Anda di halaman 1dari 107

SOP

RAWAT JALAN

RUMAH SAKIT HJ BUNDA


HALIMAH BATAM 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya, Kelompok
Kerja Keperawatan di RS. Hj. Bunda Halimah berhasil menyusun Standar Proseur Rawat
Jalan.
Dengan adanya Standar Prosedur Operasional ini diharapkan semua tenaga
Keperawatan di RS. Hj. Bunda Halimah dapat menggunakannya sebagai pedoman di dalam
memberikan Asuhan Keperawatan yang professional kepada pasien. Selain itu juga sebagai
alat untuk melakukan penilalian terhadap keberhasilan asuhan keperawatan, maka saran dan
kritik sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa datang sesuai dengan perkembangan
Ilmu Keperawatan dan Pelayanan Kesehatan di RS. Hj. Bunda Halimah.
Terima kasih kepada teman-teman perawat dan bidan atas partisipasinya sehingga
dapat terselesainya buku ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati segala usaha dan karya kita di masa yang
akan datang.

Penyusun
SAMBUTAN DIREKTUR

Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
perkenan-Nya sehingga Standar Operasional Prosedur (SPO) Pelayanan RS. Hj. Bunda
Halimah dapat disusun dengan baik oleh Tim Penyusun. Oleh karena itu dengan disusun dan
disahkannya SPO ini maka kita harapkan tuntutan masyarakat yang semakin meningkat akan
kualitas pelayanan kesehatan dapat terjawab serta Tenaga Kesehatan selaku pemberi jasa
layanan kesehatan dapat menjadikan SPO ini sebagai acuan baku dalam memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat serta meningkatkan produktivitas dan menjamin mutu
produk/jasa juga dapat meningkatkan daya saing, melindungi konsumen, tenaga kerja dan
masyarakat baik keselamatan maupun kesehatannya.

Penyusunan SPO Pelayanan merupakan bagian dari kegiatan menjaga mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit sebagai efek globalisasi yang telah memberi dampak positif bagi
setiap profesi kesehatan untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja Profesionalnya dalam
berkontribusi pada berbagai kebutuhan akan pelayanan kesehatan masyarakat. RS. Hj. Bunda
Halimah sebagai salah satu organisasi yang memberi pelayanan di bidang kesehatan sangat
perlu menyusun suatu Standarisasi sebagai pedoman/acuan dalam pelaksanaan tugas.

SPO yang telah disusun sesuai standar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
diharapkan akan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan di RS. Hj. Bunda Halimah dan
juga merupakan pedoman tertulis bagi karyawan dalam memberikan pelayanan secara
optimal, disamping itu sebagai tolak ukur penilaian terhadap penampilan kerja staf dikaitkan
dengan penertiban dan peningkatan mutu pelayanan yang hendak dicapai.

Kita menyadari bahwa penyusunan suatu STANDAR bukanlah hal yang


mudah.Standarisasi ini perlu dievaluasi kembali secara berkala dan diadakan perubahan sesuai
kebutuhan. Perubahan Pedoman dipengaruhi berbagai faktor antara lain kemajuan terkait
keilmuan global, kebijakan-kebijakan pusat, daerah, lokal, profesi atau kebijakan yang terkait
dengan profesi dan pelayanan di Rumah Sakit. Namun pada hakekatnya, baik buruknya suatu
Standarisasi tergantung dari kesungguhan untuk melaksanakan sesuai dengan Profesionalisme
Profesi masing-masing dalam memberikan pelayanan.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja
keras dan berpartisipasi aktif selama proses penyusunan standarisasi ini, khususnya karyawan
lingkup RS. Hj. Bunda Halimah yang telah meluangkan waktu, tenaga, materil dan pikiran
sehingga tersusun SPO yang akan dijadikan landasan pijak dalam memberikan setiap tindakan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu dengan ini saya menetapkan
penggunaan SPO ini sebagai pedoman, kebijakan serta prosedur tetap dalam memberikan
pelayanan kesehatan di RS. Hj. Bunda Halimah.

Ditetapkan
Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah
Batam

Drg. Bramantio, Sp.Ort


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
i
KATA SAMBUTAN DIREKTUR
ii
SOP ALUR PASIEN RAWAT JALAN
1
SOP AUSKULTASI
2
SOP MEMBERSIHKAN LUKA
3
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI ANAK
4
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI BEDAH
5
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI MATA
6
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI PENYAKIT DALAM
7
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI THT
8
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI THT
9
SOP MENERIMA PASIEN DIPOLI UMUM
10
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI GIGI
11
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI KEBIDANAN
12
SOP MENJAHIT LUKA
13
SOP PALPASI
14
SOP PEMBERSIHAN KARANG GIGI
15
SOP PENCABUTAN GIGI SUSU
16
SOP PROSEDURE TINDAKAN INJEKSI
17
SOP REFRAKSI
18
SOP MENGANGKAT JAHITAN
19
SOP MENGUKUR TEKANAN DARAH
20
SOP MEMBANTU PASIEN DUDUK DIKURSI
21
SOP MEMENUHI KEBUTUHAN EMOSIONAL
22
SOP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG SARUNG TANGAN DISPOSIBLE
23
SOP PENGGUNAAN MASKER
24
SOP STERILITATOR
25
SOP PERAWATAN LUKA BAKAR
26
SOP SOP MENGGANTI BALUTAN
27
SOP MERAWAT LUKA DEKUBITUS
28
SOP MENGUKUR SUHU BADAN
29
SOP MENGUKUR SUHU BADAN MELALUI ANUS
30
SOP MENGUKUR TEKANAN DARAH PADA BAYI
31
SOP MENGHITUNG NADI
32
SOP MENGHITUNG PERNAPASAN
33
SOP MENGUKUR TINGGI BADAN
34
SOP MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI
35
SOP MEMBUAT EKG 6 LEAD
36
SOP MEMBERIKAN NEBULIZER
37
SOP MELAKUKAN KOMUNIKASI LANGSUNG
38
SOP MELAKUKAN KOMUNIKASI TIDAK LANGSUNG
39
SOP MELAKUKAN KOMUNIKASI LISAN
40
SOP PENGISIAN LAPORAN MORBIDITAS PASIEN 41

SOP LAPORAN HARIAN RAWAT JALAN 42

SOP PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN 43


ALUR PASIEN RAWAT JALAN

No. Dokumen :
001/RSBH-SOP/B02 NO. REVISI HALAMAN
0 1/3

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur RS Hj Bunda Halimah
STANDAR

OPERASIONAL
1 Agustus 2019
PROSEDURE drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tentang cara penerimaan pasien rawat jalan baru /
ulang pada bagian pendaftaran poliklinik RS Hj. Bunda Halimah

TUJUAN Agar proses penerimaan pasien rawat jalan dapat terlakssana dengan
baik sesuai dengan tata tertib administrasi yang berlaku di RS Hj
Bunda Halimah
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No :
KEBIJAKAN 269/MENKES/PER/III/2008
2. Surat Keputusan Direktur No : 137/DIR/SK/VII/2011 Tentang
Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis II
1. Pasien / keluarga pasien tiba di RS Hj Bunda Halimah
mengambil nomor antrian pendaftaran sesuai dengan jenis / cara
pembayaran, selanjutnya pasien menunggu panggilan
pendaftaran.
2. Petugas pendaftaran memanggil nomor antrian pa
3. Untuk pasien lama / ulang cukup memberikan ka
ada ) pada petugas pendaftaran.
PROSEDUR 4. Petugas pendaftaran memasukkan nomor kartu pada komputer
5. Petugas melengkapi data pasien sesuai dengan identitas pasien
yang masih berlaku sekaligus menanyakan pasien akan berobat
ke poliklinik mana.
6. Petugas akan mencetak slip pembayaran sesuai dengan cara /
jenis bayar serta tracer
7. Tracer di cetak di dua tempat :
a. Pertama : di pendaftaran yang kemudian diberikan kepada
pasien sebagai nomor antrian di poliklinik yang dituju.
b. Kedua : di rekam medis digunakan sebagai ganti pengambilan
berkas rekam medis di rak penyimpanan.
8. Setelah pasien mendapatkan tracer kemudian petugas
mempersilakan pasien
sesuai dengan cara / jenis bayar
9. Petugas rekam medis mendistribusikan berka
pasien sesuai dokter / polklinik yang di tuju.
10. Perawat memanggil pasien sesuai nomor antrian
11. Untuk pasien pelanggan umum, setelah dilakuka
tindakan dokter mengisi slip pembayaran dan menuliskan resep
obat. Setelah itu pasien di persilakan ke kasir untuk melakukan
pembayaran dan pengambilan resep
12. Untuk pasien pelanggan perusahaan, pasien menandatangani
slip pembayaran dan resep obat setelah dilakukan tindakan /
pemeriksaan oleh dokter. Selanjutnya dokter mengisi slip
tagihan dan menuliskan resep obat. Slip tagihan di bagi dua.
Bagian pertaman diberikan kepada pasien dan di persilakan ke
kasir / apotek untuk pengambilan resep obat. Slip tindakan
pertinggal di poliklinik dan akan diserahkan ke kasir setelah
berakhirnya jam layanan poliklinik dengan menggunakan buku
ekspedisi.
Berkas rekam medis pasien diserahkan ke bagian rekam medis
dengan menggunakan buku ekspedisi.

1. Polikilinik
2. Fisioterapi
3. Ruang Bersalin / VK
4. Ruang Rawat Inap
5. Radiologi
UNIT TERKAIT 6. Laboratorium
7. Pendaftaran Rawat Inap
8. Kasir
9. Apotik

1. Berkas Rekam Medis ( status )


DOKUMEN TERKAIT 2. Slip pembayaran
3. Surat pengantar berobat ( jika ada )
4. Surat rujukan ( jika ada )
5. Hasil pemeriksaan penunjang ( jika ada )
AUSKULTASI

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
002/RSBH-SOP/B02
0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Auskultasi adalah melakukan pemeriksaan/mendengarkan


PENGERTIAN denyut jantung janin dengan alat doppler atau stetoscope
linen.
 Untuk mengetahui denyut jantungjanin
 Tanda pasti kehamilan
TUJUAN
 Anak hidup
Dilaksanakan pada setiap pasien yang datang
KEBIJAKAN berobat ke poliklinik kebidanan

I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur dalam keadan siap pakai.
2. Meja dan kursi.
3. Berkas catatan rekam medik pasien dan alat tulis
PROSEDURE 4. Alat untuk pemeriksaan terdiri dari :
Doppler
Stetoskop Linen
II. PELAKSANAAN
1. Pasien tidur telentang senyaman
mungkin.
2. Meletakkan doppler/stetoscope leneck pada
punggung kanan/kiri anak. Pada puntung
maksimum (pada letak kepala).
3. Meletakkan doppler/stetoscope lineck diatas
pusat (letakbokong/lintang).
4. Mencari 2 bunyi jantung anak (kehamilan
gemelli).

UNIT TERKAIT Semua Unit Pelayanan


MEMBERSIHKAN LUKA,MENGGANTI BALUTAN
DAN MENGANGKAT JAHITAN
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
003/RSBH-SOP/B02
0 1/3

Ditetapk
an,
Direk
Tgl. Terbit : tur
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDURE
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk merawat luka


PENGERTIAN
pasien mulai dari membersihkanluka,
mengganti balutan dan mengangkat jahitan.
1. Penyembuhan luka maksimal
TUJUAN 2. Mencegah infeksi pada luka
3. Pasien merasa nyaman

Pasien dengan masalah gangguan integritas kulit mendapatkan


KEBIJAKAN
perawatan luka yang baik sehingga penyembuhan luka
maksimal.
I. PERSIAPAN ALAT
Troli berisikan :
1. Bak instrumen steril berisi :
Kassa steril 1 bungkus (10helai)
Gunting jaringan 1
Pinset anatomis 2
Pinset cirurgis 1
PROSEDURE Kom kecil 1
2. Plester
3. Verban
4. Nierbeken
5. Perlak
6. Cairan desinfektan dalam tempatnya :
betadine/rivanol (sesuai dengan instruksi
dokter)
7. Gunting verban
8. Handscoon disposible 2 pasang
9. Cairan desinfektan dalam baskom
10. Tempat sampah tertutup

II. PROSEDUR
1. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien
2. Jaga privacy pasien (pasangskerem atau
tirai)
3. Siapkan pasien pada posisi yang
nyaman
4. Letakkan alas atau perlak dibawah bagian
yang akan dilakukan perawatan
5. Letakkan nierbeken ditempat yang aman
dan mudah dijangkau
6. Cuci tangan
7. Kenakan sarung tangan, lepaskan plester
atau balutan
8. Bila balutan masih merekat jangan dibasahi,
perlahan bebaskan balutan dari eksudat
yang mengering
9. Buang balutan kotor kenierbeken
10. Kaji integritas kulit
11. Lepaskan sarung tangan, buka bak
instrumen dan isi kom kecil dengan
cairan desinfektan, tutup kembali
12. Pakai sarung tangan kedua
13.Buka bak instrumen ambil 2(dua)
pinset anatomi lakukan pembersihan luka
dengan cara :
a. Luka kotor : lakukan pembersihan luka
mulai area pinggir luka bergerak ke arah
tengah luka dengan kassa steril yang
dibasahi cairan desinfektan
b. Luka bersih : lakukan pembersihan luka
mulai area tengah luka bergerak ke arah
pinggir luka dengan kassa steril yang
dibasahi cairan desinfektan.
14. Bila luka dalam, perlahan buat kassa
seperti kemasan dengan menekuk tepi
kassa dengan pinset kedalam luka
sehingga semua permukaan luka kontak
dengan kassa basah
15. Bila ada jahitan, angkat jahitan dengan cara :
mengangkat simpul jahitan dengan pinset
cirurgis ditarik keatas dengan hati-hati, jahitan
diguntingtepat berdekatan dengan kulit, ditarik
hati- hati kemudian dibuang ke nierbeken
16. Tutup luka
17. Semua peralatan yang digunakan dalam
tindakan membersihkan luka masukkan
kedalam baskom yang berisi cairan desinfektan
18. Sarung tangan dilepaskan
19.Pasien dirapikan dan alat-alat lain
Dibereskan
20.Cuci tangan
21.Catat pada catatan perawat, tentang luka dan
respon pasien
22. Bila ada jahitan, angkat jahitan dengan cara :
mengangkat simpul jahitan dengan pinset
cirurgis ditarik keatas dengan hati-hati, jahitan
diguntingtepat berdekatan dengan kulit, ditarik
hati- hati kemudian dibuang ke nierbeken
23. Tutup luka
24. Semua peralatan yang digunakan dalam
tindakan membersihkan luka masukkan
kedalam baskom yang berisi cairan desinfektan
25. Sarung tangan dilepaskan
26.Pasien dirapikan dan alat-alat lain
dibereskan
27.Cuci tangan
28.Catat pada catatan perawat, tentang luka dan
respon pasien

1. Rawat inap bedah


UNIT TERKAIT 2. Rawat inap penyakit dalam
3. Unit gawat darurat
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK ANAK

No. Dokumen :

004/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik anak untuk


PENGERTIAN mendapatkan pelayanan kesehatan anak.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
TUJUAN kebutuhannya.
Dilaksanakan pada setiap pasien yang datang berobat ke
KEBIJAKAN poliklinik anak.

I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai.
2. Meja dan kursi.
3. Berkas catatan rekam medik pasien dan alat
tulis.
4. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari :
Timbangan Bayi
PROSEDURE Timbangan dewasa
Senter
Stetoskop
Tensimeter
Thermometer
Pita centimeter
Tounge spatel
5. Buku catatan medik
II. PELAKSANAAN
1. Memanggil pasien masuk kepoliklinik anak
sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam
catatan rekam medik
3. Merumuskan masalah keperawatan
4. Merencanakan keperawatan
5. Melaksanakan tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi
6. Membuat evaluasi keperawatan.
7. Menyerahkan berkas catatan medik pasien
kepada dokter yang bertugas.
8. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian

1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Farmasi
5. Poli spesialis
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK
BEDAH
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
005/RSBH-SOP/B02
0 1/2

Ditetapk
an,
Direk
Tgl. Terbit : tur
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDURE
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik


bedah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
TUJUAN Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhannya.
KEBIJAKAN Dilaksanakan pada setiap pasien yang datang berobat ke
poliklinik bedah.
PROSEDURE I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai.
2. Meja dan kursi.
3. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari :
Senter
Tensimeter
Stetoscope
Timbangn dewasa/bayi
Alat untuk tindakn perawatan luka
4. Berkas catatan rekam medik pasien dan alat
tulis

II. PELAKSANAAN
1. Memanggil pasien masuk kepoliklinik bedah
sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam
rekam medik.
3. Mengukur tekanan darah dandicatat dalam
catatan perawatan.
4. Merumuskan masalah keperawatan.
5. Merencanakan tindakan
keperawatan
6. Melaksanakan tindakan keperawatan
7. Membuat evaluasi keperawatan.
8. Menyerahkan berkas catatan medik pasien
kepada dokter yang bertugas.
Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.
9. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.

UNIT TERKAIT 1. Rekam Medik


2. Keuangan
3. Unit penunjang medik
4. Farmasi
5. Poli spesialis
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK MATA

No. Dokumen :

006/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik mata untuk


PENGERTIAN mendapatkan pelayanan kesehatan
mata.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan
TUJUAN sesuai kebutuhannya.
Dilaksanakan pada setiap pasien yang datang
KEBIJAKAN berobat ke poliklinik kebidanan.

I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat ti
2. Meja, kursi dan alat tulis.
3. Berkas catatan rekam medik pasien.
4. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari:
a. Tensimeter/Stetoscop.
PROSEDURE b. Alat pemeriksaan visus
Optotip
Trial frame
Trial lens set 20 dioptri
PD meter
Kursi pasien
II. PELAKSANAAN.
1. Memanggil pasien masuk ke poliklinik mata
sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam
catatan rekam medik.
3. Mengukur tekanan darah/suhu dan mencatat
dalam rekam medik pasien.
4. Mengecek visus semua pasien kecuali balita.
5. Merumuskan masalah keperawatan.
6. Merencanakan tindakan keperawata.
7. Melaksanankan tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi.
8. Membuat evaluasi keperawatan.
9. Menyerahkan berkas catatan medik pasien
kepada dokter yang bertugas.
10. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.

1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Poli spesialis
5. Apotik
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK PENYAKIT
DALAM

No. Dokumen :

007/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik penyakit


PENGERTIAN dalam untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan
TUJUAN sesuai kebutuhannya.
Dilaksanakan pada setiap pasien yang datang
KEBIJAKAN berobat ke poliklinik penyakit dalam.

I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai.
2. Meja dan kursi
3. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari :
a. Tensimeter/Stetoscop.
b. Thermometer.
PROSEDURE c. Senter
d. Timbangan
e. EKG jika diperlukan
f. Reflek hammer
g. Tong spatel, dll yang diperlukan sesuai
dengan tindakan.
II. PELAKSANAAN.
1. Memanggil pasien masuk kepoliklinik
penyakit dalam sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam
catatan rekam medik.
3. Mengukur tekanan darah dandicatat dalam
catatan perawatan.
4. Merumuskan masalah keperawatan.
5. Merencanakan tindakan keperawatan.
6. Melaksanakan tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi.
7. Membuat evaluasi keperawatan.
8. Menyerahkan berkas catatan medik pasien
kepada dokter yang bertugas.
9. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.

1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Poli spesialis
5. Apotek
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK THT

No. Dokumen :

008/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik


PENGERTIAN THT untuk mendapatkan pelayanan kesehatan telinga, hidung
dan tenggorokan.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan
TUJUAN sesuai kebutuhannya.
Dilakukan pada setiap pasien yang datangberobat
KEBIJAKAN ke poliklinik THT.

1. PERSIAPAN ALAT
a. Kursi periksa pasien dalam keadaan siap pakai.
b. Meja dan kursi periksa dokterdalam
keadaan siap pakai.
c. Berkas catatan medik pasien dan alat tulis.
d. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari:
Lampu kepala
PROSEDURE Saction set dan tabung air
Spatel ( kayu atau besi)
masker disposible
Speculum hidung
Cairan H2O2, bethadin, alkohol dan handscoon
Forcep aligator, cerumen hak dan pelilit kapas
Kapas dan kassa
Albotil cairan dan gentamisin zalf
Kom alat kotor, sabun dan airbiasa
Tampon, plaster dan gibsun
2. PELAKSANAAN
a. Memanggil pasien masuk ke poliklinikTHT
sesuai urutan.
b. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam catatan
rekam medik.
c. Merumuskan masalah keperawatan.
d. Merencanakan tindakan keperawatan.
e. Menyerahkan berkas catatan medik pasien kepada
dokter yang bertugas.
f. Melaksanakan tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi.
g. Mengevaluasi tindakan keperawatan.
Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.

1. Rekam Medik
2. Keuangan
3. Unit penunjang medik
UNIT TERKAIT 4. Spesialis lain
5. Apotik
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK UMUM

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
008/RSBH-SOP/B02
0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik


PENGERTIAN umum untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
TUJUAN kebutuhannya.
Dilaksanakan pada setiap pasien yang datang berobat ke
KEBIJAKAN poliklinik umum.

I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur siap pakai.
2. Meja dan kursi.
3. Tensimeter/Stetoscop.
4. Timbangan dewasa/tinggi badan.
5. Senter.
6. Thermometer
PROSEDURE 7. Reflex Hammer
8. Berkas catatan rekam medik pasien dan alat
tulis.
PELAKSANAAN.
II.
1. Memanggil pasien masuk ke poli umum
sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam
catatan rekam medik.
3. Mengukur tekanan darah dandicatat dalam
catatan perawatan.
4. Merumuskan masalah keperawatan.
5. Merencanakan tindakan
keperawatan.
6. Melaksanakan tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi.
7. Membuat kolaborasi keperawatan.
8. Menyerahkan berkas catatan medik pasien
kepada dokter yang bertugas.
9. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.

1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Farmasi
5. Poli spesialis
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK
GIGI DAN MULUT

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
009/RSBH-SOP/B02
001 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik gigi dan


PENGERTIAN mulut untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
TUJUAN kebutuhannya.
Dilaksanakan pada setiap pasien yang datang berobat ke
KEBIJAKAN poliklinik gigi dan mulut.

I. PERSIAPAN ALAT
1. Dental unit dalam posisi normal, rapi dan
bersih.
2. Alat diagnostik (4 serangkai):
Kaca mulut
Pinset
PROSEDURE Sonde
Ekskavator
3. Cotton roll, catton pelet, tampon dan gelas
kumur.
4. Berkas catatan rekam medik pasien dan alat
tulis.

II. PELAKSANAAN
1. Memanggil pasien masuk kepoliklinik gigi
sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam
catatan rekam medik.
3. Menyerahkan berkas catatan medik pasien
kepada dokter yang bertugas.
4. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.

1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Farmasi
5. Poli spesialis
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK
KEBIDANAN
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
010/RSBH-SOP/B02
0 1/2

Ditetapk
an,
Direk
Tgl. Terbit : tur
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDURE
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik kebidanan


PENGERTIAN untuk mendapatkan pelayanan kebidanan.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
TUJUAN
kebutuhannya.
Dilaksanakan pada setiap pasien yang datang berobat ke
KEBIJAKAN
poliklinik kebidanan.
I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur siap pakai.
2. Meja dan kursi.
3. Berkas catatan rekam medik pasien dan alat tulis.
4. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari:
•Tensimeter/Stetoscop.
•Thermometer.
PROSEDURE • Dopler/Stetoscop bidan.
•Centimeter
•Timbangan dewasa/tinggi badan.
•Reflex hammer.
II. PELAKSANAAN.
1. Memanggil pasien masuk ke poliklinik
kebidanan sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam catatan
rekam medik.
3. Menimbang berat badan, mengukur tensimeter dan
mengukur tinggi badan.
4. Melakukan pemeriksaan : palpasi dan auskultasi
pada ibu hamil dan catat dalam catatan kebidanan.
5. Merumuskan masalah kebidanan.
6. Merencanakan tindakan kebidanan.
7. Melaksanankan tindakan kebidanan mandiri dan
kolaborasi.
8. Membuat evaluasi kebidanan.
9. Menyerahkan berkas catatan medik kepada dokter
yang bertugas.
10. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.

UNIT TERKAIT 1. Rekam Medik


2. Keuangan
3. Unit penunjang medik
4. Farmasi
5. Poli spesialis
MENJAHIT LUKA

No. Dokumen :

011/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Menyatukan jaringan / kulit yang luka robek dengan cara menjahit


PENGERTIAN luka dengan benang.

1. Memperbaiki jaringan yang rusak


TUJUAN 2. Menghentikan pendarahan

3. Membantu mempercepat penyembuhan pada luka


Tindakan menjahit luka yang dilakukan di ruang IGD sesuai dengan
KEBIJAKAN prosedur (pada luka robek karena trauma)

1. Klarifikasi waktu tindakan


2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang
pada pasien
3. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
PROSEDURE 4. Persiapan alat-alat didekatkan dengan pasien
5. Perawat cuci tangan
6. Petugas memakai handscoon bersih
7. Mengatur posisi pasien sesuai keadaan luka
8. Memberikan daerah sekitar luka dari kotoran, darah kering
sebelum dijahit
9. Membantu dokter dalam melakujkan penjahitan, meliputi:
a. Menesinfeksi
b. Memberikan anastesi lokal
c. Mencuci luka dengan H202 dengan caar menekan secara
hati- hati
d. Membilas luka dengan aquadest
e. Membuang jaringan nekrotik
f. Menjahit luka
g. Membersihkan sekitar luka
10. Menutup luka dengan kain kasa steril kemudian sekitarnya
dibersihkan sampai bersih dan kering.
11. Memfiksasi kasa dengan plester
12. Membalut luka dengan verband
13. Jelaskan pada pasien bahwa prosedur telah selesai
14. Perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT Seluruh Pelayanan Kesehatan


PALPASI

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
012/RSBH-SOP/B02
0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
PROSEDURE

Melakukan pemeriksaan raba pada perut ibu hamil.


PENGERTIAN
Untuk menentukan :
TUJUAN Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya
kehamilan.
Menentukan letaknya anak dalam rahim.
Dilaksanakan pada setiap pasien yang datang berobat ke
KEBIJAKAN poliklinik kebidanan.

I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai.
2. Meja dan kursi.
3. Berkas catatan rekam medik dan alattulis.
4. Alat untuk pemeriksaan terdiri dari:
Doppler
PROSEDURE Stetoskop Linel
Centimeter

II. PELAKSANAAN
1. Leopold I
a. Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat
paha.
b. Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan
melihat kearah penderita.
c. Rahim dibawa ketengah.
d. Tingginya fundus uteri ditentukan.
e. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus.
- Sifat kepala ialah keras, bundar dan melintang.
- Sifat bokong lunak, kurangbundardan melintang.
- Pada letak lintang fundus uteri kosong.
f. Sebelum bulan ketiga fundus uteri belum dapat
diraba dari luar.
g. Akhir bulan III (12 minggu) fundus uteri 1 – 2 jari atas
symphysis.
h. Akhir bulan IV (16 minggu) pertengahan antara
symphysis pusat.
i. Akhir bulan V (20 minggu) 3 jari bawah pusat.
j. Akhir bulan VI (24minggu) setinggi pusat.
k. Akhir bulan ke VII (28 minggu) 3 jari atas pusat.
l. Akhir bulan VIII (32 minggu) pertengahan
procxyphoideus pusat.
m. Akhir bulan ke IX (36minggu) sampai arcus costarum
atau 3 jari dibawah procxyphoideus. Jadi fundus uteri
palingtinggi pada akhir bulan ke IX, setelah bulan ke
IX fundus uteri pada primigravida turun lagi karena
kepala mulai turun ke dalam rongga panggul.Pada
seorang multi gravida yang berbaring, fundus uteri
tetap setinggi arcus costarum dan menonjol kedepan.
Jadi leopold I untuk menentukan tuanya kehamilan dan
bagian apa terdapat dalam fundus.
2. Lepold II
a. Kedua tangan pindah kesamping.
b. Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak
terdapat dipihak yang memberikan rintangan yang
terbesar. Carilah bagian-bagian kecil biasanya terletak
bertentangan dengan pihak yang memberikan
rintangan yang terbesar.
c. Kadang-kadang disamping terdapat kepala atau bokong
jika letak lintang. Jadi leopold II untuk menentukan
dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya
bagian-bagian kecil.

3. Leopold III
a. Menggunakan satu tangan saja.
b. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya.
c. Cobalah apakah bagian bawahmasih dapat
digoyangkan. Jadi leopold III untuk menentukan apa
yang terdapat dibagian bawah dan apakah bagian
bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu
atas panggul.
4. Leopold IV
a. Pemeriksa merubah sikapnya melihat kearah kaki
sipenderita.
b. Dengan kedua tangan tentukan apa yang menjadi bagian
bawah.
c. Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam
pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian
bawah kedalam rongga panggul.
d. Jika kita rapatkan kedua tanggan pada permukaan
bagian terbawah dari kepala yang masih teraba dari
luar dan :
o Kedua tangan itu convergent hanya bagian kecil
dari kepala turun kedalam rongga.
o Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari
kepala masuk ke dalam rongga panggul.
o Jika kedua tangan divergent, maka bagian
terbesar dari kepala masuk kedalam rongga
panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah
melewati pintu atas panggul.
Kalau pada kepala yang telah masuk dalam
P. A. P kita masuk kan tangan kedalam rongga
panggul maka satu tangan akan lebih jauh masuk.
Sedangkan tangan satunya tertahan oleh tonjolan
kepala. Tonjolan kepala pada fleksi disebabkan oleh
daerah dahi, sedangkan pada letak defleksi oleh
belakang kepala.
Kalau tonjolan kepala bertentangan dengan bagian
kecil, maka anak dalam letak defleksi.
Kalau tonjolan kepala sepihak dengan bagian kecil,
maka anak dalam letak fleksi. Jadi leopold IV untuk
menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga
panggul.

UNIT TERKAIT Semua Unit Pelayanan


PEMBERSIHAN KARANG GIGI
(SCALLING)

No. Dokumen :

013/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Membersihkan permukaan gigi dari sisa makanan, plak, stain


PENGERTIAN (kotoran yang berasal dari kafein) dan karang gigi.
Menghindari gigi goyang, bau mulut, gusi berdarah,
TUJUAN periodontitis (peradangan pada jaringan periodontal).
Dilaksanakan pada setiap pasien dengan oitis(oral hygiene
KEBIJAKAN index simplyfied).

I. PERSIAPAN ALAT
1. Dental unit dalam posisi norma
bersih.
2. Instrumen diagnosa dan scaller.
3. Catton roll, catton pelet.
4. Anti septik, larutan untuk menghilangkan
stain pada gigi(OCCO, dll).
PROSEDURE PELAKSANAAN
II.
1. Mempers
(kursi gig
2. Petugas memasang masker dan
handscoon.
3. Pasien disuruh berkumur-kumur.
4. Oleskan antiseptik pada gusi disekitar gigi
yang akan discalling.
5. Melakukan scalling.
6. Jika masih ada karang gigi yang masih kuat
menempel dipermukaan gigi (stain) oleskan
OCCO dengan menggunakan catton pelet.
7. Bersihkan kembali karang gigi sampai bersih.
8. Pasien disuruh berkumur-kumur.
9. Oleskan antiseptik pada gusi disekitar gigi
yang sudah discalling.
10. Berikan penyuluhan kepada pasien.
11.Pasien dipersilahkan pulang.
12.Alat dicuci dan disterilkan.
13.Petugas melepaskan masker dan
handscoon.
14. Cuci tangan dengan sabun.

