Anda di halaman 1dari 10

UTS TAKE HOME : PENGKAJIAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS MODEL IMOGENE KING


PADA AGREGAT REMAJA

Dianjukan sebagai salah satu tugas untuk memenuhi mata kuliah


Pengkajian Keperawatan Komunitas Lanjut

Dosen : Lina Safarina, S.Kp., M.Kep

Oleh :

Syiva Dwi Fatmala


215119021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-2)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2020
A. Teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment) Imogene M. King
Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yang
terdiri atas tiga sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir
dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-
personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori
pencapaian tujuan (King dalam Tomey & Alligood, 2006).
Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena
merekaterutama berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang
ditempatkan dalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi
antara dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial
karena mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di
dalam sistim yang lebih besar (King, dalam Tomey & Alligood, 2006).
Dalam interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatu area
(space). Menurut King, intensitas dari interpersonal system sangat
menentukan dalam menetapkan pencapaian tujuan keperawatan. Adapun
beberapa karakteristik teori Imogene King :
1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai system
terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan
lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai
perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi,
menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan
hak dan respon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan
waktu. Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep
yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan
perkembangan, waktu dan jarak.
2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang
berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh
konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga
keselamatanlingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
perilaku masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial
dapat mengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep
organisasi, kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.

B. Penerapan Aplikasi Teori Model (Theory of Goal Attainment) Imogene M.


King Dalam Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan menggunakan metode King dilakukan
pada individu sebagai sistem personal, sistem interpersonal dan sistem sosial.
Selama proses pengkajian, perawat mengumpulkan data tentang :
1. Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalh system personal (system terbuka).
Untuk system personal konsep yang relevan adalah persepsi, diri,
peretumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan waktu.
a. Persepsi, adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-
kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini
tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan
dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami
oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau personal
b. Self  (Diri) adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda
dan orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”.
Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, system terbuka dan
orientasi pada tujuan.
c. Pertumbuhan dan perkembangan meliputi perubahan sel, molekul dan
perilaku manusia. Perubah ini biasnya terjadi dengan cara yang tertib,
dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu berfariasi, dan
sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti dan memuaskan.
Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh
kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk
mencapai aktualisasi diri.
d. Citra tubuh, King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang
merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
e.  Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang,
personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan
hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau
berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi.
f. Waktu, King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian
dengan kejadian yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang
dan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain
2. Sistem Interpersonal
King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interkasi antra
manusia. Konsep yang relefan dengan system interpersonal adalah
interkasi, komunikasi, transaksi, peran, stress dan koping.
a. Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi
oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b. Komunikasi, sebagai proses dimana informasi yang diberikan dari
satu orang keorang lain baik langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam
menyampaikan ide- ide satu orang keorang lain.
c. Transaksi, ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu
mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi mereka.
d.   Peran, melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada
suatu saat sebagai pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada 3
elemen utama peran yaitu, peran berisi set perilaku yang di harapkan
pada orang yang menduduki posisi di social system, set prosedur atau
aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan
dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau
lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
e. Stress dan Koping menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis
dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk
memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan
perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara
seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor.
3. Sistem Sosial
King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran
organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk
memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktk-praktek
dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system social
adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.
a. Organisasi, bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas
yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang
dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi. 
b. Otoritas, King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa
wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar
belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi,
validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan
dengan wewenang.
c. Kekuatan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan
personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber
dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
d. Pengambilan keputusan, bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan
dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif,
situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.
e. Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah.
King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam
kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain
di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan
hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

C. Agregat Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewas. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Hal ini dikarenakan
bahwa masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan
karena remaja memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Klasifikasi remaja menurut Allender (2010) adalah sebagai berikut :
1. Remaja awal (11-14 tahun)
2. Remaja pertengahan (15-17 tahun)
3. Remaja akhir (18-20 tahun)

