ditemukan


pada sertifikat medis penyebab kematian maka
penyebab ini yang ditabulasi.
• Jika lebih dari satu penyebab, langkah pertama adalah
menentukan penyebab paling bawah yang dituliskan dari
rangkaian penyebab kematian pada bagian I dari
sertifikat dengan mengaplikasikan prinsip umum, atau
aturan seleksi 1, atau 2 atau 3
• Langkah berikutya, apakah ada modifikasi rule A s/d F
Aturan menentukan hubungan sebab akibat dalam
rangkaian penyebab kematian (sequence)
Contoh 1 Contoh 2:
I. (a) Bleeding of oesophageal I. (a) Coma
varices (b) Myocardial infarction and
(b) Portal hypertension cerebrovascular accident
(c) Liver cirrhosis (c) Atherosclerosis
(d) Hepatitis B Hypertension

Ada beberapa kemungkinan:


Apakah:
• Artherosclerosis menyebabkan MCI
• Hepatitis B menyebabkan dan menyebabkan coma
chirrosis hepatiis? • Artherosclerosis menyebabkan
• Chirrosis Hepatis cerebrovascular accident dan
menyebabkan Hipertensi menyebabkan coma
portal? • hipertensi menyebabkan MCI dan
• Hipertensi portal menyebabkan coma
menyebabkan Perdarahan • hipertensi menyebabkan MCI dan
varises oesophagus? menyebabkan coma
GENERAL PRINCIPLE:
Jika lebih dari satu kondisi yang
dituliskan dalam sertifikat, kondisi yang
tertulis pada baris paling bawah yang
ada di bagian I dapat dipilih sebagai
penyebab dasar kematian (UCOD) jika
kondisi ini menyebabkan terjadinya
kondisi lain di atasnya.
Contoh: GENERAL PRINCIPLE:

Part I (a) Abscess of lung and Part I (a) Hepatic failure


septicaemia (b) bile duct obstruction
c). Carcinoma of head
(b) Lobar pneumonia pancreas

Pilihlah lobar pneumonia Pilihlah Carcinoma of


(J18.1) sebagai penyebab head pancreas
dasar terjadinya abses (C25.1) sebagai penyebab
paru dan sepsis, dimana dasar terjadinya bile duct
keduanya berhubungan dan hepatic failure,
dengan adanya lobar
pneumonia
Jika prinsip umum (general principle) tidak
dapat diterapkan maka lakukan rule rule
yaitu:
• Rule1
• Rule 2
• Rule 3
RULE 1
• Jika General Principle tidak dapat diaplikasikan dan
ada rangkaian sebab akibat pada sertifikat, maka
pilihlah awal rangkaian.
• Jika ada lebih dari satu rangkaian dalam kondisi yang
diutamakan, maka pilihlah awal rangkaian yang
ditulis pertama.
• Rule 1 juga digunakan jika kondisi tunggal tertulis
pada baris paling bawah tetapi tidak ada hubungan
sebab akibat dengan kondisi lain yang di atasnya
pilihlah salah satu dari kondisi yang lain.
Contoh 1: RULE 1
a) Bronchopneumonia (J18) (1st condition entered on certificate)

(b) Cerebral infarction (I63) and hypertensive


heart disease (I11)
(Originating cause of first mentioned sequence)

Ada dua rangkaian kondisi dalam sertifikat.


1. Cerebral infarction menyebabkan bronchopneumonia
2. Hypertensive heart diseases menyebabkan
bronchopneumonia

Rule 1: jika ada lebih dari 1 rangkaian, pilih rangkaian yang dituliskan
pertama.

Pilihlah cerebral infarction, sebagai awal penyebab yang diutamakan


sebagai TUCOD.
Contoh 2: RULE 1
Part I (a) Acute myocardial infarction (AMI)
(1st condition entered on certificate)
(b) Atherosclerotic heart disease
(Originating cause of first mentioned sequence)

(c) Influenza
(Cannot have caused all the conditions
reported above it)

.
Pilihlah atherosclerotic heart disease. Hal ini
awal yang menyebabkan kondisi lainnya yang
akhirnya menyebabkan kematian (AMI). Influenza
tidak dapat menyebabkan atherosclerotic heart
disease atau myocardial infarction.
RULE 2

Jika tidak ada rangkaian kondisi yang mengakhiri


pada sertifikat, pilihlah first-mentioned condition
(kondisi yang ditulis pertama)

Part I (a) Pernicious anaemia (D51.0) and gangrene of foot (R02)


(b) Atherosclerosis (I70.9)

Pilihlah pernicious anaemia (D51.0). Karena


tidak ada rangkaian kondisi yang
menyebabkan pernicious anaemia.

