Anda di halaman 1dari 3

PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN

ELEKTROLIT PEKAT
No Dokumen No. Halaman
14.01.02 Revisi 1/2
1
RSUD
KARANGKEMBANG Ditetapkan:
Tanggal Terbit Direktur Rsud Karangkembang
5 November 2022 Kabupaten Lamongan
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Maya Dewi Hanggraningrum, MMRS
Pembina
19830220 201001 2 016
Elektrolit pekat adalah larutan elektrolit dengan kadar diatas normal
PENGERTIAN atau yang umum.
Prosedur ini dibuat untuk mencegah bahaya pada pasien karena
TUJUAN kesalahan obat
Keputusan Direktur RSUD Karangkembang No.:
KEBIJAKAN 000/RSUD/IFRS/A.1/II/2022 Tentang Pedoman Pelayanan instalasi
farmasi rumah sakit
1. Elektrolit pekat meliputi sediaan Kalsium gluconas inj, Kalsium
gluseptat inj, kalium klorida inj, NaCl 3% 500 mL, , KCl 25 meq,
Kalium asetat ≥ 0,4 Eq/ml10, Kalium fosfat ≥ 0,4 Eq/ml10,
Magnesium sulfat > 40 mg/ml dalam larutan 100 ml (4 g dalam
100 ml larutan isotonik / normal salin).
2. Penyimpanan elektrolit pekat hanya di instalasi farmasi, ruang
perawatan tidak diperbolehkan adanya buffer stok elektrolit
pekat, kecuali ICU dan kamar operasi. Penggunaan elektrolit
pekat harus menggunakan resep.
3. Kalsium Intravena (sebagai gluceptate, gluconate, atau
chloride)
a. CaCl tidak boleh diberikan melalui IM karena bersifat sangat
iritatif terhadap jaringan
b. Faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium dalam
darah adalah kadar fosfor serum dan albumin serum
c. Efek samping yang dapat terjadi:
 Interaksi obat dengan digoksin (injeksi cepat kalsium dapat
PROSEDUR menyebabkan bradiaritmia, terutama pada pasien yang
mengkonsumsi digoksin)
 Antagonis terhadap CCB (calcium-channel blocker) dan
peningkatan tekanan darah
 Hipokalsemia atau hiperkalsemia akibat pemantauan kadar
kalsium yang tidak efisien
 Rasio kalsium-fosfor yang tidak tepat dalam larutan IV dan
menyebabkan presipitasi dan kerusakan organ
 Nekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida
d. Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan milligram.
e. Lakukan pengecekan ganda
4. Konsentrat elektrolit : injeksi NaCl > 0,9% dan injeksi
Kalium (klorida, asetat, dan fosfat) ≥ 0,4 Eq/ml10
a. Jika KCl diinjeksi terlalu cepat (misalnya pada kecepatan
melebihi 10 mEq/jam) atau dengan dosis yang terlalu tinggi,
dapat menyebabkan henti jantung.
b. KCl tidak boleh diberikan sebagai IV bolus.
c. Hanya disimpan di apotek, ICU, ICCU, dan kamar operasi.
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
ELEKTROLIT PEKAT
No Dokumen No. Halaman
14.01.02 Revisi 2/2
1
RSUD
KARANGKEMBANG Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Direktur Rsud Karangkembang
5 November 2022 Kabupaten Lamongan
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Maya Dewi Hanggraningrum, MMRS
19830220 201001 2 016

d. Standar konsentrasi pemberian infus NaCl: maksimal 3%


dalam 500mL.
e. Berikan label pada botol infus : ‘larutan natrium hipertonik
3%’ (Tulisan berwarna merah)
f. Protokol untuk KCl:
 Indikasi infus KCl
 Kecepatan maksimal infus
 Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehkan
 Panduan mengenai kapan diperlukannya monitor
kardiovaskular
 Penentuan bahwa semua infus KCl harus diberikan via
pompa
PROSEDUR  Larangan untuk memberikan larutan KCl multipel secara
berbarengan (misalnya : tidak boleh memberikan KCl IV
sementara pasien sedang mendapat infus KCl di jalur IV
lainnya)
 Diperbolehkan untuk melakukan substitusi dari KCl oral
menjadi KCl IV, jika diperlukan
 Lakukan pengecekan ganda
5. Infus Magnesium Sulfat
a. Tergolong sebagai high alert medications pada pemberian
konsentrasi melebihi standar, yaitu > 40 mg/ml dalam larutan
100 ml (4 g dalam 100 ml larutan isotonik / normal salin).
b. Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis, persiapan dosis,
pengaturan pompa infus)
1. InstalasiFarmasi.
UNIT TERKAIT 2. KomiteMedik.
3. Instalasi Rawat Inap.

Anda mungkin juga menyukai