D. FORM PENGKAJIAN KOMUNITAS PADA AGERGAT REMAJA


DENGAN PENDEKATAN MODEL KING

Instrumen pengkajian dalam tatanan asuhan keperawatan kemounitas dan


keluarga pada agregat remaja berdasarkan model Imogene King (Theory of Goal
Attainment). Pengembangan instrumen pengkajian tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
No Sub Sistem Indikator Pernyataan Metode
Pengkajian Sistem Personal
1 Persepsi a. Menanyakan perasaan tentang Wawancara
kesehatan diri secara
keseluruhan
b. Menyakan apa saja yang
diketahui tentang penyebab sakit
yang di derita
c. Menanyakan fasilitas kesehatan
yang biasa digunakan saat sakit
2 Self (Diri) a. Melakukan pemeriksaan fisik Wawancara dan
b. Menanyakan upaya yang pemferiksaan
dilakukan saat sakit fisik
c. Menyakan harapan tentang
kesehatan
3 Pertumbuhan a. Mengkaji riwayat penyakit Wawancara
dan b. Menanyakan pengalaman klien
Perkembangan dalam menangani penyakitdan
bagaimana hasilnya
c. Aktivitas klien sebelum dan saat
sakit
4 Body Image a. Menanyakan bagaimana Wawancara
perasaan tentang perubahan
fisik yang dialami
b. Menanyakan perasaan klien
tentang gambaran fisik
tubuhnya sebelum dan sesudah
sakit
5 Waktu a. Menanyakan apakah klien Wawancara
sering mengalami keluhan
kesehatan atau kekambuhan
b. Menanyakan kapan biasanya
keluhan itu terjadi
c. Menyakan apakah keluhan yang
dialami mempengaruhi aktifitas
d. Keterlibatan anggota keluarga
dalam menangani keluhan
kesehatan klien
6 Ruang a. Harapan klien kepada anggota Wawancara
keluarga saat mengalami sakit
b. Orang terdekat yang diinginkan
klien untuk mendampingi saat
sakit
c. Pola kebiasaan keluarga yang
mempengaruhi kesehatan /
perawatan kesehatan
7 Belajar a. Menanyakan tanda, gejala dan
penangan penyakit
b. Media yang digunakan untuk
mendapatkan informasi
Sistem Interpersonal
1 Interaksi a. Menanyakan seberapa sering Wawancara
remaja berinteraksi dengan
anggota keluarga
b. Menanyakan
c. Menanyakan perasaan remaja
saat kontak dengan petugas
kesehatan
d. Menanyakan perasaan remaja
saat kontak dengan lingkungan
sosialnya
2 Komunikasi a. Pola komunikasi yang Wawancara dan
diterapkan dalam keluarga survey
(tertutup atau terbuka)
b. Pola komunikasi dengan teman
sebaya.
c. Alat komunikasi yang
digunakan
d. Menanyakan apakah petugas
kesehatan selalu memberikan
informasi terkait masalah
kesehatan yang dialami
e. Mengidentifikasi hambatan
dalam menerima informasi dari
petugas kesehatan
3 Transaksi a. Sikap klien saat berkomunikasi Observasi
b. Pandangan mata
c. Gerak tubuh klien
d. Keadaan lingkungan saat
berkomunikasi
e. Apakah klien kooperatif selama
pengkajian
4 Peran a. Harapan klien saat ini tentang Wawancara
posisi dalam lingkungan
sosialnya
b. Menanyakan bagaimana klien
mengambil keputusan dalam
masalah kesehatannya
c. Menanyakan tanggapan klien
tentang perannya sebagai remaja
5 Koping dan a. Menanyakan hal yang dapat Wawancara
stress memicu stress
b. Menanyakan cara yang
dilakukan dalam menangani
stress
c. Menanyakan
Sistem Sosial
1 Organisasi Organisasi apa saja yang diikuti Wawancara
dilingkungan sosial dan kelompok
2 Otoritas Mengkaji kemampuan klien dalam Wawancara
pemenuhan kebutuhan dasar
3 Kekuatan Mengkaji kemampuan klien dalam Wawancara
mempengaruhi orang lain dalam
lingkungan keluarga, masyarakat
dan kelompok
4 Status a. Posisi dan peran remaja yang Wawancara
telah terpenuhi dalam
lingkungan keluarga (formal
dan informal)
b. Posisi dan peran remaja yang
telah terpenuhi dalam
lingkungan masyarakat dan
kelompok
5 Pengambilan a. Wawancara
keputusan b. Menanyakan apakah klien selalu
dilibatkan dalam pengambilan
keputusan
REFERENSI

Allender, J. N., Rector, C., dan Warner, K. D. (2010). Community and Public Helath
Nursing : Proomoting and Protecting The Public’s Health, 8th Edition. New York
: Lippincot William & Wilkins.

Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorist and Their Work. St.Louis, Missouri.

Anda mungkin juga menyukai