Anda di halaman 1dari 3

RS. BAPTIS BATU Jl.

PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN


Raya Tlekung No. 1 ELEKTROLIT PEKAT
Batu No Dokumen No. Revisi Halaman
14.01.02 0 1/3

Ditetapkan oleh,
Direktur RS. Baptis Batu
Tanggal
23 Mei 2013
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp. KFR, MARS.
Elektrolit pekat adalah larutan elektrolit dengan kadar diatas normal
PENGERTIAN
atau yang umum.
Prosedur ini dibuat untuk mencegah bahaya pada pasien karena
TUJUAN
kesalahan obat
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009
tentang Narkotika.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997
tentang Psikotropika.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
6. Peraturan pemerintahan No. 72 tahun 1998 tentang
KEBIJAKAN
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat kesehatan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1197 tahun 2004
tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
10. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia
Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi
Rumah Sakit Baptis Batu.
1. Elektrolit pekat meliputi sediaan Kalsium gluconas inj, Kalsium
gluseptat inj, kalium klorida inj, NaCl 3% 500 mL, , KCl 25 meq,
Kalium asetat 0,4 Eq/ml10, Kalium fosfat 0,4 Eq/ml10,
Magnesium sulfat > 40 mg/ml dalam larutan 100 ml (4 g dalam
100 ml larutan isotonik / normal salin).
2. Penyimpanan elektrolit pekat hanya di instalasi farmasi, ruang
perawatan tidak diperbolehkan adanya buffer stok elektrolit
PROSEDUR pekat, kecuali ICU dan kamar operasi. Penggunaan elektrolit
pekat harus menggunakan resep.
3. Kalsium Intravena (sebagai gluceptate, gluconate, atau
chloride)
a. CaCl tidak boleh diberikan melalui IM karena bersifat sangat
iritatif terhadap jaringan
b. Faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium dalam
darah adalah kadar fosfor serum dan albumin serum
RS. BAPTIS BATU Jl. PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
Raya Tlekung No. 1 ELEKTROLIT PEKAT
Batu No Dokumen No. Revisi Halaman
14.01.02 0 2/3

Ditetapkan oleh,
Direktur RS. Baptis Batu
Tanggal
23 Mei 2013
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp. KFR, MARS.
c. Efek samping yang dapat terjadi:
Interaksi obat dengan digoksin (injeksi cepat kalsium dapat
menyebabkan bradiaritmia, terutama pada pasien yang
mengkonsumsi digoksin)
Antagonis terhadap CCB (calcium-channel blocker) dan
peningkatan tekanan darah
Hipokalsemia atau hiperkalsemia akibat pemantauan kadar
kalsium yang tidak efisien
Rasio kalsium-fosfor yang tidak tepat dalam larutan IV dan
menyebabkan presipitasi dan kerusakan organ
Nekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida
d. Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan milligram.
e. Lakukan pengecekan ganda

4. Konsentrat elektrolit : injeksi NaCl > 0,9% dan injeksi


Kalium (klorida, asetat, dan fosfat) 0,4 Eq/ml10
a. Jika KCl diinjeksi terlalu cepat (misalnya pada kecepatan
melebihi 10 mEq/jam) atau dengan dosis yang terlalu tinggi,
dapat menyebabkan henti jantung.
b. KCl tidak boleh diberikan sebagai IV bolus.
PROSEDUR
c. Hanya disimpan di apotek, ICU, ICCU, dan kamar operasi
d. Standar konsentrasi pemberian infus NaCl: maksimal 3%
dalam 500mL.
e. Berikan label pada botol infus : larutan natrium hipertonik
3% (Tulisan berwarna merah)
f. Protokol untuk KCl:
Indikasi infus KCl
Kecepatan maksimal infus
Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehkan
Panduan mengenai kapan diperlukannya monitor
kardiovaskular
Penentuan bahwa semua infus KCl harus diberikan via
pompa
Larangan untuk memberikan larutan KCl multipel secara
berbarengan (misalnya : tidak boleh memberikan KCl IV
sementara pasien sedang mendapat infus KCl di jalur IV
lainnya)
Diperbolehkan untuk melakukan substitusi dari KCl oral
menjadi KCl IV, jika diperlukan
Lakukan pengecekan ganda
RS. BAPTIS BATU Jl. PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
Raya Tlekung No. 1 ELEKTROLIT PEKAT
Batu No Dokumen No. Revisi Halaman
14.01.02 0 3/3

Ditetapkan oleh,
Direktur RS. Baptis Batu
Tanggal
23 Mei 2013
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp. KFR, MARS.
5. Infus Magnesium Sulfat
a. Tergolong sebagai high alert medications pada pemberian
konsentrasi melebihi standar, yaitu > 40 mg/ml dalam larutan
PROSEDUR
100 ml (4 g dalam 100 ml larutan isotonik / normal salin).
b. Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis, persiapan dosis,
pengaturan pompa infus)
Instalasi Farmasi.
UNIT TERKAIT Komite Medik.
Instalasi Rawat Inap.

Anda mungkin juga menyukai