Anda di halaman 1dari 43

PELATIHAN SISTEM TRIASE IGD

BAGI TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

MATERI 6
PENENTUAN LEVEL TRIASE PASIEN IGD
MENURUT KRITERIA EMERGENCY SEVERITY INDEX
INDIKATOR HASIL BELAJAR

Peserta mampu :
1. Menjelaskan konsep dasar Emergency Severity Index (ESI)
2. Melakukan penentuan kriteria triase ESI level 1
3. Melakukan penentuan kriteria triase ESI level 2
4. Melakukan penentuan kriteria triase ESI level 3,4, dan 5
KONSEP DASAR
Emergency Severity Index
(ESI)
EMERGENCY SEVERITY INDEX (ESI) merupakan instrumen
triase 5 level untuk IGD yang dikonsep pertama kali oleh
dr. Richard Wuerz & dr. David Eitel (USA, 1998)

2020
2012 ESI versi 4
2001
ESI versi 3 ESI versi 4
2000
ESI versi 2
1999
ESI versi 1

1998 ESI terus dikembangkan melalui implementasi dan studi penelitian


Konsep olehThe ESI Triage Research Team, bekerja sama dengan Agency
pertama ESI for Healthcare Research and Quality (AHRQ) di USA
2012 - AHRQ 2020 - ENA
KONSEP DASAR ESI
Apakah pasien sekarat / berada dalam
kondisi kritis ?

Apakah pasien tidak aman menunggu


diperiksa dokter ?

Berapa banyak jenis sumber daya yang


diperlukan pasien ?

Apakah tanda vital pasien dalam zona


membahayakan ?
ALGORITMA TRIASE ESI
A. Apakah pasien memerlukan intervensi life-
saving segera ?
B. Apakah pasien dalam kondisi :
• berisiko tinggi ?
• kebingungan/letargis/disorientasi ?
• nyeri / distres berat ?
C. Berapa jenis sumber daya yang dibutuhkan
pasien (banyak/satu/tidak ada) ?
D. Apakah tanda vital pasien dalam zona
membahayakan ?
LATIHAN 1
1. Menurut algoritma ESI, langkah pertama dalam melakukan triase adalah asesmen
lengkap terkait riwayat penyakit/cedera pasien
BENAR / SALAH. Jelaskan.

2. Pasien ESI 2 tidak aman menunggu karena membutuhkan tindakan life saving segera.
BENAR / SALAH. Jelaskan.

3. Prediksi kebutuhan sumber daya digunakan untuk membedakan pasien ESI 1 s.d 5.
BENAR / SALAH. Jelaskan.

4. Semua pasien dewasa dengan takikardi harus ditriase sebagai ESI 2


BENAR / SALAH. Jelaskan.
PENENTUAN KRITERIA TRIASE
ESI LEVEL 1
DEFINISI ESI LEVEL 1
Pasien yang datang di IGD dengan
kondisi sakit/cedera kritis yang
mengancam jiwa/tidak stabil dan
memerlukan intervensi life saving
atau resusitasi segera

Tingkat morbiditas dan mortalitas


tinggi
KRITERIA ESI LEVEL 1
❑ Hasil asesmen awal ABCDE : kritis,
mengancam jiwa/life threatening
❑ Memerlukan intervensi life saving atau
resusitasi segera
❑ Presentasi klinis (antara lain) :
• Apneu
• Nadi tak teraba
• Terintubasi
• Distres respirasi berat
• Hipoksia dengan SpO2 < 90 %
• Hanya merespon nyeri atau tidak ada respon
(akut)
CONTOH KASUS ESI LEVEL 1
❑Henti jantung
❑Henti napas
❑Distres respirasi berat
❑Gagal napas
❑Pasien yang terintubasi
❑Hipoksia dengan SpO2 < 90 %
❑Syok / hipoperfusi (karena sebab apapun)
❑Reaksi anafilaksi
❑Aritmia tak stabil
❑Kejang (sedang berlangsung)
❑Koma dengan onset akut (karena sebab apapun)
DISPOSISI TRIASE ESI LEVEL 1

❑ PENEMPATAN SEGERA DI RUANG RESUSITASI


❑ AKTIVASI TIM MEDIS RESUSITASI
❑ RESPON 0 MENIT OLEH TIM RESUSITASI
❑ ASESMEN MEDIS DAN RESUSITASI SECARA
SIMULTAN SESUAI INDIKASI
❑ PENGAWASAN INTENSIF
Proporsi ESI level 1 : 1 – 3 %

Outcome ESI level 1


Perawatan intensif (mayoritas)
Meninggal di IGD
Pulang (problem yang reversible, misalnya hipoglikemia,
kejang, intoksikasi alkohol, atau anafilaksis)
LATIHAN 2
Berikut ini, kondisi manakah yang memerlukan tindakan life saving segera ?

1.Tampak sesak napas berat, SpO2 < 90 8. Hipotensi tanpa tanda syok
2.Pasien trauma yang mengalami koma 9. Nyeri dada khas angina dengan
tekanan darah 70/palp.
3.Kolik renal 10. Sinkop, nadi = 30/mnt
4.Eskaserbasi asma derajat sedang 11. Nadi 124/mnt, demam, tekanan darah
130/90
5.Distres respirasi berat dengan napas
gasping 12. Edema laring
13. Pasien yang datang terintubasi
6.Bradikardi dengan tanda syok
14. Fraktur terbuka pada cruris, Nadi
7.Hemiparese, suspek stroke 96/mnt, teraba kuat
15. Pasien kejang
PENENTUAN KRITERIA TRIASE
ESI LEVEL 2
DEFINISI ESI LEVEL 2
Pasien tidak memenuhi kriteria
ESI level 1

Harus segera ditempatkan di


ruang IGD untuk segera
diperiksa/ditangani oleh dokter
KRITERIA ESI LEVEL 2
❑ Risiko tinggi; atau
❑ Kebingungan / letargis / disorientasi; atau
❑ Nyeri / distress berat
RISIKO TINGGI
• Pasien yang datang di IGD dengan CONTOH :
ABCDE stabil namun terdapat Akut abdomen terutama pada pasien lansia
ancaman terhadap organ/anggota Angina pectoris
gerak yang berpotensi Epistaksis karena hipertensi tak terkontrol
menimbulkan ancaman jiwa jika
tidak segera ditangani Biomekanisme trauma yang berisiko tinggi
Sepsis
Torsio testis
• Memerlukan penanganan medis Gaduh gelisah / mengamuk
dalam waktu segera (time-sensitive Stroke
treatment) KET
Trauma mata apapun yang mengancam penglihatan
Distres respirasi sedang
Overdosis obat
Demam pada anak usia < 28 hari dengan suhu rektal > 38C
Needle stick injury
KEBINGUNGAN / LETARGIS / DISORIENTASI

• Pasien yang datang ke IGD dalam kondisi CONTOH :


kebingungan / letargis / disorientasi
yang mengarah pada penurunan Stroke
kesadaran akut (karena sebab apapun) TIA
• Pasien yang memiliki ambang kesadaran Bayi yang letargis
di bawah normal secara kronis tidak Hipoglikemia / Hiperglikemia
termasuk dalam kriteria ESI level 2,
contohnya demensia kronis, dsb. Gangguan elektrolit, misal :
hiponatremia
Intoksikasi
NYERI / DISTRES BERAT

• Nyeri dengan skor > 7 dari skala CONTOH :


nyeri 0-10 yang relevan secara klinis
menurut penilaian subjektif dan NYERI BERAT
objektif, serta memerlukan evaluasi
dan/atau tindakan medis lebih lanjut Flank pain dengan skor nyeri 10/10
Cancer pain dengan skor nyeri > 7
• Gangguan fisiologis maupun Retensi urin akut
psikologis yang bersifat berat dan
memerlukan penanganan medis DISTRES BERAT
segera. Korban kekerasan seksual
Korban KDRT
Pasien dengan percobaan bunuh diri
DISPOSISI TRIASE ESI LEVEL 2

❑ PENEMPATAN SEGERA DI RUANG


RESUSITASI/NON RESUSITASI
❑ PEMERIKSAAN MEDIS SEGERA
❑ PENGAWASAN KHUSUS
Proporsi ESI level 2 : 20 – 30 %

Outcome ESI level 2


Tingkat admisi ranap ESI level 2 : 50 – 60 %
LATIHAN 3
Apakah pasien dberikut termasuk ESI 2 ? Sebutkan alasannya.

1. Wanita 45 th, hematemesis aktif, nadi 96 (kuat), compos mentis


2. Wanita 35 th, palpitasi akut, N 90 (reguler) , TD 120/70, S 38, penderita SLE
3. Laki-laki 22 th, pasca perkelahian, hematom orbital, tidak dapat membuka mata
4. Laki-laki 69 th, penderita CKD, tampak lemah, pusing, tidak HD sesuai jadwal
5. Laki-laki 52 th, mendadak bicara pelo
6. Laki-laki 18 th, mual, demam 1 hari.
7. Bayi 7 hari, demam suhu 40◦C
8. Laki-laki 55 th, retensi urin akut, tampak kesakitan, skor nyeri 10/10
9. Wanita 50 th, penderita kanker, ekspresi tampak tenang, skor nyeri 10/10
10. Perempuan 19 th, luka lecet di leher, riwayat percobaan bunuh diri
PENENTUAN KRITERIA TRIASE
ESI LEVEL 3, 4, 5
DEFINISI ESI LEVEL 3,4,5
• Tidak memenuhi kriteria ESI level 1 dan 2
• ESI level 3 : pasien diprediksi membutuhkan banyak
(dua atau lebih) jenis sumber daya di IGD
• ESI level 4 : pasien diprediksi membutuhkan satu
jenis sumber daya di IGD
• ESI level 5 : pasien diprediksi tidak membutuhkan
sumber daya di IGD
KRITERIA ESI LEVEL 3,4,5
• ABCDE clear/stabil
• Aman untuk menunggu diperiksa dokter
• Dibedakan menurut estimasi jumlah sumbar daya yang
dibutuhkan.

• Jenis sumber daya yang dimaksud adalah


tes diagnostik, terapi, prosedur, atau
konsultasi medis yang memerlukan proses
waktu di IGD, melibatkan staf/unit di dalam
dan di luar IGD, serta diperlukan untuk
mengatasi kegawatan dan menentukan
apakah pasien perlu rawat inap/rawat jalan
Prediksi sumber daya pada
pasien IGD dimaksudkan untuk
memilah pasien stabil yang
kompleks dengan pasien stabil
yang relatif lebih simpel
problemnya

Prediksi sumber daya untuk


mengelola pasien di IGD
sebaiknya mengacu pada
panduan praktik klinik yang
berlaku di rumah sakit terkait
Pedoman ESI dalam memprediksikan jumlah jenis sumber daya yang dibutuhkan pasien di
IGD adalah sebagai berikut :

Beberapa sumber daya yang sama jenisnya diperhitungkan sebagai satu jenis sumber
daya.
Contoh : Pemeriksaan darah lengkap dan urinalisis = satu jenis sumber daya
(pemeriksaan laboratorium)

Prosedur yang bersifat sederhana diperhitungkan sebagai satu jenis sumber daya,
misalnya : jahit luka, pemasangan kateter urin, dsb.

Prosedur yang bersifat kompleks dperhitungkan sebagai > 2 jenis sumber daya,
misalnya : prosedur yang melibatkan sedasi
Contoh kasus ESI level 3

Wanita 45 tahun, obesitas, dengan nyeri dan bengkak tungkai kiri bawah, sejak 2 hari
sebelumnya, setelah mengendarai mobil selam 12 jam.
• Prediksi jenis sumber daya yang diperlukan : pemeriksaan laboratorium, EKG, rujuk /
konsultasi spesialis, dsb

Laki-laki 22 tahun, nyeri abdomen kanan bawah, skor nyeri 5/10, mual dan muntah.
• Prediksi jenis sumber daya yang diperlukan : pemberian cairan intravena, pemeriksaan
laboratorium, pemberian obat injeksi, rujuk / konsultasi spesialis, dsb
Contoh kasus ESI level 4
Anak perempuan 12 tahun, klinis baik, dengan vulnus laceratum sekitar 2 cm pada ibu jari
tangan kanan. Gerakan jari yang terluka masih baik.
•Prediksi jenis sumber daya yang diperlukan : jahit luka

Wanita 29 tahun, nyeri saat kencing, tidak demam, klinis tampak baik.
•Prediksi jenis sumber daya yang diperlukan : urinalisis
Contoh kasus ESI level 5
Laki-laki 52 tahun, tanpa keluhan, tekanan darah 150/90 mmHg, klinis baik
•Prediksi jenis sumber daya yang diperlukan : tidak ada

Anak laki-laki 10 tahun, klinis baik, tangan kiri gatal dan nyeri karena gigitan serangga
•Prediksi jenis sumber daya yang diperlukan : tidak ada
DISPOSISI TRIASE ESI LEVEL 3,4,5

❑ PENEMPATAN SEGERA DI RUANG NON


RESUSITASI
❑ ESI 4 DAN 5 DAPAT DIKELOLA DI FAST
TRACK NON EMERGENCY
❑ PENGAWASAN SESUAI KONDISI PASIEN
Proporsi ESI level 3 : 30-40 %
Proporsi ESI level 4 dan 5 : 20 – 35 %

Outcome
Pasien yang membutuhkan dua atau lebih sumber daya di IGD memiliki
tingkat admisi RS, mortalitas, dan lama tinggal di IGD yang lebih tinggi
LATIHAN 4
1. Pasien trauma mata akibat petasan termasuk ESI 3 karena memerlukan banyak sumber daya di IGD
BENAR/SALAH. Jelaskan
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter tidak diperhitungkan sebagai sumber daya
dalam penentuan level ESI
BENAR/SALAH. Jelaskan
3. Meskipun pasien ESI 3 membutuhkan banyak sumber daya di IGD, namun secara keseluruhan pasien
ESI 1 menggunakan sumber daya yang paling banyak/intensif di IGD.
BENAR/SALAH. Jelaskan
4. Semua pasien asma adalah ESI 4 karena memerlukan nebulisasi
BENAR/SALAH. Jelaskan
5. Dalam penentuan level ESI, prediksi jumlah sumber daya di IGD menjadi parameter untuk memilah
pasien yang stabil dengan yang tidak stabil.
BENAR/SALAH. Jelaskan
TANDA VITAL DALAM TRIASE MENURUT ESI

Pemeriksaan tanda vital


menurut ESI :

ESI level 3
Wajib

• ESI level 1, 2, 4, dan 5 Opsional


PENERAPAN ESI PADA PEDIATRIK
ALGORITMA TRIASE
BERLAKU SAMA, BAIK PADA
DEWASA MAUPUN PEDIATRIK
Pedoman ESI terkait pemeriksaan suhu badan anak usia kurang dari 3 tahun adalah
sebagai berikut :

1 – 28 hari : minimal ditriase sebagai ESI level 2 jika suhu >38.0 C

Usia 1 – 3 bulan : pertimbangkan untuk ditriase sebagai ESI level 2 jika suhu >38.0 C

Usia 3 bulan – 3 tahun : pertimbangkan untuk ditriase sebagai ESI level 3 jika suhu
>39.0 C, imunisasi tidak lengkap, atau sumber demam tidak jelas.
Pada kasus yang serupa, terdapat perbedaan prediksi jumlah sumber
daya antara pasien anak dengan pasien dewasa

Contoh :
Laserasi simpel pada anak yang nonkooperatif dinilai sebagai ESI 3
karena mungkin memerlukan tindakan sedasi untuk menjahit luka
(kasus serupa pada dewasa dinilai sebagai ESI 4)
LATIHAN 6
Berapa level ESI kasus-kasus di bawah ? Berikan alasannya !

1. Anak 14 th, bercak kemerahan gatal di tungkai bawah, timbul sejak 3 hari
yang lalu, riwayat kegiatan outbound. Bisa berjalan, tanda vital normal
2. Bayi 3 bulan, RR 60/mnt, HR 196, saturasi 90%, suhu rektal 39°C
3. Anak 3 th, jatuh saat bermain, luka robek di bibir. Rewel. Tanda vital
normal
4. Anak 5 th, jatuh saat bermain. Luka lecet di lutut. Tanda vital normal.
5. Anak perempuan 13 th, riwayat minum parasetamol lebih dari 10 tablet.
Enggan dianamnesis langsung. Sadar. Tanda vital normal.
DAFTAR PUSTAKA
• American College of Emergency Physicians (2003). Clinical policy for children younger than 3 yearspresenting to the emergency department with fever.Ann Emerg
Med. 43(4):530-545. 83
• American College of Emergency Physicians (2010). ACEP policy statements: Triage scale standardization. Dallas, TX: American College of Emergency Physicians.
• Baraff LJ (2000) Management of fever without source ininfants and children. Ann Emerg Med. 36:602-614.
• Eitel DR, Travers DA, Rosenau A, Gilboy N, Wuerz RC (2003). The Emergency Severity Index version 2 is reliable and valid. Acad Emerg Med. 10(10):1079-1080.
• Gilboy N, Travers DA, Wuerz RC (1999). Re evaluating triage in the new millennium: A comprehensive look at the need for standardization and quality. JEN.
25(6):468 -473.
• Gilboy N, Tanabe T, Travers D, Rosenau AM. 2012. Emergency Severity Index (ESI): A Triage Tool for Emergency Department Care, Version 4. Implementation
Handbook 2012 Edition. AHRQ Publication No.12-0014.
• Gilboy N, Tanabe T, Travers D, Rosenau AM. 2020. Emergency Severity Index (ESI): A Triage Tool for Emergency Department Care, Version 4. Implementation
Handbook 2020 Edition. ENA.
• Tanabe P, Gimbel R, Yarnold PR, Adams J (2004). The emergency severity index (v. 3) five level triage system scores predict ED resource consumption. JEN. 30:22-29.
• Wuerz R, Milne LW, Eitel DR, Travers D, Gilboy N (2000). Reliability and validity of a new five-level triage instrument. Acad Emerg Med. 7(3):236-242.
• Wuerz R (2001). Emergency Severity Index triage category is associated with six-month survival. ESI triage study group. Acad Emerg Med. 8(1):61-64.
• Wuerz R, Travers D, Gilboy N, Eitel DR, Rosenau A, Yazhari R (2001). Implementation and refinement of the Emergency Severity Index. Acad Emerg Med. 8(2):170-
176.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai