RAWAT JALAN
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya, Kelompok
Kerja Keperawatan di RS. Hj. Bunda Halimah berhasil menyusun Standar Proseur Rawat
Jalan.
Dengan adanya Standar Prosedur Operasional ini diharapkan semua tenaga
Keperawatan di RS. Hj. Bunda Halimah dapat menggunakannya sebagai pedoman di dalam
memberikan Asuhan Keperawatan yang professional kepada pasien. Selain itu juga sebagai
alat untuk melakukan penilalian terhadap keberhasilan asuhan keperawatan, maka saran dan
kritik sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa datang sesuai dengan perkembangan
Ilmu Keperawatan dan Pelayanan Kesehatan di RS. Hj. Bunda Halimah.
Terima kasih kepada teman-teman perawat dan bidan atas partisipasinya sehingga
dapat terselesainya buku ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati segala usaha dan karya kita di masa yang
akan datang.
Penyusun
SAMBUTAN DIREKTUR
Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
perkenan-Nya sehingga Standar Operasional Prosedur (SPO) Pelayanan RS. Hj. Bunda
Halimah dapat disusun dengan baik oleh Tim Penyusun. Oleh karena itu dengan disusun dan
disahkannya SPO ini maka kita harapkan tuntutan masyarakat yang semakin meningkat akan
kualitas pelayanan kesehatan dapat terjawab serta Tenaga Kesehatan selaku pemberi jasa
layanan kesehatan dapat menjadikan SPO ini sebagai acuan baku dalam memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat serta meningkatkan produktivitas dan menjamin mutu
produk/jasa juga dapat meningkatkan daya saing, melindungi konsumen, tenaga kerja dan
masyarakat baik keselamatan maupun kesehatannya.
Penyusunan SPO Pelayanan merupakan bagian dari kegiatan menjaga mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit sebagai efek globalisasi yang telah memberi dampak positif bagi
setiap profesi kesehatan untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja Profesionalnya dalam
berkontribusi pada berbagai kebutuhan akan pelayanan kesehatan masyarakat. RS. Hj. Bunda
Halimah sebagai salah satu organisasi yang memberi pelayanan di bidang kesehatan sangat
perlu menyusun suatu Standarisasi sebagai pedoman/acuan dalam pelaksanaan tugas.
SPO yang telah disusun sesuai standar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
diharapkan akan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan di RS. Hj. Bunda Halimah dan
juga merupakan pedoman tertulis bagi karyawan dalam memberikan pelayanan secara
optimal, disamping itu sebagai tolak ukur penilaian terhadap penampilan kerja staf dikaitkan
dengan penertiban dan peningkatan mutu pelayanan yang hendak dicapai.
Ditetapkan
Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah
Batam
KATA PENGANTAR
i
KATA SAMBUTAN DIREKTUR
ii
SOP ALUR PASIEN RAWAT JALAN
1
SOP AUSKULTASI
2
SOP MEMBERSIHKAN LUKA
3
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI ANAK
4
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI BEDAH
5
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI MATA
6
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI PENYAKIT DALAM
7
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI THT
8
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI THT
9
SOP MENERIMA PASIEN DIPOLI UMUM
10
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI GIGI
11
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI KEBIDANAN
12
SOP MENJAHIT LUKA
13
SOP PALPASI
14
SOP PEMBERSIHAN KARANG GIGI
15
SOP PENCABUTAN GIGI SUSU
16
SOP PROSEDURE TINDAKAN INJEKSI
17
SOP REFRAKSI
18
SOP MENGANGKAT JAHITAN
19
SOP MENGUKUR TEKANAN DARAH
20
SOP MEMBANTU PASIEN DUDUK DIKURSI
21
SOP MEMENUHI KEBUTUHAN EMOSIONAL
22
SOP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG SARUNG TANGAN DISPOSIBLE
23
SOP PENGGUNAAN MASKER
24
SOP STERILITATOR
25
SOP PERAWATAN LUKA BAKAR
26
SOP SOP MENGGANTI BALUTAN
27
SOP MERAWAT LUKA DEKUBITUS
28
SOP MENGUKUR SUHU BADAN
29
SOP MENGUKUR SUHU BADAN MELALUI ANUS
30
SOP MENGUKUR TEKANAN DARAH PADA BAYI
31
SOP MENGHITUNG NADI
32
SOP MENGHITUNG PERNAPASAN
33
SOP MENGUKUR TINGGI BADAN
34
SOP MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI
35
SOP MEMBUAT EKG 6 LEAD
36
SOP MEMBERIKAN NEBULIZER
37
SOP MELAKUKAN KOMUNIKASI LANGSUNG
38
SOP MELAKUKAN KOMUNIKASI TIDAK LANGSUNG
39
SOP MELAKUKAN KOMUNIKASI LISAN
40
SOP PENGISIAN LAPORAN MORBIDITAS PASIEN 41
No. Dokumen :
001/RSBH-SOP/B02 NO. REVISI HALAMAN
0 1/3
Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Direktur RS Hj Bunda Halimah
STANDAR
OPERASIONAL
1 Agustus 2019
PROSEDURE drg. Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Suatu prosedur tentang cara penerimaan pasien rawat jalan baru /
ulang pada bagian pendaftaran poliklinik RS Hj. Bunda Halimah
TUJUAN Agar proses penerimaan pasien rawat jalan dapat terlakssana dengan
baik sesuai dengan tata tertib administrasi yang berlaku di RS Hj
Bunda Halimah
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No :
KEBIJAKAN 269/MENKES/PER/III/2008
2. Surat Keputusan Direktur No : 137/DIR/SK/VII/2011 Tentang
Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis II
1. Pasien / keluarga pasien tiba di RS Hj Bunda Halimah
mengambil nomor antrian pendaftaran sesuai dengan jenis / cara
pembayaran, selanjutnya pasien menunggu panggilan
pendaftaran.
2. Petugas pendaftaran memanggil nomor antrian pa
3. Untuk pasien lama / ulang cukup memberikan ka
ada ) pada petugas pendaftaran.
PROSEDUR 4. Petugas pendaftaran memasukkan nomor kartu pada komputer
5. Petugas melengkapi data pasien sesuai dengan identitas pasien
yang masih berlaku sekaligus menanyakan pasien akan berobat
ke poliklinik mana.
6. Petugas akan mencetak slip pembayaran sesuai dengan cara /
jenis bayar serta tracer
7. Tracer di cetak di dua tempat :
a. Pertama : di pendaftaran yang kemudian diberikan kepada
pasien sebagai nomor antrian di poliklinik yang dituju.
b. Kedua : di rekam medis digunakan sebagai ganti pengambilan
berkas rekam medis di rak penyimpanan.
8. Setelah pasien mendapatkan tracer kemudian petugas
mempersilakan pasien
sesuai dengan cara / jenis bayar
9. Petugas rekam medis mendistribusikan berka
pasien sesuai dokter / polklinik yang di tuju.
10. Perawat memanggil pasien sesuai nomor antrian
11. Untuk pasien pelanggan umum, setelah dilakuka
tindakan dokter mengisi slip pembayaran dan menuliskan resep
obat. Setelah itu pasien di persilakan ke kasir untuk melakukan
pembayaran dan pengambilan resep
12. Untuk pasien pelanggan perusahaan, pasien menandatangani
slip pembayaran dan resep obat setelah dilakukan tindakan /
pemeriksaan oleh dokter. Selanjutnya dokter mengisi slip
tagihan dan menuliskan resep obat. Slip tagihan di bagi dua.
Bagian pertaman diberikan kepada pasien dan di persilakan ke
kasir / apotek untuk pengambilan resep obat. Slip tindakan
pertinggal di poliklinik dan akan diserahkan ke kasir setelah
berakhirnya jam layanan poliklinik dengan menggunakan buku
ekspedisi.
Berkas rekam medis pasien diserahkan ke bagian rekam medis
dengan menggunakan buku ekspedisi.
1. Polikilinik
2. Fisioterapi
3. Ruang Bersalin / VK
4. Ruang Rawat Inap
5. Radiologi
UNIT TERKAIT 6. Laboratorium
7. Pendaftaran Rawat Inap
8. Kasir
9. Apotik
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
002/RSBH-SOP/B02
0 1/2
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur dalam keadan siap pakai.
2. Meja dan kursi.
3. Berkas catatan rekam medik pasien dan alat tulis
PROSEDURE 4. Alat untuk pemeriksaan terdiri dari :
Doppler
Stetoskop Linen
II. PELAKSANAAN
1. Pasien tidur telentang senyaman
mungkin.
2. Meletakkan doppler/stetoscope leneck pada
punggung kanan/kiri anak. Pada puntung
maksimum (pada letak kepala).
3. Meletakkan doppler/stetoscope lineck diatas
pusat (letakbokong/lintang).
4. Mencari 2 bunyi jantung anak (kehamilan
gemelli).
Ditetapk
an,
Direk
Tgl. Terbit : tur
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDURE
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
II. PROSEDUR
1. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien
2. Jaga privacy pasien (pasangskerem atau
tirai)
3. Siapkan pasien pada posisi yang
nyaman
4. Letakkan alas atau perlak dibawah bagian
yang akan dilakukan perawatan
5. Letakkan nierbeken ditempat yang aman
dan mudah dijangkau
6. Cuci tangan
7. Kenakan sarung tangan, lepaskan plester
atau balutan
8. Bila balutan masih merekat jangan dibasahi,
perlahan bebaskan balutan dari eksudat
yang mengering
9. Buang balutan kotor kenierbeken
10. Kaji integritas kulit
11. Lepaskan sarung tangan, buka bak
instrumen dan isi kom kecil dengan
cairan desinfektan, tutup kembali
12. Pakai sarung tangan kedua
13.Buka bak instrumen ambil 2(dua)
pinset anatomi lakukan pembersihan luka
dengan cara :
a. Luka kotor : lakukan pembersihan luka
mulai area pinggir luka bergerak ke arah
tengah luka dengan kassa steril yang
dibasahi cairan desinfektan
b. Luka bersih : lakukan pembersihan luka
mulai area tengah luka bergerak ke arah
pinggir luka dengan kassa steril yang
dibasahi cairan desinfektan.
14. Bila luka dalam, perlahan buat kassa
seperti kemasan dengan menekuk tepi
kassa dengan pinset kedalam luka
sehingga semua permukaan luka kontak
dengan kassa basah
15. Bila ada jahitan, angkat jahitan dengan cara :
mengangkat simpul jahitan dengan pinset
cirurgis ditarik keatas dengan hati-hati, jahitan
diguntingtepat berdekatan dengan kulit, ditarik
hati- hati kemudian dibuang ke nierbeken
16. Tutup luka
17. Semua peralatan yang digunakan dalam
tindakan membersihkan luka masukkan
kedalam baskom yang berisi cairan desinfektan
18. Sarung tangan dilepaskan
19.Pasien dirapikan dan alat-alat lain
Dibereskan
20.Cuci tangan
21.Catat pada catatan perawat, tentang luka dan
respon pasien
22. Bila ada jahitan, angkat jahitan dengan cara :
mengangkat simpul jahitan dengan pinset
cirurgis ditarik keatas dengan hati-hati, jahitan
diguntingtepat berdekatan dengan kulit, ditarik
hati- hati kemudian dibuang ke nierbeken
23. Tutup luka
24. Semua peralatan yang digunakan dalam
tindakan membersihkan luka masukkan
kedalam baskom yang berisi cairan desinfektan
25. Sarung tangan dilepaskan
26.Pasien dirapikan dan alat-alat lain
dibereskan
27.Cuci tangan
28.Catat pada catatan perawat, tentang luka dan
respon pasien
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai.
2. Meja dan kursi.
3. Berkas catatan rekam medik pasien dan alat
tulis.
4. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari :
Timbangan Bayi
PROSEDURE Timbangan dewasa
Senter
Stetoskop
Tensimeter
Thermometer
Pita centimeter
Tounge spatel
5. Buku catatan medik
II. PELAKSANAAN
1. Memanggil pasien masuk kepoliklinik anak
sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam
catatan rekam medik
3. Merumuskan masalah keperawatan
4. Merencanakan keperawatan
5. Melaksanakan tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi
6. Membuat evaluasi keperawatan.
7. Menyerahkan berkas catatan medik pasien
kepada dokter yang bertugas.
8. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian
1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Farmasi
5. Poli spesialis
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK
BEDAH
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
005/RSBH-SOP/B02
0 1/2
Ditetapk
an,
Direk
Tgl. Terbit : tur
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDURE
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
II. PELAKSANAAN
1. Memanggil pasien masuk kepoliklinik bedah
sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam
rekam medik.
3. Mengukur tekanan darah dandicatat dalam
catatan perawatan.
4. Merumuskan masalah keperawatan.
5. Merencanakan tindakan
keperawatan
6. Melaksanakan tindakan keperawatan
7. Membuat evaluasi keperawatan.
8. Menyerahkan berkas catatan medik pasien
kepada dokter yang bertugas.
Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.
9. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat ti
2. Meja, kursi dan alat tulis.
3. Berkas catatan rekam medik pasien.
4. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari:
a. Tensimeter/Stetoscop.
PROSEDURE b. Alat pemeriksaan visus
Optotip
Trial frame
Trial lens set 20 dioptri
PD meter
Kursi pasien
II. PELAKSANAAN.
1. Memanggil pasien masuk ke poliklinik mata
sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam
catatan rekam medik.
3. Mengukur tekanan darah/suhu dan mencatat
dalam rekam medik pasien.
4. Mengecek visus semua pasien kecuali balita.
5. Merumuskan masalah keperawatan.
6. Merencanakan tindakan keperawata.
7. Melaksanankan tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi.
8. Membuat evaluasi keperawatan.
9. Menyerahkan berkas catatan medik pasien
kepada dokter yang bertugas.
10. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.
1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Poli spesialis
5. Apotik
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK PENYAKIT
DALAM
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai.
2. Meja dan kursi
3. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari :
a. Tensimeter/Stetoscop.
b. Thermometer.
PROSEDURE c. Senter
d. Timbangan
e. EKG jika diperlukan
f. Reflek hammer
g. Tong spatel, dll yang diperlukan sesuai
dengan tindakan.
II. PELAKSANAAN.
1. Memanggil pasien masuk kepoliklinik
penyakit dalam sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam
catatan rekam medik.
3. Mengukur tekanan darah dandicatat dalam
catatan perawatan.
4. Merumuskan masalah keperawatan.
5. Merencanakan tindakan keperawatan.
6. Melaksanakan tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi.
7. Membuat evaluasi keperawatan.
8. Menyerahkan berkas catatan medik pasien
kepada dokter yang bertugas.
9. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.
1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Poli spesialis
5. Apotek
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK THT
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
1. PERSIAPAN ALAT
a. Kursi periksa pasien dalam keadaan siap pakai.
b. Meja dan kursi periksa dokterdalam
keadaan siap pakai.
c. Berkas catatan medik pasien dan alat tulis.
d. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari:
Lampu kepala
PROSEDURE Saction set dan tabung air
Spatel ( kayu atau besi)
masker disposible
Speculum hidung
Cairan H2O2, bethadin, alkohol dan handscoon
Forcep aligator, cerumen hak dan pelilit kapas
Kapas dan kassa
Albotil cairan dan gentamisin zalf
Kom alat kotor, sabun dan airbiasa
Tampon, plaster dan gibsun
2. PELAKSANAAN
a. Memanggil pasien masuk ke poliklinikTHT
sesuai urutan.
b. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam catatan
rekam medik.
c. Merumuskan masalah keperawatan.
d. Merencanakan tindakan keperawatan.
e. Menyerahkan berkas catatan medik pasien kepada
dokter yang bertugas.
f. Melaksanakan tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi.
g. Mengevaluasi tindakan keperawatan.
Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.
1. Rekam Medik
2. Keuangan
3. Unit penunjang medik
UNIT TERKAIT 4. Spesialis lain
5. Apotik
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK UMUM
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
008/RSBH-SOP/B02
0 1/2
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur siap pakai.
2. Meja dan kursi.
3. Tensimeter/Stetoscop.
4. Timbangan dewasa/tinggi badan.
5. Senter.
6. Thermometer
PROSEDURE 7. Reflex Hammer
8. Berkas catatan rekam medik pasien dan alat
tulis.
PELAKSANAAN.
II.
1. Memanggil pasien masuk ke poli umum
sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam
catatan rekam medik.
3. Mengukur tekanan darah dandicatat dalam
catatan perawatan.
4. Merumuskan masalah keperawatan.
5. Merencanakan tindakan
keperawatan.
6. Melaksanakan tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi.
7. Membuat kolaborasi keperawatan.
8. Menyerahkan berkas catatan medik pasien
kepada dokter yang bertugas.
9. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.
1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Farmasi
5. Poli spesialis
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK
GIGI DAN MULUT
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
009/RSBH-SOP/B02
001 1/2
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
I. PERSIAPAN ALAT
1. Dental unit dalam posisi normal, rapi dan
bersih.
2. Alat diagnostik (4 serangkai):
Kaca mulut
Pinset
PROSEDURE Sonde
Ekskavator
3. Cotton roll, catton pelet, tampon dan gelas
kumur.
4. Berkas catatan rekam medik pasien dan alat
tulis.
II. PELAKSANAAN
1. Memanggil pasien masuk kepoliklinik gigi
sesuai urutan.
2. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam
catatan rekam medik.
3. Menyerahkan berkas catatan medik pasien
kepada dokter yang bertugas.
4. Mendokumentasikan data-data pasien pada
registrasi harian.
1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Farmasi
5. Poli spesialis
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK
KEBIDANAN
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
010/RSBH-SOP/B02
0 1/2
Ditetapk
an,
Direk
Tgl. Terbit : tur
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDURE
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
012/RSBH-SOP/B02
0 1/2
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
PROSEDURE
I. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai.
2. Meja dan kursi.
3. Berkas catatan rekam medik dan alattulis.
4. Alat untuk pemeriksaan terdiri dari:
Doppler
PROSEDURE Stetoskop Linel
Centimeter
II. PELAKSANAAN
1. Leopold I
a. Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat
paha.
b. Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan
melihat kearah penderita.
c. Rahim dibawa ketengah.
d. Tingginya fundus uteri ditentukan.
e. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus.
- Sifat kepala ialah keras, bundar dan melintang.
- Sifat bokong lunak, kurangbundardan melintang.
- Pada letak lintang fundus uteri kosong.
f. Sebelum bulan ketiga fundus uteri belum dapat
diraba dari luar.
g. Akhir bulan III (12 minggu) fundus uteri 1 – 2 jari atas
symphysis.
h. Akhir bulan IV (16 minggu) pertengahan antara
symphysis pusat.
i. Akhir bulan V (20 minggu) 3 jari bawah pusat.
j. Akhir bulan VI (24minggu) setinggi pusat.
k. Akhir bulan ke VII (28 minggu) 3 jari atas pusat.
l. Akhir bulan VIII (32 minggu) pertengahan
procxyphoideus pusat.
m. Akhir bulan ke IX (36minggu) sampai arcus costarum
atau 3 jari dibawah procxyphoideus. Jadi fundus uteri
palingtinggi pada akhir bulan ke IX, setelah bulan ke
IX fundus uteri pada primigravida turun lagi karena
kepala mulai turun ke dalam rongga panggul.Pada
seorang multi gravida yang berbaring, fundus uteri
tetap setinggi arcus costarum dan menonjol kedepan.
Jadi leopold I untuk menentukan tuanya kehamilan dan
bagian apa terdapat dalam fundus.
2. Lepold II
a. Kedua tangan pindah kesamping.
b. Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak
terdapat dipihak yang memberikan rintangan yang
terbesar. Carilah bagian-bagian kecil biasanya terletak
bertentangan dengan pihak yang memberikan
rintangan yang terbesar.
c. Kadang-kadang disamping terdapat kepala atau bokong
jika letak lintang. Jadi leopold II untuk menentukan
dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya
bagian-bagian kecil.
3. Leopold III
a. Menggunakan satu tangan saja.
b. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya.
c. Cobalah apakah bagian bawahmasih dapat
digoyangkan. Jadi leopold III untuk menentukan apa
yang terdapat dibagian bawah dan apakah bagian
bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu
atas panggul.
4. Leopold IV
a. Pemeriksa merubah sikapnya melihat kearah kaki
sipenderita.
b. Dengan kedua tangan tentukan apa yang menjadi bagian
bawah.
c. Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam
pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian
bawah kedalam rongga panggul.
d. Jika kita rapatkan kedua tanggan pada permukaan
bagian terbawah dari kepala yang masih teraba dari
luar dan :
o Kedua tangan itu convergent hanya bagian kecil
dari kepala turun kedalam rongga.
o Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari
kepala masuk ke dalam rongga panggul.
o Jika kedua tangan divergent, maka bagian
terbesar dari kepala masuk kedalam rongga
panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah
melewati pintu atas panggul.
Kalau pada kepala yang telah masuk dalam
P. A. P kita masuk kan tangan kedalam rongga
panggul maka satu tangan akan lebih jauh masuk.
Sedangkan tangan satunya tertahan oleh tonjolan
kepala. Tonjolan kepala pada fleksi disebabkan oleh
daerah dahi, sedangkan pada letak defleksi oleh
belakang kepala.
Kalau tonjolan kepala bertentangan dengan bagian
kecil, maka anak dalam letak defleksi.
Kalau tonjolan kepala sepihak dengan bagian kecil,
maka anak dalam letak fleksi. Jadi leopold IV untuk
menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga
panggul.
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
I. PERSIAPAN ALAT
1. Dental unit dalam posisi norma
bersih.
2. Instrumen diagnosa dan scaller.
3. Catton roll, catton pelet.
4. Anti septik, larutan untuk menghilangkan
stain pada gigi(OCCO, dll).
PROSEDURE PELAKSANAAN
II.
1. Mempers
(kursi gig
2. Petugas memasang masker dan
handscoon.
3. Pasien disuruh berkumur-kumur.
4. Oleskan antiseptik pada gusi disekitar gigi
yang akan discalling.
5. Melakukan scalling.
6. Jika masih ada karang gigi yang masih kuat
menempel dipermukaan gigi (stain) oleskan
OCCO dengan menggunakan catton pelet.
7. Bersihkan kembali karang gigi sampai bersih.
8. Pasien disuruh berkumur-kumur.
9. Oleskan antiseptik pada gusi disekitar gigi
yang sudah discalling.
10. Berikan penyuluhan kepada pasien.
11.Pasien dipersilahkan pulang.
12.Alat dicuci dan disterilkan.
13.Petugas melepaskan masker dan
handscoon.
14. Cuci tangan dengan sabun.
1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Farmasi
5. Poli spesialis
PENCABUTAN GIGI SUSU
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
014/RSBH-SOP/B02
0 1/2
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
I. PERSIAPAN ALAT
1. Dental unit dalam keadaan normal, bersih
dan rapi.
2. Instrumen diagnosa, tang gigi sesuai dengan
gigi yang dicabut.
3. Kapas, tampon, anti septik, topical
PROSEDURE
II. PELAKSANAAN
1. Mempers
(kursi gig
2. Pasien disuruh berkumur-kumur.
3. Petugas menggunakan maskerdan
handscoon.
Semprotkan chlor ethyl pada kapas dan rasakan
pada kulit pasien(supaya pasien tidak kaget).
5. Tempelkan dan tekan kapas yang sudah
disemprot chlor ectyl pada kedua sisi gusi yang
akan dicabut.
6. Cabut gigi dengan tang.
7. Socket ditutup dengan tampon yang telah
diberi antiseptik.
8. Beri instruksi kepada pasien :
Jangan sering berkumur-kumur.
Jangan makan dan minum yangpanas.
Luka bekas pencabutan jangan
dipegang/dimainkan dengan lidah.
9. Pasien dipersilakan pulang.
10. Alat dicuci dan disterilkan.
1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Farmasi
5. Poli spesialis
PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
015/RSBH-SOP/B02
0 1/4
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDURE
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
I. PERSIAPAN ALAT
1. Kursi pasien
Kursi pas
kebutuhan pemeriksaan
2. Trial lens set 20 dioptri
3. Trial frame
4. Optoptip
PROSEDURE 5. Senter
6. PO meter
7. Jager tes
8. Lensometer
II. PELAKSANAAN.
Pemeriksaan
1. Pasien dipersilakan duduk pada
yang sudah disiapkan.
2. Pemeriksaan mata dilakukan pada mata kanan
terlebih dahulu
Periksa visus SC terlebih dahulu
Periksa visus kacamata lama, jikapasien
sudah pernah menggunakan kacamata.
3. Setelah didapatkan visus SC, maka berikan
lensa koreksipasien.
4. Berikan lensa spheris (-) minus pada
kelainan miopia. Berikan spheris (-)
terkecil pada koreksi visus 6/6.
5. Berikan lensa spheris (+) plus pada
kelainan hypermetropia. Berikan spheris (-
) terbesar pada koreksi visus 6/6.
6. Berikan lensa cyllyndris +/-pada penderita
kelainan astigmat
7. Gunakan tekhnik cross clynder atau foging
terbaik.
Setelah didapatkan koreksi pada kedua
mata secara bergantian maka selanjutnya
dilakukan tes binoculerety.
1. Rekam Medik
2. Keuangan
UNIT TERKAIT 3. Unit penunjang medik
4. Poli spesialis
5. Apotik
MENGANGKAT JAHITAN
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
Kriteria
1. Membantu pasien turun dari tempat tidur
2. Memberi penjelasan pasien
3. Menggerakkan jari-jari kaki pasien
4. Embantu pasien bangun
PROSEDURE 5. Membantu pasien dududuk
6. Membantu pasien menggeser duduk ketepi tempat tidur
7. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda dengan
memapah pasien dan mengangkat kakinya untuk duduk di
kursi roda
8. Mengobservasi keadaan umum pasien
9. Memasang selimut dan merapikan
10. Mendorong kursi roda dengna perlahan-lahan
11. Menurunkan pasien dari kursi roda perlahan-lahan
selanjutnya dibantu naik ke tempat tidur
Standar alat :
1. Kursi roda 1 buah
2. Bantal 1 buah
3. Selimut 1 helai
4. Kursi 1 buah
Standar persiapan pasien
1. Memberi penjelasan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. Hindari rasa malu pasien
Cara Kerja :
1. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
2. Siapkan kursi roda di pinggir dan sejajar pada bagian kepala
tempat tidur
3. Mengunci kursi roda dan membuka tempat kakinya
4. Perawat cuci tangan
5. Kedua kaki pasien di geser ke tepi tempat tidur dan dibantu
untuk duduk dengan kaki terjuntai
6. Perawat berdiri di depan pasien dengan kaki direntangkan
7. Perawat meletakkan kedua tangan di bawah ketiak pasien dan
jari-jari melebar menutup bagian atas
8. Pasien dibantu untuk berdiri
9. Menganjurkan pasien untuk membelakangi kursi roda
10. Kedua tangan pasien memegang kedua tangan kursi roda
kemudian dibantu untuk duduk di kursi roda
11. Memasang kembali tempat kaki dan meletakkan kaki pasien di
atasnya
12. Mengobservasi keadaan umum pasien dan kalau perlu beri
bantal untuk membantu sandaran kepala dan pasien
diselimuti
13. Perawat cuci tangan
UNIT TERKAIT Seluruh Pelayanan Kesehatan
MEMENUHI KEBUTUHAN EMOSIONAL PASIEN DENGAN
PELAKSANAAN KOMUNIKASI THERAPEUTIK
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
Kriteria
1. Memanggil pasien sesuai dengan nama dan statusnya
2. Menggunakan bahasa yang dapat dimengerti
3. Menampilkan sikap yang ramah dan sopan
4. Memperhatikan dan mendengarkan keluhan pasien
PROSEDURE 5. Memotivasi pasien untuk mengemukakan perasaannya
Cara Kerja :
1. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik berikut sesuai
dengan situasi dan kondisi :
a. Mendengarkan (listening)
Merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan
mendengarkan perawat mengetahui perasaan pasien. Beri
kesempatan lebih banyak pada pasien untuk bicara
b. Pertanyaan terbuka (bread opening)
Memberi kesempatan untuk memilih
c. Mengulangi (restarting)
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan pasien
Gunanya untuk menguatkan ungkapan pasien dan
memberi indikasi perawat mengikuti pembicaraan
pasiensien untuk bicara.
d. Klarifikasi
Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar
atau pasien malu mengemukakan informasi, informasi yang
diperoleh tidak lengkap atau mengemukakannya pindah-
pindah
e. Refleksi, berupa :
1) Refleksi isi, memvalidasi apa yang didengar.
Klarifikasi ide yang diekspresikan pasien dengan
pengertian perawat
2) Refleksi perasaan, memberi respons pada perasaan
pasien terhadap isi pembicaraan agar pasien
mengetahui dan menerima perasaannya
f. Memfokuskan (focusing)
Membantu pasien bicara pada topik yang penting. Dan
menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih
spesifik, lebih jelas dan fokus pada realitas.
g. Membagi persepsi (sharing)
Meminta pendapt pasien tentang hal yang perawat rasakan
dan pikirkan. Dengan cara ini perawat dapat meminta
umpan balik dan memberikan informasi
h. Pengenalan tema (indentification thema)
Latar belakang masalah yang dialami pasien yang muncul
selama percakapan. Gunanya untuk meningkatkan
pengertian dan mengeksplorasi masalah yang penting
i. Diara (siliace)
Cara yang sukar, biasanya dilakukan setelah mengajukan
pertanyaan. Tujuannya memberi kesempatan berpikir dan
memotivasi pasien untuk bicara. Pada pasien yang menarik
diri, teknik diam berarti perawat menerima pasien.
j. Informasi (informating)
Memberi informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan
k. Saran
Memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah. Tepat
dipakai pada fase k erja dan tidak tepat pada fase awal
hubungan
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
Salah satu alat pelindung diri yang berfungsi untuk melindungi kontak
PENGERTIAN kulit pada bagian tangan termasuk jari-jari untuk sekali pakai saat
melakukan pekerjaan yang beresiko kontaminasi melalui kontak kulit
Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dan kesehatannya dalam
TUJUAN melaksanakan pekerjaan dengan melindungi tangan dan jari- jari luka,
lecet, dan infeksi
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
UNIT TERKAIT Ruang perawatan, kamar operasi, kamar bersalin, unit binatu, bagian
kebersihan
STERILISATOR
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
KEBIJAKAN Steril mutlak harus dipertahankan dalam tindakan medik bedah atau
tindakan tindakan invasisf untuk mencegah terjadinya infeksi dan
infeksi nosokomial
1. Masukkan air pada sterilisator sesuai indikator
pada sterilisator kosong untuk proses penguapa
2. Jika sudah masukkan alat instrument medis yang akan diterilisasi
3. Sambungkan stop kontak dan tekan tombol on
4. Atur derajat y ang dikehendaki (170 derajat celcius)
PROSEDURE
5. Atur timer untuk lama pensterilan sesuai yang dikehendaki (1 jam)
6. Bila telah selesai proses penyeterilan tekan tombol power off
7. Ambil alat yang sudah disterilkan dan rapikan dan letakkan pada
tempatnya hingga siap digunakan
8. Cabut kabel stop kontak
9. Buang air pada tabung sterilisator hingga habis dan rapihkan alat
seperti kabel letakkan di tempat yang aman
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
KEBIJAKAN Setiap alat yang dipakai harus dicek kelengkapannya, baik atau rusak
dan dirawat dengan baik
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
a. Persiapan alat :
1. Alat tenun
2. Set ganti balutan
3. Spuit 10 cc
4. Kain kasa
PROSEDURE 5. Verband sesuai dengan ukuran kebutuhan
6. Sarung tangan, scort,masker
7. Obat penenang (bila perlu) dan analgetik
8. Larutan desinfektan / pk
9. Bengkok
b. Cara kerja :
1. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Sebelum tindakan:
a. Bak mandi dibersihkan dan didesinfeksi
b. Mengisi bak mandi dengan air bersuhu 37-43 derajat
c. Memasukkan desinfekan / pk ke dalam bak mandi dengan
konsentrasi sesuaiaturan
d. Memberikan suntikan analgetik sesuaiprogram bila
diperlukan
3. Selama tindakan
4. Pasien diantar ke ruang khusus
5. Pasien dipersiapkan dengan menaggalkan baju
6. Perawat menggunakan hand scoend, scort,masker
7. Perawat membantu memandikan bak mandi
Merendam pasien ke dalam bak mandi
Mengambil cairan PK sebelum dan sesudah pasien
direndam
Membuang jaringan nekrotik
Memecahkan bullae
DOKUMEN TERKAIT: Status Rekam Medik
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Menukar balutan/penutup luka yang sudah kotor atau lainnya, dengan
penutup atau pembalut luka yang baru
KEBIJAKAN Dilakukan pada setiap luka yang dibalut, pada waktu-waktu tertentu
atau bila diperlukan
1. Persiapan alat :
a. Steril :
1) Pinset anatomis 2 buah, atau sarung tangan
2) Pinset chirurgis 1 buah
3) Gunting angkat jahitan 1 buah
PROSEDURE 4) Kom steril 2 buah
5) Kassa steril secukupnya
6) Kapas steril secukupnya
7) Lidi kapas secukupnya
b. Tidak steril
1) Bengkok
2) Gunting plester
3) Plester
4) Korentang
5) Alas dan perlak
6) Alkohol/wash bensin
7) Larutan NaCl fisiologis dan Betadine
2. Pelaksanaan :
a. Mencuci tangan
b. Menjaga privacy dan kenyamanan pasien
c. Mempersiapkan alat dan pasien :
Mintakan inform consent lisan, menyiapkan plester,
memasang alat/perlak, mendekatkan bengkok, paket
steril di buka dengan benar
d. Membuka balutan lama :
Lepas balutan lama dengan menggukana pinset anatomis ke-
1 tadi, kemudian buang balutan ke bengkok. Simpan pinset
on steril ke bengkok yang sudah terisi cairan anti septic
e. Membersihkan luka
1) Larutan NaCl/normal salindi tuang ke kom (terlebih
dahulu di buang sedikit ke bengkok)
2) Bila menggunakan sarung tangan, sarung tangan
dipakai dengan benar
3) Pinset anatomis ke-2 dan chirurgis diambil
4) Membuat kapas/kassa lembab untuk membersihkan
luka(dengan cara memasukkan kapas/kassa ke dalam
kom berisi normal salin dan memerasnya dengan
menggunakan pinset)
5) Membuat kasalembab untuk kompres.
6) Tangan kanan memegang pinset chirurgis dan tangan
kiri memegang pinset anatomis ke-2, lalu mengambil
kapas basah dengan pinset anatomis dan dipindahkan ke
pinset chirurgis
7) Luka diberikan dari dalam keluar
8) Luka dikaji :
Jenis luka, warna dasar luka, fase proses penyembuhan,
tanda-tanda infeksi : pembengkakan, rasa sakit, secret
(pus/darah)
9) Luka dikeringkan dengan kassa kering y ang diambil
dengan pinset anatomis kemudian dipindahkan ke
pinset chirurgis di tangan kanan
10) Beri topikal therapy bila diperlukan/sesuai indikasi
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
TUJUAN
Sebagai acuan perawat dalam melaksanakan perawatan decubitus
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
PERSIAPAN PENDERITA :
Penderita & keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan tindakan
yang akan dilakukan.
PELAKSANAAN :
1. Penderita disiapkan, baju dibuka bila perlu, ketiak dikeringkan.
2. Air raksa diperiksa apakah air raksa tepat pada angka nol, lalu
dijepitkan dengan reservoirnya tepat ditengah ketiak dan lengan
penderita diletakkan didada.
3. Setelah 5 – 10 menit thermometer diangkat dan dibaca, hasilnya
dicatat pada buku.
4. Thermometer yang sudah dipakai diusap dengan alcohol swab.
5. Air raksa diturunkan kembali pada angka nol dan diletakkan pada
tempatnya.
6. Pasien dirapikan dan perawat mencuci tangan.
Mencatat hasil pada catatan perawatan dan lembar observasi vital
sign
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
KEBIJAKAN Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh perawat atau dokter sesuai
dengan SOP
PERSIAPAN PENDERITA :
PERSIAPAN ALAT :
3. Tensimeter ( lebar manset disesuaikan dengan besar lengan
bayi / anak)
4. Stetoskop
5. Alat tulis
PELAKSANAAN :
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
KEBIJAKAN Pemeriksaan dilakukan oleh perawat atau dokter sesuai dengan SOP
PERSIAPAN PENDERITA :
Penderita & keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan.
PELAKSANAAN :
1. Mencuci tangan.
2. Meletakkan 3 jari tengah diatas arteri tertentu.
3. Menghitung jumlah denyut nadi selama 15 detik
kemudian dikali 4.
4. Bila nadi tidak teratur hitung selama 1 menit.Mengamati
volume ( keras lemahnya denyutan )
5. Mengamati irama ( teratur / tidak ).Mencatat jumlah
denyut nadi kedalam buku catatan.
6. Bila perlu juga mencatat volume dan iramanya.
7. Mencuci tangan
8. Membuat grafik / kurve pada status penderita dengan
tepat dan benar.
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
PERSIAPAN ALAT :
1. Arloji yang ada jarum detiknya
PROSEDURE 2. Buku catatan
3. Alat tulis
4. Kalau perlu stetoskop
PELAKSANAAN :
1. Perawat cuci tangan.
2. Meletakkan telapak tangan pada dada pasien.
3. Menghitung pernapasan waktu inspirasi pada dada atau
perut selama 1 menit.
4. Penderita tidak di ajak bicara.
5. Mengamati kedalaman pernapasan.
6. Mengamati irama pernapasan.
7. Mengamati bunyi pernapasan.
8. Mencatat jumlah, kedalaman, irama dan bunyi
9. Mencuci tangan.
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
KEBIJAKAN
Pengkuran tinggi badan dilakukan oleh perawat
PERSIAPAN PENDERITA :
4. Membereskan alat.
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
KEBIJAKAN
Pengukuran lingkar kepala dilakukan oleh perawat atau dokter sesuai
SOP
PERSIAPAN PENDERITA :
PROSEDURE
PERSIAPAN ALAT :
2. Alat tulis
PELAKSANAAN :
9. Mencuci tangan.
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Membuat rekaman pada kertas EKG kerja / ampulai listrik dari jantung
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
Tgl. Terbit :
OPERASIOANAL
PROSEDURE
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Memberikan obat dengan cara penguapan melalui saluran pernapasan bagian
atas
KEBIJAKAN Tindakan nebulizer dilakukan oleh perawat atau dokter yang kompeten
sesuai dengan prosedur.
PERSIAPAN ALAT :
1. Aquadest steril secukupnya
2. Alat nebulizer lengkap
3. Aliran listrik
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
PROSEDURE
PELAKSANAAN :
1. Perawat menampilkan sikap ramah dan sopan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menyapa penderita dengan ramah dan memberikan
sentuhan
4. Menyampaikan informasi secara lengkap dengan bahasa
yang dimengerti oleh penderita.
5. Mendengarkan keluhan penderita dengan penuh perhatian
6. Mengamati respon penderita.
Mencatat hasil komunikasi pada catatan keperawatan
UNIT TERKAIT Semua unit pelayanan
MELAKUKAN KOMUNIKASI TIDAK LANGSUNG
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
038/RSBH-SOP/B02
0 1/2
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
039/RSBH-SOP/B02
0 1/2
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE
01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
TUJUAN Untuk memperoleh informasi tentang penyakit pasien rawat jalan yang
sudah pulang dalam kurun waktu satu bulan
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Laporan harian rawat jalan adalah proses pembuatan laporan harian
yang dilakukan setiap poliklinik yang melakukan tindakan pemeriksaan
No. Dokumen :
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tgl. Terbit :
OPERASIONAL
PROSEDURE 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
Suatu proses tentang cara penerimaan pasien baru rawat jalan melalui
PENGERTIAN pendaftaran di RS BUNDA HALIMAH, dimana pasien datang atas
kehendak sendiri , maupun rujukan dari luar ( praktek dokter / Rumah
Sakit lain/ puskesmas / dokter perusahaan ) ataupun perusahaan
pelanggan RS HJ BUNDA HALIMAH .
Untuk menetapkan prosedur tentang Penerimaan pasien Baru Rawat
TUJUAN Jalan agar dapat terlaksana dengan baik, setiap pasien memiliki satu
nomor rekam medis, sesuai dengan prosedur Pelayanan RS HJ BUNDA
HALIMAH
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No :
269/MENKES/PER/III/2008
KEBIJAKAN
2. Surat Keputusan Direktur No : 137/DIR/SK/VII/2011 Tentang Buku
Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis II
1. Pasien / keluarga pasien tiba di RS HJ BUNDA HALIMAH tepatnya
di pendaftaran lalu mengambil nomor antrian pendaftaran sesuai
dengan jeins / cara bayar, selanjutnya menunggu panggilan.
PROSEDURE 2. Petugas pendaftaran melakukan panggilan pasien yang akan
mendaftar berobat sesuai nomor antrian dan jenis / cara bayar pasien.
Suara panggilan nomor antrian akan berbunyi di ikuti dengan
terteranya nomor antrian pada layar monitor.
3. Petugas pendaftaran akan melakukan komunikasi dengan pasien
yang berguna untuk melengkapai identitas pasien. Dalam melakukan
komunikasi harus dilakukan dengan sungguh – sungguh agar
informasi yang dibutuhkan dalam pengisian data menjadi akurat
sehingga tidak menimbulkan kekeliruan sehingga hasilnya satu pasien
satu rekam medis ( tidak menimbulkan rekam medis ganda ).
4. Petugas pendaftaran memasukkan data pasien baru rawat jalan ke
komputer lalu mencetak tracer dan slip pembayaran sesuai jenis
pembayaran pasien.
5. Tracer dicetak di pendaftaran dan hasil yang sudah di cetak diberikan
kepada pasien sebagai nomor antri di poliklinik atau instalasi
penunjang medis yang dituju.
6. Slip pembayaran pasien akan di ambil oleh petugas rekam medis
untuk di buatkan status rekam medis pasien.
7. Setelah status rekam medis dibuat disatukan dengan slip pembayaran
Status yang sudah di cross check kemudian didistribusikan oleh
petugas medical record ke masing – masing poliklinik atau slip
pembayaran langsung dibawa pasien jika akan hanya melakukan
pemeriksaan penunjang
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. IGD Kebidanan
4. Instalasi Penunjang Medis
5. Kasir
6. Apotik