Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN 5

KONSEP SISTEM PERINGKAT PENYAKIT


(SEVERITY OF ILLNESS)

Oleh :
Kelompok 2
Ilda Laily Ismania (17410171001)
Alifia Cahyaning R. (17410171009)
Figa Cospiningrum T. (17410171015)
Sastya Alfin Nanda (17410172021)
Adinda Shalmawati (17410174063)

RMIK 3A

PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Pengertian Severity of Illness.............................................................4
B. Jenis-Jenis Severity of Illness.............................................................5
C. Kegunaan Severity of Illness..............................................................7
D. Pengukuran Tingkat Keparahan Penyakit Pasien................................7
E. Severity of Illness di Amerika...........................................................11
F.Enam Severity Of Illness di Amerika.....................................................11
G. Pengertian Kelompok Terkait Diagnosis Atau Diagnosis-Related
Group................................................................................................11
H. Fungsi Dari Kelompok Terkait Diagnosis Atau Diagnosis-Related
Group................................................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................................13
B. Saran..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menentukan derajat kerusakan sistem organ atau
dekompensasi fisiologis pasien dibutuhkan klasifikasi untuk membuat
sebuah sistem indeks keparahan penyakit. Indeks keparahan penyakit
dirancang untuk menjadi sistem klasifikasi generik yang bermakna secara
medis yang dapat membedakan tingkat keparahan penyakit pasien rawat inap
di rumah sakit. Karena data abstrak yang dikeluarkan hanya berisi label
diagnosa utama dan sekunder, prosedur yang dilakukan, usia, dll. Basis data
abstrak yang dikeluarkan tidak cukup kaya untuk menggambarkan keparahan
penyakit pasien secara akurat.
Dengan menggunakan total rekam medis pasien, Severity of Illness
Index memberikan masing-masing pasien pada skor keparahan keseluruhan
yang ditentukan dari skor masing-masing dari tujuh dimensi bermakna medis
yang dipilih untuk mencerminkan beban penyakit.
Untuk menentukan tingkat keparahan skor penyakit untuk kasus
individu, penilai skor masing-masing dari tujuh dimensi menjadi satu dari
empat tingkat keparahan yang meningkat dengan memeriksa data dalam
rekam medis pasien setelah pemulangan. Definisi masing-masing dari empat
level untuk masing-masing dimensi disediakan, dan penilai dilatih secara
intensif untuk membedakan alasan memilih tingkat setiap dimensi. Penilai
kemudian menetapkan skor keparahan keseluruhan untuk pasien pada skala
empat poin dengan secara implisit mengintegrasikan nilai-nilai dari tujuh
dimensi.
Secara khusus, Severity of Illness Index dapat digunakan dalam DRG
atau dalam sistem case-mix lainnya. Fitur lain dari Severity of Illness Index,
yang dibagikan dengan sistem pengelompokan kasus campuran lainnya
seperti DRG dan stadium penyakit, adalah bahwa tidak secara eksplisit
memperhitungkan kualitas perawatan yang diterima oleh pasien. Severity of

1
Illness Index menanyakan seberapa sakit pasien itu dan beban penyakit yang
ditunjukkan pasien saat di rumah sakit. Tidak ditanyakan apakah beban
penyakit pasien disebabkan secara alami atau disebabkan secara iatrogenik,
(yaitu, diperburuk oleh kecelakaan atau infeksi selama rawat inap). Dengan
demikian, seorang pasien dapat menjadi sakit karena kualitas perawatan
yang buruk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem peringkat penyakit atau severity
of illness?
2. Apa saja jenis-jenis sistem peringkat penyakit atau severity of illness?
3. Apa kegunaan sistem peringkat penyakit atau severity of illness?
4. Bagaimana cara pengukuran tingkat keparahan penyakit pasien?
5. Bagaimana severity of illness di Amerika?
6. Apa saja severity of illness di Amerika?
7. Apa yang dimaksud dengan kelompok terkait diagnosis atau
diagnosis-related group?
8. Apa fungsi dari kelompok terkait diagnosis atau diagnosis-related
group?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi sistem peringkat penyakit atau severity of
illness.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis sistem peringkat penyakit atau severity
of illness.
3. Untuk mengetahui kegunaan sistem peringkat penyakit atau severity
of illness.
4. Untuk mengetahui cara pengukuran tingkat keparahan penyakit
pasien.
5. Untuk mengetahui severity of illness di Amerika.
6. Untuk mengetahui enam severity of illness di Amerika.

