Anda di halaman 1dari 66

PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.001 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2013 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Melakukan pemasangan ventilator guna memberikan oxygen


PENGERTIAN memakai alat bantu nafas.

Sebagai acuan langkah-langkah dalam melakukan pemasangan


TUJUAN ventilator.

Indikasi pemasangan ventilator antara lain :


a. Pasien yang apnoe.
b. Pasien resiko tinggi, antara lain :
- Pasien tidak sadar.
- Pasien trauma ganda dan shock.
KEBIJAKAN - Pasien dengan penyakit paru menahun dan terinfeksi jalan
nafas.
c. Volume semenit (Minute Volume) kurang dari 3,5 ml/ mg BB/
mnt untuk pasien dewasa dengan BB lebih dari 50 kg.
d. Pernafasan cepat (rate lebih dari 35x/ menit).

PETUGAS Dokter Anestesi

Persiapan alat :
- Ventilator siap pakai.
- Jackson Reese/ambu bag.
- Set penghisap sekresi (lendir).
- Spuit cuff (syringe 10cc).

PERALATAN Persiapan pasien :


- Bila pasien sadar diberitahu penjelasan tentang tindakan
yang dilakukan.
- Pada keluarga pasien dijelaskan dan minta tanda tangan
persetujuan tindakan.
- Posisi pasien di atur sesuai dengan kondisi pasien.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
PROSEDUR Pelaksanaan :
Sebelum menggunakan ventilator, pastikan bahwa ventilator
sudah dikalibrasi sebelumnya. Pastikan tidak ada kebocoran dari
sirkuit ventilator dan tubing sudah kering dari air bekas sterilisasi.
Sementara nafas pasien dibantu dengan menggunakan Jackson
reese sebelum dihubungkan dengan ventilator.
1. Cuci tangan sebelum tindakan
2. Pada pasien dengan pernafasan kendali (Control Ventilation) :
Seting ventilator ini digunakan pada pasien apneu atau pasien
yang bernafas tidak adekuat.
a. Menghisap sekresi berkala
b. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola
pernafasan.
c. Memasang lung test (dilakukan tidak hanya pada awal
pemasangan ventilator tapi sewaktu-waktu bisa dilakukan
bila dibutuhkan).
d. Menentukan seting volume/tekanan udara yang diberikan.
e. Menentukan seting frekuensi minimal 12 x/menit.
f. Pada seting awal menggunakan FiO2 100% dan PEEP 0-5
mmHg
g. Mengatur alarm yang ada pada ventilator
h. Menentukan minute volume dan peak pressure yang
dihasilkan dari seting ventilator yang diberikan.
i. Menghubungkan ventilator ke pasien dengan konektor.
j. Monitoring tensi, nadi, SpO2

3. Pasien dengan pola pernafasan SIMV (sincronized


Intermitend Mandatory Ventilator).
Mode ventilator ini digunakan pada pasien yang bernafas
spontan tetapi tidak adekuat.
a. Menghisap sekresi berkala.
b. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola
pernafasan.
c. Menentukan seting volume/tekanan udara yang diberikan.
d. Menentukan seting frekuensi pernafasan minimal 8x/ menit
e. Mengatur alarm yang ada pada ventilator.
f. Menentukan minute volume dan peak pressure yang
dihasilkan dari seting ventilator yang diberikan.
g. Menghubungkan ventilator ke pasien dengan konektor.
h. Observasi pasien dan ventilator yang dipakai, antara lain :
- Kerja ventilator
- Tanda-tanda vital pasien + tanda-tanda cyanosis,
SpO2
- Tanda-tanda penolakan bantuan ventilator (pasien
gelisah, tensi naik, nadi naik).

PEMASANGAN VENTILATOR

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
No. Dokumen Revisi Hal
PT. ICU.001 00 2/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2013 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

4. Mengatur Positive End Expiratory Pressure (PEEP).


a. Menentukan PEEP sesuai kondisi pasien.
b. Pada paru-paru normal menggunakan PEEP 0-5 mmHg
c. Monitoring tensi, nadi, SpO2, peak pressure, auto PEEP.

5. Pasien dengan pola CPAP (Contineus Positive Airway


Presure)
Mengatur ventilator dengan pola CPAP pada pasien yang
bernafas spontan.

Setiap perubahan mode ventilator maka dibutuhkan pemeriksaan


BGA (Blood Gas Analysis) sebagai monitoring hasil penggunaan
ventilator. Pemeriksaan ini dilakukan satu jam setelah mode
ventilator berubah.

UNIT TERKAIT IPI, PICU/NICU

PEMASANGAN DUALUMEN

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
No. Dokumen Revisi Hal
PT. ICU. 002 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2013 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Memasukkan catheter dualumen ke dalam vena besar melalui


PENGERTIAN incisi kecil.

1. Untuk antlet dan inlet pada tindakan HD.


2. Pada keadaan emergency dapat digunakan sebagai tempat
TUJUAN
memasukkan cairan infus atau obat-obatan.

KEBIJAKAN Dokter Anestesi

PETUGAS Dokter

Persiapan alat :
1. Dualumen.
2. Set ganti verban.
3. Syringe 5 cc + 10 cc.
4. Lidocain (obat anesthesi local).
5. Sarung tangan steril.
6. Doek bolong.
PERALATAN 7. Bethadine, suction, alkohol 70 %.
8. Kasa steril secukupnya.
9. Heparin leo.
10. NaCl 0,9 % 100 cc.
11. Under pad + nierbeken.
12. Kemicitine zalf.
13. Mersilk 2/0.

PEMASANGAN DUALUMEN

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
No. Dokumen Revisi Hal
PT. ICU. 003 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum tindakan


2. Menghubungi keluarga untuk membuat informed concent
setelah dijelaskan oleh dokter serta perkiraan biaya.
3 Memberitahu pasien tindakan prosedur yang akan
dilakukan.
4. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
5. Mengatur posisi pasien.
6. Mendampingi dokter selama tindakan pemasangan
dualumen.
7. Merawat dualumen.
8. Merapihkan pasien dan alat-alat.
9. Cuci tangan sebelum dan setelah bekerja.
10. Mencatat pada instruksi harian UPI + file pasien.

UNIT TERKAIT IPI, IBS

PEMASANGAN ETT

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
No. Dokumen Revisi Hal
PT. ICU.004 00 1/3
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Adalah memasang ETT melalui saluran pernafasan pada pasien


PENGERTIAN yang gagal nafas.

 Agar kebutuhan O2 pasien terpenuhi secara adekuat.


TUJUAN  Memudahkan dalam menghisap slem.

Pemasangan ETT dilakukan oleh :


 Dokter Spesialis Anesthesi.
 Residen Anestesi
 Perawat Anestesi yang memiliki pengalaman dan ketrampilan
dalam melakukan intubasi.

Indikasi Intubasi
1. Klinis :
a. Penderita dengan resiko tinggi :
- Penderita tidak sadar.
- Penderita dengan trauma ganda dan shock.
- Penderita penyakit paru menahun yang mendapat
KEBIJAKAN infeksi jalan nafas mendadak.
- Penderita bedah mayor.
- Penderita post tenggelam (aspirasi).
- Memisahkan jalan nafas & saluran pencernaan supaya
tidak aspirasi.
b. Apnoe
c. Volume tidal kurang dari 3,5 ml/ kg BB.
d. Respiration rate lebih dari 35 x/ menit.
2. Laboratorium :
a. PaO2 kurang dari 50 mmHg dengan O2 21 %.
b. PaO2 tetap kurang dari 50 mmHg dengan O2 40 %. PCO2
lebih dari 45 mmHg.
PH kurang dari 7,25.
Dokter
PETUGAS

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
1. Persiapan alat :
a. Jackson Reese/Ambu bag.
b. O2.
c. Magil forcep.
d. Mandrain.
e. ETT (disiapkan 3 buah ukuran) misal 7, 7.5, 8.
f. Xylocain jelly, spray.
g. Syringe 10 w.
PERALATAN h. Mayotube (disiapkan 3 buah ukuran, warna merah, hijau,
kuning).
i. Handshcoon steril.
j. Suction set.
k. Suction catheter.
l. Laringscop + blade.
m.Syringe 10 cc.

PROSEDUR 1. Cara kerja :


a. ETT di cek balonnya untuk mencegah kebocoran,
kemudian dioles xylocain jelly.
b. Ukur ETT sesuai dengan jari kelingking kanan pasien.
c. Bebaskan jalan nafas, lihat adanya sumbatan, apakah
perlu di suction/ tidak.
d. Masukkan mayotube ke dalam mulut, posisi kepala sudah
ekstensi.
e. Berikan hyperventilasi dengan O2 12lt/ mnt – 15lt/ mnt
(100%).
f. Posisi kepala saat akan di intubasi di ganjal bantal (posisi
snipping), mayotube dikeluarkan.
g. Masukkan laringoscop, lidah kanan, bawah lidah & angkat
ke kiri, ke atas. Kemudian masukkan ETT sampai berada
di tengah carina – pita suara.
h. Cek ETT, dengan cara auskuitasi, lambung dulu kemudian
paru kanan & paru kiri.
i. Isi cuff balon sampai tidak ada suara bocor di mulut.
j. Plester ETT dengan baik dan kuat dengan plester warna
merah (fixasi ETT di sudut bibir).
k. Kemudian pasang kembali mayotube untuk mencegah
ETT di gigit oleh pasien kalau perlu suction bila ada slem.
l. Angkat kembali bantal dan bereskan alat-alat.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
PEMASANGAN DUALUMEN

RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.004 00 2/3

Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 01-08-2011

1. Tentukan ada dan tidak adanya denyutan nadi di arteri carotis


setelah ventilasi buatan :
1.1. Bila denyut nadi ada lanjutkan ventilasi buatan dengan
frekuensi :
1.1.1. Dewasa : 12 – 20 x/menit
1.1.2. Anak-anak : 20 – 30 x/menit
1.2. Bila tidak ada denyut nadi, maka lakukan kombinasi
ventilasi buatan dengan pijat jantung luar :
1.2.1. Satu penolong : 15 pijat jantung : 2 ventilasi
buatan
1.2.2. Dua penolong : 5 pijat jantung : 1 ventilasi buatan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
2. Pasang jalur vena. Beri cairan kristaloid
3. Berikan obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan indikasinya
3.1. Adrenalin
- Indikasi : bila tidak ada denyut nadi
- Dosis dewasa : 0,5 – 1 mg
- Dosis anak-anak : 0,1 mg/kg BB larutan 1 : 10.000
3.2. Bicarbonas Natricus
- Indikasi bila terjadi asidosis metabolic, diberikan
setelah 1-2 menit hilangnya denyut nadi
- Dosis 1 mg/kg BB, dapat diulang tiap menit 0,5 – 1
mg/kgBB
3.3. Garam Kalsium
- Kalsium Klorida 10%
 Indikasi : asystole
 Dosis dewasa 250 – 500 mg/bolus
 Dosis anak-anak 20 – 50 mg/kg BB iv
- Kalsium Glukonat 10 %
 Dosis dewasa 0,1 – 0,2 mh/kg BB iv

RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.004 00 3/3

Tanggal Terbit
01-08-2011
PROSEDUR TETAP

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
3.4. Sulfas atropin
- Indikasi : bradikardi
- Dosis dewasa 0,5 – 1 mg iv
- Dosis anak-anak 0,01 mg/kg BB
Dapat diulang bila perlu sampai 2 mg
3.5. Kortikosteroid
Indikasi : inflamasi dan oedem otak pasien resusitasi
Dosis : 0.2 – 0.5 mg/kg BB
3.6. Dopamin
- Indikasi : memperbaiki tekanan perfusi dan cardiac
output
- Dosis dimulai dari dosis rendah dulu, yaitu :
 Rendah : 1.5 μg/kg BB/menit
 Sedang : 2 – 10 μg/kg BB/menit
 Tinggi : > 10 μg/kg BB/menit Indikasi
3.7. Lidocaine
- Indikasi : mencegah ventrikuler takikardi dan atrial
fibrilasi
- Dosis dewasa 1 mg/kg BB
- Dosis anak-anak 0.5 mg/kg BB
- Berikan loading dose 1 mg/kg BB bolus iv
- Dilanjutkan segera dengan infus drip 4 mg/70 kg/menit
- Tambahkan bolus 0.5 – 1 mg/kg sampai total 200 –
300 mg/70 kg.
4. Lakukan pemeriksaan EKG
5. Bila terjadi fibrilasi ventrikel, lakukan DC Syok sesuai prosedur
6. Lakukan pengelolaan intensif post resusitasi

UNIT TERKAIT ICU, IGD, IRNA, IBS

INTUBASI ENDOTRACHEAL

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.005 00 1/3
Ditetapkan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang
PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara pemasangan alat Bantu nafas ETT di


PENGERTIAN Ruang ICU

Membuka jalan nafas, menjaga patensi jalan nafas


TUJUAN
Dilakukan pada pasien gagal nafas
KEBIJAKAN
Dokter, perawat terlatih
PETUGAS
1. Set Intubasi (Laringoscop)
2. ETT dengan ukuran : wanita 7-8 mm, laki-laki : 8-8,5 mm
3. Mandrin
4. Alat suction
PERALATAN
5. Stetoscope
6. Ambubag
7. Spuit 10 cc

PROSEDUR 1. Pastikan bahwa ventilasi yang adekuat dan oksigenasi tetap


berjalan dan perlatan penghisap berada di tempat yang dekat
sebagai kesiagaan bila penderita muntah.
2. Periksa kondisi laryngoskop, sambungkan daun laryngoskop
pada pemegangnya dan periksa terangnya lampu.
3. Pilih ukuran ET yang sesuai. Untuk wanita ukuran ET biasanya
7-8 mm, sedangkan untuk pria ukuran ET 8-8.5 mm. Namun
demikian untuk keperluan emergency ukuran ET yang cukup
baik untuk wanita dan pria adalah 7.5 mm. Secara praktis
dapat digunakan ukuran jari kelingking pasien. Kembangkan
balon pipa endotrakheal untuk memastikan bahwa balon tidak
bocor, kemudian kempiskan balon.

INTUBASI ENDOTRACHEAL

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.005 00 2/3

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit
01-08-2011
PROSEDUR TETAP

4. Berikan lubrikan larut air pada ET. Namun bila prosedur ini
dapat menunda waktu intubasi, maka pemberian lubrikan dapat
diabaikan.
5. Atur posisi kepala pasien dengan tepat. Tiga axis yaitu mulut,
pharynx dan trachea harus diluruskan untuk mencapai
visualisasi larynx secara langsung. Untuk menyempurnakan
posisi kepala diekstensikan dan leher difleksikan (sniffing
position). Kepala tidak boleh digantung diujung meja / tempat
tidur karena pada posisi tersebut intubasi tidak mungkin
dilakukan. Pada banyak kasus, pemberian beberapa lembar
selimut/bantal dibawah occiput pasien dapat membantu
mengangkat kepala dan memberikan fleksi leher yang lebih
tepat. Ekstensi kepala diatur sesuai pandangan penolong.
6. Mulut dibuka dengan ibu jari tangan kanan. Laringoskop
dipegang dengan tangan kiri dan blade dimasukkan ke dalam
mulut pada sisi sebelah kanan. Kemudian blade digerakkan ke
arah midline untuk mencapai dasar lidah. Secara simultan bibir
bawah dijauhkan dari blade menggunakan jari telunjuk tangan
kanan. Bila menggunakan blade lengkung, maka ujung blade
mencapai vallecula (ruang antara dasar lidah dengan epiglottis
pharynx). Sedangkan bila menggunakan blade lurus maka
ujung blade dimasukkan ke bawah epiglottis. Pembukaan
glottis diperlihatkan dengan tarikan desakan keatas pada
handle. Gigi atas tidak boleh dibunakan sebagai titik tumpu.
Bulat sudut 30-450 antara blade dan garis horizontal. Hal ini
akan menimbulkan posisi sniffing dan mempermudah
visualisasi pita suara.

INTUBASI ENDOTRACHEAL

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.005 00 3/3

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit
01-08-2011
PROSEDUR TETAP

7. Dengan hati-hati masukkan pipa endotracheal ke dalam


trachea tanpa menekan gigi atau jaringan-jaringan di mulut.
8. Kembangkan balon dengan udara secukupnya agar tidak
bocor (± 10-20 ml udara). Jangan mengambangkan balon
secara berlebihan.
9. Periksa penempatan pipa endotracheal dengan cara
memberikan ventilasi dengan bag valve tube.
10. Secara visual perhatikan pengembangan dada dengan
ventilasi.
11. Auskultasi dada dan abdomen dengan stetoskop untuk
memastikan letak pipa.
12. Usahakan intubasi endotracheal tube tidak boleh lebih dari 30
detik. Bila gagal dalam 30 detik, hentikan intubasi, ventilasi
penderita dengan bag valve mask selama beberapa saat,
kemudian coba lagi.

UNIT TERKAIT ICU, IGD, IRNA, IBS

MOBILISASI PASIEN JANTUNG (AMI)

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.006 00 1/1

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur tahap-tahap yang harus dilalui oleh pasien


PENGERTIAN dengan gangguan jantung di Ruang ICU

Meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas secara bertahap.


TUJUAN
Semua pasien dengan gangguan jantung.
KEBIJAKAN
Dokter, perawat.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Kaji keluhan pasien, pastikan pasien tidak ada keluhan nyeri
selama 24 jam terakhir.
2. Kolaborasi dengan dokter tentang kondisi pasien dan kelayakan
untuk memulai mobilisasi bertahap.
3. jelaskan kepada pasien rencana mobilisasi bertahap dan tahap-
tahap yang akan dilalui yaitu :
1) Duduk pasif
2) Duduk aktif
3) Ongkang-ongkang kaki di tempat
4) Berdiri di sisi tempat tidur
5) Berjalan di sisi mengelilingi TT sambil berpegangan
6) Berjalan 100 meter dan kembali ke TT
7) Berjalan 200 meter dan kembali ke TT
8) Berjalan naik turun tangga.
4. Mulailah dari tahap (1) yaitu duduk pasif dengan memberi posisi
TT fowler.
5. Apabila tahap (1) tidak ada keluhan dilanjutkan ke tahap-tahap
selanjutnya dengan tetap mengobservasi status kardiovaskuler
seperti TD, nadi, saturasi O2, gambaran EKG.
6. Apabila ada keluhan seperti sesak nafas, berdebar-debar,
nyeri, hentikan latihan mobilisasi dan lanjutkan lagi setelah
kondisi membaik sesuai dengan program dokter.

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA,

ANALISA GAS DARAH (AGD)

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.007 00 1/2

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara pengambilan darah arteri untuk


PENGERTIAN mengetahui keseimbangan asam basa di Ruang ICU

Mengetahui adanya asidosis respiratorik, asidosis metabolic,


TUJUAN alkaloris respiratorik dan alkalosis respiratorik.

Semua pasien dengan gagal nafas


KEBIJAKAN
Perawat, dokter, petugas laboratorium.
PETUGAS
1. Spuit 3 cc
2. Heparin 1000
3. penutup udara dari karet
4. Kapas alcohol
5. Label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi :
PERALATAN - Nama
- Jenis kelamin
- Tanggal, waktu
- Menggunakan O2 berapa liter dengan cara apa
- Suhu badan pasien

ANALISA GAS DARAH (AGD)

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.007 00 2/2

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit
01-08-2011
PROSEDUR TETAP

PROSEDUR 1. Mencuci tangan


2. Pilih arteri yang akan diambil
3. Bila menggunakan arteri radialis, lakukan Allen’s test yaitu
dengan bendung arteri radialis dan ulnalis, tangan akan putih
dan pucat. Lepaskan aliran arteri ulnalis, Allen’s test positif
bila tangan kembali menjadi merah muda.
4. Pergelangan tangan hiperekstensi dan dirotasikan keluar.
5. Basahi spuit dengan 1 ml heparin, kelebihan dibuang melalui
jarum dengan perlahan sehingga seluruh jarum penuh
dengan heparin dan tidak ada gelembung udara.
6. Arteri dilokalisasi dengan palpasi jari telunjuk atau jari tengah
untuk mencari denyut nadi.
7. Masukkan jarum pelan-pelan. Tanda bahwa darah telah
masuk ke arteri adalah adanya pemompaan darah ke dalam
spuit secara spontan.
8. Ambil darah kurang lebih 2 ml. Jarum ditarik dari daerah yang
dipungsi ditekan selama 5 menit (10 menit pada pasien yang
mendapat anti koagulan).
9. Keluarkan gelembung udara yang ada pada spuit, tutup ujung
jarum dengan karet, putar spuit diantara telapak tangan untuk
mencampurkan heparin.
10. Beri label dan segera bawa ke laboratorium.

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA,

PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN MENGGUNAKAN


NRM DAN RM

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.008 00 1/1

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara penggunaan alat oksigenasi berupa


PENGERTIAN mask yaitu RM dan NRM di Ruang ICU

Memasukkan zat asam arang ke dalam paru-paru untuk


TUJUAN meningkatkan PO2 dan PCO2

Semua pasien dengan Asidosis Respiratorik dan Alkalosis


KEBIJAKAN Respiratorik

Perawat, dokter
PETUGAS
1. NRM
2. RM
3. Hasil AGD
PERALATAN
4. Tabung O2 dengan manometer
5. Bed side monitor dengan oxymetri

PROSEDUR 1. Mencuci tangan


2. Kontrol flow meter dann humidifier
3. Cekl AGD
4. Bila hasil AGD asidosis respiratorik berikan oksigen dengan
Non Rebreathing Mask dengan aliran 6-8 liter/menit
5. Bila hasil AGD alkalosis respiratorik berikan oksigen dengan
Rebreatihng Mask dengan aliran 6-8 liter/menit.
6. Monitor hasil pemeriksaan AGD
7. Monitor saturasi oksigen jaringan dengan oxymetri
8. Lakukan suction bila hipersekresi
9. Apabila kesadaran menurun dan saturasi dibawah 90% siapkan
untuk tindakan intubasi.

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA,

ALKALOSIS METABOLIK

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.009 00 1/1

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara penanganan peningkatan HCO 3 di


PENGERTIAN Ruang ICU

Mengembalikan pertukaran gas pasien dalam kondisi PH : 7.35 –


TUJUAN 7.45, PCO2 : 35-45, PO2 : 80-100 mmHg

Sering terjadi pada : kehilangan cairan lambung/asam, dimetik,


KEBIJAKAN hipokalium, hiperkalsemia.

Dokter, perawat, petugas laborat.


PETUGAS
1. NRM
2. Obat-obatan
PERALATAN - Diamox (Azetazolamide)/KCl
- NH4Cl (Amonium Chlorida)

PROSEDUR 1. Kaji status pernapasan meliputi : irama, frekuensi, kedalaman,


suara, oksigenasi
2. Apabila frekuensi pernapasan hipoventilasi (< 12 x/menit)
berikan oksigenasi dengan NRM (Non rebreathing Mask) aliran
6-8 ltr/menit
3. Kaji tingkat kesadaran, GCS, pupil
4. Kolaborasi cek AGD
5. Apabila hasil AGD dengan HCO3 meningkat, lakukan
kolaborasi obat untuk pengeluaran HCO3 seperti Diamox atau
NH4Cl
6. Monitor hasil AGD.

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA,

ALKALOSIS RESPIRATORIK

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.010 00 1/1

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara penanganan penurunan PCO 2 yang


PENGERTIAN berhubungan dengan kondisi hiperventilasi di Ruang ICU

Mengembalikan pertukaran gas pasien dalam kondisi PH 7.35-


TUJUAN 7.45, PCO2 : 35-45 mmHg, PO2 : 80-100 mmHg

Dapat terjadi pada kasus : Hipoksia, gagal jantung kongestif,


cidera otak, asma, anemia berat, hiperventilasi dengan ventilator
KEBIJAKAN
mekanis.

Dokter, perawat, petugas laborat


PETUGAS
1. RM (Rebicating Mask)
2. Obat sedasi
PERALATAN
3. Ventilator

PROSEDUR 1. Kaji system pernapasan meliputi : irama, frekuensi, kedalaman,


oksigenasi.
2. Kaji tingkat kesadaran, GCS, pupil
3. Cek hasil AGD
4. Apabila hasil AGD alkalosis respiratorik dengan pasien
hiperventilasi berikan oksigen dengan RM (Rebreathing Mask)
aliran 6-8 liter/menit.
5. Lakukan kolaborasi medis untuk menghentikan/mengurangi
hiperventilasi dengan pemberian sedasi baik pada pasien
dengan atau tanpa ventilator (dilakukan knock down)
6. Monitor hasil AGD.

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA,

ASIDOSIS RESPIRATORIK

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.011 00 1/1

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara penanganan peningkatan PCO 2 dalam


PENGERTIAN plasma akibat hipoventilasi di Ruang ICU

Mengembalikan pertukaran gas pasien dalam keadaan PH 7.35-


TUJUAN 7.45, PCO2 : 35-45 mmHg, PO2 : 80-100 mmHg

Dapat terjadi pada penyakit paru kronis (emphysema kronis,


KEBIJAKAN bronchitis, atelektasis, obesitas)

Perawat, dokter, petugas laborat


PETUGAS
1. NRM
2. Alat intubasi : laringoskop, ETT
3. Stetoscop
PERALATAN
4. Ventilator
5. Ambubag

PROSEDUR 1. Beri posisi tidur supinasi dengan ektensi kepala


2. Berikan oksigen dengan Non Rebreting Mask dengan aliran 6-
8 liter/menit.
3. Monitor status pernapasan : suara napas, frekuensi napas,
ekspansi dada
4. Bila kondisi memburuk berikan oksigenasi melalui ambubag
(bagging) sampai saturasi perifer membaik > 90%.
5. Lakukan intubasi
6. Lakukan bagging sampai saturasi > 90%
7. Setting ventilator dan sambungkan dengan ETT.
8. Monitor hasil AGD

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA,

ASIDOSIS METABOLIK

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.012 00 1/1

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara penanganan penurunan HCO 3 yang


PENGERTIAN berpengaruh pada system pernapasan di Ruang ICU

Mengembalikan pertukaran gas pasien dalam keadaan PH 7.35-


TUJUAN 7.45, PCO2 : 35-45 mmHg, PO2 : 80-100 mmHg

Semua kasus DM tak terkontrol, anoksia jaringan diam dan


KEBIJAKAN gangguan fungsi ginjal.

Dokter, perawat, petugas laborat


PETUGAS
1. Natrium Bicarbonat (Bicnat)/Meylon
PERALATAN
2. RM (Rebreating Mask)
PROSEDUR 1. Kaji tingkat kesadaran, GCS, pupil.
2. Pastikan IV line minimal 2 jalur
3. Apabila kesadaran menurun, beri posisi tidur supine dengan
ekstensi kepala
4. Cek hasil GDS, AGD
5. Apabila hasil AGD Asidosis metabolic dengan pasien
hiperventilasi berikan oksigen dengan RM (rebreathing Mask)
dengan aliran 6-8 liter/menit
6. Lakukan koreksi dengan Meylon/Bicnat dengan rumus :
Kekurangan HCO3 x 0,3 x BB (kg)
Atau
BE (mE2) x 0,3 x BB(kg)

BE x BB
3
7. Berikan Bicnat/Meylon secara bolus intravena sesuai program
dokter
8. Monitor hasil AGD

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA,

INDIKASI MASUK KELUAR ICU / ICCU

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.013 00 1/2

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur mobilisasi pasien yang bisa masuk


PENGERTIAN ICU/ICCU dan yang sudah bisa keluar ICU/ICCU di Ruang ICU

Sebagai acuan dalam memasukkan / mengeluarkan pasien ICU


TUJUAN
Prioritas pasien masuk ICU/ICCU adalah pasien yang
KEBIJAKAN memerlukan terapi dan perawatan intensif.

Dokter spesialis, Ka. Inatalasi ICU


PETUGAS
PROSEDUR 1. Indikasi masuk ICU/ICCU :
a. Pasien kritis, tidak stabil, penyakit masih reversible
memerlukan terapi intensive (misal : bantuan ventilator, obat
inotropik, obat-obat vasoaktif terus menerus, contoh : gagal
nafas, pasca bedah jantung terbuka, syock septic)
b. Pasien yang memerlukan pemantauan intensive, invasive
atau non invasive, sehingga komplikasi berat dapat
dihindarkan dan dikurangi, contoh : pasca bedah besar dan
luas, pasien dengan penyakit jantung, ginjal.
c. Pasien yang memerlukan terapi intensive untuk mengatasi
komplikasi-komplikasi akut sekalipun manfaat di ICU sedikit,
contoh : pasien dengan tumor ganas metastasis dengan
komplikasi infeksi, tamponade jantung, dll.

2. Tidak indikasi masuk ICU/ICCU


a. Pasien Mati Batang Otak (Brain Death) dipastikan
secara klinis, kecuali keberadaannya diperlukan sebagai
donor organ.
b. Pasien dan keluarganya menolak terapi bantuan hidup
c. Pasien secara medis tidak ada harapan dapat
disembuhkan lagi, contoh : kanker stadium akhir,
kerusakan susunan saraf pusat.

INDIKASI MASUK KELUAR ICU / ICCU

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.013 00 2/2

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit
01-08-2011
PROSEDUR TETAP

3. Indikasi keluar ICU/ICCU


a. Pasien tidak lagi memerlukan terapi intensif
b. Hasil pemantauan intensif tidak memerlukan tindakan
atau terapi yang lama
c. Terapi intensif tidak memberi manfaat dan dan tidak
perlu diteruskan pada :
1) Usia lanjut dengan gagal 3 organ lebih
2) Pasien mati batang otak atau koma vegetative
state
4. Pasien dengan bermacam-macam diagnosis, contoh : PPOM,
jantung terminal, CA meluas.

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA, IGD

MOBILISASI PASIEN KELUAR/MASUK ICU/ICCU


No. Dokumen Revisi Hal
PT. ICU.014 00 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur mobilisasi pasien dari Ranap, IGD, OK, poli
PENGERTIAN ke ICU/ICCU dan dari ICU ke OK, Ranap di Ruang ICU

Meningkatkan kelancaran mobilisasi pasien


TUJUAN
1. Mobilisasi pasien dari ICU ke Ranap dilakukan oleh Ranap
2. Mobilisasi pasien dari Ranap ke ICU dilakukan oleh Ranap
3. Mobilisasi pasien dari ICU ke OK dan sebaliknya dilakukan oleh
KEBIJAKAN
perawat ICU
4. Mobilisasi pasien ke RS lain dilakukan oleh perawat ICU

1. Rekam medis
2. Hasil pemeriksaan penunjang
PERALATAN 3. Obat-obatan
4. Alat kesehatan

A. Mobilisasi pasien dari Ranap, IGD, OK, Poli ke ICU/ICCU


1. Ada hasil pemeriksaan / konsul spesialis yang
mengindikasikan pasien untuk masuk ICU/ICCU
2. Pasien/keluarga mendapat penjelasan tentang
administrasi/tariff di Ruang ICU/ICCU oleh petugas
pendaftaran
3. Pasien/keluarga mendapat penjelasan tentang
perawatan/pengobatan serta peraturan perawatan di
PROSEDUR
Ruang ICU/ICCU RSUD Sleman yang dilakukan oleh
perawat ICU/ICCU
4. Ada pernyataan persetujuan perawatan/pengobatan
( imform concern )di Ruang ICU yang telah ditandatangani
oleh pasien/keluarga dan perawat ICU
5. Pengiriman pasien ke Ruang ICU/ICCU dilakukan oleh
perawat IGD, Ranap, Poli, VK

MOBILISASI PASIEN KELUAR/MASUK ICU/ICCU


No. Dokumen Revisi Hal
PT. ICU.014 00 2/2

Tanggal Terbit

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
PROSEDUR TETAP 01-08-2011

B. Mobilisasi pasien dari Ruang ICU ke Ranap


1. Instruksi dokter spesialis yang merawat pasien bisa pindah
ke Rawat Inap, pulang atau dirujuk
2. Pasien/keluarga mendapat penjelasan rencana rujuk,
pulang atau pindah ruang rawat dan kelas yang akan
ditempati sesuai dengan permintaan pasien/keluarga atau
sesuai dengan kelas menurut Askes/Askeskin
3. Pemesanan tempat dilakukan oleh perawat Ruang
ICU/ICCU
4. Pengambilan pasien di Ruang ICU/ICCU dilakukan oleh
perawat Rawat Inap yang dituju
5. Serah terima pasien dilakukan oleh perawat Ruang ICU
dengan perawat rawat inap yang meliputi :
- Rekam Medik
- Hasil pemeriksaan penunjang
- Program pengobatan / obat
- Alat kesehatan yang terpasang
- Dokter yang merawat
- Kesadaran, GCS
- Program Diet/Diet
- Program mobilisasi pasien
- Perawatan khusus (luka, drain, inhalasi, posisi tubuh)
6. Apabila pasien pulang/APS/rujuk dilakukan serah terima
pasien, obat dan surat-surat yang terkait meliputi :
- Surat kontrol
- Surat kematian
- Surat penyerahan jenazah
- Surat rujukan
- Salinan administrasi Rawat Inap

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA, IGD, IRJ

BRONCHIAL WASHING / TOILET

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.015 00 1/2
Ditetapkan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang
PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur tentang cara pengeluaran cairan / lendir


dari mulut, hidung, trachea yang tidak bisa dikeluarkan secara
PENGERTIAN
spontan di Ruang ICU

1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas


TUJUAN 2. Membersihkan secret pada pasien batuk tidak adekuat

Dilakukan pada :
- Pasien dengan retensi sputum
- Pasien dengan respirator/ETT
KEBIJAKAN
- Pasien dengan Trakheostomi
- Dilakukan oleh 2 orang

Dokter/perawat
PETUGAS
1. Alat suction
2. Oksigen dan perlengkapannya
3. Ambubag dan slang oksigen
4. Kassa steril
PERALATAN 5. Cairal NaCl 0,9 % atau aqua steril
6. Kom berisi air bersih
7. Stetoscope
8. Bengkok, Spuit 3 cc steril

BRONCHIAL WASHING / TOILET

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.015 00 2/2

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
01-08-2011

1. Cuci tangan kemudian memakai sarung tangan


2. Lakukan auskultasi paru-paru
3. Berikan pre oksigenasi 100% (pasien dengan ventilator)
4. Lakukan bagging dengan ambubag sampai saturasi > 90%
pada ETT/Tracheostomi
5. Cairan NaCl 0,9% yang sudah ada dalam spuit ± 1cc
dimasukkan dalam ETT/Tracheostomi secara cepat tidak boleh
lebih dari 10 detik dan segera lakukan penghisapan/suction
6. Lakukan bagging dengan segera untuk menjaga kepatenan
PROSEDUR
oksigenasi jaringan
7. Lakukan auskultasi dada dengan stetoscope
8. Apabila secret masih banyak, Bronchial Washing dapat diulang
sampai secret hilang atau pernapasan membaik
9. Jangan dilakukan pada pasien dengan resiko terjadi
peningkatan TIK (cidera kepala, tumor kepala, stroke) dan
pasien dengan oedema paru
10. Setelah Bronchial Washing selesai, sambungkan lagi ETT
dengan oksigen.
UNIT TERKAIT
ICU

PERAWATAN ETT DAN ORAL HYGIENE

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.016 00 1/2
Ditetapkan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang
PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur tentang cara membersihkan gigi dan mulut


PENGERTIAN dengan pasien memakai alat Bantu napas ETT di Ruang ICU

Menjaga kebersihan gigi dan mulut, mencegah bau mulut


TUJUAN
Dilakukan tiap pagi dan sore secara ahati-hati
KEBIJAKAN
Perawat
PETUGAS
1. Sikat gigi
2. Betadine kumur
3. Kapas
4. Alat suction
5. Gudel/mayo
6. Stetoscope
PERALATAN
7. Kom
8. Gelas
9. Klem/kocher
10. Pasta gigi
11. Handscoon
12. Plester

PERAWATAN ETT DAN ORAL HYGIENE

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.016 00 2/2

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
01-08-2011

1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan


2. pakai handscoon dan siapkan/dekatkan alat suction
3. lepas mayo secara hati-hati
4. Lakukan suction lendir pada ETT dan mulut
5. Apabila menggunakan betadine kumur :
- potongan kapas masukkan dalam gelas dan berikan betadine
kumur.
- gunakan kocher untuk ambil kapas dan peras kemudian
bersihkan. gigi dan mulut secara hati-hati pada bagian kanan,
kiri, atas, bawah dan bagian dalam sampai bersih.
6. Apabila menggunakan pasta gigi :
- Tuangkan pasta gigi pada sikat
PROSEDUR
- Siapkan air/NaCl pada spuit yang telah dihilangkan jarumnya
7. Lakukan gosok gigi secara menyeluruh sambil disemprotkan
air sedikit-sedikit kemudian di suction/ disedot sampai bersih.
- Setelah itu lakukan pemindahan ETT dari sisi kanan ke sisi
kiri atau sebaliknya secara hati-hati
8. Lakukan pengecekan posisi ETT dengan melakukan auskultasi
pada paru kanan dan kiri.
9. Apabila posisi stabil, lakukan fiksasi ETT dengan plester
10. Lakukan pemasangan mayo/gudel
11. Alat-alat dibersihkan
12. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT
ICU

ORAL HYGIENE PASIEN SADAR

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.017 00 1/1
Ditetapkan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang
PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur perawatan gigi dan mulut secara mandiri


PENGERTIAN oleh pasien dibantu perawat di Ruang ICU

1. Menjaga kebersihan gigi dan mulut


TUJUAN 2. Melatih kemandirian

Dilakukan pada semua pasien yang mampu toleransi terhadap


KEBIJAKAN aktifitas

Perawat
PETUGAS
1. Pasta gigi
2. Sikat gigi
PERALATAN 3. Mangkok
4. Gelas berisi air matang
5. Handuk
PROSEDUR 1. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan oral hygiene secara
mandiri
3. Beri posisi pasien semi fowler/fowler sesuai tingkat
kenyamanan pasien
4. Letakkan handuk pada pangkuan pasien atau dibawah wajah/
dada
5. Berikan sikat gigi yang sudah berisi pasta pada pasien
6. Anjurkan psien untuk kumur-kumur dan melakukan sikat gigi
secara benar
7. Anjurkan pasien untuk membuang air kumur-kumur ke
mangkok yang disediakan
8. Bersihkan sisa-sisa kotoran di sekitar mulut dengan handuk
9. Oral hygiene selesai, ambil handuk dan beri posisi pasien
seperti semula atau sesuai kenyamanan pasien
10. Bersihkan alat-alat
UNIT TERKAIT
ICU

MENILAI DERAJAT KESADARAN

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.018 00 1/1

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur tentang karakteristik pasien berdasar


PENGERTIAN derajat kesadaran di Ruang ICU

Mengetahui derajat kesadaran pasien


TUJUAN
Semua pasien dengan penurunan kesadaran
KEBIJAKAN
Dokter, perawat
PETUGAS
1. Senter
PERALATAN 2. Hummer

Derajat kesadaran pasien meliputi :


1. Compos mentis
Pasien dalam keadaan sadar penuh, mampu diajak komunikasi
dan kooperatif terhadap respon verbal/visual
2. Apatis
Pasien terlihat acuh tak acuh, tidak mempunyai perhatian
terhadap keadaan sekitar.
3. Somnolen
Pasien terlihat sering tidur/mengantuk, tetapi mudah
PROSEDUR dibangunkan
4. Soporous
Keadaan seperti tidur lelap, tetapi masih dapat dibangunkan
5. Soporous koma
Keadaan tidak dapat dibangunkan lagi tetapi masih bereaksi
terhadap rangsang nyeri, reflek masih dapat ditimbulkan, belum
ada gerakan motorik spontan.
6. Coma
Tidak bereaksi lagi terhadap nyeri, reflek tendon, reflek koma
pupil, reflek batuk hilang, inkontinensia urine/alvi.
UNIT TERKAIT
ICU

MENILAI GCS

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.019 00 1/2

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara penilaian tingkat kesadaran dengan


PENGERTIAN menggunakan skala GCS di Ruang ICU.

Mengetahui tingkat kesadaran, berat ringan cidera kepala


TUJUAN
Penilaian berdasarkan hasil pemeriksaan respon dari mata, verbal
KEBIJAKAN dan motorik

PETUGAS Dokter, perawat


A. Reaksi membuka mata (Eye)
Skore 4 = Membuka mata spontan
Bila penderita membuka mata sendiri tanpa
rangsangan apapun
Skore 3 = Membuka mata bila ada rangsangan suara
Bila penderita dipanggil nama/suara lain langsung
membuka mata
Skore 2 = Membuka mata bila dirangsang nyeri
Bila dilakukan rangsang nyeri tanpa tepukan, cubitan
atau yang lain
Skore 1 = Tidak membuka mata walau dirangsang apapun
PROSEDUR
B. Reaksi berbicara (Verbal)
Skore 5 : Komunikasi verbal baik bila diberi pertanyaan,
jawaban yang diberikan tepat.
Skore 4 : Bingung, diorientasi waktu, tempat, orang. Bila
ditanya tidak menjawab dengan tepat
Skore 3 : Dengan rangsang, hanya ada kata-kata tak teratur
Skore 2 : Dengan rangsang hanya keluar suara tidak jelas/tak
berbentuk kata
Skore 1 : Dengan rangsang apapun tidak ada suara

MENILAI GCS

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.019 00 2/2

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 01-08-2011

C. Reaksi Gerakan Ekstremitas (Motorik)


Skore 6 : Mengikuti sesuai perintah
Skore 5 : Mengetahui lokasi rangsang nyeri dan berusaha
menolak/menghindar
Skore 4 : Hanya menarik bagian tubuhnya bila dirangsang nyeri
Skore 3 : Gerakan fleksi abnormal apabila dirangsang nyeri
Skore 2 : Gerakan ekstensi abnormal apabila dirangsang nyeri
Skore 1 : Tidak ada gerakan dengan rangsangan apapun

1. Lakukan penilaian sesuai dengan skala GCS yang meliputi Eye,


Verbal, Movement
2. Tuliskan skore GCS masing-masing dengan menulis angka
disamping item yang dinilai, contoh : E4M6V5
3. Jumlahkan skore ketiga item yang dinilai
4. Apabila ingin menilai berat ringannya cidera kepala sesuai
dengan ketentuan :
Apabila GCS 14-15 = Cidera Kepala Ringan
Apabila GCS 9-13 = Cidera Kepala Sedang
Apabila GCS 3 - 8 = Cidera Kepala Berat
UNIT TERKAIT
ICU

SYRINGE PUMP

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.020 00 1/2

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara pemberian obat parenteral dengan


PENGERTIAN menggunakan alat di Ruang ICU

Meningkatkan ketepatan dosis pemberian obat dalam setiap


TUJUAN jamnya.

Semua pasien dengan support obat Inotropik, antiaritmia,


KEBIJAKAN memerlukan koreksi segera

Perawat, dokter
PETUGAS
1. Syringe pump
2. Spuit 50 cc
3. Set konektor syringe pump
PERALATAN 4. Obat-obatan
5. Jarum tranfusi
6. Pengencer (NaCl, D5%)

SYRINGE PUMP

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.020 00 2/2

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 01-08-2011

PROSEDUR 1. Sambungkan syringe pump dengan aliran listrik


2. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan dengan menyedot
dalam spuit 50 cc (berisi obat + pengencer) dengan jarum
besar (tranfusi)
3. Sambungkan spuit 50 cc yang telah berisi obat dengan selang
konektor dan alirkan sampai cairan menetes dari ujung selang
4. Sambungkan selang konektor dengan Tree Way yang telah
terpasang pada pasien secara benar
5. Pasang spuit 50 cc pada syringe pump
6. Tekan “Power” sampai muncul angka 0 pada monitor
7. Putar tombol samping untuk memberikan jumlah cairan/obat
yang akan diberikan tiap jam (cc/jam)
8. Tekan “Purge” untuk memastikan fungsi alat baik dan
mencegah udara masuk.
9. Tekan “Start”
10. Bila akan mengganti cairan, tekan “Stop”, spuit 50 cc
dipisahkan dari konektor (konektor ditutup supaya udara tak
masuk)
11. Sedot cairan/obat yang diinginkan kemudian sambungkan lagi
dengan konektor langsung tekan “Start”

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA

INFUS PUMP

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.021 00 1/2

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara pemberian cairan/obat parenteral/darah


PENGERTIAN dengan alat di Ruang ICU

Meningkatkan ketepatan jumlah cairan/obat/darah yang diberikan


TUJUAN sesuai waktu yang ditentukan

Semua pasien dengan observasi ketat terhadap intake dan output


KEBIJAKAN
Perawat, dokter
PETUGAS
1. Infus pump
2. Cairan infus
PERALATAN 3. Obat-obatan
4. Darah

INFUS PUMP

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.021 00 2/2

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 01-08-2011

1. Sambungkan infus pump dengan listrik


2. Gantungkan alat infus pump pada standart infus, yang sudah
ada set infus + cairan/obat/darah yang akan diberikan
3. Masukkan selang infus pada infus pump dan tutup
4. Klem pada infus dibuka/loss klem
5. Pasang sensor tetesan pada area dekat tusukan jarum infus
dengan cairan infus/obat/darah
6. tekan power dan tunggu sampai muncul tanda untuk mengisi
jumlah cc/ml cairan/darah/obat yang akan diberikan dalam setiap
jamnya.
7. Tekan jumlah cairan/obat/darah yang akan diberikan tiap jam
dengan menekan tanda “^” naik bila terlalu banyak dapat
PROSEDUR
menekan tanda “v” untuk menurunkan.
8. Kemudian tekan “Start”
9. Untuk mengganti jumlah cairan yang akan dimasukkan baik
meningkatkan/mengurangi tekan stop, kemudian atur naik “^”
kemudian tekan “Start”
10. Apabila cairan/darah/obat habis dan akan diganti dengan
cairan/darah/obat selanjutnya : tekan “Stop”, buka tutup infus
pump, sensor tetesan kemudian ganti dengan darah/cairan/obat
yang akan diberikan.
11. Pasang sensor, tutup infus pump, buka klem dan tekan jumlah
cairan yang akan diberikan/jam kemudian tekan “Start”

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA

PERAWATAN TRAKEOSTOMI TUBE

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.022 00 1/1

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara melakukan perawatan trakeostomi


PENGERTIAN tube di Ruang ICU

1. Meminimalkan kontaminasi kuman penyebab infeksi


TUJUAN 2. Membersihkan secret/lender

KEBIJAKAN Semua pasien yang terpasang Trakeostomi Tube


PETUGAS Perawat
1. NaCl 0,9%/Larutan H2O2/Air Steril
2. Alat suction
3. Kassa steril
4. Cotton Swabs
PERALATAN 5. Salf Antibiotika
6. Pita kanul
7. Spuit 10 cc
8. Handscoon
9. Set steril
1. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
PROSEDUR 2. pakai handscoon dan lakukan suction dengan teknik steril
3. Angkat kassa yang lama
4. Bersihkan stoma dengan menggunakan cotton swabs yang
dibasahi air steril/NaCl 0,9% dan larutan H 2O2 kemudian
kosongkan
5. Beri zalf antibiotika pada sekeliling kanul
6. Tutup dengan kassa steril diantara stoma dengan sayap kanul
7. Ganti pita kanul, pegang kanul pada waktu mengganti pita
kanul
8. Letakkan simpul pita kanul dibelakang leher
9. Keluarkan udara dan cuff trakeotomi, biarkan beberapa menit
10. Isi kembali dengan udara secukupnya dan ukur tekanannya
11. Pasang kasa yang dibasahi air steril pada lubang kanul
UNIT TERKAIT
ICU, IRNA

PERAWATAN SELANG DADA/WSD

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.023 00 1/1

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara melakukan perawatan pasien yang


PENGERTIAN
terpasang selang dada di Ruang ICU
1. Mencegah infeksi
TUJUAN
2. Deteksi kebocoran / kerusakan
KEBIJAKAN Semua pasien yang terpasang WSD
PETUGAS Perawat, dokter
1. Set ganti balut bersih, Klem, NaCl 0,9 %, Sufratull
PERALATAN 2. Hipavix, Gunting plester
3. Botol WSD, Perlak + alas
PROSEDUR 1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien semi fowler dengan posisi kepala mengarah
berlawanan dengan letak selang dada
3. Letakkan alas perlak dan alasnya dibawah punggung pasien
sesuai dengan letak selang dada )kiri/kanan)
4. Periksa balutan luka pada insersi elang dada terhadap adanya
semberan cairan, bunyi berdesis
5. Periksa alat WSD, yakinkan alat tersebut berfungsi dengan baik.
Segera klem selang dada jika alat tidak berfungsi dengan baik
(rusak/pecah/cairan dalam botol tumpah)
6. Periksa selang dada terhadap kecocoran terutama pada daerah
konektor dan kemungkinan selang tertekuk/terpelintir, cek
produksi drainase (warna/jumlah)
7. Lakukan klem selang dada selama tindakan perawatan
8. Lepas balutan luka pada insersi selang dada, cek ulang adanya
suara berdesis, lakukan desinfeksi dengan kassa betadine di
bagian insersi dan selang dada sepanjang 8-10 cm, bersihkan
dengan kassa kering kemudian tutup dengan kasa kering. Hati-
hati terhadap benang jahitan jangan sampai tertarik simpulnya
9. Lakukan fiksasi selang dada dengan baik dan benar
10. Buka klem selang dada dan yakinkan alat WSD berfungsi
kembali
11. Ganti botol WSD dan cairan desinfektan jika diperlukan
12. Rapikan pasien dan atur posisi semi fowler yang nyaman bagi
pasien dan anjurkan untuk berlatih nafas dalam
13. Bereskan alat-alat.
UNIT TERKAIT
ICU, IRNA

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
FISIOTERAPI DADA

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.024 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara melatih / melakukan fisioterapi dada di


PENGERTIAN Ruang ICU

1. Membantu mendorong dan mengeluarkan secret


TUJUAN 2. Pengembangan paru optimal

Semua pasien dengan perubahan pola nafas, nyeri, akumulasi


KEBIJAKAN secret/batuk produktif

Perawat, dokter
PETUGAS
Hand scoon, Bengkok, tissue
Kamper salf
PERALATAN
Olive oil

A. Pernafasan diafragma 2 pursed lip breathing


PROSEDUR 1. Anjurkan pasien meletakkan satu tangan diatas perut,
dibawah tulang iga dan tangan lainnya diletakkan pada
bagian tengah dada.
2. Anjurkan untuk menarik nafas perlahan dan dalam melalui
hidung, sampai perut mengembang maksimal, perut akan
mengembang selama inspirasi dan mengempis selama
ekspirasi
3. Menghembuskan nafas melalui pursed dengan kuat kearah
dalam
4. Rongga dada tidak bergerak, perhatian ditujukan pada
perut
5. Mengulangi kira-kira 1 menit dan istirahat 2 menit, lakukan
selama 10 menit (4 kali sehari)

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
FISIOTERAPI DADA

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.024 00 1/1

Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 01-08-2011

B. Perkusi dan vibrasi


1. Anjurkan pasien untuk melakukan pernafasan diafragma
2. Berikan pasien posisi drainase
3. Lakukan perkusi pada dinding rongga dada selama 1 – 2
menit
1) Kosta paling bawah sampai bahu pada bagian
belakang
2) Kosta paling bawah sampai kosta atas pada bagian
depan
4. Jangan melakukan perkusi diatas tulang belakang, ginjal,
hati, limpa, klavikula dan sternum
5. Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam perlahan,
lakukan fibrasi sambil pasien menghembuskan nafas
perlahan melalui pursed lip, yaitu :
1) Tegangkan otot-otot tangan dan lengan sambil
melakukan tekanan yang cukup dan vibrasikan
tangan dan lengan.
2) Angkat tekanan pada dada ketika pasien menarik
nafas
3) Anjurkan pasien batuk dengan menggunakan otot
abdominal/perut setelah 3-4 kali vibrasi.
6. Beri waktu pasien untuk beristirahat selama beberapa
menit
7. Auskultasi adanya perubahan suara nafas
C.Ulangi perkusi dan vibrasi secara bergantian sesuai kondisi
pasien, biasanya 15-20 menit.

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
MENOLONG BAB

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.025 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara menolong/merawat pasien BAB di TT


PENGERTIAN di Ruang ICU

1. Menjaga kebersihan
TUJUAN 2. Mencegah komplikasi

Dilakukan pada semua pasien dengan intoleransi aktifitas, misal :


KEBIJAKAN gangguan kardiovaskuler

1. Under pad
2. Baskom + air hangat
3. Waslap
PERALATAN 4. Sabun mandi
5. Handuk
6. Pispot

PROSEDUR 1. Kaji kemampuan pasien untuk BAB di TT dengan


menggunakan pasu najis
2. Bila tidak mampu menggunakan pasu najis, anjurkan pasien
untuk BAB di TT pada under pad yang sudah terpasang
3. Bila pasien dengan gangguan jantung, anjurkan untuk tidak
mengejan
4. Setelah BAB, bersihkan pasien dengan sabun mandi dan ganti
under pad dengan yang baru
5. Rapikan pasien, kalau perlu alat tenun yang basah/kotor
diganti
6. Observasi warna, konsistensi, jumlah
7. Catat pada lembar observasi flow sheet dan laporkan apabila
ada kelainan
8. Bersihkan alat-alat

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
PENATALAKSANAAN PASIEN BARU DI ICU

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.026 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

PENGERTIAN Prosedur ini mengatur penanganan pasien baru di Ruang ICU


Memantau kondisi hemodinamik pasien melalui gambaran EKG
TUJUAN
dan tanda-tanda vital
KEBIJAKAN Semua pasien baru yang masuk di Ruang ICU
1. Mesin monitor, Manset dan konektor, Oxymetri
PERALATAN 2. Elektrode + konektor, Oksigen, Baju khusus
3. Syringe pump/infus pump, Flow sheet, Central unit monitor
PROSEDUR 1. Serah terima perawat ICU/ICCU dengan perawat pengirim
pasien
2. Tindakan pasien ke bed ICU/ICCU secara tepat dan benar
3. Beri posisi tidur pasien sesuai dengan kondisi klinik/penyakit
yang diderita
4. Berikan oksigen dengan aliran sesuai program medis
5. Ganti pakaian pasien dengan pakaian khusus pasien di
ICU/ICCU
6. Pasang electrode pada tempat yang sesuai dengan symbol /
tanda pada konektor
7. Hidupkan mesin monitor dengan menekan tombol bagian
kanan atas sampai muncul gambaran EKG
8. Pasang manset untuk mengukur tekanan darah dan lakukan
setting waktu tiap pengukuran
9. Pasang oxymetri pada ujung jari tangan yang tidak dipasang
manset
10. Observasi tetesan /obat yang diberikan kalau perlu
menggunakan infus pump/syringe pump
11. Bila belum terpasang kateter, lakukan pemasangan kateter
untuk memonitor urine output, kecuali pasien mampu
melakukan BAK spontan dan tidak beresiko terhadap penyakit
yang diderita
12. Lakukan observasi pasien tiap jam dan dokumentasikan dalam
lembar flow sheet yang ada di ICU/ICCU
13. Berikan terapi/perawatan sesuai dengan program
14. Masukkan data pasien baru pada Monitor central Unit

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
MENGUKUR TEKANAN DARAH OTOMATIS

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.027 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara pengukuran tekanan darah secara


PENGERTIAN otomatis di Ruang ICU

Prosedur dilakukan dengan cepat dan tepat sesuai dengan


TUJUAN kondisi psien

Semua pasien di Ruang ICU


KEBIJAKAN
PETUGAS Perawat
1. Monitor Bed Side
2. Central Unit Monitor
PERALATAN
3. Manset + Konektor

PROSEDUR 1. Pasang manset pada pasien dan hubungkan konektor pada


mesin monitor bed side
2. Lakukan setting waktu tiap pengukuran tekanan darah dengan
menekan “Alarm” dan arahkan penunjuk pada Blood Pressure
dan tekan pada setting waktu pemompaan sampai penunjuk
berwarna merah dan tentukan waktu, missal tiap 10 menit, 30
menit, kemudian tekan kembali sampai penunjuk berwarna
hijau
3. Tekan “menu” untuk kembali ke monitor awal
4. Apabila pengukuran melalui central unit monitor, tekan tanda
kunci dan akan muncul key monitoring kemudian tekan kolom
“measure NIBP”
5. Catat hasil pengukuran pada lembar flow sheet tiap jam atau
lembar pemantauan istimewa apabila pengukuran dilakukan
secara intensif misal tiap 5 menit, 10 menit, 15 menit, dsb.
6. Gambar grafik tekanan darah dengan menggunakan
spidol/pen warna hitam pada lembar observasi yang tersedia

UNIT TERKAIT
ICU, IRNA

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
VISITE DOKTER DI ICU

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.028 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur tatacara pemeriksaan pasien di ruang ICU


PENGERTIAN
di Ruang ICU
1. Ada kesesuaian pemeriksaan dan anamnesis dengan
TUJUAN kondisi pasien
2. Ketepatan pemberian terapi
Visite dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam sehari oleh dokter
KEBIJAKAN
spesialis
PETUGAS Dokter spesialis
PERALATAN Stetoscope, pen light/senter,
Tong spatel, hamer palu, Doppler

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
1. Perawat melaporkan pada dokter spesialis tentang
keberadaan pasien di ICU
2. Dokter melakukan konfirmasi terhadap pasien yang ada di
ruang ICU
3. Perawat menyerahkan rekam medik pasien pada dokter
4. Dokter mempelajari rekam medik pasien
5. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan anamnesis pada
pasien
PROSEDUR
6. Dokter melakukan allo anamnese dengan keluarga pasien bila
informasi dari pasien kurang lengkap
7. Dokter mencatat hasil anamnese dan pemeriksaan fisik pada
lembar flow sheet pada kolom yang tersedia
8. Dokter mencatat program terapi dan membuat resep obat
yang akan diberikan pada pasien
9. Dokter mencatat rencana pemeriksaan lanjut yang harus
dilakukan missal : laborat, radiology, EKG, konsul antar SMF
10. Perawat menjelaskan kepada keluarga rencana/program
dokter untuk pemeriksaan lanjut, bila keluarga setuju
pemeriksaan lanjutan dilaksanakan
11. Dokter mel;akukan visite setiap hari dan memantau kondisi
pasien serta evaluasi hasil pemeriksaan lanjutan
12. Dokter melakukan perubahan terapi ( terapi baru, penurunan
dosis, penghentian pengobatan) berdasar konsisi pasien dan
hasl pemeriksaan lanjutan dan dicatat pada lembar flow sheet
13. Apabila ada perubahan terapi ( terapi baru, ganti obat), dokter
menuliskan resep baru sesuai dengan perubahan terapi/obat
yang diberikan kepada pasien.
UNIT TERKAIT ICU

PENERIMAAN PASIEN BARU DI ICU

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.029 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur tata cara penerimaan pasien baru di ruang


PENGERTIAN ICU.

Pasien/keluarga mengetahui tentang ruangan ICU, peraturan dan


TUJUAN tata tertib yang berlaku di ruang ICU

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Dilakukan pada semua pasien baru
KEBIJAKAN
Perawat
PETUGAS
Rekam medik pasien, Buku register, Daftar harga, Daftar nama
PERALATAN dokter, Tata tertib ruang ICU, Inform concern

1. Melakukan serah terima dengan perawat pengirim pasien


2. Memberi salam dan ucapan selamat datang dengan ramah
dan sopan
3. Pasien kritis ditangani sesuai dengan pedoman
penatalaksanaan pasien baru
PROSEDUR
4. Memberi penjelasan kepada keluarga tentang daftar harga,
daftar nama dokter, tata tertib ruang ICU
5. Melakukan klarifikasi kemampuan keluarga dalam
memahami penjelasan perawat
6. Apabila keluarga menyatakan jelas dan setuju, selanjutnya
dilakukan penandatanganan persetujuan perawatan atau
inform concern baik oleh perawat ICU yang memberi
penjelasan dan keluarga/penanggung jawab pasien
7. Keluarga diarientasikan terhadap fasilitas yang ada di
ruang ICU seperti kamar mandi, tempat ganti baju, ruang
tunggu, dan fasilitas yang dipakai pasien.

UNIT TERKAIT ICU

MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI ICU


No. Dokumen Revisi Hal
PT. ICU.030 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara memberikan asuhan keperawatan


PENGERTIAN pada pasien kritis di ruang ICU

Asuhan komprehensif dan berdasarkan standar asuhan


TUJUAN keperawatan

KEBIJAKAN Berdasarkan proses keperawatan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
PETUGAS Perawat
Flow sheet, rekam medik, tensimeter, thermometer,
PERALATAN stethoscope, bed side monitor
1. Pasien baru dilakukan pemeriksaan fisik, TD, N, Suhu, RR,
monitor gambaran EKG, saturasi oksigen
PROSEDUR 2. Lakukan wawancara dengan pasien jika memungkinkan atau
dengan keluarga untuk mendapatkan informasi tentang
tentang riwayat kesehatan pasien
3. Catat hasil pemeriksaan fisik dan wawancara pada format
pengkajian asuhan keperawatan yang ada di rekam medik
pasien
4. Lakukan dokumentasi analisa data yang meliputi data
obyektif/subyektif, penyebab dan masalah keperawtan
5. Lakukan prioritas masalah keperawatan
6. Buat perencanaan keperawatan yang meliputi tujuan dan
rencana tindakan
7. Lakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana
keperawatan
8. Lakukan evaluasi keperawatan dengan melakukan
pencatatan pada flow sheet tentang respon pasien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan dengan cara
SOAP pada flow sheet
9. Berikan paraf dan nama jelas, jam, tanggal pada setiap
kegiatan yang dilakukan

UNIT TERKAIT
ICU

KONSULTASI ANTAR SMF DI ICU

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.031 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Konsultasi antar SMF di Ruang ICU


PENGERTIAN
Untuk penanganan pasien lebih lanjut ke dokter spesialis lain
TUJUAN supaya kasus penyakitnya cepat tertangani.

Penyampaian permintaan konsul dari satu SMF ke SMF lain.


KEBIJAKAN

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
1. Perawat
PETUGAS 2. Dokter

1. Rekam Medik
PERALATAN 2. Lembar konsul/Jawaban konsul

1. Setelah melakukan pemeriksan pasien, dokter yang merawat


membuat lembaran konsul ke SMF lain.
PROSEDUR 2. Perawat menghubungi dokter konsulen sesuai lembaran
permintaan konsul dengan membawa reka medik.
3. Pada saat konsu perawat menjelaskan :
a. Identitas pasien.
b. Ruangan.
c. Diagnosa Medis dan dokter yang meminta.
d. Terapi dan pemeriksaan penunjang.
4. Perawat ruangan mempersiapkan visite konsulen.
5. Dokter konsulen melakukan visite.
6. Dokter konsulen menulis jawaban konsul kepada dokter yang
mengirim.

UNIT TERKAIT
ICU

KONSULTASI ANTAR SMF VIA TELEPON DI ICU

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.032 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara konsultasi di Ruang ICU antara SMF


PENGERTIAN
melalui telepon (dokter konsultan tidak datang)
Untuk penanganan pasien lebih lanjut ke dokter spesialis lain
TUJUAN
supaya kasusnya cepat tertangani
Konsultasi dari perawat/dokter kepada dokter spesialis yang
KEBIJAKAN merawat bilamana ada kasus emergensi atau pada waktu
diperlukan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
1. Perawat.
PETUGAS 2. Dokter jaga bangsal
3. Operator telepon
1. Rekam Medis.
PERALATAN
2. Telepon.
1. Perawat melapor kepada dokter jaga bangsal bila ada
keadaan emergensi atau bila pada waktu diperlukan pasien
PROSEDUR tentang keadaan umum pasien.
2. Dokter jaga bangsal konsul ke dokter spesialis yang merawat
tentang keluhan pasien, data penunjang, dan keadaan umum
pasien via telepon yang disambungkan lewat operator
telepon .
3. Bila tidak ada dokter jaga bangsal perawat bisa langsung
telepon dokter yang merawat tentang keluhan pasien, data
penunjang, dan keadaan umum pasien via telepon yang
disambungkan lewat operator telepon .
4. Dokter konsulen memberikan program terapi medis via
telepon.
5. Dokter jaga/perawat mendokumentasikan pencatatan
program terapi medis hasil konsul ke dalam rekam medis
pasien.
6. Dokter/perawat memberikan program terapi hasil konsul
kepada pasien.
UNIT TERKAIT
ICU

MERAWAT LUKA DENGAN


MEMAKAI DRAIN

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.033 00 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara merawat luka dengan memakai drain


PENGERTIAN di Ruang ICU

1. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka.


2. Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman dari
TUJUAN luka ke daerah sekitar.
3. Mencegah terjadinya infeksi silang.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Dilakukan pada pasien luka dengan memakai drain.
KEBIJAKAN
Perawat
PETUGAS
A. Seperangkat peralatan steril dalam tempatnya (misalnya duk
steril) yang terdiri dari:
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurgic
3. Pinset arteri
4. Gunting lurus
5. Kapas lidi
6. Kasa penekan(deppers)
7. Mangkok kecil
B. Peralatan tidak steril yang terdiri dari:
PERALATAN 1. Gunting pembalut
2. Plester/Hipavix
3. Alkohol 70%
4. NaCl 0,9 %
5. Bengkok
6. Kain pembalut atau verband secukupnya.
7. Obat-obat desinfektan pada tempatnya (misalnya bethadin
solution, Lysol)
8. Sufratule
9. Kantung balutan kotor.
10. Sarung tangan.

MERAWAT LUKA DENGAN


MEMAKAI DRAIN

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.033 00 2/2

Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 01-08-2011

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
PROSEDUR dilakukan dan posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
2. Melepas pembalut dengan membasahi plester dengan
alkhohol 70% dengan menggunakan pinset dan membuang
dalam kantong balutan kotor
3. Membersihkan area drain dengan menggunakan Nacl 0,9%
secara melingkar dari arah dalam keluar sejauh 5-10
4. Melakukan desinfeksi pada area sekitar drain dengan
menggunakan betadine dari arah dalam kearah luar
5. Mengeringkan olesan betadine dengan kasa steril kering dari
arah dalam keluar.
6. Menutup luka drain dengan menggunakan sufratule dan
atasnya ditutup dengan mengunakan kasa steril yang sudah
dipotong ½ nya dan dimasukkan diantara drain dan kedua
ujung kasa disilangkan
7. Lakukan fiksasi dengan menggunakan plester atau hipavix
pada seluruh permukaan kasa
8. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya
9. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula.
10. Perawat/bidan cuci tangan
11. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

UNIT TERKAIT
ICU

MENGHITUNG JUMLAH CAIRAN


YANG MASUK DAN KELUAR
No. Dokumen Revisi Hal
PT. ICU.034 00 1/1
Ditetapkan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang
PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Menghitung jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh dan yang


PENGERTIAN
keluar dari tubuh selama 24 jam di Ruang ICU

TUJUAN
Memonitor keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh

1. Pada pasien yang kekurangan cairan


KEBIJAKAN 2. Pada setiap pasien post operasi besar
3. Pada setiap pasien gangguan faal ginjal, jantung dan hepar

PETUGAS 1. Perawat

1. Formulir masukan dan keluaran cairan selama 24 jam


2. Alat tulis
PERALATAN
3. Gelas ukur
4. Pot/stekpan/urinal

1. Petugas cuci tangan


PROSEDUR 2. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien serta
keluarganya mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Menentukan jam permulaan pencatatan sampai dengan akhir
pencatatan, misal: jam 07.00-07.00 hari berikutnya
4. Mencatat pada formulir dengan segera setiap ada cairan yang
masuk dan keluar
4. Mencatat dalam Rekam Medik

UNIT TERKAIT
ICU

VENA SECTIE

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
No. Dokumen Revisi Hal
PT. ICU.035 00 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Menyayat vena dengan maksud memasukkan jarum khusus atau


PENGERTIAN alat lain ke dalamnya di Ruang ICU.

Memudahkan masuknya jarum kedalam vena supaya infus atau


TUJUAN tranfusi dapat dilaksanakan

1. Pasien yang sudah mengalami kollaps vena, sehingga tidak


teraba dan sulit ditusuk
2. Pasien anak-anak atau bayi, karena venanya terlalu kecil
KEBIJAKAN
3. Pasien dengan kelainan jantung, yang akan menjalani
tindakan pengobatan/diagnostic tertentu

PETUGAS Dokter dan perawat


1. Seperangkat alat vena sectie steril yang terdiri dari:
1.1 Bisturi
1.2 Gunting vena
1.3 Arteri klem minimal 2 buah
1.4 Pemegang jarum
1.5 Pincet chirurgi
1.6 Pincet anatomi sedang dan kecil
1.7 Bengkok
1.8 Doek klem minimal 4 buah
1.9 Duk lubang
PERALATAN 1.10 Jarum vena sectie (tumpul)
2. Spuit dan jarum secukupnya dalam bak steril
3. Lidocain dalam tempatnya
4. Catgut 3/0
5. zyde 3/0
6. Abocath
7. Sarung tangan steril
8. Bethadin dalam tempatnya
9. Sufratul/kemicetin salf
10. Infus set/tranfusi set steril
11. Korentang steril dalam tempatnya

VENA SECTIE

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
No. Dokumen Revisi Hal
PT. ICU.035 00 2/2

Tanggal Terbit
01-08-2011
PROSEDUR TETAP

1. Pasien/keluarganya diberi penjelasan tentang hal-hal yang


akan dilakukan
PROSEDUR 2. Petugas mencuci tangan
3. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan
4. Peralatan untuk infus dipersiapkan
5. Petugas mengenakan sarung tangan
6. Permukaan kulit di daerah yang akan disayat didesinfeksi
7. Pasang duk lubang diatas daerah yang akan di sayat
8. Lakukan anesthesi pada daerah yang akan disayat
9. Lakukan vena sectie sampai selesai, kemudian infus dipasang
10. Luka sayat dijahit bila perlu, kemudian ditutup dengan
sufratul/salf,
11. Pasang spalk bila perlu
12. Petugas cuci tangan

UNIT TERKAIT
ICU

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR LEWAT
MULUT DAN HIDUNG

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.036 00 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Melakukan penghisapan lendir dari mulut dan hidung dengan


PENGERTIAN menggunakan alat penghisap lendir di Ruang ICU

TUJUAN Untuk melancarkan jalan nafas

Dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan


KEBIJAKAN karena jalan napas tersumbat lendir

1. Perawat
PETUGAS
1. Alat penghisap lendir siap pakai dengan botol berisi larutan
desinfektan, misal: lisol
2. Kateter penghisap lendir steril sesuai ukuran
3. Pincet steril
4. Sarung tangan steril
5. 2 kom tertutup
6. Aquadest/NaCl 0,9%
PERALATAN 7. Larutan desinfektan(savlon 1:1000)
8. Spatel lidah/nayo tube bila perlu
9. Kertas tissue
10. Kantong balutan kotor
11. Plester
12. Gunting
13. Oxygen

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR LEWAT
MULUT DAN HIDUNG

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.036 00 2/2

Tanggal Terbit
01-08-2011
PROSEDUR TETAP

1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai


PROSEDUR prosedur yang akan dilakukan
2. Perawat mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
4. Menghubungkan kateter penghisap dengan selang penghisap
5. Menghisap lendir dengan cara:
- Menghidupkan mesin
- Memasukkan kateter penghisap ke dalam kom berisi
aquadest/NaCl 0,9% untuk mengontrol apakah alat
penghisap bekerja dengan baik dan mencegah trauma
pada mukosa
- Menjepit kateter dengan tangan kiri
- Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan
kedalam mulut/hidung sampai kerongkongan, bila perlu
kateter dimasukkan lebih dalam lagi
6. Melepas jepitan dan hisap lendir dengan menarik dan
memasukkan kateter perlahan-lahan dengan arah diputar
7. Lama penghisapan kurang lebih 10”-15” selama 3’ untuk
mencengah hypoxia
8. Membilas kateter dengan aqua/NaCl 0,9% sampai bersih
9. Mengulangi prosedur seperti diatas sampai jalan napas bebas
dari lendir atau sampai napas tidak berbunyi
10. Prosedur diulang tidak lebih dari 3 kali berturut-turut
11. Hentikan prosedur bila pasien menolak atau terjadi biru-biru
12. Observasi tanda vital
13. Isi botol penghisap jangan terlalu penuh, bila penuh segera di-
buang
14. Mematikan mesin dan melepas kateter dari selang
penghisap, kemudian memasukkan kedalam kom berisi savlon
15. Melepas sarung tangan
16. Merapikan pasien dan lingkungannya
17. Menbereskan alat-alat
18. Mencuci tangan
19. Menulis pada catatan perawatan mengenai : prosedur yang
telah dilakukan, reaksi pasien, jumlah warna dan konsistensi
lendir
UNIT TERKAIT
ICU

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
MEMAKAI/MELEPAS MASKER

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.037 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Prosedur ini mengatur cara mengenakan masker untuk menutup


PENGERTIAN
hidung dan mulut di Ruang ICU

TUJUAN
Mencegah tejadinya infeksi nosokomial

Dilakukan pada semua petugas Rawat Inap yang akan melakukan


KEBIJAKAN
tindakan

PETUGAS
Dokter, perawat dan Bidan
PERALATAN
Masker

1. Petugas mencuci tangan


PROSEDUR 2. Memasang masker menutupi hidung dan mulut, kemudian
mengikat tali-talinya
3. Tali bagian atas diikatkan di belakang kepala melewati bagian
atas telinga
4. Tali bagian bawah diikatkan dibelakang leher
5. Bila kegiatan sudah selesai, menanggalkan masker dengan
melepas tali-talinya kemudian masker dilipat dengan bagian
luar di dalam
6. Masker direndam dengan larutan Lysol, masker disposible
langsung dibuang

UNIT TERKAIT
ICU

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
MEMAKAI SARUNG TANGAN

No. Dokumen Revisi Hal


PT. ICU.037 00 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD dr. R Soetrasno
01-08-2011 Kabupaten Rembang

PROSEDUR TETAP
dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.
NIP. 19640805 199003 1 008

Pemakaian sarung tangan dengan cara yang benar dan tehnik


PENGERTIAN
steril sebelum melakukan tindakan di Ruang ICU

1. Untuk menjaga sterilitas


TUJUAN
2. Untuk menghindari penularan penyakit

Semua petugas Ruang Rawat Inap yang akan melakukan


KEBIJAKAN
tindakan

PETUGAS
Dokter dan Perawat / Bidan
PERALATAN
Sarung tangan steril

1. Petugas mencuci tangan sebelum pembedahan


PROSEDUR 2. Petugas memakai jas operasi
3. Memakai sarung tangan dengan cara ; ambil sarung tangan
kiri dengan tangan kanan, pegang bagian sisi dalam/ujung
lipatan dari sarung tangan
4. Masukkan tangan kiri, tempatkan jari-jari sesuai posisinya
sambil tangan kanan menarik pangkal sarung tangan dengan
memegang pada sisi bagian dalam dari sarung tangan
5. Ambil sarung tangan kanan dengan tangan kiri, pegang
bagian sisi luar/dalam lipatan dari sarung tangan
6. Masukkan tangan kanan, tempatkan jari-jari sesuai posisinya
sam-bil tangan kiri menarik pangkal sarung tangan dengan
memegang pada sisi bagian luar dari sarung tangan

UNIT TERKAIT
ICU

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
PENGUKURAN SASARAN MUTU
WAKTU VISITE DOKTER

No. Dokumen No. Revisi : Halaman :


PT.IRNA.96 00 1/1
Tanggal terbit : Ditetapkan
1 Agustus 2010. Direktur RSUD dr. R Soetrasno
Kabupaten Rembang
PROSEDUR TETAP

dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.


NIP. 19640805 199003 1 008

PENGERTIAN Pengukuran prosentase ketepatan waktu visite dokter


kepada pasien di ruang rawat inap

TUJUAN 1. Mengukur jumlah visite dokter yang tepat waktu


2. Meningkatkan mutu pelayanan perawatan

KEBIJAKAN 1. Visite dokter di ruang rawat inap selesai sebelum jam


09.00 WIB
2. Pengukuran dilakukan pada minggu pertama dan
ketiga setiap bulan

PERALATAN 1. Rekam medis


2. Buku waktu visite dokter
3. Alat tulis

PROSEDUR 1. Semua dokter yang visite pasien dan waktu selesai


visite di ruang rawat inap di tulis di buku waktu visite
dokter.
2. Hitung prosentase ketepatan waktu visite dokter yang
selesai sebelum jam 09.00 WIB
Cara menghitung :

Jumlah visite yang selesai sebelum jam 09.00


Jumlah visite keseluruhan

X 100 %

3. Catat hasil penghitungan di buku waktu visite dokter


4. Hasil pengukuran sasaran mutu dilaporkan tiap akhir
bulan ke MR.

UNIT TERKAIT IRNA, MR

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
PENGUKURAN SASARAN MUTU
ADMINISTRASI PASIEN PULANG

No. Dokumen No. Revisi : Halaman :


PT.IRNA.97 00 1/1
Tanggal terbit : Ditetapkan
1 Agustus 2010. Direktur RSUD dr. R Soetrasno
Kabupaten Rembang
PROSEDUR TETAP

dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.


NIP. 19640805 199003 1 008

PENGERTIAN Pengukuran prosentase ketepatan waktu administrasi


pulang selesai di ruang rawat inap.

TUJUAN 1. Mengukur administrasi pulang selesai yang tepat


waktu
2. Meningkatkan mutu pelayanan perawatan

KEBIJAKAN 1. Administrasi pulang selesai maksimal 2 jam setelah


dokter menyatakan pulang.
2. Pengukuran dilakukan pada minggu ketiga dan
keempat setiap bulan

PERALATAN 1. Rekam medis


2. Buku administrasi pulang
3. Alat tulis

PROSEDUR 1. Waktu dokter menyatakan pulang dan waktu


administrasi pulang selesai ditulis di buku
administrasi pulang
2. Hitung prosentase waktu administrasi pasien pulang
selesai sebelum 2 jam sejak dokter menyatakan
pulang.
3. Cara menghitung :

Jumlah waktu adminstrasi selesai sebelum 2 jam


Jumlah semua pasien pulang

X 100 %

4. Catat hasil penghitungan di buku administrasi


pulang.
5. Hasil pengukuran sasaran mutu dilaporkan tiap akhir
bulan ke MR.
UNIT TERKAIT IRNA, MR

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
PENGUKURAN SASARAN MUTU
WAKTU TUNGGU OPERASI

No. Dokumen No. Revisi : Halaman :


PT.IRNA.98 00 1/1
Tanggal terbit : Ditetapkan
1 Agustus 2010. Direktur RSUD dr. R Soetrasno
Kabupaten Rembang
PROSEDUR TETAP

dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.


NIP. 19640805 199003 1 008

PENGERTIAN Pengukuran prosentase ketepatan waktu tunggu operasi


di ruang rawat inap

TUJUAN Mengukur kesesuaian waktu antara rencana dan


realisasi operasi pasien di ruang rawat inap

KEBIJAKAN 1. Waktu tunggu operasi maksimal 1 X 24 jam setelah


dokter menyatakan siap operasi.
2. Pengukuran dilakukan pada 2 (dua) minggu pertama
setiap bulan

PERALATAN 1. Rekam medis


2. Buku waktu tunggu pasien operasi elektif.
3. Alat tulis

PROSEDUR 1. Waktu pasien dinyatakan telah siap untuk operasi dan


waktu operasi ditulis di buku waktu tunggu pasien
operasi.
2. Hitung prosentase waktu tunggu operasi sebelum 24
jam
3. Cara menghitung :

Jumlah pasien waktu tunggu operasi elektif < 24 jam


Jumlah semua operasi elektif

X 100 %

4. Catat hasil penghitungan di buku waktu tunggu pasien


operasi.
5. Hasil pengukuran sasaran mutu dilaporkan tiap akhir
bulan ke MR.

UNIT TERKAIT IRNA, MR

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
PENGUKURAN SASARAN MUTU
KEPUASAN PELANGGAN

No. Dokumen No. Revisi : Halaman :


PT.IRNA.99 00 1/1
Tanggal terbit : Ditetapkan
1 Agustus 2010. Direktur RSUD dr. R Soetrasno
Kabupaten Rembang
PROSEDUR TETAP

dr. H. AGUS SETIYO HP.,M.Kes.


NIP. 19640805 199003 1 008

PENGERTIAN Pengukuran prosentase kepuasan pelanggan di ruang


rawat inap

TUJUAN 1. Mengetahui kepuasan pelanggan di ruang rawat inap.


2. Menigkatkan mutu pelayanan d rawat inap.

KEBIJAKAN Dilakukan pada minggu pertama dan ketiga setiap bulan

PERALATAN 1. Kuesioner kepuasan pelanggan


2. Buku kepuasan pasien
3. Alat tulis

PROSEDUR 1. Semua pasien yang sudah dirawat minimal 2 hari


diberikan kuesioner kepuasan untuk diisi
2. Perawat menjelaskan tujuan dan cara pengisian
3. Hasil kepuasan pasien di tulis di buku kepuasan
pasien.
4. Menghitung prosentase kepuasan pasien.
5. Cara menghitung :

Jumlah pasien yang puas X 100 %


Jumlah pasien yang disurvey

6. Catat hasil penghitungan di buku kepuasan pasien


7. Hasil pengukuran sasaran mutu dilaporkan tiap akhir
bulan ke MR.

UNIT TERKAIT IRNA, MR

DAFTAS ISI PROSEDUR TETAP INTENSIVE CARE UNIT RSUD SLEMAN

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
No Nama Dokumen No Dokumen
1 Penerimaan Pasien Baru Ruang ICU PT. ICU.001
2 Indikasi Masuk Dan Keluar ICU PT. ICU.002
3 Mobilisasi Pasien Masuk Dan Keluar ICU PT. ICU.003
4 Entri Data Pasien PT. ICU.004
5 Memberikan Asuhan Keperawatan PT. ICU.005
6 Penatalaksanaan Pasien Baru PT. ICU.006
7 Mengukur Tekanan Darah Otomatis PT. ICU.007
8 Mengukur Suhu PT. ICU.008
9 Menghitung Pernapasan PT. ICU.009
10 Menghitung Denyut Nadi PT. ICU.010
11 Visite Dokter PT. ICU.011
12 Pemeriksaan Laboratorium PT. ICU.012
13 Pemeriksaan Radiologi PT. ICU.013
14 EKG 12 Lead PT. ICU.014
15 Konsultasi Antar SMF PT. ICU.015
16 Konsultasi Smf Via Telepone PT. ICU.016
17 Cara Pembayaran Pasien Umum PT. ICU.017
18 Cara Pembayaran Pasien Askes/Askeskin PT. ICU.018
19 Cara Pembayaran Pasien Jamsostek PT. ICU.019
20 Merujuk Pasien Ke Rumah Sakit Lain PT. ICU.020
21 Merujuk Pasien Ke Rs Lain Atas Permintaan Sendiri (APS) PT. ICU.021
22 Menyiapkan Pasien Pulang PT. ICU.022
23 Nebulizer PT. ICU.023
24 Intubasi Endotracheal PT. ICU.024
25 Ekstubasi Endotracheal PT. ICU.025
26 Perawatan Selang Dada/WSD PT. ICU.026
27 Analisa Gas Darah PT. ICU.027
28 Menilai Derajat Kesadaran PT. ICU.028
29 Oral Hygiene Pasien Sadar PT. ICU.029
30 Perawatan ETT Dan Oral Hygiene PT. ICU.030
31 Bronchial Washing PT. ICU.031

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
32 Fisioterapi Dada PT. ICU.032
33 Infus Pump PT. ICU.033
34 Syring Pump PT. ICU.034
35 Mobilisasi Pasien Jantung PT. ICU.035
36 Resusitasi Jantung Paru PT. ICU.036
37 Asidosis Respiratorik PT. ICU.037
38 Asidosis Metabolik PT. ICU.038
39 Alkalosis Respiratorik PT. ICU.039
40 Alkalosis Metabolik PT. ICU.040
41 Pemberian O2 Dengan RM Dan NRM PT. ICU.041
42 Oropharingeal Airway PT. ICU.042
43 Memandikan Pasien Di Atas Tempat Tidur PT. ICU.043
44 Menolong BAB PT. ICU.044
45 Menyiapkan Tempat Tidur Pasien Baru PT. ICU.045
46 Menilai GCS PT. ICU.046
47 Perawatan Tracheostomi Tube PT. ICU.047
48 Perawatan Pasien Meninggal PT. ICU.048
49 Pelayanan Bimbingan Rohani PT. ICU.049
50 Mencuci Tangan Cara Biasa PT. ICU.050
51 Memakai/Melepas Masker PT. ICU.051
52 Memakai Sarung Tangan PT. ICU.052
53 Pemberian Obat Melalui Oral PT. ICU.053
54 Pemberian Obat Melalui Pernapasan PT. ICU.054
55 Pemberian Obat Melalui Kulit PT. ICU.055
56 Pemberian Obat Melalui Mata PT. ICU.056
57 Pemberian Obat Melalui Telinga PT. ICU.057
58 Pemberian Obat Melalui Vagina PT. ICU.058
59 Melakukan Suntukan Intravena PT. ICU.059
60 Melakukan Suntikan Intra Muskuler PT. ICU.060
61 Memberikan Suntikan Subcutan PT. ICU.061
62 Memberikan Suntikan Intracutan PT. ICU.062
63 Melakukan Skin Test PT. ICU.063

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS
64 Penanganan Shock Anaphilaksis PT. ICU.064
65 Menghitung Tetesan Infuse PT. ICU.065
66 Vena Sectie PT. ICU.066
67 Menghitung Jumlah Cairan Yang Masuk Dan Keluar PT. ICU.067
68 Memberikan Pertolongan Pada Pasien Muntah PT. ICU.068
69 Pengambilan Darah Vena PT. ICU.069
70 Memasang Kateter Tetap PT. ICU.070
71 Melepas Kateter Tetap PT. ICU.071
72 Melakukan Penghisapan Lendir Lewat Mulut Dan Hidung PT. ICU.072
73 Pemberian Semprit/Minyak Gliserin PT. ICU.073
74 Irigasi Kandung Kemih PT. ICU.074
75 Memindahkan Pasien Dari TT Ke Brancard Dan Sebaliknya PT. ICU.075
76 Memberikan Obat Melalui Anus/Rectum PT. ICU.076
77 Merawat Luka Yang Memakai Drain PT. ICU.077
78 Mengangkat Jahitan Luka PT. ICU.078
79 Mengganti Balutan Luka Tusukan Infus PT. ICU.079
80 Pertolongan Pertama Pasien Kejang PT. ICU.080
81 Pengukuran Sasaran Mutu Standar Asuhan Keperawatan PT. ICU.081

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Direktur RS

Anda mungkin juga menyukai