Anda di halaman 1dari 17

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN

YANG MENJAGA KUALITAS ASUHAN KEPERAWATAN,


DAN PASIEN SAFETY
KELOMPOK 2A
ANGGOTA
01 Bela Sitepu

02 Diny Nur Fauziyah

03 John Kusmawan

04 Oktovina

05 Syiva Dwi Fatmala


LATAR BELAKANG

MUTU TEKNOLOGI THE INSTITUTE


PELAYANAN INFORMASI OF MEDICINE
(IOM)

SISTEM ASKEP DAN


INFORMASI PATIENT
KEPERAWATAN SAFETY
TINJAUAN TEORI
Sistem Informasi menurut Mcleod
(1992), merupakan sistem yang
mempunyai kemampuan untuk
01 Sistem Informasi mengumpulkan informasi dari semua
sumber dan menggunakan berbagai
media untuk menampilkan informasi

kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang


02 SI Keperawatan disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi
dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan
keperawatan (Callie, 2010)

Asuhan
03 Keperawatan

Electronic health/medical Record (EHR) merupakan


04 EHR suatu sistem komputerisasi yang diadakan untuk
memberikan kemudahan pendokumentasian pasien
yang mudah di akses secara universal, aman dan
merupakan bentuk pelayanan kesehatan secara
efektif
TINJAUAN TEORI
05 Patient Safety

Isu Patient Safety Dan Teknologi


06 Informasi Kesehatan

Tindakan Ketika Masalah Keselamatan Pasien dan


07 Asuhan Keperawatan Pada Teknologi Informasi
Kesehatan Muncul
FENOMENA
PELAYANAN Kesalahan mengidentifikasi pasien merupakan kesalahan HIT yang
KEPERAWATAN
Kesalahan
paling umum dan paling mengkhawatirkan. Temuan terbaru oleh ONC
menunjukkan bahwa Electronical Health Record (EHR) umumnya
membantu patient safety dan mempermudah proses pemesanan tes
Mengidentifikasi dan obat-obatan, tetapi 15% dokter mengatakan bahwa EHR
Pasien menyebabkan mereka memilih obat yang salah atau urutan lab dari
daftar atau menyebabkan kesalahan pengobatan potensial (Bresnick,
2014).

Sistem EHR sering kali mencakup fungsi pendukung keputusan seperti


Alert Fatigue interaksi obat-obat, dosis obat, lab obat, dan peringatan kontraindikasi.
Beberapa penelitian telah mengidentifikasi "kelelahan peringatan"
(memilih untuk mengabaikan peringatan) sebagai kondisi umum di
antara petugas kesehatan yang menggunakan EHR dengan dukungan
keputusan. Panduan SAFER memberikan tinjauan literatur penelitian
Content Here
yang relevan, yang menunjukkan bahwa sebagian besar lansiran
diganti. Beberapa opsi remediasi tersedia (HealthIT.gov, 2014)
FENOMENA
PELAYANAN
KEPERAWATAN
Kesalahan Medis yang Kesalahan medis yang diinduksi EHR telah dipelajari secara
Diinduksi EHR ekstensif. Telah dicatat bahwa mereka dapat terjadi karena
alasan seperti:

1.Antarmuka yang tidak mentransfer data lengkap dari satu


sistem ke sistem lain, atau dari perangkat medis ke HER

2.Kurangnya koordinasi di antara sistem yang berbeda


(misalnya, sistem gawat darurat yang memiliki rangkaian
perintah berbeda dari pasien yang sama)

3.Tidak cukup data pada satu layer


Content Here
4.Nomenklatur yang tidak konsisten antara sistem (misalnya,
memanggil obat atau diagnosis dengan nama yang berbeda
dalam sistem yang berbeda; Gardner, 2010)
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Dengan Integrated
01 Clinical Pathway Terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan Jayanti
ASKEP dan Hariyati (2017).

Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui pengembangan sistem informasi
manajemen dengan Integrated Clincal Pathway terhadap mutu pelayanan keperawatan di Rumah
Sakit. Pada penelitian ini disebutkan mengapa rumah sakit mulai mengaplikasikan ICP dalam
pemberian pelayanan kesehatan untuk pasien, sebab pemakaian ICP mempunyai kelebihan
diantaranya:

a.ICP adalah format pendokumentasian dari multidisiplin ilmu. Format ini bisa memberikan
penghematan dalam pencatatan, menghindari duplikasi penulisan, sehingga menghindari
kemungkinan kesalahan komunikasi dalam tim kesehatan saat merawat pasien.

b.Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dari tim multidisplin saat berkomunikasi dengan
pasien.

c.Memiliki standarisasi outcome berdasarkan lamanya hari rawat, maka akan teraih effective
cost dalam perawatan pasien.

d.Dapat mengeskalasi kepuasan pasien sebab pengimplementasian discharge planning lebih jelas
sehingga mampu meningkatkan mutu pelayanan.
Pediatric growth chart into an electronic health record system
02
ASKEP (Rosenbloom et al., 2006)

