Anda di halaman 1dari 37

PELATIHAN SISTEM TRIASE IGD

BAGI TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

MATERI 3
TATALAKSANA PASIEN KRITIS
SECARA SISTEMATIS
INDIKATOR HASIL BELAJAR

Peserta mampu :

1. Menjelaskan konsep resusitasi pada pasien kritis


2. Melakukan langkah-langkah tatalaksana
resusitasi pasien kritis
Pasien Kritis
• Pasien kritis: Pasien dg kondisi ancaman jiwa (
yang dapat menyebabkan kematian dalam
waktu segera )
• Kegagalan organ/sistem dapat menyebabkan
kondisi kritis.
• Harus dikenali secara dini, lakukan life saving
(resusitasi )
TANDA –TANDA KONDISI KRITIS
• Kesadaran menurun
• Tanda vital tidak normal ekstrem
▪ Nafas : Sesak nafas, sulit bernafas, nafas tidak normal, sianotik) RR <
8 atau > 30 x/mnt
▪ Tekanan Darah <90 Atau >200 mmHg
▪ Nadi < 40 Atau > 150 X/mnt
▪ Suhu < 35 Atau > 40 ᵒC)
TANDA –TANDA KONDISI KRITIS
• Kejang (umum) atau Lethargis
• Shock (Kenali tanda-tanda shock)
• Nyeri dada (nyeri substernal)
• Aritmia dg tanda-2 shock atau EKG yang menunjukkan kegawatan
jantung
• Hasil px penunjang yang eksrem (Misal : Hb < 4 g%, K < 2,5 atau > 7,
Na < 120, GDS < 30 atau > 750 mg%, Ureum > 200, Ph < 7,3, PaO2 <
50 dll.
• SEPSIS (Shock sepsis– dg ada gagal organ)
…………… Memerlukan penatalaksanaan yang cepat dan optimal
Emergency Management
Penyebab Kematian Sel
Shock/Hipoksia
Klasifikasi hipoksia
▪ Hypoxic hypoxia akibat penurunan oksigen arterial dan
alveolar
▪ Anemic hypoxia akibat penurunan hemoglobin
▪ Circulatory hypoxia akibat penurunan cardiac output /
SHOCK
▪ Histotoxic hypoxia (jaringan tidak mampu menggunakan
oksigen seperti pada keracunan : Sianida, Asam Bongkrek, gas CO,
dll.)
MANAJEMEN PASIEN KRITIS

Tujuan/Target (awal ) :

Mencukupkan kebutuhan energi intrasel, dengan


cara meningkatkan hantaran O2 (oxygen delivery,
DO2 ) dan menurunkan konsumsi O2 (VO2 )
Target lanjutan: menentukan penyebab dan terapi
spesifik
Langkah-langkah sistematis
tatalaksana pasien kritis:

1. Mengenali kegawatan secara dini


2. Aktivasi system emergency
3. Primary Management (Initial
survey dan resusitasi)
4. Secondary management
(secondary survey dan lanjutan
resusitasi)
5. Terapi emergency sesuai penyebab
6. Monitoring dan evaluasi
7. Tatalaksana definitif dan paska
resusitasi
RUANG RESUSITASI IGD: Fase Persiapan
Mengenali Kegawatan (Recognize) secara dini

▪ Pendekatan yang terstruktur dan sistematis.


▪ Lakukan prediksi terhadap kemungkinan penurunan kondisi yang
dapat terjadi.
▪ Pertahankan situasi kewaspadaan, monitoring yang ketat, Jika
terdapat kondisi abnormal→ lakukan assessmen secara rinci
terhadap semua data dan informasi
▪ Check dan cross check terhadap data dan informasi yang didapatkan
Sistem EWS dan Code Blue rumah sakit
IGD: Triase
Aktivasi sistem emergency

1. Lakukan Triase (IGD) atau aktifkan Code Blue System dan panggil
TME (Tim medis Emergency)
2. Panggil bantuan asisten/kolega
3. Ambil peralatan emergency,
4. komunikasikan permasalahan, delegasikan tugas
5. Leadership, komunikasi dan kerjasama tim yang efektif
Leadership dan Kerjasama tim
Primary Management

1. Assessment “ABCDE” (sistematis)→ kondisi yang mengancam jiwa


harus dikenali segera
2. Resusitasi terhadap problem yang mencancam jiwa
3. Dikerjakan secara simultan
4. Monitoring dan evaluasi dilanjutkan dg manajemen paska
resusitasi
Primary Survey

Pada fase ini kegawatan yang mengancam


jiwa harus dapat dikenali dan dilakukan
resusitasi secepatnya untuk menyelamatkan
jiwa pasien
Primary Survey dan resusitasi:
• Airway : Evaluasi tanda obstruksi jalan napas → buka jalan napas
dengan teknik manual atau menggunakan alat (pipa orofaring, LMA,
intubasi)
• Breathing : Evaluasi fungsi ventilasi dan oksigenasi → support ventilasi
dengan ventilasi tekanan positif dan Oksigenasi dengan O2 100% jika
diperlukan
• Circulation: Cek nadi karotis, tekanan darah, laju jantung, dan
penilaian EKG. Pengenalan dini terhadap tanda-tanda syok. Support dengan
cairan, inotropik atau vasopressor jika diperlukan
• Disability: Evaluasi gangguan neurologis termasuk kesadaran
• Exposure pemeriksaan fisik menyeluruh dengan menjaga supaya tidak
terjadi hipotermi ( lanjutkan ke secondary survey )
Langkah-langkah resusitasi
A airway management
B breathing supports
C circulation supports
D drugs & fluids
E electrocardiography
F fibrilation treatment
G gauging (monitor-evaluasi & ajustment)
H human mentation (Brain resuscitation)
I intensive Care
Secondary Management
1. Stabilisasi (mempertahankan tercapainya target resusitasi awal :
“tanda kritis membaik & teoritis bisa hidup”) dengan panduan
monitoring
2. Pemeriksaan Menyeluruh ( klinis & penunjang termasuk
laboratorium )
3. Tentukan kemungkinan penyebab
Terapi emergency sesuai penyebab

1. Terapi spesifik sesuai penyebab


2. Monitoring dan evaluasi paska terapi
3. Siapkan back up plan terapi
4. Jika terapi tidak efektif: eskalasi terapi atau pikirkan sebab
kemungkinan diagnosis yang lain
Response time terhadap terapi definitif

Response time terhadap terapi definitif sangat berhubungan


dengan keselamatan pasien. Hal ini telah secara jelas diilustrasikan
pada pasien dengan syok kardiogenik (time to reperfusion),
pada syok perdarahan (time to haemorrhage control ) dan
pada syok sepsis (time to appropriate antibiotics).
Monitoring dan Evaluasi (bag. dari langkah resusitasi )

1. Monitoring respon thd resusitasi yang dilakukan


2. Standar monitoring : Tanda Vital ( R,, N, TD, & t ), ECG, Urin
output, SpO2
3. Jika diperlukan monitoring invasif (arteri line, CVP), parameter
metabolik ( AGD, laktat, ScVO2)
Manajemen pasca resusitasi

1. Jika respon terapi efektif, lanjutkan & monitor & evaluasi (langkah
G resusitasi)
2. Jika respon tidak efektif – eskalasi terapi/pikirkan sebab yang lain
(langkah G resusitasi)
3. Brain resuscitation (langkah H Resusitasi)
4. Komunikasi ke keluarga
5. Jika kondisi kritis masih ada, atau baru teratasi sementara, dan
memerlukan resusitasi lanjutan (ALS –PLS) : rujuk ke ICU (langkah I
resusitasi )
Area post resusitasi
Peran dan aktivitas TME dalam resusitasi
pasien kritis di rumah sakit
Pasien LOC 2 di Ruang HCU
Pasien LOC 3 di Ruang ICU
Ruang Paliatif RSUP Dr Sardjito
Konsep Critical Care Without wall
DAFTAR PUSTAKA
• Advanced Life Support Group, 2010, ‘A structured approach to medical emergencies’, in: Advanced Life Support Group,
Acute medical emergencies: the practical approach, 2 edn, Blackwell Publishing Ltd, Singapore, pp.15-32.
• Jones, TR 2011, ‘Approach to the emergency department patient’, in CK Stone, RL Humphries (eds), Current diagnosis &
treatment emergency medicine,7 edn, McGraw Hill, United States, pp. 1-3.
• Leach R. Recognizing the unwell patients. In: Leach R, editor, Critical Care Medicine at a Glance, 3rd ed. UK: John Wiley &
Sons, Ltd., 2014. P. 2-3.
• Mitchell, E 2010, ‘Recognition of critical illness’, in: Smith, FG & Yeung, J, Core topics in critical care medicine, Cambridge
University Press, New York, pp.1-5. 34
• Runciman W.B., Merry A.,AF, 2005, Crisis in clinical care : an approach to management, Qual Saf Health Care, Pp 156-163
• Sharma J & Mehta Y. Initial Assesment and Resuscitation. In: Chawla R & Todi S, editors, ICU Protocols A Stepwise
Approach. India: Springer, 2012. P. 631-637.
• Toy EC, Simon BC, Takenaka KY, Liu TH, Rosh AJ. How to approach clinical problems. In: Toy EC, Simon BC, Takenaka KY, Liu
TH, Rosh AJ, Case files emergency medicine, 3rd ed. USA: McGraw Hill Companies, 2013. P. 1-14.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai