PPLABORATORIUMTAHU
N PPPPPPPPPPPpPPPP2022
RS BUNDA ALIYAH
JL.KARTINI NO. 2 PANCORAN MAS, KOTA DEPOK
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUNDA ALIYAH
NOMOR: 008/SK-DIR/RS-BA/VI/2022
TENTANG
Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
2. Undang – undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
4. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 012 Tahun 2020 tentang
Akreditasi Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR RS BUNDA ALIYAH TENTAN KEBIJAKAN
HASIL NILAI KRITIS LABORATORIUM
Kedua : Kebijakan pelayanan laboratorium RS Bunda Aliyah sebagaimana tercantum
dalam lampiran keputusan ini
Ketiga : Hasil Nilai Kritis pemeriksaan laboratorium ini sebagai mana terlampir dalam
keputusan ini menjadi acuan dalam pelayanan Pemeriksaan di RS Bunda
Aliyah
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan akan dievaluasi selama 3
tahun apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya
Ditetapkan di: Depok
Pada tanggal : 20 Juni 2022
RS Bunda Aliyah
Dr. Ajeng Rahayung.MMRS
Lampiran 1
Kebijakan Umum
1. Hasil nilai kritis di tetapkan sebagai kebijakan dari Rumah Sakit untuk tindak lanjut oleh
praktisi terhadap pasien.
2. Hasil nilai kritis di tetapkan sebagai kebijakan untuk monitoring keadaan pasien
3. Hasil nilai kritis dilaporkan oleh Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik
4. Hasil nilai kritis Laboratorium harus segera dilaporkan kepada DPJP
5. Unit yang diprioritaskan adalah IGD, Ruang intensif, rawat inap, rawat jalan, dan ruang
tindakan
6. Pelayanan pelaporan hasil nilai kritis harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien
Kebijakan Khusus
Hasil nilai kritis adalah nilai abnormal suatu nilai diagnostik yang mengindikasikan
situasi mengancam jiwa atau yang dapat menyebabkan derajat kesakitan berat dan harus
dilaporkan segera agar pasien mendapatkan perhatian atau penanganan klinis secepatnya.
Kriteria hasil nilai kritis untuk laboratorium sebagai berikut:
1. Hemoglobin pada pasien pendarahan, pasien hemokonsentrasi, Thalasemia.
2. Leukosit pada pasien sepsis, Leukemia
3. Trombosit pada pasien DHF
4. Glukosa pada pasien koma diabetic
5. Natrium dan Kalium pada pasien dehidrasi sedang berat
6. Ureum dan kreatinin pada pasien Gangguan Fungsi Ginjal
7. Bilirubin Total pada pasien ikterik
8. Analisa Gas darah pada dehidrasi berat, ancaman gagal nafas , penurunan kesadaran
9. Rapid tes HBsAg pada penderita Hepatitis
10. Rapid tes HIV pada penderita HIV
11. Rapid tes covid-19 pada pasien Covid-19
Direktur
RS Bunda Aliyah
Dr. Ajeng Rahayuning.MMRS
Lampiran 2
A. Hematologi
B. Kimia Darah
No. Nama Test Usia Nilai Kritis Nilai Kritis Satuan
Rendah Tinggi
1 Albumin < 1,5 g/dl
2 Glukosa < 4 mgg ≤ 40 ≥ 400 mg/dl
≥ 4 mgg ≤ 50 ≥400 mg/dl
3 1 hari – 4 mgg - ≥ 1,5 mg/dl
5 mgg – 23 bln - ≥ 2,0 mg/dl
Kreatinin 2 th – 11 th - ≥ 2,5 mg/dl
12 th – 15 th - ≥ 3,0 mg/dl
≥ 16 th - ≥ 10,0 mg/dl
4 Ureum ≤2 ≥ 80 mg/dl
Direktur
RS Bunda Aliyah
Nilai kritis dari suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan kelainan atau
gangguan yang mengancam jiwa, memerlukan perhatian atau tindakan. Nilai abnormal suatu hasil
pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik, sebaliknya nilai normal dianggap tidak normal pada
kondisi klinik tertentu. Oleh karena itu perlu diperhatikan nilai rujukan sesuai kondisi khusus pasien.
