Anda di halaman 1dari 3

PEMBERIAN KALIUM KLORIDA

Nomor Dokumen : No. Revisi Halaman

RSUD dr.SOEROTO RSUD/SPO/010.1/I/2020 00 3/3


KABUPATEN NGAWI
Jln. Dr.Wahidin 27 Ngawi

Tanggal terbit Ditetapkan,


Direktur RSUD dr. SOEROTO NGAWI
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 13 Januari 2020
dr. Agus Priyambodo, M.MKes
Pembina Tk. I
NIP. 19681112 199803 1 004
Pengertian Suatu cara untuk pemberian kalium klorida.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian kalium


klorida.

Kebijakan 1. SK Direktur RSUD dr. Soeroto Ngawi No. 188/019/404.211/2020


tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di RSUD dr.Soeroto Ngawi.
2. SK Direktur RSUD dr. Soeroto Ngawi No. 188/018/404.211/2020
tentang Pedoman Pelayanan Farmasi di RSUD dr. Soeroto Ngawi.
Prosedur 1. Perawat berdasarkan instruksi dokter melakukan pemeriksaan:
1.1. Darah lengkap
1.2. Kreatinin serum kurang dari 1 mg/dL
1.3. Urine output lebih dari 1ml/kg/jam
1.4. EKG
1.5. Kadar kalium dalam darah
2. Perawat memastikan instruksi dokter berupa:
2.1. Rute pemberian kalium klorida rute sentral atau rute perifer
2.2. Dosis
2.3. Periode pemberian
2.4. Pelarut yang digunakan (NaCl 0,9% atau Dextrose 5% atau
Ringer Laktat)
2.5. Jumlah pelarut sesuai dengan standar pelarutan
2.6. Kecepatan infus berdasarkan rute pemberian
3. Perawat melarutkan kalium klorida 7,46% (KCl 7,46%) dengan
menggunakan pelarut yang diinstruksikan (NaCl 0,9% atau Dextrose
5% atau Ringer Laktat) dengan standar pelarutan:
3.1. Rute sentral: Maksimal konsentrasi untuk rute sentral: 20-40
mEq/100 mL. Jadi pelarutan tidak boleh melebihi 20 ml-40 ml
KCl 7,46% dalam 100 mL pelarut.
PEMBERIAN KALIUM KLORIDA

Nomor Dokumen : No. Revisi Halaman

RSUD dr.SOEROTO RSUD/SPO/010.1/I/2020 00 3/3


KABUPATEN NGAWI
Jln. Dr.Wahidin 27 Ngawi

3.2. Rute perifer: Maksimal konsentrasi untuk rute perifer: 10


mEq/100 mL. Jadi konsentrasi pelarutan tidak boleh lebih dari
10 ml KCl 7,46% dalam 100 mL pelarut atau 50 ml KCl 7,46%
(2 kolf) dalam 500 ml pelarut.
4. Perawat harus memperhatikan:
4.1. Tidak memberikan KCl 7,46% ke pasien tanpa dilarutkan
terlebih dahulu.
4.2. Tidak memberikan KCl 7,46% secara iv bolus
4.3. Menggunakan hanya hasil pelarutan yang jernih
KCl 7,46% yang telah dilarutkan segera digunakan setelah
dilarutkan. Penyimpanan dalam temperatur ruang maksimal 24
jam setelah dilarutkan.
5. Perawat I setelah selesai melakukan check, kemudian perawat II/
senior melakukan independent double check.
6. Perawat memberikan drip infus KCl 7,46% ke pasien sesuai dengan
instruksi dokter dengan standar kecepatan infus:
6.1. Rute sentral: maksimal kecepatan infus 40 mEq/jam.
6.2. Rute perifer: maksimal kecepatan infus 10 mEq/jam.
7. Perawat melakukan pemantauan sebagai berikut:
7.1. Tanda-tanda phlebitis, segera hubungi dokter jika muncul.
7.2. Serum Kalium lebih dari sama dengan 5,5 mEq/L, segera hubungi
dokter jika hasil pemeriksaan melebihi ≥ 5,5 mEq/L.
7.3. Tanda-tanda hiperkalemia: aritmia, bradikardi, segera hubungi
dokter jika muncul.
7.4. Efek samping obat: mual, muntah, peptic ulcer, segera hubungi
dokter jika timbul efek samping.
7.5. Pasien menerima terapi digitalis (digoxin) dan terapi obat
meningkatkan kalium lainnya, komunikasikan kepada DPJP.
8. Perawat menyiapkan antidotum sesuai instruksi dokter jika hasil EKG
menunjukkan terjadi puncak gelombang T dan pelebaran kompleks
QRS:
8.1. Kalsium glukonas 1 gram (1 ampul 1000 mg/10 ml) IV perlahan-
lahan 5-10 menit. Segera hubungi dokter jika hasil EKG belum
normal dan jika pasien saat menerima terapi kalsium glukonas
PEMBERIAN KALIUM KLORIDA

Nomor Dokumen : No. Revisi Halaman

RSUD dr.SOEROTO RSUD/SPO/010.1/I/2020 00 3/3


KABUPATEN NGAWI
Jln. Dr.Wahidin 27 Ngawi

juga menerima terapi digoxin. Atau,


8.2. Insulin regular (Human Actrapid) 5-10 unit + 50 ml D50% selama
5-15 menit. Setelah infus selesai cek gula darah tiap jam selama 6
jam. D 50% tidak perlu diberikan bila kadar gula darah lebih dari
250 mg/dL.
Unit Terkait 1. Instalasi Farmasi
2. Keperawatan
3. Staf Medis
4. Komite Keselamatan Pasien

Anda mungkin juga menyukai