1. Kasus
Seorang pasien laki-laki berumur 69 tahun dirawat di ruang ICU sebuah rumah sakit h+22 post
craniotomy et causa stroke hemoragic karena mengalami penurunan kesadaran dan gagal
napas. Hasil pemeriksaan GCS (E1V2 M1), pupil anisokor Ka 3mm, Ki 1mm, suhu 38,3OC
dan saat ini terpasang bedside monitor. Pasien terpasang tracheal tube, terdapat secret yang
progresif, tidak terdengar gurgling ataupun snoring. Nafas dengan bantuan ventilator mekanik
mode P-CMV, PPeak 21 cmH2O, VTE : 455-520, EMV : 8 liter/menit, PEEP : 5 cmH2O, Ftotal :
19 x/menit, FiO2 : 45%, suara nafas tambahan ronchi pada basal paru sinistra namun minimal,
terkadang terjadi fighting (pernapasan tidak sinkron dengan ventilator). Akral dingin, CRT : 2
Detik Warna kulit pucat, TD: 161/89mmHg, Nadi:114x/menit regular, SpO 2: 99%, , MAP: 113
mmHg, terpasang Cental Venous Catheter pada subclavia sinistra, dan terpasang Double
Lumen di subclavia dekstra. Pasien terpasang foley kateter, urine 450 cc/5jam, warna kuning
pekat. Urine 3000 cc/24 jam. Terdapat edema pada ekstremitas atas sinistra dekstra, pitting
edema +1, edema pada kaki kanan – kiri, +1/+1 kekuatan ekstremitas atas 1-1-1-1,
ekstremitas bawah 1-1-1-1.