2
7. Untuk mengetahui definisi kelompok terkait diagnosis atau
diagnosis-related group.
8. Untuk mengetahui fungsi dari kelompok terkait diagnosis atau
diagnosis-related group.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Severity of Illness


Menurut Wikipedia, tingkat keparahan penyakit (SOI) didefinisikan
sebagai tingkat gangguan sistem organ atau dekompensasi fisiologis untuk
pasien. Ini memberikan klasifikasi medis menjadi minor, sedang, besar, dan
ekstrim. Kelas SOI dimaksudkan untuk memberikan dasar untuk
mengevaluasi penggunaan sumber daya rumah sakit atau untuk menetapkan
pedoman perawatan pasien .
Pasien diberi SOI berdasarkan diagnosa dan prosedur spesifik yang
dilakukan selama pertemuan medis mereka, yang umumnya merupakan
rawat inap di rumah sakit. Pasien dengan SOI yang lebih tinggi (mis. Mayor
atau ekstrem) lebih mungkin untuk mengkonsumsi sumber daya kesehatan
yang lebih besar dan tinggal lebih lama di rumah sakit dibandingkan pasien
dengan SOI yang lebih rendah dalam kelompok terkait diagnosis
yang sama (DRG).
Dalam memberikan pengertian dari Tingkat Keparahan Sakit
(Severity of Illness) dapat ditafsirkan berbeda-beda. Tingkat keparahan sakit
sering dikaitkan bagaimana penyakit mempengaruhi terhadap kondisi pasien.
Tingkat keparahan sakit pasien tentu berbeda-beda tergantung dari penyakit
yang dideritanya. Dalam hal ini banyak hal yang terkait dengan beratnya
suatu penyakit seperti jenis penyakit, usia pasien, jenis kelamin, gaya hidup,
komplikasi yang diderita dan penyakit penyerta yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit.
Huffman dalam bukunya Health Information Management (1994)
memberikan pengertian severity of illness merupakan sebutan yang
digunakan dalam berbagai cara khususnya kondisi yang dikaitkan dengan
risiko timbulnya kematian atau disability yang permanen dan bisa juga
dikaitkan dengan peningkatan kompleksitas diagnosis atau terapi serta
intensitas penggunaan sumber daya. Stadium keparahan sakit pasien tidak

4
langsung tergambar dalam menentukan DRG. Pasien dengan komplikasi
ganda atau kondisi-kondisi co-morbid dikelompokkan dalam DRG yang
sama dengan yang berkomplikasi tunggal atau kondisi co-morbid. Tenaga
profesional asuhan kesehatan mengakui bahwa keparahan sakit harus
diperhitungkan dalam upaya penagihan biaya yang sesuai, rumah sakit tertier
yang menangani pasien dengan kegawatan yang lebih tinggi akan terpapar
oleh risiko finansial yang besar di bawah aturan pps bila ini tidak
diselaraskan dengan kegawatan pasien
Pengukuran severity of illness tentu tidak dapat dilakukan dengan
mudah karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Hasil riset-riset
telah mampu mengembangkan sistem yang benar-benar dapat
menggambarkan keparahan sakit pasien dan bagaimana cara menghitung
besaran tagihannya. umumnya sistem pengukuran menggunakan program
piranti lunak komputer yang dipasarkan oleh vendor.

B. Jenis-Jenis Severity of Illness


Dalam penerapan INA CBG’s di fasilitas pelayanan kesehatan,
tingkat keparahan penyakit dikategorikan menurut jenis layanan yang
diterima dan komplikasi serta komorbdity pasien. Jenis-jenis severity of
illness sebagai berikut:
1. Tingkat keparahan 0 adalah untuk pasien rawat jalan. Pada level ini
yang termasuk tingkat keparahan 0 adalah kategori seluruh kategori
pasien yang mendapat pelayanan rawat jalan di sarana pelayanan
kesehatan.
2. Tingkat keparahan I adalah kategori ringan untuk rawat inap dengan
tingkat keparahan 1 (tanpa komplikasi maupun komorbiditi) Kategori
tingkat keparahan I adalah untuk pasien rawat inap dengan diagnosa
penyakit tapa komplikasi maupun komorbiditi.
3. Tingkat keparahan II adalah kategori sedang untuk rawat inap dengan
tingkat keparahan 2 (dengan mild komplikasi dan komorbiditi).
4. Tingkat keparahan III adalah kategori berat untuk rawat inap dengan
tingkat keparahan 3 (dengan major komplikasi dan komorbiditi).

5
Pada tingkat keparahan penyakit, istilah ringan, sedang dan berat
dalam deskripsi dari Kode INA-CBG’s bukan menggambarkan kondisi klinis
pasien maupun diagnosis atau prosedur namun menggambarkan tingkat
keparahan (severity level) yang dipengaruhi oleh diagnosis sekunder
(komplikasi dan ko-morbiditi).
Tingkat keparahan penyakit sangat terkait dengan diagnosa penyakit
baik diagnosa utama maupun diagnosa sekunder pasien. Diagnosa utama
adalah diagnosa akhir/final yang dipilih dokter pada hari terakhir perawatan
dengan kriteria paling banyak menggunakan sumber daya atau yang
menyebabkan hari rawatan paling lama (LOS).
Ciri-ciri Diagnosa Utama adalah :
1. Diagnosis Utama Selalu Ditetapkan Pada Akhir Perawatan Seorang
Pasien. (Established At The End Of The Episode Of Health Care)
2. Menggunakan Resouces (sumber daya manusia, bahan pakai habis,
peralatan medik, tes pemeriksaan dan lain-lain).

Diagnosis sekunder adalah diagnosis selain dari Diagnosis utama.


Diagnosa sekunder dapat merupakan komplikasi dan atau komorbiditi.
Komplikasi adalah diagnosis yang muncul setelah pasien berada di rumah
sakit misalnya pasien dengan difteria kemudian selama dalam perawatan
muncul komplikasi pneumonia. Komorbiditi adalah diagnosis lain yang
sudah ada sebelum masuk rumah sakit. Komorbiditi umumnya adalah
penyakit kronis yang merupakan riwayat penyakit pasien yang diderita
sebelum pasien masuk rumah sakit, misalnya penyakit Diabetes, hypertensi,
Tuberkulosis dan lain-lain.
Di samping diagnosa utama dan diagnosa sekunder, tingkat
keparahan penyakit juga dipengaruhi oleh tindakan apa yang dilakukan
kepada pasien atau dikenal dengan prosedur. Tindakan ini adalah tidak
berdiri sendiri tetapi merupakan tindakan atas penyakit pada diagnosa utama
dan diagnose sekunder. Prosedur Utama (Principal Procedure) adalah
prosedur tindakan yang paling banyak menghabiskan sumber daya atau yang
menyebabkan hari rawatan paling lama dan biasanya berhubungan erat

6
dengan diagnosa utama. Prosedur tambahan dapat saja dilakukan kepada
pasien selain prosedur utama dan tetap dilakukan koding.

C. Kegunaan Severity of Illness


Kegunaan Severity of Illness (SOI) antara lain:
1) Untuk memberi dasar penilaian penggunaan sumber daya rumah sakit.
2) Untuk petunjuk penanganan pasien.
3) Predictor suatu ketidakpastian kondisi.

D. Pengukuran Tingkat Keparahan Penyakit Pasien


Dengan menggunakan dokumen rekam medis pasien, indeks tingkat
keparahan pasien ini memberikan pasien nilai keparahan diagnosisnya secara
keseluruhan yang ditentukan oleh nilai 7 dimensi medis yang
menggambarkan beban kesakitan pasien. Ketujuh dimensi medis itu yaitu :
1. Tingkat diagnosis utama
2. Komplikasi kondisi utama
3. Kondisi yang terjadi secara bersamaan
4. Kepedulian pihak rumah sakit
5. Tingkat ruang non operasional yang ikut mendukung prosedur-
prosedur medis
6. Tingkat respon terapi atau tingkat kesembuhan pasien
7. Kondisi pelemahan tubuh pasca terapi

Level
Karakteristik
1 2 3 4
Tingkat Asymptomatic Manifestasi Manifestasi Manifestasi
Diagnosa Utama sedang major besar

Komplikasi None Moderate Major (as or Catasthrophic


(Less than more important (death or major
principal than principal permanent
diagnosis) diagnosis) disability)

