Anda di halaman 1dari 6

20/02/2019

FILSAFAT PANCASILA

BAWON NUL HAKIM

FILSAFAT FILSAFAT
• Kata filsafat dalam bahasa Arab falsafah • Plato mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang
• dalam bahasa Ingris philosophy segala yang ada
• berasal dari bahasa Yunani philosophia. • Aristoteles berpendapat bahwa kewajiban filsafat adalah
• Kata philosophia terdiri atas kata philein artinya cinta (love) menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian
dan sophia artinya kebijaksanaan (wisdom), filsafat merupakan ilmu yang umum sekali.
• Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan • Imanuel Kant mengatakan bahwa filsafat adalah pokok dan
(love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Jadi pangkal segala pengetahuan dan pekerjaan
seorang filsuf adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan.

CABANG FILSAFAT
SIAPA AKU???
DARIMANA AKU??? ONTOLOGI/HAKIKAT SEGALA SESUATU
UNTUK APA AKU DICIPTAKAN???
MAU KEMANA??? EPISTEMOLOGI/PENGETAHUAN

AKSIOLOGI/GUNA PENGETAHUAN
AKU BERPIKIR, MAKA AKU ADA (Cogito Ergo Sum)
(Rene Descartes)

1
20/02/2019

METAFISIKA
- Ontologi – keberadaan atau eksistensi COBA RENUNG DAN FIKIRKAN
- Theologi – ketuhanan dan penciptaan
- Sains Universal – prinsip-prinsip seperti jati diri 1) “Sebagai seorang mahasiswa, filsafat saya adalah
EPISTEMOLOGI meraih ilmu sebanyak-banyaknya”.
- Alethiologi – alam kebenaran 2) “Saya sebagai seorang prajurit TNI, filsafat saya
- Epistemologi formal – penggunaan logika dan probabilitas adalah mempertahankan tanah air Indonesia ini dari
yang terkait dengan epistemologi serangan musuh sampai titik darah terakhir”.
- Meta epistemologi – metode dan tujuan epistemologi 3) “Sebagai seorang wakil rakyat, maka filsafat saya
- Epistemologi sosial – dimensi sosial pengetahuan adalah bekerja untuk membela kepentingan rakyat”.
AKSIOLOGI 4) “Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang
- Etika – moralitas dan nilai-nilai
mewarnai seluruh peraturan hukum yang berlaku”.
- Estetika – akal, persepsi dan apresiasi keindahan
LOGIKA

FILASAFAT BERDASARKAN WATAK DAN


FUNGSINYA
1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan • Pernyataan 1, 2 dan 3 tersebut termasuk dalam kategori pengertian
dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. (arti informal) filsafat dalam arti informal, yakni kepercayaan atau keyakinan yang
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan diterima secara tidak kritis.
dan sikap yang sangat dijunjung tinggi. (arti formal) • Adapun pernyataan butir (4) merupakan suatu bentuk pernyataan
3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan (arti filsafat yang mengacu pada arti komprehensif.
komprehensif) • (2) suatu proses kritik terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung
4) Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti tinggi, lebih mengacu pada arti refleksif, yaitu sikap terbuka dan toleran
kata dan konsep. (arti analisis linguistik). dan mau melihat sesuatu dari segala sudut persoalan tanpa prasangka.
5) Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat (Titus, Smith & Nolan, 1984: 11--12 )
perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (arti • Voltaire, salah seorang filsuf Perancis abad kedelapan belas pernah
aktual-fundamental). melontarkan adagium yang berbunyi, “Takhayul (mitos) membakar dunia,
filsafat memadamkannya” (Magee, 2008: i).

• Pengertian filsafat butir (4) sebagai analisa logis dari bahasa serta
penjelasan tentang arti kata dan konsep, lebih mengacu pada upaya untuk
Ciri Berpikir Filsafat
melakukan klarifikasi, yaitu menjelaskan arti istilah dan pemakaian bahasa
dalam berbagai bidang kehidupan (Titus, Smith & Nolan, 1984: 13). Dalam
hal ini, filsafat dapat menjadi sarana berpikir kritis untuk memahami
makna suatu ungkapan.
Contoh : Manusia mengorbankan separuh hidupnya untuk mencari uang,
sedangkan separuh waktu lainnya justru manusia mengorbankan uang
untuk meraih kembali kesehatan . Spekulatif
Menyeluruh
Fundamental/Pijakan
• Pengertian filsafat butir (5) sekumpulan problematik yang
langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh
para ahli filsafat, lebih mengacu pada persoalan-persoalan yang
mendalam dari eksistensi manusia
Contoh: apakah kebenaran itu? Apakah keadilan itu?
Persoalan-persoalan tersebut menyita sebagian besar waktu para pemikir,
termasuk pemikir bangsa Indonesia. Pemikiran
Bertanggungjawab
Sistematik