Karena nilai kritis merupakan gambaran keadaan patofisiologis yang mengancam jiwa dan harus
segera mendapat tindakan, maka RSIA Bunda Aliyah menetapkan pelaporan hasil kritis pemeriksaan
laboratorium sebagai salah satu indikator utama di rumah sakit.
III. TUJUAN
1. Pasien segera memperoleh tatalaksana pengobatan segera sesuai dengan indikasi yang tepat
2. Petugas dari Unit terkait segera waspada dan memberikan laporan berjenjang kepada dokter yang
bertugas/DPJP
BAB I . DEFINISI
Panduan ini diterapkan kepada Pelaksana yang terkait yaitu semua tenaga kesehatan (medis,
perawat, farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya); staf di ruang IGD, rawat inap, rawat jalan,
ICU/ICCU, unit medik terkait, dengan prinsip :
a. Terlaksananya proses pelaporan nilai-nilai yang perlu di waspadai (alert values interpretasi
laboratorium, kardiologi, dan radiologi untuk tenaga kesehatan).
b. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil kritis.
Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan diinformasikan pada pasien
sesuai waktu
1. Petugas Laboratorium menyampaikan hasil kritis ke DPJP. Bila DPJP tidak bisa
dihubungi, petugas laboratorium langsung menghubungi dokter/ perawat unit rawat inap,
rawat jalan dan unit gawat darurat.
2. Petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat TANGGAL dan WAKTU menelpon,
NAMA LENGKAP PETUGAS KESEHATAN YANG DIHUBUNGI dan NAMA
LENGKAP YANG MENELEPON.
3. Dokter/ perawat ruangan yang menerima hasil kritis menggunakan teknik komunikasi
verbal Tulis (write back)/ Baca (read back) Konfirmasi (Confirmation), proses pelaporan
ini ditulis di dalam rekam medis (form catatan perkembangan terintegrasi).
4. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis langsung menghubungi DPJP
yang merawat pasien.
5. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis dan menghubungi DPJP yang
merawat pasien harus mencatat tindakan yang diambil untuk pasien atau informasi lain
terkait klinis.
6. Semua nilai kritis/ interpretasi selanjutnya disampaikan melalui formulir hasil
pemeriksaan sesuai dengan SPO Penyerahan Hasil.
7. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis harus dilaporkan kepada dokter yang meminta
pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil kritis ke pasien.
8. Dokter/ perawat di ruangan yang menerima hasil kritis menerapkan mekanisme pelaporan
hasil kritis sebagai berikut:
a. 15 menit pertama : harus segera melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil
menghubungi, ke langkah berikut:
b. 15 menit ke dua : harus melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil
menghubungi, ke langkah berikut:
c. 15 menit ke tiga : Bila hari kerja dapat menghubungi: Divisi departemen
terkait Bila di luar jam kerja/ hari libur menghubungi konsulen jaga yang
bertugas, bila belum berhasil menghubungi ke langkah berikut:
d. 15 menit ke empat : menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila belum
berhasil juga maka dapat menghubungi urutan pimpinan sebagai berikut:
1.Kepala IGD, jika tidak dapat dihubungi,
2.Kepala ICU, jika tidak dapat dihubungi
3.Supervisor Keperawatan
e. Dokter yang dilaporkan tentang hasil kritis yang perlu diwaspadai tersebut,
bertanggungjawab terhadap interpretasi hasil dan pengambilan tindakan terhadap
pasien.
BAB IV DOKUMEN
Demikian buku Panduan pelaporan nilai kritis ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan
asuhan dan pelayanan bagi petugas dan pemberi layanan pada pasien dan keluarga di lingkungan
Rumah Sakit Bunda Aliyah.