002/KEB/III/2017 00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan PLT. Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
07 Maret 2017 (dr. M. Chudri Wardana)
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN Tata cara menggunakan CTG pada ibu hamil
2. TUJUAN Untuk mengetahui keadaan jantung bayi dan kondisi bayi secara lebih
jelas/rinci
3. KEBIJAKAN 1. Sesuai intruksi dokter
2. Setiap pasien inpartu mulai hamil 31 minggu
3. Hamil ≥ 40 minggu yang belum kontraksi
4. Untuk pasien gawat janin sambil menunggu operasi atau SC
dipasang monitor CTG
4. PROSEDUR 14. Pasang probe cardio dipunggung janin (DOP) harus memakai
jelli
15. Pasang Probe TOCO di fundus ( UC) Tidak boleh pakai jelli
16. Ikat dengan sabuk biru secukupnya
17. Hidupkan power
18. Atur suara
19. Tekan kode
20. Setelah keluar tanda jantung di monitor baru
tekan
baru tombol ( Print )
21. Setelah 20 menit di stop dengan menekan ulang tombol
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN Induksi Persaalinan untuk merangsang uterus dalam memulai
persalinan
2. TUJUAN 1. Untuk mencapai his adekuat yaitu 3-4x/10 mnt,lamanya 40-
60 detik.
2. Agar induksi Persalinan di laksanakan dengan tepat
3. KEBIJAKAN 1. Harus sesuai Instruksi dokter
2. Persalinan bisa pervaginam
3. Bayi letak kepala
4. Bukan Bekas SC
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN Tata cara pengambilan sample vagina untuk memastikan ada tidaknya
infeksi pada vagina.
2. TUJUAN Menyediakan hapusan vagina sebagai bahan pemeriksaan sesuai dengan
kebutuhan, dilakukan pada pasien wanita dengan tersangka GONORHOE
(GO); FLOUR ALBUS / Infeksi pada leher rahim.
3. KEBIJAKAN 1. Semua perawat yang bekerja di RSIA. Keluarga Kita
berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan sesuai dengan
Instruksi Kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2. Instruksi Kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak petaksanaan
pelayanan keperawatan
3. Instruksi Kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah..
4. PROSEDUR 1. Memasang tabir disekeliling tempat tidur.
2. Perawat/Bidan mencuci tangan.
3. Perawat/Bidan memasang cocor bebek.
4. Perawat/Bidan mengambil sekret vagina dengan lidi kapas
steril, dimasukkan ke dalam tabung kimia lalu ditutup.
5. Merapihkan pakaian dan lingkungan pasien.
6. Membereskan alat dan mengambilkan pada tempatnya.
7. Perawat/Bidan mencuci tangan.
8. Segera mengatur bahan dan formulir pemeriksaanke laboratorium.
9. Catat dalam buku ekspedisi laboartorium
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN Tata cara memberi obat supposituria ke dalam vagina
2. TUJUAN Agar obat yang di berikan sesuai dan pasien terasa nyaman
4. PROSEDUR 1. Periksa intruksi dari dokter untuk memastikan nama obat, dosis
dan cara pemberian pasien
2. Cuci tangan
3. Jelaskan prosedur pada pasien
4. Pastikan identitas pasien dan tanyakan nama pasien
5. Minta pasien berbaring dengan posisi dorsal rekumben
6. Gunakan sarung tangan sekali pakai, buka bungkus obat
suposituria, lumaskan jari telunjuk kanan yang telah memakai
sarung tangan
7. Tegangkan lipatan labia dengan tangan kiri yang sudah terpasang
sarung tangan.
8. Masukan ujung bulat suposituria melalui sepanjang dinding kanal
Posterior
9. Tarik jari dan bersihkan pelumas yang tersisa,di sekitar orivisium
dan labia,intruksikan agar pasien tetap pada posisi terlentang
selama sedikitnya 10 menit.
10. lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalamnya kea
rah luar dan buang pada wadah yang tersadia
11. Cuci tangan
12. Catat dalam buku pemberian obat dan di dokmentasikan dalam
catatan perawat di dalam rekam medis pasien.
5. UNIT TERKAIT 1. Unit kebidanan
2. Unit keperawatan
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN Memberikan pengobatan dengan infuse dan obat dengan tetesan yang
diatur sesuai dengan keadaan pasien
2. TUJUAN Menunda adanya kontraksi uterus dengan harapan persalinan dapat
berlangsung cukup bulan
3. KEBIJAKAN 1. Harus dengan instruksi Dokter
2. Bukan dalam keadaan inpartu
4. PROSEDUR 1. Pasien diinformasikan tindakan yang akan dilakukan dan hal-
hal yang mungkin terjadi yaitu berdebar dan pernafasan
terganggu.
2. lakuka pemeriksaan CTG pada umur kehamilan > 30 mgg.
3. siapkan cairan infuse dextrose 5% 500ml sesuai instruksi
dokter, tambahkan 1 ampul duvadilan di infusan mulai
8tts/mnt.
4. Jika kontraksi uterus 3x dalam 10mnt, naikkan tetesan 4 tts/30
mnt, dengan tetesan maksimal 16 tpm atau sesuai dengan
instruksi dokter.
5. Lakukan pemeriksaan nadi, jika dalam 1 menit > 100x/mnt
turunkan tetesan menjadi 8 tts.
6. Jika kontraksi uterus sudah tidak ada, ganti cairan infuse
dengan cairan kosong, berikan obat tokolitik oral atau sesuai
instruksi dokter.
7. Obs 1x24 jam, kontraksi uterus tidak ada infuse dilepas.
Direncanakan pulang control 1 mggu kemudian.
8. Lakukan kontrol DJJ tiap 3 jam sekali, catat hasil pemeriksaan
dalam status.
9. Pada umur kehamilan < 34mggu diberikan obat pematangan
paru dengan dosis sesuai dengan instruksi dokter.
5. UNIT TERKAIT 1. Unit kebidanan
2. Unit keperawatan
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN Tata cara pemasangan gagang laminaria kedalam endoserviks.
2. TUJUAN Menyerap endoserviks dan cairan pada jaringan local dan digunakan
sebagai metode standar pematangan serviks sebelum dilatasi dan
kuretase
3. KEBIJAKAN 1. Harus dilaksanakan oleh perawat / bidan
2. Harus sesuai instruksi dokter
4. PROSEDUR 1. Periksa instruksi dari dokter sebelum melakukan pemasangan
laminaria
2. siapkan alat
3. cuci tangan
4. jelaskan prosedur pada pasien
5. minta pasien berbaring litotomi
6. gunakan sarung tangan sekali pakai, buka bungkus laminaria
sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
7. ikat bagian ujung belakang laminaria dengan menggunakan kassa
8. perineum dan vagina dibersihkan dengan antiseptic
9. Gunakan Spekulum , cocor bebek yang steril untuk melihat serviks
10. Jepit portio dengan menggunakan tenakulum di jam 12
11. tarik tenakulum sejajar untuk meluruskan serviks
12. masukkan dilator (laminaria) kedalam endoservik dengan ekornya
diletakkan pada vagina
13. dilator (laminaria) secara progresif dimasukkan sampai
endoserviks penuh
14. tenakulum dilepas
15. masukkan kassa steril kedalam vagina hingga tampak di vulva
untuk menjaga posisi laminaria
16. lepas speculum cocor bebek
17. rapihkan alat bekas pakai
Dr.Jerry Widjaya
18. cuci tangan
19. dokumentasikan dalam catatan perawat didalam rekam medis
pasian
5. UNIT TERKAIT 1. Unit kebidanan
2. Unit keperawatan
MONITOR PERDARAHAN NIFAS
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN Pemantauan perdarahan masa nifas bagi pasien melahirkan
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN Suatu tindakan kebidanan dengan cara pengambilan cairan atau secret
vagina
2. TUJUAN Untuk mengetahui ada tidaknya keganasan di dalam leher rahim
(cervix ).
3. KEBIJAKAN 1. Semua perawat yang bekerja di RSIA. Keluarga Kita berkewajiban
melaksanakan prosedur keperawatan sesuai dengan Instruksi Kerja
yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2. Instruksi Kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak petaksanaan
pelayanan keperawatan
3. Instruksi Kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.
4. PROSEDUR 1. Perawat menyiapkan peralatan yang dibutuhkan yaitu :
• Obyek glas
• Sarung tangan
• Citobrush
• Jelly
• Staning jar
• Alcohol 96%
• Spekkulum
2. Perawat mencuci tangan.
3. Menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan
dilakukan.
4. Secrem ditutup.
5. Pasien dipersilahkan membuka pakaian dalamnya (celana) dan
dipersilahkan berbaring di meja obgyn dengan posisi litotomy.
6. Dokter memakai sarung tangan kemudian memasang speculum yang
sudah diberi jelly ke vagina pasien dibantu perawat / bidan.
7. Mengambil sekret vagina memakai citobrush dan diusap pada obyek
glas.
8. Obyek glas diberi stiker identitas dan dimasukkan ke dalam staning
jar berisi alcohol 96%, untuk dikirim ke laboratorium bersama
formulir PA.
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN PAP’SMEAR
5. UNIT TERKAIT
1. Unit kebidanan
2. Unit keperawatan
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN HIDROTUBASI
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN Suatu tindakan kebidanan dengan cara memasukkan cairan / obat ke
dalam saluran tuba dengan menggunakan alat yang dimasukkan ke
dalam portio.
2. TUJUAN Untuk membuka / melebarkan saluran tuba.
3. KEBIJAKAN 1. Semua perawat yang bekerja di RSIA. Keluarga Kita berkewajiban
melaksanakan prosedur keperawatan sesuai dengan Instruksi Kerja
yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2. Instruksi Kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak petaksanaan
pelayanan keperawatan
3. Instruksi Kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.
4. PROSEDUR 1. Perawat menyiapkan peralatan yang diperlukan yaitu :
• Meja gynaecologie
• Lampu sorot
• Nierbeken
• Kapas sublimat
• Tissue
• Alat hydrotubasi / folley cath no. 8 (ada mandarin)
• Sarung tangan
• Tenaculum
• Syringe 20 cc
• Needle no.20G/no.23
• Speculum
• Kalmetason 5 mg
• Kanamycin 1 gr
• NaCl 0,9 25 cc/Aquabides 25 cc
• Hibicet
2. Perawat mencuci tangan.
3. Menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.
4. Perawat menyiapkan kanamycin 1 gr. Dengan NaCl 0,9% 25 cc
/Aquadest, kalmetason 5 mg dengan spuit 20 cc.
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN HIDROTUBASI
5. Secrem ditutup.
6. Pasien dipersilahkan membuka pakailah dalamnya dan dipersilahkan
berbaring di meja gynaecologie dengan posisi litotomy.
7. Dokter memakai sarung tangan steril, vagina dibersihkan dengan
kapas hibicet, vagina dibuka dengan speculum.
8. Dokter melihat bagian portio, alat hydrotubasi dan syringe berisi
obat, dimasukkan ke vagina, lalu obat disemprotkan secara pelan-
pelan.
9. Setelah selesai, speculum dikeluarkan dari vagina, pasien tiduran
selama 10 – 15 menit supaya obat tidak keluar.
10. Alat-alat dirapihkan dan pasien dipersilahkan merapihkan kembali
pakaiannya.
11. Perawat mencuci tangan.
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN ISERTIO IUD
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN Suatu tindakan kebidanan dengan cara memasukkan alat kontrasepsi
(IUD) ke dalam uterus.
2. TUJUAN Menghambat jalannya sel telur masuk ke dalam uterus agar tidak
terjadi kehamilan.
3. KEBIJAKAN 1. Semua perawat yang bekerja di RSIA. Keluarga Kita berkewajiban
melaksanakan prosedur keperawatan sesuai dengan Instruksi Kerja
yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2. Instruksi Kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak
petaksanaan pelayanan keperawatan
3. Instruksi Kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.
4. Instruksi Kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan
ilmupengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.
4. PROSEDUR 1. Petugas menyiapkan peralatan yang diperlukan yaitu :
• Meja gynaecologie
• Lampu sorot
• Nierbekken
• IUD
• Cairan anti septic
• Softek kapas
• Speculum sim / cocor bebek
• Sonde uterus
• Gunting
• Tenaculum
• Pinset panjang
• Mangkok kecil, Sarung tangan
2. Perawat/Bidan mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
3. Menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan
dilakukan (sebaiknya sedang menstruasi hari ke 3 – ke 5 ).
4. Pasien dipersilahkan membuka pakaian dalamnya (celana) dan
berbaring di meja gynaecologie dengan posisi litotomy.
5. Dokter memakai sarung tangan, dibantu perawat vagina
dibersihkan dengan kapas hibicet, vagina dibuka dengan speculum.
6. Mengukur dalamnya rahim dengan sonde uterus.
7. Bila diperlukan jepit portio dengan tenaculum.
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN ISERTIO IUD
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN Suatu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus yang gagal
bernapas secara spontan.
2. TUJUAN Mengembalikan fungsi organ-organ tubuh yang penting yaitu jantung
dan paru agar bayi terhindar dari kematian.
3. KEBIJAKAN 1. Semua perawat yang bekerja di RSIA. Keluarga Kita berkewajiban
melaksanakan prosedur keperawatan sesuai dengan Instruksi
Kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2. Instruksi Kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak
petaksanaan pelayanan keperawatan
3. Instruksi Kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.
4. Instruksi Kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan
ilmupengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.
1. Perawat meletakkan bayi dibawah alat pemancar panas (bersihkan
4. PROSEDUR trakea dengan pengisap lendir, apabila terdapat mekoneum bisa
dibantu dengan laringoskop dan ETT ).
2. Perawat mengeringkan seluruh tubuh bayi.
3. Ganti linen basah dengan yang kering.
4. Atur posisi bayi (position).
5. Bersihkan mulut kemudian hidung bayi dengan alat pengisap.
6. Kemudian perawat melakukan rangsangan taktil (bila perlu).
7. Kemudian perawat melakukan evaluasi pernafasan :
Jika bernafas spontan, evaluasi frekuensi jantung dalam 6
detik, jumlahnya dikalikan dengan 10. Bila frekuensi jantung
> 100/menit evaluasi warna : biru beri oksigen.
Jika tidak bernafas, lakukan bagging dengan sungkup dan
tindakan intubasi bila memungkinkan serta berikan
ventilasi tekanan positif ( VPT ) dengan oksigen murni 100%
selama 15-30 detik dengan frekuensinya 40-60 kali
permenit dengan melakukan bagging.
PROSEDUR
RESUSITASI NEONATUS DIKAMAR BERSALIN
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN Mengambil contoh jaringan endometrium yang dilakukan pada fase
sekresi.
2. TUJUAN Untuk mengetahui ada tidaknya efek progesteron di endometrium.
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN MIKROCURETTAGE
Dr.Jerry Widjaya
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN EXTERTIO IUD
PROSEDUR
PEMERIKSAAN TEST KEHAMILAN ( RAPID TEST )
Dr.Jerry Widjaya
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
Dr.Jerry Widjaya
6. Perlengkapan :
- Ember besar,alas plastic kuning
- Tabung formalin (bila di PA)
- Tabung jaringan untuk pasien
- Sambungan kabel
- Lampu Sorot
- Sepatu Boat
- Kaki ginekologi
7. Catatan tambahan :
Jika Molahidatidosa di tambah :
- Canul 10 cm atau sesuai instruksi dokter
- Suction Gynecology
- Pemeriksaan Lab (DR,Ul,GDS,BT CT,HBSAG)
3. KEBIJAKAN