2
20/02/2019

MENGAPA PANCASILA DISEBUT


SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan hasil perenungan yang • Pancasila sebagai dasar filsafat negara (Philosophische
mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia.
a. Dalam Sidang BPUPKI 1 Juni 1945, Soekarno memberikan judul pidatonya
Grondslag) nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam sila-sila
Philosofische Grondslag daripada Indonesia Merdeka Pancasila mendasari seluruh peraturan hukum yang berlaku di
b. Sistem filsafat harus bersifat koheren, berhubungan satu sama lain tidak Indonesia
bertentangan meskipun berbeda tetap saling berkaitan
c. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan
gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai filsafat Contoh :
hidup bangsa merupakan suatu pola yang dapat mewadahi semua kehidupan
dan dinamika masyarakat di Indonesia • Undang-Undang No. 44 tahun 2008 tentang Pornografi. Pasal
d. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, Pancasila sebagai sistem filsafat 3 ayat (a) berbunyi, ”Mewujudkan dan memelihara tatanan
dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan manusia menghadapi diri
sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan
kehidupan masyarakat yang beretika, berkepribadian luhur,
bernegara menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, serta
e. Sistem filsafat bersifat spekulatif artinya buah pikir hasil perenungan sebagai menghormati harkat dan martabat kemanusiaan”.
praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan
penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


 Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan
konsep-konsep kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan
pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia pada
umumnya.
 Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan
ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga bidang tersebut
dapat dianggap mencakup kesemestaan.
 Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas landasan Ontologis
Pancasila, Epistemologis Pancasila dan Aksiologis Pancasila.

• KAUSA MATERIALIS, sebab-sebab yang berhubungan dengan INTI SILA-SILA PANCASILA MELIPUTI :
materi/bahan, dalam hal ini pancasila digali dari nilai-nilai
sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri
• KAUSA FORMALIS (asal mula bentuk), Pancasila sebagai • Tuhan, sebagai kausa prima
ideologi negara merujuk kepada bagaimana proses Pancasila
itu dirumuskan menjadi Pancasila yang terkandung dalam • Manusia, makhluk individu dan makhluk sosial
UUD 1945. Artinya pidato Soekarno sebagai kausa formalis. • Rakyat, sebagai unsur mutlak negara, harus
• KAUSA EFISIENSI (asal mula karya), Proses menjadikan bekerjasama dan bergotong royong
Pancasila dari calon ideologi negara menjadi ideologi negara
yang sah, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam • Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri
menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara sendiri dan orang lain yang menjadi haknya
Indonesia merdeka.
• KAUSA FINALIS (asal mula tujuan), berhubungan dengan
tujuannya, tujuan diusulkan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia merdeka

3
20/02/2019

Hakikat manusia sebagai Ontologis


1. Landasan Ontologis Pancasila Pancasila :
 Ontologi membahas tentang hakikat yang paling dalam dari  Yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
sesuatu yang ada, berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh
 Penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada
upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. hakikatnya adalah manusia.
 Pancasila terdiri atas lima sila dimana setiap sila bukanlah
merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan  Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila
memiliki satu kesatuan dasar ontologis. secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu
terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan
 Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia. rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk
Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah
individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk
pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara
manusia. hirarkis sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila
Pancasila lainnya. (lihat Notonagoro, 1975: 53).

Sila-sila dalam Pancasila merupakan


kesatuan organis yang saling
berkaitan, berhubungan dan saling
mengkualifikasi
 Yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada
hakikatnya adalah manusia.

 Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila


secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu
terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan
rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk
pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka Pemikiran dasar yag terkandung dalam Pancasila yaitu
secara hirarkis sila pertama mendasari dan menjiwai pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan
Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan
sila-sila Pancasila lainnya. (lihat Notonagoro, 1975: 53). masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa
Indonesia

BENTUK SUSUNAN PANCASILA 2. Landasan Epistemologis Pancasila


( Hierarkis Piramidal )

Sila 5 dijiwai sila 1,2,3,4 • Sumber pengetahuan Pancasila adalah nilai-nilai


yang ada ada bangsa Indonesia sendiri.
Sila 4 dijiwai sila 1,2,3 dan me0njiwai sila 5
• Sebagai suatu sistem pengetahuan, Pancasila
Sila 3 dijiwai sila 1,2 dan menjiwai sila 4 & 5 memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik
dalam susunan Pancasila maupun arti dari setiap
Sila 2 dijiwai sila 1 dan menjiwai sila 3,4 & 5 sila.
Sila 1 menjiwai sila 2,3,4,&5
• Susunan sila bersifat hierarkis piramidal, dimana
sila pertama menjiwai 4 sila berikutnya, dst.
Sila yang Sila dibelakang sila lainya itu adalah:
- Penjelmaan / pengkhususan sila-sila
di depan mendasari
mendasari,, meliputi dan menjiwai sila
sila-- dimukanya
sila dibelakangnya atau sila dibelakang didasari
didasari,, -Lebih sempit “luasnya” tapi lebih banyak
diliputi,, dan dijiwai sila didepannya
diliputi “isi sifatnya”

4
20/02/2019

Susunan isi arti Pancasila

• Umum universal  merupakan pangkal tolak • Sesuai sila pertama, epistemologi Pancasila
pelaksanaan bidang kenegaraan dan tertib mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak
hukum Indonesia dan realisasi praktis berbagai sebagai tingkat kebenaran yang paling tinggi
bidang kehidupan konkrit • Kebenaran dan pengetahuan manusia merupakan
• Umum kolektif  merupakan pedoman sintesa antara potensi-potensi kejiwaan manusia
kolektif negara dan bangsa Indonesia dalam untuk mendapatkan kebenaran yang lebih tinggi
tertib hukum Indonesia • Dalam sila ketiga, keempat dan kelima epistemolgi
• Khusus dan konkrit  merupakan panduan Pancasila mengakui kebenaran konsensus (manusia
realisasi praktis dalam berbagai bidang sebagai mahkhluk individu dan mahkluk sosial)
kehidupan yang bersifat khusus, konkrit dan
dinamis.

3. Landasan Aksiologis Pancasila


 nilai-nilai dalam Pancasila

• Ilmu pengetahuan pada hakekatnya tidak bebas 3 tingkatan nilai dalam filsafat Pancasila :
nilai karena harus diletakkan pada kerangka 1. Nilai Dasar : asas yang diterima sebagai dalil yang bersifat mutlak,
benar dan tidak perlu dipertentangkan yaitu nilai ketuhanan,
moralitas kodrat manusia dan moralitas religius kemanusiaan, kerakyatan dan keadilan
dalam upaya mendapatkan suatu tingkatan 2. Nilai instrumental : nilai yang berbentuk norma sosial dan norma
hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan
pengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia mekanisme lembaga-lembaga negara
3. Nilai Praktis : nilai yang dilaksanakan dalam kenyataan yang
merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan instrumental
tersebut berlaku di masyarakat.

Catatan :
nilai etik dan nilai moral merupakan niai yang mendasari nilai dasar dan nilai
instrumental

• Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan


pendukung nilai-nilai Indonesia, yaitu bangsa yag
berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan, dan berkeadilan sosial.
Penjabaran butir-butir sila
• Pengakuan, penerimaan dan penghargaan atas nilai-
nilai Pancasila akan nampak dalam sikap, tingkah dalam Pancasila
laku, dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga
mencerminkan sifat khas sebagai manusia Indonesia.

5
20/02/2019

1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

• Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha • Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
Esa. sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
• Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan • Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
beradab. kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama • Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. • Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap • Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Tuhan Yang Maha Esa
• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. • Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
• Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan • Berani membela kebenaran dan keadilan.
agama dan kepercayaanya masing masing • Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
orang lain.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


3. Persatuan Indonesia Permusyawaratan/
Perwakilan

• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan • Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas • Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
kepentingan pribadi dan golongan. • Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
• Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila • Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
diperlukan. • Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
• Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. musyawarah.
• Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
• Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air musyawarah.
Indonesia. • Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, golongan.
perdamaian abadi dan keadilan sosial. • Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
• Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. • Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
• Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.
• Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak orang lain.
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
• Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain
• Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
• Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
• Suka bekerja keras.
• Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
• Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Anda mungkin juga menyukai