Anda di halaman 1dari 381

SOP

INTENSIVE CARE UNIT

RUMAH SAKIT HJ BUNDA HALIMAH


BATAM 2019
K ATA P E N G A N T AR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya, Kelompok
Kerja Keperawatan di RS. Hj. Bunda Halimah berhasil menyusun Standar Proseur
OperasionalRuang Intensive Care Unit.
Dengan adanya Standar Prosedur Operasional ini diharapkan semua tenaga
Keperawatan di RS. Hj. Bunda Halimah dapat menggunakannya sebagai pedoman di dalam
memberikan Asuhan Keperawatan yang professional kepada pasien.Selain itu juga sebagai
alat untuk melakukan penilalian terhadap keberhasilan asuhan keperawatan, maka saran dan
kritik sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa datang sesuai dengan perkembangan
Ilmu Keperawatan dan Pelayanan Kesehatan di RS. Hj. Bunda Halimah.
Terima kasih kepada teman-teman perawat dan bidan atas partisipasinya sehingga
dapat terselesainya buku ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati segala usaha dan karya kita di masa yang
akan datang.

Penyusun
S A M B U TA N D I R E K T UR

Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
perkenan-Nya sehingga Standar Operasional Prosedur (SPO) Pelayanan RS. Hj. Bunda
Halimah dapat disusun dengan baik oleh Tim Penyusun. Oleh karena itu dengan disusun dan
disahkannya SPO ini maka kita harapkan tuntutan masyarakat yang semakin meningkat akan
kualitas pelayanan kesehatan dapat terjawab serta Tenaga Kesehatan selaku pemberi jasa
layanan kesehatan dapat menjadikan SPO ini sebagai acuan baku dalam memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat serta meningkatkan produktivitas dan menjamin mutu
produk/jasa juga dapat meningkatkan daya saing, melindungi konsumen, tenaga kerja dan
masyarakat baik keselamatan maupunkesehatannya.

Penyusunan SPO Pelayanan merupakan bagian dari kegiatan menjaga mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit sebagai efek globalisasi yang telah memberi dampak positif bagi
setiap profesi kesehatan untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja Profesionalnya dalam
berkontribusi pada berbagai kebutuhan akan pelayanan kesehatan masyarakat. RS. Hj. Bunda
Halimah sebagai salah satu organisasi yang memberi pelayanan di bidang kesehatan sangat
perlu menyusun suatu Standarisasi sebagai pedoman/acuan dalam pelaksanaan tugas.

SPO yang telah disusun sesuai standar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
diharapkan akan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan di RS. Hj. Bunda Halimah dan
juga merupakan pedoman tertulis bagi karyawan dalam memberikan pelayanan secara
optimal, disamping itu sebagai tolak ukur penilaian terhadap penampilan kerja staf dikaitkan
dengan penertiban dan peningkatan mutu pelayanan yang hendak dicapai.

Kita menyadari bahwa penyusunan suatu STANDAR bukanlah hal yang


mudah.Standarisasi ini perlu dievaluasi kembali secara berkala dan diadakan perubahan sesuai
kebutuhan. Perubahan Pedoman dipengaruhi berbagai faktor antara lain kemajuan terkait
keilmuan global, kebijakan-kebijakan pusat, daerah, lokal, profesi atau kebijakan yang terkait
dengan profesi dan pelayanan di Rumah Sakit. Namun pada hakekatnya, baik buruknya suatu
Standarisasi tergantung dari kesungguhan untuk melaksanakan sesuai dengan Profesionalisme
Profesi masing-masing dalam memberikanpelayanan.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja
keras dan berpartisipasi aktif selama proses penyusunan standarisasi ini, khususnya karyawan
lingkup RS. Hj. Bunda Halimah yang telah meluangkan waktu, tenaga, materil dan pikiran
sehingga tersusun SPO yang akan dijadikan landasan pijak dalam memberikan setiap tindakan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu dengan ini saya menetapkan
penggunaan SPO ini sebagai pedoman, kebijakan serta prosedur tetap dalam memberikan
pelayanan kesehatan di RS. Hj. Bunda Halimah.

Ditetapkan
Rumah Sakit
Hj . Bunda Halimah
Direktur,

Bramantio
D A F TAR ISI

Kata pengantar Sambutan I


Direktur ii
Daftar isi iii
SOP ALUR PS MASUK & KELUAR ICU 0
SOP PETUGAS MASUK ICU 1
SOP PENGUNJUNG MASUK ICU 2
SOP PENERIMAAN PASIEN MASUK (DIRAWAT DI RUANG ICU) 3
SOP PENGIRIMAN PASIEN KELUAR ICU 4
SOP PASIEN PULANG PAKSA 5
SOP PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE (INTUBASI) 6
SOP MENYIAPKAN PASIEN UNTUK TINDAKAN EXTUBASI 7
SOP MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU 8
SOP PEMAKAIAN VENTILATOR MEKANIK PADA PASIEN GAGAL NAFAS 9
SOP PEMASANGAN BEDSIDE MONITOR EKG 10
SOP PEMBERIAN THERAPI INHALASI DENGAN ALAT NEBULIZER 11
SOP PEMANTAUAN HEMODINAMIK DENGAN ALAT TRANDUSER 12
SOP MELAKUKAN SUCTION TRAKHEAL (PADA ALAT BANTU JALAN NAFAS) 13
SOP MELAKUKAN SUCTION LENDIR MELALUI HIDUNG, OROFARINGEAL DAN 1
NASOFARINGEAL 14
SOP CARA MENGUKUR CVP 15
SOP MENGGANTI BALUTAN IV LINE KATETER 16
SOP MELAKUKAN PEREKAMAN EKG 17
SOP PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG TRACHEOSTOMY 18
SOP MEMBERI MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING (BLENDERIZE) 19
SOP PEMBERIAN TOTAL PARENTERAL NUTRISI 20
SOP PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG WSD 21
SOP PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI (drip) DENGAN ALAT SIRINGE PUMP 22
SOP PEMBERIAN BANTUAN NAFAS DENGAN ALAT AMBU BAG 23
SOP MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG DENGAN ALAT DEFIBRILATOR 24
SOP MEMBERIKAN DEFIBRILASI EXTERNAL PADAPASIENDEWASA 25
SOP FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE, PERKUSI, VIBRASI, DAN
BATUK EFEKTIF) 26
SOP MELAKSANAKANPERAWATANLUKA 27
SOP MELAKSANAKANPERAWATANSTOMA 28
SOP PEMASANGAN IVKATETERPERIFER 29
SOP PEMASANGAN NASO GASTRICTUBE(NGT) 30
SOPISOLASIPASIEN 31
SOP PEMBERIAN NASALCANULOKSIGEN 32
SOP PEMBERIAN CANULBINASALOKSIGEN 33
SOP PEMBERIAN SIMPLEMASKOKSIGEN 34
SOP PEMBERIAN SIMPLE MASK NONREBREATHINGOKSIGEN 35
SOP PEMASANGAN NASALOKSIGENKATETER 36
SOP MENGUKURBALANCECAIRAN 36
SOP PEMULANGANPASIENKRITIS 37
SOP TRANSPORTASIPASIENKRITIS 38
SOP PERAWATAN PASIEN DENGANKONDISITERMINAL 39
SOP RUMUS DOBUTAMIN DALAM SIRINGEPUMP 40
SOP RUMUS DOPAMIN DALAM SIRINGEPUMP 41
SOP RUMUS EPINEPRIN 1 AMPUL DALAM SIRINGEPUMP 42
SOP RUMUS EPINEPRIN2 AMPUL DALAM SIRINGEPUMP 43
SOP RUMUS ADRENALIN DALAM SIRINGEPUMP 44

SOP DEFIBRILATOR CARDIAC SHOCK 45


SOP INDIKASI PEMASANGAN VENTILATOR 46
SOP INTUBASI 47
SOP KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU 48
SOP EKSTUBASI 49
SOP MELAKUKAN ELEKTROKARDIOGRAM 50
SOP MELAKUKAN PENGISAPAN ENDOTRAKEAL TUBE 51
SOP MELAKUKAN PENGISAPAN OROFARING 52
SOP MELAKUKAN PUNKSI ARTERI ANALISA GAS DARAH 53
SOP MEMANDIKAN JENAZAH 54
SOP MEMASANG ECG MONITORING 55
SOP MENGGANTI VERBAN PADA KATETER VENA CENTRAL 56
SOP MENGUKUR CVP 57
SOP MENILAI KESADARAN SKALA GCS 58
SOP PEMANTAUAN EKG KONTINUE 59
SOP PEMASANGAN OROPHARYGEAL 60
SOP PEMASANGAN T-PIECE 61
SOP PEMBERIAN NUTRISI PARENTAL TOTAL 62
SOP PEMBERIAN OKSIGEN MENGGUNAKAN MASKER 63
SOP PEMBERIAN OKSIGEN MENGGUNAKAN NASAL KANUL 64
SOP PEMELIHARAAN ALAT VENTILATOR 65
SOP PEMELIHARAAN PULSE OXYMETRI 66
SOP PEMBERIAN THERAPY NEBULIZER 67
SOP TATALAKSANA HARIAN ICU 68
SOP PEMINDAHAN PASIEN DARI ICU KE RAWAT INAP 69
SOP MENERIMA PASIEN BARU KRISIS DI ICU 70
SOP PENGISIAN DOKUMEN FLOW SHEET 71
SOP PROSEDUR AMBUBAG 72
SOP WEANING VENTILATOR 73
SOP MEMBANTU PEMASANGAN ETT 74
SOP MELAKUKAN PERAWATAN TRACHEOSTOMI TUBE 75
SOP PERAWATAN PASIEN TERPASANG ETT 76
SOP TATA LAKSANA PENGGANTIAN ATAU PENGADAAN ALAT 77
SOP MEMBANTU PEMASANGAN CVP 78
SOP PEMBERIAN ADRENALIN 79
SOP MEMPERSIAPKAN SYRINGE PUMP 80
SOP MEMPERSIAPKAN INFUS PUMP 81
SOP MEMBERIKAN OKSIGEN METODE KANUL 82
SOP MEMBERIKAN OKSIGEN METODE SUNGKUP 83
SOP PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT DIPERLUKAN 84
SOP PERSIAPAN EMERGENCY TROLLY 85
SOP MELAKUKAN RJP 86
SOP PENGISIAN DAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS 87
SOP PELAYANAN DI ICU 88
SOP PERAWATAN TUBUJ PASIEN MENINGGAL 89
SOP PENGIRIMAN PASIEN KE KAMAR JENAZAH 90
SOP MEMAKAI DAN MEMELIHARA MASKER 91
SOP PEMERIKSAAN RADIOLOGI 92
SOP PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL 93
SOP PENGGUNAAN STANDART INFUS 94
SOP PENGGUNAAN TIMBANGAN BAYI 95
SOP PENGGUNAAN SENTER PUPIL 96
SOP PENANGANAN POLIURIA DI ICU 97
SOP PEMERIKSAAN LABORATURIUM 98
SOP PEMBERIAN OBAT DOPAMIN 99
SOP MELAKUKAN FISIOTHERAPY DADA 100
SOP MELAKUKAN TINDAKAN HUMIDIFIKASI 101
SOP PEMANTAUAN SA02 102
SOP PEMBERIAN OBAT MELALUI SYRINGE PUMP 103
SOP PEMELIHARAAN & PENGGUNAAN MONITORING MINDRAY 104
SOP PEMELIHARAAN & PENGGUNAAN AMBUBAG 105
SOP CARA PEMELIHARAAN SUCTION PUMP 106
SOP PEMBERIAN CAIRAN MELALUI INFUS PUMP 107
SOP MENYIAPKAN LARINGOSKOP 108
SOP SETTING VENTILASI MEKANIK 109
SOP CARA PEMELIHARAAN LEMARI ES 110
SOP MELAKUKAN RESUSITASI CAIRAN 111
SOP PENGISIAN INFORMED CONSENT 112
SOP PROGRAM PEMELIHARAAN ALAT 113
SOP MEMBERSIHKAN MULUT PASIEN TIDAK SADAR 114
SOP PEMBEBANAN ALKES 115
SOP KUNJUNGAN KELUARGA PASIEN 116
SOP PELAYANAN PASIEN KRITIS 117
SOP PENGIRIMAN & PENGAMBILAN ALAT DARI CSSD 118
SOP RESUSITASI PADA LUKA BAKAR 119
SOP MEMBANTU PEMASANGAN THORAKS TRAIN 120
SOP MEMASANG RESTRAIN 121
SOP MEMBANTU PELAKSANAAN BRONKOSKOPI 122
SOP MEMBILAS KATETER VENA SENTRAL 123
SOP MENGGANTI KATETER VENA SENTRAL 124
SOP PENGENDALIAN INFEKSI DIRUANG INTENSIF 125
SOP PERAWATAN LUKA BAKAR 126
SOP PROSEDURE GENERAL CLEANING 127
SOP MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR 128
SOP PENILAIAN PASIEN KRITIS 129
SOP PENGGUNAAN VENTILATOR 130
SOP PENGHITUNGAN MASUKAN DAN KELUARAN CAIRAN 131
ALUR PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU
No. Dokumen:
001/SPO/ICU/RS No.Revisi Hal. : 1/1
BH /VIII/2019 01
Ditetapkan
Tgl. Terbit : Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

Drg. Bramantio, Sp.Ort

ALUR PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU

IGD INSTALASI RAWAT INAP

LAPORAN KEDPJP
UNTUK
PEMBERITAHUAN

LAPORAN DOKTER ICU


(DOKTER SPANESTESI)
UNTUK EVALUASIPS

ADAINDIKASI TIDAK ADAINDIKASI

MASUK ICUKELOLAINTENSIF BAIK DITOLAK MASUKICU


- PENGOBATAN DAN
PERAWATANINTENSIF
- DOKTERICU(INTENSIF). INDIKASIKELUAR+ PINDAHRUANG
- PERAWATMAHIR. STATUSQUO

- KONSULTAN - TETAPDIRAWAT
- PINDAH RUANG
(KONSULTATIFKE SMF -RUJUK
Meninggal
LAIN). - PULANGAPS

KAMAR JENAZAH
PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

No. Dokumen :
002/SPO/ICU/RS
No. Revisi Hal. : 1/4
: 01
BH /VIII/2019
STANDAR Tgl. Terbit : Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
Drg. Bramantio, Sp.Ort
PENGERTIAN Suatu tata cara pasien keluar dari Ruang Rawat Intensif untuk
menjalani perawatan lanjutan di ruang perawatan dengan alasan:
a. Pasien sudah bisa menjalani perawatan lanjutan di ruang
perawatan.
b. Pasien memerlukan perawatansesuaikondisi ekonomi/permintaan
keluargapasien.
c. Pasien keluar dari Ruang Rawat Intensif karena pindah RS /
Rujuk / Pulangpaksa.

TUJUAN a. Mempertahankan pelayanan dan kelangsungan perawatan pasien.


b. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kondisi dan
kemampuanekonominya.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR A. Pasien Keluar dari Ruang Rawat Intensif ke Unit Perawatan Lain /
Paviliun Lain.
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa dari
dokter sudah diperbolehkan keluar dari Ruang Rawat Intensif.
2. Menanyakan pada pasien dan keluarganya untuk permintaan
kelas kamar di unit perawatanselanjutnya.
3. Memberitahukan ke kantor terima untuk permintaan kamar
dan kelas pasien yang akan keluar Ruang Rawat Intensif.
4. Menganjurkan pada keluarga untuk minta surat pernyataan
pindah kamar dan tanda tangan perubahan kelas (bila ada
perubahan kelas) ke bagian kantorterima.
PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

No. Dokumen :
002/SPO/ICU/RS No. Revisi Hal. : 2/4
BH /VIII/2019 : 001

5. Memberitahukan kepada Unit Perawatan yang bersangkutan


bahwa ada pasien yang keluar Ruang Rawat Intensif dan
memerlukan perawatan lanjutan, memberitahukan jenis
kelamin, permintaan kelas, diagnosa, dokter yang merawat,
keadaan umum pasien dan alat medis yangdipakai.
6. Perawat menyiapkan penghitungan rekening sementara di Ruang
RawatIntensif.
7. Perawat menyiapkan semua sisa obat yang masih diteruskan
dan obat yang tidak diteruskan dikembalikan ke Farmasi,
serta menyiapkan semua hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan pada pasien seperti foto, ECG,USG.
8. Bila ruangan perawatan yang dituju sudahsiap.
9. Perawat Ruang Rawat Intensif melakukan timbang terima
kepada perawat unit perawatan yang akan ditempati.
10. Memindahkan pasien dari tempat tidur Ruang Rawat Intensif
ke tempat tidur dari unit perawatan yang akan ditempati.
11. Menuliskan di statistik/buku sensus pasien keluar Ruang
Rawat Intensif, tanggal, jam, kamar dan kelas kamar yang
baru, serta keadaan pasien saat keluar dari Ruang Rawat
Intensif.
B. Pasien Keluar dari Ruang Rawat Intensif ke Rumah Sakit Lain / Rujuk :
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa dari dokter
diinstruksikan untuk keluar Ruang Rawat Intensif dan menjalani
tindakan perawatan tertentu/khusus di rumah sakit lain.
2. Memberitahukan ke kantor terima untuk menhubungi petugas
jaga ambulance dan memberitahukan ada pasien harus
dirujuk.
3. Menginformasikan kepada keluarga mengenai prosedur
penyelesaianadministrasi.
4. Mengirim rekening pasien ke bagian
pembayaran/administrasi.
PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

No. Dokumen :
002/SPO/ICU/RS
No. Revisi Hal. : 3/4
: 001
BH /VIII/2019
5. Perawat menyiapkan semua obat baik yang masih diberikan
maupun yang sudah dihentikan, hasil pemeriksaan seperti laborat,
foto, USG, ECG, surat pengantar,dll
6. Bila dokter yang merawat tidak ada di tempat, surat pengantar
rujuk dimintakan ke dokter jagaIGD.
7. Perawat Ruang Rawat Intensif melakukan timbang terima
kepada petugas jaga ambulance dan menyertakan surat
pengantar rujuk ke RSlain.
8. Memindahkan pasien dari tempat tidur kebrancard.
9. Menuliskan di statistik/sensus pasien keluar Ruang Rawat
Intensif : tanggal, jam, RS yang dituju, serta keadaan pasien
saat keluar Ruang RawatIntensif.
C. Pasien Keluar dari Ruang Rawat Intensif langsung Pulang /
PulangPaksa.
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa
dokter belum memperbolehkanpulang.
2. Bila pasien pulang paksa memberitahukan kepada
keluarganya untuk tanda tangan surat pernyataan pulang
paksa danresikonya.
3. Memberitahukan kepada keluarga mengenai prosedur
penyelesaianadministrasi.
4. Mengirim rekening pasien ke bagian pembayaran /
administrasi.
5. Menganjurkan keluarga pasien untuk menyelesaikan
administrasi. Dan jika sudah selesai menganjurkan pada
keluarga untuk menyerahkan bukti pembayaran ke perawat
Ruang RawatIntensif.
6. Perawat menyiapkan semua keperluan , seperti obat- obat
yang diteruskan di rumah, obat yang dihentikan, diit, waktu
kontrol ke dokter, hasil pemeriksaan seperti laborat, foto,
USG, ECG dll, kemudian ditulis pada formulir pesanan
pasienpulang.
7. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan
keluargamengenai : aturan minum obat, diet, waktu kontrol
ke dokter, perawatan luka (bila pasien post operasi
yangmemerlukan perawatan luka),hasil-hasil
pemeriksaan yang dibawa pulang.
PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

No. Dokumen :
002/SPO/ICU/RS
No. Revisi Hal. : 4/4
: 001
BH /VIII/2019
8. Selesai menjelaskan, pasien dan keluarga dipersilahkan untuk
membubuhkan tanda tangan dan nama terang pada format pasien
pulang dan perawat yang memberikan penjelasan juga
tandatangan.
9. Pasien diantar oleh perawat menggunakan kursi roda atau
kereta dorong sampai pintu keluarRS.
10. Menuliskan di statistik / sensus harian pasien keluar Ruang
Rawat Intensif : tanggal dan jam keluar, serta keadaan
pasien saat keluar Ruang RawatIntensif.

UNIT TERKAIT UNIT RAWAT INTENSIF


PETUGAS MASUK ICU

No. Dokumen :
003/SPO/ICU/RS
No. Revisi Hal. : 1/1
: 001
BH /VIII/2019
STANDAR Tgl. Terbit : Ditetapkan :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
Drg. Bramantio, Sp.Ort
PENGERTIAN Suatu prosedur kegiatan pelayanan di dalam tata cara petugas masuk
ruang ICU .

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Menjaga kebersihanruangan
2. Sebagai upaya pengendalian infeksinosocomial

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Mencuci tangan saat sebelum masuk ruanganICU


2. Melepas sandal/sepatudiluar
3. Untuk perawat mengganti baju luar dengan baju dinasICU
4. Untuk dokter memakai baju/jasdokter
5. Memakai sandal khusus ruangICU
6. Bila perlu memakai penutupkepala
7. Bila perlu memakaimasker
8. Petugas mencucitangan

UNIT TERKAIT UNIT RAWAT INTENSIF


PENGUNJUNG MASUK ICU

No. Dokumen :
004/SPO/ICU/RS No. Revisi Hal. : 1/2
BH /VIII/2019 : 001

STANDAR Tgl. Terbit : Ditetapkan :


PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
Drg. Bramantio, Sp.Ort

PENGERTIAN Suatu prosedur kegiatan tata tertib pengunjung dalam


membesuk pasien di ruangICU

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Menciptakan ruangan yang bersih dannyaman
2. Sebagai upaya pengendalian infeksinosocomial

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Melepas sandal/sepatudiluar


2. Menggunakan sandal ruangan yang telah disediakanrungan
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah masuk RuanganICU
4. Pengunjung maksimal 2 orang per pasien secara bergantian
masuk saat besuk dalam jam kunjung yang telah ditentukan oleh
pihak RumahSakit
5. Pengunjung melakukan kunjungan sesuai dengan aturan jam
kunjungpasien
6. Selain dari jam kunjung yang ditentukan oleh pihak Rumah Sakit
yang boleh melihat pasien hanya pihak terdekat (suami, isteri,
ayah, ibu, atau anak) dengan pengunjung maksimal 1 orang
perpasien
7. Pengunjung menggunakan tandapengunjung
PENGUNJUNG MASUK ICU

No. Dokumen :
004/SPO/ICU/RS
No. Revisi Hal. : 2/2
: 001
BH /VIII/2019

UNIT TERKAIT UNIT RAWAT INTENSIF


MENERIMA PASIEN BARU ICU

No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
005/SPO/ICU/R
001 1/2
SBH /VIII/2019
STANDAR Tgl. Terbit : Ditetapkan :
PROSEDUR
OPERASIONAL Direktur
01 Agustus 2019

Drg. Bramantio, Sp.Ort

PENGERTIAN Pasien masuk dirawat di ruang ICU adalah pasien yang datang dari
Poliklinik, UGD, pindahan dari ruangan lain yang sedang dirawat di
Unit Rawat Inap, pasien post operasi dari ruangan Instalasi Bedah
Sentral atau pasien dengan rujukan dokter
spesialis yang membutuhkan perawatan intensif.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk perawatan dalam


menerima pasien baru di ruang ICU guna meningkatkan pelayanan
yang baik kepada pasien serta menurunkan angka
kematian dan kecacatan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Petugas dari Bagian Lain menghubungi Petugas di Ruang ICU


untuk memesantempat
2. Petugas dari Bagian Lain melakukan konsultasi kepada Dokter
Penanggung Jawab ICU yaitu DokterAnastesi
3. Pasien datang ke ruangan ICU setelah mendapatkan ACC dari
Dokter Anastesi dengan diantar oleh perawat dan disertai
statuspasien.
MENERIMA PASIEN BARU ICU

No. Dokumen :
No.Revisi Hal. : 2/2
005/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
4. Pasien diterima oleh PJ Shift / Ka. TIM / Wa. Koord yang
sedangbertugas.
5. Melakukan serah terima antarperawat.
6. Pasien dibaringkan di tempat yang telah disiapkan dengan
menggunakan pakaian yang telah disiapkan (bila perlu)
diruanganICU.
7. PJ Shift / Ka. TIM / Wa. Koord memperkenalkan perawat
penangung jawab pasien bersama denganTim
8. Perawat menjelaskan hak dan kewajiban kepada pasien dan
keluarganya
9. Perawat melaksanakan program orientasi kepada keluarga pasien,
memberitahu tentang denah ruangan, letak kamar mandi, ruang
perawat, dan memberitahu fasilitas yang tersedia
10. Perawat memberitahu tentang jadwal kegiatan rutin ruangan
antara lain waktu mandi, makan, kunjungan dokter, dan
waktubesuk
11. Perawat membaca dan melengkapi status jika belum lengkap,
serta melaksanakan Asuhan Keperawatan mulai dari pengkajian
sampaievaluasi
12. Perawat melaporkan keadaan umum pasien baru, tanda- tanda
vital perkembangan pasien dan therapy pasien kepada Dokter
Anastesi dan DokterDPJP

UNIT TERKAIT Semua Unit Rawat Inap, UGD, VK, OK


MEMINDAHKAN PASIEN DARI ICU

No. Dokumen :
No.Revisi Hal. : 1/2
006/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
STANDAR Tgl. Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur kegiatan pelayanan keperawatan dalam


pelaksanaan pasien keluar dari ruang ICU setelah mendapatkan
perawatan dan pengobatan yang telah dinyatakan ada kemajuan
dan kondisinya semakin membaik oleh dokter anastesi / dokter
DPJP.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untukmemindahkan


pasien dari ruang ICU ke ruang tertentu.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No: Tentang


PedomanPelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Pasien dan keluarganya diberitahu bahwa pasien akan di
pindah ke ruangan tertentu atas instruksi dr.anastesi/dr.DPJP
2. Pasien dan keluarganya diinformasikan tentang hak kelas
perawatan
3. Khusus untuk pasien umum, pasien/keluarga dapat
menentukankelas perawatan yang diinginkan
4. Untuk pasien jaminan, perawat menyampaikan ruang
perawatan yang sesuai dengan hak kelasperawatan.
MEMINDAHKAN PASIEN DARI ICU

No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
006/SPO/ICU/R
001 2/2
SBH /VIII/2019
5. Petugas menyelesaikan dan menyiapkan administrasi pasien
yangdibutuhkan.
6. Surat perincian diantar ke Loket Pembayaran oleh bagian
administrasi perawat atau disertakan dalam statuspasien.
7. Perawat ruang ICU menghubungi perawat ruang rawat inap yang
dituju untuk memesan ruangan sesuai permintaan keluarga
pasien, agar dapatdisiapkan.
8. Perawat ruang ICU menghubungi perawat ruang rawat inap
untuk menjemput pasien dengan menggunakanbrankard.
9. Perawat ruang ICU memberikan penjelasan dan melakukan serah
terima kepada perawat ruang rawat inap tentang perawatan
pasien selanjutnya serta obat-obatanpasien.

UNIT TERKAIT UGD, OK,VK, Ruang rawat inap


PASIEN PULANG PAKSA

No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
007/SPO/ICU/R
001 1/2
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
STANDAR Direktur
PROSEDUR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL

01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pasien pulang paksa adalah pasien yang sedang mendapatkan


perawatan dan pengobatan dari tenaga medis, yang dinyatakan
belum sembuh, serta meminta pulang atas kemauan sendiri.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan


proses pasien pulang paksa dari ruangan rawat inap khususnya
ruang ICU.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Dokter / perawat menerima permohonan pulang paksa pasien.


2. Dokter / perawat memberikan penjelasan dan informasi
tentang keadaan penyakit pasien kepada pasien dan
keluarganya serta kemungkinan resiko-resiko yang ditangung
keluarga /pasien.
3. Setelah mendapat penjelasan, apabila pasien atau keluarga
memutuskan untuk tetap tidak dirawat, maka perawat / dokter
menyampaikan semua kewajiban yang harus diselesaikan.
PASIEN PULANG PAKSA

No. Dokumen :
No.Revisi Hal. : 2/2
007/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
4. Jika pasien menggunakan kartu jaminan maka pasien yang
pulang paksa tersebut diberlakuan sebagai pasien umum kecuali
untuk pasienE-KTP
5. Keluarga / pasien menandatangani Surat Pernyatan Pulang Paksa
6. Perawat meminta keluarga pasien menyelesaikan administrasi ke
loketadministrasi
7. Surat bukti pembayaran diserahkan kepada bagian
administrasiperawat
8. Perawat memberikan penjelasan tentang perawatan selanjutnya di
rumah dan menyerahkan surat-surat yang diperlukanpasien
9. Perawat melepaskan alat alat medis yang terpasang ditubuh
pasien
10. Pasien dapat pulang sesuai dengan permintaan pasien dan
keluarga

UNIT TERKAIT Semua Unit Perawatan.


PERSIAPAN PEMASANGANENDOTRACHEAL
TUBE ATAU INTUBASI
No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
008/SPO/ICU/R
001 1/4
SBH /VIII/2019
STANDAR Tgl. Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
01 Agustus 2019

drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Persiapan pemasangan endotracheal tube / intubasi adalah


tindakan persiapan untuk memasukan suatu tubing melalui jalan
nafas,yang dilakukan pada pasien dengan sumbatan jalan nafas
atau dengan gagalnafas.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Membuka jalannafas
2. Membebaskan jalannafas
3. Fasilitas pemasangan ventilasimekanik

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR A. Persiapan Alat:


- Laryngoscopehandle
- Laryngoscopeblades
- ETT ( Endotracheal Tube ) sesuaiukuran
- Flexiblestylet
- Connectingtube
- Xylocainjelly
- Sarung tangan steril 2buah
PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL
TUBE ATAU INTUBASI
No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
008/SPO/ICU/R
001 2/4
SBH /VIII/2019
- Aquasteril
- Spuit 20 cc 1buah
- Orofaringeal(guedel)
- Stetoskop
- Bag Valve Mask(ambubag)
- Set penghisap lendirlengkap
- Cateter suction beberapaukuran
- Plester
- Gunting
- Masker
B. Persiapan Pasien:
- Memberikansalam.
- Inform Concent Keluargapasien.
- Memberikan informasi kepada pasien/ keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan sehingga
kooperatif
- Menjaga Privasi Pasien
C. Pelaksanaan:
- Mencuci tangan.
- Menyiapkan oropharingealgudel.
- Menyiapkan alat penghisaplender.
- Mengecek alat-alat yang akan di gunakan : kembangkan
balon ETT untuk mengecek kebocoran dan masukkan stylet
dalam ETT.
PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL
TUBE ATAU INTUBASI
No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
008/SPO/ICU/R
001 3/4
SBH /VIII/2019
- Mengatur posisi pasien terlentang dengan kepala
hiperekstensi (bila perlu atur posisi pasien dengan
mengganjal dengan bantal tipis di daerah oksiput dan
pasien di tidurkan dengan obat pelumpuh otot yang
sesuai).
- Mengecek daerah mulut dari gigi palsu dan sisa-sisa
makanan.
- Melakukan preoksigenasi selama 3 menit dengan
menggunakan BVM dengan FiO2 100%.
- Berikan premidikasi sesuai rencanapengobatan.
- Bantu operator atau dokter dalam melakukanintubasi.
- Menyambungkan ETT dengan BVM yang sudah
terpasang.

- Mengecek posisi ETT dengan menggunakan stetoskop


pada rongga dadapasien.

- Kembangkan balon ETT dengan menggunakan spuit


20cc.

- Melakukan fiksasiETT.

- Membereskan alat –alat yang sudah tidak digunakan.

- Sambungkan ETT denganventilator

- Mengatur posis tidur pasien dan merapikanpasien

- Mencucitangan.
PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL
TUBE ATAU INTUBASI
No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
008/SPO/ICU/R
001 4/4
SBH /VIII/2019
- Mendokumentasikan prosedur dan kondisi pasien selama
prosedur dan setelahpemasangan

UNIT TERKAIT 1. OK
2. IGD
PERSIAPAN MELAKUKAN TINDAKAN
EXTUBASI
No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
009/SPO/ICU/R
001 1/4
SBH /VIII/2019
Tgl. Terbit : Ditetapkan,
STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

drg. Bramantio, Sp.Ort

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan dalam pengangkatan pipa endotrachea


melalui hidung / mulut.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengembalikan


fungsipernafasan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No: Tentang


PedomanPelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Melakukan Pengkajian:
Kaji apakah pasien sudah mampu bernapas spontan dan tidak
memerlukan alat bantu napas dengan kriteria :
- Pasien sudah kooperatif dan mampu batukefektif
- RR per menit stabil ataunormal
- Analisa Gas darahstabil
- Minute volume90mk/kg
- Inspiratory Force : 20-25 cmH2O
- Vital capacity15ml/kg
- Tanda-tanda vitalstabil
PERSIAPAN MELAKUKAN TINDAKAN
EXTUBASI
No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
009/SPO/ICU/R
001 2/4
SBH /VIII/2019

2. Persiapan Alat:
- Set terapioksigen
- EmergencyTrolly
- SetExtubasi
- Obat-obat lifesaving
- Spuit 10 cc / 20cc
- Handscoon
- Selang kateter dan alat penghisaplender
3. Persiapan Pasien:
- Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tujuandan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Mengajarkan pasien cara batuk dan mengeluarkan sputum
yangefektif.
- Menjaga privacypasien.
4. Pelaksanaan:
a. Cucitangan.
b. Gunakan handscoon.
c. Menghisap sekresi sebelum dilakukan tindakanextubasi
d. Mengempiskan cuffETT.
e. Melepaskan fiksasiETT.
f. Dokter / perawat melakukan tindakanextubasi.
g. Memberi terapi oksigen melalui sungkup dengan
konsentrasi tinggi (8 – 10Lpm).
PERSIAPAN MELAKUKAN TINDAKAN
EXTUBASI
No. Dokumen :
No. Revisi Hal. : 3/4
009/SPO/ICU/R
SBH /VIII/2019 : 001

h. Perhatikan humidifikasi (kelembapan)oksigen


i. Anjurkan pasien untuk batuk dan nafasdalam
j. Membersihkan bekas plester denganNaCl
k. Rapikanpasien
l. Bereskanalat
m. Lepaskan handscoon
n. Cucitangan
o. Lakukan pemantauan respirasipasien
p. Lakukanobservasi
- Tingkatkesadaran
- Tanda-tanda vital meliputi frekuensi pernafasan, nadi,
tensi dan suhu
- Warnakulit
- Ekspansidada
q. Dokumentasikan pada lembar catatanperawatan
r. Cek analisa gas darah setelah 30 menit sampai 1 jam
pascaextubasi.

UNIT TERKAIT - OK
- IGD
- ICU
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
010/SPO/ICU/R
001 1/4
SBH /VIII/2019
Tgl. Terbit : Ditetapkan,
STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN RJP adalah suatu prosedur tindakan untuk mengembalikan fungsi


pernapasan dan fungsi jantung guna mempertahankan kelangsungan hidup
pasien yang dilakukan pada pasien henti jantung dan henti nafas, ventrikel
fibrilasi serta asistole.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengembalikan fungsi


jantung danparu.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Pasien:


- Menjelaskan tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan kepada keluargapasien
- Inform consentkeluarga
- Posisi pasien diatur dengan posisi terlentang datar dan diusahakan
tidak menyentuh tempattidur
- Baju bagian atasdibuka
- Jaga privacypasien
2. Persiapan Alat:
a. Trolly Emergancy yang berisi : BVM
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
010/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

3. Pelaksanaan:
a. Menilai pernapasan pasien dengan cara:
- Melihat pergerakan dada atauperut
- Mendengar suara keluar masuknya udara darihidung
- Merasakan adanya udara dari mulut dan hidung denganpipi
atau punggungtangan.
b. Menilai denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis.
c. Mengecek kesadaran pasien dengan cara:
- Memanggilnama
- Menanyakankeadaan
- Menggoyangkan bahupasien
d. Memasang papan resusitasi dibawah punggungpasien.
e. Membebaskan jalan napas dengan cara:
a) Membersihkan sumbatan jalan napas dengan cara
menghisapsekresi
b) Tripel manuver:
- Ekstensi kepala
- Mengangkat rahangbawah
- Mempertahankan posisi rahangbawah.
f. Melakukan pernapasan buatan (bagging 12-20 kali/menit) bila
denyut jantungteraba.
g. Melakukan RJP dengan ABC kombinasi bila denyut jantung tidak
teraba dengan cara:
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
010/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Pernapasan buatan / bagging 2kali
- Cek arteri korotis. Bila tidak ada denyut bagging 1kali
- Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging dengan
perbandingan 30 : 2 bilaRJP
- Cek arteri korotis. Bila tidak ada denyut bagging 1kali
- Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging
perbandingan 30:2
i. Evaluasi pernafasan pasien tiap 3-5menit
j. Lakukan RJP sampai:
- Timbul napasspontan
- Diambil oleh petugas lain ataualat
- Pasien dinyatakanmeninggal
- Penolong sudah tidak mampu atau sudah 30 menit tidak ada
respon dari pasien. Frekuensi tekanan 80- 100 kali/menit
k. Dokumentasikan

Kompresi Jantung Luar Dilakukan Dengan :

A. Dewasa:
- Penekanan menggunakan 2 pangkal telapak tangan dengan
kekuatanbahu
- Penekanan pada daerah sternum 2-3 jari diatas Procesus Xipoideus
- Kedalaman tekanan 3-5cm
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG
PARU (RJP)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
010/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Frekuensi penekanan 100kali/menit
B. Anak:
- Penekanan menggunakan 1 pangkal telapaktangan
- Kedalaman tekanan 2-3cm
C. Pada Bayi:
- Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri penolong,
sedangkan tangan kiri memegang lengan atas bayi sambil meraba
arteribrachialis
- Jari tengah dan jari telunjuk kanan penolong menekan dada bayi
pada posisi sejajar punting susu 1 cmkebawah
- Kedalaman tekanan 1-2cm.
Perbandingan kompresi jantung dan bagging 5:1

UNIT TERKAIT 1. OK
2. UGD
3. Ruang rawatinap
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/6
011/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
STANDAR Tgl. Terbit : Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan persiapan dan pemasangan alat bantu mekanik
untuk memberikan bantuan nafas pada pasien yang memerlukan
pemasangan alat ventilasi mekanik dan dilakukan oleh dokter atau
perawat terlatih/ahli yang sudah mendapatkan pendelegasian dari
dr.anastesi/dr.DPJP

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk :

1. Memberikan bantuan nafas dengan cara memberikan tekanan


positif melalui jalan nafasbuatan

2. Memberikan kekuatan mekanis pada paru untuk mempertahankan


pertukaran O2 dan CO2 yangfisiologis

3. Mengambil alih (manipulasi) tekanan jalan nafas dan pola


pernafasan untuk memperbaiki pertukaran O2 dan CO2 secara
efisien dan oksigenisasi yangadekuat

4. Mengurangi kerja otot jantung dengan jalan mengurangi kerjaparu

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :


PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/6
011/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

PROSEDUR A. Persiapan Alat:


- Ventilator lengkap dan siappakai
- PulseOxymetri
- Manual Resucitation Bag(ambubag)
- Alat-alat penghisap lender
- Endo Trachealtube
- Meletakkan ventilator disamping tempat tidur sisi kiri
kepalapasien
B. Persiapan Pasien:
- Inform Concent Keluargapasien
- Memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akandilakukan
- Mengatur posisi yang aman dan nyaman sesuai kondisi pasien.
C. Pelaksanaan:
- Perawat mencucitangan
- Atur mode ventilasimekanik
- Setting tidal volume 8-12ml/KgBB
- Pilih frekuensi nafas antara 10-12kali/menit
- Atur ratio inspirasi : ekspirasi(1:2)
- Setting sensitifitas (triger sensitivity) antara 0 s/d-20
- Set fraksi oksigen (FiO2) 21 % - 100%
- Atur levelPEEP
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/6
011/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Atur semua alarm (batas atas dan batasbawah)
- Sambungkan kabel listrik ke sumber listrik dan
nyalakan powermesin.
- Sambungkan selang udara ke sumberudara
- Sambungkan selang pasien ke testlung
- Cek pengembangan tes lung sesuai dengan Tidal Volume yang
sudahdiatur
- Sambungkan selang pasien keETT
- Perawat mencucitangan
- Mendokumentasikan prosedur dan kondisi pasien
selama prosedur dan setelahpemasangan

PENETAPAN PEMASANGAN VENTILATOR DILAKUKAN


OLEH DOKTER

A. Pada Pasien Dengan Pernapasan Kendali:


a. Mengisapsekresi.

b. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola pernapasan


kendali dengan cara:

- Menentukan tidal volume (TV) 8-12 cc/kgBB


- Menentukan minute volume (MV) = RR xTV
- Menentukan frekuensi pernapasan 12kali/menit.
- Menentukan kosentrasi oksigen (FiO2) sesuaikebutuhan
- Mengatur sensitifitas kearah kendali sesuai jenis ventilator
yangdigunakan.
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
011/SPO/ICU/R
001 4/6
SBH /VIII/2019
c. Menilai volume udara yang masuk dengan cara membaca jarum
petunjuk pada jarum ventilator, atau melihat pada layarmonitor
d. Menentukan sistem alarm volume udara yang masuk/tekanan udara,
sesuai dengan jenis ventilator yang digunakan.
e. Menentukan sensitifitas kearah negatif 20 cmH2O bagi pasien
dengan resusitasiotak.
f. Menghubungkan ventilator ke pasien dengan memakai konektor.
B. Pada Pasien Dengan Pernapasan Assisted:
1. Terangkan prosedur padapasien.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukantindakan.
3. Mengisapsekresi.
4. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola pernapasan
assisted dengan cara:
a. Menentukan sensitifitas sesuai dengan jenis ventilator
yangdigunakan.
b. Mengatur ventilator dengan frekuensi pernapasan 10 kali/menit,
agar bila pasien apnoe ventilator dapat membantupernapasan.
c. Menentukan tidal volume disesuaikan dengan frekuensi
pernapasan yangdisiapkan.
d. Menentukan konsentrasioksigen.
e. Menghubungkan ventilator ke pasien dengan
menggunakankonektor.
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
011/SPO/ICU/R
001 5/6
SBH /VIII/2019
f. Melakukan observasi setiap 30 menit antara lain:
- Kerjaventilator
- Tensi, nadi, pernapasan dan tandasyanotik
- Tanda-tanda fighting (penolakan bantuanventilator)
C. Pasien Dengan Pernapasan “Sincronize Intermitten Mandatori
Ventilation” (SIMV) :
1. Terangkan prosedur tindakan yang akandilakukan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukantindakan
3. Mengisapsekresi
4. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola pernapasan
SIMV dengan cara:
a) Mengatur ventilator sesuai pola pernapasan(SIMV)
b) Menyesuaikan frekuensi pernapasan ventilator dengan frekuensi
pernapasan pasien sesuai dengan ventilator yangdigunakan
c) Menghubungkan ventilator ke pasien dengan memakai konektor
5. Melakukan observasi setiap 30 menit antara lain:
a) Kerjaventilator
b) Tensi, nadi, pernapasan, dan tanda-tandasyanotik
c) Tanda-tanda fighting (penolakan bantuanventilator)
D. Pada Pasien Pernapasan “Positive End Expiratory Pressure”
(PEEP):
1. Menentukan tekanan positif sesuai kondisipasien
2. Pola pernapasan kendali dengan PEEP, cara kerjanya sama pada
pasien dengan pola pernapasan kendali,ditambah
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
011/SPO/ICU/R
001 6/6
SBH /VIII/2019
dengan pemasangan katup pada selang ekspirasi
3. Pola pernapasan SIMV dan PEEP, cara kerjanya sama pada pasien
dengan pola pernapasan SIMV, ditambah dengan pemasangan katup
pada selangekspirasi
4. Pada pasien dengan pernapasan “Continuous Positif Airway
Pressure” (CPAP) :
a) Mengatur ventilator kearah CPAP pada pasien yang sudah
bernapasspontan
b) Menghubungkan selang ekspirasi kedalam botol berisi air untuk
pasien yang sudah tidak memakai ventilator, tetapi masih
memerlukan tekanan positif pada akhir ekspirasi. Besarnya
tekanan positif dalam alveoli sama dengan panjang selang
ekspirasi yang masuk kedalam air.

UNIT TERKAIT UGD, OK, Perina


PEMASANGAN BEDSIDE MONITOR

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
012/SPO/ICU/R
001 1/2
SBH /VIII/2019
Tgl. Terbit : Ditetapkan,
STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Bedside monitor adalah alat yang difungsikan untuk memonitor


kondisi fisiologis pasien dimana proses monitoring tersebut
dilakukan secara real-time sehingga dapat diketahui kondisi
fisiologis pasien pada saat itu juga.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk pemasangan


Bedside Monitor secara benar.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. PersiapanAlat.
- Satu Set lengkap BedsideMonitor
- Sumberlistrik

2. PersiapanPasien.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan tindakan yang akandilakukan
- Mengatur posisi pasien sesuaikondisi

3. Pelaksanaan.
- Sebelum dipergunakan pastikan tidak adakerusakan
PEMASANGAN BEDSIDE MONITOR

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
012/SPO/ICU/R
001 2/2
SBH /VIII/2019

atau gangguan pada mesin Bedside Monitor.


- Mencucitangan.
- Atur posisi mesin Bedside Monitor disamping pasien,
diatas meja yang sudahditentukan.
- Memasang 5 buah elektroda dipermukaan dada pasien dan
hubungkan ke-5 elektroda tersebut dengan
BedsideMonitor.
- Pasang kabel saturasi oksigen pada jari telunjuk pasien.
- Pasang manset pengukur tekanan darah pada lengan
pasien.
- Pasang kabel pengukur suhu pada ketiakpasien.
- Pasangkan kabel monitor ke stop kontaklistrik.
- Nyalakan mesin monitor dengan menekan tombol power
“on” tunggu sampai tampak gambar EKG pada
layarmonitor.
- Tekan tombol menu untuk mengatur hal-hal yang perlu
ditampilkan pada layar monitor (BP, HR, EKG, TEMP).
- Baca hasil yang tertera pada monitor sesuai kebutuhan.
- Cucitangan.
- Dokumentasikan.

UNIT TERKAIT UGD, Perina, OK


PEMBERIAN TERAPI INHALASI DENGAN ALAT
NEBULIZER
No. Dokumen :
No. Revisi Hal. :
013/SPO/ICU/R
: 001 1/2
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Adalah suatu prosedur tindakan memberikan therapi inhalasi


menggunakan alat nebulizer.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk membantu


mengencerkan dahak.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No: Tentang


PedomanPelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. PersiapanAlat
1) Satu set alatnebulizer.
2) Obat bronchodilator sesuai instruksidokter.
3) Bengkok 1buah.
4) Tissue.
5) Spuit 5cc.
6) Nacl 0,9 %.
2. PersiapanPasien
1) Memberikan salam dan menyapa namapasien.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akandilakukan
3) Meminta persetujuan dan kesiapanpasien.
4) Mengatur posisi sesuai kandisipasien.
PEMBERIAN TERAPI INHALASI DENGAN ALAT
NEBULIZER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
013/SPO/ICU/R
001 2/2
SBH /VIII/2019

3. Pelaksanaan:
- Mencucitangan
- Menyambungkan kabel power ke stopkontak.
- Menyiapkan obat inhalasi yang akan digunakan dan isi di
dalam tabungnebulizer.
- Tambahkan cairan NaCl 0,9% ke dalam tabung nebulizer
sesuai dengan ukuran yangditentukan.
- Menghidupkan saklar“on”.
- Memasang masker menutup mulut dan hidungpasien.
- Menganjurkan pasien untuk menghirup uap yang keluar
dari dalammasker.
- Apabila obat dalam tabung habis, matikan saklar pada
posisi“off”.
- Mebereskanalat
- Mencucitangan
- Mendokumentasi tindakan yang telahdilakukan

UNIT TERKAIT ICU, UGD, OK dan Ruang perawatan rawat inap.


PEMANTAUAN HEMODINAMIK DENGAN
TRANDUSER
No. Dokumen :
No. Revisi Hal. :
014/SPO/ICU/R
: 001 1/3
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pemantauan hemodinamik dengan tranduser adalah pemantauan


tekanan vena sentral, arteri pulmonal, kapiler arteri pulmonal dan
takanan darah arteri sistemik secara terus menerus, yang
dilakukan pada pasien yang terpasang CVP, Arteri Line, Swan
Ganz.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk menilai


tekanan vena sentral, arteri pulmonal, kapiler arteri pulmonal dan
tekanan darah arteri secara terus menerus.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat:


- Monitor.
- Tranduser.
- Alatflush.
- Kantongtekanan.
- Cairan NACL0,9%.
- Heparin.
- Manometerline.
PEMANTAUAN HEMODINAMIK DENGAN
TRANDUSER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
014/SPO/ICU/R
001 2/3
SBH /VIII/2019

- Spuit 1cc.
- Threewaystopcock.
- Penyangga tranduser/ standarinfus.
- PipaV.
- Infuseset.
2. Persiapan Pasien:
- Menyampaikansalam.
- Inform Concent Keluargapasien.
- Memberikan informasi kepada pasien / keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akandilakukan.
- Atur posisi pasien ( posisi tidurterlentang).
3. Pelaksanaan:
- Mencucitangan
- Ambil heparin sebanyak 500 unit dan masukan kedalam
cairan NaCl 0,9 % 1kolf
- Hubungkan cairan tersebut dengan selanginfus
- Hubungkan cairan infus dengan kantongtekanan
- Hubungkan tranduser dengan alatflush
- Pasang threeway stopcock dengan alatflush
- Hubungkan bagian distal selang infus dengan alatflush
- Hubungkan manometer dengan threewaystopcock
- Keluarkan udara dari seluruh sistem alatpemantauan
- Pompa kantung tekanan sampai 300mmHg.
PEMANTAUAN HEMODINAMIK DENGAN
TRANDUSER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
014/SPO/ICU/RSB
001 3/3
H /VIII/2019

- Hubungkan manometer dengan kateter yang sudah terpasang


- Lakukan kalibrasi alat sebelumpengukuran.
- Lakukan laveling (gunakan pipaV)
- Tutup threeway kearah pasien dan buka kearahudara
- Tekan tombol kalibrasi sampai monitor terlihat angkanol
- Buka threeway kearah pasien dan menutup kearah udara.
- Pastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca dengan baik.
- Mencucitangan.
- Mendokumentasikan pada daftar check list / tindakan pada
catatanperawatan.

UNIT TERKAIT Neonatologi, OK


MELAKUKAN SUCTIONING
TRACHEAL (PADA ALAT BANTU
JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/5
015/SPO/ICU/
001
RSBH
/VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus drg. Bramantio, SpOrt
2019

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan dalam melakukan penghisapan secret


melalui alat bantu jalan nafas seperti endotracheal tube atau
tracheostomy tube dengan menggunakan kateter suction yang di
hubungkan pada mesin suction dan dilakukan pada pasien yang
tidak mampu melakukan pembersihan jalan nafas juga tidak dapat
batuk efektif serta pada pasien yang mengalami penurunan
kesadaran yang memerlukan pengeluaransecret.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah :


1. Untuk mengeluarkan secret yang menghalangi jalannafas.
2. Untuk memelihara kepatenan jalan nafas.
3. Untuk mempermudahVentilasi.
4. Mengambil secret untuk bahan pemeriksaan.
5. Mencegah infeksi pada saluranpernafasan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR Persiapan Alat :


- Mesin suction portable atau suctiondinding.
- Selang penghubung dan konektor – Y, biladiperlukan.
MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/5
015/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Kateter suction steril sesuai ukuran, tidak boleh melebihi
setengah diameter alat bantu jalannafas.
- Tabung oksigen dan bagresusitasi.
- Air steril atau normalsaline.
- Spuit 5 cc danaquabidestilata.
- Komsteril.
- Sarung tangansteril.
- Selimut atau handuk untuk melindungi baju pasien dan
alattenun.
- Masker.

Persiapan Pasien :

- Sampaikan salam.
- Informasikan pada pasien atau keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Inform Concent Keluargapasien.
- Jelaskan bahwa tindakan dapat merangsang batuk dan reflexgag.
- Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau pasang
sampiran.
Pelaksanaan:
- Cucitangan.
- Atur posisi klien. Untuk pasien yang sadar posisi semi fowler
dan pasien tidak sadar posisisupine.
MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/5
015/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Letakkan handuk dibawah tracheapasien.
- Atur tekanan (tidak boleh lebih dari 120mmHg).
- Hidupkan mesin suction. Ada 3 kalibrasi tekanan,tekanan tinggi
120-150 mmHg, sedang 80-120 mmHg,rendah 0-80 mmHg.
Pada orang dewasa :120-150 mmHg,pada anak- anak 100–120
mmHg dan bayi 60–100mmHg.
- Buka kateter suction, tuangkan air steril atau normal saline pada
kom atau mangkok untuk melumasikateter.
- Pasang sarung tangan steril.
- Dengan tangan memakai sarung tangan hubungkan kateter
suction denganmesin.
- Basahi ujung kateter dengan air steril untuk mengurangi gesekan
sehingga memudahkanpemasukan.
- Test fungsi suction dan kepatenan kateter dengan menutup dan
membuka port atau konektor -Y dengan ibu jari.
- Jika secret tidak berlebihan berikan hiperventilasi dengan
memompa bag resusitasi dengan kadar oksigen 12–15L
/mnt .
- Jika secret berlebihan cukup dengan memberikan oksigen
dengan kadar lebih tinggi dari sebelumnya (12–15L/mnt).
- Berikan oksigen dengan konsentrasi 12-15L/mnt.
- Tanpa melakukan penghisapan masukan secara cepat tetapi hati–
hati kateter suction ke dalam alat bantujalan nafas (saat yang
tepat adalah pada saat inspirasi) hingga-
MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/5
015/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
10-12,5 cm atau sampai mentok (kemungkinan sampai carina)
atau pasien batuk. Kemudian tarik kembali kira– kira 1 cm.
- Lakukan penghisapan intermitten dengan membuka atau
menutup port kateter. Putar kateter sambil ditarik keluar
perlahan. Anjurkan pasien untuk batuk. Observasi kemungkinan
adanya distress nafas. Suctioning dilakukan selama 5–10 detik
dan tidak boleh lebih dari 15detik.
- Jika secret sangat kental,bilas kateter suction dengan air steril
dan masukan 3–5 ml air steril ke dalam tracheal kemudian
suction.
- Reoksigenasikan dan inflasikan paru – paru selama beberapa kali
bernafas.
- Bilas kateter dengan larutan steril yang tersedia,kemudian ulangi
prosedur sampai jalan nafas bersih. Jangan lakukan prosedur
lebih dari 5 menit .
- Bila pasien tidak mengalami distress pernafasan, istirahatkan
selama 20 – 30 detik sebelum mengulang suctioning.
- Anjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk diantara tindakan
suctioning.
- Lakukan suctioning orofaring setelah menyelesaikan suctioning
tracheal.
MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 5/5
015/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Setelah kateter dikeluarkan bilas dengan air steril kemudian buang
pada tempat yang telahditentukan.
- Amati perubahan warna kulit dan denyutnadi.
- Observasi respon pasien setelah dilakukan tindakan
suctioning meliputi suara nafas denganauskultasi.
- Rapikan alat –alat.
- Rapikanpasien.
- Cucitangan.
- Dokumentasikan tindakan meliputi tanggal, waktu, pelaksanaan,
respon juga posisi pasien, jumlah, konsistensi, bau dan warna
secret serta hal yang terjadi selama penghisapan di daftar chek list
atau tindakan perawatan pada catatanperawatan.

UNIT TERKAIT Neonatologi


MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI OROFARINGEAL DAN
NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
016/SPO/ICU/R
001 1/5
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur penghisapan secret melalui hidung dan mulut dengan
menggunakan kateter suction yang di hubungkan dengan mesin suction
dan dilakukan pada pasien yang tidak mampu melakukan pembersihan
jalan nafas juga tidak dapat batuk efektif serta pasien yang mengalami
penurunan kesadaran yang memerlukan pengeluaransecret.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah :


1. Untuk mengeluarkan secret yang menghalangi jalannafas.
2. Untuk memelihara kepatenan jalan nafas.
3. Untuk mempermudah ventilasi.
4. Mengambil secret untuk bahan pemeriksaan.
5. Mencegah infeksi pada saluran pernapasan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat :


- Mesin suction portable atau suctiondinding.
- Selang penghubung dan konektor-Y, bila diperlukan.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI OROFARINGEAL
DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
016/SPO/ICU/R
001 2/5
SBH /VIII/2019

- Kateter steril ukuran No 12 atau 16 French.


- Air steril atau normal saline.
- Kom steril ataumangkok.
- Sarung tangansteril.
- Selimut atau handuk untuk melindungi baju pasien dan
alattenun.
- Masker.
- Sampiran.
2. PersiapanPasien
- Sampaikan salam.
- Informasikan pada pasien atau keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akandilakukan.
- Inform Concent Keluargapasien.
- Jelaskan bahwa tindakan dapat merangsang batuk dan
refleksgag.
- Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau pasang
sampiran.
3. Pelaksanaan:
1) Cucitangan
2) Atur posisi pasien yang sesuai dengan kondisi pasien:
- Bila sadar dengan refleks gag berfungsi,baringkan pasien
pada posisi semi fowlerdengan kepala menghadap
perawatuntuk suctioning oral. Baringkan pasien pada
posisi fowler dengan leher ekstensi untuk suctioningnasal.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI OROFARINGEAL
DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
016/SPO/ICU/R
001 3/5
SBH /VIII/2019

3) Bila tidak sadar baringkan pasien pada posisi lateral


menghadap pada perawat untuk suctioning oral atau nasal.
4) Letakan handuk di bawah dagupasien.
5) Atur tekanan dan hidupkan mesin suction. Ada 3 kalibrasi
tekanan,tekanan tinggi 120-150 mmHg, sedang 80-120
mmHg,rendah 0-80 mmHg. Pada orangdewasa
:120-150 mmHg,pada anak-anak 100–120 mmHg dan
bayi 60–100 mmHg.
6) Buka kateter suction,tuangkan air steril atau normal saline
pada kom atau mangkok untuk melumasikateter.
7) Pasang sarung tangansteril.
8) Dengan tangan memakai sarung tangan hubungkan kateter
suction dengan mesin.
9) Tentukan panjang kateter yang akan dimasukkan dengan
cara mengukur jarak antara ujung daun telinga dengan
puncak hidung dan beri tanda dengan dipegang oleh ibu jari
dan jari telunjuk dari tangan dominan atau kira – kira 14 cm
untuk ibu jari:
- Coba lubang hidung yanglain.
- Untuk nasofaringeal suction,masukkan kateter ke salah
satu lubang hidung secara perlahan arahkan kearah medial
sepanjang dasar rongga hidung. Jangan mendorong paksa
kateter. Bila lubang hidung yang satu tidakpaten.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI OROFARINGEAL
DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
016/SPO/ICU/R
001 4/5
SBH /VIII/2019

10) Lakukansuction.
11) Untuk orofaringeal suction,masukkan kateter melalui sisi
rongga mulut secara perlahan dengan valve/ port dalam
keadaan terbuka dan arahkan keorofaring.
12) Basahi ujung kateter dengan air steril untuk mengurangi
gesekan sehingga memudahkan pemasukan.
13) Test fungsi suction dan kepatenan kateter dengan menutup dan
membuka port atau konektor-Y dengan jangan melakukan
penghisapan selama pemasangan untuk menghindari turbinasi
nasal oleh kateter dan akan lebih memudahkan masuknya
kateter ke dalamnasofaring
14) Setelah kateter mencapai nasofaring, tutup port dengan ibu
jari. Putar kateter sambil di tarik keluar perlahan. Suctioning
dilakukan selama 5 – 10 detik dan tidak boleh lebih dari 15
detik.
15) Bilas kateter dengan larutan steril yag tersedia,kemudian
ulangi prosedur sampai jalan nafas bersih. Jangan lakukan
prosedur lebih dari 5menit
16) Bila pasien tidak mengalami distress
pernafasan,istirahatkan selama 20 – 30 detik sebelum
mengulangsuctioning.
17) Anjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk diantara
tindakansuctioning.
18) Lakukan suctioning secret pada rongga mulut atau bawah
lidah setelah suctioning orofaring ataunasofaring.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI OROFARINGEAL
DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
016/SPO/ICU/R
001 5/5
SBH /VIII/2019

Untuk mempertahankan asepsis steril daerah mulut harus di


hisap hanya setelah area steril telah dihisap secara
keseluruhan.

19) Setelah kateter dikeluarkan, bilas dengan air steril kemudian


buang ke tempat yang telah ditentukan.
20) Amati perubahan warna kulit dan denyutnadi.
21) Observasi respon pasien setelah dilakukan tindakan suctioning
meliputi suara nafas denganauskultasi.
22) Rapikan alat –alat.
23) Rapikanpasien.
24) Cucitangan.
25) Mencatat dan mendokumentasikan tindakan:
- Waktupenghisapan
- Kondisi dan respon pasien terhadaptindakan
- Karakter secret : warna, konsistensi, jumlah danbau
- Hal yang terjadi selamapenghisapan
- Posisipasien

UNIT TERKAIT UGD, OK, ruang perawatan rawat inap


MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI
HIDUNG
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
017/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan pembersihan secret yang ada pada jalan
nafas utama dalam rangka pemenuhan kebutuhan oksigen dan
dilakukan pada pasien yang tidak mampu batuk atau pasien-pasien
tidak sadar.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah :

1. Jalan nafas pasien bebas darisecret

2. Kebutuhan oksigenterpenuhi

3. Mencegah komplikasi penumpukansecret

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat:


- Suction machine portable atau sentralsuction
- Kateter suction sesuai dengankebutuhan
- Cairan NaCl 0,9%
- Tissue
- Sarungtangan
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI HIDUNG
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
017/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

2. Persiapan Pasien:

- Sampaikansalam
- Informasikan pada pasien atau keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan, lama, sensasi serta
harapan selamapemeriksaan
- Inform Concent Keluargapasien
- Assessment kondisipasien
- Auskultasi dada (memastikan adanyasecret)
- Observasi tentang frekuensi nafas, nadi dan visualsecret
- Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau pasang
sampiran
3. Pelaksanaan:
1) Cuci tangan secaraaseptic.
2) Atur posisi tidur pasien sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
3) Sambungkan suction machine portable atau sentral suction
dengan sumberlistrik.
4) Hidupkan (putar) sumber penghisap sesuai dengan
tekanan yangdibutuhkan.
5) Pasang sarungtangan.
6) Hubungkan sumber penghisap dengan connecting tube dan
suctionkateter.
7) Masukkan ujung kateter penghisap kedalam lubang hidung
sampaitrakea.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI
HIDUNG
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
017/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

8) Lakukan penghisapan dengan menutup lubang pada


kateter sambil memutar suction kateterkeluar.
9) Kateter suctiondibilas.
10) Suction diulang sampai secretbersih.
11) Berikan oksigen dengan per nasal diantara tindakan
suction.
12) Apabila sudah bersih dari secret, kateter suction dilepas
dari sumber penghisap kemudian dibuang.
13) Bilas connecting tube dengan menggunakan NaCl 0,9
%.
14) Buka sarungtangan.
15) Cucitangan.
16) Mencatat dan mendokumentasikan tindakan:
- Kondisi dan respon pasien terhadaptindakan
- Karakter secret : warna, konsistensi, jumlah danbau

UNIT TERKAIT OK, UGD, Ruang rawat inap


CARA MENGUKUR CVP

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
018/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pengukuran CVP adalah satu tindakan untuk melakukan


pengukuran tekanan vena sentral dengan menggunakan
manometer .

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan


pengukuran CVP untuk mengetahui kebutuhan cairan pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat:


a. Kateter CVP yang terpasang baik sentral maupun perifer
(singel lumen / 2 lumen / 3lumen).
b. Manometer CVP dengan setnya yang tersambung dengan
cateter CVP dancairan.
c. Cairan isotonis yang dilengkapi dengan infuse set dan
three way untuk menyambungkan antara manometer dan
cateterCVP.
d. Waterpass.
e. Standarinfus.
CARA MENGUKUR CVP

No. Dokumen :
No. Hal. : 2/4
018/SPO/ICU/R
Revisi
SBH /VIII/2019
: 001
2. Pelaksanaan:
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan
keluarganya
b. Atur posisi pasien sesuai dengan kondisipasien
c. Tentukan nilai titik nol antara manometer dan pasien dengan
menggunakan water pass yang kita kenal dengan istilah
zeroing / zero point, adapun langkahnya:
- Tarik garis pada area mid clavicula dengan garis
vertical antara KS3 dan KS4 tentukan satutitik
- Tarik garis pada area mid axilaris dengan garis
horizontal tentukan satutitik
- Titik pertemuan antara garis vertical di mid clavicula
dan garis horizontal di mid axilaris pada ICS3 dan
ICS4 itulah titiknolnya
- Jika di lihat pada rongent thoraks ujung kateter tersebut
berada pada muara vena cava superior dan vena cava
interior pada atriumkanan
- Bisa juga tetapkan titik nol (zero point) dengan cara
menarik garis dari ICS IV ke arah lateral, kemudian
tarik garis mid axilla. Titik perpotongan tersebut harus
sejajar dengan titik nol dari manometer dengan
bantuanwaterpass.
d. Ambil waterpass untuk menentukan nilai nol pada
manometer, dengan cara : tarik ujung waterpass yang ada
airnya (pastikan tidak ada udara di antaranya)dengan
CARA MENGUKUR CVP

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
018/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
tangan kanan atau kiri geser ujung waterpass yang satunya
tentukan nilai nol pada manometer sejajar dengan ujung
waterpass tersebut.

e. Pastikan cairan infus yang dipakai NaCl 0,9%.


f. Apabila cairan yang terpasang bukan NaCl 0,9 % bilas
terlebih dahulu dengan NaCl 0,9%.
g. Buka cairan isotonis / NaCl 0,9% (pastikan aliran tetesan
infus pada cateter CVP lancar) dengan posisi three way arah
panah terbuka pada infus dan cateter CVP, three way pada
manometertertutup.
h. Isi manometer CVP dengan cairan isotonis / NaC10,9%
dengan menutup arah three way pada pasien atau cateter
CVP dan three way manometer terbuka (pastikan tidak ada
udara pada manometer set dan clep berwarna hijau dibuka).
i. Tutup three way dari cairan isotonis, yang terbuka hanya
three way dari manometer dan cateter CVP /pasien.
j. Cairan manometer dibiarkan turun sesuaigravitasi.
k. Perhatikan undulasi / pergerakan cairan yang ada pada
manometer CVP. Cairan akan mengukur dengan mulai turun
dari nilai tertinggi ke arahbawah.
l. Pada undulasi bertahan (naik – turun pada nilai tertentu)
itulah nilai CVP pada pasien tersebut. Undulasi dapat di
bandingkan dengan proses respirasipasien.
m. Setelah nilai CVP di nilai , beri tanda manometer padanilai
CARA MENGUKUR CVP

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
018/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
yang telah di tentukan dengan tanda merah pada
manometerdan clep berwarna hijau di tutup.
n. Tutup three way antara manometer dan cateterCVP.
o. Buka three way antara cairan isotonis /NaC10,9%.
p. Atur aliran tetesan cairan ke cateter CVP supaya cateter CVP
tidakmacet.
q. Dokumentasikan hasilpengukuran.
r. Evaluasi kondisi klinispasien.
s. Kaji parameter / data yang lain yang berhubungan dengan
status cairan pasien. Apakah pasien normo / hipo /
hipervolemik.
t. Lapor dan kolaborasi dengan dokter tentang status cairan
pasien danintervensinya.

UNIT TERKAIT UGD


MENGGANTI BALUTAN IV LINE CATETER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
019/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu tindakan membuka balutan infus yang terpasang pada area
penusukan infus dan menggantinya dengan balutan infus baru.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah


terjadinya infeksi bakteri melalui IV line cateter.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. PersiapanAlat.
a. Metode Konvensional :
- Perlak danpengalas
- Plester dangunting
- Lidi ,kapas dengan cairan wash bensin / kayuputih
- Betadine cair /salep
- Sarung tanganbersih
- Bak instrument steril berisi lidi kapas steril, pinset
anatomis steril 2 buah,kassa steril 2 x2
- Bengkok
MENGGANTI BALUTAN IV LINE CATETER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
019/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

b. Metode Modern
- Set ganti balutan IVcateter
- Pengalas
- Bengkok
- Sarung tanganbersih
- Pinset anatomis steril satubuah
- Perlak danpengalas
2. PersiapanPasien :
- Sampaikansalam
- Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akandilakukan
3. Pelaksanaan:
a. Cuci tangan .
b. Dekatkan alat –alat ke samping tempat tidur dan jaga
kesterilanalat.
c. Pasang perlak dan pengalas di bawah tempat IVcateter.
d. Pakai sarung tanganbersih.
e. Buka bak instrument dengan teknikaseptic.
f. Lepaskan plester dengan lidi kapas yang telah di basahi
washbensin.
g. Angkat kassa satu per satu dari tempat pemasangan IV
cateter dengan pinset anatomis dan bersihkan sisa –sisa
perekat.
MENGGANTI BALUTAN IV LINE CATETER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
019/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

h. Letakkan pinset yang telah di gunakan ke dalam neirbekken.


i. Amati area : penusukan, warna, pembengkakkan. Apabila
ada tanda - tanda peradangan sekitar matikan aliran infus dan
up IVcateter.
j. Jika tidak ada tanda – tanda peradangan,angkat plester yang
memfiksasi abocath dengan hati – hati, jangan sampai
bergeser atau terangkat dengan menggunakan lidi kapas yang
berisi wash bensin, kemudian bersihkan sisa-sisa perekat
pada kulit, jaga jangan sampai menyentuh area penusukan,
buang plester kebengkok.
k. Gunakan tangan yang non dominan untuk menstabilkan IV
cateter pada tempatpenusukan.
l. Gunakan tangan yang dominan untuk memegang pinset
anatomis:
- Bersihkan area penusukan secara sirkuler dari tempat
penusukan ke arah luar satu kali usap dengan kapas
betadine, kemudian dengan kapasalcohol.
- Fiksasi dengan plester di bawah IV cateter dengan
perekatnya menghadap keatas dan silangkan plester di
atas IV cateter,hati – hati jangan sampai menyentuh dan
menutup tempat penusukan.
- Berikan betadine salep atau cair pada area penusukan,
biarkan sesaat sampai mengering. Dekatkan selang IV
cateter kemudian rekatkan plester kedua di atas
selanginfuse.
MENGGANTI BALUTAN IV LINE CATETER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
019/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Tutup dengan kassa transparan di atas tempat penusukan


(jika tidak ada,tutup dengan kassa steril kering) dan
rekatkan dengan plester .
j. Catat tanggal dan waktu penggantian balutan IVcateter.
k. Evaluasi respon klien dan lakukan rencana tidaklanjut.
l. Angkat pengalas serta bereskan alat–alat.
m. Lepaskan sarung tangan.
n. Sampaikansalam.
o. Cucitangan.
p. Dokumentasikan hasil tindakan dan responklien.

UNIT TERKAIT UGD dan Semua Ruangan Rawat Inap


PROSEDUR PEREKAMAN
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
020/SPO/ICU/R
001 1/4
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Merekam dan mencatat aktivitas listrik jantung melalui


elektroda - elektroda yang di pasang pada permukaan tubuh
yang dilakukan pada pasien dengan kelainan jantung, pre
operasi maupun kelainan elektrolit serta dilakukan pada
seluruh pasien baru yang berusia diatas 40tahun.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:

1. Merekam aktivitas listrikjantung.

2. Mendekteksi kelainan gambaran listrikjantung.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. PersiapanAlat.
a. Mesin EKG yang dilengkapi :
- Kabel untuk sumberlistrik
- Kabel untuk bumi(ground)
- Kabel elektoda (ekstremitas dandada)
- KertasEKG
- Plat elektroda ekstremitas / karetpengikat
PROSEDUR PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
020/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Balon penghisap elektroda dada


b. Jelly /air
c. Tissue
d. Kain kassa / kapasalcohol
e. Spidol atau ballpoint (untuk perekaman EKGserial)

2. Persiapan pasien:

a. Menyampaikansalam.
b. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan beserta
lama, sensasi dan harapan selamapemeriksaan.
c. Meminta persetujuanpasien.
d. Jaga privacy pasien dengan menutupgorden.
e. Mengatur posisi tidur terlentang pada pasien (tangan dan
kaki tidak salingbersentuhan).
3. Pelaksanaan :
a. Perawat mencucitangan.
b. Menghubungkan kabel listrik EKG dengan sumberlistrik.
c. Membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas pasien
serta melepas jam tangan, dan logamlain.
d. Tentukan dan periksa kulit daerah ekstremitas yang akan di
pasangelektroda.
e. Menginformasikan pada pasien bahwa pemasangan
elektroda akandilakukan.
f. Membersihkan kedua pergelangan tangan dan kakiserta
PROSEDUR PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
020/SPO/ICU/R
001 3/4
SBH /VIII/2019

pada daerah dada dengan menggunakan kapas alkohol (kalau


perlu cukur daerah pergelangan kaki) dilokasi tempat
pemasangan elektroda.
g. Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektroda, bila
tidak ada jelly gunakan kapasbasah.
h. Memasang kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan
kedua tungkai pasien untuk merekam bagian ekstremitas
(leadI,II,III,aVR,aVF,aVL), dengan cara sebagai berikut:
- Kabel merah pada pergelangan tangankanan
- Kabel kuning pada pergelangan tangankiri
- Kabel hijau pada pergelangan kakikiri
- Kabel hitam pada pergelangan kakikanan
i. Memasang elektroda dada dengan menekan karet
penghisapnya untuk rekaman precordial lead sebagai berikut:
- V1 berada di ruang intercostal IV garis sternal kanan.
- V2 berada di intercostal IV garis sternal kiri sejajar
V1.
- V3 berada di pertengahan antara V2 danV4.
- V4 berada pada ruang intercostal V garis mid
claviculakiri.
- V5 berada sejajr V4 garis axilarisdepan.
- V6 berada sejajar V5 garis axilaristengah.
PROSEDUR PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
020/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

j. Melakukan kalibrasi dengan ukuran 10 mm dengan


kecepatan 25mm/volt.
k. Melakukan rekaman EKG secara berurutan sesuai dengan
pilihan lead yang terdapat pada mesinEKG.
l. Melakukan kalibrasi kembali setelahperekaman.
m. Melepaskan semua elektroda.
n. Membersihkan jelly dari badanpasien.
o. Memberitahu pasien bahwa perekaman sudahselesai.
p. Mematikan mesinEKG.
q. Mencatat : nama pasien, umur,waktu, tanggal, serta nama
perawat yang melakukanEKG.
r. Membereskan alat-alat.
s. Mengevaluasi respon pasien dan melakukan rencana
tidaklanjut.
t. Menyampaikansalam.
u. Mencucitangan.
v. Mendokumentasikan hasil tindakan dan responpasien.

UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap dan UGD


PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
TRACHEOSTOMY
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
021/SPO/ICU/
001
RSBH
/VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus drg. Bramantio, SpOrt
2019

PENGERTIAN Perawatan pasien yang terpasang tracheostomy adalah suatu


tindakan membersihkan luka, mengganti balutan tracheostomy,
dan membersihkan tracheostomy tube.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:

1. Menjaga luka tetap bersih dan mencegah infeksi pada tempat


pemasangantracheostomy
2. Mempertahankan kepatenan tracheoltube.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. PersiapanAlat
a. Bak steril berisi:
- Pinset cirurgis 1buah
- Pinset anatomis 2buah
- Kom kecil berisi bethadine atauantibiotic
- Kom kecil berisi NaC10,9%
- Kom kecil berisi kapas sublimate /kassa
- Lidi wotten 3buah
- Kassa steril ukuran 4 x6 1lembar
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
TRACHEOSTOMY
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
021/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Alaskerja.
- Neirbekken 2buah.
- Korentang dalamtempatnya.
- Plester.
- Guntingverban.
- Wash bensin,alcohol.
- Tali pengikattracheostomy.
- Perlengkapan suctioningtracheal.
- Sarungtangan.

2. Persiapan Pasien:

- Menyampaikansalam
- Menjelaskan kepada keluarga tentang tujuan dan prosedur
tindakan yang akandilakukan
- Menjaga privacypasien
- Mengatur posisi semi fowler bila pasien sadar, atau posisi
supinasi pada pasien tidaksadar
- Memastikan pasien dalam keadaan aman untuk
dilakukantindakan
3. Pelaksanaan:
- Mengkaji status pernafasan pasien termasuk kebutuhan
akan peghisapan dan perawatan endotracheal.
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
TRACHEOSTOMY
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
021/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Meletakkan semua alat –alat didekatpasien.


- Membantu pasien untuk mengambil posisi semi fowler
bila pasien sadar, atau posisi supinasi pada pasien
tidaksadar.
- Mencucitangan.
- Lakukan penghisapan tracheal sebelum mengganti
balutan.
- Pasang alaskerja.
- Letakan neirbekken kosong pada alaskerja.
- Buka tutup baksteril.
- Siapkan screen (pelembab udara tracheostomy) atau
siapkan TPiece.
- Buka tutup washbensin.
- Buka balutan lama dengan pinset cirurgis dan lidi waten
yang sudah dicelupkan ke dalam washbensin
- Buang balutan lama ke dalam neirbekken masukkan
pinset cirurgis ke dalam neirbekken yang berisi
larutandesinfektan.
- Bersihkan tube tracheostomy dengan kapas sublimat atau
kassa NaC1 0,9 % sampaibersih.
- Pastikan tracheostomy tube dalam posisi yang tepat dan
aman pada saat menggantibalutan.
- Keringkan luka dan sekitarnya.Perhatikan dengan cermat
adakah tanda –tanda peradangan atau perdarahan.
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
TRACHEOSTOMY
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
021/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Olesi luka tracheostomy dengan bethadine atau antibiotik


dengan menggunakan lidiwatten.
- Bila luka kotor dan menunjukkan adanya tanda
peradangan, luka di kompres bethadine dengan
menggunakan kassa atau di beri salep antibiotik sesuai
advisdokter.
- Tutup dengan kasa kering steril kemudian di plester
(bilaperlu).
- Pasang screen atau T Piece pada bagian atas lubang
tracheostomy untuk melembabkan udara.
- Bereskan alat –alat dan rapikanpasien.
- Evaluasi responklien.
- Mencucitangan.
- Dokumentasi pada daftar chek list tindakan pada
catatanperawatan.

UNIT TERKAIT Rawat Inap, UGD.


PEMBERIAN MAKAN MELALUI ENTERAL
FEEDING (BLENDERIZE)
No. Dokumen :
No. Revisi Hal. : 1/4
022/SPO/ICU/R
: 001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pemberian makan dengan menggunakan selang naso gastrik


terbuat dari poly ethylene (NGT) yang di pasang melalui naso/
oropharing pasien ke dalam lambung untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien yang terpasang NGT/OGT/Gastrostomy.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperbaiki


atau mempertahankan kebutuhan nutrisi pada klien yang tidak
mampu makan melalui oral dan untuk memberikan obat.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat:


- Serbet.
- Chateter tip / Feedingbag.
- Stetoskop.
- Sarung tanganbersih.
- Air matang pembilas dalamgelas.
- Makan cair dalamtempatnya.
- Klem / penjepitselang.
PEMBERIAN MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING
(BLENDERIZE)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
022/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Tissue makan.
- Neirbekken.
- GelasUkur.
- Persiapan pasien:
- Sampaikansalam.
- Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Menjaga privacypasien.

3. Pelaksanaan:

1) Mengecek program therapymedic.


2) Cucitangan.
3) Alat –alat didekatkan di samping tempat tidurpasien
4) Mengkaji adanya alergi makanan, bising usus, masalah-
masalah yang berkaitan dengan pemberian makanan melalui
NGT (muntah, diare, konstipasi, distensi abdomen).
5) Siapkan makanan dan obat (jika ada) yang akan diberikan.
Sesuai dengan therapymedic.
6) Bantu klien untuk posisi semi fowler yangnyaman.
7) Pasang pengalas di daerah atas dadaklien.
8) Pasang sarung tanganbersih.
9) Pastikan penempatan posisi NGT dengan mengecek aspirasi
isi lambung. Jika ada indikasi tidak ada absorpsi makanan
lakukan kolaborasi dengan bertanggungjawab.
PEMBERIAN MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING
(BLENDERIZE)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
022/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

10) Mengkaji residulambung.


11) Memberikan makanan melalui NGT:
a. Bolus / Intermiten Feeding
- Klem selang dengan cara menekuk ujung selang
dengan menggunakan tangan yang tidak dominan.
- Lepaskan kateter tip dari selang dengan tangan yang
dominan, kemudian lepaskan pendorongnya
dari katetertip.
- Masukkan kembali suntikan tanpa pendorongnya di
ujung selang. Tangan yang tidak dominan tetap
mengklemselang.
- Isi syringe chateter tip dengan makanan cair yang
tersedia 50 cc, tinggikan 45 cm di atas lambung
pasien, lepaskan klem. Biarkan isi spuit secara
bertahap masuk dan jangan sampai spuit kosong.
Ulangi tindakan tersebut sampai makananhabis.
- Bilas selang NGT dengan air hangat sejumlah 1–2
cc untuk bayi, 3-4cc untuk anak, dan 10-30 cc untuk
dewasa atau sampai selangjernih.
- Bila selang NGT sudah bersih, di tutup atau di klem.
- Pertahankan posisi pasien 30 derajat selama 30
menit setelah pemberian makananselesai.
PEMBERIAN MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING
(BLENDERIZE)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
022/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

b. Contineus Drip Method:


- Hubungkan selang NGT dengan pengaturan
kecepatan aliran (seperti selang infus) yaitu dengan
feedingbag.
- Alirkan makanan / formula sampai ke ujung selang
atau keluarsedikit.
- Atur klem, gantung feeding bag sekitar 12 inch atau
30 cm darihidung.
- Hubungkan selang dari feeding bag denganNGT
- Buka klem dan aturaliran.
- Setelah makanan / formula habis, bilas dengan air
putih 60 ml, sisakanair tetap berada di selangNGT.
- Klem dan tutup selangNGT.
12) Bantu pasien mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan
pasien, setelah 30 menit pemberian makanan.
13) Bersihkan dan rapikan alat –alat.
14) Lepaskan sarungtangan.
15) Cucitangan.
16) Evaluasi responpasien.
17) Rencanakan tindaklanjut.
18) Dokumentasikan jumalah makanan yang di berikan dan
respon pasien pada daftar chek list atau tindakan pada catatan
perawatan.
19) Pastikan fiksasi selang pada posisi yangbenar

UNIT TERKAIT UGD dan semua unit perawatan rawat inap.


PEMBERIAN TOTAL PARENTERAL
NUTRISI
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
023/SPO/ICU/R
001 1/2
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pemberian total parenteral nutrisi adalah kegiatan memberikan


cairan makanan melalui infuse berupa protein, gula hipertonik
dan tambahan zat lain pada pasien yang tidak bisa diberikan
makanan melalui gastrointestinal.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untukmemenuhi


kebutuhan makanan yang lengkap secara parenteral pada pasien
yang tidak bisa memberikan makananmelalui
gastrointestinal guna mendapatkan nutrisi yang tepat.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat:


- Caiaraninfus
- Infuspump
- Infusset
- Kapas alcohol
- Plester
- Tianginfus
- Cairan makanan sesuaikebutuhan
PEMBERIAN TOTAL PARENTERAL NUTRISI

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/2
023/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

2. Persiapan pasien:
- Sampaikansalam.
- Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.

3. Pelaksanaan:

- Sediakan cairan makanan sesuaikebutuhan


- Cek label cairan makanan sesuai advisdokter
- Cek tanggal kadaluarsa cairanmakanan
- Sambungkan infus set dengan caiaranmakanan
- Buang udara dengan mengisi caiaran dalamselang
- Set infusion pump sesuai denganperhitungan
- Nyalakan infusionpump
- Bereskan alat- alat yang tidak dipakai
- Observasi dan dokumentasikanprosedur

UNIT TERKAIT Semua Unit Pelayanan Keperawatan.


PERAWATAN PASIEN YANG
TERPASANG WATER SEALAD
DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen :
No. Revisi Hal. : 1/4
024/SPO/ICU/R
: 001
SBH /VIII/2019

Tgl. Terbit : Ditetapkan,


STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Perawatan pasien yang terpasang WSD adalah melakukan


persiapan botol WSD dan pergantian botol,perawatan luka jahitan
pada daerah pemasangan WSDuntuk mempertahankan keamanan
dan keamanan sistem drainage.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


- Menghindari komplikasi pasca pemasanganWSD.
- Menjaga kebersihan dan kesterilan peralatanWSD.
- Memelihara sistem drainage dan mencegah
insiden pneumothorak.
- Memelihara kepatenan sistemdrainage.
- Meningkatkan pengembanganparu.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No: Tentang


PedomanPelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat:
a. Bag steril berisi:
- pincet cirurgis 1buah.
- pincet anatomis 2buah.
- kainkasa.
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
WATER SEALAD DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
024/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

b. Plester.
c. Perlak alaskerja.
d. Neirbekken.
e. Air destilasi steril atau NaC10,9%.
f. Guntingverban.
g. Wash bensin, alcohol.
h. Klem 2buah.
i. Botol WSD steril dengan larutan NaC1 0,9% atauaquadest.
j. Perlengkapan suctioning jika diperlukan.
2. Persiapan Pasien:
- Sampaikansalam.
- Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Jaga privacypasien.
3. Pelaksanaan:
- Kaji rasa nyaman pasien dan pemberian obat analgetik pada
saat pasien bergerak, nafas dalam,danbatuk.
- Kaji tanda vital untuk mengetahui apakah terdapat
pneumothorax.
- Observasi pergerakan dada, auskultasi bunyi nafas.
- Periksa luka daerah penusukan selang dada dan
kemungkinan adanya krepitus subcutan.
- Periksa jumlah cairan yang keluar pada botol atau container.
- Periksa fluktuasi level caiaran pada botol WSD.
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
WATER SEALAD DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
024/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Periksa fluktuasi air atau udara pada selang WSD dengan


mengklem sementara selangdada.

Menyiapkan botol sistem satu botol :

- Isilah botol WSD dengan 300 ml air destilasi steril atau NaCl
0,9 %.
- Masukkan satu lubang gelas pendek dan satu yang panjang
pada penutup karet botol. Pastikan bahwa tabung selang yang
panjang masuk 2 cm dibawah permukaan airbotol.
- Beri tanda pada level permukaan air botol dengan plester.
- Tempatkan botol pada rak botol pada lantai di samping
tempat tidurpasien.
- Hubungkan botol dengan selang dadapasien.
- Plester semua sambungan selang termasuk tutupbotol.

Mengganti Balutan :

- Membuka pakaian pasien bagianatas.


- Posisikan pasien untuk perawatan pemasangan WSD. Pada
posisi pasien terlentang dengan satu bantal dengam tangan di
keataskan pada bagian yang dipasangWSD.
- Mencucitangan.
- Mendekatkanalat.
- Membuka balutan denganhati-hati.
- Bersihkan luka dengan NaCl 0,9 % dari yang bersihke
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
WATER SEALAD DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
024/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Yang kotor.
- Bersihkan selang dengan alkohol 70%
- Jaga selang dada agar tidaktertarik
- Observasi kulit sekitar penusukan selangdada
- Tutup sekitar selang dada dengan kain kassa (kompres)
dan tutup kembali dengan menggunakan kain kassakering.
- Tutup pakaianpasien.
- Bila akan mengganti botol WSD terlebih dahulu selang di
klem dengankocher.
- Botol WSD pengganti sudah diiisi NaCl 0,9 % atau
aquadestilatasteril.
- Setelah botol WSD diganti dan selang WSD terfiksasi
dengan baik kocher klem dilepas.
- Pasien dirapikan dan alatdibereskan.
- Mencucitangan.
- Dokumentasikanpada daftar check list tindakan pada
catatanperawatan.

UNIT TERKAIT UGD dan ruanga perawatan rawat inap.


PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI (DRIP)
MENGGUNAKAN ALAT SYRINGE PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
025/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Syringe Pump merupakan suatu alat yang bekerja secara otomatis
untuk mengalirkan cairan / obat didalam syringe / spuit dalam
bentuk bilangan bulat atau secara decimal dengan pemberian
secara titrasi (dalam pengenceran) agar diperoleh kecepatan dan
jumlah tetesan yang tepat sesuai dengan dosis obat yang
dibutuhkan.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk


memenuhi obat/cairan pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapanpasien
- Pasien diberitahu penjelasan tentang tujuan
tindakan yang akandilakukan.
- Posisi pasien diatur sesuai dengankebutuhan.
2. Persiapanalat
- Alat syringpump.
- Disposable syringe pump sesuaiukuran.
- PerfusorLine.
PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI (DRIP)
MENGGUNAKAN ALAT SYRINGE PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
025/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Cairan dan obat yang digunakan sesuaikebutuhan.


- Sumberlistrik.

3. Pelaksanaan:

a. Hitung dan rubah jumlah cairan yang diinginkan menjadi


bentukcc/jam.
b. Isi syringe yang sesuai dengan pump yang digunakan dengan
obat yang sudah dioplos sesuaikebutuhan.
c. Isi perfusor line yang sudah tersambung dengan syringe
sampai ujung selang bebas dariudara.
d. Masukkan syringe/spuit ke dalam mesin dengan menekan
tombolpush.
e. Hubungkan syringe pump dengan sumberlistrik.
f. Nyalakan tombol power dengan menekan hold 1 sec selama 1
detik.
g. Atur jumlah aliran yang diinginkan dengan cara menekan
tombol ke atas untuk menaikkan angka atau tombol ke bawah
untuk menurunkan angka sehingga muncul angka pada layar
syringepump.
h. Tekan tombol infuse / standbay untuk memulaitetesan.
i. Tekan prime untuk mempercepat aliran pada pengisian kateter.
j. Trouble shoother :
- Bila alarm menyala pada out of infus, perbaiki syringe / spuit
terhadap kemungkinan kesalahan dalam meletakkan
syringe .
PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI (DRIP)
MENGGUNAKAN ALAT SYRINGE PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
025/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Bila alarm menyala pada stopped, tekan infuse / standbay.


- Bila alarm menyala pada occlusion, perbaiki triway atau
perfusor line terhadap kemungkinan terlipat, terdapat
emboli atau kemungkinan triway dalam keadaantertutup.
- Bila alarm menyala pada near empty, menunjukkan cairan
yang di set sudah hampirhabis.
- Bila alarm menyala pada empty, menunjukkan cairan yang
diset sudahhabis.
- Bila alarm menyala pada low batt, perbaiki sambungan
listrik dengan mesin, kemungkinan aliran listrik tidak
berfungsibaik.
k. Observasi jalannyacairan.
l. Jelaskan pada pasien atau keluarga bahwa pemasangan telah
selesai.
m. Dokumentasikan

UNIT TERKAIT UGD, Perinatologi, Rawat Inap Umum.


PEMBERIAN BANTUAN NAPAS DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT BVM
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
026/SPO/ICU/
001
RSBH
/VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus drg. Bramantio, SpOrt
2019

PENGERTIAN Suatu prosedur kegiatan memperbaiki fungsi ventilasi dengan


cara memberikan pernafasan buatan dengan menggunakan alat
ambu bag atau bag valve mask untuk menjamin kebutuhan
oksigen (O2) dan pengeluaran gas CO2.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk menjamin


pertukaran antara oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) yang
terjadi di paru-paru secara normal pada :

1. Pasien dengan gangguan system pernafasan danmemerlukan


bantuanpernafasan.
2. Pasien dengan hentinafas.
3. Pasien dengan cardiacarrest.
4. Pasien dengan respiratoryfailure.
5. Pasien yang sebelum, selama atau sesudah menjalanisuction.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan pasien :

- Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang maksud


dan tujuan dari tindakan yang akandilakukan.
PEMBERIAN BANTUAN NAPAS DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT BVM
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
026/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Inform consentkeluarga.
- Pasien dalam posisi terlentang,dengankepala ekstensi.

2. Persiapanalat

- Satu set Ambubag.


- Tempat tidur yang aman, datar dankeras.

3. Pelaksanaan:

a. Cucitangan.
b. Siapkan alat ambu bag dan pastikan alat tersebut dapat
digunakan.
c. Bebaskan jalannafas.
d. Periksa pernafasan pasien dengan cara:
- Look (lihat) : gerak dada, gerak cuping hidung (flaring
nostril), retraksi selaiga.
- Listen (dengar) : suara nafas, suaratambahan.
- Feel (rasakan) : udara nafas keluar hidung –mulut.
e. Nilai pernafasanpasien.
f. Nilai tanda tanda distress nafas, jika tanda-tanda muncul
lakukan pemberian nafas buatan menggunakanambubag.
g. Angkat rahang bawah pasien untuk mempertahankan jalan
nafasterbuka.
h. Tekan sungkup pada muka pasien secarakuat.
i. Pompa udara dengan cara tangan satu memegang bag sambil
memompa udara dan yang satunyamemegang
PEMBERIAN BANTUAN NAPAS DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT BVM
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
026/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

serta memfiksasi masker, pada saat memegang masker, ibu


jari dan jari telunjuk membentuk huruf C sedangkan jari-jari
lainnya memegang rahang bawah sekaligus membuka jalan
nafas dengan membentuk huruf E.
j. Lakukan sebanyak 10-12 kali/menit sampai dada
nampakterangkat.
k. Lakukan dengan cepat, tepat danhati-hati.
l. Lakukan sampai ada tindak lanjut atau perbaikan keadaan
umumpasien.
m. Evaluasipernafasan.
n. Pastikan pernafasan pasien tetapstabil.
o. Observasi pasien, bila terjadi henti nafas dan henti jantung
lakukanresusitasi.
p. Bereskanalat-alat.
q. Cuci tangan .
r. Dokumentasi.

UNIT TERKAIT Perinatologi, OK


MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG
DENGAN DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
027/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan pemberian therapi yang mengunakan


listrik dalam waktu yang singkat secara asinkron pada gelombang
EKGVentrikel Fibrilasi (VF) atau Ventrikel Takikardi (VT) tanpa
nadi sehingga terjadi depolarisasi sel-sel miokard, repolarisasi
dan kontraksi kembali. Tindakan ini dilakukan oleh dokter dan
perawat terlatih/ahli yang sudah mendapatkan pendelegasian dari
dokter DPJP.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk


mengembalikanirama jantung dari irama yang mengancam jiwa,
sehingga memungkinkan timbulnya kembali aktivitas listrik
jantung yang terkoordinasi.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No: Tentang


PedomanPelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan
alat:
a. Defibrilat
or.
b. MonitorEKG.
c. Jelly.
MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG
DENGAN DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
027/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

d. Troli Emergency yang berisi:


- Resuscitationbag
- IntubasiSet
- Disposible
- Abocath
- InfusSet
- Perfusor
- Threeway
- AdrenalinInjeksi
e. Tissue pembersih.
f. Oksigen.
2. Persiapan Pasien:
- Pasang MonitorEKG
- Buat RekamanEKG
- Pasang IVLine
- Posisi pasien terlentang
- BeriOksigen
- Observasi tanda-tandavital
3. Pelaksanaan:
a. Perhatikan gambaran irama jantung di layar bed side
monitor. (Perubahan tiba-tiba dari irama jantung akan
membedakan tahapan intervensi yang akandiberikan)
b. Hubungkan kabel listrik ke sumberlistrik.
c. Berikan jelly pada keduapaddle.
MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG
DENGAN DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
No.Revisi : Hal. : 3/4
027/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

d. Hidupkan defibrilator (poweron).


e. Letakkan paddle apex pada posisi apkes (ICS V / letak atrio
ventrikular nodal) mid klavikula kiri dan paddle sternum
pada garis sternal kanan dibawah klavikula (ICS II / letak
sino atrial nodal) dengan tekanan + 10-12kg
f. Beri energi langsung 360joule.
g. Tekan tombol pengisi energi(charger).
h. Jika energi sudah terisi dan siap dilepaskan, beri aba-aba
pada lingkungan sekitar “CLEAR AREA”, DC SIAP?”,
“OK” dengan suarakeras.
i. Tekan tombol pada kedua paddle secara bersamaan.
j. Nilai kembali irama gambaran EKG pada monitor setelah
dilakukan defibrilasi (jika irama EKG masih menunjukkan
VF/VT tanpa nadi, defibrilasi dapat diberikan dengan energi
300 joule maksimal2x, ulang dalam jarak 5 menit dan paddle
masih tetap diletakkan pada tubuh pasien / jika gambaran
EKG meragukan, periksa nadi dan sensor elektrodaEKG).
k. Apabila setelah 2x 300 joule belum berhasil, energi dapat
dinaikkan 360 joule dan boleh diulang dengan energi yang
sama 360 joule diikuti pemberian Adrenalin 1 mg setiap 5
menit(drug-shock-drug-shock).
MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG
DENGAN DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
027/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

l. Periksa kembali apakah perlu untuk mengakhiri defibrilasi


jika irama listrik jantung di monitor EKG masih tetap
Fibrilasi (lakukan sesuai prosedur AlgoritmaACLS).
- Bila terjadi asistole, lakukan segeraRJP.
- Tindakan DC Shock dihentikan bilamana tidak ada
respon.
- Setiap perubahan EKG harus diprint.
m. Bereskan dan bersihkan kembali alat-alat yang sudah tidak
digunakan lagi serta simpan padatempatnya.
n. Dokumentasikan semua prosedur dan kondisipasien
Follow up:
- Nilai statusrespirasi
- Monitorjantung
- Monitor tanda-tandavital
- Aksesintravena
- Cari pencetus VF atau VT tanpanadi
- EKG 12Lead

UNIT TERKAIT UGD, OK


MEMBERIKAN DEFIBRILASI EKSTERNAL
PADA PASIEN DEWASA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
028/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan pemberian therapi kejut listrik dengan


“Mode Asynkrone” yang dapat menghantarkan listrik ke miokard
pada keadaan aritmia pada pasien yang bmengalami Ventrikel
Fibrilasi. Tindakan ini dilakukan oleh dokter dan perawat
terlatih/ahli yang sudah mendapatkan pendelegasian dari
dokterDPJP.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah:


1. Untuk mengevaluasi VentrikelFibrilasi.
2. Untuk mengembalikan irama ke sistem konduksi yang normal.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No: Tentang


PedomanPelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat:
a. Defibrilator
b. Kabelelektroda
c. Ring EKG 3buah
d. JellyEKG
e. KertasEKG
MEMBERIKAN DEFIBRILASI EKSTERNAL PADA
PASIEN DEWASA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
028/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

f. Troli Emergency yang berisi:


- Resuscitationbag
- IntubasiSet
- Disposible
- Abocath
- InfusSet
- Perfusor
- Threeway
- AdrenalinInjeksi
- Tissue pembersih
- Oksigen
- Alat-alat penghisaplender
2. Persiapan Pasien:
a. Pasang MonitorEKG
b. Buat RekamanEKG
c. Pasang IVLine
d. Posisi pasienterlentang
e. BeriOksigen
f. Observasi tanda-tandavital

3. Pelaksanaan:

a. Cucitangan.
b. Pasang kabel dan elektrodadefibrillator.
c. Pastikan gambaran EKG VentrikelFibrilasi.
d. Pastikan adanya aliranlistrik.
MEMBERIKAN DEFIBRILASI EKSTERNAL PADA
PASIEN DEWASA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
028/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

e. Atur jumlah energi yang akandiberikan.


f. Berikan jelly pada keduapaddle.
g. Hidupkan defibrilator (poweron).
h. Letakkan paddle apex pada posisi apkes (ICS V) mid
klavikula kiri dan paddle sternum pada garis sternal
kanan dibawah klavikula (ICSII).
i. Yakinkan irama EKG pasien masih VentrikelFibrilasi.
j. Tekan paddle cukupadekuat.
k. Pastikan tidak ada orang yang menyentuh tempat tidur
selama tindakan, beri aba-aba “CLEAR AREA”, DC
SIAP?”, “OK” dengan suarakeras.
l. Tekan tombol “discharge” untuk melepaskanenergy.
m. Cek irama jantung tanpa mengangkat keduapaddle.
n. Ulangi prosedur jikadiperlukan.
o. Apabila gagal prosedur defibrilasi mulai dengan
tindakanACLS.
p. Apabila berhasil, observasi tanda-tanda vital dan kaji
kembali kondisipasien.
q. Apabila terjadi asistole, lakukan segera RJP. Setiap
perubahan EKG harus diprint.
r. Bereskan dan bersihkan kembali alat-alat yang tidak
digunakan lagi serta simpan padatempatnya.
Dokumentasi semua prosedur dan kondisi pasien Follow
up :
- Nilai statusrespirasi.
MEMBERIKAN DEFIBRILASI EKSTERNAL PADA
PASIEN DEWASA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
028/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Monitorjantung
- Monitor tanda-tandavital
- Aksesintravenal.
- EKG 12Lead

UNIT TERKAIT UGD, OK


FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/6
029/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur serangkaian tindakan manipulasi pada dinding


dada yang terdiri dari Postural Drainge, Perkusi, Vibrasi dan
Batuk.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk membersihkan


jalan nafas berdasarkan gaya gravitasi secret dari segmen
bronchus tertentu.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat:


a. Tempat tidur pasien yang dapat diatur (diturunkan atau
dinaikkan).
b. Kursi.
c. Bantal 1-4buah.
d. Tissue.
e. Kantung plastik untuk menampungsputum.
f. Handuk.
g. Teko dan airminum.
h. Sarung tangan sekalipakai.
FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/6
029/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

i. Stetoskop
j. suction.
2. Persiapan pasien:
1) Sampaikansalam.
2) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
langkah-langkah tindakan yang akandilakukan.
3) Anjurkan minum sebelum tindakandilakukan.
4) Jangan makan 1-2 jam sebelum Postural Drainage
diberikan.
5) Stop semua makanan melalui NGT selama 30-45 menit
sebelum dilakukantindakan.
6) Periksa Residual isi lambung (bila terpasang NGT), jika
lebih dari 100 ml tundatindakan.
7) Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau
pasangsampiran.
8) Mengatur posisi pasien sesuaikondisi.
3. Pelaksanaan:
a. Cucitangan.
b. Pasang sarungtangan.
c. Bantu pasien mengatur posisi yang tepat sesuai dengan
kebutuhan.

POSTURAL DRAINAGE

Pilih salah satu posisi berikut :

1) Bronchus pada lobus apical anterior atas bagian kanan


FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/6
029/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

dan kiri : pasien duduk di kursi, bersandar pada bantal atau


duduk semifowler.
2) Bronchus pada lobus apical posterior atas bagian kanan dan
kiri : pasien duduk dikursi condong ke depan pada bantal
danmeja.
3) Bronchus pada lobus atas anterior bagian kanan dan kiri :
pasien berbaring terlentang datar dengan bantal kecil
dibawahlutut.
4) Bronchus pada lobus linguinal atas bagian kiri : pasien
berbaring miring kanan dengan lengan atas ke kepala pada
posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 30
cm. Tempatkan bantal dibelakang punggung dan gulingkan
pasien seperempat putaran kebantal.
5) Bronchus pada lobus tengah bagian kanan : pasien berbaring
miring kiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30 cm.
Tempatkan bantal di belakang punggung dan gulingkan
pasien seperempat putaran kebantal.
6) Bronchus pada lobus bawah anterior bagian kanan dan kiri :
pasien berbaring terlentang dengan posisi trendelenburg
dengankaki tempat tidur ditinggikan 45- 50 cm. Biarkan lutut
menekuk padabantal.
7) Bronchus pada lobus lateral bagian bawah kanan : pasien
berbaring miring kanan posisi tendelenburg, dengan kaki
tempat tidur ditinggikan 45-50cm.
FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/6
029/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

8) Bronchus pada lobus lateral bawah bagian kiri : pasien


berbaring miring kanan posisi trendelenburg dengan kaki
tempat tidur ditinggikan 45-50cm.
9) Bronchus pada lobus superior bawah bagian kanan dan kiri
: pasien berbaring telungkup dengan bantal
dibawahlambung.
10) Bronchus pada bagian lobus basal posterior bagian kanan
dan kiri : pasien berbaring telungkup dengan posisi
trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45-
50cm.
 Gunakan bantal secukupnya untuk
mempertahankan posisi dan memberi rasa
nyamanpasien.
 Minta pasien mempertahankan posisi selama 10- 15
menit kemudian lakukan perkusidada.

MELAKUKAN PERKUSI DADA :

1) Pastikan bahwa area yang akan di perkusi tertutup oleh gaun


atauhanduk.
2) Minta pasien untuk bernafas dalam danlambat.
3) Cekungkan telapak tangan sehingga jari-jari fleksi dan ibu jari
merapat ke jaritelunjuk.
4) Relaksasikan pergelangan tangan dan fleksikan sikut perawat.
5) Secara bergantian tangan, tepuk-tepuk area paru yang terdapat
secret selama 1-5 menit untuk setiap areayang
FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 5/6
029/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

terkena.

MELAKUKAN VIBRASI DADA :

1) Minta pasien untuk menarik nafas dalam (inspirasi) melalui


mulut dan mengeluarkan nafas (ekspirasi) melalui hidung
atau mulut yangdirapatkan
2) Pada saat ekspirasi tekankan telapak tangan (saling
menumpang) secara merata pada area dada yangterkena
3) Luruskan dan kuatkan siku serta getarkan / goyangkan
tangan pada area dada yang terkena. Vibrasi dilakukan
selama 5 kaliekspirasi
4) Anjurkan pasien untuk batuk dan membuang dahak ke
tempatnya.
5) Bersihkan mulut pasien dengan tissue, jikadiperlukan
6) Anjurkan pasien untukbatuk

MELAKUKAN BATUK

1) Atur posisi pasien duduk dengan agak sedikit membungkuk


ke depan dan kaki diluruskan di atas tempattidur
2) Pertahankan posisi panggul dan lutut fleksi untuk
merelaksasikan dan mengurangi ketegangan otot-otot
abdomen ketikabatuk
3) Anjurkan pasien menarik nafas lambat dan dalam melalui
hidung dan menghembuskannya melalui bibir yangdira-
FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 6/6
029/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

patkan bebrapa kali (3 kali).

4) Batukkan 2 kali selama mengeluarkan nafas (ekspirasi)


sambil mengencangkan otot-otot abdomen bersamaan
denganbatuk.
5) Tahan dan bebat apabila ada luka pada abdomen atau
daerahdada.
6) Buang lendir di wadah yangbersih.
Bila pasien tidak dapat batuk, penghisapan lendir
(suctioning) harus dilakukan.
7) Biarkan pasien istirahat sebentar, bilaperlu.
8) Biarkan pasien minumsecukupnya.
9) Lakukan evaluasi :
a) Auskulasi lapangpasru
b) Inspeksi jumlah, warna dan karaktersputum
c) Review catatan diagnostik meliputi pengumpulan sputum
/ culture, X-Ray dan analisa gasdarah.
d) Ukur tanda-tanda vital dan pulse oksimetri:
 Kembalikan posisi pasien yangnyaman
 Bereskanalat
 Cucitangan
 Lakukan dokumentasikeperawatan

UNIT TERKAIT ICU dan Ruang rawat Inap.


MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
030/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan dalam melakukan perawatan luka pada


pasien yang memiliki luka operasi, luka karena trauma mekanik,
electric maupun chemis serta luka karena ganggren.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk melakukan


perawatan luka.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapanalat.
a. Container steril berisi:
- Pinset anatomis / cirurgis ( 3buah).
- Gunting jaringan (1buah).
- Gunting kassa (1buah).
- Gunting untuk mengangkat jaringan (bilaperlu).
- Mangkok kecil (2Buah).
- Kapas lidi(secukupnya).
- Kassa steril (sesuaikebutuhan).
- Kassa menutup luka / modern wound dressing (sesuai
kebutuhan).
MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
030/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Sarung tangan steril (1pasang).
- Hemostatik klem forceps (sesuaikebutuhan).
b. Peralatan tidak steril:
- Gunting untuk buka balutan (1buah)
- Adhesif tape / plester / hypafix (secukupnya)
- Desinfektan dan antiseptic(secukupnya)
- Wash bensin dalam tempatnya(secukupnya)
- Bengkok (2buah)
- Obat luka sesuaikebutuhan
- Perlak dan kain pengalas (1lembar)
- Tempatsampah
2. Persiapan pasien:
- Sampaikansalam.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akandilakukan.
- Inform concentkeluarga.
- Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau
memasangsampiran.
- Dekatkan alat-alat yang akandibutuhkan.
- Mengatur posisi pasien (sesuaikebutuhan).
3. Pelaksanaan
1) Cucitangan
2) Lepaskan plester / adhesive wound dressing dengan cara
memegang bagian ujungnya dengan pinset dan ditarik dengan
sebelumnya dibasahi terlebih dahuludengan
MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
030/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Wash bensin.

3) Pakai sarung tangansteril.


4) Bersihkan luka dengan cairanantiseptik.
5) Bersihkan luka dengan menggunakan kassa yang dijepit
pinset ataupun langsung dipegang tangan dengan sarung
tangansteril.
6) Bersihkan luka dari dalam ke luar, pinset atau tangan yang
digunakan membersihkan luka, hindarkan kontak dengan
kassa / barang steril yang belumdigunakan.
7) Buang kassa bekas mencuci luka pada tempatsampah.
8) Alat yang telah terkontaminasi di simpan pada bengkok yang
berisidesinfektan.
9) Observasi keadaaanluka
10) Luka diberi obat dan di tutup dengan kassa steril dengan
menggunakan pinset steril / sarung tangan steril. Penutup luka
bisa juga dengan menggunakan modern wound dressing.
11) Buka sarungtangan.
12) Rapianpasien.
13) Bereskan alatalat.
14) Cucitangan.
15) Catat hasil observasi luka dan semua keadaan yang terjadi
pada saat menggantibalutan.
16) Observasi dan catat responpasien.
17) Dokumentasikan pada daftar chek list catatanperawatan.
MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
030/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
UNIT TERKAIT - UGD
- Ruang rawatinap
MELAKSANAKAN PERAWATAN STOMA

No. Dokumen : No. Revisi :


001 Hal. : 2/3
031/SPO/ICU/R
SBH /VIII/2019

STANDAR Tgl. Terbit : Ditetapkan,


PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
01 Agustus 2019

drg. Bramantio, SpOrt


PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan merawat luka stoma untuk membantu
proses eliminasi buang air besar dari usus /colon yang
dikeluarkan melalui dinding perut dan dilakukan pada pasien
yang mengalami karsinoma, inflamasi, truma atau obstruksi di
bawah sisi ostomi.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk merawat lubang


yang dibuat melalui pembedahan ke dalam usus guna
memberikan jalan keluar feses baik temporer maupun
permanent.
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat:


- Sarung tangan bersih 1buah
- Airhangat
- Kantong kolostomi bersih sesuai dengan ukuranostomi
- Bengkok atau pispot 1buah
- Kapas
- Kassa
MELAKSANAKAN PERAWATAN STOMA

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
031/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Vaseline
- Gunting 1buah
- Perlak pengalas 1buah
- Tempatsampah
- Sabun
- Waslap 1buah
- Cetakan ukuranstoma
- Spidol
2. Persiapanpasien
1) Sampaikansalam.
2) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akandilakukan.
3) Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau
memasangsampiran.
4) Dekatkan alat-alat yangdibutuhkan.
5) Mengatur posisi pasien (sesuaikebutuhan).
3. Pelaksanaan
1) Cucitangan.
2) Pakai sarungtangan.
3) Pasang perlak di bawah atau pinggirstoma.
4) Buka kantong lama dan skin barier (bila ada) buang ke
tempatsampah.
5) Tutup stoma dengankassa.
6) Bersihkan area kulit sekitar stoma dengankapas.
7) Kulit dibersihkan perlahan dengan menggunakansabun
MELAKSANAKAN PERAWATAN STOMA

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
031/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
dan waslap lembab secara lembut.

8) Kulit dikeringkan dengan kassa secara perlahan-lahan,


hindari menggosok areastoma.
9) Ambil kassa yang menutup stoma, buang kebengkok.
10) Pasang kantung stoma dengan cara membuka kertas perekat
dan menekan di atas stoma selama 30detik.
11) Buka sarungtangan.
12) Rapikanpasien.
13) Bereskanalat.
14) Cucitangan.
15) Observasi sekitarstoma.
16) Dokumentasikan pada daftar chek list catatanperawatan.

UNIT TERKAIT UGD, Ruang Rawat Inap.


PEMASANGAN IV CATETER PERIFER

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
032/SPO/ICU/
001
RSBH
/VIII/2019
Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur

STANDAR
PROSEDUR 01 Agustus
OPERASIONAL 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan invasive dengan cara memasukkan cateter


ke dalam pembuluh darah vena perifer.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk :


1. Memenuhi kebutuhan cairan danelektrolit.
2. Dukungan nutrisiparenteral.
3. Pemberian therapy intravena.
4. Pemberiantranfusi.
5. Maintenance.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat:


a. IVKateter
- untuk tranfusi dan resusitasi cairan : ukuran kateter
besar.
- untuk maintenance dan cairan yang mempunyai
osmolaritas tinggi : ukuran kateterkecil.
b. Jenis cairan : kristaloid, koloid,nutrisi
c. Set infus : tranfusi set, parenteral set, mikrodripset
PEMASANGAN IV CATETER PERIFER

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
032/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
d. Swab alcohol 70%
e. Plester
f. Kassa steril padatempatnya
g. Bethadine / zalf providoniodine
h. Perlak kecil danalas
i. Tourniquet.
j. Sarungtangan.
k. Neirbekken.
l. Gunting.
m. Tree way stop cock : untuk cairan lebih darisatu.
n. Clave conector : untuk pemberian therapy intravena
2. Persiapan pasien:
a. Sampaikansalam.
b. Periksa vital sign : Tensi, Pernafasan, Nadi danSuhu.
c. Cek hasilLaboratorium.
d. Periksa integritas kulit dan faktorpredisposisi.
e. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akandilakukan.
f. Inform consentkeluarga.
g. Atur peralatan di sampingpasien.
3. Pelaksanaan:
1) Cucitangan
2) Lepaskan penutup cairan infus dengan memperhatikan
sterilitas
3) Buka set infus kemudian atur roll klem 2-4 cmdibawah
PEMASANGAN IV CATETER PERIFER

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
032/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
drip dengan posisi off
4) Pasang set infus dengan cairan yangdiperlukan.
5) Lakukan pengisian cairan pada set infus dan pastikan tidak
ada udara di sekitar setinfus.
6) Atur posisi tidur pasien sesuai dengan kondisipasien.
7) Pilih pembuluh darah vena yang akan di pasang sesuai
kebutuhan.
8) Pasang perlakkecil.
9) Lakukan pembendungan 10-12 cm di atas tempat yang akan
dilakukanpenusukkan.
10) Pasang sarungtangan.
11) Lakukan desinfeksi pada area penusukan dengan swab
alcohol 70 % atau bethadine dengan carasirkulasi.
12) Lakukan punksi vena dengan lubang jarum menghadap
keatas.
13) Perhatikan keluarnya darah melalui kateter.
14) Tarik wire sedikit dan masukkan kateter secaraperlahan.
15) Lepaskantourniquet.
16) Cabut wire dan hubungkan cairan infus dengan IV kateter.
17) Test apakah cairan infus mengalir dengan lancar atau tidak.
18) Tempat penusukan diberi zalf ataubethadine.
19) Lakukanfiksasi.
20) Tutup tempat tusukan dengan penutup transparanatau
PEMASANGAN IV CATETER PERIFER

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
032/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
kassa steril.
21) Atur jumlah cairan infus yang masuk dengan system tetes
ataden atau menggunakan pump sesuai dengan kebutuhan.
22) Pada set infus dan kateter di beri tanggalpemasangan.
23) Bereskanalat-alat.
24) Lepaskan sarungtangan.
25) Rapikanpasien.
26) Cucitangan.
27) Awasi tempat penusukan apakah ada perdarahan, edema,
kemerahan, sakit,bocor.
28) Lakukan dokumentasi:
a) Tanggalpemasangan
b) Jenis cairan yang dipasang
c) Jumlah kebutuhancairan

UNIT TERKAIT UGD, Ruang Rawat Inap.


PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE
(NGT)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/5
033/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memasukkan alat selang plastic (selang


nasogastric / NG Tube) yang dipasang melalui hidung melewati
tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung pada pasien
tidak sadar, pasien karena kesulitan menelan, keracunan, muntah
darah maupun pra atau post operasi esophagus atau mulut.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk:

1. Memasukkan cairan, nutrisi dan obat-obatan pada pasien


yang tidak mampu mengkonsumsi makanan, cairan dan obat-
obatan secaraoral.
2. Mencegah terjadinya atropi esophagus / lambung pada
pasien tidaksadar.
3. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap / disedot apa
yang ada di dalam lambung (cairan, udara, darah, racun).
4. Membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa
subtansi isilambung.
5. Persiapan sebelum operasi dengan generalanaesthesia.
PEMASANGAN NASO GASTRIC
TUBE (NGT)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/5
033/SPO/ICU/RS
001
BH /VIII/2019
6. Menghisap dan mengalirkan pada pasien yang sedang
melaksanakan operasi pneumonectomy guna mencegah
muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambungsewaktu
recovery (pemulihan dari general anaesthesia).

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Melakukan Pengkajian:


- Sampaikansalam.
- Kaji adanya gangguan menelan, gastric bleeding atau distensi
abdomen.
- Cek kembali instruksi dokter untuk pemasanganNGT.
2. Persiapan Alat:
- NGT, sesuaiukuran
- Pelumas ataujelly
- Sarung tangansteril
- Neirbekken
- Perlakpengalas
- Spuit 50 cc, catetertip
- Stetoscope
- Feedingbag
- Kapas ataukassa
- Plester
- Gunting
- Klem (bilaperlu)
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/5
033/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
3. Persiapan pasien:
a. Informasikan tentang rencana pemasangan NGT, tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan, lama, sensasi serta
harapan selamatindakan
b. Bila pasien sadar informasikan pada pasien untuk membantu
kelancaran pemasangan NGT dengan cara menelan
c. Inform consentkeluarga
d. Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau
memasangsampiran
e. Posisi pasien diatur dalam posisi semifowler
Untuk pasien gelisah, tangan dan kaki di ikat dengan
memperhatikan segi keamanan dan kenyamanan pasien
4. Pelaksanaan:
a. Cuci tanganbersih
b. Perlak pengalas diletakkan di dadapasien
c. Neirbekken diletakkan di sampingpasien
d. Sarung tangan dipakai
e. Lubang hidung dibersihkan dengan kapas ataukassa
f. NGT di ukur dari epigastrium sampai ke hidung, kemudian
belok ke telinga, selanjutnya di beri tanda (ujung NGT
berada diepigastrium).
g. Ujung NGT di beripelumas.
h. Bila pada pangkal NGT dilengkapi dengan penutup, tutup
bagian pangkalnya, bila tidak maka gunakanklem.
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/5
033/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
i. NGT dimasukkan perlahan-lahan, sambil pasien dianjurkan
untuk menelan (untuk pasien yang sadar) sampai batas yang
telah di beri tanda pada saat pengukuran
j. Cek apakah NGT terpasang dengan benar, dengan cara:
- Isi spuit dengan udara, cara menarik perfusor sebanyak
10cc.
- Buka klem atau penutup dan masukkan udara melalui
pangkal NGT sambil dengarkan masuknya udara
dengan menggunakan stetoscope (stetoscope berada di
atasepigastrium).
- Bila terdengar adanya aliran udara di daerah
epigastrium berarti letak NGT benar. Udara di tarik
kembali dengan menggunakan spuit yangsama.
- Bila tidak terdengar aliran udara, berarti ada kesalahan,
tarik kembali NGT dengan perlahan dengan bagian
pangkal NGT tertutup atau di klem. Ulangi langkah
seperti diatas.
k. Setelah yakin NGT terpasang dengan benar, bagian yang
telah di beri tanda di fiksasi ke bagian puncak hidung
dengan plester dan pastikan bagian tersebut terfiksasi dengan
baik dankuat.
l. Pemasangan selesai, beri informasi pada pasien dan keluarga
bahwa pemasangan NGT telahselesai.
m. Alat-alatdibereskan.
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 5/5
033/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
n. Sarung tangan dibuka.
o. Rapikanpasien.
p. Cuci tanganbersih.
q. Lakukandokumentasi.
- Catat tanggal pemasangan NGT, ukuran NGT dan
efektifitasNGT.
- Cantumkan nama jelas dan tanda tangan pemasang NGT.

UNIT TERKAIT UGD, Perina, OK, Ruang rawat inap.


ISOLASI PASIEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
034/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memisahkan pasien dan atur peralatan


pada suatu tempat tersendiri / khusus dan dilakukan pada pasien
yang memiliki penyakit menular yang harus ditempatkan di
tempat isolasi.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk menjauhkan /


mengasingkan pasien dari keramaian secara fisik, memberikan
ketenangan, mencegah penularan dan meningkatkan efektifitas
serta efisiensi kerja.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat:


- Sarung tangansteril
- Masker
- Google
- Barakschort
2. Persiapan pasien:
- Sampaikan salam (siapkan diri untuk berkomunikasi
dengan pasien dankeluarga).
ISOLASI PASIEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
034/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Berikan penjelasan pada pasien dankeluarga.


- Siapkan ruangan isolasi sesuai standar yang telah
ditetapkan.
3. Pelaksanaan:
a. Cucitangan.
b. Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan, masker, gaun
pelindung) pada pasien dengan penyakitmenular.
c. Jika pasien dengan penyakit tidak menular, pergunakan
alatpelindung diri jikadiperlukan.
d. Berikan penjelasan pada pasien dankeluarga.
e. Pindahkan pasien ke ruangisolasi.
f. Berikan posisi dan lingkungan yang aman sertanyaman.
g. Berikan penjelasan tata cara dan lingkungan ruang
perawatan.
h. Buka alat pelindung diri jika dipergunakan dan masukkan
ke dalam kantong bertanda “infeksius” pada pasien dengan
penyakitmenular.
i. Buang limbah pasien dengan penyakit menular ke dalam
kantong sampah bertanda“infeksius”.
j. Buang limbah pasien bukan penyakit menular sesuai
standar pembuangan sampah yang telahditetapkan.
k. Cucitangan.
l. Pintu harus selalu tertutup saat meninggalkan ruangan
isolasi.
ISOLASI PASIEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
034/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

m. Pembersihan ruangan isolasi dilakukan sesuai prosedur yang


telahditetapkan.
n. Dokumentasikan dalam daftar chek list pada catatan
perawatan.

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap, UGD


PEMBERIAN NASAL CANULA OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
035/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memberikan oksigen dengan


menggunakan canula yang dipasang melalui salah satu lubang
hidung dengan cara pemberian oksigen dengan aliran rendah
dengan konsentrasi yang rendah.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untukmemenuhi


kebutuhan oksigen pada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan oksigenasi dengan aliran yang rendah dan lebih
efektif diberikan pada pasien yang terpasang NGT.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat:


- Canulaoksigen
- Aquabideststeril
- Manometeroksigen
- Pengalaskerja
- Sarung tangan bersih dalamtempatnya
- Tissue
- Neirbekken
PEMBERIAN NASAL CANULA OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
035/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Jelly
- SumberO2
- Humidifier
2. Persiapan pasien:
1) Sampaikansalam.
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akandilakukan.
3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai
dengan hemodinamikpasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasangsampiran.

3. Pelaksanaan:
1) Cucitangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai
batas yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkankosong.
4) Hubungkan canula binasal O2 ke humidifier yang sudah di
isiaquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir
dihumidifier.
6) Beri pelicin (jelly) pada ujung canula, jika diperlukan,
tetapi tidak menutup lubangcanul.
PEMBERIAN NASAL CANULA OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
035/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

7) Bersihkan hidung dengan menggunakantissue.


8) Masukkan ujung canula ke dalam lubang hidung sedalam
1cm.
9) Fiksasi selang O2 atau selang bisa dilekatkan pada kedua
telinga.
10) Alirkan oksigen secara perlahan dari aliran yang paling kecil
sampai aliran yang dibutuhkan untukpasien.
11) Aliran antara 1-3 lpm dengan konsentrasi oksigen antara 24-
32 %, aliran > 3 lpm reservoir anatomi hidung penuh dan
oksigen akanterbuang.
12) Observasi hemodinamikpasien.
13) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
14) Jelaskan pada pasien untuk tidak menggunakan
pernafasanmulut.
15) Rapikan pasien danalat-alat.
16) Cucitangan.
17) Periksa canula secara periodic karena canula dapat dengan
mudah keluar darihidung.
18) Dokumentasikan tindakan yangdilakukan.

UNIT TERKAIT UGD, Ruang rawat inap.


PEMBERIAN CANULA BINASAL OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
036/SPO/ICU/RS
001
BH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memberikan oksigen dengan


menggunakan canula yang dipasang melalui kedua lubang hidung
dengan cara pemberian oksigen dengan aliran rendah dengan
konsentrasi yang rendah.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untukmemenuhi


kebutuhan oksigen pada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan oksigenasi dengan aliran yang rendah dan lebih
efektif diberikan pada pasien yang tidak terpasang NGT.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat:


- Canula binasaloksigen
- Aquabideststeril
- Manometeroksigen
- Pengalaskerja
- Sarung tangan bersih dalamtempatnya
- Tissue
- Neirbekken
PEMBERIAN CANULA BINASAL OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
036/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Jelly
- SumberO2
- Humidifier
2. Persiapan pasien:
1) Sampaikansalam.
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akandilakukan.
3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan
hemodinamikpasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasangsampiran.
3. Pelaksanaan:
1) Cucitangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai batas
yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkankosong.
4) Hubungkan canula binasal O2 ke humidifier yang sudah di
isiaquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir
dihumidifier.
6) Beri pelicin (jelly) pada kedua ujung canula, jika diperlukan,
tetapi tidak menutup lubangcanul.
7) Bersihkan hidung dengan menggunakantissue.
PEMBERIAN CANULA BINASAL OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
036/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

8) Masukkan kedua ujung canula ke dalam lubang hidung


sedalam 1cm.
9) Fiksasi selang O2 atau selang bisa dilekatkan pada kedua
telinga.
10) Alirkan oksigen secara perlahan dari aliran yang paling kecil
sampai aliran yang dibutuhkan untukpasien.
11) Aliranantara1-6lpm(untukanak<1tahun,aliranO21-
3 lpm) dengan konsentrasi oksigen antara 24-44 %, aliran > 6
lpm reservoir anatomi hidung penuh dan oksigen
akanterbuang.
12) Observasi hemodinamikpasien.
13) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
14) Jelaskan pada pasien untuk tidak menggunakan
pernafasanmulut.
15) Rapikan pasien danalat-alat.
16) Cucitangan.
17) Periksa canula secara periodic karena canula dapat dengan
mudah keluar darihidung.
18) Dokumentasikan tindakan yang telahdilakukan.

UNIT TERKAIT UGD, Ruang rawat inap.


PEMBERIAN SIMPLE MASK OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Hal. : 1/3
037/SPO/ICU/RS
Revisi
BH /VIII/2019
: 001
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan cara memberikan oksigen aliran rendah


dengan konsentrasi yang tinggi dan dapat digunakan dalam
pemberian therapiaerosol.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk :


1. Meningkatkan kadar PO2 yang normal dalam darah pada
pasien dengan kekuranganoksigen.
2. Mengikat PCO2 dengan aliran antara 3-4lpm.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapanalat
- Simple maskoksigen
- Aquabideststeril
- Manometeroksigen
- Kassa
- SumberO2
- Humidifier
2. Persiapanpasien
1) Sampaikan salam
PEMBERIAN SIMPLE MASK OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
037/SPO/ICU/R
001 2/3
SBH /VIII/2019

2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan


dan prosedur tindakan yang akandilakukan.
3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan
hemodinamikpasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasangsampiran.
3. Pelaksanaan:
1) Cucitangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai batas
yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkankosong.
4) Hubungkan selang O2 simple mask ke humidifier yang
sudah di isiaquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir
dihumidifier.
6) Atur aliran oksigen antara 5-8 lpm dengan konsentrasi yang
dihasilkan 35-55 % untuk meningkatkan oksigen dan aliran
antara 3-4 lpm untuk mengikatPCO2
7) Pasang sungkup muka, yang sebelumnya aliran O2 sudah
diatur sesuai dengankebutuhan
8) Atur tali pengikat sungkup muka sehingga menutup rapat
dan menjaga kenyamanan bagi pasien, bila perlu gunakan
kain kassa pada daerah yangtertekan.
PEMBERIAN SIMPLE MASK OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
037/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

9) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah


selesai.
10) Rapikan pasien danalat-alat.
11) Cucitangan.
12) Observasi hemodinamikpasien.
13) Keringkan wajah pasien jika pada masker terlihat uap
ataubasah.
14) Observasi ketat apabila ada reaksimuntah.
15) Dokumentasikan tindakan yang telahdilakukan.

UNIT TERKAIT UGD, OK, dan semua Ruang Rawat Inap.


PEMBERIAN SIMPLE MASK NON REBREATHING
OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi Hal. : 1/3
038/SPO/ICU/R
: 001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan cara pemberian oksigen dengan aliran


rendah dengan konsentrasi yang tinggi.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk :


1. Meningkatkan kadar PO2 yang normal dalam darah pada
pasien dengan kekurangan oksigen yangtinggi.
2. Diberikan pada pasien sesudahextubasi.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat:


- Masker nonrebreathing
- Aquabideststeril
- Manometeroksigen
- SumberO2
- Humidifier
2. Persiapan pasien:
1) Sampaikan salam.
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akandilakukan.
PEMBERIAN SIMPLE MASK NON REBREATHING
OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
038/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan


hemodinamikpasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasangsampiran.
3. Pelaksanaan:
1) Cucitangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
ataukeluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai
batas yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkankosong.
4) Hubungkan selang O2 masker non rebreathing ke
humidifier yang sudah di isiaquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir
dihumidifier.
6) Alirkan oksigen dengan aliran maksimal yang ada di
flowmeter.
7) Isi O2 ke dalam kantong dengan cara menekan volve
(katup) yang ada diantara sungkup dan kantong dengan
ibu jari sampai terisipenuh.
8) Alirkan oksigen antara 8-12 lpm dengan konsentrasi yang
akan dihasilkan antara 55-90 % dan bag (kantong) harus
terisi maksimal 2/3 volumebag.
PEMBERIAN SIMPLE MASK NON REBREATHING
OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Hal. : 3/3
038/SPO/ICU/R
Revisi
SBH /VIII/2019
: 001
9) Pasang sungkup muka, yang sebelumnya aliran O2 sudah
diatur sesuai dengankebutuhan.
10) Atur tali pengikat sungkup muka sehingga menutup rapat
dan menjaga kenyamanan bagi pasien, bila perlu gunakan
kain kassa pada daerah yangtertekan.
11) Observasi ketat apabila kantong kempis dan jika terdapat air
dalam kantong harus segeradikosongkan.
12) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
16) Rapikan pasien danalat-alat.
17) Cucitangan.
18) Observasi hemodinamikpasien.
19) Keringkan wajah pasien jika pada masker terlihatbasah.
20) Dokumentasikan tindakan yang telahdilakukan.

UNIT TERKAIT UGD, OK


PEMBERIAN SIMPLE MASK REBREATHING OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
039/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan cara pemberian oksigen dengan aliran


rendah dengan konsentrasi yang tinggi.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk meningkatkan


PCO2 dengan tetap mempertahankan kadar PO2 yang normal
dalam darah.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat:


- Maskerrebreathing
- Aquabideststeril
- Manometeroksigen
- SumberO2
- Humidifier

2. Persiapan pasien:
1) Sampaikansalam.
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akandilakukan.
PEMBERIAN SIMPLE MASK REBREATHING OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
039/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan


hemodinamikpasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasangsampiran.
3. Pelaksanaan
1) Cucitangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai batas
yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkankosong.
4) Hubungkan selang O2 masker rebreathing ke humidifier
yang sudah di isiaquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir
dihumidifier.
6) Alirkan oksigen dengan aliran maksimal yang ada di flow
meter.
7) Isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang yang
ada diantara sungkup dan kantong dengan ibu jari sampai
terisipenuh.
8) Alirkan oksigen antara 6-12 lpm dengan konsentrasi yang
akan dihasilkan antara 35-60 % dan bag (kantong) harus
terisi maksimal 2/3 volumebag.
9) Pasang sungkup muka, yang sebelumnya aliran O2 sudah
diatur sesuai dengankebutuhan.
PEMBERIAN SIMPLE MASK REBREATHING OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
039/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

10) Atur tali pengikat sungkup muka sehingga menutup rapat


dan menjaga kenyamanan bagi pasien, bila perlu gunakan
kain kassa pada daerah yangtertekan.
11) Observasi ketat apabila kantong kempis dan jika terdapat air
dalam kantong harus segeradikosongkan.
12) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
13) Rapikan pasien danalat-alat.
14) Cucitangan.
15) Observasi hemodinamikpasien.
16) Keringkan wajah pasien jika pada masker terlihatbasah.
17) Dokumentasikan tindakan yang telahdilakukan.
18) Cek analisa gas darah setelah 2 jam pemasangan, jika
diperlukan.
19) Pantau ketat apabila terjadi peningkatanPCO2.

UNIT TERKAIT UGD, OK, Seluruh Ruang Rawat Inap.


PEMASANGAN NASAL OKSIGEN
KATETER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
040/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memberikan oksigen


dengan menggunakan kateter yang di pasang
melaluihidung.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untukmemenuhi


kebutuhan oksigen pada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan oksigenasi.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapanalat
- NasalKateter
- Aquabideststeril
- Manometeroksigen
- Oksigen tabung / oksigensentral
- Pengalaskerja
- Sarung tangan bersih dalamtempatnya
- Tissue
- Neirbekken
- Jelly
- Humidifier
PEMASANGAN NASAL OKSIGEN KATETER

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
040/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

2. Persiapanpasien
1) Sampaikansalam.
2) Kaji ulang kebutuhan oksigen melalui nasalkateter.
3) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akandilakukan.
4) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan
hemodinamikpasien.
5) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasangsampiran.
3. Pelaksanaan
1) Cucitangan.
2) Alat-alatdidekatkan.
3) Pasang sarungtangan.
4) Bersihkan hidung dengan menggunakantissue.
5) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai batas
yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkankosong.
6) Hubungkan nasal kateter O2 ke humidifier yang sudah di
isiaquabidest.
7) Beri pelicin (jelly) pada kedua ujung canula, jika diperlukan,
jangan sampai menutupi lubang dari kanula tersebut.
8) Test aliran oksigen, jika ada aliran kemudian tutup kembali.
PEMASANGAN NASAL OKSIGEN KATETER

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
040/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

9) Ukur nasal kateter oksigen mulai ujung hidung dampai ke


dauntelinga.
10) Masukkan ke lubang hidung secara perlahan-lahan sampai
batas yang telahditentukan.
11) Anjurkan untuk membuka mulut, kemudian lihat bagian
uvula.
12) Apabila kateter telah tampak, tarik kembali kateter sampai
ujung kateter tepat di belakanguvula.
13) Alirkan oksigen secara perlahan dari aliran yang paling kecil
sampai aliran yang dibutuhkan untukpasien.
14) Fiksasi selang O2 atau selangnya bisa dilekatkan pada
keduatelinga.
15) Aliran antara 1-6 lpm (pada anak < 1 tahun aliran O2 antara
1-3 lpm) dengan konsentrasi oksigen antara 24- 44 %, aliran >
6 lpm reservoir anatomi hidung penuh dan oksigen
akanterbuang..
16) Observasi hemodinamikpasien.
17) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai.
18) Rapikan pasien danalat-alat.
19) Cucitangan.
20) Dokumentasikan tindakan yangdilakukan

UNIT TERKAIT UGD, OK, Seluruh Ruang Rawat Inap.


MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen :
No. Revisi: Hal. : 1/3
041/SPO/ICU/RS
001
BH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Mengukur balance cairan merupakan suatu tindakan mengukur


keseimbangan cairan masuk dengan cairan keluar tubuh.

TUJUAN Mengetahui keseimbangan cairan tubuh.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT:


- Alattulis /pencatatan.
- Gelasukururin/urinbag.
- Alatpengukurberatbadan.

B. PROSEDUR:
1. Menjelaskantujuandanprosedur yangakandilakukan.
2. Mencucitangan.
3. Mengukurberatbadanpasien.
4. Menghitung intake:
- Oral ( makan,minum).
- Enteral ( obat oral, ngt ) dalam 24jam.
5. Menghitung intake parental ( cairaninfus, injeksi ) dalam24 jam.
6. Menentukancairanmetabolismedalam 24jam.
7. Menghitungout put urine dalam 24jam.
8. Menghitungout put feces dalam 24jam.
9. Menentukan Balance cairananak:
a. Air metabolisme :
MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
041/SPO/ICU/RS
001
BH /VIII/2019

a. Air metabolisme:
- usiabalita ( 1-3tahun) :8cc/kgBB/hari.
- usia5-7tahun :8-8,5cc/kgBB/hari.
- usia7-11tahun :6-7cc/kgBB/hari.
- usia12-14tahun :5-6cc/kgBB/hari
b. Menghitung IWL padaanak:
Rumus : (30 – usiaanakdalamtahun ) x cc/KgBB/hari.
c. Menghitung urine anakngompol : 0.5 – 1 cc /kgBB/hari.
d. Menghitung Balance
cairananakdengankenaikansuhu : Rumus : IWL +
200 (Suhutinggi –36,8°C).
10. Menghitung IWL ( INSENSIBLE WATER LOSS )dewasa:
Jmlcairan yang keluartdkdisadaridansulitdihitung.
- Keringat
- Uaphawanafas.
a. Insensible Water Loss (IWL) dewasa
: Rumus : ( 15 X BB)
24 JAM
b. IWL dengankenaikansuhu :
Rumus : [( 10% x cairan masuk) x
jumlah kenaikan suhu ] / 24jam+
IWLNormal.
11. Menghitung balance cairan:
CM – CK – IWL (CAIRAN MASUK – CAIRAN KELUAR –
IWL).
a. CM(input) :Cairanmasuk
- Infus
- Minuman
- Kandungancairandalammakanan
- Volume cairandalam obat2an
(sirup, suntikan,drip).
b. CK (Out Put) :Cairankeluar
- Urine
- Muntah
- NGT
- Draine.
MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
041/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

12. Dokumentasikan hasil dari penghitungan balancecairan


13. Mencucitangan

UNIT TERKAIT Unit rawat Intensif


PEMULANGAN PASIEN
KRITIS
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/2
042/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pasienkritisadalahpasiendengandisfungsiataugagalpadasatuataulebih
system tubuh, tergantungpadapenggunaanperalatan monitoring
danterapi.

TUJUAN Agar pasienmendapatkanperawatanlanjutan


diRumahsesuaidengankondisi yang di butuhkan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No:

PROSEDUR 1. Memberikanedukasipadapasiendanataukeluargaseperti:

 Diagnosadanmanajemen
 Rehabilitasi
 Obat-obatan
 ManajemenNyeri
 PerwatanLuka
 Diet danNutrisilain-lainnya

2. Perencanaanpulangdilengkapidalam 24 jam
pertamapasienmasukruangrawat:

a. Pasientinggaldengansiapa.
PEMULANGAN PASIEN KRITIS

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/2
042/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

b. Dimanaletakkamarpasiendirumah?
c. Bagaimanakondisirumahpasien?
d. Bagaimanaperawatankebutuhandasarpasien?
e. Apakahpasienmemerlukanalatbantukhusus?
f. Apamakananpasien?
g. Apakahperludirujukkekomunitastertentu?

3. Menjelaskanmasalahkeperawatansertatujuan / targetterukur.

4. Mengisinamalengkapdan tandatanganperawat yang


melakukanpengkajiandanperawat yangmelengkapipengkajian.

UNIT TERKAIT  InstalasiRawatInap.


 InstalasiGawatDarurat.
 BidangPelayanan.
 BidangKeperawatan.
TRANSPORTASI PASIEN KRITIS

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/2
043/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Transportasi pasien critical adalah pemindahan pasien dalam


keadaan kritis dari unit lain ke ICU atau sebaliknya, atau pun ke
rumah sakit lain untuk tindakan diagnostic atau pun keperluan
lain.

TUJUAN Menjaga Keamanan Pasien Selama Transportasi Pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. DPJP/ perawat icu melakukan assessment pasien sebelum


dilakukan transportasi, dan mengkordinasikan dengan
petugas tempat tujuan pasien tentang identitas, diagnostic,
dan kondisi pasien, keperluantransportasi.
2. Pasien yang di transportasikan potensial mengalami
perburukan.
kebutuhan monitoring,fisiologis dan intervensi akut,
kelanjutan terapi selama transportasi.
3. DPJP/ yang mewakili /perawat penanggung jawab pasien
menjelaskan kepada keluarga pasien terkait prosedur
transportasi yang akan dilakukan, dan alasaandi
TRANSPORTASI PASIEN KRITIS

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/2
043/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

transportasikan ke unit lain.


4. Perawat penanggung jawab menyiapkan pasien dan alat- alat
yang di butuhkan selamatransportasi.
5. Petugas yang mengantar pasien adalah yang sudah terlatih
dokter, perawat, dan petugas ambulan yang mengerti dan
mengenal dengan kondisi alattransportasi.
6. Ada alat dan prosedur komunikasi yang aman dalam keadaan
emergency, dan tersedia alat pelindung personil, pemadanapi.
7. Sedapat mungkin kondisi pasien stabil, kecuali pasien
memerlukan intervensi segera di rumah sakittujuan.
8. Jalan nafas pasien harus aman, sendiri ataupun dengan intubasi,
bantuan ventilasi manual/mekanik. Sudah harus ada akses
intravena.
9. Pasien harus dalam keadaan keamanan terjamin, terpasang
sabuk pengaman selama transportasi, monitor dan dokumen tasi
harus terus dilakukan.
10. Serah terima tentang kondisi pasien , terapi yang telah dan
sedang di lakukan, dukumentasi . resume medik, hasil
pemeriusaanpenunjang.

UNIT TERKAIT Seluruh unit pelayanan keperawatan.


PERAWATAN PASIEN
DENGAN KONDISI TERMINAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/2
044/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN 1. Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut


akal sehat sudah tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk
sembuh, keadaan itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau
suatukecelakaan.

2. Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak dapat


disembuhkanlagi.

3. Kematian adalah tahap akhirkehidupan.

4. Perawatan pasien dengankondisiterminal adalah memberikan


pelayanan khusus baik secara jasmaniyah maupun rohaniyah
kepada pasien dengan kondisiterminal.

TUJUAN 1. Memberikan rasa puas secara jasmani dan rohani kepada


pasien dengan kondisiterminal.

2. Memberikan rasa nyaman dan bebas nyeri pada pasien dengan


kondisiterminal.

3. Memberikan rasa ikhlas dan tabah kepada keluarga pasien


dengan kondisiterminal.
PERAWATAN PASIEN DENGAN KONDISI
TERMINAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/2
044/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan:
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan melakukan Asesmen kondisi
terminal terhadap pasien.
2. Memenuhi kebutuhanemosi:
a. Menginformasikan ke keluarga terkait kondisipasien
b. Pendampingan Keagamaan oleh petugas Bina Rohani kepada
pasien dengan kondisiterminal.
c. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
memberikan tuntunan menjelang ajal sesuaiagamanya.
3. Memenuhi kebutuhan jasmanipasien.

a. Perawat melakukan evaluasi Vital sign/tanda-tanda


kehidupanpasien.

b. Membantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman


dalamberbaring.

c. Memberikan obat-obatan antinyeri.

d. Melakukan perawatan personalhigiene.

e. Memenuhi kenutuhan nutrisi melalui NGT / cairaninfus.

UNIT TERKAIT - Dokter Penanggung Jawab Pelayanan(DPJP)


- DokterJaga
- Perawat
- Petugas BinaRohani
PELAYANAN PASIEN DENGAN KONDISI
KOMA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
045/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Kondisi koma adalah keadaan penurunan kesadaran dan respons


dalam bentuk yang berat, kondisinya seperti tidur yang dalam di
mana pasien tidak dapat bangun daritidurnya.

TUJUAN 1. Memberikan rasa puas secara jasmani dan rohani kepada


pasien dengan kondisi koma.
2. Memberikan rasa nyaman dan bebas nyeri pada pasien dengan
kondisikoma.
3. Memberikan rasa ikhlas dan tabah kepada keluarga pasien
dengan kondisikoma.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan:
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) atau dokter jaga
melakukan Asesment kondisi koma terhadap pasien.
2. Memenuhi kebutuhan emosi:
a. Menginformasikan ke keluarga terkait kondisipasien
PELAYANAN PASIEN DENGAN KONDISI
KOMA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
045/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

b. Pendampingan Keagamaan oleh petugas Bina Rohani kepada


pasien dengan kondisiterminal
c. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
memberikan tuntunan menjelang ajal sesuaiagamanya.
3. Memenuhi kebutuhan jasmanipasien.
a. Perawat melakukan evaluasi Vital sign/tanda-tanda
kehidupanpasien
b. Membantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman
dalamberbaring.
c. Memberikan obat-obatan antinyeri.
d. Melakukan perawatan personalhigiene.
e. Memenuhi kenutuhan nutrisi melalui NGT / cairaninfus.
4. Perawatan Dasar:
a. Memenuhi kebutuhan zat asam, makanan, dancairan
b. Memelihara kebersihantubuh
c. Mempertahankan miksi dan defekasi dapat berlangsung secara
teratur
d. Mencegah terjadinya infeksisekunder
e. Mencegah terjadinyadecubitus
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan klien dengan
koma:
a. Zat asam: jaga pernapasan tetapleluasa.
b. Jika ada secret di faring, lakukansuction.
c. Jika pernapasan masih belum bebas, pasang endotracheal tube.
PELAYANAN PASIEN DENGAN KONDISI
KOMA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
045/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

d. Cairan, glukosa, danelektrolit.


Untuk mencukupi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, dan elektrolit diberikan sonde/NGT.
e. Kandung kencing. Jika terjadi retensi urine pasang kataterisasi.
Perhatikan sterilitas dalam pemasangan kateter, jangan sampai
terjadiUTI.
f. Rectum: BAB 2-3 hari sekali, kalau perlu diberikan gliserin
secararectal.
g. Perawatan mata: beri oxytetracycline salepmata.
h. Perawatan kulit: beri bedak setelah mandi agar tidak
timbulmaserasi.

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap


ICU / ICCU
IGD
Bagian Bina Rohani
RUMUS DOBUTAMIN dalam SYRING
PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/2
046/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Dobutamin dalam
Syring Pump.
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Sediaan:
b. Dobutrex : 1 vial : 20 cc = 250mg
c. Dobujec : 1 Ampul : 5 cc = 250mg
2. Pengenceran:
50 cc 1 cc = 5000 µgr
3. Dosis :
1 – 20 µgr
4. Rumus:

𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛(𝑀𝑔)𝑥𝐵𝐵𝑥𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
RUMUS DOBUTAMIN dalam SYRING
PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/2
046/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

5. Tabel :
Dosis 40Kg 45 Kg 50 Kg 55 Kg 60 Kg 65 Kg 70 Kg 75 Kg 80 Kg
1. 0,48 0,54 0,6 0,66 0,72 0,78 0,84 0,9 0,96
2. 0,96 1,08 1,2 1,32 1,44 1,56 1,68 1,9 1,92
3. 1,44 1,62 1,8 1,98 2,16 2,34 2,52 2,7 2,88
4. 1,92 2,16 2,4 2,64 2,88 3,12 3,36 3,6 3,84
5. 2,4 2,7 3 3,3 3,6 3,9 4,2 4,5 4,8
6. 2,88 3,24 3,6 3,96 4,32 4,68 5,04 5,4 5,76
7. 3,36 3,78 4,2 4,62 5,04 5,46 5,88 6,3 6,72
8. 3,84 4,32 4,8 5,28 5,76 6,24 6,72 7,2 7,68
9. 4,32 4,86 5,4 5,94 6,48 7,02 7,56 8,1 8,64
10. 4,8 5,4 6 6,6 7,2 7,8 8,4 9 9,6
11. 5,28 5,94 6,6 7,26 7,92 8,58 9,24 9,9 10,56
12. 5,76 6,48 7,2 7,92 8,64 9,36 10,08 10,8 11,52
13. 6,24 7,02 7,8 8,58 9,36 10,14 10.92 11,7 12,48
14. 6,72 7,56 8,4 9,24 10,08 10,92 11,76 12,6 13,44
15. 7,2 8,1 9 9,9 10,8 11,7 12,6 13,5 14,4
16. 7,68 8,64 9,6 10,56 11,52 12,48 13,44 14,4 15,36
17. 8,16 9,18 10,2 11,22 12,24 13,26 14,28 15,3 16,32
18. 8,64 9,72 10,8 11,88 12,96 14,04 15,12 16,2 17,28
19. 9,12 10,26 11,4 12,54 13,68 14,82 15,96 17,1 18,24
20. 9,6 10,8 12 13,2 14,4 15,6 16,8 18 19,2

UNIT TERKAIT Ruang rawat Intensif


RUMUS DOPAMIN dalam SIRINGE
PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/2
047/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Dopamine dalam
Syring Pump.
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No : 042/PER/DIR/RSU-
N /VIII/2019Tentang Pedoman Pelayanan ICU.
PROSEDUR 1. Sediaan :
1 Ampul – 200mg
2. Pengenceran :
200 mg / 50 cc
1 cc = 4000 µgr
3. Dosis :
1 – 20
µgr/kgBB/mnt
4. Rumus :
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛(𝑀𝑔)𝑥𝐵𝐵𝑥𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Drip infus :
(Dosis x BB x 60 x vol infus ) : 200.000 = … ml/Jam.
RUMUS DOPAMIN dalam SIRINGE
PUMP
No. Dokumen :
No.Revisi Hal. : 2/2
047/SPO/ICU/R
: 001
SBH /VIII/2019

5. Tabel :
Dosis 45 Kg 50 Kg 55 60 Kg 65 Kg 70 75 Kg 80 Kg
40K Kg Kg
g
1. 0,6 0,675 0,75 0,82 0,9 0,975 1,0 1,125 1,2
5 5
2. 1,2 1,35 1,5 1,65 1,8 1,95 2, 2,25 2,4
1
3. 1,8 2,025 2,25 2,45 2,7 2,93 3,1 3,375 3,6
5
4. 2,4 2,7 3,0 3,3 3,6 3,9 4, 4,5 4,8
2
5. 3,0 3,375 3,75 4,12 4,5 4,875 5,2 5,625 6
5 5
6. 3,6 4,05 4,5 4,95 5,4 5,85 6, 6,75 7,2
3
7. 4,2 4,725 5,25 5,77 6,3 6,825 7,3 7,875 8,4
5 5
8. 4,8 5,4 6 6,6 7,2 7,8 8, 9 9,6
4
9. 5,4 6,075 6,75 7,42 8,1 8,775 9,4 10,125 10,8
5 5
10. 6,0 6,75 7,5 8,25 9 9,75 10, 11,25 12
5
11. 6,6 7,425 8,25 9,07 9,9 10,725 11, 12,375 13,2
5 55
12. 7,2 8,1 9 9,9 10,8 11,7 12, 13,5 14,4
6
13. 7,8 8,775 9,75 10,7 11,7 12,675 13, 14,625 15,6
25 65
14. 8,4 9,45 10.5 11,5 12,6 13,65 14, 15,75 16,8
5 7
15. 9,0 10,125 11,25 12,3 13,5 14,625 15, 16,875 18
75 75
16. 9,6 10,8 12 13,2 14,4 15,6 16, 18 19,2
8
17. 10,2 11,475 12,75 14,0 15,3 16,575 17, 19,125 20,4
25 85
18. 10,8 12,15 13,5 14,8 16,2 17,55 18, 20,25 21,6
5 9
19. 11,4 12,825 14,25 15,6 17,1 18,525 19, 21,375 22,8
75 95
20. 12,0 13,5 15 16,5 18 19,5 21 22,5 24

UNIT TERKAIT Ruang rawat intensif


NOR EPINEPRINE dalam SIRINGE
PUMP (1 AMPUL)
No. Dokumen :
048/SPO/ICU/RS No. Revisi Hal. : 1/2
: 001
BH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR drg. Bramantio, SpOrt
OPERASIONA 01 Agustus 2019
L

PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Nor


Epineprine dalam Siringe pump
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Sediaan:
1 Ampul : 4 cc = 4mg
2. Pengenceran :
4 mg / 50cc
1 cc = 0,80 mg = 80µgr
3. Dosis :
Mulai 0,1 µg/kg/mnt
µgr/kgBB/mnt
4. Rumus:
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠𝑥𝐵𝐵𝑥𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
NOR EPINEPRINE dalam SIRINGE
PUMP (1 AMPUL)
No. Dokumen :
048/SPO/ICU/RS
No. Revisi Hal. : 2/2
: 001
BH /VIII/2019
5. Tabel :
40 80
Dosis 45 Kg 50 Kg 55 Kg 60 Gg 65 Kg 70 Kg 75Kg
Kg Kg
0,1 3 3,375 3,75 4,125 4,5 4,875 5,25 5,625 6
0,2 6 6,75 7,5 8,25 9 9,75 10,5 11,25 12
0,3 9 10,125 11,25 12,375 13,5 14,625 15,75 16,875 18
0,4 12 13,5 15 16,5 18 19,5 21 22,5 24
0,5 15 16,875 18,75 20,625 22,5 24,375 26,25 28,125 30
0,6 18 20,25 22,5 24,75 27 29,25 31,5 33,75 36
0,7 21 23,625 26,25 28,875 31,5 34,125 36,75 39,375 42
0,8 24 27 30 33 36 39 42 45 48
0,9 27 30,375 33,75 37,125 40,5 43,875 47,25 50,625 54
1 30 33,75 37,5 41,25 45 48,75 52,5 56,25 60

UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif


NOR EPINEPRINE dalam SIRINGE
PUMP (2 AMPUL)
No. Dokumen :
049/SPO/ICU/RS
No. Revisi Hal. : 1/2
: 001
BH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR drg. Bramantio, SpOrt
OPERASIONA 01 Agustus 2019
L

PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Nor


Epineprine dalam Siringe pump
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Sediaan:
2 Ampul : 8 cc = 8 mg
2. Pengenceran :
8 mg / 50cc
1 cc = 0,160 mg = 160 µgr
3. Dosis :
Mulai 0,1 µg/kg/mnt
µgr/kgBB/mnt
4. Rumus:
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠𝑥𝐵𝐵𝑥𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
NOR EPINEPRINE dalam SIRINGE
PUMP (2 AMPUL)
No. Dokumen :
049/SPO/ICU/RS
No. Revisi Hal. : 2/2
: 001
BH /VIII/2019
6. Tabel
40 60 80
Dosis 45 Kg 50 Kg 55 Kg 65 Kg 70 Kg 75Kg
Kg Kg Kg
0,1 1,5 1,6875 1,875 1,875 2,25 2,4375 2,625 2,8125 3
0,2 3 3,375 3,75 3,75 4,5 4,875 5,25 5,625 6
0,3 4,5 5,0625 5,625 5,625 6,75 7,3125 7,875 8,4375 9
0,4 6 6,75 7,5 7,5 9 9,75 10,5 11,25 12
0,5 7,5 8,4375 9,375 9,375 11,25 12,1875 13,125 14,0625 15
0,6 9 10,125 11,25 11,25 13,5 14,625 15,75 16,875 18
0,7 10,5 11,8125 13,125 13,125 15,75 17,0625 18,375 19,6875 21
0,8 12 13,5 15 15 18 19,5 21 22,5 24
0,9 13,5 15,1875 16,875 16,875 20,25 21,9375 23,625 25,3125 27
1 15 16,875 18,75 18,75 22,5 26,25 26,25 28,125 30

UNIT TERKAIT Unit Rawat intensif


RUMUS ADRENALIN dalam SIRINGE PUMP
No. Dokumen :
050/SPO/ICU/RS No. Revisi Hal. : 1/2
BH /VIII/2019 : 001

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR drg. Bramantio, SpOrt
OPERASIONA 01 Agustus 2019
L
PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Adrenalin dalam
Siringe pump.
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Pengenceran :
5 mg / 50cc
1 cc = 0,1 mg = 100 µgr
2. Dosis :
0,01 s/d0,2
µgr/kgBB/mnt
3. Rumus:
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠𝑥𝐵𝐵𝑥𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
RUMUS ADRENALIN dalam SIRINGE
PUMP
No. Dokumen :
050/SPO/ICU/RS No. Revisi Hal. : 2/2
BH /VIII/2019 : 001

4. Tabel :

Dosis 40Kg 45 Kg 50 Kg 55 Kg 60 65 K 70 Kg 75 Kg 80
Kg Kg
0,01 0,24 0,27 0,3 0,33 0,36 0,39 0,42 0,45 0,48
0,02 0,48 0,54 0,6 0,66 0,72 0,78 0,84 0,90 0,96
0,03 0,72 0,81 0,9 0,99 1,08 1,17 1,26 1,35 1,44
0,04 0,96 1,08 1,2 1,32 1,44 1,56 1,68 1,80 1,92
0,05 1,2 1,35 1,5 1,65 1,80 1,95 2,1 2,25 2,40
0,06 1,44 1,62 1,8 1,98 2,16 2,34 2,52 2,70 2,88
0,07 1,68 1,89 2,1 2,31 2,52 2,73 2,94 3,15 3,36
0,08 1,92 2,16 2,1 2,64 2,88 3,12 3,36 3,6 3,84
0,09 2,16 2,43 2,7 2,97 3,24 3,51 3,78 4,05 4,32
0,1 2,4 2,7 3,0 3,30 3,6 3,90 4,2 4,5 4,80
0,15 3,6 4,05 4,5 4,95 5,4 5,83 6,3 6,75 7,20
0,2 4,8 5,4 6,0 6,60 7,2 7,80 8,4 9,0 9,60
0,25 6,0 6,75 7,5 7,5 9,0 9,73 10,5 11,25 12
0,3 7,2 8,1 9,0 9,9 10,8 11,7 12,6 13,5 14,4
0,35 8,4 9,45 10,5 11,55 12,6 13,65 14,7 15,75 16,8
0,4 9,6 10,8 12,0 13,2 14,4 15,6 16,3 18,0 19,2
0,45 10,8 12,15 13,5 14,85 16,2 17,55 18,9 20,25 21,6
0,5 12,0 13,5 15,0 16,5 18,0 19,5 2,1 22,5 24,0

UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif


RUMUS NITRAT dalam SIRINGE
PUMP
No. Dokumen :
051/SPO/ICU/RS No. Revisi Hal. : 1/2
BH /VIII/2019 : 001

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONA 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
L

PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat


Nitrat(Nitrocin / Gliseril Trinitrat) dalam Siringepump.
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Sediaan:
1 vial = 10 cc = 10 mg = 10.000 µgr
1 cc = 1 mg = 1000 µgr
2. Pengenceran:
5 mg / 50cc
3. Dosis : Mulai dosis kecil 10 mikro / mnt atau 30 mikro /mnt.
4. Hal2 yang perlu diperhatikan:
- Tekanan darah harus adekuat dan monitor Tekanan Darah
ketat.
- Dosis dinaikan 10 mikro tiap 10menit.
- Sasaran tergantungkasus.
- Efek samping : hipotensi, Nyeri kepala, toleransi in countinous
use (2hr).
RUMUS NITRAT dalam SIRINGE PUMP
No. Dokumen :
051/SPO/ICU/RS No. Revisi Hal. : 2/2
BH /VIII/2019 : 001

5. Rumus :

Dosisx60 = Cc / Jam
…………….
1000

6. Tabel :

Dosis Kecepatan Dosis Kecepatan


µgr SiringePump µgr Siringe Pump
10 0,6 160 9,6
20 1,2 170 10,2
30 1,8 180 10,8
40 2,4 190 11,4
50 3,0 200 12
60 3,6 210 12,6
70 4,2 220 13,2
80 4,8 230 13,8
90 5,4 240 14,4
100 6,0 250 15,0
110 6,6 260 15,6
120 7,2 270 16,2
130 7,8 280 16,8
140 8,4 290 17,4
150 9,0 300 18

UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif


PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE
(GCS) DEWASA
No. Dokumen :
052/SPO/ICU/RS No. Revisi Hal. : 1/3
BH /VIII/2019 : 001

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur

STANDAR
PROSEDUR 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
OPERASIONA
L

PENGERTIAN Memeriksa tingkat kesadaran pasien dewasa dengan


menggunakan Skala Koma Glasgow.

TUJUAN 1. Mendapatkan dataobyektif.


2. Evaluasi perkembanganpasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No : Tentang


PedomanPelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Mengatur posisi klien :supinasi.
2. Menempatkan diri disebelah kanan pasien, bilamungkin.
3. Memeriksa reflek membuka mata denganbenar.
4. Memeriksa reflek verbal denganbenar.
5. Memeriksa reflek motorik denganbenar.
Tabel Penilaian GCS
NO Elemen penilaian Skore
01. MEMBUKA MATA (EYE) :
- Spontan 4
- Denganperintah 3
- Dengan rangsangannyeri 2
- Tidak bukamata 1
02 RESPON VERBAL :
- Orientasi tempat &waktu 5
- Bicaramembingungkan. 4
PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE
(GCS) DEWASA
No. Dokumen :
052/SPO/ICU/RS No. Revisi Hal. : 2/3
BH /VIII/2019 : 001

NO Elemen penilaian Skore


- Kata-kata tidaktepat 3
- Suara tidakdimengerti. 2
- Tidak adasuara. 1
03. RESPON MOTORIK:
- Denganperintah. 6
- Melokalisirnyeri. 5
- Menarik areanyeri. 4
- Fleksi abnormal. 3
- Extensi. 2
- Tidak adagerakan
1
6. Menilai hasil pemeriksaan:
a. Compos Mentis (conscious) = Skor 15 -14
Adalah kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab seluruh pertanyaan mengenai kondisi
sekelilingnya.
b. Apatis = Skor 13 -12
Adalah kondisi kesadaran yg segan buat berhubungan
bersama sekitarnya, sikapnya acuh tidak acuh.
c. Delirium = Skor 11 -10
Adalah gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berhalusinasi, berteriak-teriak, kadang
berhayal.
d. Somnolen (Obtundasi, Letargi) = Skor 09 -07
yakni kesadaran menurun, respon psikomotor yg lambat,
mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih apabila
dirangsang (mudah dibangunkan) namun jatuh tertidur lagi,
dapat memberi jawabanverbal.
PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE
(GCS) DEWASA
No. Dokumen :
052/SPO/ICU/RS No. Revisi Hal. : 3/3
BH /VIII/2019 : 001

e. Stupor (soporo koma) = Skor 06 –05


Adalah kondisi seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.
f. Semi Coma = Skor04
Adalah Penurunan kesadaran yang tidak memberikan respon
terhadap pertanyaan, tidak dapat dibangunkan sama sekali,
respon terhadap rangsang nyeri hanya sedikit, Tetapi reflek
kornea & pupil masih ada.
g. Coma (comatose) = Skor03
Aalah tidak dapat dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tak ada respon kornea ataupun reflek
muntah, mungkin saja serta tidak ada respon pupil pada
cahaya).
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

UNIT TERKAIT IGD


RAWAT INAP
PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE
(GCS) ANAK-ANAK / BAYI.
No. Dokumen :
053/SPO/ICU/RS No. Revisi Hal. : 1/2
BH /VIII/2019 : 001

Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONA 01 Agustus 2019
L

PENGERTIAN Memeriksa tingkat kesadaran pasien anak-anak dengan


menggunakan Skala KomaGlasgow.

TUJUAN 1. Mendapatkan dataobyektif.


2. Evaluasi perkembanganpasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 8. Mengatur posisi klien :supinasi.


9. Menempatkan diri disebelah kanan pasien, bilamungkin.
10. Memeriksa reflek membuka mata denganbenar.
11. Memeriksa reflek verbal denganbenar.
12. Memeriksa reflek motorik denganbenar.
Tabel Penilaian GCS
NO Elemen penilaian Skore
01. MEMBUKA MATA (EYE) :
- Spontan 4
- Patuh pada perintah /suara 3
- Dengan rangsangannyeri 2
- Tidak bukamata 1
02 RESAPON VERBAL :
- Mengoceh 5
- Menangis lemah 4
PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE
(GCS) ANAK-ANAK / BAYI.
No. Dokumen :
053/SPO/ICU/RS No. Revisi Hal. : 2/2
BH /VIII/2019 : 001

NO Elemen penilaian Skore


- Menangis (karena diberi rangsang 3
nyeri).
- Merintih (karena diberi rangsang 2
nyeri).
- Tidak adasuara. 1
03. RESPON MOTORIK:
- Spontan. 6
- Menarik (karenasentuhan) 5
- Menarik (karena rangsangnyeri). 4
- Fleksi abnormal. 3
- Extensi abnormal. 2
- Tidak adagerakan
1
13. Menilai hasil pemeriksaan.
14. Mencatat kegiatan dalam lembar catatankeperawatan.

UNIT TERKAIT IGD


RAWAT INAP
PENGENDALIAN
DEFIBRILATOR CARDIAC SHOCK

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
001/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
Alat yang terdiri dari daya arus searah dan sebuah kapasitor untuk
menyimpan muatan listrik dalam jumlah yang ditentukan. Muatan
dilepaskan melalui padle yang ditempel di dada.
Prinsip penggunaanya :
1. Defibrilasi tindakan dengan aliran listrik asyncronic diberikan
PENGERTIAN pada pasien dengan gelombang EKG VF dan VT tanpa nadi,
dosisnya 200-400 joule
2. Cardioversi tindakan dengan aliran listrik synchronic diberikan
pada pasien dengan gelombang EKG PAT, SVT/VT dengan nadi,
AV dosisnya 50-150 joule,

1. Defibrilasi : depolarisasi sel-sel miocard dan kemudian terjadi


TUJUAN repolarisasi yang seragam dan kontraksi otot jantung membaik
2. Kardioversi : irama menjadi sinus

SK Direktur No:
KEBIJAKAN
1. Persiapan alat :
a. Defibrilator siap pakai
b. Jelly EKG
c. Tissue
d. Emergenci troli
e. Persiapan intubasi
f. Ambubag dan one way
g. Nierbekken
h. Obat anti aritmia
PROSEDUR i. Spuit 10 cc, spuit 50 cc, dext 5 % : 25-50 cc
j. Ektension tube
k. Syringe pump
l. Papan resusitasi
m. Sarung tangan
2. Prosedur Kerja :
a. Perawat mengidentifikasi pasien dengan mencocokan nama,
tanggal lahir pada gelang identitas pasien
PENGENDALIAN
DEFIBRILATOR CARDIAC SHOCK

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
001/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Direktur,
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
b. Dokter menginformasikan tujuan tindakan kepada keluarga,
bila kardioversi harus ada IC
c. Perawat mempersiapkan alat dan membawa kedekat pasien
d. Perawat menutup gorden/sampiran
e. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
f. Perawat membuka baju bagian dada dan memasang chest
lead
g. Chest Lead RA, LA, N
h. Perawat menghubungkan kabel power ke sumber listrik dan
menghidupkan mesin defibrillator sesuai tombol yang ada di
mesin
i. Dokter/ perawat memastikan gelombang EKG : VT/VF tanpa
nadi atau SVT, PAT, AF
j. Perawat mengolesi paddle dengan jelly EKG
PROSEDUR k. Dokter menentukan energy dengan memutar tombol energy
yang ada dimesin
l. Dokter meletakan padle disternum dan Apek
m. Dokter memberi aba-aba area clear/ jangan memagang
tempat tidur
n. Dokter menekan tombol charge lihat sampai energy yang
diinginkan tercapai
o. Dokter menekan tombol SHOCK dengan member tekanan
±10-12 kg
p. Dokter/perawat mengevaluasi gelombang EKG bila masih
menetap, asistol atau irama sinus ritme
q. Dokter melajutkan defibrilisasi/ cardioversi dengan energy
lebih tinggi bila gambaran EKG masih menetap
PENGENDALIAN
DEFIBRILATOR CARDIAC SHOCK

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
001/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
r. Perawat/dokter melakukan RJP bila gelombang EKG Asistol
s. Dokter/perawat memberikan obat sulfasatropin bila
gambaran EKG bradicardi, bila EKG sinus ritme observasi
pasien
t. Perawat/ Dokter memberikan dosis maintenance obat anti
aritmia (amiodaron) sesuai kolaborasi
u. Perawat membersihkan dada pasien dengan tissue,
v. Perawat membersihkan padle dengan tissue
w. Perawat membuang sampah ke bengkok dan memasukan
sampah dalam medis dan non medis
x. Perawat membuka gorden
PROSEDUR y. Perawat /Dokter melakukan cuci tangan sesuai SPO PPIRS
z. Perawat/Dokter melkaukan dokumentasi tindakan
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Bila melakukan cardioversi tekan tombol syncronice pada
mesin defibrillator
b. Saat memasang chest lead letakkan RA di ekstremitas kanan
atas dan N di Midaksila sejajar iga ke-4
c. Saat mengolesi jelly energy jangan diisi
d. Jika pasien menggunakan TPM maka mesin harus dimatikan
e. Saat meberikan obat anti aritmia gunakan mesin syringe
pump
1.
UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. IGD
3.
PENGENDALIAN
INDIKASI PEMASANGAN VENTILATOR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
002/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Suatu alat yang mampu ( sebagian ) atau mengambil alih semua


PENGERTIAN
pertukaran gas paru untuk mempertahankan hidup.

1. Memperbaiki kebutuhan oksigen dan pembuangan CO2


2. Memperbaiki sirkulasi oksigen pada jaringan.
TUJUAN 3. Membantu nutrisi yang adekuat ( distribusi oksigen pada sel )
4. Memperbaiki keadaan yang pathologis yang akut.
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Indikasi klinis :
a. Penderita dengan resiko tinggi mis penderita tidak sadar,
trauma dan syock, kemudian penyakit paru paru menahun
yang mendapat infeksi jalan nafas mendadak, bedah
mayor dan post tenggelam ( aspirasi )
b. Apnoe
c. RR lebih dari 35/ menit
d. Volume Tidal kurang dari 3,5 ml / kg berat badan.
2. Laboratorium :
PROSEDUR a. PaO2 < 55-60 mm Hg dengan Oxigen 21% PaO2 tetap <
55-60 mmHg dengan Oxigen 40 %.
b. PCO2 > 45-55 mmHg
c. PH < 7,25
3. Dokter telah memeriksa dan ada indikasi pemasangan ventilator
4. Setting Ventilator sesuai dengan hasil AGD atau sesuai instruksi
dokter anasthesi
5. Lapor ke dokter Intensivist untuk nutrisi dan oksigenisasi yang
adekuat
6. Lakukan Mobilisasi dan Weaning secara bertahap
PENGENDALIAN
INDIKASI PEMASANGAN VENTILATOR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
002/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

UNIT
ICU
TERKAIT
PENGENDALIAN
INTUBASI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
003/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Memasukkan ETT melalui mulut dan hidung

1. Membebaskan jalan nafas


2. Memudahkan penghisapan slym
TUJUAN
3. Pemberian pernafasan dengan ventilator

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan Alat :
a. Ambu bag dan face mask, one way
b. ETT sesuai kebutuhan
c. Laringoskop dn handle
d. Margil forcep bila diperlukan
e. Mandrain
f. Xylokain jelly
g. Spuit 20 cc/ cuff inflator
h. Guedel sesuai kebutuhan
PROSEDUR i. Plester
j. Stetoskop
k. Sarung tangan
l. Oximetri
m. Gunting
n. Monitoring set
o. Obat relaxan atau sedasi
p. Obat obat untuk resusitasi apabila dibutuhkan
q. Mesin dan chateter suction sesuai kebutuhan
r. Nierbekken
s. Spirometer
PENGENDALIAN
INTUBASI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
003/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur,
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
2. Prosedur Pelaksanaan :
a. Dokter menjelaskan kepada keluarga tujuan tindakan dan
minta inform concent
b. Perawat memasang monitoring sesuai spo
c. Perawat membawa alat kedekat pasien dan mempersiapkan
mesin suction siap pakai
d. Perawat mengidentifikasi pasien dengan mencocokkan
nama, tanggal lahir pada gelang identitas
e. Perawat dan dokter mencuci tangan sesuai SPO PIRS dan
memakai sarung tangan
f. Perawat menutup sampiran
g. Perawat mengecek balon ett untuk mengetahui apakah ada
kebocoran dengan memasukkan udara sebanyak 8-10 cc
PROSEDUR melalui cuff ett dengan spuit 20 cc atau cuff inflator
kemudian memasukkan mandrain ke dalam ett dan
mengolesi dengan xylokain jelly
h. Perawat memastikan laringoskop dalam keadaan siap pakai
i. Perawat mempersiapkan pasien:
1) Memasang monitoring
2) Membuat posisi pasien dengan posisi telentang dan
tengadah kepala topang dagu
3) Memasang gudel
4) Melakukan suction bila ada slym
j. Dokter bersama perawat melakukan bagging dengamn
konsentrasi oksigen tinggi (hiperventilasi) dengan
penekanan krikoid dan observasi saturasi oksigen
PENGENDALIAN
INTUBASI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
003/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur,
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
k. Perawat memberikan obat obat sedasi sesuai kolaborasi
l. Dokter memasang ett melalui mulut atau hidung
m. Perawat meletakkan alat yng sudah dipakai di nierbekken
n. Dokter atau perawat mengauskultasi dada dan bagging
untuk mengecek posisi ett
o. Perawat mengisi cuff dan fiksasi
p. Perawat merapikan pasien, alat alat dan membuka gorden
q. Perawat membuang sampah ketempat samph medis/non
PROSEDUR medis dan spuit dimasukkan kedalam box
r. Dokter atau perawat mencuci tangan sesuai spo PIRS
s. Perawat melakukan dokumentasi
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Selama intubasi observasi tanda tanda vital dan SPO2
b. Bila ett masuk kelambung segera ett di AFF dan lakukan
hiperventilasi
c. Bila so2 lebih kecil dari 95% kolaborasi untuk pemasangan
ventilator
d. Cek AGD

1. ICU
UNIT
2. IGD
TERKAIT 3. NICU
PENGENDALIAN
KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
004/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Suatu ketentuan apakah pasien perlu masuk ICU atau tidak serta
PENGERTIAN
menentukan kapan pasien boleh dikeluarkan dari ICU.

Agar prosedur pelayanan pasien di ICU dapat terlaksana dengan


TUJUAN
baik, teratur sesuai dengan kebijakan Rumah Sakit.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Pesyaratan
a. Pasien yang akan masuk ICU harus diketahui dan
mendapat persetujuan dari dokter jaga ICU pada saat itu.
b. Pasien yang akan keluar dari ICU harus diketahui dan
ditentukan oleh dokter jaga ICU pada saat itu.
2. Indikasi rawat ICU:
a. Prioritas I
Pasien sakit kritis, tidak stabil dan memerlukan terapi
intensive dan tertitrasi.
Antara lain :
1) Perlu bantuan nafas dengan ventilasi mekanik
2) Perlu obat vasoaktive kontinu.
PROSEDUR 3) Perlu obat tertitrasi secara kontinu.
Contoh: Sepsis berat,pasca bedah jantung, gangguan
asam basa yang mengancam nyawa dan lain
sebagainya.
b. Prioritas II
Pasien yang memerlukan pemantauan canggih
(invasive)
Antara lain:
1) Kateter vena central
2) Arteri line
3) Kateter arteri pulmonal, contoh: pasien dengan
penyakit
PENGENDALIAN
KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
004/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
Jantung, paru. Pasien dengan gagal ginjal akut berat
dan paska bedah mayor.
c. Prioritas III
Pasien sakit krritis yang tidak stabil
status kesehatan sebelumnya karena
penyakitnya secara sendirian atau
kombinasi, dimana kemungkinan
sembuh atau manfaat terapi di ICU
sangat kecil
Contoh: Penyakit paru terminal dan proses keganasan
yang sudah metastase

d. Pengecualian c
PROSEDUR e. Dengan pertimbangan luar biasa dan disetujui kepala
ICU dengan catatan pasien tersebut dapat dikeluarkan
apabila pasien prioritas I,II,III memerlukan tempat di
ICU
Contoh:
1) Pasien mati batang otak yang memerlukan
penunjang organ untuk transplantasi
2) Pasien dengan vegetative state
3) Pasien yang memerlukan criteria masuk tapi
menolak terapi yang agresif
4) Kriteria Klinis:
a) Pasca henti jantung yang respone terhadap
tindakan RJP
b) Pasien gagal nafas
PENGENDALIAN
KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
004/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
c) Pasien gawat nafas :
 HR >100x/i
 RR > 36x/i
 AGDA : PO2 <60 Dengan FiO2 60 %
PCO2 >60
d) Pasien dengan GCS < 8 yang memerlukan
intubasi.
f. Indikasi keluar dari ICU
Berdasarkan pertimbangan Konsulen ICU yang secara
PROSEDUR klinis dijumpai :
1) Hemodinamik stabil ( Tekanan darah dan denyut
jantung normal) tanpa obat Vasoaktif
2) Tidak demam
3) Tidak memerlukan bantuan nafas

Indikasi Lain :
1) Permintaan pasien/keluarga pasien
2) Dinyatakan meninggal

UNIT
ICU
TERKAIT
PENGENDALIAN
EKSTUBASI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
005/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Melepaskan ETT dari Trachea dari mulut dan hidung


PENGERTIAN

1. Nafas spontan
2. Mencegah agar ETT tidak menimbulkan trauma

Indikasi :
1. Pasien sudah compos mentis dan kooperatif
2. Tensi, nadi dan pernafasan normal
3. Suhu badan tidak panas
TUJUAN
4. Bisa batuk secara efektif
5. Hasil thorax foto terakhir keadaanya bersih, tidak ada retensi
sputum
6. Tidak ada gejala hypoxia, hiperkarbi dan takikardi
7. Tidal volume cukup
8. Hasil AGDA normal

KEBIJAKAN SK Direktur No:

PersiapanAlat :
a. Mesin dan cateter suction sesuai kebutuhan
b. Caff invlator atau spuit 20 cc
PROSEDUR c. Sarung tangan,
d. Nearbeaken
e. NRM
PENGENALIAN
EKSTUBASI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
005/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
f. Oksigen Central
g. Kapas alcohol/ casa
h. Tissue
i. Obatdexametason
j. Spuit 3 cc

ProsedurPelaksanaan :
a. Perawat mengidentifikasi pasien dengan mencocokan nama,
tanggal lahir pada gelang identitas.
b. Perawat memberitahu tujuan tindakan kepada pasien
c. Perawat membawa alat-alat kedekat pasien
d. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PIRS
e. Perawat memakai handscoon
f. Perwat melakukan kolaborasi untuk pemberian obat
dexametason dengan dokter dan pemberian obat
dexametason 15 menit sebelum ekstubasi.
g. Perawat memasang oksimetri
PROSEDUR h. Perawat menutup gorden atau sampiran
i. Perawat memastikan cuff sudah dikempeskan dengan
menarik udara dengan spuit 20 cc
j. Perawat melakukan suction sampai bersih sesuai SPO
k. Perawat melepaskan plester dengan kapas alcohol kemudian
dibuang di nearbeaken
l. Perawat memberikan oksigen melalui masker (NRM) sesuai
dengan kolaborasi (SPO Pemberian oksigen)
m. Perawat mengatur posisi semi fowler/fowler
n. Perawat merapikan pasien dan alat-alat, kemudian buka
gorden atau sampiran
o. Perawat membuang sampah dari nearbeaken ketempat
sampah medis/non medis, dan membuang spuit ke box
p. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PIRS.
q. Perawat melakukan dokumentasi tindakan
PENGENDALIAN
EKSTUBASI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
005/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Ajarkan teknik relaksasi dan batuk efektif.

PROSEDUR b. Observasi tanda-tanda vital dan SO2, keluhan dan kesadaran


pasien.
c. Pemeriksaan AGD 6 jam setelah ekstubasi
MELAKUKAN ELEKTROKARDIOGRAM

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
006/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Melakukan perekaman gambaran aktivitas listrik pada atrium dan


PENGERTIAN
ventrikel saat depolarisasi dan repolarisasi

1. Mengetahui ada tidaknya kelainan irama jantung (arithmia )


2. Mengetahui adanya kekurangan oksigen maupun kematian
jaringan otot jantung ( iskemik dan infark miocard )
TUJUAN 3. Mengetahui ada tidaknya gangguan elektrolit
4. Mengetahui ada tidaknya efek obat jantung (digitalis)
5. Mengetahui perubahan ECG / EKG selama terapi
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan Alat :
a. Mesin ekg lengkap dengan: 12 kabel ekg (12 lead) 6 chest
elektroda dan 4 elektroda
b. Alcohol swab
c. Bengkok
2. Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat mengidentifikasi pasien (nama, tanggal lahir) dan
memastikan sesuai dengan gelang identitas pasien
(pedoman identifikasi keselamatan pasien RS)
PROSEDUR b. Perawat:
1) Memberitahukan tujuan tindakan
2) Melepaskan alat alat logam yang dipakai
3) Menganjurkan pasien untuk tetap berbaring dan tidak
bergerak, batuk, berbicara saat dilakukan rekaman
4) Tidak memegang penghalang tempat tidur
c. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PIRS
d. Perawat membawa alat kedekat pasien dan
e. Perawat menutup sampiran
MELAKUKAN ELEKTROKARDIOGRAM

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
006/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
f. Perawat membuka pakaian atas, kaus kaki
g. Perawat membersihkan area ekstremitas dan dada yang
akan dipasang elektroda dengan kapas alcohol
h. Perawat memasang elektroda dan kabel elektroda sesaui
lokasi elektroda (hindari memasang elektroda diatas massa
otot yang besar dan struktur tulang)
1) Kabel RA ditangan kanan
2) Kabel LA ditangan kiri
3) Kabel RL dikaki kanan
4) Kabel LL dikaki kiri
5) Pump V1 disela iga 4 kanan
6) Pump V2 disela iga 4 kiri
7) Pump V3 diantara V2 dan V4
8) Pump V4 diruang iga ke 5 pada garis tengah klavikula
PROSEDUR kiri
9) Pump V5 di anterior axial kiri
10) Pump V6 di mid axilaris kiri
i. Perawat menghubungkan kabel power ke listrik
j. Perawat menghidupkan mesin dengan menekan tombol On
k. Perawat menekan tombol start untuk melakukan
perekaman
l. Perawat mematikan mesin dengan menekan tombol Off
m. Perawat merapikan pasien dan alat-alat
n. Perawat membuang sampah medis/non medis
o. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
p. Perawat menuliskan nama pasien, umur pasien, dan
perawat yang melakukan dilembaran hasil perekaman
q. Perawat mendokumentasikan tindakan
MELAKUKAN ELEKTROKARDIOGRAM

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
006/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
3. Hal hal yang perlu diperhatikan:
PROSEDUR a. Jangan menggunakan jelly untuk meletakkan pump
b. Pastikan posisi pemasangan kertas ekg tepat

1. ICU
UNIT 2. IGD
TERKAIT 3. Unit Rawat Inap
4. Poliklinik
PENGENDALIAN
MELAKUKAN PENGISAPAN ENDOTRAKEAL /TRAKEAL
TUBE

Nomor Dokumen :
007/SPO/ICU/RSBH No. Revisi : Halaman :
/VIII/2019 0 1/ 4

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Pengeluaran secret dari cabang-cabang trakeobronkial lewat selang


PENGERTIAN
endotrakeal dengan bantuan alat pengisap mekanik atau suction.

1. Mempertahankan patenitas saluran napas dengan mengeluarkan


sekret.
TUJUAN 2. Mencegah infeksi saluran pernapasan bawah akibat retensi
sputum.
3. Tidak terjadi aspirasi dan jalan nafas lancar.
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan alat:
2. Non-steril;
a. Kateter pengisap steril disertai penutup (No. 12-16 Fr-
Dewasa), (No. 8-10 Fr - anak-anak)
b. Air/NaCl 0,9% steril dalam wadah
c. Sarung tangan steril dan bersih
d. Masker
e. Pakaian/clemek dan Pelindung wajah
f. Nearbeken / bengkok
PROSEDUR g. Swab alkohol
h. Stetoskop
3. Steril ;
a. Duk steril
b. Kom
c. Kain kasa
4. Persiapan pasien :
Memberitahu pada pasien bila sadar dengan menjelaskan
prosedur yang akan dilakukan
PENGENDALIAN
MELAKUKAN PENGISAPAN ENDOTRAKEAL /TRAKEAL
TUBE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
007/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 4
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
5. Pelaksanaan :
a. Mencuci tangan
b. Memasang sarung tangan dan masker
c. Memasang gudel bila perlu
d. Mengecek daya hisap mesin sesuai dengan kebutuhan
pasien (500-750 cmHg) membantu pasien dalam posisi
semi-Fowler atau fowler bila sadar.
e. Jika pasien tidak sadar harus diposisikan miring menghadap
perawat.
f. Kumpulkan peralatan periksa fungsi peralatan penghisap
dan kantong resusitasi manual tersambung pada sumber
oksigen.
g. Pakai masker wajah dan cuci tangan secara menyeluruh.
h. Buka wadah steril dan ambil duk letakkan diatas dada
pasien. Buka swab alkohol dan letakkan disudut duk.
PROSEDUR i. Buka set kateter sterill dan letakkan diwadah steril dan isi
mangkok dengan air steril
j. Bila pasien terpasang ventiklasi mekanik, pelepasan
sambungan ventilator dapat dilakukan dengan satu tangan
k. Pakai sarung tangan steril. Pakai satu tangan sebagai tangan
ygang berisih untuk melepaskan sambungan memompa dan
mengendalikan pengisapan dilakukan dominan oleh tangan
yang tetap steril untuk memutar kateter penghisap
l. Sambungkan kateter penghisap ke mesin penghisap. Dengan
tangan yang bersih lepaskan sambungan ventilator atau
CPAP atau sumber oksigen lainnya pada pasien, letakkan
sambungan ventilator diatas duk steril dan lipat salah satu
sudut duk untuk menutup sambungan jangan sampai ada
cairan yang menciprat area steril
PENGENDALIAN
MELAKUKAN PENGISAPAN ENDOTRAKEAL /TRAKEAL
TUBE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
007/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 4
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
m. Ventilasi dan oksigenasi menggunakan kantong resusitasi,
tekan secara kuat kurang lebih 4-5 kali menggunakan tangan
yang bersih
n. Lumasi kateter dengan mencelupkannya dalam wadah NaCl
0,9%/air steril kecuali kateter silikon.
o. Nyalakan mesin penghisap menggunakan tangan yang bersih
p. Cabut kateter bila ada port Y masukkan kedalam selang
trakea sekitar 12,5 cm (dewasa) sedangkan pada anak-anak
sampai pasien batuk atau sampai ada tahanan.
q. Lakukan penghisapan dengan melepaskna ibu jari dari port Y
atau dengan melepaskan jepitan tangan pada kateter.
r. Rotasikan perlahan menggunakan ibu jari telunjuk dari
tangan yang steril ketika kateter ditarik.
s. Lakukan penghisapan maksimal 10 dtk, ventilasi 3-5kali, dan
dorong pasien untuk batuk dan bernapas
PROSEDUR t. Ulangi pengisapan sesuai kebutuhan dan toleransi pasien
terhadap prosedur.berikan pasien istirahat diantara
pengisapan dan pasang kembali oksigen bila perlu, tidak
boleh melakukan lebih dari 4 kali hisapan pada setiap
episode.
u. ketika saluran napas sudah bersih , pasang kembali ventilator
atau CPAP atau sumber pemberian oksigen lainnya
v. Ketika selesai prosedur, matikan mesin,lepaskan kateter dan
selang penghisap,lepaskan sarung tangan secara terbalik,dan
buang sarung tangan pada tempatnya
w. Simpan kembali alat-alat dan bersihkan kantong ambu dan
masker dengan alkohol, tutup dengan kain steril dan cuci
tangan.
x. Posisikan pasien secara nyaman dan auskultasi area paru-
paru
PENGENDALIAN
MELAKUKAN PENGISAPAN ENDOTRAKEAL /TRAKEAL
TUBE

Nomor Dokumen :
007/SPO/ICU/RSBH No. Revisi : Halaman :
/VIII/2019 0 4/ 4

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
y. Catat waktu pengisapan,ciri serta jumlah sekret,perhatikan
pola pernafasan,sebelum dan sesudah pengisapan.
z. Lakukan oral hygiene bila dibutuhkan.
6. Hal hal yang perlu diperhatikan :
a. Dalamnya chateter suction masuk 12.5 cm, bila pasien
memakai ETT
b. Waktu pengisapan perhatikan keadaan umum dan
pemberian O2 jangan sampai sianosis
c. Diameter chateter suction diperhatikan tidak boleh lebih
setengah diameter jalan napas .
d. Lamanya pengisapan tidak boleh lebih dari 10 detik
PROSEDUR e. Tutup botol sution harus benar benar tertutup dengan rapat
f. Cairan dalam botol suction harus diganti setiap sekali
penghisapan .
g. Bila pasien memakai ETT waktu pengisapan dirotasikan
ujung kateter telah mencapai karina bila menemui tahanan
tarik 1-2 cm sambil melakukan penghisapan
h. Bila terjadi pengentalan sputum lakukan pembilasan
bronchus ( bronchial washing ) SOP sendiri.
i. Mencatat waktu penghisapan ciri dan jumlah lendir
warna,banyaknya dan baunya .
j. Sebelum mematikan suction turunkan tekananya terlebih

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. IGD
PENGENDALIAN
MELAKUKAN PENGISAPAN OROFARING

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
008/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Proses mengeluarkan secret dari rongga mulut dan faring

1. Mengeluarkan sekret yang menyumbat saluran nafas


2. Memudahkan ventilasi
TUJUAN 3. Mengambil sampel sekret untuk tujuan diagnostik
4. Mencegah infeksi akibat penumpukan sekret
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan alat :
a. Kateter penghisap steril dengan ukuran yang sesuai
(diameter terkecil yang akan mengeluarkan sekret secara
efektif)12-18 Fr atau kateter khusus penghisapan orofaring.
b. Unit penghisap portable atau dinding beserta selang
penghubung dan konektor Y
c. Air steril/NACL 0,9% Steril didalam mangkuk steril
d. Sarung tangan sekali pakai yang bersih.
e. Masker wajah
f. Alat pembuka jalan nafas nasal atau gudel bila perlu
PROSEDUR g. Duk atau alas tahan air
2. Persiapan pasien :
a. Jelaskan kepada pasien bahwa penghisapan akan
merangsang batuk, refleks tersedak, atau bersin
b. Jelaskan pentingnya dan dorong pasien untuk batuk selama
prosedur
Pelaksanaan :
1) Periksa tanda dan gejala yang menandakan adanya
sekret saluran nafas atas, gelisah, menetesnya air liur
2) Kumpulkan peralatan
PENGENDALIAN
MELAKUKAN PENGISAPAN OROFARING

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
008/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
3) Atur tempat tidur sesuai posisi kerja yang
nyaman.turunkan jeruji pembatas samping yang dekat
dengan anda,posisikan semi fowler bila pasien
sadar.pasien tidak sadar harus diposisikan miring
menghadap anda.
4) Pakai masker atau pelindung wajah
5) Nyalakan mesin penghisap dan atur tekanan yang
sesuai
a) Unit mesin penghisap
b) Dewasa : 100-120mmhg
c) Anak-anak : 95-110mmhg
d) Bayi : 50-95mmhg
6) Cuci tangan
7) Lakukan pengisapan orofaring
a) Pakai sarung tangan sekali pakai yang bersih
b) Sambungkan satu ujung selang penghubung ke
PROSEDUR mesin pengisap dan ujung yang lainya ke kateter
pengisap,isi mangkuk steril dengan air steril
c) Isap sejumlah kecil air steril dari mangkuk
d) Lepas sungkup oksigen bila ada.
e) Masukan kateter ke dalam mulut di sepanjang
garis gusi sampai ke faring.gerakkan kateter
didalam rongga mulut sampai semua sekret
terhisap.dorong pasien untuk batuk selama
proses pengisapan.
f) Pasang kembali sungkup oksigen
g) Cuci kateter dengan air dalam mangkuk sampai
selang penghubung bersih dari sekret.matikan
mesin pengisap
8) Periksa kembali status pernafasan pasien
9) Lepas duk dan letakkan didalam kantung laundry lepas
sarung tangan dan buang pada tempat yang seharusnya.
PENGENDALIAN
MELAKUKAN PENGISAPAN OROFARING

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
008/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
3. Perhatian khusus :
a. Untuk pasien yang telah menjalani operasi
orofaring,prosedur harus dilakukan dengan teknik aseptik
yang keat.
PROSEDUR b. Pengisapan hanya dilakukan selama 10-15 detik.Selama
waktu ini ,kateter dimasukkan ,pengisapan dilakukan dan
dihentikan serta kateter dikeluarkan
c. Berikan jarak waktu 20 sampai 50detik diantarea setiap
penghisapan dan batasi waktu total selamat menit

UNIT 1. ICU
2. Unit Rawat inap
TERKAIT 3. IGD
MELAKUKAN PUNKSI ARTERI UNTUK PEMERIKSAAN
ANALISA GAS DARAH

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
009/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 4
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pengambilan darah dari arteri untuk pemeriksaan analisa gas darah

1. Mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam darah


2. Efesiensi pertukaran O2 dan CO2
TUJUAN 3. Mengetahui O2 dan metabolism sel
4. Mengetahui kemampuan Hb mengangkat O2 dan CO2
5. Mengetahui tekanan O2 dalam arteri
6. Memberikan pengobatan

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan Alat :
a. Spuit AGD
b. Needle no 23 dan jelly
c. Sarung tangan
d. Swab alcohol
e. Plester 3M
PROSEDUR f. Es dan tempatnya
g. Bengkok
h. Kain pengalas
i. Label identitas pasien (barcode)
j. Formulir pemeriksaan
MELAKUKAN PUNKSI ARTERI UNTUK PEMERIKSAAN
ANALISA GAS DARAH

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
009/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 4
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
2. Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat mengidentifikasi pasien dengan mencocokkan
nama, tanggal lahir pada gelang identitas
b. Perawat memberitahukan kepada pasien/keluarga tujuan
tindakan
c. Perawat mengisi formulir pemeriksaan dan mendekatkan
alat-alat ke dekat pasien
d. Perawat dan dokter mencuci tangan sesuai SPO PIRS dan
memakai sarung tangan
e. Perawat memilih/menetapkan daerah arteri yang akan di
punksi :
1) Arteri radialisis
PROSEDUR 2) Arteri dorsalis pedis
3) Arteri brachialis
4) Arteri femoralis
f. Perawat melakukan Allen s’test pada daerah yang akan di
punksi dengan cara :
1) Anjurkan pasien mengepal tangan yang kuat
2) Lakukan penekanan langsung pada kedua arteri radialis
dan ulnaris
3) Anjurkan klien membuka kepalan tangan
4) Lepaskan tekanan diatas artei ulnaris dan observasi
warna jari, jempol dan tangan bila warna kulit kembali
dengan cepat arteri dapat di punksi
MELAKUKAN PUNKSI ARTERI UNTUK PEMERIKSAAN
ANALISA GAS DARAH

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
009/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 4
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
g. Perawat meraba daerah yang akan di punksi
h. Perawat melakukan desinfeksi dengan swab alcohol searah
jarum jam dan membuang swab alcohol di bengkok
i. Perawat melakukan punksi arteri dengan spuit AGD biarkan
darah naik secara spontan sebanyak 0,5-1cc
j. Perawat mencabut jarum danmmenutup needle dengan jelly.
Lakukan penekanan bekas luka 5-10 menit dan plester
k. Perawat memasang label (barcode) dan memasukkan bahan
pemeriksaan kedalam kantong yang berisi es dan kirim
segera ke laboratorium
l. Perawat merapikan alat dan pasien
m. Perawat membuang sampah dari bengkok dengan
memisahkan sampah medis dan non medis
n. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
o. Perawat mendokumentasikan hasil tindakan.
PROSEDUR 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Bila hasil allen test negative jangan dilakukan punksi
b. Lokasi arteri femoralis adalah tempat pemilihan terakhir
c. Bila pasien sering dilakukan punksi arteri disarankan untuk
pemasangan arteri line
d. Chek darah penusukan (pendarahan dan haematom)
e. Lokasi penusukan :
1) Arteri radialis 30°-40°
2) Arteri dorsalis pedis 45°
3) Arteri branchialis 45°-60°
4) Arteri femoralis 90°
5) Pengisian formulir :
a) Hb terakhir
b) Nama, MR, Register, Ruangan
MELAKUKAN PUNKSI ARTERI UNTUK PEMERIKSAAN
ANALISA GAS DARAH

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
009/SPO/ICU/RSBH 0 4/ 4
/VIII/2019

c) Fio2
PROSEDUR d) Suhu
e) Jam dan tanggal

UNIT ICU
TERKAIT
MEMANDIKAN JENAZAH

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
010/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Membersihkan tubuh pasien yang sudah dinyatakan meninggal


PENGERTIAN
denga air dan sabun dengan menggunakan washlap

Jenazah pasien dibawa kekamar jenazah yang sudh dalam keadaan


TUJUAN bersih

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat mengidentifikasi pasien dengn mencocokkan nama
tanggal lahir pada gelang identitas
b. Perawat memberitahu kepada keluarga bahwa jenazah akan
dimandikan dan jenazah 1 jam di ICU kemudian dijemput
kekamar jenazah oleh petugas kamar jenazah (security)
c. Perawat mempersiapkan peralatan mandi jenazah dan kapas
lemak, plester putih, kasa standar, kasa gulung, pinset
PROSEDUR d. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
e. Perawat memasang gorden/sampiran
f. Perawat memakai sarung tangan dan melepaskan alat-alat
yang ada ditubuh pasien seperti infuse, elektroda, ventilator,
ETT, dan NGT, dan membungkus plastik warning
g. Perawat melepaskan pakaian jenazah pakaian atas
h. Perawat memasang handuk diatas dada jenazah
i. Perawat membashi daerah muka, leher, telinga dengan
washlap basah dan menggunakan sabun
MEMANDIKAN JENAZAH

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
010/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
j. Perawat melakukan suction sebelum jenazah dimiringkan
k. Perawat memasukkan kapas lemak kebagian hidung, telinga,
anus
l. Perawat menelentangkan jenazah dan memakai baju jenazah
m. Perawat menyisir rambut jenazah
n. Perawat mengikat bagian tangan dan kaki jenazah
o. Perawat menutup jenazah dengn selimut
PROSEDUR p. Perawat memanggil petugas kamar jenazah untuk
menejmput jenazah disertakan identitas jenazah nama ,
alalamt, dan meninggal jam berapa
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Menyerahkan obat obatan uang dimiliki jenazah
menggunakan buku ekspedisi
b. Memaklumkan dokter yang merawat dan suster mod

1. ICU
UNIT
2. IGD
TERKAIT 3. Unit Rawat Inap
MEMASANG ECGMONITORING

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
011/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Suatu cara pemasangan alat monitoring jantung, yang dipergunakan


PENGERTIAN untuk memonitor atau memantau dan merekam potensial listrik otot
jantung yang terlihat pada layar monitor ECG

1. Mengetahui perubahan – perubahan ECG selama pengobatan


2. Mengetahui adanya kelainan irama jantung ( aritmia ) sejak dini
TUJUAN 3. Mengetahui adanya kekurangan oksigen atau kematian jaringan
otot jantung ( iskemik dan infark miocard )
4. Mengetahui adanya gangguan elektrolit
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan alat :
a. 1 Alat Monitoring EKG siap pakai
b. 3 buah elektroda / 5 buah elektroda
c. Alkohol Swab
d. Alat cukur
2. Persiapan pasien:
a. Pastikan indentitas pasien benar dengan mencocokan Nama,
Tanggal Lahir pada gelang identitas pasien.
b. Menjelaskan kepada keluarga atau pasien tindakan yang akan
PROSEDUR dilakukan
3. Penatalaksanaan :
a. Beri salam dan panggil nama pasien
b. Perawat memperkenalkan diri
c. Perawat memberitahu tujuan tindakan kepada pasien dan
keluarga
d. Menghubungkan kabel monitor ECG ke sumber listrik (
apabila belum tersambung )
e. Perawat Mencuci tangan sesuai SPO PIRS
MEMASANG ECGMONITORING

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
011/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
f. Menghubungkan kabel monitor ECG ke sumber listrik (
apabila belum tersambung )
g. Perawat Mencuci tangan sesuai SPO PIRS
h. Menghidupkan monitoring EKG dengan menekan tombol
power
i. Mengatur posisi pasien ( pasien terlentang )
j. Perawat membuka baju pasien dan membersihkan area dada
pasien dan mencukur bulu didada bila ada.
k. Menempelkan elektroda pada dada pasien dan
menghubungkan chest lead ke elektroda ( Tiga Elektroda )
1) R ( right arm ) elektroda : terletak di dada kanan,
interkostalis 2
2) L ( left arm ) elektroda : terletak di dada kiri, interkostalis
2
3) LL/N ( leaft leg ) elektroda : terletak di dada kiri
PROSEDUR interkostalis 5
l. Lima elektroda :
1) RA ( right arm ) elektroda : terletak di dada kanan,
interkostalis 2
2) LA ( left arm ) elektroda : terletak di dada kiri,
interkostalis 2
3) LL ( left leg ) elektroda : terletak di dada kiri interkostalis
5
4) RL ( right leg ) elektroda : terletak dibagian kanan
interkostalis 5
5) V ( precordial ) elektroda : di atas dada
k. Pakaikan manset pada lengan tangan atas kiri atau kanan
l. Pakaikan SPO2 pada ibu jari
m. Perawat mengatur atau pengesetan size, Lead II dan alarm
pada monitor
MEMASANG ECGMONITORING

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
011/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
n. Pakaikan manset pada lengan tangan atas kiri atau kanan
o. Pakaikan SPO2 pada ibu jari
p. Perawat mengatur atau pengesetan size, Lead II dan alarm
pada monitor
q. Merapikan pasien
r. Merapikan alat-alat
s. Cuci tangan sesuai SPO PIRS
t. Catat tanggal dan jam pelaksanaan
PROSEDUR u. Observasi vital sign pasien baik subyektif maupun obyektif
dan catat pada catatan lembar Flowsheet ICU
4. Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan dalam
bentuk SOAP
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Observasi pasien bila ada peningkatan atau penurunan HR,
Ganguan irama segera lakukan kolaborasi,
b. Lakukan EKG 12 Lead bila ada aritmia,
c. Ganti Elektroda setiap hari dan observasi iritasi

1. ICU
UNIT 2. IGD
TERKAIT 3. OK
4. NICU
PENGENDALIAN
MENGGANTI VERBAN PADA LOKASI PENUSUKAN
KATETER VENA SENTRAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
012/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Melakukan penggantian perban secara aseptic pada lokasi


PENGERTIAN penusukan vena sentral ketika verban tersebut sudah longgar dan
basah atau secara berkala sesuai peraturan Rumah sakit

1. Untuk mencegah infeksi tempat tusukan dan tidak longgar dan


TUJUAN basah
2. Mempertahankan cvp tetap terawat

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan alat :
1. Pinset cirurgi 1 dan pinset biasa 1
2. Kapas usap
3. Potongan kasa
4. Pot kecil
5. Larutan swab betadin
6. Salep betadin
7. Sarung tangan steril dan sarung tangan bersih
8. Plester dan gunting untuk memfiksasi
9. Label dan tanggal penggantian verban
10. Masker wajah
PROSEDUR 11. Cara Perawatan :
2. Beri penjelasan kepada pasien tentang penggantian verban dan
alasannya.
3. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih .
4. Lepaskan verban lama dengan hati-hati dan jangan sampai
menarik kateter vena sentral .
5. Perhatikan ada tidaknya sekret pada verban.
6. Amati ada tidaknya kemerahan , nyeri tekan, atau bengkak pada
kulit, lokasi penusukan.
7. Amati kateter mulai dari port sampai kulit.
8. Lepaskan sarung tangan bersih dan pakai sarung tangan steril
PENGENDALIAN
MENGGANTI VERBAN PADA LOKASI PENUSUKAN
KATETER VENA SENTRAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
012/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
9. Bersihkan lokasi keluar dengan gerakan melingkar sekitar 3cm
dengan swab bethadine dan alkohol
10. Oleskan salep bethadine pada lokasi keluar, sesuai peraturan
rumah sakit
11. Pasang verban kasa atau balutan transparan
12. Pasang label berisi tanggal dan waktu penggantian verban
PROSEDUR 13. Rekatkan selang ke pakaian pasien
14. Lepas sarung tangan dan buang semua bahan yang sudah
terpakai
15. Bersihkan dan simpan kembali alat-alat yang masih dapat
digunakan kembali
16. Perawat mencuci tangan

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. Unit Rawat Inap
MENGUKUR CVP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
013/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Adalah suatu cara pengukuran tekanan pembuluh darah vena sentral


dengan cara memasukkan kateter CVP melalui pembuluh darah tepi
PENGERTIAN
sehingga ujungnya berada di atrium kanan atau di muara vena cava
superior/vena cava inferior.

Untuk mengetahui tekanan vena central dan menilai jumlah cairan


TUJUAN dalam tubuh.

KEBIJAKAN SK Direktur No:

1. Persiapan alat
a. Monitor VCP
b. NaCl 0,9% dan set medifix CVP
2. Persiapan pasien
a. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Posisi tidur diatur dan tentukan sesuai tempat pengukuran
(titik nol)
3. Langkah-langkah
a. Perawat mencuci tangan
b. Menggunakan cairan infus NaCl, bila terpasang cairan
hypertonik
PROSEDUR c. Mempercepat tetesan infus untuk menilai kelancaran aliran
cairan.
d. Menghentikan aliran cairan ke pasien dengan cara memutar
three way stop cock
e. Mengalirkan cairan infus kearah monometer sampai setinggi
34 cm H2O diatas titik nol.
f. Menghentikan cairan infus yang mengalir kearah
g. monometer dengan menggunakan medifix line.
h. Mengalirkan cairan dari magnometer dengan cara mengukur
antara intercostal dan pada garis mix-axilla titik O.
MENGUKUR CVP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
013/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

i. Menunggu sampai cairan dalam manometer tidak turun lagi


sambil memperhatikan adanya undulasi yang sesuai dengan
irama pernafasan.
j. Menghitung nilai CVP sampai batas turunnya air.
PROSEDUR k. Mengalirkan kembali tetesan infus menuju pasien
l. Nilai normal CVP 5-15 cm H2O
4. Sikap perawat
a. Peka terhadap pasien/kebutuhan pasien
b. Lembut dan hati-hati

UNIT
1. ICU
TERKAIT
MENILAI KESADARAN PASIEN MENGGUNAKAN SKALA
GCS

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
014/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Skala GCS adalah pengkajian yang dirancang untuk mengevaluasi


PENGERTIAN tingkat dan kualitas kesadaran dengan cepat dalam hubungannya
dengan membuka mata, respon motorik dan respon verbal

1. Untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien


a. Skor 15 composmentis
b. Skor 9-14 apatis
c. Skor 4 – 7 somnolent
TUJUAN d. Skor 3 koma
2. Untuk mengetahui cidera kepala
a. Ringan : skor 14
b. Sedang : skor 9 – 13
3. Berat : skor 3-8
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan Alat :
a. Alat tulis dan buku tulis
b. Flowsheet ICU
2. Penatalaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan sesuai PPIRS
b. Perawat mengidentifikasi pasien (Nama, Tanggal lahir) dan
memastikan sesuai dengan gelang identitas (pedoman
identifikasi keselamatan pasien RS)
PROSEDUR c. Perawat melakukan penilaian dengan cara
1) Perawat memanggil nama pasien dan bertanya dengan
suara jelas dan keras untuk melihat respon verbal dan
respon mata
2) Memberikan rangsangan nyeri yang tepat untuk menilai
motorik dengan cara menekan dengan keras procesus
xipoideus dengan ibu jari, menekan ujung kuku dengan
pulpen, menekan bagian tulang kelopak mata.
MENILAI KESADARAN PASIEN MENGGUNAKAN SKALA
GCS

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
014/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
3. Penilaian Skala GCS :

Respon membuka 1. Membuka mata spontan


2. Membuka mata terhadap perintah
mata (E) 3. Membuka mata terhadap rangsangan
nyeri
4. Tidak membuka mata terhadap
ransangan
Respon Motorik 1. Bereaksi terhadap perintah
2. Mengidentifikasi nyeri terlokalisasi
3. Fleksi dan menarik dari rangsangan
nyeri
4. Membentuk posisi Dekortikasi
4. Membentuk posisi deserebrasi
5. Tidak berespon
PROSEDUR
Respon Verbal 1. Orientasi baik dan mampu bicara
2. Disorientasi dan bingung
3. Mengulang kata yang tidak tepat secara
acak
4. Mengerang atau merintih (kata-kata
tidak jelas)
5. Tidak berespon

4. Perawat menentukan nilai dari hasil pemeriksaan


5. Perawat mendokumentasikan hasil dan melakukan kolaborasi
bila hasil rendah
6. Perawat merapikan pasien
7. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
8. Perawat mendokumentasikan hasil penilaian.
MENILAI KESADARAN PASIEN MENGGUNAKAN SKALA
GCS

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
014/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

1. ICU
UNIT 2. IGD
3. Rawat Inap
TERKAIT
PENGENDALIAN
PEMANTAUAN EKG KONTINU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
015/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Pemantauan (monitor) jantung merupakan suatu alat pemantauan


PENGERTIAN irama jantung yang dapat digunakan secara terus menerus selama
pasien dirawat atau selama diperlukan pemantauan

Untuk mengidentifikasi disritmia agar dapat menentukan intervensi


TUJUAN
dini

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan alat :
a. Kapas alkohol
b. Alat cukur
c. 3 buah chest lead / elektrode
d. Monitor EKG
e. Kabel elektroda lengkap dengan monitor
2. Persiapan pasien :
a. Pasien / keluarga diberitahu tentang tindakanyang dilakukan
b. Atur posisi supine / semifowler
3. Tindakan :
a. Cuci tangan sesuai prosedur
PROSEDUR b. 2. Identifikasi sesuai prosedur.
c. Jelaskan tujuan pemasangan monitor jantung pada pasien
dankeluarga
d. Bersihkan / cukur area lokasi elektrode di dada yang
berambut(segitiga Enthoven)
e. Pasang elektrode / chest lead
f. Sambungkan elektrode pada monitor dengan kabel (merah /
kodeRA – kanan, kuning / kode LA - kiri, hitam / kode LL
atau L -kiri bawah)
g. Setting alarm, suara monitor dan tampilan EKG
h. Rapikan kembali alat-alat
PENGENDALIAN
PEMANTAUAN EKG KONTINU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
015/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
i. Nilai kondisi pasien
j. Cuci tangan sesuai prosedur.
PROSEDUR k. Dokumentasikan prosedur dan respon pasien

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. IGD
PEMASANGAN OROPHARYGEAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
016/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Pemasangan OPA adalah tindakan pemenuhan oksigen dengan cara


PENGERTIAN membebaskan jalan nafas melalui pemasangan OPA melalui rongga
mulut ke dalam pharing

1. Memelihara/ membuka jalan nafas bagian atas karena ada


sumbatan oleh slym atau lidah jatuh kebelakang (dipasang pada
TUJUAN
pasien kesadaran menurun)
2. Memudahkan pengisapan lendir

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan Alat :
a. Piala ginjal
b. OPA sesuai ukuran
c. Plester
d. Tissue
2. Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat mengidentifikasi pasien dengan mencocokan nama,
tanggal lahir pada gelang identitas
b. Perawat memberitahukan tujuan pemasangan oropharygeal
kepada keluarga/pasien
PROSEDUR c. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
d. Perawat membuat posisi pasien terlentang atau semi fowler
e. Perawat mengukut OPA dari ujung bibir ke ujung telinga
f. Perawat membuka mulut dan masukkan OPA di ujung daun
telinga
g. Perawat membuka mulut dan masukkan OPA di ujung lidah
2-3 cm, OPA menghadap muka.
h. Perawat memutar 180º dan dorong OPA lewat uvula
menuju pharynx
i. Perawat mengfiksasi OPA
PEMASANGAN OROPHARYGEAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
016/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
j. Perawat merapikan alat
k. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
l. Perawat mendokumentasikan
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
PROSEDUR a. Bisa terjadi muntah pada pemasangan OPA pasien sadar
b. Perhatikan ukuran OPA
c. Lakukan perawatan mulut setiap 2-4 jam
d. Pastikan OPA tidak menekan lidah pasien

1. ICU
UNIT 2. IGD
TERKAIT
3. Rawat Inap
PEMASANGAN T-PIECE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
017/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pernafasan spontan melalui ETT tanpa ventilator

1. Melatih pasien bernafas spontan


TUJUAN 2. Member oksigen melalui ETT
3. Tahapan menuju Ekstubasi

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan alat :
a. Cuff invlator/ spuit 20 cc
b. Selang oksigen one way
c. Suction lengkap
d. T- Conector atau Mounth Face
e. O2 Central
f. Oksimetri
g. Nerbekken
2. Prosedur Kerja :
a. Perawat mengidentifikasi pasien dengan mencocokan
PROSEDUR nama, tanggal lahir pada gelang identitas pasien
b. Perawat menjelaskan tujuan tindakan
c. Perawat membawa alat-alat kedekat pasien
d. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
e. Perawat memasang oksimetri untuk observasi saturasi
oksigen
f. Perawat mengosongkan cuff ETT atau spuit 20 cc
g. Perawat membuat posisi pasien senyaman mungkin/ semi
fowler
PEMASANGAN T-PIECE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
017/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
h. Perawat melakukan suction
i. Perawat menyambungkan selang one way ke o2 dan
mengalirkan oksigen sesuai kebutuhan/sesuai kolaborasi
j. Perawat merapikan pasien dan alat-alat
k. Perawat membuang sarung tangan dan spuit di nerbekken
l. Perwata sampah ke tempat sampah medis dan non medis,
spuit dimasukkan ke box
m. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
n. Perawat mendokumentasikan tindakan
PROSEDUR 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Sebelum melakukan T-Piece, lakukan pengukuran tidal
volume dan tanda-tanda vital
b. Saat T-Piece observasi TTV bila ada yang abnormal
kembalikan ke ventilator
c. Viksasi ETT dengan tepat
d. Lakukan pemeriksaan AGD 1 Jam sesudah T-Piece
disesuaikan dengan kolaborasi
e. Lakukan T-Piece dengan saturasi diatas 95% dan tidal
volume diatas 50 kg BB
2.
UNIT 3. ICU
TERKAIT
PENGENDALIAN
PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL TOTAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
018/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 4
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Pemberian berbagai kombinasi glukosa hipertonik atau


isotonic,lipid,asam amino,elektrolit,vitamin dan elemen renik
PENGERTIAN (vitamin and trace element) secara intravena lewat alat pengakses
vena/venous acces device (VAD) secara langsung kedalam cairan
intravascular untuk memberikan nutrisi pada pasien yang tidak
mampu menerima nutrisi yang adekuat lewat saluran pencernaan.

1. Memberikan nutrisi yang diperlukan untuk metabolisme


normal,memelihara,perbaikan jaringan,dan kebutuhan energy
TUJUAN 2. Untuk memintas saluran percernaan pada pasien yang tidak
dapat makan secara oral

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan alat :
a. Peralatan pengakses vena sentral (central venous acces
devices/VAD):VAD jangka panjang seperti kateter
hickman,broviac,atau groshung atau kateter sentral yang
dimasukkan dari perifer (jalur PICC)atau akses IV perifer
b. Infuser pengontrol volume
c. Filter :0,22 mikron untuk TPN 9tanpa emulsi lemak)
Filter 3,2 mikron untuk TNA atau emulsi lemak
PROSEDUR d. Kantung nutrisi parenteral
e. Selang dengan konektor luer-lock
f. Plester hipoalergik
g. Sungkup muka (opsional)
h. Sarung tangan
2. Persiapan pasien :
a. Jelaskan prosedurnya pada pasien dan keluarganya secara
detail
b. Dapatkan izin melakukan tindakan.
PENGENDALIAN
PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL TOTAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
018/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 4
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
1. Pelaksanaan :
Periksa kebutuhan nutrisi parenteral dengan melakukan
penilaian nutrisi.
a. Periksa intruksi dokter mengenai metode pemberian
nutrisi parenteral (TPN,PPN, TNA atau lipid) serta
kecepatan pemberiannya
b. Ambil peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan
prosedur
c. Keluarkan kantung nutrisi parenteral dari lemari es paling
tidak 1 jam sebelum melakukan prosedur (jika diinginkan)
d. Periksa cairan apakah berbusa atau ada perubahan pada
strukturnya atau tidak
e. Cuci tangan,pakai topi,masker,gaun,dan sarung tangan
steril
f. Dengan menggunakan teknik aseptic ketat ,hubungankan
selang (dengan filter) ke kantung TNA dan keluarkan udara
PROSEDUR f. Tutup semua klem pada selang yang baru dan masukkan
selang kedalam infuser pengontrol volume
g. Posisikan pasien terlentang dan putar kepala pasien
menjauhi lokasi penusukan (insersi/VAD)
h. Bersihkan lokasi penusukan dengan alcohol dan larutan
iodine-povidon
i. Bantu dokter memasang VAD
j. Setelah pemasangan VAD hubungkan selang kepusat VAD
dengan menggunakan teknik steril dan pastikan
sambungan terkunci dengan konektor luer-lock.
k. Buka semua klem dan aliran dengan infuser pengontrol
volume
l. Pantau pemberianya setiap jam dengan memeriksa
kebutuhan cairan dan system pemberian serta tolenransi
pasien
PENGENDALIAN
PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL TOTAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
018/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 4
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
2. Perhatikan indikasi sebagia berikut :
a. Pasien tidak dapat mentoleransi nutrisi enteral karena :
1) Ileus paralitik
2) Obstruksi usus
3) Pankreatitis akut
4) Sindrom usus pendek
5) Penyakit inflamasi usus
6) Fistula gastro entestinal
7) Diare berat,muntah persisten,malabsorpsi
b. Keadaan hiper metabolic dimana terapi enteral tidak
mungkin diberikan atau tidak adekuat.
1) Luka bakar berat
2) Trauma (operasi) yang menyebabkan tidak ada
makanan masuk lewat mulut selam alebih dari 5 hari
PROSEDUR
3) Gagal ginjal akut
4) Tumor pada saluran pencernaan
c. Pasien beresiko mangalami malnutrisi karena :
1) Banyak kekurangan berat badan
2) Knker metastase
3) Tidak boleh makan peroral lebih dari 5 hari
d. Metode pemberian nutrisi parenteral
1) Pencampuran nutrisi total ,total nutrient admixture/
(TNA) kedalam vena sentral.formula parenteral
menggabungkan karbohidrat dalam bentuk larutan
dextrose yang konsentrasinya antara 10-20 %
termasuk nutrisi trigleselida,fosfolipid,gliserol,air
mineral dan vitamin .
PENGENDALIAN
PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL TOTAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
018/SPO/ICU/RSBH 0 4/ 4
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
2) Nutrisi parenteral perifer (peripheral parenteral
nutrision/PPN)
Formula perenteral ini menggabungkan karbohidrat
dalam bentuk larutan glukosa dengan konsentrasi
yang lebih kecil dengan asam amino,vitamin,mineral
dan lipid
3) Nutrisi parenteral total (Total parenteral
nutrision/TPN)
PROSEDUR Formula parenteral ini menggabungkan
glukosa,asam amino,vitamin ,dan mineral.diberikan
lewat jalur IV sentral.bila membtuhkan lipid
digabung intermiten dengan TPN.
4) Emulsi lemak (lipid)
Terdiri dari trigliserida 10 -20%
mis:fosfolipid,gliserol dan air.dapat diberikan lewat
jalur sentral atau perifer.

UNIT
ICU
TERKAIT
PEMBERIAN OKSIEN DENGAN MENGGUNAKAN
MASKER

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
019/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Memberikan tambahan O2 kadar sedang dengan konsentrasi yang


lebih tinggi dari nasal kanul
PENGERTIAN Oksien adalah suatu zat yang tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna, tidak terlihat, mempunyai berat jenis lebih rendah
dibandingkan komponen udara lainnya

Mempertahan kadar oksigen yang adekuat di dalam darah arteri pada


TUJUAN kondisi paru dan jantung yang bermasalah serta peningkatan fungsi
metabolic.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan Alat :
a. Oksigen sentral dengan flow meter dan humidifier
b. Aqua steril
c. Masker NRM/RM
2. Penatalaksanaan :
a. Perawat mengidentifikasi pasien (Nama, Tanggal lahir) dan
memastikan sesuai dengan gelang identitas (pedoman
identifikasi keselamatan pasien RS)
b. Perawat mencuci tangan sesuai PPIRS
PROSEDUR c. Perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
tujuan tindakan
d. Perawat mengontrol flow meter dan mengisi humidifier
dengan aqua sterile
e. Perawat mengecek alat berfungsi dengan baik
f. Perawat mengisi kantong masker dengan udara dengan
oksigen sampai mengembang penuh dengan cara menekan
filter di tengn masker NRM/RM
PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN MENGGUNAKAN
MASKER

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
019/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

g. Perawat mengatur posisi pasien semi fowler bila


memungkinkan
h. Perawat mengatur kebutuhan oksigen sesuai kebutuhan (6-
12 lpm)
i. Perwat memasang masker pada wajah pasien pastikan
penjepit metal masker terpasang dengan benar
j. Perawat mengikatkan karet pengikat melingkar kepala
pasien sehingga pasien merasa nyaman
k. Perawat menganjurkn pasien bernafas biasa
l. Mencuci tangan sesaui SPO PPIRS
m. Perawat melakukan dokumentasi hasil tindakan
PROSEDUR 3. Hal hal yang diperhatikan:
a. Cek aliran oksigen setiap jam
b. Pastikan kantong masker NRM/RM tetap mengembang dan
tidsk terlipat
c. Kaji kulit sekitar area pemasangan masker apakah ada iritasi
d. Pastikan udara humidifier tetap mengggelembung
e. Pastikan selang tidak bocor
f. Pastikan masker menutup wajah sehingga oksigen tidak
keluar leawat mata atau sekitar pipi dan dagu
g. NRM dipakai bila PO2 turun
n. RM dipakai bila PCO2 turun

1. ICU
UNIT 2. IGD
TERKAIT 3. Rawat Inap
PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN MENGGUNAKAN
NASAL KANUL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
020/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Memberikan konsentrasi oksigen antara 24-44% dengan aliran 1-6


l/menit. Konsentrasi oksigen akan naik 4% pada tiap kenaikan
PENGERTIAN aliran 1 l/menit
Oksien adalah suatu zat yang tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna, tidak terlihat, mempunyai berat jenis lebih rendah
dibandingkan komponen udara lainnya

Mempertahankan kadar oksigen yang adekuat didalam darah arteri


TUJUAN pada kondisi paru dan jantung yang bermasalah serta peningkatan
fungsi metabolic

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan Alat :
a. Oksigen sentral dengan flow meter dan humidifier
b. Oximetri
c. Aqua sterile
d. Nasal kanul
2. Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat mengidentifikasi pasien dengan mencocokan nama,
tanggal lahir pada gelang identitas.
b. Perawat memberitahu tujuan tindakan kepada pasien
PROSEDUR c. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PIRS
d. Perawat menyambungkan nasal kanul ke oksigen
e. Perawat mengatur oksigen sesuai kebutuhan (2-6lpm)
f. Rasakan oksigen yang mengalir dengan punggung tangan
g. Perawat memasang kanul pada hidung dan kencangkan tali
fiksasi dibelakang telinga atau dagu pasien
h. Perawat menanyakan kepada pasien apakah pasien sudah
merasakan adanya aliran oksigen melalui hidung
PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN MENGGUNAKAN
NASAL KANUL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
020/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
i.
Perawat mencuci tangan sesuai SPO PIRS
j.
Perawat mendokumentasikan hasil tindakan
3. Hal hal yang diperhatikan:
PROSEDUR a. Cek aliran oksigen setiap jam
b. Pastikan udara humidifier tetap menggelembung
c. Pastikan selang tidak bocor
d. Pastikan selang oksigen tidak terlepas

1. ICU
UNIT 2. IGD
TERKAIT 3. Unit Rawat Inap
4. NICU
PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN ALAT VENTILATOR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
021/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Pemeliharaan alat ventilator adalah suatu cara untuk memelihara


alat ventilator beserta perangkatnya sehingga pada saat
PENGERTIAN
dipergunakan kondisi alat tersebut beserta perangkatnya dapat
dipergunakan dengan baik .

Agar alat ventilator beserta perngkatnya terpelihara dengan baik


TUJUAN
sehingga selalu siap dipakai sewaktu waktu.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Pemeliharaan harian oleh perawat:
a. Alat ventilator dan perangkatnya dibersihkan setiap hari
b. Setelah alat ventilator selesai dipergunakan, semua circuit
dilepas untuk dibersihkan /disterilkan.
c. Power diputar OFF Kabel penghubung alat ventilator
kelistrik dicabut
d. Selang circuit penghubung ventilator Ke pasien direndam
dengan cairan desinfektan selama 1 jam kemudian dicuci
dibilas dengan air bersih mengalir .. kemudian dicuci ,
kemudian dibersihkan dengan air bersih kemudian
direndam dengan Gigaseft 4 % selama 15 menit
PROSEDUR kemudian di blas dengan air steril setelah itu dikeringkan
dengan dry tube .
e. Setelah dikeringkan lalu disimpan didalam kontainer
dibungkus dengan kain di simpan tertutup atau di
pasangkan ke ventilator untuk siap pakai.
f. Humidifier, water hyter direndam dengan Gigazyme 0,5 %
selama 5- 15 menit untuk menghilangkan noda yang
lengket kemudian dicuci dibawah air mengalir dan
direndam dengan Gigasept instru af 2 % selama 30 menit
kemudian di bilas. dengan air steril dan di keringkan
PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN ALAT VENTILATOR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
021/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
2. Pemeliharaan rutin setiap 3 bln oleh tenaga tehnisi.
Persiapan alat
a. Lap kering
PROSEDUR b. Gigazym
c. Gigasept
d. Kain penutup

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. Unit pemeliharaan Bio medic
PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PULSE OXYMETRI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
022/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Pemeliharaan pulse oxymetry adalah suatu cara untuk memelihara


PENGERTIAN
alat pulse oxymetry setelah dipakai sehingga tetap bersih dan baik.

Agar alat pulse oxymetry lebih terpelihara sehingga dapat


TUJUAN
dipergunakan dengan segera pada saat dibutuhkan.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Pemeliharaan harian oleh perawat :
a. Alat dan semua kabel dibersihkan setiap hari
b. Setelah selesai pemakaian, maka kabel penghubung ke
listrik dicabut.
c. Semua kabel dan alat penyambung ke monitor dibersihkan
dan digulung rapi.
PROSEDUR d. Tutup dengan kain penutup.
2. Pemeliharaan rutin
Setiap 3 bulan alat tersebut diservis oleh tehnisi.
Persiapan alat :
a. Lap kering
b. Kain penutup
c. Peralatan Tehnis

1. ICU
UNIT 2. OK
TERKAIT 3. IGD
4. NICU
PEMBERIAN THERAPY NEBULEZER

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
023/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Merupakan salah satu tindakan pemeliharaan pada system


PENGERTIAN pernafasan dalam upaya hygiene bronchial dengan pembersih
secret, pelembaban udara, inspirasi dan pemberian therapy

1. Memberikan obat secara langsung pada saluran pernafasan


untuk pengobatan bronchospasme akut, produksi secret yang
berlebihan
TUJUAN 2. Pemberian obat paru-paru melalui nebulizer sangat cepat
efeknya lebih cepat dari pada injeksi atau oral
3. Merelaksasikan jalan nafas
4. Memobilisasi mengencerkan secret
5. Menurunkan edema mukosa

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan Alat :
a. Nebulizer dan perlengkapannnya 1 set
b. Obat dan pengencernya
c. Tussue
d. Sarung tangan
e. Mesin suction dan canule
f. Air dalam gelas untuk kumur-kumur
2. Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat mengidentifikasi pasien dengan mencocokkan
PROSEDUR nama, tanggal lahir pada gelang identitas
b. Perawat mempersiapkan pasien, jelaskan kepada pasien
prosedur pelaksanaan
c. Perawat dan dokter mencuci tangan sesuai SPO PIRS dan
memakai sarung tangan
d. Perawat member posisi yang nyaman (semi fowler)
e. Perawat memasukan obat ke dalam nebulizer (salterlab)
f. Perawat menghubungkan nebulizer ke listrik atau salterlab
ke oksigen atau ventilator
PEMBERIAN THERAPY NEBULEZER

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
023/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
g. Perawat menghidupkan nebulizer, naikan oksigen atau
tekan tombol nebulizer di ventilator
h. Perawat menghidupkan nebulizer, naikkan oksigen atau
tekan tombol nebulizer di ventilator dan pastikan cek out
flow apakah timbul uap
i. Perawat memasang alat menutupi hidung dan mulut pasien,
bila pakai ventilator pasang di tubing inspirasi
j. Perawat menginstruksikan pasien untuk melakukan nafas
dalam, tahan sbentar lalu ekspirasi
k. Perawat mengechek keadaan umum pasien, tanda-tanda
vital dan lakukan auskultasi paru secara berkala
l. Perawat menganjurkan pasien batuk efektif mengeluarkan
dahak/secret
m. Perawat melepas masker nebulizer dan mengechek
PROSEDUR n. oksigen bila obat sudah habis
o. Perawat membersihkan alat
p. Perawat memberikan air untuk kumur-kumur
q. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan :


a. Observasi pasien terhadap efek obat
b. Posisi alat tepat pada tempatnya selama pemakaian
c. Evaluasi pasien selama dan sesudah tindakan meliputi :
tanda-tanda vital, sputum/secret yang dikeluarkan,
auskultasi suara nafas
d. Dokumentasikan hasil pengkajian sebelum, selama, sesudah
pemberian obat.
PEMBERIAN THERAPY NEBULEZER

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
023/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
e. Evaluasi pasien selama dan sesudah tindakan meliputi :
tanda-tanda vital, sputum/secret yang dikeluarkan,
PROSEDUR auskultasi suara nafas
f. Dokumentasikan hasil pengkajian sebelum, selama, sesudah
pemberian obat.

UNIT ICU
TERKAIT
PENGENDALIAN
TATA LAKSANA HARIAN DI ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
024/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Tata laksana harian di ICU adalah pedoman kegiatan harian


PENGERTIAN
penanganan pasien di ICU.

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pasien di ICU


TUJUAN 2. Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas

KEBIJAKAN SK Direktur No:


Pelaksanaan kegiatan harian di ICU dilakukan setiap hari oleh tim
dokter dan perawat
1. Pemeriksaan harian : Vital sign dan kardio vaskuler dan pola
pernapasan ,iv line ,Nutrisi, obat obatan ,kesadaran ,cairan
,,darah
2. Ditulis pada status cppt pasien setiap jam 06.00 Wib Pagi oleh
dr. Jaga ICU.advis dokter DPJP pemeriksaan tambahan yang
dilakukan atau tindakan yang akan dilakukan
3. Petugas laboratorium mengambil sampel darah pada pukul
05.00 wib – 06.00 wib ( cek ulang label formulir darah.)dan
hasilnya diharapkan datang pada pukul 08.00 wib untuk
pengambilan keputusan tentang hasil yang telah diperisakan .
PROSEDUR 4. pemeriksaan X ray Thorax dilakukan sesuai indikasi.
5. Serah terima pasien dilakukan:
a. Pada pukul 07.00 Wib dari perawat ataupun dokter jaga
malam ICU kepada dr. ICU pagi,
b. Pada pukul 14.00 dari dokter ICU pagi kepada dr jaga malam
ICU, pada pukul 21.00 dari dokter ICU perawat laporan di
depan Ruangan ICU dengan pembagian pasien sistem MPKP
dengan perbandingan jumlah pasien dengan perawat ke
dalam Ruangan dengan menyapa untuk salam cuaca
Memperkenelkan diri.
PENGENDALIAN
TATA LAKSANA HARIAN DI ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
024/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
6. Visit dokter pagi dimulai pada pukul 08.00 pagi tujuanya
menetapkan rencana yang akan dilakukan berikutnya diikuti
oleh perawat pj Pasien
7. Perawat melakukan personal higiene dan semua tindakan
PROSEDUR sesuai kebutuhan pasien yang berada di bawah tanggung
jawabnya .
8. Melakukan cek atas asuhan keperawatan yang dilakukan oleh
kepala shift jaga

UNIT
ICU
TERKAIT
PEMINDAHAN PASIEN DARI ICU KE RAWAT INAP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
025/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Suatu prosedur pemindahan pasien dari ICU pada pasien yang


PENGERTIAN
kondisinya sudah terbebas dari kegawatan

1. Supaya proses pengobatan dan perawatan pasien yang sudah


tidak memerlukan lagi fasilitas ICU dapat dilanjutkan di ruang
rawat inap biasa
TUJUAN 2. Perlu diupayakan kelangsungan proses pengobatan dan
perawatan dirawat inap berkesinambungan dengan pengobatan
dan perawatan di ICU, agar dapat dicegah berulangnya
kegawatan atau deteksi dini keadaan tersebut
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan :
a. Memberitahu rawat inap, bahwa akan ada pasien pindah
dari ICU dan meminta persetujuan pihak rawat inap tersebut
b. Meminta konfirmasi rawat inap tentang waktu kesiapan
untuk menjemput pasien dari ICU
2. Penatalaksanaan :
a. Menyiapkan pasien dan kelengkapannya
b. Pasien dijemput ke rawat inap dengan memperhatikan
syarat – syarat transportasi pasien
PROSEDUR c. Melakukan serah terima pasien dengan perawat rawat inap,
yang diserah terimakan adalah :
1) Kelengkapan catatan medik dan keperawatan pasien
2) Masalah yang perlu diperhatikan dalam perawatan
dan pengobatan selanjutnya sehingga dapat dilakukan
diteksi dini apabila timbul kegawatan kembali
3) Semua hasil pemeriksaan ( yang telah dikerjakan ) baik
yang sudah dikerjakan maupun yang belum
PEMINDAHAN PASIEN DARI ICU KE RAWAT INAP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
025/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
d. Terapy dan perawatan lanjutan sesuai dengan program
terapy doter
e. Memberikan pesan agar menghubungi ICU kembali apabila
PROSEDUR terdapat hal – hal yang belum jelas atau terjadi kegawatan
ulang
f. Selanjutnya perawatan terhadap pasien menjadi tanggung
jawab perawat rawat inap

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. Unit Rawat Inap
MENERIMA PASIEN BARU KRISIS
DI RUANGAN ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
026/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Menerima pasien gawat / krisis dari IGD, ruang perawatan atau luar
PENGERTIAN
rumah sakit untuk mendapatkan pengawasaan ketat

Pasien segera memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhannya


TUJUAN secara holistic (Bio – Psiko - Sosio– spiritual)

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan alat :
a. Tempat tidur terbuka lengkap dengan alatnya
b. 1 buah selang oksigen dengan humidifier berisi aquadest
yang sudah disambung keregulator oksigen
c. 3 atau 5 buah elektroda ECG
d. Seperangkat suction :
1) 10 buah cateter suction ( baru )
2) 1 cangkir berisi air untuk membilas cateter suction
3) 1 ember berisi desinfektan berserta tutupnya
e. Air viva, 1 buah gudel dan 1 buah selang oksigen one way
f. ABN ( Alat bantu nafas / Ventilator ) yang siap pakai
PROSEDUR g. Flowsheet ICU
2. Penatalaksanaan :
a. Ruangan yang akan mengirim pasien ( ruang perawatan,
UGD ) memberitahu terlebih dahulu ke ICU bahwa akan ada
pasien masuk dan dokter ICU, sendiri yang memberi
persetujuan
b. Menerima pasien / keluarga dengan ramah dan penuh
perhatian sambil memperkenalkan diri
c. Memindahkan pasien ke tempat tidur ICU dengan
menggunakan patslide
MENERIMA PASIEN BARU KRISIS
DI RUANGAN ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
026/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
d. Memperhatikan ABC : Air way, Breathing, Circulation
1) Memasang gudel
2) Melakukan suction bila perlu ( lihat SOP suction )
3) Ekstensi kepala
4) Memberikan oksigen menggunakan selang oksigen
nasal ( bila pasien apnoe : memberikan oksigen
menggunakan air viva ( lihat SOP Air viva dan RJP )
e. Menempelkan elektroda pada dada pasien untuk memasang
monitoring jantung ( ECG )
f. Menganti pakaian pasien dengan pakaian ICU
g. Melakukan pemeriksaan fisik
1) Memeriksa keadaan umum pasien
2) Mengukur suhu tubuh
3) Menghitung frekuensi pernafasan, pola pernafasaan
4) Mengukur tekanan darah
PROSEDUR 5) Mengukur frekuensi nadi
6) Tingkat kesadaran berdasarkan nilai GCS, reflek pupil
dan diameter pupil
7) Gerakan anggota badan
h. Melakukan serah terima pasien meliputi identitas pasien,
diagnose status, hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan
dan hasil assessment pasien therapy dan program selajutnya
foto radiologi, asuhan keperawatan dan obat – obatan
didokumentasikan.
i. Menulis dan melengkapi Flowsheet ICU
j. Mempertimbangan pemasangan NGT, Foley cateter, ETT dan
ABN ( alat bantu nafas / Ventilator )
k. Merapikan pasien ( memasang selimut )
l. Memberitahu kepada dokter DPJP dan Penanggungjawab
ICU tentang pasien baru dan mendokumentasikan di CPPT
MENERIMA PASIEN BARU KRISIS
DI RUANGAN ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
026/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
m. Memberitahu keluarga tentang keadaan pasien dan tata
tertib ICU
n. Mengkonfirmasi data pasien ke penerimaan pasien baru
masuk yang ada di Sistem.
o. Melakukan program terapi : Mengatur tetesan infus,
p. mengambil dan mengirim sampel darah untuk pemeriksaan
laboratorium
q. Mengadakan komunikasi dengan keluarga pasien minimal
sekali dalam sehari ( terutama pada waktu kunjungan
PROSEDUR keluarga )
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Surat persetujuan masuk ICU tersedia.
b. Meminta informed concent sebelum melakukan intubasi dan
pemasangan ABN ( alat bantu nafas / ventilator )
c. Pasien yang dipindahkan dari ruangan perawatan harus
memperhatikan frekuensi pernafasan dan dosis oksigen.
d. Mengetahui tanda-tanda gagal nafas dan indikasi
penggunaan ABN

1. ICU
UNIT
2. IGD
TERKAIT 3. Unit Rawat Inap
PENGISIAN DOKUMEN MONITORING HARIAN
(FLOW SHEET) DI ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
027/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 7
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Flow sheet merupakan bagian dari clinical record ( rekam medis ),


merupakan kumpulan data komprehensif yang menggambarkan
PENGERTIAN
kondisi pasien, kebutuhan perawatan, pelayanan kesehatan yang di
berikan dan respon terhadap perawatan
1. Sarana komunikasi bagi semua staf di ICU
2. Legal proteksi bagi rumah sakit
3. Media pembelajaran bagi staf dan peserta didik di ICU
TUJUAN 4. Dasar pemberian therapy dan planing berikutnyabagi pasien
5. Sebagai salah satu data kendali mutu dan penelitian
6. Sebagai dasar perhitungan biaya

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Masuk
a. Masuk : diisi tanggal pasien masuk ke ICU
b. Dari : diisi bangsal/ instalasi asal pasien sebelum masuk ke
ICU
c. Mengantar : nama perawat yang mengantar pasien ke ICU
d. Menerima : nama perawat yang menerima pasien di ICU
2. Indentitas
a. REG : diisi rekam medic pasien ( No RM )
PROSEDUR b. Tanggal : diisi tanggal saat intruksi harian dibuat
c. Nama : diisi nama pasien
d. Umur : diisi umur pasien dalam tahun / bulan atau hari
e. Diangnosa : diisi diangnosa medis masuk dan selama di ICU
f. Hari perawatan : diisi hari keberapa pasien dirawat di ICU,
dihitung mulai pasien masuk ICU
g. Dr. Pribadi : Diisi nama dokter yang merawat di ICU
h. Dr. Konsul : Diisi nama dokter yang dikonsulkan
PENGISIAN DOKUMEN MONITORING HARIAN
(FLOW SHEET) DI ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
027/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 7
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
3. Intake :
a. Enteral : diisi jenis makanan, jumlah dan cara pemberian /
24 jam
b. Volume di isi volume enteral ( cc ) dalam 24 jam
c. Parenteral diisi jenis, jumlah dan cara pemberian nutrisi
peraeanteral dalam 24 jam
d. Volume diisi, volume parenteral ( cc ) dalam 24 jam
4. Pola ventilasi, diisi jenis ventilasi pasien yaitu:
a. Spontan tanpa / dengan oksigen binasal / NRM / RM
beserta alirannya
b. Bantu ( ventilasi mekanik ) : jika menggunakan ventolasi
mekanik ( ventilator ) harus dituliskan mode yang
digunakan dan FiO₂
5. Obat :
a. Enteral : diisi nama, dosis, cara dan jadwal pemberian obat
dalam 24 jam
b. Parenteral : diisi nama, dosis, cara dan jadwal pemberian
PROSEDUR obat dalam 24 jam
6. Laboratorium dan hasil rontgen : diisi jenis pemeriksaan hasil
laboratorium dan rontgent thorax yang diprogramkan pada hari
tersebut, ditulis hasil expertise sesuai tanggal dan hasil
pemeriksaan
7. Program : diisi intruksi dokter yang terpogram, misalnya cek
darah, fisioteraphy, balance cairan negative atau positif
8. Program ganti alat : diisi tanggal, nama program ganti alat,
misalnya ganti cateter pada tenggal 16-4-2016
9. Jam : ditulis setiap tindakan dan pemberian therapy serta
masalah yang terjadi
10. SSP ( Susunan Saraf Pusat )
a. Kes : diisi kesadaran pasien secara kualitatif ( compos
mentis / cm, apatis, somnolent, soporous coma, coma )
b. Pupil ka / ki : diisi diameter pupil dalam bentuk gambar
lingkaran atau besar pupil dalam mm
PENGISIAN DOKUMEN MONITORING HARIAN
(FLOW SHEET) DI ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
027/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 7
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
c. Ref : diisi refleksi pupil terhadap cahaya ( - / + / ± - /
lambat / cepat )
11. GCS :

1. Membuka mata spontan


2. Membuka mata terhadap
Respon membuka mata (E) perintah
3. Membuka mata terhadap
rangsangan nyeri
4. tidak membuka mata
terhadap ransangan
Respon Motorik 1. Bereaksi terhadap perintah
2. Mengidentifikasi nyeri
terlokalisasi
3. Fleksi dan menarik dari
rangsangan nyeri
PROSEDUR 4. Membentuk posisi
Dekortikasi
5. Membentuk posisi
deserebrasi
6. Tidak berespon
Respon Verbal 1. Orientasi baik dan mampu
bicara
2. Disorientasi dan bingung
3. Mengulang kata yang tidak
tepat secara acak
4. Mengerang atau merintih
(kata-kata tidak jelas)
5. Tidak berespon
6. ETT Terintubasi
PENGISIAN DOKUMEN MONITORING HARIAN
(FLOW SHEET) DI ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
027/SPO/ICU/RSBH 0 4/ 7
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
Ket:Ketiga macam penilaian tersebut kemudian dijumlahkan
E:M:V= 4:6:5=15= compos mentis , 13-10: Apatis,
kurang dari 10 somnolent , coma : 3
12. KV (Kardiovaskuler)
a. T (tensi) jelas
b. N (nadi), diisi dari pengukuran manual atau nilai HR di
monitor
c. RR ( Respirasi Rate), diisi respirasi pasien dari
perhitungan,monitor, atau nilai respirasi pasien yang
keluar dari ventilator, serta jenis pernafasan spontan,
adekuat/tidk ataupun control
d. TVS (tekanan vena sentral) diisi nilai cvp dalam cmH2O
e. Ekg , diisi nama irama EKG yang terlihat pada monitoring,
jika terjadi perubahan dalam satu jamnya tuliskan
semuanya
13. CM (Cairan Masuk)
PROSEDUR a. ENT (enteral), jumlah cairan atau makanan yang masuk
pada jam tersebut dalam ml dan jumlah setiap 3 jam
PAR (parenteral), diisi jumlah cairan parenteral yang telah
habis dimasukkan pada
b. jam tersebut, untuk jenis cairan dan mulai pemberian, obat
dilihat pada kolom jenis cairan, dijumlah tiap 3 jam
c. PAR (tranfusi), tulis jenis darah , jumlah tranfusi darah/
komponen darah dalam ml yang telah habis/masuk pada
jam tersebut, untuk jenis darah dan mulai pemberian dapat
dilihat pada kolom. Jenis cairan dijumlah tiap 3 jam
14. CK (cairan Keluar)
a. Urine, diisi jumlah urine dalam ml yang telah dibuang pada
jam tersebut, diukur tiap 3 jam atau sesuai planing
b. NGT, diisi jumlah ml dan warna cairan yang keluar melalui
NGT yang telah dibuang pada jam tersebut, hitung tiap 2
jam
PENGISIAN DOKUMEN MONITORING HARIAN
(FLOW SHEET) DI ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
027/SPO/ICU/RSBH 0 5/ 7
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
c. Lain-lain, diisi cairan yang keluar dari tubuh selain urine
dan NGT yang dapat keluar melalui drain atau perdarahan
dapat berupa darah atau yang lainnya termasuk feses
15. Resprasi:
a. Pola , diisi pola ventilasi pasien yang berupa bagging,
spontan, spontan nasal, NRM, RM atau mode ventilasi dari
ventilator yang digunakan
b. Tv (tidal volume), diisi tidal volume pasien baik yang
spontan ataupun yang menggunakan alat bantu
c. RR (respirasi rate), diisi jumlah nafas permenit baik
spontan maupun alat bantu
d. Fio2 , diisi jumlah oksigen yang diberikan melalui floe-
meter oksigen atau oksigen yang diberikan melalui
ventilator (%)
e. PEEP (positive end expiratory pressure), diisi jumlah peep
PROSEDUR yang diberikan melalui ventilator atau alat bantu lain
f. S (suhu), diisi suhu badan pasien pada jam tersebut, jika
suhu pasien normal atau stabil pengisian tiap 4 jam , jika
suhu pasien abnormal diukur tiap jam atau setelah
tindakan normalisasi suhu
16. Motorik
a. SUP (superior), diisi hasil test reflex tangan kanan dan kiri
pasien missalnya (+)/(-)
b. INF (inferior), diisi hasil test reflex kaki kanan dan kiri
pasien missalnya (+)/(-)
17. Masalah, diisi masalah medis atau keperawatan pasien pada jam
tersebut
18. Insruksi cito, diisi instruksi dokter atau perawat yang
ditunjukkan untuk mengatasi masalah pada jam tersebut
19. PPO (pelaksanaan pemberian obat), diisi nama obat , dosis obat,
dan cara pemberiannya, jika mungkin tulis dengan tinta merah
PENGISIAN DOKUMEN MONITORING HARIAN
(FLOW SHEET) DI ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
027/SPO/ICU/RSBH 0 6/ 7
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
20. Hasil laboratorium, ditulis hasil laboratorium pasien pada jam
/hari tersebut baik yang dinyatakan melalui telepon atau dari
format laboratorium, untuk format laboratorium yang asli
sertakan dalam rekam medis
21. Tindakan , diisi tindakan perawatan/ medis yang telah
dilakukan pada jam tersebut
22. Jenis cairan, ditulis nama dan jumlah cairan / nutrisi parenteral
/ darah/ komponen darah/ obat yang terpasang, jika yang
terpasang darah / komponen darah/ tuliskan nomor seri dari
golongan darah tersebut, jika cairan yang diberikan berupa obat
titrasi atau darah /komponen darah ditulis dengan tinta merah
23. Jam pemberian obat titrasi tuliskan dosis atau jumlah ml tiap
jamnya jika terjadi perubahan dosis
PROSEDUR 24. Keseimbangan cairan (diisi oleh perawat dinas malam)
25. Masuk , diisi jumlah total cairan yang masuk dihitung dari
jumlah komulatif cairan enteral, parenteral, dan tranfusi dalam
24 jam
26. Keluar, diisi jumlah total cairan keluar yang dihitung dari jumlah
komulatif urine, NGT, dan lain-lain dihitung dalam 24 jam
27. IWL (insensible water loss), diisi dalam 24 jam atau dalam jam
dimana hari itu pasien dirawat
a. Dewasa untuk IWL 10-15cc/kgBB/24 jam
b. Anak/bayi untuk IWL 25-30cc/kgBB/24 jam
28. Catatan dokter di ICU diisi masalah dan penyelesaian masalah
medis yang perlu diperhatiakn oleh seluruh pemberian
pelayanan pasien
PENGISIAN DOKUMEN MONITORING HARIAN
(FLOW SHEET) DI ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
027/SPO/ICU/RSBH 0 7/ 7
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
29. Catatan dokter jaga diisi masalah dan penyelesaian masalah
medis yang diusulkan oleh dokter jaga kepada dokter ICU saat
dokter jaga tersebut berdinas
30. Catatan perkembangan , diisi catatan perkembangan pasien
selama Shift pagi, diisi oleh dokter atau perawat yang merawat
PROSEDUR pasien pada shift tersebut komponen catatan perkembangan
yang harus diisi pada kolom ini adalah SOAP, dokter atau
perawat yang menulis catatan perkembangan harus
mencantumkan nama dan paraf

UNIT ICU
TERKAIT
PROSEDUR AIR VIVA (AMBUBAG)

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
028/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Suatu alat ambu bag untuk memompakan oksigen ke pasien melalui


PENGERTIAN
ETT/facemask

1. Membantu memberikan oksigen dengan adekuat


TUJUAN 2. Memberikan oksigen konsentrasi tinggi

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persipan alat:
a. Ambubag / airviva
b. 1 Selang O2 one way
c. 1 Gudel/oropharygeal sesuai ukuran
d. Facemask bila pasien tidak menggunakan ETT/TT
e. Oksigen sentral/tabung
2. Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat mengidentifikasi pasien dengn mencocokkan nama
tanggal lahir pada gelang identitas
b. Perawat memberitahu kepada keluarga/pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan
PROSEDUR c. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
d. Perawat memakai sarung tangan
e. Perawat mendekatkan alat kedekat pasien
f. Perawat menghubungkan selang O2 one way ke tabung O2
g. Perawat memasang gudel, bila belum memakai ETT
h. Perawat memberi oksigen antara 10-15 liter
i. Perawat memompakan O2 sesuai irama nafas 15-20x/menit
(saat inspirasi)
j. Perawat menyambungkan tube yang terpasang ke ventilator
bila pasien tidak mampu bernafas
PROSEDUR AIR VIVA (AMBUBAG)

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
028/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
k. Perawat merapikan pasien dan alat-alat
l. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
m. Perawat mendokumentasikan hasil tindakan
3. Hal hal yang perlu diperhatikan:
PROSEDUR a. Ambubag di lap dan dimasukkan kekotak (ketempatnya)
b. Selang O2 one way selalu ada dikotak
c. Konektor airviva selalu diganti dengan yang baru dan selalu
dalam kotak

1. ICU
UNIT 2. IGD
TERKAIT 3. Unit Rawat Inap
4. NICU
WEANING VENTILATOR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
029/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Weaning Ventilasi Mekanik adalah pengurangan bantuan hingga


PENGERTIAN penghentian pemberian therapy oksigen ventilasi mekanik karena
kebutuhan ventilasi pasien terpenuhi.

Mempersingkat kebutuhan ventilasi mekanik sehingga resiko untuk


TUJUAN terjadi infeksi nasokomial dapat di minimalisir dan lama perawatan
pasien di ruang intensive dapat dipersingkat

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Perawat mampu menilai pasien sesuai dengan criteria weaning :
a. Gagal nafas dapat di atas dengan optimal
b. Fungsi paru baik.
1) MV-10 e/mt
2) TV adekuat 6-8 cc/kg BB
3) Usaha nafas pasien ˃ atau 2x MV saat istirahat
4) Pa02 ˃60 mmhg pada F1O2˂40% dan peep ˂ 5
5) PaCo2˂45 mmhg
6) Ph 7,35-7,45
7) Rontgen thorax baik
PROSEDUR c. Cardiavasculer stabil
1) Preload baik : CVP 8-14 CMH20
2) After load baik SVR 800-1200
3) TD Sistol 100-140 mmhg
4) HR 80-100 x/mt
5) Tanpa atau minimal dosis inotropik
6) Tidak ada aritma
d. Perfusi organ baik
1) Fungsi ginjal baik : ur cr baik
2) Produksi urine 0,5-1 cc/kg bb, tanpa diuretic
WEANING VENTILATOR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
029/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
e. Asam basa dan elektrolit baik
f. Temperature normal
g. Status nutrisi baik
h. Nafas dan batuk adekuat
i. Tidak ada anemia dan infeksi
2. Perawat mengidentifikasi pasien dengan cara mencocokan nama,
tanggal lahir pada gelang pasien
3. Perawat menghentikan pemakaian sedative/sensitive beberapa
jam sebelum penyapihan jka ada
4. Perawat member informasi kepada pasien tentang tindakan
weaning yang akan dilakukan
5. Perawat mengukur TTV dan saturasi oksigen sebelum dilakukan
weaning
6. Perawat melakukan weaning yang akan dilakukan pada pasien
dengan cara sebagai berikut :
a. Merobah pola ventilator dari CMV ke SIMV, dari SMIV ke
PROSEDUR CPAP/Spontan dari CPAP/spontan ke T.Piece
b. Menentukan kadar oksigen
c. Menetukan RR
d. Menetukan pressure
e. Menentukan TV
f. Volume contole diubah SIMV-sesuai order
g. SIMV diubah CPAP sesuai order
h. CPAP diubah T.Piece sesuai order
i. O2 100% diturunkan ke 80%, 60%, 40% sesuai hasil AGD
dan sesuai order
7. Perawat mengobservasi TTV, saturasi setelah dilakukan weaning
(observasi ketat)
8. Perawat mencuci tngan sesuai SPO PPIRS
9. Perawat mendokumnetasikan tindakan yng sudah dilakukan
10. Perawat memperhatikan : pasien AGD sesuai kolaborasi setiap
berubah pola
WEANING VENTILATOR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
029/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

11. Hal hal yang harus diperhatikan:


a. Jangan meninggalkan pasien saat dilakukan weaning
PROSEDUR b. Observsi TTV dan Spo serta keadaan umum pasien
c. Jika terjadi perubahan TTV dan SPO2 dan Keadan umum
pasien memburuk kembali ke pola semula
4.
UNIT ICU
TERKAIT 5.
MEMBANTU PEMASANGAN ENDOTRACHEAL
TUBE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
030/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Membantu melakukan pemasangan endotracheal tube yang


dimasukkan lewat hidung atau mulut ke trachea, menggunakan
PENGERTIAN
laryngoscope sebagai alat bantu dengan tehnik aseptic untuk
memudahkan ventilasi buatan dan resusitasi.
1. Menangani gagal napas akut, hipoksemia menetap, dan kenaikan
PCO2 yang menetap.
2. Memepertahakan patensi jalan napas
3. Memastikan oxygen yang adekuat
4. Memberikan bantuan ventilasi bila diindikasikan
5. Mempermudah melakukan penghisapan slym

Indikasi
TUJUAN 1. Coma
2. Apnoe/ gawat nafas
3. Terancam aspirasi (muntah muntah atau perdarahan).
4. Ancaman sumbatan jalan nafas karena cedera inhalasi,cedera
masillofasial berat atau kejang yang berulang dan lama.
5. Hyperventilasi pada trauma Capitis.
6. Gagal mempertahankan oksigenasi dengan pemberian oksigen
menggunakan face mask
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan alat:
a. Endotracheal tube dalam berbagai ukuran :
1) Anak - anak : 5,0-6,0 mm
2) Dewasa pria : 8,0-8,5 mm
3) Wanita : 7,0-8,0 mm
PROSEDUR b. Stylet
c. Laryngoscope dengan ukuran blade yang sesuai.
d. Anastesi jelly, anastesi spray ( Xylocain 2 % spray )
e. Spuit 10 cc tanpa jarum atau pressure cuff
f. Oropharyngeal tube ( Mayo )
MEMBANTU PEMASANGAN ENDOTRACHEAL
TUBE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
030/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
g. Ambu bag dan kantong ambu, dan sungkup
h. Peralatan penghisap serta selang
i. Plester dan gunting
j. Gulungan handuk
k. Kateter penghisap sesuai ukuran nomor 6,8,10,12,14.
l. Sumber dan selang oksigen
m. Magill forseps
n. Sarung tangan dan masker
2. Persiapan pasien :
a. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan baik pada
pasien/keluarga
b. Minta persetujuan tindakan medik secara tertulis.
c. Jika memakai gigi palsu agar dilepaskan
d. Persiapan pasien dalam posisi leher fleksi dan kepala
ekstensi dan meletakkan gulungan handuk dibawah leher
PROSEDUR e. Pasien mendapat terapy intravena yang stab
3. Pelaksanaan :
a. Persiapan laryngoscope, sesuai kebutuhan pasien dengan
lampu yang terpasang baik, sehingga tidak lepas saat
intubasi
b. Persiapan ETT yang dibutuhkan dengan pengecekan balon
pada tube
c. Siapkan wire stylet yang dipasang kedalam ETT sehingga
ujungnya tidak menonjol ( 2 – 3 cm ) dari ujung tube.
d. Pasang sungkup menutupi mulut dan hidung pasien dan
kantong ambu bag, mulai memompa oksigen
e. Berikan Laryngoscope kepada dokter
f. Lakukan penghisapan rongga mulut dan siapkan selang ETT
yang sudah dilumasi gel beserta stylet insitu.
MEMBANTU PEMASANGAN ENDOTRACHEAL
TUBE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
030/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
g. Dengan memegang suction dan ETT dan menekan cartilago
cricoid dengan ibu jari dan jari telunjuk kearah esofagus
h. Bantu mencabut stylet ketika selang ETT sudah masuk
kedalam trachea, selang dimasukkan sampai batas penanda
22cm pada gigi seri.
i. Pastikan posisi selang dengan melakukan auskultasi,
mendengarkan/memastikan posisi selang.
j. Merasakan aliran udara melewati selang dan amati
pergerakan dada bilateral.
k. Sambungkan kantong ambu dengan oksigen pada selang
ETT dan lanjutkan memompa
l. Kembangkan balon selang ETT dengan 10ml udara atau 25-
PROSEDUR 30cm H2O dengan pressure cuff.
m. Masukkan gudel dan lakukan penghisapan endotracheal bila
perlu fiksasi selang ETT pada posisinya dengan plester.
n. Selang harus difiksasi pada garis tengah untuk mencegah
terjadinya ulkus akibat penekanan pada sudut mulut.
o. Sambungkan ventilator bila perlu .
p. Posisikan pasien pada posisi miring.
q. Ambil foto rontgen untuk memastikan posisi selang ETT
r. Lakukan penghisapan ETT bila ada sekret
s. Amati pergerakan dada, lengkungan selang ETT, perubahan
posisi ETT, dan penggembungan balon yang berlebihan.
t. Catat jenis dan ukuran selang yang digunakan, pergerakan
dada, tanda vital, dan toleransi pasien terhadap prosedur

1. ICU
UNIT 2. OK
TERKAIT 3. IGD
4. NICU
MEMBANTU PEMASANGAN ENDOTRACHEAL
TUBE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
030/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 5
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Meliputi mengganti selang dalam atau inner kanule tracheostomi


PENGERTIAN
dan mengganti verban disekitar pemasangan

1. Mempertahankan patensi jalan napas


2. Mencegah infeksi pada lokasi tracheostomi
3. Untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah
TUJUAN
ekskoriasi kulit disekitar lokasi tracheostomi
4. Memberi rasa nyaman
5. Memeriksa kondisi ostomi

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan alat:
a. Set perawatan trakeostomi yang berisi:
b. Pot kecil (3)
c. Duk steril
d. Sikat nilon atau sikat selang steril
e. Potongan persegi kasa steril
f. Pita pengikat trakeostomi
2. Sebuah nampan bersih berisi
a. Kateter pengisap steril
PROSEDUR b. Hidrogen peroksida
c. NaCl 0,9 %
d. Sarung tangan steril 2 pasang
e. Gunting bersih
f. Masker wajah dan pelindung mata (optional)
g. Nampan K
h. Alas tidak tembus air / perlak
3. Alat perlengkapan pengisap.
MELAKUKAN PERAWATAN
TRACHEOSTOMI TUBE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
031/SPO/ICU/RSBH 0 2/5
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
4. Persiapan pasien :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Posisikan pasien senyaman mungkin
5. Pelaksanaan :
a. Periksa kondisi stoma: (kemerahan, bengkak, ciri sekret,
adanya nanah atau perdarahan)
b. Periksa leher untuk mengetahui ada tidaknya emfisema
subkutan yang ditandai oleh adanya krepitasi disekitar
lokasi trakeostomi.
c. Jelaskan prosedurnya pada pasien dan ajarkan cara
berkomunikasi seperti mengedipkan mata atau
mengangkat jari untuk memberitahukan bila pasien merasa
nyeri atau sesak.
d. Bantu pasien berada dalam posisi semi-fowler dan letakkan
alas tahan air pada dada.
e. Cuci tangan secara menyeluruh
f. Kumpulkan peralatan
PROSEDUR 1) Buka set trakeostomi steril, tuangkan hidrogen
peroksida dan NaCl 0,9% steril dalam pot kecil yang
terpisah
2) Buka perlengkapan steril lainnya sesuai kebutuhan
termasuk aplikator sterilm peralatan pengisap, dan set
perawatan trakeostomi (set balutan).
3) Pakai masker wajah dan pelindung mata.
g. Pakai sarung tangan. Letakkan handuk steril pada dada
pasien.
h. Mengisap keseluruhan panjang selang trakeostomi dan
faring secara menyeluruh.
i. Cuci kateter pengisap dan buang.
j. Buka kanul dalam (bila ada) dan lepas dengan cara
menariknya keluar secara perlahan ke arah anda segaris
dengan garis kelengkungannya. Letakkan kanul dalam pada
mangkuk berisi larutan hidrogen peroksid
MELAKUKAN PERAWATAN
TRACHEOSTOMI TUBE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
031/SPO/ICU/RSBH 0 3/5
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

k. Lepaskan perban trakeostomi yang kotor, buang perban


dan sarung tangan.
l. Pakai sepasang sarung tangan steril yang kedua.
m. Bersihkan penahan selang menggunakan aplikator steril
atau kasa yang dibasahi dengan hidrogen peroksida dan
kemudian dengan NaCl0,9%.
Gunakan setiap aplikator hanya sekali.
n. Bersihkan area stoma dengan kasa sekali pakai.
1) Dapat menggunakan hidrogen peroksida setengah
bagian (dicampur dengan NaCl 0,9%).
2) Bersihkan area secara menyeluruh menggunakan kasa
persegi yang dibasahi dengan NaCl 0,9%
o. Keringkan stoma dengan kasa steril kering. Luka yang
terinfeksi dapat dibersihkan dengan kasa yang dibasahi
PROSEDUR dengan larutan antiseptik kemudian keringkan.
Lapisan tipis salep antibiotik dapat dioleskan pada stoma
menggunakan kapas usap.
p. Bersihkan kanul dalam
1) Angkat kanul dalam dari larutan perendam.
2) Bersihkan lumen dan seluruh kanul secara
menyeluruh menggunakan sikat.
3) Bilas kanul yang sudah dibersihkan dengan NaCl 0,9%.
4) Tepuk-tepuk kanul secara perlahan pada bagian dalam
wadah NaCl setelah dibilas.
q. Pasang kembali kanul dalam dan fiksasi pada tempatnya.
1) Masukkan kanul dalam dengan menggemgam penahan
luar dan mendorongnya sesuai arah kelengkungannya.
2) Kunci kanul pada tempatnya dengan mengembalikan
posisi kunci (bila ada).
MELAKUKAN PERAWATAN
TRACHEOSTOMI TUBE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
031/SPO/ICU/RSBH 0 4/ 5
/VIII/2019

r. Pasang perban steril


1) Buka dan lipat ulang kasa perban 4 x 4 menjadi bentuk
’V’ dan letakkan dibawah penahan selang trakeostomi.
Jangan memotong kasa.
2) Pastikan bahwa selang trakeostomi sudah difiksasi
sambil memasang perban.
s. Ganti tali trakeostomi
1) Biarkan tali yang kotor pada tempatnya sampai tali
yang baru dipasang.
2) Potong taling dengan panjang dua kali lipat lingkar
leher ditambah 10cm. Potong ujung tali secara
diagonal.
3) Pasang tali yang baru.
a) Genggam ujung tali yang bersih dan tarik
melewati lubang pada satu sisi selang
trakeostomi.
PROSEDUR b) Tarik ujung tali yang lain melewati celah selang
trakeostomi pada sisi yang lainnya
c) Ikat tali disamping leher dengan menggunakan
simpul mati.
d) Ubah simpul dari satu sisi ke sisi lain setiap kali
tali diganti.
e) Ikatan harus cukup kuat untuk memfiksasi
selang pada stoma, dan cukup longgar untuk
memungkinkan dua jari masuk diantara tali dan
leher.
4) Lepaskan tali yang lama secara perlahan.
t. Catat semua informasi yang relevan pada status pasien
1) Pengisapan yang dilakukan
2) Perawatan trakeostomi yang dilakukan
3) Penggantian verban
4) observasi
MELAKUKAN PERAWATAN
TRACHEOSTOMI TUBE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
031/SPO/ICU/RSBH 0 5/ 5
/VIII/2019

1. ICU
UNIT 2. Kamar bedah
TERKAIT 3. Unit Rawat Inap
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
ENDO TRACHEAL TUBE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
032/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Melakukan perawatan Endotracheal tube yaitu melakukan


PENGERTIAN kebersihan dan mengganti fiksasi ETT pada pasien yang terpasang
ETT

1. Mempertahankan patensi jalan napas


2. Mencegah infeksi pada sekitar mulut
TUJUAN 3. Untuk mempercepat proses penyapihan dan ekstubasi
4. Memberi rasa nyaman

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan alat :
a. 1 kom untuk oral Hygiene
b. Pinset atau tong spatel
c. Kain kasa 4 lbr
d. Betadine gargle secukupnya
e. Leukoplast 1cm x 30 cm = 2 bh atau hypapix
f. Bran spritus
g. 1 suction cateter NO 14 untuk dewasa dan 1 botol cairan
steril untuk suction
h. Pressure cuff atau spuit 10 cc
PROSEDUR i. Masker wajah dan sarung tangan
2. Persiapan pasien :
Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
a. Perawat mencuci tangan
b. Pakai sarung tangan bersih untuk Oral hygiene
c. Lakukan oral hygiene
d. Lakukan auskultasi dada dengar suara napas apakah sama
atau terlalu dalam dan bila slim banyak lakukan
penghisapan slim
e. dan lihat nomor yang tertera di ETT
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
ENDO TRACHEAL TUBE

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
032/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
f. Catat, tanggal, dan merek dari tube, pemasangan oral atau
nasal dan jumlah udara yang dimasukkan kedalam cuff
g. Buka fiksasi ett dengan hati – hati jangan sampai pasien
merasa kesakitan
h. Kosongkan cuff dengan pressure cuff atau spuit 10 cc untuk
mencegah penekanan dan lakukan prosedur suction
i. Lakukan fiksasi kembali di garis tengah mencegah
kerusakan atau penekanan sudut bibir pasien , Fiksasi tube
yang baik jangan sampai terlepas apabila pasien batuk atau
PROSEDUR bergerak ( fiksasi dengan plester kekiri dan kekanan)
j. Cuff ETT diisi kembali dengan inflator tekanan 15-25 cm
H2o sampai tidak bocor, dengan cara udara dimasukkan
secara perlahan-lahan dengan tangan merasakan udara
tidak keluar dari permukaan mulut dan hidung kecuali
pasien tidak pakai ventilator cuff tidak diisi.dan tetap
dievaluasi
k. Bila tube diperlukan untuk jangka lama maka harus diganti
setiap 5-7 hari.

UNIT ICU
TERKAIT
TATA LAKSANA PENGGANTIAN
ATAU PENGADAAN ALAT

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
033/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Suatu alur untuk memudahkan Mengganti alat yang Rusak/


PENGERTIAN mengadakan alat yang baru agar alat tetap tersedia dalam kondisi
baik

TUJUAN Agar alat tersedia dan siap pakai

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Alat > 1 juta
a. Mendata alat yang rusak dan akan di ganti
b. Melaporkan kerusakan alat ke bagian bio medikal untuk
perbaikan
c. Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh bagian bio medikal
dilaporkan ke icu bahwa alat tersebut tidak dapat
diperbaiki lagi
d. Perawat membawa alat yang rusak ke bagian Logistik
e. Mengajukan permintaan penggantian barang ( PP ) ke
Direktur
f. Perawat menerima alat
PROSEDUR g. Perawat mencatat di buku inventaris Ruangan dan
penerimaan alat
2. Alat < 1 juta
a. Mendata alat yang hilang dan rusak
b. Mengeluarkan alat yang mau diminta dari komputer
c. Membuat permintaan dilembar PP dan disetujui oleh Ka.
Sie. Dan Logistik.
d. Mengantar Lembar PP ( Permintaan pembelian ) ke bagian
pengadaan.
e. Perawat menerima alat
f. Mencatat ke buku inventaris dan penerimaan alat
TATA LAKSANA PENGGANTIAN
ATAU PENGADAAN ALAT

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
033/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

1. ICU
UNIT
2. Direktur
TERKAIT 3. Logistik /Pengadaan
MEMBANTU PEMASANGAN CVP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
034/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

CVP adalah memasukkan chateter dari vena tepi sehingga ujungnya


PENGERTIAN berada di dalam atrium kanan atau di muara vena cava superior dan
inferior.

1. Untuk mengetahui tekanan vena sentral yang gunanya untuk


pemberian cairan banyak atau sedikit
2. Untuk memberi cairan nutrisi parenteral yang bersifat hipertonik
TUJUAN 3. Untuk pengambilan contoh darah vena yang sering dilakukan
4. Untuk pemberian obat obat intravena pada keadaan yang darurat
5. Untuk memberikan cairan dalam jumlah yang banyak dalam
waktu yang singkat
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan alat CVP
a. Manometer
b. Chateter CVP
c. Treway stop cock
d. Medifix line
e. Nacl 0,9 %
f. Benang mersilk 2/0 dan pisau scalpel no 11
g. Duk bolong
PROSEDUR h. Bhetadine
i. Kain kasa steril secukupnya
j. Obat anastesi lokal mis Xilocain,lidocain
k. Plester dan gunting atau plester transparant
l. Tiang infus
m. Sarung Tangan steril
n. Spuit 20 cc, spuit 10cc
o. Jelaskan kepada pasien prosedur yang akan dilakukan dan
sensasi yang dirasakan
MEMBANTU PEMASANGAN CVP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
034/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
p. Siapkan alat dekat pasien
q. Cuci tangan dengan 6 langkah
r. Posisikan pasien berbaring telentang dengan kepala sedikit
ditekuk ke bawah. Dan kepala ddiputar ke kiri dan sedikit
keatas
2. Dokter memasang sarung tangan,
a. Sarung tangan steril untuk melakukan desinfeksi didaerah
dada dan clavikula dengan betadine solution dan kemudian
diikuti dengan alkohol dan Tutup dengan kain steril atau
duk bolong
b. Bantu dokter dalam memberi Anastesi lokal.
c. Sambungkan Spuit 10 cc dengan jarum , dokter
memasukkan jarum kedalam vena central yang dipilih
jarum diteruskan maju smbil terus mengaspirasi .
d. Bila dokter sudah yakin jarum berada dalam lumen vena
spuit di cabut dan kawat pemandu dimasukkan ke dalam
PROSEDUR
Jarum .ketika kawat sudah berada pada posisinya dokter
menarik jarumnya.
e. Berikan pisau skalpel kepada dokter atau bila tersedia ,
dokter membuat sayatan kecil dalam kulit tempat kawat
pemandu berada .dokter melewatkan dilatator pada kawat
dan memasukkan pada lumen pembuluh darah , perawat
membatu dengan menahan kepala pasien
f. Dokter mencabut dilatator dan memasukkan cateter vena
central dengan melewatkannya pada pada kawat pemandu
ke dalam pembuluh darah
g. Dokter menarik kawat pemandu dan memastikan posisi
kateter dengan mengaspirasi darah dari cateter .
h. Berikan cairan pembilas NACL0,9 % / heparin steril agar
lumen tetap Paten
i. Bantu dokter untuk memfiksasi cateter pada tempatnya
dengan jahitan
MEMBANTU PEMASANGAN CVP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
034/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
j. Berikan penutup 3 jalur pada dokter untuk disambungkan
pada setia lumen
k. Pastikan setiap port di bilas.
l. Bantu dokter memasang verban transparant pada lokasi
pemasukan kateter
m. Reposisikan pasien ,buang sampah ,cuci dan simpan alat –
PROSEDUR alat yang masih dapat digunakan
n. Atur pengambilan foto Rontgen dada bila di instruksikan
dokter
o. Catat tanggal dan waktu pemasukan kateter ,jenis kateter
yan dimasukkan lokasi , hasil foto Rontgen dada dan
bagaimana toleransi pasien terhadap prosedur.

1. ICU
UNIT 2. IGD
TERKAIT 3. Kamar Operasi
PEMBERIAN ADRENALIN ( EPINEPRINE ) UNTUK
RESUSITASI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
035/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Adrenalin atau Epineprine adalah salah satu obat penting dalam


PENGERTIAN
resusitasi jantung paru

1. Pemberian obat yang sesuai indikasi, dosis yang sesuai dengan


cara pemberian yang tepat.
TUJUAN 2. Semua obat, jumlah dan cara pemberian dicatat pada rekam
medis pasien.
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Pada kasus RJP
a. Henti jantung :
1) Dosis intravena : 1mg adrenalin diberikan setiap 3-5
menit selama resusitasi.setiap pemberian diikuti dengan
pemberian flash 20 ml.
2) Infus kontiniu : 30 mg Epineprine ( 30 ml 1;1000)
kedalam 250ml Nacl 0,9 % atau Dexrose 5 % diberikan
dengan kecepatan awal 100ml / jam( 40 tts
macro/menit) Titrasi sesuai respon.
3) Melalui pipa endoktrahea : 2- 2,5 mg dilarutkan dalam
PROSEDUR 10 ml Nacl 0,9 %.
2. Bradikardi atau hypotensi berat
a. Infus dengan kecepatan 2-10u/menit ( atau 1mg larutan
1:1000 dimasukkan kedalam 500ml Nacl 0,9%.beri dengan
kecepatan 1-5m
b. Adrenalin diindikasikan untuk :
1) Henti jantung : VF/VT tanpa denyut, atau asosisto,pulse
electrical activity.
2) Bradikardi simptomatik : setelah atropine, dopamine
dan transcutaneus
3) Pacing
PEMBERIAN ADRENALIN ( EPINEPRINE ) UNTUK
RESUSITASI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
035/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
4) Hypotensi berat
5) Reaksi anafilaksis,reaksi alergi berat : diberikan
PROSEDUR bersamaan dengan pemberian cairan dalam jumlah
banyak corticosteroid dan antihistamin

1. ICU
UNIT 2. IGD
TERKAIT 3. Rawat Inap
MEMPERSIAPKAN SYRINGE PUMP DAN CARA
PEMELIHARAAN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
036/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Suatu alat yang digunakan untuk pemberian obat / therapy secara


PENGERTIAN
continue

Untuk memberikan cairan/ obat obat yang memerlukan pemantauan


TUJUAN khusus/ jumlah tetesan yang benar

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Letakkan srynge pump diatas meja
2. Isilah spuit 50cc dengan cairan dan obat
3. klem diangkat dan diputar kemudian masukkan spuit
4. Putar kembali klem dan tekan spuit
5. Tarik slinder dan sesuaikan dengan panjang spuit
6. Hubungkan AC power kesumber listrik
7. Tekan tombol ”ON”, ”OF” yang disamping kanan dan tunggu
sampai semua lampu menyala
8. Tekan tombol ”Flow Rate” dan tentukan berapa cc/ jam
PROSEDUR 9. Selanjutnya tekan tombol ”Start”
10. Srynge pump siap dipakai.
Cara pemeliharaan
1. Selesai pemakain alat dibersihkan dengan kain yang lembut
2. Memperhatikan kondisi/keberadaan alat, sebelum,selama dan
sesudah alat dipakai.
3. Pastikan alat dalam OFF setelah pemakaian alat.
4. Sehari sekali alat dihidupkan kurang lebih 1 jam
5. Susun pelatan dengan rapi pada tempatnya terutama posisi
kabel kabel elektroda tergulung Rapi .
MEMPERSIAPKAN SYRINGE PUMP DAN CARA
PEMELIHARAAN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
036/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur,
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

1. ICU
UNIT 2. Unit Rawat Inap
TERKAIT 3. OK
4. IGD
MEMPERSIAPKAN INFUS PUMP DAN CARA
PEMELIHARAAN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
037/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Suatu alat yang digunakan untuk pemberian cairan / obat obatan


PENGERTIAN
yang dapat diatur sesuai dengan jumlah tetesan yang diinginkan.

Untuk memberikan cairan / obat obat yang memerlukan pemantauan


TUJUAN khusus / tetesan yang benar

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Siapkan alat alat yang dibutuhkan
2. Gantungkan cairan, kemudian mengisi set TS*PA atau set darah
dengan cairan infus yang diberikan
3. Mengisi ruang tetes dengan cairan tersebut kira kira
setengahnya.
4. Mengisi TS*PA atau set darah dengan cairan infus tersebut
dengan cara mem buka klem pengatur sampai selang terisi
semua dan tidak ada udara
5. Siapkan infusion pump dibuka dan masukkan selang kedalam
pump
6. Kemudian pintu pump ditutup kembali ( biarkan klem pada
PROSEDUR selang dalam posisi terbuka ).
7. Tekan tombol power
8. Mengatur jumlah tetesan yang akan diberikan
9. Tekan tombol start.

Cara pemeliharaan :
1. Setelah selesai pakai bersihkan alat dengan kain lembut
2. Setiap hari alat harus alirkan arus dengan 5 - 15 menit.
3. Simpan alat pada tempat yang telah disediakan
4. Bila ada kerusakan lapor kebagian tehnisi.
5. Service sekali dalam 6 bulan (enam bulan)
6. Cek keberadaan alat / inventaris
MEMPERSIAPKAN INFUS PUMP DAN CARA
PEMELIHARAAN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
037/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

1. ICU
UNIT 2. IGD
TERKAIT 3. OK
4. Unit Rawat Inap
MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN-METODE KANUL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
038/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Suatu metode pemberian oksigen kadar rendah melalui sebuah


kanul yang merupakan sebuah alat plastik sekali pakai dengan dua
PENGERTIAN
buah cabang yang menonjol untuk dimasukkan kedalam lubang
hidung.
1. Memberi oksigen pada pasien yang mengalami ganguan
ventilasi, perfusi atau oksigenisasi jaringan.
2. Meringankan sesak napas.
TUJUAN 3. Memberikan oksigen kadar rendah pada pasien.
4. Memberikan pasokan oksigen selama aktifitas seperti makan,
minum dll tanpa terputus.
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Indikasi
a. Hypoxia apapun penyebabnya
b. Infrak Miodardium akut
c. Decompensation cordis
d. Kejang
e. Kesadaran menurun
f. Gangguan fungsi paru / pernafasan, dll.
2. Persiapan alat
PROSEDUR a. Oksigen sentral / oksigen tabung dengan regulator, Flow
meter dan humidifier.
b. Humidifier selalu berisi air steril sampai batas pada
dinding tabungnya.
c. Nasal kanula
d. Face mask.
3. Persiapan pasien
a. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien/keluarga
MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN-METODE KANUL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
038/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
4. Pelaksanaan
a. Nilai kebutuhan terapi oksigen pasien. Periksa instruksi
dokter terkait besarnya aliran oksigen, alat yang dipakai
kadar oksigen.
b. Lakukan pemeriksaan tanda vital, tingkat kesadaran, hasil
pemeriksaan laboratorium, dll dan rekam medis.
c. Nilai faktor risiko pemberian terapi oksigen pada pasien
dan lingkungan sekitar, seperti pasien dengan tanda
hipoksia, kerusakan sambungan listrik, dll.
d. Pasang tanda ”dilarang merokok” pada pintu kamar pasien
dan dapat dilihat oleh pasien dan pengunjung serta jelaskan
kepada mereka bahaya merokok ketika oksigen sedang
mengalir.
e. Cuci tangan.
f. Pasang peralaran oksigen dan pelembab udara
1) Pasang tabung pelembab udara dengan air steril
sampai setinggi tanda yang ada pada tabung.
PROSEDUR 2) Pasang alat pengatur aliran oksigen (flow meter) pada
sumber oksigen dan atur pada posisi ”off”.
3) Pasang tabung pelembab udara pada dasar alat
pengatur aliran oksigen.
4) Pasang selang dan kanul nasal pada tabung pelembab
udara.
5) Atur aliran oksigen sesuai instruksi.
6) Pastikan alat bekerja dengan baik dengan melihat
adanya gelembung udara pada tabung pelembab
udara atau rasakan adanya aliran oksigen yang keluar
dari selang.
g. Masukkan ujung kanul kedalam lubang hidung pasien dan
selipkan tali pengikat disektar telinga agar kanul tidak
jatuh.
h. Alasi selang dengan kain kasa pada bagian telinga untuk
menghindari iritasi pada kulit di daerah telinga.
MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN-METODE KANUL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
038/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur,
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

1. ICU
UNIT 2. Rawat inap
TERKAIT 3. IGD
4. NICU
MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN-METODE
SUNGKUP (MASK METHOD)

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
039/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Pemberian oksigen ke pasien melalui sungkup (sederhana/ venturi)


PENGERTIAN
sesuai kebutuhan pasien.

1. Meringankan sesak napas.


TUJUAN 2. Memberikan oksigen kadar tinggi.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan alat
a. Sumber oksigen
b. Sungkup (sederhana/ dengan alat aliran tinggi adpator
venturi dengan ukuran yang sesuai).
c. Pelembab udara dengan air destilasi.
d. Alat pengatur aliran oksigen
e. Kain kasa
f. Tanda ”dilarang merokok”.
2. Pelaksanaan
a. Nilai kebutuhan terapi oksigen pasien. Periksa instruksi
dokter terkait besarnya aliran oksigen, alat yang dipakai,
PROSEDUR kadar oksigen, dll.
b. Lakukan pemeriksaan tanda vital, tingkat kesadaran, hasil
pemeriksaan laboratorium, dll dan rekam medis.
c. Nilai faktor risiko pemberian terapi oksigen pada pasien dan
lingkungan sekitar, seperti pasien dengan tanda hipoksia,
kerusakan sambungan listrik, dll.
d. Pasang tanda ”dilarang merokok” pada pintu kamar pasien
dan dapat dilihat oleh pasien dan pengunjung serta jelaskan
kepada mereka bahaya merokok ketika oksigen sedang
mengalir.
e. Cuci tangan.
f. Pasang peralaran oksigen dan pelembab udara
MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN-METODE SUNGKUP
(MASK METHOD)

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
039/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
1) Pasang tabung pelembab udara dengan air steril sampai
setinggi tanda yang ada pada tabung.
2) Pasang alat pengatur aliran oksigen (flow meter) pada
sumber oksigen dan atur pada posisi ”off”.
3) Pasang tabung pelembab udara pada dasar alat pengatur
aliran oksigen.
4) Pasang selang dan kanul nasal pada tabung pelembab
udara.
5) Atur aliran oksigen sesuai instruksi.
6) Pastikan alat bekerja dengan baik dengan melihat adanya
gelembung udara pada tabung pelembab udara atau
rasakan adanya aliran oksigen yang keluar dari selang.
g. Arahkan sungkup pada wajah pasien dan pasang dari daerah
PROSEDUR hidung ke bawah. Atur klip logam pada sungkup agar
mengikuti bentuk hidung pasien.
h. Kencangkan tali pengikat disekeliling kepala pasien.
i. Tempelkan kasa dibelakang telinga untuk menghindari
iritasi kulit pada telinga.
j. Pastikan anda melakukan kewaspadaan keselamatan.
k. Sering-seringlah mengamati pasien dan peralatan terkait
aliran oksigen, kondisi klinis, ketinggian air pada tabung
pelembab udara, dll.
l. Cuci tangan.
m. Lepas sungkup dan keringkan kulit setiap 2-3 jam jika
oksigen diberikan terus menerus. Jangan meletakkan bedak
disekita sungkup.
n. Catat yang relevan pada rekam medis pasien.

1. ICU
UNIT
2. Unit Rawat Inap
TERKAIT 3. IGD
PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT – OBAT
YANG DIPERLUKAN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
040/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Suatu kegiatan yang dilakukan oleh pihak ruangan ke gudang


PENGERTIAN farmasi dalam hal permintaan obat- obat emergency, infuse serta
alat kesehatan .

1. Untuk memastikan bahwa kebutuhan obat , infus tertentu dan


alat kesehatan pasien diruangan dapat dipenuhi pada saat yang
TUJUAN tepat.
2. Menjamin terlaksananya pencatatan dan pelaporan penggunaan
stok diatas oleh pasien dan oleh ruangan.
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Dilakukan oleh petugas administrasi dan perawat
2. Petugas gudang Farmasi menyediakan alat kesehatan,infus dan
obat- obat dan menentukan minimum dan maksimal.
3. Petugas ruangan memeriksa stok alat kesehatan, infus dan obat
sesuai dengan daftar dan stok maksimal yang sudah ditentukan.
4. Petugas administrasi / perawat melakukan pembebanan ke
dalam komputer alat kesehatan yang dipergunakan.
5. Petugas ruangan mengantar troly ke gudang farmasi sehari
sebelum pengambilan stok.
PROSEDUR 6. Petugas farmasi melakukan pendistribusian perbekalan kebagian
ruangan ICU pada hari Rabu dan Sabtu, bila pemakain melebihi
dari stok bisa diambil diluar dari jadwal pemesanan pada waktu
pagi atau sore hari.
7. Petugas farmasi mencetak slib penyediaan farmasi rangkap dua
sesuai dengan ruangan.
8. Petugas ruangan melakukan serah terima dengan petugas
farmasi.
9. Penyediaan alat kesehatan,infus,obat- obat siap untuk dibawa ke
ruangan.
PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN
OBAT – OBAT YANG DIPERLUKAN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
040/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

1. ICU
2. IGD
UNIT
3. Gudang Farmasi
TERKAIT 4. Unit Rawat Inap
5. Unit Rawat Jalan
PERSIAPAN EMERGENCY TROLLY

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
041/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR 01 Agustus 2019
OPERASIONAL
drg. Bramantio, SpOrt

Emergency trolly adalah seperangkat meja dorong yang berisi alat


PENGERTIAN alat dan obat- obat an yang dapat dipergunakan dengan segera pada
penderita dalam keadaaan gawat darurat.

Untuk mempermudah bagi dokter maupun perawat dalam


TUJUAN memberikan pertolongan pada pasien dalam keadaan gawat darurat.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan alat :
a. Cardiac massage board
b. Alat -alat untuk memberi nafas buatan
1) Ambu bag
2) Selang oxygen
3) Oropharyngeal tube /mayo dengan berbagai ukuran
4) Selang suction
c. Alat alat untuk intubasi
1) ETT dengan bebagai ukuran
2) Laryngoscope denagn blade besar/sedang/kecil.
PROSEDUR 3) Margil forceps
4) Xylocain spray dan jelly
5) Disposible spuit 3cc, 5cc, 10cc.
6) Arteri klem kecil
7) Konektor dalam berbagai ukuran
8) Presuure Cuff /spuit 10 cc
9) Gunting
10) Plester
11) Stylet ETT
12) Handschoen
13) Steteskop
PERSIAPAN EMERGENCY TROLLY

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
041/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

d. Obat obatan
1) Adrenalin
2) Sulfas Atropin
3) Meylon
PROSEDUR 4) Dormicum,/Valium
5) Dexamethason
6) Dopamin, Dobutamin
7) Anti arrythmia : cordaron.

1. ICU
UNIT
TERKAIT 2. IGD
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
042/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 4
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

RJP adalah suatu tindakan penanganan gawat darurat untuk


mencegah henti atau insifisiensi jantung dan mengembalikan serta
PENGERTIAN
menyokong fungsi pernafasan dan sirkulasi guna mempertahankan
kelangsungan hidup pasien.

1. Mengalirkan oksigen ke otak dan organ-organ vital lainnya


TUJUAN 2. Mengembalikan fungsi jantung dan fungsi paru ventilasi

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Indikasi
a. Henti nafas
Akibat tenggelam, stroke, obstruksi jalan napas, tersengat
listrik, inhalasi asap, infark miokard, akibat suatu sebab
apapun yang menimbulkan obstruksi jalan napas.
b. Henti jantung
1) Ventrikel fibrilasi
2) Asistole
3) Dll.
2. Persiapan Alat :
a. Trolly emergency dan persiapan intubasi:
PROSEDUR 1) Obat-obatan emergency
2) Guedel (oral airway)
3) Suction aparat dan kateter suction
4) Sungkup dan kantung ambu
5) Stylet ETT
6) Handschoen
7) Jelly
8) Magill forceps
9) Pipa trachea berbagai ukuran
10) Nasotrachea tube berbagai ukuran
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) DI
RUANGAN ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
042/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 4
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
11) Oropharingeal air way berbagai ukuran
12) CVP set
13) Infs set/ blood set
14) Papan resusitasi
15) Gunting verband
16) Ambubag lengkap
17) DC Shock lengkap
18) Spuit 10 cc- jarum no 18
19) Obat-obatan dan cairan
20) Set terapi oksigen lengkapdan siap pakai.
21) Set pengisap sekresi lengkap dan siap pakai
22) Formulir EKG
23) EKG monitor bila memungkinkan
24) Steteskop
25) Bengkok
3. Persiapan Pasien
a. Dimulai fase penilaian untuk memastikan kebutuhan akan
PROSEDUR
tindakan yang meliputi pasien tidak sadar, tidak bernapas,
dan tidak ada denyut nadi secara berurutan.
b. Posisi pasien diatur telentang datar dan diusahakan baju
bagian atas dibuka.
4. Obat obatan
1) Adrenalin
2) Sulfas Atropin
3) Meylon
4) Dormicum,Valium
5) Dexamethason
6) Dopamin, Dobuject
7) Anti arrythmia : cordaron.
5. Pelaksanaan
a. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
1) Memanggil nama
2) Menepuk bahu pasien

MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) DI


RUANGAN ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
042/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 4
/VIII/2019
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
6. Menilai pernafasan pasien dengan cara :
a. Melihat pergerakan dada atau perut
b. Mendengar suara nafas keluar mulut dan hidung
c. Membebaskan jalan nafas dengan cara :
Membersihkan sumbatan jalan nafas dengan cara
mengisapsekresi
d. Triple manuver :
Ekstensi kepala ,Mengangkat rahang bawah, buka mulut
e. Bila memungkinkan lakukan intubasi endotrachea
memudahkan ventilasi
f. Melakukan pernafasan buatan (baging 12-20 kali/ menit)
bila denyut jantung teraba.
g. Cek arteri karotis bila tidak ada denyut jantung atau Asistole
pasang papan resusitasi di bawah punggung pasien.
h. Melakukan RJP dengan ABC kombinasi bila denyut jantung
PROSEDUR
tidak teraba atau asistole pada gambaran Ekg Monitoring
dengan cara :
1) Pernafasan buatan/ baging 2 kali jika dilakukan oleh 1
orang.
2) Kompresi jantung luar sambil melihat dimonitoring ekg
respon bergantian dengan baging degan perbandingan
30 : 2
i. RJP baik dilakukan 2 atau 3 orang dengan algoritme 1
perawat memberikan obat epineprin 1mg bila keadaan
asistole, dan 1 perawat melakukan pijat jantung luar dengan
kedalaman 5-6 cm dengan1 periode 5 siklus dan 1 perawat
lainnya melakukan bagging.
j. Setiap 5 siklus lakukan evaluasi dan berikan epineprin 1 mg
k. Lakukan evaluasi gambaran perubahan monitoring ekg
setiap 3-5 menit.
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) DI
RUANGAN ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
042/SPO/ICU/RSBH 0 4/ 4
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Evaluasi pernapasan pasien tiap 3-5 menit saat dilakukan
RJP ABC kombinasi.
b. Lakukan RJP ABC sampai timbul:
1) nafas spontan
2) Diambil oleh petugas lain atau alat
3) Pasien dinyatakan meninggal
4) Penolong sudah tidak mampu atau sudah 30 menit
tidak ada respon.
c. Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara :
1) Dewasa
Penekanan menggunakan 2 pangkal telapak tangan
dengan kekuatan bahu
Penekanan pada daerah sternum 2-3 jari diatas
prosesus xipoideus
PROSEDUR kedalam tekanan 5-6 cm
Frekwensi penakan 100-120 kali/ menit
2) Anak
Penekanan menggunakan 1 pangkal telapak tangan
Kedalaman tekanan 2-3 cm
Frekwensi penekanan 80-100 kali/ menit
3) Bayi
Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri
penolong. Sedangkan tangan kiri memegang lengan
atas bayi sambil meraba arteri brachialis.
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Jari tangan dan telunjuk kanan penolong menekan dada bayi
pada posisi sejajar puting susu 1 cm kebawah
Kedalaman tekanan 1-2 cm
Perbandingan kompresi jantung dan baging 3:1

UNIT ICU, Rawat Inap, IGD, NICU


TERKAIT
PENGISIAN DAN PENYIMPANAN
REKAM MEDIS PASIEN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
043/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Sistem yang telah dibuat untuk mengisi dan menyimpan data yang
PENGERTIAN berhubungan dengan status pasien untuk dilaksanakan dan dipatuhi
bersama

Untuk proses pengisiandan penyimpanan rekam medis pasien yang


TUJUAN dirawat di ruangan ICU agar terisi dengan benar .

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Pengisian kelengkapan status :
a. Perawat bertanggung jawab atas pengisian status pasien dan
harus diisi dengan lengkap dalam waktu 1x 24 jam ( Catatan
keperawatan dan CPPT ) dan seluruh yang menyangkut
identitas pasien
b. Dokter DPJP mengisi rekam medis pasien mulai dari status
awal ( RM-2) lembar catatan harian ( RM ), lembar instruksi
dokter ( RM- ) dengan lengkap.
c. Dokter mengisi lembar DPJP dan ditanda tangani keluarga
atau pasien
d. Bila pasien dikonsulkan ke spesialis lain, termasuk untuk
PROSEDUR rawat bersama dokter yang merawat harus mengisi di
lembar konsultasi dengan jelas dan lengkap ( RM 15 )
e. Bila pasien keluar dari rumah sakit ( Pindah rumah sakit,
PAPS, dan meninggal dunia) dokter yang merawat harus
mengisi dengan lengkap lembar ringkasan perawatan (
resume ) dan lembar pulang ( RM-10 dan RM -11 )
f. Petugas administrasi dan kepala Ruang mengaudit
kelengkapan pengisian rekam medis.
2. Penyimpanan Rekam medis :
a. Menyimpan status pasien di lemari /laci terkunci bila tidak
dipakai lagi
PENGISIAN DAN PENYIMPANAN
REKAM MEDIS PASIEN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
043/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
b. Status dilengkapi bila Pasien paps dan meninggal dan
diantar ke Rekam medis dalam waktu 2 x 24 jam
PROSEDUR c. petugas mengirim status kebagian rekam Medis dengan
membuat buku expedisi dengan jelas

1. Unit Rawat Inap


2. Poliklinik
UNIT
3. OK
TERKAIT 4. ICU
5. IGD
PELAYANAN ICU DI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
044/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Intensive Care Unit menyediakan high level of care dengan


kekhususan experise dan fasilitas yang tersedia ditempatkan lain di
rumah sakit dengan Merupakan unit terpisah,dengan staff
PENGERTIAN khusus,peralatan khusus ditujukan untuk observasi,perawatan dan
terapi pasien - pasien dengan penyakit - penyakit yang mengancam
nyawa,cedera atau komplikasi dimana secara umum kemungkinan
penyakitnya masih bisa disembuhkan atau pulih kembali.

Untuk mengembalikan agar fungsi organ normal dengan maksud


TUJUAN mempercepat terapi terhadap penyakit dasarnya.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Pelayanan UMUM sesuai kriteria masuk ICU / ICCU /PICU yang
menentukan masuk adalah dokter Intensivist dari IGD /dari
Rawat Inap
2. pelayanan BPJS Kriteria masuk ICU /ICCU/PICU sesuai
PROSEDUR ketentuan dari dokte dokter intensivist dan verifikator BPJS di
icu dilakukan
a. Pengelolaan Administrasi
b. Pengelolaan Keperawatan
c. Pengelolaan Sarana Penunjang

UNIT ICU
TERKAIT
PERAWATAN TUBUH SETELAH
PASIEN MENINGGAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
044/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Perawatan tubuh dalam 2 jam setelah pasien dinyatakan meninggal


PENGERTIAN
oleh dokter

1. Menjaga kesegarisan tubuh normal sebelum timbulnya kaku


jenazah (rigor mortis)
TUJUAN 2. Mengurangi stres mental pada keluarga
3. Memudahkan transportasi ke kamar jenazah/kediaman keluarga
pasien
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan alat
a. Wadah yang dilapisi handuk
b. Klem arteri panjang
c. Perban
d. Kapas yang menyerap dan tidak menyerap air
e. Jubah rumah sakit atau pakaian pasien
f. Perlak
g. Amplop untuk menyimpan barang-barang berharga milik
pasien
h. Kain kafan/kantung jenazah/kain jenazah
PROSEDUR i. Sarung tangan
j. Alat untuk membersihkan atau memandikan tubuh jenazah
2. Pelaksanaan
a. Periksa apakah keluarga atau kerabat dekat lainnya sudah
hadir dan apakah mereka sudah diberitahu mengenai
kematian pasien atau belum. Tanyakan apakah mereka mau
melihat tubuh jenazah, amati respons mereka dan dan
izinkan mereka untuk bertanya.
b. Periksa agama dan adat istiadat pasien. Tanyakan apakah
keluarga mau mengundang pemuka agama atau pendeta.
PERAWATAN TUBUH SETELAH
PASIEN MENINGGAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
044/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
c. Periksa apakah pasien berada dalam isolasi karena penyakit
infeksi tertentu atau menular atau tidak
d. Jelaskan kepada keluarga bila pasien berpenyakit menular
agar tidak memegangi lagi atau membuka jenajah dari
kantung jenajah setelah dibersihkan .
e. Pakai sarung tangan dan jubah atau peralatan pelindung
lainnya sesuai keperluan
f. Tutup pintu kamar atau tirai
g. Identifikasi jenazah sesuai peraturan institusi
h. Posisikan tubuh telentang dengan lengan disamping badan,
telapak tangan menghadap kebawah atau lengan diatas
perut.
i. Letakkan bantal kecil dibawah kepala pasien atau naikkan
kepala ranjang 10-15 derajat.
j. Tempelkan jari-jari tangan secara perlahan pada kelopak
PROSEDUR mata agar tertutup selama beberapa detik.
k. Lepas perban atau Lepaskan semua perhiasan bila ada .
l. Mandikan pasien sesuai prosedur .
m. Pasang tali kasa pada rahang (jika rahang tidak terkatup ).
n. Masukkan kapas ke anus dan hidung dan mulut .
o. Rapikan rambut dan wajah pasien.
p. Lipat tangan pada posisi berdoa dan ikut kedua ibu jari.
q. Luruskan tungkai dan rapatkan kedua kaki serta ikat kedua
ibu jari kaki.
r. Atur pemindahan jenazah ke kamar jenazah
s. Pindahkan jenazah dengan hati-hati ke brankar dengan
tubuh tetap lurus. Tutupi dengan kain putih .
t. Angkut semua sisa barang dan sprei yang kotor dari tempat
tidur
u. Catat tanggal dan waktu kematian, waktu ketika dokter
menyatakan pasien meninggal.
PERAWATAN TUBUH SETELAH
PASIEN MENINGGAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
044/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
PROSEDUR v. Cuci tangan

UNIT ICU
TERKAIT
PENGIRIMAN PASIEN KE RUANG JENAZAH

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
045/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Merupakan kegiatan pengiriman jenazah dari ICU ke ruang jenajah

Agar pengiriman pasien ke ruang jenazah dapat berjalan secara


TUJUAN efektif dan efisien

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Perawat membuat surat ijin membawa mayat
2. Setelah perawat memandikan /memakaikan pakaian
3. perawat mengurus administrasi ,dan mengurus untuk
pemulasaran jenajah dan mobil ambulans yang akan dipakai
untuk membawa jenajah.
4. keluarga dianjurkan menyelesaikan administrasi ke bagian
PROSEDUR kasir
5. Perawat menelpon satpam membawa kereta jenazah
6. Perawat dan satpam membawa jenazah ke ruang jenazah untuk
diformalin dikamar jenazah
7. bila tidak di formalin jenazah langsung diserahkan kepada
keluarga untuk di bawa pulang .

1. ICU
UNIT 2. SATPAM (Petugas keamanan RSE Batam Kota)
3. Ruang jenazah
TERKAIT 4. Kasir
MEMAKAI DAN MEMELIHARA MASKER

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
046/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Cara menutup mulut dan hidung dengan menggunakan masker

TUJUAN Mencegah terjadinya kontaminasi

KEBIJAKAN SK Direktur No:


Penggunaan dan pemeliharaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Memasang masker menutupi hidung dan mulut, kemudian ikat
tali ;
a. Tali bagian atas diikat di belakang kepala
b. Tali bagian bawah diikat dibelakang leher
c. Bagian depan disesuaikan dengan bentuk hidung
3. Masker langsung dibuang ke tong sampah jika tidak terpakai
lagi
PROSEDUR 4. Hal hal yang harus diperhatikan :
a. Masker hanya dipakai 1x dengan waktu 4-6 jam kemudian
dibuang jika tidak dipergunakan
b. Jika masker sudah lembab berarti tidak efektif lagi dan
harus diganti
5. Jangan menggantungkan masker dileher atau dimasukkan
dikantong dan kemudian dipake lagi.
6. Tidak memakai masker saat keluar dari lingkungan pasien
7. Perawat mencuci tangan.

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. Farmasi
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
047/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Tatalaksana pasien yang akan dilakukan pemeriksaan kebagian


PENGERTIAN
radiologi

TUJUAN Agar pemeriksaan terlaksana dengan cepat dan tepat.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Mengantar formulir kekasir (kertas warna putih tinggal di kasir)
dan mengan tar formulir ke bagian radiologi ( warna kuning )
kemudian formulir warna merah dimasukkan ke status pasien
2. Pasien yang akan memerlukan pemerikasaan radiologi sesuai
prosedur.
3. Jika kondisi pasien perlu pemantauan yang intensif maka
perawat menghubungi dr jaga intensif untuk mendampingi
pasien tersebut di ruangan radiologi.
4. Petugas menentukan jadwal pemerikasaan radiologi
5. Perawat mengantar pasien ke radiologi sesuai jadwal
sebelumnya petugas radiologi menghubungi ke ruangan bahwa
PROSEDUR pasien bisa diantar.
6. Setelah pasien selesai pemeriksaan radiologi pasien dibawa
kembali ke ruangan intensif dan petugas radiologi
mencatat,waktu,jenis pemeriksaan ke lembar tindakan yang
tersedia didalam rekam medis pasien.
7. Petugas radiologi menginput kekomputer biaya pemeriksaan.
8. Perawat ruangan intensif mengambil hasil pemeriksaan
radiologi yang sudah selesai dan sudah ditanda tangani oleh Dr.
Radiologi.
9. Perawat ruangan intensif melaporkan hasil pemeriksaan kepada
dr. Yang merawat.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
047/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. Radiologi
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
048/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Sebagai acuan untuk petugas pelaksana guna menghindari


PENGERTIAN
terjadinya infeksi nosokomial

Melindungi pasien, pengunjung, Petugas dari kejangkitan infeksi


TUJUAN melalui upaya pencegahan, penanggulangan dan pengobatan rasional.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Petugas bekerja dalam keadaan sehat
a. Sehat, tidak ada kondisi sakit yang memungkinkan
penularan kepada pasien
b. Jaga agar kuku tetap pendek
c. Hindari pemakaian cincin dan gelang
d. Memakai pakaian khusus / gaun
e. Menggunakan alas kaki khusus
f. Lotion dapat digunakan untuk menghindari dermatitis dari
pemakaian deterjen atau sarung tangan.
2. Pengunjung
a. Berkunjung pada waktunya ( pukul 11.00-12.00 Wib dan
PROSEDUR pukul18.00-19.00 Wib)
b. Keluarga pasien tidak di izinkan menunggu di ruangan
intensif
c. Anjurkan keluarga pasien untuk cuci tangan sebelum dan
sesudah berkunjung ke pasien
d. Pengunjung yang dalam keadaan kondisi sakit tidak
diperkenankan
e. Jumlah pengunjung dibatasi ( maximal 2 orang untuk satu
pasien )
f. Yang sedang sakit tidak boleh berkunjung
g. Anak-anak usia kurang dari 12 tahun tidak boleh masuk
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
048/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
3. Pasien
12. Perawatan kebersihan pasien sebaik baiknya
13. Pertahankan status gizi pasien
14. Penggunaan alat tenun selalu kering dan bersih
15. Pasien dengan penderita penyakit kronis mendapat
perawatan khusus
16. Memperhatikan mobilisasi pasien serta mencegah terjadinya
decubitus
4. Alat alat kesehatan
a. Semua alat kesehatan harus steril
b. Semua tindakan dilakukan sesuai dengan SOP yang ada.
c. Alat-alat/instrumen yang telah dipakai dicuci pakai sabun,
dikeringkan dan diantar ke CCSD untuk disterilkan.
d. Alat Respirator misalnya: serkuit ventilator disterilkan
sesuai dengan SOP
e. Alat –alat disposible misalnya: spuit, infus set dan lain-lain
PROSEDUR yang sudah dipakai dimasukkan kedalam tong sampah yang
khusus dan tertutup yang sudah tersedia( sesuai jenis
sampah). Kemudian setiap pergantian sift dikirim kebagian
pembakaran melalui petugas yang mengelola sampah
Rumah Sakit.
f. Segera bersihkan permukaan troli setelah selesai melakukan
tindakan
g. Linen diganti setiap pergantian sift/saat memandikan pasien
atau sewaktu-waktu bila kotor dan bash. Linen yang sudah
dipakai segera dimasukkan ke tempat khusus (ember
tertutup) sesuai dengan noda misalnya: linen yang terkena
darah, feces (tersedia tempat masing-masing) dan dikirim
ke Wasrey.
h. Alat –alat umum dan lingkungan
i. Semua alat-alat yang dipakai harus selalu kering dan bersih
j. Mencuci tangan sesuai dengan prosedur sebelum dan
sesudah
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
048/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
5. Menjaga kebersihan ruangan dan lingkungan
a. Pembersihan harian
1) Tehnik pembersihan: Dibersihkan dengan air sabun
kemudian dibersihkan dengan air bersih lalu ulangi
lagi dengan menggunakan larutan desinfektan (lysol).
2) Lantai harus dibersihkan setiap sift (dilakukan 2x
pukul 06.00 dan pukul 09.00 Wib, sore 2x pukul
15.00 dan 20.00 Wib)
3) Tehnik pengepelan, memakai kain pel khusus atau
tersendiri serta memaki larutan desinfektan.
b. Pembongkran
1) Diusahakan tiap 1X sebulan atau melihat jumlah
PROSEDUR pasien.
Tehnik pembersihan : Tempat tidur yang kosong
dikeluarkan,barang-barang lainnya ditutup dengan
kain, kemudian dilawa-lawa langit-langitnya, disapu
dan dilap tempat-tempat yang terkena debu dengan
memakai air + desinfektan. Selanjutnya bersihkan
lantai dengan air sabun, memakai sikat kemudian
dibersihkan (siram) dengan air bersih, setelah kering
dipel dengan menggunakan larutan desinfektan.
1. ICU
UNIT 2. Unit Ruangan Inap
TERKAIT
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN
STANDART INFUS

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
049/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Cara menggunakan dan memelihara standart infuse

TUJUAN Agar dapat digunakan sewaktu – waktu.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


Pengunaan dan pemeliharaan :
1. Standart infuse diambil dari tempatnya
2. Pada saat pesien mau dipasang infuse,standart infuse dipakai
tempat menggantungkan cairan infuse.
PROSEDUR 3. Standart infuse harus lebih tinggi dari pada tempat tidur pasien.
4. Setiap selesai memakai infuse, standart infuse dibersihkan dan
kembalikan pada tempatnya.
5. Bila tidak dipergunakan kembalikan ketempatmya

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. Tehnik Pemeliharaan
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN
TIMBANGAN BAYI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
050/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Cara untuk menggunakan dan memelihara timbangan bayi.

TUJUAN Untuk mengetahui penggunaan timbangan bayi.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Penggunaan:
a. Perawat/bidan mengatur skala harus menunjukan diangka
nol.
b. Perawat/bidan meletakkan timbangan ditempat yang
keras.
c. Perawat/bidan membersihkan timbangan yang telah
dipakai dan telah dikembalikan ketempatnya.
PROSEDUR 2. Pemeliharaan:
Dibersihkan setiap hari dan kalibrasi sekali dalam setahun.
3. Perbaikan :
a. Kepala ruangan membuat permintaan kerusakan .
b. Kepala ruangan memberitahu tehnik pemeliharaan tentang
perbaikan timbangan bayi yang rusak.
c. Tehnisi memperbaiki timbangan bayi.

1. ICU
UNIT 2. NICU
TERKAIT 3. Rawat Inap
4. Tehnik pemeliharaan
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN
SENTER PUPIL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
051/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Cara memakai dan memelihara senter pupil.


PENGERTIAN

TUJUAN Sebagai pedoman untuk memakai dan pemeliharaan senter pupil.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Penggunaan dan pemeliharaan:
a. Isi batre kedalam senter
b. Tekan tangkai penjepit untuk menghidupkan senter
c. Lepaskan tangkai penjepit untuk mematikan senter
d. Kembalikan senter ke tempatnya
PROSEDUR 2. Perbaikan :
a. Kepala ruangan membuat permintaan perbaikan
b. Kepala ruangan memberitahu tehnisi tentang akan
perbaikan serter pupil yang rusak
c. Tehnisi memperbaiki senter pupil

1. ICU
UNIT
2. Tehnik pemeliharaan
TERKAIT
PENANGANAN POLIURIA DI ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
052/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Poliuria adalah produksi urin yang berlebihan dalam 24 jam


PENGERTIAN
(>2,8liter per 24 jam/3liter per 24 jam)

Penurunan produksi urine per 24 jam dan keseimbangan cairan dan


TUJUAN elektrolit

KEBIJAKAN SK Direktur No:


Pengenalan tanda – tanda poliuria
1. Tanda –tanda hipovolemik, yaitu:
2. Hipotensi
a. Takikardia
b. Tanda-tanda shock
c. Gejala penurunan kesadaran
3. Tanda-tanda tersebut disebabkan oleh hipernatremi dan
peningkatan osmolalitas serum
4. Kriteria diagnosis :
a. Poliuria > 30 ml/kg/jam (>5 liter/24 jam )
PROSEDUR b. Hipermatremia
c. Penurunan na Urine
d. Peningkatan osmolalitas serum
e. Penurunan osmolalitas urine < 150 mmol/L
f. BJ urine < 1.002
5. Monotoring
17. Monitoring Kardiovaskuler
18. Pemasangan CVP untuk monitoring volume intravaskuler
19. Monitoring cairan masuk dan keluar
d. Monitoring jumlah urine/jam
PENANGANAN POLIURIA DI ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
052/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
6. Therapy
a. Koreksi hipovolemik dengan hipotonik saline/D5W
b. Cairan rumatan + (75%x jumlah urine 1jam sebelumnya)
atauCairan rumatan + jumlah urine 1 jam sebelumnya -
50cc)
PROSEDUR 1) Jika urine >300 ml/jam berikan desmopresin (minirin)
nasal spray
Semprotan ) tiap 12 jam (DD/ dengan Nefrogenik DI)
2) Karbamazepin 3 x 200 mg
Chlorpropamide

UNIT ICU
TERKAIT
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
053/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Tata laksana pasien yang akan dilakukan pemerikasaan ke bagian


PENGERTIAN
laboratorium

TUJUAN Agar perikasaan berjalan dengan lancar

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Dokter mengidentifikasi keperluan pemeriksaan laboratorium
dengan cara mengisi formulir permintaan
2. Menghubungi petugas laboratorium/memberitahu bahwa ada
pasien pemeriksaan laboratorium sesuai dengan formulir yang
sudah ditandai oleh dokter.
3. Petugas laboratorium/analis datang dengan membawa
peralatan untuk pengambilan sampel sesuai dengan formulir
yang diisi oleh dokter.
4. Analis melakukan pemeriksaan/mengambil sampel darah
pasien sesuai dengan permintaan dokter.
5. Analis mencatat di status nama, hari tanggal pengambilan
sampel darah dan membawa sampel darah bersama formulir
PROSEDUR pasien tersebut
6. Petugas Laboratorium meng – input jenis pemerikasaan
tersebut kekomputer untuk keperluan pembayaran /
administrasi.
7. Dalam waktu 10-15 menit perawat Intensif melihat hasil
pemeriksaan melalui komputer.
8. Petugas ruangan intensif mengambil hasil pemerikasaan yang
sudah selesai dan ditanda tangani dr laboratorium dan ditulis ke
buku pengambilan hasil lab yang sudah tersedia.
9. Memasukkan hasil lab.kedalam rekam medis pasien ( status
pasien)
10. Melaporkan kedokter mengenai hasil pemeriksaan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
053/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. Laboratorium
PEMBERIAN OBAT DOPAMIN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
054/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Dopamin adalah salah satu obat inotropik untuk meningkatkan


PENGERTIAN
tekanan darah.

Pemberian obat yang sesuai indikasi, dosis yang sesuai dan dengan
TUJUAN cara Pemberian dengan tepat.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Indikasi
a. Obat kedua setelah atropine untuk bradikardi simpotomatik
a. Hypotensi ( sistolik < 70 – 100 mmhg ) dengan tanda dan
gejala syock.
2. Dapat digunakan pada pasien hypovolemik setelah pemberian
cairan adekuat
3. Pemberianya tidak dicampur dengan natrium bicarbonat.
4. Efek samping : Takiaritmia, vasokontriksi berat.
Persiapan alat:
Dopamin, syringe pump, spuit 50 cc, ekstention tube, alkohol
PROSEDUR swab, needle 19, NaCl 0,9% / Dextrose 5% untuk pelarut
5. Pelaksanaan:
a. Perawat mencuci tangan
b. Siapkan Dopamin 200 mg dicampur dalam 50 ml Nacl 0.9 %
atau
c. Dextrose 5 %
d. Diberikan dengan syringe pump secara kontiniu dititrasi
sesuai dengan respon Pasien.
e. Dosis rendah : 1-5 uq/kg/BB/menit. Dosis, sedang : 5-10
uq/kg/BB/menit.
f. Dosis besar : 10-20 uq/kg/BB/menit (dosis vassopressor)
PEMBERIAN OBAT DOPAMIN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
054/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
g. Setelah selesai dipasang perawat mencuci tangan dan
mengembalikan alat ke tempatnya.
PROSEDUR h. Catat dosis yang terpasang di catatan perawatan dan
Respon pasien saat terpasang dopamin

1. ICU
UNIT 2. IGD
TERKAIT 3. Rawat Inap
MELAKUKAN FISIOTERAPI DADA

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
055/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Fisioterapi dada adalah tindakan penepukan pada daerah punggung


untuk pencegahan penumpukan sekresi yang mengakibatkan
PENGERTIAN
tersumbatnya jalan nafas dan komplikasi penyakit pernafasan
lainnya.
1. Untuk mempertahankan ventilasi yamg adekuat dan mencegah
infeksi saluran pernafasan pada pasien tirah baring
TUJUAN 2. Merangsang terjadinya batuk dan mempertahankan kelancaran
sirkulasidarah.
3. Mencegah kolaps paru yang disebabkan retensi sputum
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Indikasi
a. Pasien yang Broncho pneumonia
b. Pasien yang sulit mengeluarkan sputum
c. Pasien atelektasis paru
d. Pasien setelah operasi /pasien yang tidak ada komplikasi
2. Persiapan Pasien
a. Pasie diberitahu penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
PROSEDUR b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Persiapan Alat
a. Handuk untuk alas
b. Bantal
c. Minyak untuk digosokkan pada bagian tubuh yang tertekan
d. Set penghisap sekresi lengkap siap pakai
e. Stetoskop
f. Bengkok
g. Tissue
MELAKUKAN FISIOTERAPI DADA

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
055/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
4. Pelaksanaan
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
b. Melatih pernafasan (breating exercise) dan batuk efektif
c. Mengajarkan pasien tehnik relaksasai sesuai kondisi pasien
1) Menepuk(” perkusi/clapping ”) untuk membantu agar
sekresi yang melekat pada dinding alveoli terlepas dan
terdorong sehingga dapat keluar kepercabangan
bronkus dan trakhea sehingga merangsang batuk .

Cara melakukan Penepukan :


a) penepukan dilakukan secara seksama pada
dinding torak pasien
b) posisi pasien diatur pada satu sisi miring
c) posisi perawat berdiri dibelakang pasien sambil
satu tangan diletakkan pada bagian posterior
d) posisi tangan perawat telungkup membuat
PROSEDUR rongga, sehingga pada saat pasien ditepuk tidak
merasa kesakitan
2) menggetarkan atau vibarasi untuk mendorong keluar
sekresi yang tertimbun di alveoli dengan bantuan
menggetarkan dinding torak pada saat ekspirasi.

Cara melakukan vibrasi:


a) Posisi pasien diatur pada satu sisi(miring)
b) Posisi perawat berdiri dibelakan pasien sambil
satu tangan diletakkan pada bagian dada anterior
dan satu tangan lain pada bagian posterior.
Berikan tekanan pada saat pasien ekspirasi
dengan menggunakan kekuatan otot bahu
perawat sambil mendorong dan menggetarkan
dinding dada pasien
MELAKUKAN FISIOTERAPI DADA

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
055/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
3) memberikan posisi drainase(“postural drainase”) untuk
mengalirkan sekresi dari dalam paru kejalan nafas agar
mudah dihisap.
Caranya;
a) megatur posisi lateral dalam sikap mennungging
10-200/posisi “Sim”.
b) Mengatu posisi lateral dalam sikap lurus
c) Mengatur posisi terlentang
d) Mengatur posisi telungkup
e) Lamanya posisi postural drainase 15-20 menit
f) Mengembalikan pasien keposisi semula
4) Lakukan penghisapan bila perlu dan sputum banyak
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Perhatikan kondisi pasien saat dilakukan fisioterapi dan
PROSEDUR drainase
b. Observasi vital sign
c. Fisioterapi dada dilakukan sebelum makan untuk
mencegah muntah
d. Berikan obat penenang / relaksan pada pasien yang kejang
sebelum fisioterapi dada.Hentikan fisioterapi dada bila
pasien kelihatan letih dan kesakitan.
6. Kontra indikasi
a. Patah tulang rusuk
b. Infeksi paru akut
c. Perdarahan/haemoptue
d. Asma akut
e. Daerah penepukan ada luka
f. Miocard infark

1. ICU
UNIT 2. Rawat Inap
TERKAIT 3. Rehabilitasi medik
MELAKUKAN TINDAKAN HUMIDIFIKASI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
056/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Humidifikasi adalah suatu tindakan untuk melembabkan udara


PENGERTIAN inspirasi agar tidak terjadi pengentalan sekresi dengan memberikan
humidifikasi

Melembabkan dan menghangatkan udara inspirasi dan


TUJUAN mengencerkan sekresi

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Indikasi
a. Pasien pasca ekstubasi
b. Pasien dengan sekresi kental
c. Pasien terpasang ventilator
2. Persiapan Pasien:
Pasien diberitahu tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
Posisi pasien diatur sesuai kebuituhan
3. Persiapan Alat :
a. Air oksigen 1 wadah untuk mengisi tabung flowmeter
sentral
b. Flowmeter I buah
PROSEDUR c. Humidifier 1 buah untuk udara : diisi dengan aquades +
1/3 – ½ dari volume humidifier
d. Corugeted tubing digunakan untuk mengalirkan uap dan
menghubungkan uap humidifier dengan Mask
e. Sungkup muka/ mask Trakhea shild untuk pasien dengan
trakheastomy Aquades dalam tempatnya
4. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan sesuai prosedur
b. Memasang flowmeter dengan humidifier oksigen pada
tabung/sentral oksigen
MELAKUKAN TINDAKAN HUMIDIFIKASI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
056/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
c. Memasang flowmeter dari humidifier udara tekan dari
sumber udara
d. Mengatur aliran oksigen dengan membuka flowmeter
sesuai kebutuhan
e. Memasang selang oksigen pada botol humidifier udara.
f. Mengatur aliran udara dengan membuka flow meter sesuai
kebutuhan.
g. Menyambung corrugated tubing dari humidifier udara
dengan OHIO mask, untuk pasien pasca ekstubasi sambil
memeriksa apakah ada uap yang keluar dan memasangkan
kepasien
PROSEDUR h. Menyambung corrugated tubing dan humidifier udara
dengan tracheal shield pada pasien trakeostomi
i. Menyambung T.piece dengan pipa endhotrachea pada
pasien dengan proses weaning
j. Melakukan observasi:vital sign dan uap pada corrugated
tubing:keberhasilan tindakan(jumlah,warna,konsiitensi)
5. Hal –hal yang harus diperhatikan:
a. Upayakan tingkat kelembapan udara inspirasi tidak terlalu
banyak mengandung partikel air
b. Pantau efektifitas kerja humidifikasi
c. Aquades dalam humidifier tidak lebih dari batas aquades
d. Perhatikan humidifier jangan sampai kosong

UNIT ICU
TERKAIT
MEMANTAU SATURASI OKSIGEN (SAO2)

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
057/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Adalah tindakan untuk memantau oksigenisasi

TUJUAN Mengetahui oksigen jaringan perifer secara terus menerus.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Indikasi:
Pasien yang dirawat diruang perawatan intensive
2. Persiapan:
a. Pasien
b. Pasien diberitahu tentang tujuan tindakan yang akan
dilakukan
c. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Alat
Pulse oksimetri
4. Pelaksanaan
a. Memilh lokasi yang akan dipasang”sensing probe”
sebaiknya didaerah ekstremitas
PROSEDUR b. Memasang “sensing probe”dan fiksasi yang baik
c. Menghidupkan alat oksimetri (power on)
d. Tunggu sampai ada angka dan gelombang pada alat
oksimetri
e. Pantau hasil yang keluar di monitoring EKG .
f. Mencatat hasil SaO2 setiap jam sesuai kondisi pasien
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Monitor daerah pemasangan setiap 4 jam
b. Hindari adanya kontak jaringan
c. Bebaskan ekstremitas yang terpasang sensing probe dari
tekanan
contoh: tekanan oleh manset spignomanometer
MEMANTAU SATURASI OKSIGEN (SAO₂)

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
057/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
1. ICU
2. IGD
UNIT
TERKAIT 3. Rawat Inap
4. NICU
PEMBERIAN OBAT MELALUI
SYRINGE PUMP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
058/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Alat yang dipakai menggunakan alat syringe pump untuk


PENGERTIAN
memasukkan obat

1. Untuk pemberian obat dan cairan melalui spuit 50cc dengan


TUJUAN dosis yang tepat ,konsisten dan kontiniu .
2. Terpeliharanya fungsi syringe pump

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Penggunaan
a. Menghubungkan syringe pump dengan sumber arus
b. Menekan tombol power untuk menghidupkan mesin
c. Mengisi spuit 50cc dengan cairan dan obat yang
diinstuksikan dokter
d. Menyambungkan spuit dengan ekstention tube atau tubing
perfusor sambil mengeluarkan udara dari ekstention tubing
set.
e. Memasang spuit di mesin
f. Menghubungkan tubing dengan Treway atau abocath yang
terpasang ke pasien.
PROSEDUR g. Menekan tombol angka jumlah cc / jam sesuai dengan
anjuran
h. Menekan tombol start untuk menjalankan obat
i. Apabila alarm bunyi, menekan tombol stop lalu cek apa
penyebabnya
j. Kemudian tekan start.
k. Apabila alarm ” Nearly empty ” berarti peringatan bahwa
cairan sudah hampir Habis (memberi perhatian )
l. Apabila alarm ” Oclusion ” brarti ada hal yang tidak beres
atau sumbat menyebabkan cairan tidak lancar, mis : treway
belum dibuka, set terlipat atau ada udara
PEMBERIAN OBAT MELALUI
SYRINGE PUMP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
058/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

m. Jika pemberian sudah selesai, tekan tombol stop lalu tarik


tombol ”raise fist
n. Then turn ” diangkat lalu diputar samping kearah luar
o. Kalau cairan obat masih dilanjutkan mengisi spuit kembali
PROSEDUR p. Bila syringe pump tidak dipakai lagi, menekan tombol
power untuk OFF
2. Pemeliharaan :
Setiap sesudah dipergunakan dibersihkan dan dilap dengan lap
kering

1. ICU
UNIT 2. Ruang rawat Inap
3. IGD/OK
TERKAIT 4. Bio Medik
PEMELIHARAAN DAN PENGGUNAAN MONITORING
MINDRAY

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
059/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Cara perawat menggunakan dan memelihara monitoring mindray

1. Untuk memonitoring keadaan pasien secara kontiniu


TUJUAN 2. Terpeliharanya fungsi alat monitoring mindray

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Penggunaan :
a. Menyambungkan cok stok kontak monitoring mindray ke
aliran listrik
b. Memasang manset ke tangan ataupun ke kaki
c. Memasang saturasi oksigen ,EKG,suhu dan mengatur grafik
pernapasan dari EKG lalu menyambungkan kabel ke
monitoring mindray
d. menekan tombol control power ON
e. Setelah seleesai pemakaian menekan tombol OFF dan
membuka setiap kabel yang terpasang dan digulung atau
PROSEDUR digantungkan di tempat yang tersedia .
f. Merapikan alat kembali
2. Pemeliharaan :
Monitoring mindray dibersihkan dan diletakkan kembali
ketempatnya sesudah digunakan
3. Perbaikan :
a. Memasukkan ke komputer bila ada monitoring mindray yang
rusak
b. Koordinasi Penunjang memberitahu tehnisi tentang
perbaikan monitoring mindray Yang rusak
c. Tehnisi memperbaiki Monitoring mindray
PEMELIHARAAN DAN PENGGUNAAN MONITORING
MINDRAY

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
059/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

1. ICU
2. IGD
UNIT 3. NICU
TERKAIT 4. Kamar Operasi
2. Tehnisi Bio medik
PENGGUNAAN PEMELIHARAAN AMBUBAG

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
060/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Cara perawat memberi bantuan pernafasan dengan menggunakan


PENGERTIAN
alat ambu bag

Untuk pemberian bantuan pernafasan dengan bantuan alat agar


TUJUAN kebutuhan oksigen dapat terpenuhi

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Pelaksanaan :
a. Memperhatikan keadaan umum pasien
b. Menyiapkan ambu bag lengkap dengan reservoir oksigen .
c. Pompa ambu apakah mengembang atau ada kerusakan
katup
d. Sambungkan ambubag dengan selang oksigen yang
dihubungkan dengan oksigen
e. Pasangkan face mask bila pasien belum di Intubasi .
f. Lakukan baging dengan ambu bag dan jangan terlalu keras
memompa sesuaikan dengan berat badan pasien 1 tangan
PROSEDUR atau 2 tangan , ambu bag yang dipakai sesuai dengan besar
dan kecil volume yang akan dipompakan (jangan sampai
bocor ).
g. Pemakaian ambu bag sewaktu RJP ( resusitasi jantung paru
).
h. Ambu bag dipergunakan sewaktu-waktu di butuhkan dan
selalu siap jika dibutuhkan .
i. Setelah selesai dipakai ambu bag selalu dibersihkan dengan
larutan desinfektan dan dikeringkan dan dikembalikan
pada tempatnya
PENGGUNAAN PEMELIHARAAN AMBUBAG

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
060/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit :
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
2. Pemeliharaan :
a. Ambu bag setelah selesai dipakai dicuci dan dikembalikan
pada tempatnya
PROSEDUR b. Tidak memakaikan Ambu bag dari pasien yang satu
kepasien yang lain bila tidak dicuci mencegah penularan
penyakit .

1. ICU
2. IGD
UNIT
TERKAIT 3. NICU
4. Rawat Inap
CARA MEMELIHARA SUCTION PUMP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
061/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Mempertahankan kebersihan suction pump dengan cara


PENGERTIAN
membersihkan setelah dipakai pasien.

1. Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial


TUJUAN 2. Supaya tetap dalam keadaan bersih dan siap pakai
3. Supaya alat terpelihara

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan alat :
a. Suction pump
b. Cairan desinfektan : saflon atau lysol
c. Alat pembersih ( air sabun,sikat botol )
d. Lap kering dan basah
2. Pelaksanaan :
a. Setelah dipakai pasien, suction cateter dilepas dari aparat
suction
b. Botol dibuka dari penutup, cairan yang ada didalam botol
PROSEDUR dibuang.
c. Botol dibilas dengan air bersih, kemudian disikat dengan
sikat botol.
d. Botol dibilas dengan air sampai bersih, lalu dilap kering.
e. Alat dipasang tutup dan di pasangkan pada aparat suction
dikembalikan pada tempatnya yang mudah dijangkau.
f. Tulis etiket, suction dalam keadaan bersih dan tanggal
pembersihan .
g. Dekatkan selalu suction dekat tempat tidur pasien
h. Perawat cuci tangan
CARA MEMELIHARA SUCTION PUMP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
061/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
3. Perbaikan :
a. Koord penunjang membuat permintaan bila terjadi
kerusakan
PROSEDUR b. Memasukkan ke komputer alat yang rusak
c. Koord Penunjang memberitahu tehnisi tentang perbaikan
Suction pump
d. Bila ada yang rusak

1. ICU
UNIT
2. IGD
TERKAIT 3. Tehnisi Bio Medik
PEMBERIAN CAIRAN MELALUI
INFUS PUMP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
062/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Alat untuk mengatur laju tetesan cairan yang dihubungkan dengan


PENGERTIAN
slang infuse ke pasien

1. Mengatur tetesan secara adekuat


TUJUAN 2. Memberikan cairan secara cepat dan akurat
3. Menghindari kelebihan cairan

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan pasien :
a. Penderita diberitahu jika sadar
b. Atur posisi tidur supine / head up
2. Persiapan alat :
a. Infus pump
b. Set infus
c. Cairan infus
d. Tiang infus
3. Pelaksanaan :
a. Pasang infus pump pada tiang infus
b. Hubungkan kabel power infus dengan sumber listrik
PROSEDUR c. Tusukkan selang infus pada botol infus dan pastikan slang
infuse telah terisi cairan infus kemudian matikan stop cock
d. Buka pintu infus pump masukkan slang infus yang telah
terisi cairan pada jalur slang di infus pump dan tutup
kembali pintunya
e. Hidupkan power infus pump setting jumlah total cairan dan
rate cairan yang diinginkan
f. Ganti aliran infus pasien dengan infus yang dihubungkan
dengan infus pump
g. Tekan tombol start pada infus pump maka cairan akan
mengalir
h. Bereskan alat jika sudah selesai
PEMBERIAN CAIRAN MELALUI
INFUS PUMP

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
062/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

1. ICU
2. IGD
UNIT
TERKAIT 3. NICU
MENYIAPKAN LARINGOSCOP
UNTUK INTUBASI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
063/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Cara memakai / menggunakan dan memelihara alat laringoscop

1. Untuk memasang ETT


TUJUAN
2. Untuk memelihara apakah ada benda asing pada laring.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


Pelaksanaan :
1. Menyiapkan alat handle dan blade sesuai ukuran
2. Menentukan jenis laringoscop pasangkan handle dan blade yang
tepat, sesuai dengan ukuran pasien perhatikan bola lampu blade
apakah masih terang dan baterai masih baik .
3. Perawat menyiapkan laringoscope saat dokter akan melakukan
PROSEDUR Intubasi
4. Setelah selesai, perawat / membersihkan laringoscope dengan
direndam selama 15 menit dengan cairan desinfektan lalu dicuci
dan dekat sudut bola disikat ,jangan ada slim yang masih
menempel kemudian dicuci ,dibilas sampai bersih , dilap dan
disimpan kembali pada tempatnya .
5. Perhatikan blade tidak ikut direndam hanya dilap sampai bersih

UNIT ICU
TERKAIT
SETTING VENTILASI MEKANIK

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
064/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Suatu tindakan memasang alat bantu nafas (ventilasi mekanik)


PENGERTIAN
untukmembantu pernafasan pasien secara mekanik

1. Memberikan kekuatan mekanis pada paru untuk


mempertahankan pertukaran O2dan CO2 yang fisiologis
TUJUAN 2. Mengambil alih tekanan jalan nafas dan pola pernafasan untuk
memperbaiki oksigenasi secara adekuat
3. Mengurangi kerja jantung, dan paru
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan Alat :
a. Mesin ventiltor
b. Cubing ventilator steril
c. Humidifier set (wire penghangat
d. Aquadest steril
e. Sarung tangan steril
f. Test lung
2. Prosedur :
a. Cuci tangan dan identifikasi sesuai prosedur.
PROSEDUR b. Siapkan alat- alat
c. Petugas memakai sarung tangan steril
d. Pasang humidifier ( masukkan filter kertas pada tabung
penghangat kemudian tutup )
e. Hubungkan cubing inspirasi dari ventilator ke humidifier
(in)
f. Pasang cubing inspirasi panjang dengan menggunakan
kawat pengait masukkan wire heater kemudian hubungkan
dengan humidifier (out)
SETTING VENTILASI MEKANIK

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
064/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
g. Ujung cubing inspirasi panjang pasang y piece ( lubang
kabel penghangat ada jalur inspirasi
h. Ujung Y piece yang lain pasang cubing expirasi diantara
cubing expirasi pasang water trap, ujung cubing expirasi
yang lain dihunbungkan dengan valve expirasi
i. Pasang urogated ujung yang satu pasang konektor dan ujung
yang lain pasang elbow
j. Ujung urogated yang dipasang conector dihubungkan
dengan Y piece
k. Ujung urogated yang dipasng elbow dihubungkan dengan
test lung
l. Hubungkan sumber udara tekan (air compressor) dengan
ventilator
m. Hubungkan sumber oxygen dengan ventilator
n. Hubungkan power ventilator dan humidifier dengan sumber
listrik
o. Lakukan setting mode sesuai dengan order dokter
PROSEDUR 1) Mode CMC/ IPPV, BIPAP, SIMV, ASP
2) Tentukan tidal volume 8 - 12 cc / kg BB
3) Berikan oksigenasi ( Fio2 ) mulai 100% sampai 40 %
4) Atur PEEP /CPAP mulai 3 cmH2O
5) Atur tekanan puncak (peak press) 30 – 40 m Bar
6) Atur flow oksigen 30 – 40 lt / mnt
7) Atur batas alarm 10 % diatas dan 10% dibawah mode
yang diset
8) Atur invers ratio inspirasi dan exspirasi ( I:E ratio ) 1:2
atau1:5
p. Cek displai apakah sudah sesuai dengan yang kita setting
q. Jika setting sesuai dengan yang kita kehendaki maka
hubungkan konektor urogated ke cubing endotracheal /
tracheostomy pada pasien
r. Observasi hemodinamik secara ketat
s. Rapikan alat
t. Cuci tangan
SETTING VENTILASI MEKANIK

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
064/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

UNIT ICU
TERKAIT
CARA PEMELIHARAAN LEMARI ES

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
065/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Cara menggunakan dan memelihara lemari es

TUJUAN Terpeliharanya fungsi lemari es

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Pelaksanaan
a. Sebelum menggunakan lemari es
1) Kabel dicokkan kealiran listrik
2) Tekan stelan maximum – minimum sesuai keinginan
3) Tutup lemari es dengan rapat
b. Bila ingin mencuci lemari es
1) Cabut power dari aliran listrik
2) Biarkan es mencair dengan sendirinya dari freezer
3) Semua bagian di dalam lemari es dilap satu persatu
4) Masukkan kembali bagian bagiandan alat atau obat
yang dapat disimpan di lemari es .
PROSEDUR 5) Hidupkan kembali lemari es, hubungkan power ke
aliran listrik dan tekan stelan maximum – minimum
sesuai keinginan
2. Pemeliharaan :
Lemari dibersihkan dan dilap sekali dalam seminggu
3. Perbaikan :
a. memasukkan ke komputer bila ada yang rusak
b. Koord Penunjang memberitahu tehnisi tentang perbaikan
Lemari es
c. Yang rusak dan tehnisi memperbaiki lemari es
CARA PEMELIHARAAN LEMARI ES

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
065/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

UNIT ICU
TERKAIT
MELAKUKAN RESUSITASI CAIRAN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
066/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Pemberian cairan secara cepat dalam waktu tertentu yang diberikan


PENGERTIAN
mempertimbangkan penyebab dari kehilangan cairan pasien

1. Menghentikan kehilangan akut cairan tubuh


TUJUAN 2. Untuk ekspansi cepat dari cairan ekstravaskuler dan
memperbaiki perfusi jaringan

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Indikasi :
4) Syok hipovolemyk
5) Syok haemorhagic
6) Lika bakar
7) Psien dengan dehidrasi berat
2. Persiapan Alat
Set infus lengkap
3. Infus
a. Cairan kristaloid ( Asering ,RL / Normal salin )
PROSEDUR b. Cairan koloid ( Plasma expander atau cairan HES .Gelatin )
4. Persiapan psien .
a. Tentukan cairan yang akan di resusitasi /sesuai jumlah
penggantian kehilangan cairan
b. Pasang iv line yang sesuai
c. Pantau produksi urine
d. Periksa tanda vital
e. Pantau Ekg secara Continiu
f. Catat jumlah cairan yang hendak diresusitasi dan waktunya

UNIT 1. ICU, IGD


TERKAIT
PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
067/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Tata cara pengisian formulir informed conset bagi pasien yang


PENGERTIAN
memerlukan tindakan medik

1. Memberi informasi dan penjelasan mengenai tindakan medik


yang akan dilakukan dengan syah
TUJUAN 2. Keluarga mendapat kejelasan /membuat pernyataan setujuatau
menolak atas tindakan yang akan dilakukan .
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Jenis-jenis formulir informed consent
a. Informed consent untuk konsul ke DPJP lain
b. Persetujuan Tindakan medis
adalah Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya
atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan
medik yang dilakukan terhadap pasien tersebut.
c. Penolakan Tindakan medis
adalah Penolakan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya
atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan
PROSEDUR medik yang dilakukan terhadap pasien tersebut.
d. Penghentian tindakan medis
adalah Penghentian perawatan dari pasien atau keluarga atau
PAPS pulang atas permintaan sendiri keadaan pasien
belum memungkinkan untuk dibawa pulang.
2. Dokter yang memberikan penjelasan
3. Saksi perawat
4. Pasien atau keluarga yang membuat persetujuan dan ada
saksidari keluarga

1. ICU
UNIT
2. IGD
TERKAIT 3. Rawat Inap
PROGRAM PEMELIHARAAN ALAT

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
068/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Suatu rencana yang teratur dan berkesinambungan dari perawatan


PENGERTIAN
dan pemeliharaan alat-alat.

1. Agar semua alat terpelihara dengan baik, dan selalu siap untuk
digunakan dalam pelayanan intensif
TUJUAN 2. Untuk menunjang pelayanan intensif perlu dibuat dan
dilaksanakan program pemeliharaan alat.
KEBIJAKAN SK Direktur No:
Pelaksanaan
1. Petugas mencatat inventaris alat
2. Petugas membuat program pemeliharaan alat
PROSEDUR 3. Petugas ruangan intensif bekerjasama dengan bagian umum
dalam melaksanakan program tersebut
4. Petugas membuat catatan pelaksanaan pemeliharaan tersebut
dan ditempatkan pada alat tersebut.

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. Biomedical
MEMBERSIHKAN MULUT PADA
PASIEN TIDAK SADAR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
069/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Membantu memenuhi kebutuhan kebersihan rongga mulut dan gigi


PENGERTIAN
pada pasien tidak sadar.

1. Mencegah terjadinya masalah – masalah pada rongga mulut


TUJUAN 2. Mengurangi bau mulut
3. Memberi perasaan nyaman pada pasien

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan alat
a. Handuk atas.
b. Bethadine garle/ Pasta gigi
c. Sarung tangan
d. K./P gention violet
e. Gelas kumur berisi air matang
f. Spatel ,pinset dan kasa bersih
g. Piala ginjal
h. Kapas lidi
2. Persiapan pasien dan lingkungan
a. Memberi penjelasan kepada pasien/keluarga tentang
PROSEDUR tindakan yang akan dilakukan
b. Menyiapkan lingkungan dan menutup tabir disekeliling
tempat tidur
c. Atur ketinggian tempat tidur supaya perawat nyaman
dalam bekerja.
3. Prosedur
a. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
b. Meletakkan handuk atas dibawah dagu pasien.
c. Memiringkan kepala pasien diatas pinggiran bantal
d. Membuka mulut pasien dengan spatelatau pinset yang
dibungkus dengan kasa Bersih
MEMBERSIHKAN MULUT PADA
PASIEN TIDAK SADAR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
070/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
e. Membersihkan rahang dan gigi dengan kasa yang dibasahi
betadin gargle yang dililitkan pada sepatel atau pinset
f. Sela-sela gigi pasien dibersihkan dengan kapas lidi.
g. Mengolesi bibir dan mukosa mulut dengan kenalog in ora
base
h. Membersihkan/membereskan peralatan
1) Gelas dan sikat gigi dibersihkan dibawah air
mengalir. dikeringkan dan dikembalikan pada
tempatnya
PROSEDUR 2) Spatel direndam dalam piala ginjal dengan cairan
desinfektan
3) Sarung tangan dilepas dan perawat mencuci tangan
i. Prosedur mencuci mulut dilakukan 3 x sehari
4. Sikap perawat:
a. Tidak tergesa gesa
b. Tidak menunjukkan rasa jijik
c. Bekerja dengan teliti dan hati-hati sehingga tidak
menyakitkan pasien

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. Unit Rawat Inap
PEMBEBANAN ALKES / OBAT
YANG DIPAKAI PASIEN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
071/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Meng input kekomputer alkes – obat yang dipakai pasien selama


PENGERTIAN
dirawat di ruangan intensif

1. Untuk mengetahui jumlah dan jenis alkes /obat yang terpakai


pada tiap pasien
TUJUAN 2. Untuk kontrol pemakaian dan penyediaan alkes
3. Untuk membantu penghitungan Rekening
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Komputer selalu siap pakai link dengan gudang farmasi , kasir
dan hitung Rekening
2. Setiap perawat wajib menginput ke komputer alkes dan obat
setelah dipakaikan ke pasien dengan menggunakan pasword
masing _masing
PROSEDUR 3. Setelah selesai menginput supaya dilogout Paswordnya untuk
menghindari hal- hal yang tidak diinginkan .
4. Setiap PJ ship. Mengontrol pemakaian alkes selama shipnya
sampai selesai
5. Bagian ADM melakukan Verifikasi terhadap alkes dan Obat yang
sesuai stok Ruangan

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. KASIR
KUNJUNGAN KELUARGA PASIEN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
072/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Suatu prosedur tatacara mengatur kunjungan dan jam besuk


PENGERTIAN
keluarga pasien yang akan menbesuk.

Untuk memberikan pelayanan kepada keluarga pasien


TUJUAN
Menerapkan program Kunjungan

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Waktu berkunjung keluarga pasien
a. Pagi pukul 11.00-12.00 Wib
b. Sore pukul 18.00-19.00 Wib
2. Tata Cara
a. Petugas keamanan/ satpam mengedukasi keluarga untuk
melakukan hand hygiene di pintu masuk dengan handrub
yang tersedia.
b. Hanya keluarga pasien yang diperkenankan masuk kedalam
ruang perawatan pasien dengan cara bergantian dua orang
PROSEDUR sekali masuk.
c. Tidak diperkenankan makan dan minum dalam ruang
perawatan
d. Anak dibawah umur 7 tahun tidak diperkenankan masuk ke
ruang rawat intensive
e. Pengunjung masuk melalui pintu service coridor
f. Keluarga pasien diperkenankan menunggu di ruang tunggu
pasien.
g. Cuci tangan sesudah meninggalkan ruang rawat pasien.

UNIT ICU
TERKAIT
PELAYANAN PASIEN KRITIS DAN PENOLAKAN
TINDAKAN MEDIS

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
073/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Pelayanan pasien dalam situasi dan kondisi gawat/kritis dan atau


PENGERTIAN
penolakan terhadap tindakan medis.

TUJUAN Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan di ruangan.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


Pelayanan dan penanganan pasien kritis
1. Apabila ada pasien dalam keadaan gawat/kritis,dan keluarga
menolak tindakan medis yang akan dilakukan maka :
2. Lapor dokter mengenai keadaan dan tindakan yang akan
dilakukan bahwa keluarga menolak tindakan
3. Dokter memberi penjelsan kepada keluarga terdekat Resiko –
Resiko bila tindakan tidak dilakukan
4. Bila keluarga telah mengerti dan tetap menolak tindakan setelah
PROSEDUR
dokter memberi penjelasan maka, keluarga pasien mengisi dan
menandatangani formulir penolakan tindakan dengan saksi
keluarga
5. Dan bila keluarga setuju kembali atas tindakan maka surat
penolakan dibatalkan dan tindakan dilakukan dengan
informedconsent persetujuan tindakan medis , maka dokter
tetap melakukan tindakan atas permintaan keluarga sesuai
indikasi.

UNIT ICU
TERKAIT
PENGIRIMAN DAN PENGAMBILAN ALAT DARI
RUANG STERILISASI (CSSD)

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
074/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Mengantar alat instrument yang sudah “ON” ke CSSD dan


PENGERTIAN
mengambil kembali instrument yang sudah steril

1. Agar alat instrument steril dan bebas dari kuman


TUJUAN 2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Terpeliharanya kesterilan alat medik

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Membawa alat instrumen yang sudah on dalam wadah yang
tertutup, dan sekaligus membawa tempat untuk alat instrument
yang steril.
PROSEDUR 2. Mengantar alat yang sudah on melalui pintu belakang CSSD dan
3. Mengambil kembali lagi ke pintu depan CSSD untuk mengambil
alat yang steril dan memasukkannya ke tempat alat instrument
steril.

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. CSSD
RESUSITASI CAIRAN PADA LUKA
BAKAR AKUT

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
075/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Resusitasi cairan pada luka bakar akut adalah memulai dan


PENGERTIAN
mempertahankan resusitasi cairan sesuai protocol luka bakar

1. Mencegah syok hipovolemik


TUJUAN 2. Mencegah komplikasi lebih lanjut

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan Pasien
a. Siapkan pasien
b. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Persiapan Alat
a. Kemasan steril
b. Larutan anti septik
c. Cairan IV sesuai kebutuhan
d. Set infus darah
e. Konektor tiga jalur
f. dengan ekstensinya
3. Pelaksanaan
a. Bila pasien tidak dapat makan puasakan pasien dengan
PROSEDUR aspirasi setiap 4 jam
b. Mulai terapy cairan dalam satu jam setelah kejadian luka
bakar berat
c. Pertimbangkan 3 jenis cairan dalam menghitung kebutuhan
pasien Koloid,Kristaloid,Elektrolit
d. Jumlah penggantian cairan pada 48 jam pertama ditentukan
oleh pemeriksaan faktor seperti
1) Produksi urin
2) Kadar elektrolit serum
3) Tekanan Vena sentral
4) Hasil AGDA
RESUSITASI CAIRAN PADA LUKA
BAKAR AKUT

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
075/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
5) Berat badan
6) Kadar hematokrit
7) Tingkat kesadaran
8) Tanda Vital
e. Pasang jalur IV atau pemasangan CVC dan sambungkan
cairan IV sesuai rumus resusitasi cairan
f. Bantu mengambil sampel darah sambil memulai
pemasangan CVC
g. Caritau tanggal dan waktu kejadian luka bakar
h. Periksa Berat badan pasien
i. Pantau produksi urine
PROSEDUR j. Lebih sering pantau tanda Vital
k. Pantau EKG secara kontinyu
4. Perhatian:
a. Rumusan penggantian cairan pada pasien Luka Bakar
Menurut Parkland/ Baxter yaitu
b. Larutan Kristaloid ( RL) 4 ml/Kg BB/Luas luka bakar
setengahnya diberikan 8 jam pertama seper empat bagian
dalam 8 jam berikutnya
c. Pantau warna dan volume urine Produksi 30 sampai
50mL/jam pada orang deweasa 15ml pada bayi dianggap
adekuat, bila kurang dari

1. ICU
UNIT 2. IGD
TERKAIT
3. Rawat Inap
MEMBANTU PELAKSANAAN PEMASANGAN
THORAKS DRAIN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
076/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Pemasangan thoraks drain adalah Penusukan jarum ke dalam


PENGERTIAN rongga pleura untuk mengeluarkan penumpukan cairan dan udara
menggunakan teknik aseptik

1. Mengeluarkan uadara dan cairan dari rongga pleura


2. Menurunkan tekanan pada jaringan paru- paru
TUJUAN 3. Mengaspirasi cairan pleura untuk tujuan diagnostik
4. Memberikan obat kedalam rongga pleura
5. Melakukan biopsi pleura
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan Alat:
a. Set Aspirasi Pleura yang berisi
1) Forsep penjepit kasa 1
2) Spuit 5cc dan jarum
3) Spuit 20 cc dengan kunci Luer
4) Jarum pengaspirasi no 16 G
5) Mangkuk kecil 2
6) Pinset 1
7) Forsep Arteri 1
8) Botol sampel
PROSEDUR 9) Sarung tangan, masker, gaun
10) Duk steril
11) Kapas usap, potongan potongan kasa dan alas
12) Skalpel
b. Nampan bersih berisi
1) Perlak dan duk
2) Bengkok
3) Alkohol,Betadin
4) Lidokain,pehakain
MEMBANTU PELAKSANAAN PEMASANGAN
THORAKS DRAIN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
076/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
c. Peralatan lain seperti
1) Meja di atas ranjang
2) Bantal
2. Prosedur
a. Identifikasi pasien dan jelaskan prosedur nya pada pasien
dan keluarganya
b. Periksa kembali hasil Foto rontgen
c. Minta izin tertulis dari pasien
d. Instruksi pada pasien tidak boleh bergerak pada saat
pemasangan
e. Posisikan pasien dengan nyaman
1) Duduk dipinggir ranjang dengan kaki ditopang, lengan
dan kepala di bantal pada meja diatas ranjang
2) Mengangkangi kursi dengan lengan dan kepala
menyandar pada sandaran kursi
3) Berbaring pada sisi yang sehat, dengan ranjang
dielevasikan 30-40derajat jika pasien tidak dapat
PROSEDUR berada dalam posisi duduk
f. Paparkan dada. Dokter memastikan lokasi aspirasi dengan
melihat foto rontgen dada dan melakukan perkusi dada. Jika
akan akan mengeluarkan udara lokasi penusukan biasanya
inter costa 2 atau 3 jika mengeluarkan cairan lokasi
penusukan inter costa 8 atau 9
g. Bersihkan lokasi dengan larutan anti septik dan bantu
dokter memberikan obat anastesi lokal
h. Dokter menusukkan jarum toraks drain instruksikan pasien
untuk menahan nafas ketika jarum di tusukkan
i. Ketika jarum sudah berada dirongga pleura dokter
mengaspirasi cairan pleura menggunakan spuit 20cc bantu
menampung sampel dalam wadah steril
1) Spuit 20cc dengan adaptor 3 jalur disambungkan
dengan jarum selang yang mengarah ke wadah di
sambungkan pada port ke tiga dari adaptor tiga jalur
MEMBANTU PELAKSANAAN PEMASANGAN
THORAKS DRAIN

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
076/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
2) Bila akan menarik cairan dalam jumlah banyak jarum
ditahan pada posisinya di dinding dada
j. Untuk tujuan terapeutik biasanya 1000 sampai 1200 ml
cairan dikeluarkan dengan tujuan diagnostik 30 sampai 60
ml cairan dikeluarkan dorong pasien untuk tetap diam
selama pelaksanaan prosedur dan pantau tanda vital
k. Setelah jarum ditarik tutup lokasi dengan betadin sol tutup
lokasi pasang verban penekan
l. Atur posisi pasien menghadap ke atas sisi yang sakit tidak
boleh turun 4 sampai 6 jam selam a prosedur
m. Pantau tanda vital setiap setenga jam selama 4 sampai 6 jam
PROSEDUR sampai stabil amati komplikasi seperti: syok, pinsan, td
turun , nadi cepat, nafas cepat, bercak darah, periksa bunyi
nafas pada semua lapangan paru
n. Catat prosedur beserta jumlah cairan yang di tarik keluar
warna ciri dan tanda komplikasi
o. Kirim sampel yang sudah diberi label ke laboratorium
p. Ajarkan dan latih pasien untuk nafas dalam dan batuk
q. Lakukan foto rontgen dada bila perlu
r. Cuci peralatan thoraks drain dengan air dingin, kemudian
di air sabun hangat bilas dan keringkan kemudian dikirim
untuk autoclaf. Pakai sarung tangan untuk mencuci

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. Kamar Badah
MEMASANG KEKANGAN (RESTREIN)

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
077/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Peralatan mekanik yang digunakan untuk mengimobilisasi dan


PENGERTIAN melindungi pasien dari cedera atau untuk memudahkan
pemeriksaan,terapi dan perawatan

1. Memberikan keamanan
2. Memudahkan pemeriksaan
TUJUAN 3. Menjalankan prosedur diagnostik maupun terapeutik
4. Mempertahankan anak pada posisi yang diinginkan
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan alat :
a. Sprei pengangkut atau selimut bayi untuk bayi (neonatus)
b. Pakaian pengekang siku dengan 5-6 kantung tempat
meletakkan spatula (anak-anak)
c. Simpul jenis bunga 10 c m perban,bantalan katun,perban
yang sudah disulam
d. Bantalan untuk melindungi penonjolan tulang
2. Persiapan pasien :
Jelaskan pada pasien dan keluarga mengenai pentingnya
pengekangan,jenis pengekangan yang dipilih dan perkiraan
PROSEDUR
durasinya
3. Pelaksanaan :
a. Identifikasi pasien yang memerlukan kekangan,mis :pasien
linglung atau disorientasi,pasien yang memerlukan
imobilitasi ekstremitas,dan anak-anak yang memerlukan
kekangan pada sendi siku untuk mencegah terlepasnya
peralatan terapi, Pasien gelisah dengan atau tanpa obat
sedativa atau penenang
b. Periksa intruksi dokter dan nilai jenis pengekangan apa
yang dibutuhkan.
MEMASANG KEKANGAN (RESTREIN)

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
077/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
4. Cuci tangan
5. Pasang pengekang yang dipilih :
a. Jaket pengekang :pakaian seperti rompi yang biasnya
menyilang di depan pasien
b. Sabuk pengekang :Alat yang mengamankan pasien diatas
brankar atau kursi.hindari memasang sabuk teralalu
kencang diatas dada atau perut pasien
c. Pengekangan ekstremitas(pengekangan pergelangan kaki
atau pergelangan tangan ) :Pengekangan yang dirancang
untuk mengimobolisasi satu atau semua ektremitas
d. Kekangan cemplak :Alat kekang campak tanpa bagian ibu
jari untuk mengekang tangan pasien
e. Kekangan siku ; Potongan kain dengan slot tempat
meletakkan spatula sehingga dapat mencegah fleksi sendi
siku
PROSEDUR f. Pembedongan :Selimut atau kain dibuka diatas ranjang atau
palungan,dengan satu sudut dilipat kearah tengah.bayi
diletakkan diatas selimut dengan bahunya berada diatas
lipatan dan kaki mengarah ke sudut yang berlawanan.
6. Penonjolan tulang harus dialasi sebelum memasang kekangan
7. Pengekang harus dilepas total paling tidak setiap 2 jam 30
menit.pasien jangan ditinggal sendiri
8. Kekangan harus dikencangkan agar tidak bisa dilepas pasien
9. Kekangan yang dipasang pada pasien diatas ranjang atau
brankar harus diikat ke rangka ranjang dan bukan pada jeruji
disamping ranjang
10. Cuci tangan
11. Periksa kekuatan kekangan dan apakah ada tidaknya cesera
system musculoskeletal setiap 2 jam
12. Pastikan alat pengekang berada dalam posisi yang benar setiap
2 jam
MEMASANG KEKANGAN (RESTREIN)

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
078/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
13. Inspeksi kulit untuk melihat perubahan warna yang
adekuat.periksa waktu pengisian kapiler dan raba denyut nadi
distal dari alat pengekang setiap 30 menit
14. Lakukan latihan jangkauan pergerakan setiap 2 jam pada
ekstremitas yang dikekang
PROSEDUR 15. Catat pada “catatan perawat ”pemeriksaan keperawatan
sebelum dan sesudah pengekangan dengan focus pada
keselamatan pasien,tingkat orientasi pasien,jenis alat pengekang
yang dipilih,respon pasien terhadap kekangan,keutuhan kulit
dan kondisi system muskusskletal

UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. Unit Rawat Inap
MEMBANTU PELAKSANAAN BRONKOSKOPI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
079/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Membantu inspeksi dan pemeriksaan langsung laring, trakea, dan


PENGERTIAN bronkus lewat bronkoskop fiber-optik fleksibel atau bronkoskop
kaku.

1. Terapeutik:
a. Mengambil benda asing
b. Mengisap sekret yang kental dan lengket
c. Mengambil dan menghancurkan lesi
d. Terapi atelektasis pasca operasi
TUJUAN 2. Diagnostik :
a. Pemeriksaan jaringan
b. Evaluasi tumor lebih lanjut terkait potensi operasi reseksi
c. Mengambil bahan jaringan untuk diagnosis
d. Mengevaluasi lokasi pendarahan
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. Persiapan pasien
a. Jelaskan kepada pasien dan keluarga prosedur yang akan
dilakukan
b. Minta izin tertulis dari pasien atau keluarga
c. Instruksikan pasien untuk puasa 6-12 jam sebelum prosedur
PROSEDUR 2. Pelaksanaan ;
a. Lakukan cuci tangan sesuai prosedur .
b. Lepas gigi palsu, lensa kontak dan prostesis lainnya
c. Berikan pre-medikasi sesuai instruksi dokter (biasanya
atropin, sedatif,opioid)
d. Berikan obat anestesi lokal sesuai instruksi dokter
MEMBANTU PELAKSANAAN BRONKOSKOPI

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
079/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
e. Semprotkan obat anastesi topikal-lignokain pada faring
untuk menekan refleks batuk dan meminimalisasi rasa tidak
nyaman
f. Berikan sedatif intravena sesuai instruksi
Instruksikan pasien untuk berbaring telentang dengan
kepala hiperekstensi
g. Pantau tanda vital, saturasi O2, irama jantung dan yakinkan
pasien selama pelaksanaan prosedur
h. Bereskan alat sesudah melakukan tindakan
i. Lakukan cuci tangan sesudah prosedur .

NB:
1. Pantau tanda vital
PROSEDUR 2. Amati pasien terkait tanda gangguan pernapasan meliputi sesak
napas , perubahan frekuensi,pemakaian otot-otot bantu dan
hilangnya suara napas
3. Amati sekret yang di batukkan untuk melihat ada tidaknya
hemoptisis
4. Tetap puasakan pasien sampai Reflek tersedak muncul kembali
5. Berikan kepingan es dan seteguk kecil air ketika refleks
menelan kembali
6. Pantau bunyi napas selama 24 jam
7. Periksa ada tidaknya letargi dan disorientasi pada pasien tua
yang dapat muncul sebagai akibat pemberian lignokain dalam
dosis besar selama prosedur
8. Instruksikan pasien dan keluarga yang menjaga untuk
melaporkan segera bila muncul sesak napas atau perdarahan .

UNIT 1. ICU
2. Unit Rawat inap
TERKAIT
MEMBILAS KATETER VENA SENTRAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
080/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Membilas kateter vena sentral merupakan tindakan pembilasan


secara berkala dengan NaCl dan mungkin larutan heparin untuk
PENGERTIAN
mencegah terjadinya bekuan darah di dalam kateter atau pada ujung
kateter.

TUJUAN Untuk mencegah terjadinya bekuan darah didalam kateter

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan alat:
a. Swab atau larutan betadin
b. Swab atau larutan alkohol
c. Spuit ukuran 10mL
d. Ampul berisi pembilas heparin (heparin 100 u/mL) atau vial
berisi NaCl 0,9% sesuai peraturan isntitusi
e. Jarum steril (20-22 G)
f. Sarung tangan steril
g. Masker wajah
2. Persiapan pasien dan lingkungan:
PROSEDUR a. Memberitahu kepada pasien dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan.
b. Menyiapkan lingkungan yang nyaman
c. Atur ketinggian tempat tidur supaya perawat nyaman dalam
bekerja
3. Pelaksanaan:
a. Jelaskan kepada pasien alasan pembilasan kateter.
b. Cuci tangan dan pakai sarung tangan.
c. Siapkan dua spuit, satu berisi 10 mL NaCl0,9% dan yang
lainnya berisi 5 mL larutan pembilas heparin.
MEMBILAS KATETER VENA SENTRAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
080/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
d. Usap penutup port injeksi menggunakan betadine dan
alkohol,
e. Klem kateter dan buka penutupnya.
f. Periksa keutuhan kateter
1) Sambungkan spuit yang berisi NaCl 0,9%
2) Lepaskan klem
3) Aspirasi larutan heparin lama dari kateter dan amati
keluarnya darah
4) Bilas dengan cepat menggunakan NaCl 0,9% dan klem
kembali
5) Lepas spuit yang sudah kosong
g. Bilas dengan cepat menggunakan larutan heparin
PROSEDUR 1) Sambungkan spuit yang berisi 5 mL larutan heparin ke
kateter
2) Lepaskan klem
3) Bilas dengan cepat dan klem kembali
h. Pasang penutup yang baru pada ujung kateter. Plester semua
sambungan selang dan rekatkan selang pada pakaian pasien.
i. Buang semua peralatan dan perlengkapan yang kotor.
Bersihkan dan simpan kembali peralatan yang masih dapat
digunakan.
j. Cuci tangan untuk mengurangi mikroorganisme.
k. Catat prosedur beserta waktu dan hasil pemantauan pada
catatan perawat.

UNIT ICU
TERKAIT
MENGGANTI SELANG VENA SENTRAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
081/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Selang kateter vena sentral diganti secara berkala untuk memastikan


PENGERTIAN resiko infeksi yang minimal. Frekuensi pergantian tergantung dari
peraturan isntitusi, status pasien, dan jenis cairan yang diinfuskan.

TUJUAN Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi pada aliran darah

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Indikasi :
a. Penggantian selang
1) Pasien yang mendapat nutrisi parenteral total
2) Pasien dengan sistem imunitas yang terganggu
3) Pasien neutropenia. Seperti pasien kanker yang
menjalani kemoterapi
4) Pasien yang mendapatkan cairan hidrasi dan mereka
mempunyai sistem imunitas yang baik memerlukan
penggantian selang yang tidak terlalu sering
PROSEDUR 5) Penggantian selang diperlukan bila selang rusak atau
terkontaminasi
b. Persiapan alat:
Sebuah nampan berisi:
1. Paket selang kateter vena sentral
2. Obat atau cairan sesuai instruksi
3. Plester yang disertai tanggal dan waktu penggantian
selang
4. Sarung tangan steril
MENGGANTI SELANG VENA SENTRAL

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
081/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
2. Pelaksanaan:
a. Periksa rekam medis pasien terkait jenis dan kecepatan
pemberian obat dan cairan
b. Jelaskan pada pasien alasan pengkajian kateter
c. Siapkan obat atau cairan sesuai instruksi dan kumpulkan
peralatan
d. Cuci tangan dan pakai sarung tangan steril
e. Periksa gelang tangan pasien sebelum menggantung cairan
vena sentral yang baru
f. Klem obat atau cairan beserta selang yang baru. Peras
tabung penetesan sampai setengah penuh. Buka klem pada
selang yang baru sampai obat atau cairan memenuhi
keseluruhan selang.
PROSEDUR g. Klem kateter vena sentral dan selang yang lama. Bila masih
menggantung lepaskan selang yang lama dari lokasi kateter
vena sentral. Sambungkan selang yang baru tanpa
mengkontaminasi ujung kateter atau jarum.
h. Sambungkan selang pada pompa IV bila memakai pompa IV
dan lepas klem selang baru, atur kecepatan tetesan pada
pompa untuk menginfus pada kecepatan yang
diinstruksikan.
i. Pasang lebel pada selang,disertai tanggal penggantian
selang. Catat penggantian selang pada status atau catatan
perawat
j. Buang selang bekas sesuai protocol rumah sakit
k. Cuci tangan.

UNIT ICU
TERKAIT
PENGENDALIAN INFESKSI DI RUANG
INTENSIF

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
082/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah/ mengurangi


PENGERTIAN
terjadinya infeksi nosokomial di ruang intensif.

1. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial di ruang intensif


TUJUAN 2. Mengurangi terjadinya infeksi nosokomial di ruang intensif

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Personil
a. Pahami tentang pengendalian infeksi nosokomial melalui
pelatihan, seminar, dll
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh atau
melakukan tindakan prosedur kepada pasien
c. Gunakan alat pelindung diri sesuai prosedur yang dilakukan
d. Lakukan semua tindakan/ prosedur sesuai SPO dan teknik
aseptik/ antiseptik
e. Lakukan pembuangan sampah/ limbah rumah sakit sesuai
SPO
PROSEDUR 2. Pasien
a. Berikan posisi yang nyaman dan aman kepada pasien
b. Lakukan mobilisasi pasif untuk menghindari decubitus
c. Berikan jarak tempat tidur antar pasien kurang lebih 3
meter
d. Lakukan prosedur SPO yang ditetapkan
e. Lakukan pengisolasian pasien jika diduga terpapar penyakit
infeksi
f. Gunakan perlatan kesehtan yang berbeda antar pasien
kecuali peralatan tertentu seperti tensimeter/ dynamap
PENGENDALIAN INFESKSI DI RUANG
INTENSIF

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
082/SPO/ICU/RSBH
0 2/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
g. Catat semua tindakan/ peralatan yang menetap di tubuh
pasien pada lembaran perawatan dan surveilens infeksi
nosokomial
h. Amati dan kolaborasikan kepada dokter yang merawat serta
Tim PPIRS adanya tanda-tanda infeksi yang terjadi untuk
tindakan lebih lanjut
i. Hindarkan pasien terpapar infeksi silang dari petugas dan
pengunjung rumah sakit
3. Lingkungan
a. Siapkan fasilitas cuci tangan dan alat pelindung diri
b. Batasi jumlah personil atau pengunjung yang masuk
c. Bersihkan ruangan dua kali sehari atau jika diperlukan,
lakukan pembersihan seluruh ruangan terjadwal atau jika
PROSEDUR memungkinkan
d. Buanglah dan tempatkan pembuangan sampah dan beri
tanda sesuai SPO
e. Bersihkan peralatan dan tempat tidur pasien dengan
desinfektan sebelum dipakai pasien lainnya
f. Pisahkan antara ruangan penanganan linen dan peralatan
medis kotor dan bersih
g. Jagalah kebersihan, kerapihan lingkungan di sekitar tempat
tidur pasien dan alat tenun tidak menyentuh lantai
h. Jadwalkan pemberantasan serangga sesuai kondisi ruangan
i. Bedakan ruangan penanganan linen dan peralatan bersih
dan kotor
j. Bersihkan dengan desinfektan jika cairan tubuh pasien
tercecer di lantai atau alat kesehatan lainnya
PENGENDALIAN INFESKSI DI RUANG
INTENSIF

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
082/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
4. Peralatan
a. Gunakan peralatan kesehatan antar pasien yang berbeda
b. Beri label nama pasien, tanggal dan obat yang diberikan
c. Catat semua tindakan dan peralatan yang menetap pada
tubuh pasien di lembar perawatan dan formulir surveilens
infeksi nosokomial
d. Siapkan alat proteksi diri (Sarung tangan, masker, baju kerja,
alat pelindung mata) di ruanga perawatan
e. Bersihkan dan desinfeksi tempat tidur atau alat kesehatan
PROSEDUR terlebih dahulu, sebelum dipakai pasien lainnya
f. Gunakan alat kesehatan seperti spuit, suction kateter sekali
pakai
g. Tempatkan alat kesehatan di tempat yang steril atau bersih
h. Jika pasien menggunakan kateter urin menetap, gantungkan
penampung urin jangan menyentuh lantai
i. Hindarkan pemakaian obat multi dosis
j. Bersihkan semua peralatan kesehatan dengan desinfektan
k. Bersihkan alat furniture/ alat rumah tangga sesuai SPO yang
telah ditetapkan

UNIT ICU
TERKAIT
PERAWATAN LUKA BAKAR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
083/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Membersihkan luka bakar dengan NaCl 0,9% menggunakan


PENGERTIAN tekhnik aseptic untuk mengangkat eksudat dan mengoleskan obat
anti bakteri.

1. Mempercepat penyembuhan luka


TUJUAN 2. Mencegah komplikasi
3. Membersihkan luka

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Persiapan Alat:
Troli pembalut berisi
a. Set perban
b. Perban steril dalam wadah
c. Kasa steril dalam wadah
d. Perban vaselin steril
e. Sulfa diazin perak 1%
f. NaCl 0,9% steril
g. Forseps bengkok
h. Plester dan gunting
PROSEDUR i. Gunting steril
j. Kain steril
k. Tempat pembuangan sampah
2. Berbagai Jenis Perawatan Luka Bakar:
a. Perawatan terbuka
b. Perawatan tertutup
3. Metode terbuka
Krim antimikroba dioleskan pada luka dengan menggunakan
sarung tangan dan luka dibiarkan terbuka terkena udara tanpa
ditutup kasa. Krim dioleskan ulang sesuai kebutuhan.
PERAWATAN LUKA BAKAR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
083/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
4. Keuntungan:
a. Meningkatkan visibilitas luka
b. Kebebasan mobilitas sendi
5. Kerugian:
Meningkatkan resiko Hipotermia

METODE TERTUTUP:
Pada metode tertutup kasa diolesi krim antimikroba dan dipasang
pada luka.
1. Keuntungan:
a. Mengurangi penguapan cairan dan kehilangan panas dari
permukaan luka
b. Penutupan dengan kasa membantu membersihkan luka
2. Kerugian:
a. Keterbatasan mobilitas
b. Pemeriksaan luka yang terbatas.
PROSEDUR
PELAKSANAAN
1. Jelaskan prosedurnya pada pasien
2. Berikan analgesik sekitar 20 menit sebelum prosedur sesuai
instruksi Dokter
3. Basahi perban yang lama dengan NaCl 0,9% dan lepaskan
4. Berikan hidrothrerapy/ cuci luka. Membantu membersihkan
luka
5. Atur suhu ruangan pada 24 derajat Celcius dan kelembaban
pada 40-50% menggunakan pelembab ruangan portabel bila
ada
6. Pakai masker dan topi
7. Cuci tangan dan pakai gaun serta sarung tangan steril
8. Bersihkan dan lakukan debridement luka dengan menggunakan
gunting steril dan forsep. Angkat jaringan mati yang mengelupas
dan kulit mati
9. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% dan tepuk-tepuk sampai
kering
PERAWATAN LUKA BAKAR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
083/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
10. Inspeksi luka dan area sekitarnya
11. Oleskan obat topical pada luka
12. Jika memakai metode tertutup, tutup luka dengan perban
vaselin dan pasangkan kasa steril
13. Pasang perban di atas kasa
PROSEDUR 14. Cuci alat yang masih bisa digunakan dengan otoklaf
15. Buang sarung tangan dan gaun serta cuci tangan
16. Catat prosedurnya dan perhatikan bau, warna, ukuran, jumlah
eksudut, tanda epitelisasi dan perubahan apapun yang terjadi
dibandingkan saat pemasangan perban yang sebelumnya.

1. ICU
UNIT
TERKAIT 2. Rawat Inap
PROSEDUR GENERAL CLEANING
RUANG ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
084/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
Ruang ICU adalah ruangan Critical Care dimana kejadian infeksi
nosokomialnya 5 sampai 10 kali lebih besar di ruang ICU dari pada
PENGERTIAN ruang rawat (General ward) dikarenakan pasien yang mempunyai
daya tahan tubuh menurun, peralatan banyak terpasang dan pasien
yang kondisinya kritis.
1. Untuk mencegah/ meminimalkan terjadinya infeksi melalui
ruangan, pasien, petugas, keluarga, dan pengunjung
TUJUAN 2. Agar ruangan tetap bersih dan kelihatan rapi serta siap pakai
kapan saja dibutuhkan/ ditempati pasien baru
KEBIJAKAN SK Direktur No:
1. General Cleaning atau Pembersihan Besar secara umum pada
ruangan ICU adalah :
a. Dilakukan segera setelah pasien pulang
b. Waktu pembersihan selama 1-2 jam
2. Persiapan Alat Kebersihan :
a. Ember
b. Mop pel
c. Sapu/ lobby duster
d. Lap
e. Plastik
3. Prosedur :
PROSEDUR Lakukan kebersihan tangan sebelum memulai pekerjaan
a. Gunakan alat pelindung diri : sarung tangan dan masker
b. Lakukan pembersihan semua tempat sampah walaupum
belum penuh ¾, segera dicuci dan di lap sampai kering dan
buang sampah benda tajam walaupum belum penuh ¾
c. Ganti plastik sampah sesuai kebutuhan dan sesuai jenis
d. Dusting atau lap rak-rak di dalam ruangan (Furniture),
monitor, meja pasien, tempat tidur pasien sampai roda-roda
tempat tidur, jendela, dan kabel-kabel dengan cairan klorin
yang diencerkan dengan air
PROSEDUR GENERAL CLEANING
RUANG ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
084/SPO/ICU/RSBH 0 2/ 3
/VIII/2019

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt
e. Bersihkan kaca, plavon dan gorden dengan lap basah dan air
bersih kemudian dikeringkan
f. Bersihkan/ sikat wastafel dengan air bersih kemudian di lap
sampai kering
g. Cuci dan bersihkan tabung suction dan tabung humidifier,
kemudian keringkan, tidak diperbolehkan tabung suction
dan tabung humidifier dipasang pada tempatnya saat tidak
ada pasien
h. Sapu sisi lantai yang paling jauh dari pintu keluar dengan
menggunakan lobby duster
i. Sapu dan bersihkan sudut-sudut lantai dan lap bersih
sehingga tidak ada
j. Penumpukan debu di area tersebut
k. Bila yakin sudah tidak ada debu lanjutkan pengepelan lantai
menggunakan mop yang sudah dibasahi air dan dicampur
PROSEDUR bahan kimia pembersih secara merata, pengepelan mulai
dari area terjauh dari pintu keluar
l. Periksa kembali ruangan, bila ada kerusakan laporkan
kepada penanggungjawab ruangan dan kepada
penanggungjawab petugas kebersihan
m. Rapikan kembali semua peralatan dan buka Alat Pelindung
Diri (APD), sarung tangan dan masker
n. Lakukan kebersihan tangan dan informasikan kepada
petugas ruangan bahwa ruangan siap dipakai
o. Petugas/ staf ruangan mengecek kembali apakah ruangan
sudah bisa dipakai, bila pembersihan belum maksimal, dapat
dilakukan ulang oleh petugas kebersihan
p. Lakukan ceklist pada formulir ceklist general cleaning yang
ditandatangani oleh petugas kebersihan dan staf ruang ICU
tersebut.
PROSEDUR GENERAL CLEANING
RUANG ICU

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
085/SPO/ICU/RSBH 0 3/ 3
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
4. Lingkungan :
a. Tidak dianjurkan melakukan fogging desinfectan
b. Segera bersihkan permukaan lingkungan yang terkontaminasi
darah atau cairan tubuh pasien
c. Pertahankan udara lingkungan memadai
d. Batasi jumlah personil di ruangan
e. Batasi jumlah pengunjung maksimum 2 orang sekali
berkunjung
PROSEDUR NB :
1. Saat pasien baru datang, segera isi tabung suction dengan cairan
desinfectan sebanyak 5cc, dan buang serta bersihkan setiap shift
2. Saat pasien baru datang, segera isi tabung humidifier dengan air
aqua steril dan ganti tiap 24 jam, kemudian tulis formulir
penggantian air humidifier
3. Saat pasien tidak ada / kamar kosong, tetap lakukan pengecekan
suhu ruang/ kamar pasien dan didokumentasikan.

UNIT 1. ICU
2. Clening sevice
TERKAIT
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR
PELAYANAN INTENSIF

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
086/SPO/ICU/RSBH
0 1/ 1
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Tata cara untuk menyiapkan tempat tidur agar siap untuk menerima
PENGERTIAN
pasien baru di ruangan intensif

TUJUAN Menyiapkan tempat tidur agar siap pakaai

KEBIJAKAN SK Direktur No:


Persiapan sebelum menerima pasien baru
1. 1 Tempat tidur yang komplit ; matras I bh .tempat softamen
,tempat tabung oksigen, standard infuse , papan untuk nama
pasien
2. Test terlebih dahulu tempat tidur apakah palang tempat tidur
atas atau bawah dapat dibuka.
3. Pemutar untuk menaikkan kaki apakah berfungsi
PROSEDUR
4. Pemutar untuk turun naik apakah berfungsi yang letaknya di
bawah tempat tidur
5. Bagian atas tempat tidur apakah bisa ditekan untuk naik dan
turun kepala
6. Lap setiap hari tempat tidur selama pasien dirawat atau bila
pasien telah keluar dari icu
7. Tempat tidur selalu siap pakai
UNIT
ICU
TERKAIT
PENILAIAN PASIEN KRITIS

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
087/SPO/ICU/RSBH
0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
Suatu cara yang dilakukan untuk dapat menilai pasie yang kritis
PENGERTIAN

Mampu memberikan tindakan yang akan dilakukan dengan tepat


TUJUAN dan cepat bila pasien mengalami kondisi kritis.

KEBIJAKAN SK Direktur No:


Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat mengidentifikasi pasien dengn mencocokkan nama
tanggal lahir pada gelang identitas
b. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
c. Perawat mengukur tanda-tanda vital
(suhu,nadi,tensi,pernafasan)
d. Perawat melakukan pemeriksaan fisik
PROSEDUR
(inspeksi,auskultasi,palpasi, perkusi), Head to Toe
e. Perawat menilai tingkat kesadaran sesuai SPO
f. Perawat memasukkan hasil observasi ke skala news
g. Perawat melaporkan kondisi pasien kedokter DPJP atau
kedokter jaga
h. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
i. Perawat mendokumentasikan hasil tindakan
1. ICU

UNIT TERKAIT 2. IGD


3. PERAWATAN INAP
PENGGUNAAN VENTILATOR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
088/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
Ventilator adalah suatu alat yang menghasilkan tekanan positif
PENGERTIAN secara ritmik untuk mengembangkan paru-paru selama ventilasi
dengan jalan nafas buatan.
1. Mempertahankan ventilasi alveolus yang sesuai dengan
kebutuhan metabolic pasien
2. Memperbaiki kondisi hipoksemia dan memaksimalkan
transport oksigen
TUJUAN
3. Pemulihan gawat nafas
4. Mengistirahatkan otot-otot pernafasan
5. Mencegah dan perbaikan atelektatis

KEBIJAKAN SK Direktur No:


1. Perawat memastikan persetujuan pemakaian ventilator dan
menginformasikan tujuan pemasangan ventilator
2. Perawat mengidentifikasi pasien (Nama, Tanggal lahir) dan
memastikan sesuai dengan gelang identitas (pedoman
identifikasi keselamatan pasien RS)

PROSEDUR 3. Perawat membawa alat ventilator ke samping samping pasien


4. Perawat mencuci tangan 6 langkah (SPO PPIRS)
5. Perawat memasang oksigen dan udara tekan
6. Perawat menghubungkan power suplay dan tekan tombol on
7. Perawat mengisi humidifier dengan air steril (aquadest)
PENGGUNAAN VENTILATOR

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
088/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
8. Perawat melakukan pengesetan terlebih dahulu tentukan BB
pasien kemudian tentukan mode, TV, MV, RR, Peak flow, peep,
I:E rasio, FIO2, insp pouse, trigger sesuai ventilator yang dipakai
dan order dokter (vella)
9. Perawat mengatur batas alarm RR, TV, MV, Presure
10. Perawat menyambung tubing dengan test lung dan lakukan
pengecekan nilai yang kita set dengan nilai yang dikeluarkan
oleh mesin bila semua hasil sesuai maka ventilator siap
disambung ke pasien.
PROSEDUR 11. Perawat menyambung ventilator ke pasien
12. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Sesudah dan sebelum dipasang ventilator perhatikan HR,
RR,BP, Sao2
2. Perhatikan apakah ada fighting
3. Bila ada alarm cek tulisan dilayar dan tangani sesuai alarm
yang timbul

UNIT TERKAIT ICU


PENGHITUNGAN MASUKAN DAN KELUARAN CAIRAN
TUBUH

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
089/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR
Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
Pengukuran dan pencatatan intake-output cairan tubuh selama periode 24
PENGERTIAN jam yang memberikan informasi penting mengenai keseimbangan cairan
dan elektrolit pasien
1. Untuk menilai kesehatan umum pasien
2. Untuk memantau kondisi penyakit khusus
TUJUAN 3. Untuk menilai keseimbangan cairan

KEBIJAKAN SK Direktur No:

PROSEDUR
A. Persiapan alat:
a. Formulir masukan dan keluaran cairan disamping tempat
tidur
b. Catatan grafik masukan dan keluaran cairan
c. Pispot atau urinal
d. Cangkir atau gelas ukur
e. Wadah dengan ukuran untuk menampung keluaran cairan
f. Sarung tangan bersih
g. Tanda pada sisi tempat tidur yang memberitahukan bahwa
pasien sedang dalam pengukuran masukan dan keluaran
cairan
B. Pelaksanaan
a. Identifikasi pasien
b. Jelaskan metode pengukuran masukan dan keluaran cairan.
c. Cuci tangan setiap sebelum memberikan cairan oral
d. Ukur semua cairan oral sesuai dengan peraturan institusi
e. Catat waktu dan jumlah masukan cairan pada kolom yang
ditentukan
f. Pindahkan total masukan dan keluaran cairan selama 8 jam
g. Catat semua masukan dan keluaran cairan selama 24jam
h. Lengkapi catatan masukan selama 24 jam
i. Mencatat jumlah keluaran dan masukan cairan dengan tepat.
PENGHITUNGAN MASUKAN DAN KELUARAN CAIRAN
TUBUH

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
089/SPO/ICU/RSBH 0 1/ 2
/VIII/2019

UNIT TERKAIT 1. ICU


2. Rawat inap
3. IGD

Anda mungkin juga menyukai