Penerapan rule 2 first mentioned


RULE 3

Jika kondisi dipilih dengan menggunakan


General Principle atau rule 1 atau rule 2 akan
terjadi suatu konsekwensi langsung terhadap
kondisi-kondisi lainnya, baik pada bagian I
atau bagian II, maka pilihlah kondisi dasarnya

Sehingga semua kasus harus


melalui langkah penerapan
Rule 3
Modifikasi UCoD (pada rule 3)
 Secara klinis dasar pemilihan UCOD
menggunakan GP, Rule 1 atau rule 2 merujuk
sebagai Tentative Underlying Cause of
Death (TUCOD)
 TUCOD mungkin memiliki modifikasi dalam
tujuan statistik dan tabulasi.
 Rule 3 diaplikasikan jika UCoD nyata terdapat
konsekwensi terhadap kondisi-kondisi lain
 Aturan Modification diaplikasikan kepada
TUCoD ketika ditemukan kriteria untuk
ditemukan fakta-fakta kriteria tertentu.
Contoh kasus yang memiliki konskwensi terhadap kondisi-
kondisi lain

I (a) Kaposi's sarcoma


II AIDS
UCoD menjadi HIV disease resulting in Kaposi's sarcoma
(B21.0)

I (a) Cancer of ovary


II HIV disease
UCoD menjadi malignant neoplasm of ovary (C56)
Rule Modifikasi
Rule A - Senility and other ill-defined conditions

Rule B - Trivial conditions (hal yg sepele)

Rule C - Linkage

Rule D - Specificity

Rule E - Early and late stages of disease

Rule F - Sequelae
Rule A - Senility and other ill-defined
conditions
Jika penyebab terpilih adalah ill-defined dan penyebab
kondisi lain yang tidak jelas (condition classified
elsewhere) tertulis di dalam sertifikat, pilih kembali
penyebab kematian, seolah-olah kondisi yang tidak jelas
tersebut tidak pernah dilaporkan, kecuali dengan
mempertimbangkan bahwa kondisi tersebut
memodifikasi koding. .
Kondisi termasuk kedalam ill-defined:
I46.9 (Cardiac arrest, unspecified), I95.9 (Hypotension unspecified),
I99 (Other and unspecified disorders of circulatory system), J96.0
(Acute respiratory failure), J96.9 (Respiratory failure unspecified),
P28.5 (Respiratory failure of newborn), R00-R94 or R96-R99
(Symptoms, signs and laboratory findings, not elsewhere classified).

Catatan!!: Kecuali R95 (Sudden Infant Death Syndrome) bukan ill-


defined
Contoh
I (a) Senility (R54) dan hypostatic pneumonia (J18.2)
(b) Rheumatoid arthritis (M06.9)

Awalnya Senility terpilih sebagai UCoD dengan menggunakan Rule 1


Kemudian ke Rule 3: Apakah ada modifikasi?
Ada modifikasi sesuai dengan Rule A (senility) maka
Dianggap senility tidak ada;
Kemudian dengan menggunakan prinsip umum Rheumatoid arthritis
(M06.9) sebagai TUCoD

I(a) Senility (R54) and hypostatic pneumonia (J18.2)


(b) Rheumatoid arthritis (M06.9)
Contoh lain

Pilihlah UCoD.

I(a) Myocardial degeneration (I51.5) dan


emphysema (J43.9)
(b) Senility (R54)

Pilih Myocardial degeneration (I51.5)


dengan menggunakan rule 2
Rule B - Trivial Conditions
a. Jika penyebab dasar kematian merupakan hal yang
sepele, dan ada kondisi yang lebih serius, maka
pilih ulang penyebab dasar kematian seolah olah
tidak ada dilaorkan kondisi sepele tersebut.
b. Jika kematian oleh karena hasil reaksi dari suatu
terapi hal terhadap kondisi yang sepele, maka
pilihlah reaksi tersebut sebagai UCoD.
c. Jika kondisi sepele, dilaporkan sebagai sebab oleh
kondisi lain, kondisi sepele tidak dipilih sebagai
UCoD (artinya Rule B tidak diterapkan)
Contoh Rule B

I(a) Ingrowing toenail (L60.0) dan acute


renal failure (N17.9)

Pilih acute renal failure (N17.9) sebagai


TUCoD
Rule C – Linkage

1. Ketika UCoD terpilih ada sambungan/link dengan kondisi


lainnya dalam tujuan klasifikasi penyebab dasar
kematian, maka kode kombinasi dari kondisi kondisi
tersebut yang dipilih sebagai UCoD

2. Jika link dari kondisi kondisi menimbulkan hal yang lebih


diutamakan, maka pilih kondisi link yang lebih
diutamakan menjadi UCoD
3. Ketika link menimbulkan konflik, link kan kondisi yang
telah dipilih jika penyebab awal tidak dilaporkan. Buatlah
link yang lain jik memungkinkan.
Contoh rule C:
I (a) Cerebral infarction (I63.9)
(b) Hypertension (I10)
(c) Atherosclerosis (I70.9)

Pilihlah Cerebral infarction (I63.9) sebagai UCoD,


karena jika dipilih atheroscerosis akan
menimbulkan modifikasi Rule C pada point 2
yaitu:
Jika link dari kondisi kondisi menimbulkan hal yang
lebih diutamakan, maka pilih kondisi link yang
lebih diutamakan menjadi UCoD
Rule D – Specificity –

Ketika penyebab yang terpilih menggambarkan istilah


yang umum, dan ada kondisi lain yang merinci lebih
detail, maka pilihlah penyebab yang lebih rinci.
Contoh rule D
I (a) Pericarditis (I31.9)
(b) Uraemia (N19)

Pilihlah Uraemic pericarditis N18.8, sebagai


UCoD, karena adanya modifikasi penyebab
uraemia jika dipilih. Modifikasi ini sesuai
dengan rule D yaitu adanya kondisi yang lebih
spesifik dari ke dua kondisi yang ada dengan
kode combinasi kedua penyebab (pericarditis
dan uraemia)
Rule E - Early and late stages of disease -
durations
Jika penyebab terpilih adalah kondisi penyakit
pada tahap awal, dan tahap lanjut penyakit
ini dilaporkan dalamserifikatmaka pilihlah
UCoD tahap yang lebih lanjut.

Rule ini tidak diterapkan pada bentuk “kronik” yang


dilaporkan oleh karena keadaan “akut” setidaknya
kalsifikasi memberikan instruksi khusus untuk
menimbulkan efek
.
Contoh:

I(a) Chronic myocarditis


(b) Acute myocarditis
Pilihlah acute myocarditis sebagai Ucod dengan penerapan
rule E.
Mengikuti: Rule ini tidak diterapkan pada bentuk “kronik”
yang dilaporkan oleh karena keadaan “akut” setidaknya
kalsifikasi memberikan instruksi khusus untuk
menimbulkan efek
Rule F – Sequelae
Jika penyebab terpilih adalah bentuk awal suatu kondisi dari
yang menimbulkan gejala sisa (sequele) jika ada bukti
kematian disebabkan oleh gejala sisa penyakit sebelumnya
makan penyebab kematian menjadi gejala sisa
(sequelae)…….

Contoh:
I(a) Hydrocephalus
(b) Past tuberculosis meningitis

UCoD menjadi Sequela of Tuberculous


meningitis (G09)
Malignancy
jika penyebab kematian merupakan keganasan maka
lengkapi hal dibawah ini:
:
Site of the neoplasm
Morphology of the neoplasm
Behaviour of the neoplasm
apakah primer atau sekunder (metastasis)
Seorang yang mahir
melakukan sesuatu
tidak lepas dari rajin
berlatih

Anda mungkin juga menyukai