OLEH :
KELOMPOK 3
KELAS :2A
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dari
anugerah-Nya yang telah memberikan kesehatan, kesempatan, kekuatan,
keinginan, serta kesabaran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul, “UKURAN FREKUENSI PENYAKIT” .
Dalam hal ini kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun
dalam menyusun laporan ini sehingga dapat menjadi laporan yang baik dan dapat
digunakan pada masa yang akan datang
Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk semua orang dan dapat
di mengerti dan di pahami oleh setiap kalangan.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu
penyimpangan dari status sehat dan sejahtera, atau keberadaan suatu kondisi sakit.
Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan; jumlah orang yang sakit
yang sehat atau kelompok yang berisiko. Mortalitas (kematian) dan angka
Pada tahun 1959, WHO menetapkan tiga ukuran morbiditas dalam laporan
adalah jumlah orang yang sakit, ukuran kedua merupakan periode atau lama sakit
yang dialami, dan yang ketiga adalah durai (waktu = jam, hari, minggu, bulan)
dan prevalensi dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap
kejadian penyakit, kondisi, gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan angka
iv
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan
kuliah.
1.3 Manfaat
pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara
umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai
v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menjadi 3, yaitu :
2. Ukuran Asosiasi
3. Ukuran Efek/Dampak
1
berguna untuk meramalkan efficacy atau effectiveness suatu pengobatan dan
penyakit pada suatu populasi, digunakan salah satu dari tiga bentuk pecahan,
yaitu
Proporsi
Ratio
Rate
Contoh : Pada populasi yang terdiri atas 500 orang, 20 orang di antaranya
besarnya
20 (Pembilang)
---- = 0.04 X 100 = 4%
500 (Penyebut)
2
2. Ratio adalah pecahan yang pembilangnya bukan merupakan bagian dari
hidup.
antara satu rate dengan rate yang lain, contohnya Relative Risk
lain. Kuantitas lain yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah
3
Contoh: Kecepatan mobil pada satu saat tertentu bentuknya adalah suatu rate.
Oleh karena kecepatan sebuah mobil yang sedang berjalan dapat berubah setiap
saat, maka yang diukur adalah kecepatan rata-rata dari mobil tersebut. Ini yang
biasa disebut kecepatan (speed) yang diukur dengan membagi jarak tempuh mobil
penyakit yang berlangsung pada satu saat tertentu. Oleh karena itu digunakan rate
penyakit dapat dilihat dari dua hal, yaitu : insidensi dan prevalensi.
4
dalam penduduk suatu wilayah atau negara yang semula tidak sakit dan menjadi
sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah
kasus baru.
𝑑
𝑝= ( )× 𝑘
𝑛
K = Konstanta
1. Insidensi : Kasus 2, 3, 4, 8, 9
31 Desember : Kasus 2, 5
5
2.1.3 Manfaat Insidensi dan Prevalensi
Angka insidensi dapat digunakan untuk mengukur angka kejaidan
6
Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunakan untuk :
penyakit tersebut yaitu sembuh, mati atau kronis. Hubungan tersebut dapat
P= I x D
P : Prevalensi
I : Insidensi
D : Lamanya sakit
Oleh karena itu, bila kita membandingkan prevalensi suatu penyakit antara
beberapa wilayah, harus diperhatikan ketiga faktor di atas agar tidak menimbulkan
kesan yang salah. Misalnya, bila kita membandingkan prevalensi suatu penyakit
antara desa dengan kota tanpa memperhatikan ketiga faktor tersebut maka
resiko dan kejadian suatu penyakit. Dimana untuk mengukur asosiasi dapat dilihat
7
dari ukuran rasio, yaitu : Risk Ratio, Odds Ratio, Insidence Density Ratio,
Prevalence Ratio.
8
a⁄ 𝑎𝑥𝑑
𝑐
Odds ratio = =
𝑏⁄ 𝑏𝑥𝑐
𝑑
Merefleksikan dampak suatu faktor pada frekuensi atau resiko dari suatu
9
2.3.3 Prevalence Fraction
Prevalence fraction adalah fraksi yang dicegah dalam populasi. Proporsi jumlah
beban penyakit dalam populasi yang telah dicegah oleh faktor eksposur
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
terbagi menjadi 3, yaitu : ukuran frekuensi penyakit, ukuran asosiasi dan ukuran
kekuatan atau besar asosiasi antara suatu eksposur/faktor resiko dan kejadian
suatu penyakit, untuk mengukur asosiasi digunakan risk ratio dan odds ratio.
3.2 SARAN
Penggunaan pengukuran frekuensi penyakit seharusnya digunakan oleh
11
DAFTAR PUSTAKA
Timmreck, Thomas. 2005. Epidemiologi: Suatu Pengantar Edisi II. Jakarta: EGC,
127-140
Budiarto, Eko dan Anggreni, Dewi. 2003. Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: EGC,
52-58
12