KEPERAWATAN KOMUNITAS
Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan tugas Mata Kuliah Etik Dan Hukum Keperawatan dengan judul
“Dilema Etik Keperawatan Dalam Praktik Keperawatan Komunitas”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etik Dan Hukum
Keperawatan. di Magister Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi.
Kelompok menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih belum sempurna,
hal ini dikarenakan keterbatasan dan kemampuan yang kami miliki, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk
kesempurnaan tugas ini, tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB IV : PEMBAHASAN..................................................................... 8
A. Kesimpulan ....................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan
keperawatan kepada klien baik secara individu, keluarga, dan masyarakat
dengan memandang manusia secara biopsikososial spiritual yang
komprehensi. Sebagai tenaga kesehatan yang professional dalam
melaksanakan tugasnya diperlukan suatu sikap yang menjamin
terlaksananya tugas tersebut dengan baik dan dengan bertanggung jawab
secara legal dan etik yang berlaku.
Etika merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulangi, serta
menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata
atau suatu bentuk perbuatan yang nyata. Etika lebih menitik beratkan pada
aturan-aturan, prinsipprinsip yang melandasi perilaku yang mendasar dan
mendekati aturan-aturan, hukum, dan undang-undang yang membedakan
benar atau salah secara moralitas. Dalam memberikan pelayanan
keperawatan kepada individu, komunitas, perawat sangat memerlukan
etika keperawatan. Karena itu, fokus dari etika keperawatan di tujukan
terhadap sifat manusia yang unik.
Abortus merupakan suatu masalah kontroversi yang sudah ada
sejak sejarah di tulis orang. Kontroversi karena di satu pihak abortus ada
di masyarakat. Abortus masih menjadi salah satu masalah yang cukup
serius melihat tingginya angka kejadian yang masih tinggi. Istilah abortus
dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil kehamilan sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. Abortus dapat berlangsung spontan secara
alamiah atau buatan. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum
20 minggu dengan obat-obatan atau dengan tindakan medik.
Menurut beberapa studi abortus dilakukan dengan berbagai
alasan. Seperti malu karena hamil diluar penikahan, ketidakstabilan
keuangan, kehamilan akibat dari kasus pemerkosaan, ketika janin yang
1
2
B. Tujuan Penulisan
Mampu mengetahui konsep dilema etik keperawatan dan
menganalisis masalah dilema etik khususnya di Keperawatan Komunitas.
C. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode
penulisan deskriftif yaitu dengan mencari sumber-sumber materi dari
buku-buku dan internet.
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN : Latar belakang, Tujuan Penulisan, Metode
Penulisan, Sistematika Penulisan
BAB II RESUME JURNAL : Isi Jurnal, Resume Jurnal
BAB III : PEMBAHASAN
BAB IV : PENUTUP : Kesimpulan, Saran.
2
BAB II
RESUME JURNAL
A. Isi Jurnal
B. Resume Jurnal
Di Filipina, aborsi dilarang secara hukum. Namun demikian, banyak
wanita melakukan aborsi dan sering kali dalam kondisi tidak aman. Alasannya
untuk menghindari kelahiran yang tidak direncanakan. Pada tahun 1994,
perkiraan tingkat aborsi adalah 25 per 1.000 wanita per tahun, serta tidak ada
penelitian lebih lanjut tentang kejadian aborsi yang dilakukan di Filipina.
Data dari 1.658 rumah sakit digunakan untuk memperkirakan kejadian
aborsi pada tahun 2000 dan untuk menilai tren di antaranya 1994 dan 2000,
secara nasional dan per wilayah. Metodologi estimasi tidak langsung
digunakan untuk menghitung jumlah total wanita yang dirawat di rumah sakit
karena komplikasi aborsi yang diinduksi pada tahun 2000 (data rata-rata untuk
1999–2001), jumlah total wanita yang melakukan aborsi dan tingkat aborsi
yang diinduksi.
Pada tahun 2000, diperkirakan 78.900 wanita dirawat di rumah sakit
untuk perawatan pasca-aborsi, 473.400 wanita melakukan aborsi dan angka
aborsi adalah 27 per 1.000 wanita berusia 15-44 tahun. Tingkat aborsi nasional
sedikit berubah antara 1994 dan 2000. Namun, peningkatan besar terjadi di
metropolitan Manila (dari 41 menjadi 52) dan Visayas (dari11 sampai 17).
Proporsi kelahiran yang tidak direncanakan dan kehamilan yang tidak
diinginkan meningkat secara substansial di Manila, dan penggunaan metode
kontrasepsi tradisional meningkat di Manila dan Visayas.
3
4
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut Fact Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute For
Social, Studies anda Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan” aborsi
didefenisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum)
yang telah dibuahi rahim (uterus), sebelum janin (fetus) mencapai 20 minggu.
Ada dua macam aborsi, yaitu aborsi spontan dimana aborsi terjadi secara alami,
tanpa intervensi tindakan medis (aborsi spontanea), dan aborsi yang direncanakan
melalui tindakan medis dengan obat-obatan, tindakan bedah, atau tindakan lain
yang menyebabkan pendarahan lewat vagina (aborsi provokatus)
Jika merujuk pelanggaran etik, pelanggaran etik yang terjadi dari aspek
beneficence and non-maleficence. Dimana prinsip ini menitik beratkan pada
segala tindakan keuntungan (benefit) dan menghindari kerugian (harm) pada
pasien. Sedangkan bila dilihat dari perspektif Hak Asasi Manusia (HAM) pun,
tindakan aborsi merupakan suatu pelanggaran HAM hal ini tercantum pada UUD
1945 Pasal 28 A yang berbunyi : “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya”. Karena janin yang berada dalam
kandungan seorang ibu juga memiliki hak untuk hidup.
Di beberapa negara Asia, sudah ada hukum spesifik terkait dengan aborsi
dan disahkan. Karena ada kelainan kehamilan bawaan diizinkan, namun alasan di
berbagai negara berbeda. Dalam budaya timur sendiri, aborsi dianggap sebagai
tindakan antisosial, akan tetapi ada beberapa keadaan di mana aborsi ini menjadi
6
perlu seperti akibat pemerkosaan atau inses, ketika kehidupan ibu hamil dalam
bahaya ketika janin hidup atau saat orang tua tidak mampu mengandung anak dan
banyak alasan lainnya.
Dilema etis yang terjadi pada kasus abortus ini adalah pilihan yang
berpotensi melanggar prinsip-prinsip etika. Sebagai perawat komunitas, dalam
memberikan pelayanan keperawatan, seringkali didasarkan pada komitmen
perawat untuk advokasi. Tindakan yang diambil sebagai tanggapan atas tanggung
jawab etis untuk melakukan intervensi atas nama klien yang berada dalam
perawatan adalah advokasi pasien. Advokasi juga melibatkan
pertanggungjawaban atas respon perawat terhadap kebutuhan pasien. Aspek unik
dari keperawatan adalah bahwa perawat mengadvokasi untuk dua individu, yaitu
wanita dan janin.
Selain itu, menurut Vaknin, saat seorang wanita melakukan hubungan seks
sukarela, tidak menggunakan kontrasepsi dan hamil, maka maka dapat dikatakan
bahwa dia menandatangani kontrak dengan janinnya. Selain itu dalam peraturan
perundangan-undangan HAM bahwa janin memiliki hak untuk hidup dan ibu
tidak boleh memutuskan atas nama janin. Janin adalah bagian dari tubuh ibu dan
7
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tindakan aborsi dilegalkan berdasarkan dua kriteria, yaitu aborsi
dengan indikasi keadaan darurat medis dan kehamilan karena pemerkosaan di
mana kehamilan akan menyebabkan trauma psikologis bagi wanita hamil
Dilihat berdasarkan etik bahwa aborsi dilakukan atas autonomy
(otonomi), yang dimana keputusan aborsi merupakan hak klien (orang yang
melakukan aborsi). Akan tetapi pasa kasus aborsi ilegal, hal tersebut melanggar
asas beneficience (manfaat/ berbuat baik) karena, aborsi ilegal dapat
membahayakan pelaku aborsi itu sendiri
B. Saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama
bidang keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin
supaya nantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan
sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode etik
keperawatan). Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional
secara mandiri atau secara bersama-sama dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan untuk menyelesaikan suatu dilema etik
8
DAFTAR PUSTAKA
Aderemi. 2016. Ethical Issues in Maternal and Child Health Nursing: Challenges
Faced By Maternal and Child Health Nurses and Strategies for
Decision Making. International Journal of Medicine and Biomedical
Research. 5(2):67-76.
Burkhardt MA, Nathaniel AK. 2001. Ethics and issues in contemporary nursing.
Delmar publishers : Albany, USA.
Dalami, E. (2010) . Etika Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
Ekatama, Noviyanti., Novianto, Widodo Trisno., Purwadi, Hari. 2019. Problems
in Legalizing Abortion as a Legal Protection for Rape Victims. Journal
of Health Policy and Management. 4(2): 117-127.
https://doi.org/10.26911/thejhpm.2019.04.02.07.
Juarez, Fatima., Cabigon, Josefina., Susheela Singh dan Rubina Hussain. 2010.
The Incidence of Induced Abortion in the Philippines: Current Level and
Recent Trends. International Family Planning Perspectives, 2010,
31(3):140–149
Vaknin. 2007. Aborted Contract and The Right to Live. Makedonia: Lidija
Rangelovska