1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Farmasi
5. Poli spesialis
PENCABUTAN GIGI SUSU

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
014/RSBH-SOP/B02
0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Melakukan tindakan pencabutan gigi susu persistensi


PENGERTIAN (berdempet) dengan mobility (goyang)dengan topikal anestesi..
Mencegah terjadinya pertumbuhan gigi berdempet/tidak
TUJUAN beraturan
Dilaksanakan pada setiap pasien dengan gigi susu persistensi.
KEBIJAKAN

I. PERSIAPAN ALAT
1. Dental unit dalam keadaan normal, bersih
dan rapi.
2. Instrumen diagnosa, tang gigi sesuai dengan
gigi yang dicabut.
3. Kapas, tampon, anti septik, topical
PROSEDURE
II. PELAKSANAAN
1. Mempers
(kursi gig
2. Pasien disuruh berkumur-kumur.
3. Petugas menggunakan maskerdan
handscoon.
Semprotkan chlor ethyl pada kapas dan rasakan
pada kulit pasien(supaya pasien tidak kaget).
5. Tempelkan dan tekan kapas yang sudah
disemprot chlor ectyl pada kedua sisi gusi yang
akan dicabut.
6. Cabut gigi dengan tang.
7. Socket ditutup dengan tampon yang telah
diberi antiseptik.
8. Beri instruksi kepada pasien :
Jangan sering berkumur-kumur.
Jangan makan dan minum yangpanas.
Luka bekas pencabutan jangan
dipegang/dimainkan dengan lidah.
9. Pasien dipersilakan pulang.
10. Alat dicuci dan disterilkan.

1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Farmasi
5. Poli spesialis
PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
015/RSBH-SOP/B02
0 1/4

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDURE
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Memasukkan zat cair/obat tertentu kedalam jaringan


PENGERTIAN
tubuh dengan mempergunakan semprit danjarum
suntikan yang steril.
1. Untuk memperoleh
TUJUAN dengan injeksi parental lain
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
Penyuntikan adrenalin 0,1 cc SC/ IM bila pasien mengalami syok
KEBIJAKAN setelah penyuntikan (dengan tanda-tanda : sesak, pingsan, kelainan kulit
?
I. PERSIAPAN ALAT
Kereta injeksi berisi :
1. Bak spuit dengan tutupnya
2. Spuit disposible steril
3. Tempat kapas alkohol dan kapa s bensin
4. Nierbeken
5. Gergaji ampul
PROSEDURE 6. Pelarut obat : Aqua/Nacl
7. Obat yang diperlukan
8. Perlak
9. Torniquet/tali pengikat
PELAKSANAAN
II.
1. Mengisi spuit injeksi
• Perawat mencuci tangan terlebih
• dahulu
Membuka ampul/flakon dengan
sebelumnya memeriksa etiket
dan daftar atau buku injeksi
• Bak spuit dibuka tutupnya,
diletakkan terbalik
• Alat-alat dijaga agar tetap steril,jarum
dipasang dengan kokoh dan bak ditutup
• Spuit diisi dengan memeriksa
etiket dengan hati-hati, jarum
dimasukkan kedalam ampul lalu
obat dihisap
• Udara didalam spuit dikeluarkan
dengan menarik jarum tegak lurus
keatas, sejajar dengan mata
• Jarum dijaga agar tetap steril, siap
dibawa kepasien beserta kapas
alkohol dan didalam bak spuit
2. Penderita diberi penjelasan tentang
pengobatan yang akan dilakukandan
lingkungan disiapkan
3. Memberi suntikan
• Daerah yang akan disuntik dengan
kapas alkohol 70 % lalu obat
disuntikkan setelah terlebih
dahulu mengeluarkan udaranya
• Lakukan aspirasi kemudian
obat dimasukkan perlahan-
lahan
• Bila obat telah masuk seluruhnya jarum
diangkat dengan memegang
pingstonnya sementara kulit ditahan
dengan kapas alkohol
• Bekas suntikan dihapus dengan kapas
alkohol dan dimassage perlahan-
lahan
• Spuit bekas dimasukkan kedalam
tempat yang sudah disediakan
• Perawat mencuci tangan

Hal-hal yang harus diperhatikan:


a. Mengetahui cara melarutkan obat antibiotika yang
umumnya dibuat dalam bentuk serbuk sehingga perlu
dilarutkan terlebih dahulu.
b. Mengetahui cara penyuntikan obat apakah IC, IM, SC, IV
dan lokasi yangtepat.
1. Bila IC :
Pemberian suntikan 1/3 bagian ataslengan
bawah
Jumlah larutan 0,1 cc
Sudut antara jarum injeksi dengan kulitadalah 15
derajat
Pergunakan jarum insulin
2. Bila SC :
Pemberian suntikan 1/3 bagian tengah lengan atas
bagian luar atau 1/3 bagian tengah paha bagian
luar
Sudut antara jarum injeksi dengan kulit45 derajat
Jarum dimasukkan keotot 2/3bagian
3. Bila IM :
Pemberian suntikan pada darso gluteal/ventro
lateral gluteal/latero femoral
Cara menyuntik : jarum dimasukkan tegal lurus
dengan cara memanah
Jarum dimasukkan keotot 2/3 atauseluruhnya kedalam
otot
Jangan lupa aspirasi terlebih dahulu, bila terdapat
gelembung-gelembung udara, bila dapat
dimasukkan/diinjeksi
4. Bila IV :
Pemberian suntikkan pada tempat yangvenanya
cukup besar
Sebelum jarum dimasukkan kedalam vena,
lakukan pembendungan terlebih dahulu
Aspirasi sampai darah keluar, baru
pembendung dilepas
Obat dimasukkan perlahan-lahan sementara
pasien dianjurkan melemaskan badannya
c. Mengetahui obat mana yang boleh dicampur dan mana
yang tidah.
d. Kapas alkohol jangan terlalu basah atau terlalu
kering.
e. Pada tiap botol obat periksa :
Etiket : nama obat, dosis, expired date, cara
penyuntikan dan cara amelarutkan dalam
beberapa cc
Warna obat, bila berubah warna artinya obat
sudah rusak dan jangan dipakai
f. Harus mengetahui bahwa penyuntikan :
Trauma, misalnya :
Jarum tertanam dalam tulang sehingga patah
Bila kena syaraf dapat menyebabkan lumpuh
Infeksi karena kurang sterilisasi
Abses, karena teknik pemberian yang kurang
baik, sehingga obat tetap/ lama dalam jaringan
lemak
Alergi
Emboli udara
Salah memberikan injeksi, misalnya tidak
tepat atau salah memberikan kepada orang
lain.
g. Pemberian Suntikan harus seijin dokter
h. Perhatikan kesterilan alat, setiap pasien menggunakan
satu jarum. Khusus untuk IV setiap pasien mempunyai
satu jarum atau spuit.
i. Perhatikan reaksi pasien setelah disuntik.
j. Jangan salah memberikan obat atau salah
memberikan kepada orang lain.
k. Jangan salah memberikan obat atau salah
memberikan kepada orang lain.
l. Setiap selesai menyuntik pasien, beri tanda tangan pada
buku catatan injeksi.
m. Bila pasien sering mendapat suntikan, usahakan agar
tidak selalu ditempat yang sama.
n. Dosis obat dihitung dengan tepat.
o. Untuk obat flakon, jarum untuk menyedot usahakan lebih
besar dan berbeda dengan jarum untuk menyuntik kepasien
jarum penyedot ditutup dengan kassa steril.
p. Tidak semua obat dapat dicampur dalam satu spuit, juga
dengan tempat penyuntikkan (khusus IM).
q. Waktu memasukkan obat, jangan terlalu cepat tetapi
perlahan-lahan, baik untuk IM maupun IV.
r. Khusus untuk penderita hepatitis, spuit dan jarum
dipisahkan dari spuit dan jarum pasien yang lain.
s. Pada pasien yang memakai infus, pemberian obat IV
dilakukan melalui karet infus, perhatikan udara yang
masuk.
t.
Teknik pemberian obat secara IV, lubang jarum mengarah
keatas.
Bila pasien mempergunakan spuit disposible,jangan lupa
u.
mencatat pemakaiannya distatus pasien.

UNIT TERKAIT Semua Unit Pelayanan


REFRAKSI

No. Dokumen :

016/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pemeriksaan kelainan pada sistem optik mata.

Memberikan pelayanan pemeriksaan kepada pasien


TUJUAN untuk mendapatkan penglihatan yang optimal.

Memberikan koreksi yang tepat kepada pasien sesuai


KEBIJAKAN dengan kebutuhan pasien saat itu.

I. PERSIAPAN ALAT
1. Kursi pasien
Kursi pas
kebutuhan pemeriksaan
2. Trial lens set 20 dioptri
3. Trial frame
4. Optoptip
PROSEDURE 5. Senter
6. PO meter
7. Jager tes
8. Lensometer

II. PELAKSANAAN.
Pemeriksaan
1. Pasien dipersilakan duduk pada
yang sudah disiapkan.
2. Pemeriksaan mata dilakukan pada mata kanan
terlebih dahulu
Periksa visus SC terlebih dahulu
Periksa visus kacamata lama, jikapasien
sudah pernah menggunakan kacamata.
3. Setelah didapatkan visus SC, maka berikan
lensa koreksipasien.
4. Berikan lensa spheris (-) minus pada
kelainan miopia. Berikan spheris (-)
terkecil pada koreksi visus 6/6.
5. Berikan lensa spheris (+) plus pada
kelainan hypermetropia. Berikan spheris (-
) terbesar pada koreksi visus 6/6.
6. Berikan lensa cyllyndris +/-pada penderita
kelainan astigmat
7. Gunakan tekhnik cross clynder atau foging
terbaik.
Setelah didapatkan koreksi pada kedua
mata secara bergantian maka selanjutnya
dilakukan tes binoculerety.

1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Poli spesialis
5. Apotik
MENGANGKAT JAHITAN

No. Dokumen :

017/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Suatu tindakan yang dilakukan untuk melepaskan benang jahitan dari


PENGERTIAN kulit

1. Mempercepat penyembuhan luka


TUJUAN 2. Mempercepat proses pertumbuhan jaringan
3. Memberi rasa nyaman pada pasien
4. Mencegah infeksi
Tindakan yang dilakukan untuk mengangkat jahitan sesuai dengan
KEBIJAKAN prosedur pada jahitan : post operasi, jahitan luka robekan karena trauma

1. Klarifikasi waktu kontrak tindakan


2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang
pada pasien
3. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
PROSEDURE 4. Persiapan alat-alat didekatkan dengan pasien
5. Perawat cuci tangan
6. Perawat memakai handscoon
7. Buka penutup luka/verban searah tumbuhnya rambut dan
balutan secara hati-hati
8. Bersihkan luka dengan desinfektan (alcohol 70%, NaCl 0,9%)
dengan arah dari daerah bersih ke kotor.
9. Jelaskan pada pasien bahwa tindkaan sudah selesai
10. Melepas handscoon
11. Perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT Seluruh Pelayanan Kesehatan


MENGUKUR TEKANAN DARAH

No. Dokumen :

018/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Pengukuran kekuatan yang dihasilkan oleh jantung sewaktu darah


PENGERTIAN dipompakan melalui dinding pembuluh darah. Tekanan darah dapat
diukur dalam mmHg serta dicatat sebagai nilai sistolik dan diastolic.
1. Mengetahui tekanan darah
TUJUAN 2. Mengetahui keadaan umum pasien
3. Mengetahui perkembangan penyakit
4. Membantu menentukan diagnosa

KEBIJAKAN Memberikan tindakan kepada pasien dengan mengukur tekanan darah


sehingga dokter dapat memberikan therapy secara tepat.
1. Klarifikasi waktu kontrak tindakan
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
pada pasien
3. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
PROSEDURE 4. Persiapan alat-alat didekatkan dengan pasien
5. Perawat cuci tangan
6. Memakai handscoon
7. Atur posisi pasien rileks dan nyaman, lengan setinggi jantung
8. Singsikan lengan baju pasien, posisi telapak tangan
menghadap ke atas
9. Pasang manset 2,5 cm di atas fosa cubiti
10. Pasang manset tidak terlalu erat dan tidak terlalu longgar
11. Hubungkan pipa tensimeter dengan pipa manset bila belum
terpasang
12. Jelaskan pada pasien bila prosedur telah selesai
13. Perawat melepas handscoon
14. Perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT Seluruh Pelayanan Kesehatan


MEMBANTU PASIEN DUDUK DI KURSI RODA

No. Dokumen :

019/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Memberikan bantuan pada pasien agar dapat pindah dari tempat


PENGERTIAN tidur ke kursi roda

1. Memberikan rasa aman


TUJUAN 2. Mencegah terjadinya kecelakaan atau jatuh dari pindah

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan pergerakan terbatas.

Kriteria
1. Membantu pasien turun dari tempat tidur
2. Memberi penjelasan pasien
3. Menggerakkan jari-jari kaki pasien
4. Embantu pasien bangun
PROSEDURE 5. Membantu pasien dududuk
6. Membantu pasien menggeser duduk ketepi tempat tidur
7. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda dengan
memapah pasien dan mengangkat kakinya untuk duduk di
kursi roda
8. Mengobservasi keadaan umum pasien
9. Memasang selimut dan merapikan
10. Mendorong kursi roda dengna perlahan-lahan
11. Menurunkan pasien dari kursi roda perlahan-lahan
selanjutnya dibantu naik ke tempat tidur
Standar alat :
1. Kursi roda 1 buah
2. Bantal 1 buah
3. Selimut 1 helai
4. Kursi 1 buah
Standar persiapan pasien
1. Memberi penjelasan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. Hindari rasa malu pasien

Cara Kerja :
1. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
2. Siapkan kursi roda di pinggir dan sejajar pada bagian kepala
tempat tidur
3. Mengunci kursi roda dan membuka tempat kakinya
4. Perawat cuci tangan
5. Kedua kaki pasien di geser ke tepi tempat tidur dan dibantu
untuk duduk dengan kaki terjuntai
6. Perawat berdiri di depan pasien dengan kaki direntangkan
7. Perawat meletakkan kedua tangan di bawah ketiak pasien dan
jari-jari melebar menutup bagian atas
8. Pasien dibantu untuk berdiri
9. Menganjurkan pasien untuk membelakangi kursi roda
10. Kedua tangan pasien memegang kedua tangan kursi roda
kemudian dibantu untuk duduk di kursi roda
11. Memasang kembali tempat kaki dan meletakkan kaki pasien di
atasnya
12. Mengobservasi keadaan umum pasien dan kalau perlu beri
bantal untuk membantu sandaran kepala dan pasien
diselimuti
13. Perawat cuci tangan
UNIT TERKAIT Seluruh Pelayanan Kesehatan
MEMENUHI KEBUTUHAN EMOSIONAL PASIEN DENGAN
PELAKSANAAN KOMUNIKASI THERAPEUTIK

No. Dokumen :

020/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Membantu dan memberikan kemudahan kepada pasiendan


PENGERTIAN keluargauntuk berkomunik asidua arah (therapeutik) dalam
memenuhi kebutuhan emosional
1. Memotivasi pasien un tuk mengemukakan perasaannya
TUJUAN 2. Memberikan rasa nyaman

3. Mendapatkan informa si yang jelas

KEBIJAKAN Dilakukan pada semua pasien yang mendapatkan pelayanan asuhan


keperawatan

Kriteria
1. Memanggil pasien sesuai dengan nama dan statusnya
2. Menggunakan bahasa yang dapat dimengerti
3. Menampilkan sikap yang ramah dan sopan
4. Memperhatikan dan mendengarkan keluhan pasien
PROSEDURE 5. Memotivasi pasien untuk mengemukakan perasaannya

Cara Kerja :
1. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik berikut sesuai
dengan situasi dan kondisi :
a. Mendengarkan (listening)
Merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan
mendengarkan perawat mengetahui perasaan pasien. Beri
kesempatan lebih banyak pada pasien untuk bicara
b. Pertanyaan terbuka (bread opening)
Memberi kesempatan untuk memilih
c. Mengulangi (restarting)
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan pasien
Gunanya untuk menguatkan ungkapan pasien dan
memberi indikasi perawat mengikuti pembicaraan
pasiensien untuk bicara.
d. Klarifikasi
Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar
atau pasien malu mengemukakan informasi, informasi yang
diperoleh tidak lengkap atau mengemukakannya pindah-
pindah

e. Refleksi, berupa :
1) Refleksi isi, memvalidasi apa yang didengar.
Klarifikasi ide yang diekspresikan pasien dengan
pengertian perawat
2) Refleksi perasaan, memberi respons pada perasaan
pasien terhadap isi pembicaraan agar pasien
mengetahui dan menerima perasaannya
f. Memfokuskan (focusing)
Membantu pasien bicara pada topik yang penting. Dan
menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih
spesifik, lebih jelas dan fokus pada realitas.
g. Membagi persepsi (sharing)
Meminta pendapt pasien tentang hal yang perawat rasakan
dan pikirkan. Dengan cara ini perawat dapat meminta
umpan balik dan memberikan informasi
h. Pengenalan tema (indentification thema)
Latar belakang masalah yang dialami pasien yang muncul
selama percakapan. Gunanya untuk meningkatkan
pengertian dan mengeksplorasi masalah yang penting
i. Diara (siliace)
Cara yang sukar, biasanya dilakukan setelah mengajukan
pertanyaan. Tujuannya memberi kesempatan berpikir dan
memotivasi pasien untuk bicara. Pada pasien yang menarik
diri, teknik diam berarti perawat menerima pasien.
j. Informasi (informating)
Memberi informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan
k. Saran
Memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah. Tepat
dipakai pada fase k erja dan tidak tepat pada fase awal
hubungan

UNIT TERKAIT Seluruh Pelayanan Kesehatan


PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG SARUNG TANGAN
DISPOSIBLE

No. Dokumen :

021/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Salah satu alat pelindung diri yang berfungsi untuk melindungi kontak
PENGERTIAN kulit pada bagian tangan termasuk jari-jari untuk sekali pakai saat
melakukan pekerjaan yang beresiko kontaminasi melalui kontak kulit
Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dan kesehatannya dalam
TUJUAN melaksanakan pekerjaan dengan melindungi tangan dan jari- jari luka,
lecet, dan infeksi

KEBIJAKAN Menekan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

1. Ambil sarung tangan yang disediakan


2. Pastikan sarung tangan dalam keadaan bersih d
3. Buka telapak tangan dan renggangkan jari-jari tangan
4. Masukkan jari-jari ke sarung tangan yang berbentuk jari-jari sesuai
dengan bentuknya.
PROSEDURE
5. Sarung tangan digunakan oleh petugas Rumah Sakit apabila yang
bersangkutan bersentuhan dengan :
Bahan-bahan yang mengandung infeksi
Bahan-bahan yang dapat mengakibatkan iri tasi
6. Buang sarung tangan bila telah selesai digunakan
UNIT TERKAIT Unti Keperawatan Gawat Darurat, Bedah, Rawat Jalan, Rawat Inap
dan VK
PENGGUNAAN MASKER

No. Dokumen :

022/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Tindakan menutupi hidung dan mulut yang berfungsi untuk


PENGERTIAN melindungi sistem pernapasan saat melakukan pekerjaan yang beresiko
kontaminasi melalui udara dan untuk sekali pakai
1. Melindungi selaput
TUJUAN tindakan dan perawatan yang memungkinkan
darah dan cairan tubuh lainnya termasuk tindakan ortopedic atau
perawatan gigi
2. Melindungi dari infeksi yang ditularkan lewat udara

KEBIJAKAN 1. Masker sebagai alat pelindung


2. Masker digunakan saat di kamar operasi

1. Persiapan alat : masker dari bahan kain (sintetis) yang berpori


atau masker disposible
2. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan sebelum menggunakan masker
b. Kenakan masker hingga hidung dan mulut tertutup
PROSEDURE
c. Masker hanya digunakan saat berada di ruang perawatan
pasien atau dalam kamar operasi. Gunakan masker steril
khusus untuk tindakan steril.
d. Digunakan masker maksimal 24 jam tetapi dapat diganti
bila tercemar atau lembab.
e. Masker sekali pakai dibuang bersama sampah medis,
masker kain dicuci bersama linen terinfeksi

UNIT TERKAIT Ruang perawatan, kamar operasi, kamar bersalin, unit binatu, bagian
kebersihan
STERILISATOR

No. Dokumen :

023/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Sterilisator adalah suatu alat elektronik yang digunakan untuk


mensterilkan alat-alat atau instrumen medis sehingga bebas dari kuman

TUJUAN Sebagai acuan penera pan langkah-langkah penggunaan alat


sterilisator untuk mensterilkan alat-alat atau instrument medis

KEBIJAKAN Steril mutlak harus dipertahankan dalam tindakan medik bedah atau
tindakan tindakan invasisf untuk mencegah terjadinya infeksi dan
infeksi nosokomial
1. Masukkan air pada sterilisator sesuai indikator
pada sterilisator kosong untuk proses penguapa
2. Jika sudah masukkan alat instrument medis yang akan diterilisasi
3. Sambungkan stop kontak dan tekan tombol on
4. Atur derajat y ang dikehendaki (170 derajat celcius)
PROSEDURE
5. Atur timer untuk lama pensterilan sesuai yang dikehendaki (1 jam)
6. Bila telah selesai proses penyeterilan tekan tombol power off
7. Ambil alat yang sudah disterilkan dan rapikan dan letakkan pada
tempatnya hingga siap digunakan
8. Cabut kabel stop kontak
9. Buang air pada tabung sterilisator hingga habis dan rapihkan alat
seperti kabel letakkan di tempat yang aman

UNIT TERKAIT - Unit rawat inap


- UGD
- Unit rawat jalan
ALAT TENSI METER

No. Dokumen :

024/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu cara menggunakan dan memelihara alat tensimeter yang


dipergunakan untuk mengukur tekanan darah jantung di dalam tubuh
yang ditunjukkan dengan sistole dan diastole

TUJUAN Sebagai pedoman dalam penerapan langkah-langkah pemakaian dan


pemeliharaan alat tensimeter

KEBIJAKAN Setiap alat yang dipakai harus dicek kelengkapannya, baik atau rusak
dan dirawat dengan baik

1. Perawat memeriksa balon manset dan sambungkan dengan selang


udara.
2. Bila tensi meter yang menggunakan air raksa, maka perawat
memeriksa dahulu level air raksa (dalam batas lebel 0)
PROSEDURE 3. Perawat membuang sisa angin dalam manset.

4. Perawat meletakkan dan mengikatkan manset pada lengan kiri


pasien
5. Perawat menutup katup pembuang udara pada balon.

6. Perawat memompa beberapa kali sampai level air raksa


menunjukkan ± 200.
7. Perawat membuka katup pembuang udara perlahan-lahan sambil
mendengarkan denyut A. radialis dengan stateskop dan tentukan
level air raksa pada saat detak pertama dan detak terakhir terdengar.

UNIT TERKAIT - Unit rawat inap


- UGD
- Unit rawat jalan
PERAWATAN LUKA BAKAR

No. Dokumen :

025/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Membersihkan perawatan luka secara khusus pada pasien yang


mengalami luka bakar

1. Membersihkan luka dari kotoran kropeng atau jaringan yang mati


TUJUAN 2. Mencegah infeksi

3. Mempercepat penyem buhan

KEBIJAKAN Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan

a. Persiapan alat :
1. Alat tenun
2. Set ganti balutan
3. Spuit 10 cc
4. Kain kasa
PROSEDURE 5. Verband sesuai dengan ukuran kebutuhan
6. Sarung tangan, scort,masker
7. Obat penenang (bila perlu) dan analgetik
8. Larutan desinfektan / pk
9. Bengkok
b. Cara kerja :
1. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Sebelum tindakan:
a. Bak mandi dibersihkan dan didesinfeksi
b. Mengisi bak mandi dengan air bersuhu 37-43 derajat
c. Memasukkan desinfekan / pk ke dalam bak mandi dengan
konsentrasi sesuaiaturan
d. Memberikan suntikan analgetik sesuaiprogram bila
diperlukan
3. Selama tindakan
4. Pasien diantar ke ruang khusus
5. Pasien dipersiapkan dengan menaggalkan baju
6. Perawat menggunakan hand scoend, scort,masker
7. Perawat membantu memandikan bak mandi
Merendam pasien ke dalam bak mandi
Mengambil cairan PK sebelum dan sesudah pasien
direndam
Membuang jaringan nekrotik
Memecahkan bullae
DOKUMEN TERKAIT: Status Rekam Medik

UNIT TERKAIT - Unit rawat inap


- Unit rawat jalan
MENGGANTI BALUTAN

No. Dokumen :

026/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Menukar balutan/penutup luka yang sudah kotor atau lainnya, dengan
penutup atau pembalut luka yang baru

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi


2. Memberikan rasa aman dan nyaman padapasien dan orang lain

KEBIJAKAN Dilakukan pada setiap luka yang dibalut, pada waktu-waktu tertentu
atau bila diperlukan
1. Persiapan alat :
a. Steril :
1) Pinset anatomis 2 buah, atau sarung tangan
2) Pinset chirurgis 1 buah
3) Gunting angkat jahitan 1 buah
PROSEDURE 4) Kom steril 2 buah
5) Kassa steril secukupnya
6) Kapas steril secukupnya
7) Lidi kapas secukupnya
b. Tidak steril
1) Bengkok
2) Gunting plester
3) Plester
4) Korentang
5) Alas dan perlak
6) Alkohol/wash bensin
7) Larutan NaCl fisiologis dan Betadine
2. Pelaksanaan :
a. Mencuci tangan
b. Menjaga privacy dan kenyamanan pasien
c. Mempersiapkan alat dan pasien :
Mintakan inform consent lisan, menyiapkan plester,
memasang alat/perlak, mendekatkan bengkok, paket
steril di buka dengan benar
d. Membuka balutan lama :
Lepas balutan lama dengan menggukana pinset anatomis ke-
1 tadi, kemudian buang balutan ke bengkok. Simpan pinset
on steril ke bengkok yang sudah terisi cairan anti septic
e. Membersihkan luka
1) Larutan NaCl/normal salindi tuang ke kom (terlebih
dahulu di buang sedikit ke bengkok)
2) Bila menggunakan sarung tangan, sarung tangan
dipakai dengan benar
3) Pinset anatomis ke-2 dan chirurgis diambil
4) Membuat kapas/kassa lembab untuk membersihkan
luka(dengan cara memasukkan kapas/kassa ke dalam
kom berisi normal salin dan memerasnya dengan
menggunakan pinset)
5) Membuat kasalembab untuk kompres.
6) Tangan kanan memegang pinset chirurgis dan tangan
kiri memegang pinset anatomis ke-2, lalu mengambil
kapas basah dengan pinset anatomis dan dipindahkan ke
pinset chirurgis
7) Luka diberikan dari dalam keluar
8) Luka dikaji :
Jenis luka, warna dasar luka, fase proses penyembuhan,
tanda-tanda infeksi : pembengkakan, rasa sakit, secret
(pus/darah)
9) Luka dikeringkan dengan kassa kering y ang diambil
dengan pinset anatomis kemudian dipindahkan ke
pinset chirurgis di tangan kanan
10) Beri topikal therapy bila diperlukan/sesuai indikasi

f. Membalut luka dengan teknik steril


1) Tutup luka yang sudah dibersihkan dengan parafin
gauze, kompres dengan kasa lembab (sekitar 2 lapis
kasa) lalu tutup luka dengan kasa kering, luka diberi
plester atau dibalut dengan pembalut dengan balutan
yang tidak ketat (longgar)
g. Membereskan alat, membuag sampah pada tempat sampah
medis
h. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT - Unit rawat inap


- Unit rawat jalan
MERAWAT DECUBITUS

No. Dokumen :

027/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk penyembuhan


decubitus

TUJUAN
Sebagai acuan perawat dalam melaksanakan perawatan decubitus

KEBIJAKAN Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan

a. Dekubitus gread I dan II


1. Persiapan alat
Minyak kelapa dalam kom/hand body
2. Persiapan pasien
Pasien diberi tahu tentang tindakan yang ak an dilakukan
PROSEDURE 3. Pelaksanaan
Cuci tangan
Ubah posisi pasien miring kesebelah kiri
Buka pakain pasien
Oleskan minyak/hand body pada bagian-bagian tubuh
belakang yang kemerahan dan menonjol
Rapikan kembali pakaian pasien
Cuci tangan
b. Decubitus Gread III
1. Persiapan alat
Bak instrumen 1 buah
Handscond steril1 buah
Spuit 100 cc 1 buah
Bengkok 1 buah
Kom berisi betadin
2. Persiapan pasien
Pasien diberitahu tentang tindakan akan dilakukan
3. Pelaksanaan
Cuci tangan
Ubah posisi pasien miring ke sebelah kiri/kanan
Buka pakaian pasien
Pakai handscond
Desinfektan sekitar bula dengan iodine povidon
Bila terdapat bulia, dilakukan fungsi terhadap bula dengan
spuit 10 cc sampai cairan habis
Olesi dengan iodine povidon
Rapihkan pakaian pasien
Bereskan alat-alat
Cuci tangan
c. Decubitus gread IV
1. Persiapan alat
Minor set 1 buah
Handscound
Bengkok 1 buah
H2O2 dalam tempatnya
Kom berisi Nacl 0,9% campur betadine (1 : 1)
Alas bokong
Gunting verban
2. Persiapan pasien
3. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Pelaksanaan
Perawat cuci tangan
Ubah posisi miring ke sebelah kiri/kanan
Buka pakaian pasien
Pasang alas bokong
Pakai handscond
Bersihkan luka dengan gassa
Berikan kompres dengan larutan Nacl+ betadine
Tutup luka dengan kasa steril
Rapihkan pakaian pasien
Bereskan alat-alat
Cuci tangan
DOKUMEN TERKAIT: Status Rekam Medik

UNIT TERKAIT - Unit rawat inap


- Unit rawat jalan
MENGUKUR SUHU BADAN

No. Dokumen :

028/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Memeriksa suhu badan penderita dengan menggunakan thermometer.

1. Untuk mengetahui suhu tubuh penderita


TUJUAN 2. Observasi
3. Membantu menentukan diagnosa

KEBIJAKAN 1. Pemeriksaan suhu tubuh dilakukan oleh perawat


2. Termometer yang digunakan untuk satu pasien satu termometer.

PERSIAPAN PENDERITA :
Penderita & keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan tindakan
yang akan dilakukan.

PROSEDURE PERSIAPAN ALAT :


1. Thermometer bersih dalam tempatnya dan baki
2. alkohol swab.
3. Bengkok
4. Potongan kertas atau tissue
5. Buku catatan suhu dan nadi

PELAKSANAAN :
1. Penderita disiapkan, baju dibuka bila perlu, ketiak dikeringkan.

2. Air raksa diperiksa apakah air raksa tepat pada angka nol, lalu
dijepitkan dengan reservoirnya tepat ditengah ketiak dan lengan
penderita diletakkan didada.
3. Setelah 5 – 10 menit thermometer diangkat dan dibaca, hasilnya
dicatat pada buku.
4. Thermometer yang sudah dipakai diusap dengan alcohol swab.
5. Air raksa diturunkan kembali pada angka nol dan diletakkan pada
tempatnya.
6. Pasien dirapikan dan perawat mencuci tangan.
Mencatat hasil pada catatan perawatan dan lembar observasi vital
sign

UNIT TERKAIT - Unit rawat inap


- UGD
- Unit rawat jalan
MENGUKUR SUHU BADAN MELALUI ANUS

No. Dokumen :

029/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Mengukur suhu tubuh penderita dengan menggunakan suatu alat


(thermometer) yang dimasukan dalam anus.

TUJUAN 1. Mengetahui suhu tubuh penderita


2. Observasi dan menegakkan diagnosa

KEBIJAKAN 1. Pemeriksaan suhu tubuh dilakukan oleh perawat


2. Pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan teknik
pencegahan penularan penyakit.
PERSIAPAN PENDERITA :

Penderita & keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan tindakan


yang akan dilakukan.
PERSIAPAN ALAT :
PROSEDURE
1. Thermometer

2. Bengkok dan kapas cebok


3. Alat tulis dan catatan perawatan

4. Tissue dan Vaselin

5. Alcohol swab dan cairan desinfektanBengkok


6. Mengolesi thermometer dengan vaselin

7. Memasukkan thermometer kedalam anus sampai batas reservoir

8. Mempertahankan thermometer selama 3 – 5 menit

9. Mengusahakan penderita tidak bergerak

10. Mengangkat thermometer dan membacanya

11. Mengenakan kembali popok / celana penderita.

12. Thermometer dicelupkan kedalam larutan sabun, dilap dengan


potongan kertas /tissue lalu dimasukkan ke dalam larutan
desinfektan dibersihkan dengan air bersih, lalu dikeringkan.
13. Pasien dirapikan dan mengembalikan alat – alat

14. Mencuci tangan


Memcatat suhu tubuh penderita pada status penderita

UNIT TERKAIT - Unit rawat inap


- UGD
- Unit rawat jalan
MENGUKUR TEKANAN DARAH PADA ANAK/BAYI

No. Dokumen :

030/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Mengukur tekanan darah melalui permukaan dinding arteri yang


dilakukan pada bayi / anak

TUJUAN Untuk mengetahui tekanan darah penderita

KEBIJAKAN Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh perawat atau dokter sesuai
dengan SOP

PERSIAPAN PENDERITA :

1. Penderita & keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan


tindakan yang akan dilakukan.
2. Singsingkan lengan baju penderita
PROSEDURE

PERSIAPAN ALAT :
3. Tensimeter ( lebar manset disesuaikan dengan besar lengan
bayi / anak)
4. Stetoskop

5. Alat tulis
PELAKSANAAN :

6. Perawat mencuci tangan

7. Memasang manset ( kurang lebih 2 jari diatas siku, tidak


terlalu erat / longgar ).
8. Menghubungkan pipa tensimeter dengan pipa manset.

9. Menutup skrup balon manset.

10. Membuka kunci reservoir.


11. Letak tensi meter harus datar.

12. Meraba arteri brachialis dengan 3 jari tengah.

13. Letakkan bagian diagfragma stetoskop tepat diatasnya.

Memompa balon sehingga udara masuk kedalam manset


hingga arteri tidak terdengar lagi.

UNIT TERKAIT - Unit rawat inap


- UGD
- Unit rawat jalan
MENGHITUNG NADI

No. Dokumen :

031/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Menghitung denyut nadi dengan meraba arteri radialis / brachialis /


carotis / temporalis / femoralis / dorsalis/ frontalis.

Mengetahui jumlah denyut nadi penderita dalam satu menit.


TUJUAN

KEBIJAKAN Pemeriksaan dilakukan oleh perawat atau dokter sesuai dengan SOP

PERSIAPAN PENDERITA :
Penderita & keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan.

PROSEDURE PERSIAPAN ALAT :


1. Arloji yang ada jarum detiknya.
2. Buku catatan.
3. Alat tulis.

PELAKSANAAN :
1. Mencuci tangan.
2. Meletakkan 3 jari tengah diatas arteri tertentu.
3. Menghitung jumlah denyut nadi selama 15 detik
kemudian dikali 4.
4. Bila nadi tidak teratur hitung selama 1 menit.Mengamati
volume ( keras lemahnya denyutan )
5. Mengamati irama ( teratur / tidak ).Mencatat jumlah
denyut nadi kedalam buku catatan.
6. Bila perlu juga mencatat volume dan iramanya.
7. Mencuci tangan
8. Membuat grafik / kurve pada status penderita dengan
tepat dan benar.

UNIT TERKAIT - Unit rawat inap


- UGD
- Unit rawat jalan
MENGHITUNG PERNAPASAN

No. Dokumen :

032/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi) dalam


satu menit.

Menghitung pernapasan dalam satu menit untuk mengetahui keadaan


TUJUAN
umum penderita.

1. Pemeriksaan dilakukan oleh perawat atau dokter


KEBIJAKAN
2. Penghitungan pernafasan dihitunng dalam waktu satu menit.
PERSIAPAN PENDERITA :
Penderita & keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan.

PERSIAPAN ALAT :
1. Arloji yang ada jarum detiknya
PROSEDURE 2. Buku catatan
3. Alat tulis
4. Kalau perlu stetoskop

PELAKSANAAN :
1. Perawat cuci tangan.
2. Meletakkan telapak tangan pada dada pasien.
3. Menghitung pernapasan waktu inspirasi pada dada atau
perut selama 1 menit.
4. Penderita tidak di ajak bicara.
5. Mengamati kedalaman pernapasan.
6. Mengamati irama pernapasan.
7. Mengamati bunyi pernapasan.
8. Mencatat jumlah, kedalaman, irama dan bunyi
9. Mencuci tangan.

UNIT TERKAIT - Unit rawat inap


- UGD
- Unit rawat jalan
MENGUKUR TINGGI BADAN

No. Dokumen :

033/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Mengukur tinggi badan pada penderita dengan mempergunakan alat


pengukur tinggi badan.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui tinggi badan penderita


2. Membantu menentukan program pengobatan

KEBIJAKAN
Pengkuran tinggi badan dilakukan oleh perawat
PERSIAPAN PENDERITA :

Penderita & keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan tindakan


yang akan dilakukan.
PERSIAPAN ALAT :
PROSEDURE
Alat pengukur tinggi badan atau centimeter dan penggaris segitiga
siku – siku, kertas serta alat tulis.
PELAKSANAAN :

1. Perawat mencuci tangan

2. Pada penderita yang dapat berdiri :

- Memakai alat pengukur khusus

3. Pada penderita yang tidak dapat berdiri :

- Dengan centimeter dan segitiga siku – siku

4. Membereskan alat.

5. Perawat mencuci tangan.

6. Hasil pengukuran dicatat pada lembar catatan keperawatan

UNIT TERKAIT - Unit rawat inap


- UGD
- Unit rawat jalan
MENGUKUR LINGKAR KEPALA PADA BAYI/ANAK

No. Dokumen :

034/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Mengukur besarnya lingkar kepala bayi / anak dengan menggunakan


pita pengukur.

TUJUAN 1. Mengetahui besarnya lingkar kepala bayi / anak


2. Mendeteksi pertumbuhan selanjutnya

KEBIJAKAN
Pengukuran lingkar kepala dilakukan oleh perawat atau dokter sesuai
SOP
PERSIAPAN PENDERITA :

Penderita & keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan tindakan


yang akan dilakukan.

PROSEDURE
PERSIAPAN ALAT :

1. Alat pengukur / meteran

2. Alat tulis
PELAKSANAAN :

1. Perawat mencuci tangan

2. Memberikan posisi penderita duduk atau tidur terlentang.


Melilitkan alat pengukur kepada penderita dengan cara
melingkarkan.
3. Menggeser – geserkan alat pengukur untuk mendapatkan
lingkaran yang terbesar.
4. Melihat pada alat pengukur besarnya lingkaran kepala.
5. Melepas alat pengukur dan menggulungnya kembali.
6. Membaringkan penderita pada posisi semula.
7. Mencatat pengukuran pada catatan perawatan.
8. Mengembalikan alat pengukur pada tempatnya.

9. Mencuci tangan.

10. Sikap yang harus diperhatikan :

- Sabar waktu mencari lingkaran kepala yang terbesar.

- Hati – hati waktu mengangkat kepala bayi.

UNIT TERKAIT - Unit rawat inap


- UGD
- Unit rawat jalan
MEMBUAT REKAMAN ECG 6 LEAD

No. Dokumen :

035/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/3

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Membuat rekaman pada kertas EKG kerja / ampulai listrik dari jantung

TUJUAN 1. Mengetahui keadaan jantung secara dini.


2. Membantu menegakkan diagnosa.

1. Semua pasien dengan riwayat sakit jantung dan yang


KEBIJAKAN mempunyai keluhan yang berkaitan dengan jantung harus
dilakukan rekaman EKG
2. Semua pasien dengan usia lebih dari 40 tahun harus dilakukan
rekaman EKG.
3. Tindakan rekaman EKG dilakukan oleh perawat
PERSIAPAN PENDERITA :
Penderita & keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan tindakan
yang akan dilakukan.

PROSEDURE PERSIAPAN ALAT :


1.Alat EKG lengkap dan siap dipakai.
2.Kapas alkohol dalam tempatnya.
3.Jelly EKG.
4.Kapas / kasa lembab.
PELAKSANAAN :
Menjelaskan kepada pasien / keluarga pasien tentang
tindakkan yang akan dilakukan.

5. Mengatur posisi tidur terlentang.


6. Membuka dan melinggarkan pakaian bagian atas.
7. Membersihkan lemak da kotoran menggunakan kapas
alkohol pada daerah dada, kedua pergelangan dan kedua
tungkai dilokasi pemasangan manset elektrode.
8. Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektrode pada
kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai.
9. Menghubungkan kabel EKG pada manset elektrde yang
telah dipasang untuk rekaman ekstremitas lead (lead I, II, III,
aVR -aVL, aVF) dengan cara sbb :
a. warna merah pada tangan kanan.
b. Warna kuning pada tangan kiri.
c. Warna hitam pada kaki kanan.
d. Warna hijau pada kaki kiri.
10. Mengoleskan jelly pada daerah dada serta memasang
elektrode pada dada untuk rekaman precardial lead
(V1,V2,V3,V4,V5,V6) dengan posisi sbb:
a. V1 : pada intercostal iga ke –4 kanan.
b. V2 : pada intercostral iga ke-4 kiri.
c. V3 : antara V2 dan V4.
d. V4 : pada ics V pertengahan klavikula kiri.
e. V5 : pada anterior garis aksila kiri.
f. V6 : pada pertangahan garis aksila kiri.
11. Memasang arde.
Menghidupkan alat EKG dengan menekan tombol “ON”
10. Membuat kalibrasi 10mm dengankecepatan 25 mili volt / detik.
11. membuat rekaman secara keseluruhan dengan menekan tombol
“AUTO” , dan atau bila akan membuat rekaman lead tertentu
dengan menekan tombol “MAN” dan lead yang dikehendaki.
12. Setelah selesai alat dimatikan dengan menekan tombol “OFF”.
13. Melepas semua elektrode yang menempel pada pasien dan
membersihkan tubuh pasien dari sisa – sisa jelly yang masih
menempel dengan kapas / kasa lembab.
14. Merapikan kembali baju pasien dan posisi tidur pasien sesuai
kebutuhan.
15. Memberi identitas pasien pada hasil rekaman meliputi :
- Nama pasien.
- Umur.
- Jenis kelamin.
- Tanggal dan jam pembuatan.
- Keluhan utama.
- Tekanan darah.
- Obat yang diminum.
16. Membersihkan dan mengatur kembali alat – alat EKG, kabel
EKG tidak boleh ditekuk.

UNIT TERKAIT Semua unit pelayanan


MEMBERIKAN NEBULIZER

No. Dokumen : No. Revisi : Hal. :


001 1/2
036/RSBH-SOP/B02

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
Tgl. Terbit :
OPERASIOANAL
PROSEDURE
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Memberikan obat dengan cara penguapan melalui saluran pernapasan bagian
atas

1. Mengencerkan lendir sehingga mudah keluar


TUJUAN 2. Mengobati peradangan saluran napas bagian atas

3. Mengurangi pembengkakan selaput lendir

KEBIJAKAN Tindakan nebulizer dilakukan oleh perawat atau dokter yang kompeten
sesuai dengan prosedur.
PERSIAPAN ALAT :
1. Aquadest steril secukupnya
2. Alat nebulizer lengkap
3. Aliran listrik

PROSEDURE 4. Obat bronchodilator (sesuai advis dokter)


5. Oksigen lengkap dan konektor bila diperlukan
6. Bengkok
PELAKSANAAN :
1. Perawat cuci tangan
2. Dekatkan alat nebulizer dengan penderita
3. Atur alat nebulizer dan obat yang sudha disiapkan sesuai
dengan jenisnya
4. Observasi pasien sebelum dilakukan nebulizer
5. Pasangkan masker yang sudah tersambung dengan mesin
nebulizer pada pasien
6. Suruh pasien untuk bernafas secar pelan-pelan dengan
menghirup udara dari hidung dan mengeluarkan lewat
mulut
7. Anjurkan pada pasien untuk batuk efektif bila dahak sudah
terasa encer
8. Pemberian nebulizer dapat dilakukan setiap 3 – 4 jam atau
sesuai kebutuhan atau sesuai advise dokter
9. Observasi respon penderita dan dengarkan suara nafas
pasien
10. Setelah selesai tindakan, pasien dirapikan dan alat
dibereskan
11. Perawat cuci tangan
12. Catat hasil tindakan dan respon penderita pada lembar
catatan keperawatan

UNIT TERKAIT Semua unit pelayanan


MELAKUKAN KOMUNIKASI LANGSUNG

No. Dokumen :

037/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Memberikan obat dengan cara penguapan melalui saluran pernapasan


bagian atas Melaksanakan komunikasi secara langsung kepada
penderita dengan bahasa yang mudah dimengerti dan sikap yang tenang
serta sopan
1. Menjalin keakraban dengan penderita dan keluarganya sebagai
TUJUAN sarana untuk proses kesembuhan dan menambah pengetahuan.
2. Menghindari komplain dengan keluarga penderita

1. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi


KEBIJAKAN terapeutik
2. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa yang
santun singkat, jelas dan mudah dimengerti
PERSIAPAN :
1. Menciptakan situasi lingkungan yang nyaman.
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
penderita dan keluarganya

PROSEDURE
PELAKSANAAN :
1. Perawat menampilkan sikap ramah dan sopan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menyapa penderita dengan ramah dan memberikan
sentuhan
4. Menyampaikan informasi secara lengkap dengan bahasa
yang dimengerti oleh penderita.
5. Mendengarkan keluhan penderita dengan penuh perhatian
6. Mengamati respon penderita.
Mencatat hasil komunikasi pada catatan keperawatan
UNIT TERKAIT Semua unit pelayanan
MELAKUKAN KOMUNIKASI TIDAK LANGSUNG

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
038/RSBH-SOP/B02
0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Melaksanakan komunikasi secara tidak langsung kepada penderita baik


PENGERTIAN dengan tulisan maupun bahasa isyarat yang jelas dan mudah
dimengerti.

1. Menjalin keakraban dengan penderita dan keluarganya sebagai


TUJUAN sarana proses kesembuhan dan menambah pengetahuan.
2. Untuk mengetahui kebutuhan penderita.

Komunikasi dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi terapeutik


KEBIJAKAN
PERSIAPAN :
1. Menciptakan situasi lingkungan yang nyaman.
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
penderita dan keluarganya
PERSIAPAN ALAT :
PROSEDURE
1. Buku tulis / kertas bersih.
2. Ballpoint / pensil.
PELAKSANAAN :
1. Perawat menampilkan sikap yang ramah dan sopan.
2. Buku / kertas bersih dan alat tulis didekatkan.
3. Menyampaikan informasi secara lengkap dengan tulisan
yang jelas dan dimengerti oleh penderita.
4. Mengamati respon penderita.
5. Sikap yang harus diperhatikan :
- Sopan / ramah
- Perhatikan respn penderita.
UNIT TERKAIT Semua unit pelayanan
MELAKUKAN KOMUNIKASI LISAN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
039/RSBH-SOP/B02
0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Melaksanakan komunikasi secara langsung kepada penderita dengan


bahasa yang mudah dimengerti dan sikap yang tenang serta sopan.

1. Menjalin keakraban dengan penderita dan


TUJUAN sarana proses kesembuhan dan menambah pengetahuan.
2. Untuk mengetahui kebutuhan penderita.

1. Proses komunikasi dilakukan untuk menggali data pasien


KEBIJAKAN 2. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti.

3. Komunikasi dilakukan dengan memperhatikan latarbelakang


budaya pasien
PERSIAPAN :
1. Menciptakan situasi lingkungan yang nyaman.
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
penderita dan keluarganya
PELAKSANAAN :
PROSEDURE
1. Perawat menampilkan sikap ramah dan sopan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menyapa penderita dengan ramah.
4. Menyampaikan informasi secara lengkap dengan bahasa yang
dimengerti oleh penderita.
5. Mengamati respon penderita.
6. Mencatat hasil komunikasi.
Sikap yang harus diperhatikan :
- Sopan / ramah
- Perhatikan respon penderita
UNIT TERKAIT Semua unit pelayanan
PENGISIAN LAPORAN MORBIDITAS PASIEN
RAWAT JALAN SURVEILANS TERPADU ( RL4b )

No. Dokumen :

040/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Laporan morbiditas pasien rawat jalan ( RL4b ) adalah merupakan


PENGERTIAN rekapitulasi data penyakit pasien rawat jalan di rumah sakit dalam
kurun waktu satu bulan.

TUJUAN Untuk memperoleh informasi tentang penyakit pasien rawat jalan yang
sudah pulang dalam kurun waktu satu bulan

1. Semua tenaga medis harus membuat diagnosa dengan jelas dan


KEBIJAKAN benar

2. Instalasi rekam medi s membuat daftar tabulasi diagnosis

1. Mengelompokkan jenis penyakit yang ada


rawat jalan menggunakan komputer.

PROSEDURE 2. Hasil pengelompokan tersebut diketik ke


ditentukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia
3. Petugas rekam medis mengirim data laporan morbiditas pasien
rawat jalan ke Kemenkes melalui website
www.yankes.kemenkes.go.id (SIRS IV)

UNIT TERKAIT Poliklinik, Unit Pengolahan Data, IGD


LAPORAN HARIAN RAWAT JALAN

No. Dokumen :

041/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Laporan harian rawat jalan adalah proses pembuatan laporan harian
yang dilakukan setiap poliklinik yang melakukan tindakan pemeriksaan

Untuk memperoleh informasi tentang hasil pemeriksaan, meliputi


TUJUAN identitas pasien, jumlah kunjungan, jenis dan kasus kunjungan, jenis
bayar dan diagnosa.

Setiap petugas yang memberikan pelayanan / tindakan harus membuat


KEBIJAKAN laporan.

1. Setiap selesai melakukan pemeriksaan pasien dokter mengisi rekam


medik dengan lengkap
2. Perawat yang membantu memeriksa pasien menulis identitas
PROSEDURE pasien, jumlah kunjungan, jenis dan kasus kunjungan, jenis bayar
dan diagnosa pada formulir yang sudah ditetapkan oleh Rumah
Sakit.
3. Formulir yang sudah diisi lengkap dengan berkas rekam medik
diserahkan ke pendaftaran. Pada waktu penyerahan berkas
dilakukan pengecekan kelengkapan berkas.
4. Setelah dilakukan pengecekan kelengkapan berkas, berkas dan
formulir yang sudah diisi tersebut diserah ke rekam medik.
UNIT TERKAIT Poliklinik, Pendaftaran, Rekam Medis
PENERIMAAN PASIEN BARU RAWAT JALAN

No. Dokumen :

042/RSBH-SOP/B02 No. Revisi : Hal. :


0 1/2

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

Suatu proses tentang cara penerimaan pasien baru rawat jalan melalui
PENGERTIAN pendaftaran di RS BUNDA HALIMAH, dimana pasien datang atas
kehendak sendiri , maupun rujukan dari luar ( praktek dokter / Rumah
Sakit lain/ puskesmas / dokter perusahaan ) ataupun perusahaan
pelanggan RS HJ BUNDA HALIMAH .
Untuk menetapkan prosedur tentang Penerimaan pasien Baru Rawat
TUJUAN Jalan agar dapat terlaksana dengan baik, setiap pasien memiliki satu
nomor rekam medis, sesuai dengan prosedur Pelayanan RS HJ BUNDA
HALIMAH
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No :
269/MENKES/PER/III/2008
KEBIJAKAN
2. Surat Keputusan Direktur No : 137/DIR/SK/VII/2011 Tentang Buku
Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis II
1. Pasien / keluarga pasien tiba di RS HJ BUNDA HALIMAH tepatnya
di pendaftaran lalu mengambil nomor antrian pendaftaran sesuai
dengan jeins / cara bayar, selanjutnya menunggu panggilan.
PROSEDURE 2. Petugas pendaftaran melakukan panggilan pasien yang akan
mendaftar berobat sesuai nomor antrian dan jenis / cara bayar pasien.
Suara panggilan nomor antrian akan berbunyi di ikuti dengan
terteranya nomor antrian pada layar monitor.
3. Petugas pendaftaran akan melakukan komunikasi dengan pasien
yang berguna untuk melengkapai identitas pasien. Dalam melakukan
komunikasi harus dilakukan dengan sungguh – sungguh agar
informasi yang dibutuhkan dalam pengisian data menjadi akurat
sehingga tidak menimbulkan kekeliruan sehingga hasilnya satu pasien
satu rekam medis ( tidak menimbulkan rekam medis ganda ).
4. Petugas pendaftaran memasukkan data pasien baru rawat jalan ke
komputer lalu mencetak tracer dan slip pembayaran sesuai jenis
pembayaran pasien.
5. Tracer dicetak di pendaftaran dan hasil yang sudah di cetak diberikan
kepada pasien sebagai nomor antri di poliklinik atau instalasi
penunjang medis yang dituju.
6. Slip pembayaran pasien akan di ambil oleh petugas rekam medis
untuk di buatkan status rekam medis pasien.
7. Setelah status rekam medis dibuat disatukan dengan slip pembayaran
Status yang sudah di cross check kemudian didistribusikan oleh
petugas medical record ke masing – masing poliklinik atau slip
pembayaran langsung dibawa pasien jika akan hanya melakukan
pemeriksaan penunjang
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. IGD Kebidanan
4. Instalasi Penunjang Medis
5. Kasir
6. Apotik

Anda mungkin juga menyukai