Dalam penelitian ini peneliti mencoba mengintegrasikan grafik pertumbuhan pada


anak-anak ke dalam suatu laporan secara elektronik pada beberapa area
keperawatan anak. Keperawatan anak yang memiliki fokus pada pertumbuhan dan
perkembangan anak dalam konteks keluarga, sehingga electronic health record
(EHR) diharapkan memiliki fungsi yang baik dalam mencapai tujuan ini dengan
meningkatkan kesiapan, kejelasan dan akurasi informasi tentang pasien sehingga
dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi tingkat kesalahan. Selain itu karena
komponen penting dalam keperawatan anak adalah mengkaji pertumbuhan untuk
melihat status nutrisi dan kesehatan secara umum, maka EHR diharapkan dapat
mendukung dalam monitoring pertumbuhan anak
The impact of an electronic health record on nurse sensitive
03
ASKEP patient outcomes: an interrupted time series analysis (Dowding
et al, 2011)
Berdasarkan penelitian tersebut tujuan dari pemberlakuan EHR pada banyak rumah
sakit ini adalah untuk untuk mengevaluasi dampak implementasi EHR terhadap
proses dan hasil asuhan keperawatan. EHR ini di implementasikan pada rumah sakit-
rumah sakit yang memiliki angka kejadian pressure ulcer (decubitus) dan jatuh
(falls) yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
didapatkan bahwa, dengan adanya sistem EHR ini dapat menurunkan angka kejadian
pressure ulcer 84% dan pasien jatuh sebesar 61%. Berdasarkan hasil diatas
didapatkan bahwa dengan sistem EHR dapat secara signifikan mengurangi angka
kejadian pressure ulcer dan pasien jatuh, karena dengan dokumentasi yang sudah
tersistem dengan baik akan lebih memudahkan perawat untuk memonitor keadaan
pasien dan melakukan intervensi secara adekuat sesuai dengan kebutuhan pasien.
PATIENT SAFETY

01
Penelitian yang dilakukan Adelman (2013), sebuah studi menggunakan alat pengukuran " retract-
and-reorder" digunakan untuk memperkirakan frekuensi pesanan elektronik pasien yang salah.
Kemudian digunakan untuk memperkirakan frekuensi pemesanan elektronik pasien yang salah di
empat rumah sakit pada tahun 2009. Dengan menggunakan alat ini, diperkirakan 5.246 pemesanan
elektronik dilakukan pada pasien yang salah. Dua jenis identitas alat manajemen digunakan untuk
mempelajari dan mengurangi situasi ini. Salah satunya adalah ID-verifikasi dan yang lainnya
adalah ID-reentry. Hasil menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan kelompok kontrol, ID-
verifikasi mengurangi kemungkinan merawat pasien yang salah dengan besaran yang lebih besar
(rasio odds = 0,60, interval kepercayaan 95%, 0,50 hingga 0,71; Adelman et al., 2013). Temuan ini
menunjukkan bahwa tantangan identifikasi pasien ada dan bahwa penelitian dapat mengarah pada
hasil yang lebih baik (Adelman et al., 2013).
PATIENT SAFETY

02
Penelitian yang dilakukan Albert S.  Hilang data yang mengarah ke
Chan, dkk (2010). Pelaksanaan system rekomendasi dari obat yang
kontraindikasi.
informasi yang dilakukan oleh
 Potensi interaksi obat dengan obat
perawat dalam memberikan lain yang dianjurkan yang telah
rekomendasi kepada dokter diresepkan untuk pasien.
pemberian obat yang dilakukan oleh  ketidakakuratan dalam logika program
dokter, perawat memiliki alasan yang dapat menyebabkan rekomendasi
mengapa dalam sistem pendukung yang salah.
keputusan berbasis computer penting
untuk ke dalam alur kerja klinis:
PATIENT SAFETY

02  Dokter hanya mengandalkan sistem


 Potensi bahaya akibat penggantian bahwa sistem akan mengingatkan mereka
dokter sehingga dokter memberikan untuk semua masalah.
obat yang berbeda sehingga dengan  Potensi data overload
penggunaan diperlukan sistem  Sistem itu tidak dirancang untuk
pendukung keputusan).
menangani pemberian obat, sehingga akan
 Para dokter-pengguna memiliki sangat penting ditambahkan dengan
kesenjangan pengetahuan yang secara kolom rekomendasi, karena system
langsung relevan dengan rekomendasi
computer tersebut belum memiliki
sistem pendukung keputusan
system terhadap interaksi antar obat
PATIENT SAFETY

02
Gambaran Catatan Medical Record Pasien
Tentang Kolom Rekomendasi Yang
Dilakukan Perawat Dalam Pemberian
Obat Yang Diberikan Dokter
KESIMPULAN Pendokumentasian sangat penting untuk dilakukan oleh seluruh
tenaga kesehatan yang langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan pasien. Keadaan medical error sangat
mempengaruhi terhadap pasien safety, sehingga diperlukan suatu
kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan rumah sakit untuk
melindungi masyarakat. Bukan saja menimbulkan cedera tetapi
dapat resiko kematian.
Beberapa alternatif penyelesaian masalah yang berhubungan
dengan dokumentasi yang kurang efektif. Pertama, memberikan
informasi kepada pasien tentang prosedur pemberian obat sehingga
pasien maupun petugas melakukan aspek legal, mempertahankan
keakuratan data dan mempertahankan kondisi lingkungan yang
kondusif. Kedua, adalah dengan mengembangkan system informasi
dan pendokumentasi secara elektronik, sehingga memudahkan dan
informasi terhadap mutlidisiplin terutama dengan melakukan
control terhadap pemberian obat terhadap pasien, dimana perawata
melakukan fungsi advocacy terhadap resiko medical error dengan
menuliskan rekomendasi dalam catatan pasien di computer
Perawat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
terkait sim keperawatan patient safety dalam
SARAN keperawatan.
Untuk meminimalkan medical error, gunakan sistem
informasi yang spesifik untuk tiap keperawatan.
Meningkatkan praktik berdasarkan pembuktian ilmiah
(Evidence-based practice)
Menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam
penggunaan sistem informasi dengan baik sebelum
menggunakan system tersebut.
Meningkatkan kemampuan leadership dalam
keperawatan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai