A. TUJUAN KEGIATAN
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu melakukan pengkajian secara
sistematis pada pasien kritis meliputi :
B. PERTANYAAN MINIMAL
C. DASAR TEORI
1. Prinsip dan Strategi Pengkajian
Pengkajian secara sistematis terhadap pasien diperlukan untuk mengoptimalkan
perawatan dan manajemen pasien. Paling tidak, pengkajian pasien harus dilakukan
pada saat masuk dan pada awal setiap handover perawatan. Pengkajian tambahan
akan diperlukan akibat dari perubahan status pasien. Tingkat keparahan pasien yang
berbeda-beda, akan mempengaruhi pengkajian harus dilakukan dengan cepat.
Proses pengkajian pasien di ICU pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan
pengkajian di ruang lainnya, yaitu terdiri dari tinjauan rekam medis pasien
sebelumnya, alasan masuknya mereka ke unit perawatan kritis dan / atau masalah
yang saat ini dialami oleh pasien, serta temuan pada pengkajian fisik pasien.
Identifikasi riwayat pasien merupakan elemen penting dari penilaian pasien, karena
dapat mengidentifikasi penyakit masa kini dan masa lalu, menunjukkan bagaimana
pasien dan keluarganya terdampak oleh penyakit yang dimiliki pasien, serta
pengaturan perawatan, dan akan menginformasikan diagnosa klinis.
Buat pasien merasa nyaman untuk menyampaikan seluruh riwayat kesehatan
mereka.
Mulailah dengan pertanyaan umum dan kemudian lanjutkan ke pertanyaan
khusus.
Identifikasi tanda dan gejala masalah utama yang sedang dialami pasien
(misalnya kronologi, keparahan, durasi, pemicu, pereda).
Sertakan pertanyaan tentang riwayat medis, pengobatan, keluarga, dan sosial
pasien sebelumnya.
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
auskultasi.
Semua temuan dari pengkajian harus didokumentasikan dalam format yang disepakati dan
dikomunikasikan kepada tim multidisiplin dan pasien sebagaimana mestinya.
Dokumentasikan status resusitasi pasien dan tingkat perawatan maksimum yang dilakukan
jika terjadi kerusakan lebih lanjut.
Pengkajian ABCDE
Pengkajian dari kepala sampai kaki
Focused assessment (misalnya sistem tubuh)
4. Pengkajian ABCDE
BUKU PANDUAN PRAKTIK KEPERAWATAN KRITIS
d. Disability
Indikator gangguan neurologis adalah sebagai berikut:
Look : ukuran pupil, kesimetrisan, dan reaksi terhadap cahaya, serta
trauma kepala dan keluarnya cairan serebrospinal (otorrhoea,
rhinorrhoea).
Listen : penurunan tingkat kesadaran akibat fungsi neurologis yang
buruk (kebingungan, mengantuk), dan keluhan nyeri.
Catat kadar glukosa darah (rentang normal : 4–8 mmol / L), respons
Alert Verbal Pain Unresponsive (AVPU) (respons normal : Alert), dan
skor Glasgow Coma Scale (GCS) (skor normal : 15/15)
e. Exposure
Indikator gangguan pada pengkajian exposure adalah sebagai berikut.
Look : adanya perdarahan, lebam, luka bakar, ruam, bengkak,
inflamasi, infeksi, dan luka pada tubuh.
Listen : keluhan nyeri, pruritus, panas, dan dingin.
Feel : adanya tromboemboli vena dan edema.
BUKU PANDUAN PRAKTIK KEPERAWATAN KRITIS
5. Pengkajian Head-to-toe
Strategi penilaian ini paling baik digunakan bersama dengan penilaian ABCDE.
Pengkajian ini juga berfokus pada pengkajian fisik dan pengamatan, oleh karena
itu cocok untuk penilaian rutin pasien kritis di Ruang ICU.
Kepala
Merupakan pengkajian tambahan pada pengkajian Disability pemeriksaan
ABCDE :
Pengkajian nyeri
Kaji nyeri tiap 4 jam dan sesuai kebutuhan
Jika pasien mampu untuk melaporkan nyeri, gunakan Numerical Rating
Scale (skala 0-10). Kaji nyeri pada saat pasien melakukan pergerakan,
misalnya pada saat batuk.
Jika pasien tidak mampu melakukan self-report terhadap nyeri, gunakan
Behavioral Pain Scale (BPS) atau Critical Pain Observation Tool
(CPOT).
Pengkajian delirium
Delirium merupakan gangguan secara global proses kognitif, biasanya
timbul tiba-tiba, ditambah dengan disorientasi, gangguan memori jangka
pendek, persepsi sensorik yang berubah (yaitu, halusinasi), proses berpikir
abnormal, dan perilaku yang tidak sesuai.
Kaji setiap sift atau sesuai kebutuhan
Pengkajian dapat menggunakan alat screening delirium seperti Confusion
Assessment Method-ICU (CAM-ICU) atau Intensive Care Delirium
Screening Checklist (ICDSC).
Pengkajian Sedasi
Circulation
Exposure
Kaji Integumen
Kaji abdomen
Sebagai perawat di unit intensif, perlu memahami apa saja factor yang dapat
menyebabkan gangguan kesehatan mental dan well-being pasien kritis di ICU.
Dibawah ini merupakan factor – faktornya :
Gangguan komunikasi
Lingkungan
Tingkat kebisingan
Tingkat dan intensitas tindakan
Privacy dan martabat sebagai manusia
Lingkungan yang asing
Transfer dan discharge