Interaksi None Moderate Major Catasthrophi


Dependency Rendah Moderate Major Extreme
Prosedur (Non Noninvasive Therapeutic or Non Emergency
Operating diagnostic or invasive emergency life Life Support

7
Room) minor diagnostic support
therapeutic

Respon Terapi Cepat Moderate Serious Delay No response


(Dasar) Delay

Respon Terapi None Moderate Major Residual Catasthrophic


(Akibat) Residual Effect Effect Residual Effect

Tingkat 1 2 3 4
Keparahan
Gambar 1. Instrument Severity Of Illness (SOI)

Dengan menggunakan validitas instrument SOI, kita dapat mengikuti


prosedur untuk menjamin bahwa instrument tersebut akan dapat
mengakurasi pengukuran tingkat keparahan penyakit pasien. Konten
validitas ditaksir dengan memberikan kriteria klasifikasi (definisi level
keparahan) ke panel-panel medis yang secara sistematis akan mengevaluasi
dan bisa disetujui secara umum.
Keempat tingkat keparahan ini adalah ukuran asli dari level 1 hingga
level 4, yaitu jarak antara tiap-tiap level tidak punya signifikansi dan tidaklah
sama. Tingkat keparahan penyakit merupakan pengukuran generik,
menyerahkan pengukuran-pengukuran itu tergantung pada kondisi pasien.
Dan system grouping untuk klasifikasi pasien dapat dibagi menjadi
subdivisi-subdivisi tingkat keparahan penyakit. Faktanya, SOI dapat
digunakan dalam DRG’s atau system case-mix lainnya.
Fitur lain dari SOI adalah SOI tidak secara eksplisit dipakai dalam
laporan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien, seberapa parah
sakit pasien dan kesakitan pasien apakah yang terdapat di rumah sakit,
apakah penyebab kesakitan pasien dan apakah pasien menjadi lebih sakit
dari sebelumnya sebagai hasil dari lemahnya kualitas pelayanan medis.
Menurut Gonnella et al., 2003; Gonnella, Hornbrook and Louis, 1984
dalam, kriteria tingkat keparahan penyakit dapat didefinisikan sebagai risiko

8
kegagalan atau kematian yang dapat diklasifikasikan berdasarkan
manifestasi patofisiologi dari penyakit yaitu :
1. Tahap 1 : penyakit tanpa komplikasi
2. Tahap 2 : penyakit yang memiliki komplikasi lokal
3. Tahap 3 : penyakit yang melibatkan beberapa situs atau menyebabkan
komplikasi sistemik
4. Tahap 4 : kematian

Dari pembagian tahap tingkat penyakit di atas telah didefinisikan


untuk memungkinkan klasifikasi yang lebih tepat dan cukup detail dalam
mendeskripsikan setiap tahap penyakit, namun tidak begitu lengkap dan
rumit. Dalam definisi kritertia tahap penyakit, sebagian besar penyakit
dimulai pada tahap 1 dan terus sampai melalui tahap 4.
Ada beberapa pengecualian dalam aturan ini seperti katarak, tidak
termasuk tahap 3 atau 4. Kriteria lain baik di tahap 2 atau 3 sering adanya
komplikasi penyakit lain (seperti meningitis bakteri yang dapat
menyebabkan komplikasi sinusitis, ostitis media atau pneumonia bakterinia).
Tahap 0 juga telah dimasukan ke dalam klasifikasi penyakit untuk pasien
dengan riwayat dari faktor risiko predisposisi signifikan untuk suatu
penyakit, namun belum diketahui ada patalogi (seperti, sejarah karsinoma
atau bayi yang baru lahir, ibu yang diduga mengalami infeksi pada saat
pengiriman). Tahap 1 dari salah satu penyakit mungkin memiliki perbedaan
implikasi untuk penggunaan sumber daya, perawatan dan prognosis dari
tahap yang sama penyakit lain. Misalnya hiperglikemia (tahap 1 diabetes
mellitus) adalah berbeda dari bukti serologis positif AIDS (tahap 1). Bahkan
ketika terjadi kerusakan patofisiologi utama usia ada seperti koma, yang
dalam semua penyakit adalah tahap 3 komplikasi. Prognosis mungkin
berbeda untuk setiap penyakit, karena untuk beberapa penyakit ada
pengobatan yang dapat membalikkan komplikasi.
Menurut Permenkes RI No. 27 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs), sub-grub keempat
merupakan resource intensity level yang menunjukkan “tingkat keparahan”
(severity level) kasus yang dipengaruhi adanya komorbiditas ataupun

9
komplikasi dalam masa perawatan. Keparahan kasus INA-CBGs terbagi
menjadi :
1. “0” : untuk kasus Rawat Jalan
2. “I – Ringan” : untuk Rawat Inap dengan tingkat
keparahan 1 (tanpa komplikasi maupun komorbiditas)
3. “II – Sedang” : untuk Rawat Inap dengan tingkat
keparahan 2 (dengan mild komplikasi dan komorbiditas)
4. “III – Berat” : untuk Rawat Inap dengan tingkat
keparahan 3 (dengan major komplikasi dan komorbiditas)

Tipe Layanan Kode INA-CBGs Deskripsi Kode INA-CBGs


I-4-10-I Infark Miocard Akut Ringan
Rawat Inap I-4-10-II Infark Miocard Akut Sedang
I-4-10-III Infark Miocard Akut Berat
Q-5-18-0 Konsultasi atau Pemeriksaan Lain-lain
Rawat Jalan
Q-5-35-0 Infeksi Akut
Gambar 2. Contoh Kode INA-CBGs

Istilah ringan, sedang dan berat dalam deskripsi dari kode INA-CBGs
bukan menggambarkan kondisi klinis pasien maupun diagnosis atau
prosedur. Namun menggambarkan tingkat keparahan (severity level) yang
dipengaruhi oleh diagnosis sekunder (komplikasi dan komorbiditas).
Kode INA-CBGs dan deskripsinya tidak selalu menggabarkan
diagnosis tunggal, tetapi bisa merupakan hasil satu diagnosis atau kumpulan
diagnosis atau prosedur.

E. Severity of Illness di Amerika


Severity of Illness (SOI) umum digunakan di seluruh Amerika
Serikat untuk menyesuaikan kompleksitas pasien, sehingga dokter dan
kelompok lain dapat membandingkan pemanfaatan sumber daya, tingkat
komplikasi, dan lama tinggal.

F. Enam Severity Of Illness di Amerika.


Enam severity of illness di Amerika yaitu:
1) AIM (Acuity Index Method).
2) APACHE (Acute Physiology and Chronic Health Evaluation).

10
3) CSI (Computerized Severity Index).
4) Desease staging.
5) Medis group.
6) PMC (Patient Management Categories).

G. Pengertian Kelompok Terkait Diagnosis Atau Diagnosis-Related Group


Menurut Wikipedia, Diagnosis-related group ( DRG) atau yang
sering dikenal dengan kelompok terkait diagnosis adalah sistem untuk
mengklasifikasikan kasus rumah sakit menjadi salah satu dari awalnya 467
kelompok, dengan kelompok terakhir (diberi kode 470 hingga v24, 999
sesudahnya) menjadi "Tidak dapat dikelompokkan". Sistem klasifikasi ini
dikembangkan sebagai proyek kolaborasi oleh Robert B Fetter , PhD,
dari Yale School of Management , dan John D. Thompson , MPH, dari Yale
School of Public Health. Sistem ini juga disebut sebagai "DRGs", dan
tujuannya adalah untuk mengidentifikasi "produk" yang disediakan rumah
sakit. Salah satu contoh "produk" adalah operasi usus buntu.
Sistem ini dikembangkan sebagai antisipasi meyakinkan. Kongres
untuk menggunakannya untuk penggantian, untuk mengganti penggantian
"berbasis biaya" yang telah digunakan hingga saat itu. DRG ditugaskan oleh
program "kerapu" berdasarkan diagnosa, prosedur, usia, jenis kelamin, status
kepulangan, dan adanya komplikasi atau komorbiditas ICD (International
Classification of Diseases) . DRG telah digunakan di AS sejak 1982 untuk
menentukan berapa banyak Medicare membayar rumah sakit untuk setiap
"produk". DRG dapat dikelompokkan lebih lanjut ke dalam Kategori
Diagnostik Utama (MDC). DRG juga merupakan praktik standar untuk
menetapkan penggantian biaya untuk penggantian terkait Medicare lainnya
seperti ke penyedia layanan kesehatan di rumah.

H. Tujuan Dari Kelompok Terkait Diagnosis Atau Diagnosis-Related


Group
Tujuan asli dari kelompok terkait diagnosis (DRG) adalah untuk
mengembangkan sistem klasifikasi yang mengidentifikasi "produk" yang
diterima pasien. Sejak diperkenalkannya DRG pada awal 1980-

11
an, industri perawatan kesehatan telah berevolusi dan mengembangkan
permintaan yang meningkat untuk sistem klasifikasi pasien yang dapat
melayani tujuan awalnya pada tingkat kecanggihan dan presisi yang lebih
tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang itu, tujuan sistem
DRG harus diperluas dalam ruang lingkup.
Beberapa sistem DRG berbeda telah dikembangkan di Amerika
Serikat. Mereka termasuk:
 Medicare DRG (CMS-DRG & MS-DRG)
 DRG yang Dimurnikan (RD RG)
 Semua DRG Pasien (AP-DRG)
 Severity DRGs (S-DRG)
 Semua Pasien, DRG disesuaikan Tingkat Permasalahan (APS-
DRG)
 Semua DRG yang Disempurnakan Pasien (APR-DRG)
 DRG yang Disempurnakan Internasional (IR-DRG)

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tingkat keparahan penyakit (SOI) didefinisikan sebagai tingkat
gangguan sistem organ atau dekompensasi fisiologis untuk pasien. Ini
memberikan klasifikasi medis menjadi minor, sedang, besar, dan ekstrim.
Tingkat keparahan sakit pasien tentu berbeda-beda tergantung dari penyakit
yang dideritanya. Dalam hal ini banyak hal yang terkait dengan beratnya
suatu penyakit seperti jenis penyakit, usia pasien, jenis kelamin, gaya hidup,
komplikasi yang diderita dan penyakit penyerta yang diderita. Adapun
pengukuran SOI dikelompokkan menjadi 7, yaitu: tingkat diagnosis utama,
komplikasi kondisi utama, kondisi yang terjadi secara bersamaan, kepedulian
pihak rumah sakit, tingkat ruang non operasional yang ikut mendukung
prosedur-prosedur medis, tingkat respon terapi atau tingkat kesembuhan
pasien, dan kondisi pelemahan tubuh pasca terapi.
Diagnosis-related group ( DRG) atau yang sering dikenal dengan
kelompok terkait diagnosis adalah sistem untuk
mengklasifikasikan kasus rumah sakit menjadi satu, dengan kelompok
terakhir menjadi "Tidak dapat dikelompokkan". Tujuan dari kelompok
terkait diagnosis (DRG) adalah untuk mengembangkan sistem klasifikasi
yang mengidentifikasi "produk" yang diterima pasien.

B. Saran
Sejak diperkenalkannya DRG pada awal 1980-an, industri perawatan
kesehatan telah berevolusi dan mengembangkan permintaan yang
meningkat untuk sistem klasifikasi pasien yang dapat melayani, sehingga
tujuan dari DRG perlunya diperluas. Dengan adanya SOI diharapkan
pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan kepada pasien sesuai
tingkat keparahannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4195109/ diakses tanggal 24


September 2019
https://www.ensp.unl.pt/dispositivos-de-apoio/cdi/cdi/sector-
depublicacoes/revista/2000-2008/pdfs/E-02-2005.pdf diakses tanggal 24
September 2019
Gonnella, J.S.; Louis, D.Z. 2005. Severity Of Illness And Evaluation Of Hospital
Perfomation. Center for Research in Medical Education and Health Care,
Philadelphia, PA, USA.
Permenkes, RI. Petunjuk Teknis Sistem (INA-CBGs). Jakarta. 2014
http://peraturan.go.id/permen/kemenkeu-nomor-27-pmk.01-2014tahun-2014-
11e44c515f0ca9b08c81313233353039.html diakses tanggal 24 September 2019
Indawati, Laela, dkk. 2018. Manajemen Informasi Kesehatan V. Jakarta: Kemenkes
RI.
https://en.wikipedia.org/wiki/Severity_of_illness diakses tanggal 24 September 2019
https://en.wikipedia.org/wiki/Diagnosis-related_group diakses tanggal 24 September
2019
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4195109/&prev=search diakses
tanggal 24 September 2019

14

Anda mungkin juga menyukai