Anda di halaman 1dari 12

DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG

UPT PUSKESMAS PEDURENAN


KOMPLEK CILEDUG INDAH II JL. BANDUNG BLOK E23 KEC. KARANG TENGAH
TELP. (021) 22270110

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
Nomor : 440/II-SK PAYUNG/PKM_PED/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS


UPT PUSKESMAS PEDURENAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan kebutuhan pasien;


b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu dan
keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan
pasien, maka perlu disusun kebijakan penunjang pelayanan klinis di
Puskesmas Pedurenan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan No 27 tahun 2013 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Managemen Mutu
Laboratorium;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
tahun 2014, tentang Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2012, tentang Penyelanggaraan Laboratorium Pusat
kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS
PEDURENAN.
Kesatu : Kebijakan penunjang pelayanan klinis di Puskesmas Pedurenan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkandengan
ketentuanapabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tangerang
Tanggal : 2 Mei 2017
KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
KOTA TANGERANG

RETNO SOFIANTI
LAMPIRAN : II.1
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
NOMOR : 440/I-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PEDURENAN

PELAYANAN LABORATORIUM
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas meliputi;

HEMATOLOGI KIMIA DARAH URINE FAECES


 Darah Lengkap  Glukosa Puasa  Urin Lengkap  Faeces Lengkap
 Darah Rutin  Glukosa 2 jam pp Warna Makroskopis :
 Hemoglobin  Glukosa Sewaktu PH Konsistensi
 Eritrosit  Cholesterol Berat Jenis Warna
 Hematokrit  Trigliserida Protein Lendir
 Leukosit  HDL Cholesterol Glukosa Darah / Nanah
 Diffcount  LDL Cholesterol Urobilirubin Mikroskopis :
 Trombosit  Ureum Bilirubin Eritrosit
 Golongan darah  Creatinin Nitrit Leukosit
 Waktu Pendarahan  Asam Urat Keton Amuba
 Waktu Pembekuan  SGOT Darah samar Kista
IMUNOLOGI  SGPT Leukosit esterase Sisa pencernaan
 Anti HIV Sedimen : MIKROLOGI
 HBsAG Eritrosit  Pewarnaan BTA
 Widal Leukosit  Pewarnaan Gram
Epitel PEMERIKSAAN
Kristal LAINNYA
Silinder 
Bakteri 
Jamur
 Tes Kehamilan
Catatan :
Apabila ada pemeriksaan tambahan maka dimasukan ke pemeriksaan lainnya

2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu: Analis


kesehatan dan petugas dengan minimal lulusan D3 Analis Kesehatan dan telah
mendapat pelatihan di bidang Laboratroium
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang terlatih
4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus dipandu dengan
prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan
dan penyimpanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil
5. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi diatur sebagai berikut:
Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat penyakit hepatitis B, riwayat HIV/AIDS
dan TB MDR maka Petugas harus memakai APD yang lengkap dan memperlakukan
sampel sebagai bahan yang infeksius dan ruangan sebelum dan sesudah
pemeriksaaan harus didisinfektan
6. Petugas laboratorium wajib menggunakan APD
7. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan
yang berlaku
8. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola
sebagai limbah infeksius
9. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan
10. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan suhu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
11. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali
12. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan sebagai berikut:

JENIS PEMERIKSAAN WAKTU


Darah Lengkap 70 Menit
Darah Rutin 20 Menit
Hemoglobin 15 Menit
Golongan Darah 15 Menit
Anti HIV 45 Menit
HBsAG 45 Menit
Widal 60 Menit
Glukosa Darah (Reagen Strip) 10 Menit
Glukosa Darah (Reagen Cair) 60 Menit

Cholesterol 60 Menit
Trigliserida 60 Menit
HDL Cholesterol 60 Menit
LDL Cholesterol 60 Menit
Ureum 60 Menit
Kreatinin 60 Menit
Asam Urat 60 Menit
SGOT 60 Menit
SGPT 60 Menit
Urine Lengkap 30 Menit
Protein Urine 15 Menit
Tes Kehamilan 15 Menit
Faeces Lengkap 30 Menit
Pewarnaan Gram 1 Hari
Pewarnaan BTA 2 Hari

13. Hasil pemeriksaan cito harus diserahkan segera kepada tenaga kesehatan yang
meminta sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebagai berikut:

JENIS PEMERIKSAAN WAKTU


Darah Lengkap 60 Menit
Darah Rutin 15 Menit
Hemoglobin 5 Menit
Golongan Darah 10 Menit
Anti HIV 30 Menit
HBsAG 30 Menit
Widal 15 Menit
Glukosa Darah (Reagen Strip) 5 Menit
Glukosa Darah (Reagen Cair) 30 Menit
Cholesterol 30 Menit
Trigliserida 30 Menit
HDL Cholesterol 45 Menit
LDL Cholesterol 30 Menit
Ureum 30 Menit
Kreatinin 30 Menit
Asam Urat 30 Menit
SGOT 30 Menit
SGPT 30 Menit
Urine Lengkap 20 Menit
Protein Urine 10 Menit
Tes Kehamilan 10 Menit
Faeces Lengkap 20 Menit
Pewarnaan Gram 45 Menit
Pewarnaan BTA 45 Menit

14. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal
15. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga
kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah sampel
diperiksa dengan acuan sebagai berikut:
a. Untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, nilai kritis: 40 – 400 mg/dl
b. Untuk pemeriksaan Asam urat, nilai kritis: 1.0 – 30 mg/ dl
c. Untuk pemeriksaan Cholesterol, nilai kritis: 50 - 750 mg/ dl
d. Untuk pemeriksaan Trigliserida, nilai kritis: 50 – 1.000 mg/ dl
e. Untuk pemeriksaan Creatinine, nilai kritis: 2 – 13 mg/ dl
f. Untuk pemeriksaan Hb, nilai kritis: 4 – 20 mg/ dl
g. Untuk pemeriksaan Leukosit , nilai kritis: 2 – 30 x 103 / ml
h. Untuk pemeriksaan Eritrosit , nilai kritis: 2 - 10 x 106 / ml
i. Untuk pemeriksaan Trombosit , nilai kritis: 20 - 1000 x 103 / ml
j. Untuk pemeriksaan Hematokrit , nilai kritis: 20 – 60 %
16. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan pemantapan mutu
internal yang dilaksanakan oleh petugas laboratorium puskesmas dan pemantapan
mutu eksternal yang diselenggarakan oleh Labkesda Kota Tangerang dan BPLK
17. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan
keselamatan pasien
18. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti

LAMPIRAN : II.2
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
NOMOR : 440/I-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PEDURENAN
PELAYANAN FARMASI

1. Persiapan pelayanan kefarmasian meliputi persiapan peralatan kerja, penerimaan


resep, peracikan, penyerahan obat kepada pasien dan pelaporan penggunaan obat
2. Menilai, mengendalikan, penyediaan dan penggunaan obat untuk menjamin
tersedianya obat dan bahan medis habis pakai sesuai kebutuhan di puskesmas
3. Kejelasan prosedur dalam penyediaan dan penggunaan obat
4. Menjamin ketersediaan obat untuk memenuhi pelayanan pasien di Puskesmas
5. Jam buka pelayanan ruang farmasi Puskesmas Pedurenan
Senin s/d Sabtu pukul 08.00 s/d selesai
(sesuai jumlah pasien yang telah terdaftar sesuai jam buka loket pendaftaran)
6. Dibentuk tim farmasi dan terapi untuk merumuskan formularium puskesmas
7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat dibandingkan dengan
formularium
8. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut kesesuaian peresepan dengan formularium
9. Petugas yang berhak memberi resep adalah dokter, dokter gigi dan petugas
paramedis sesuai kompetensi yang diakui
10. Petugas yang berhak menyediakan obat adalah petugas farmasi yang terdiri dari
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
11. Petugas yang diberi kewenangan dalam penyediaan obat jika petugas yang
memenuhi persyaratan tidak ada, dan kewajiban untuk mengikuti pelatihan khusus
12. Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan obat diperlukan untuk menjamin
ketersediaan obat di Puskesmas
13. Larangan memberikan obat kadaluarsa dan upaya untuk meminimalkan adanya obat
kadaluarsa dengan sistem FIFO dan FEFO
14. Petugas yang berhak meresepkan obat-obat Psikotropika dan Narkotika adalah
dokter, dokter gigi
15. Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien atau keluarga pasien dicatat dalam
status pasien oleh pemeriksa di unit pelayanan
16. Penggunaan obat-obatan psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain yang
berbahaya diawasi dan dikendalikan secara ketat
17. Penyimpanan obat di puskesmas harus memperhatikan persyaratan yang telah
ditetapkan
18. Pemberian obat kepada pasien disertai dengan label obat yang jelas (mencakup
nama, dosis, cara pemakaian obat dan frekuensi pemberiannya)
19. Pemberian obat kepada pasien harus disertai dengan informasi penggunaan obat
yang memadai dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien/keluarga pasien
20. Petugas memberikan penjelasan kepada pasien tentang kemungkinan terjadi efek
samping obat atau efek yang tidak diharapkan setelah mengkonsumsi obat
21. Pemberian informasi penggunaan obat kepada pasien termasuk menjelaskan cara
menyimpan obat di rumah
22. Penanganan obat yang kadaluarsa harus segera dipisahkan dari obat lain, dicatat
dalam kartu stok dan ditulis kedalam buku kadalurasa untuk kemudian dibuat surat
pengembalian obat kadaluarsa ke Instalasi Farmasi Kota
23. Pelaporan efek samping obat dijalankan untuk melindungi pasien dari serangkaian
reaksi yang tidak diinginkan setelah mengkonsumsi obat
24. Pencatatan, pemantauan, Pelaporan Efek Samping Obat (ESO) dan Kejadian Tidak
Diinginkan (KTD) ditulis kedalam formulir khusus pencatatan kejadian Efek Samping
Obat dan Kejadian Tidak Diinginkan
25. Kejadian efek samping obat dan KTD ditindaklanjuti dan didokumentasikan
26. Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi dan melaporkan kesalahan pemberian
obat dan KNC
27. Penyediaan obat emergensi pada unit pelayanan yang memerlukan atau dapat segera
diakses bila dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi dan
memastikan bahwa obat diganti bilamana digunakan, rusak atau kedaluarsa
28. Terdapat prosedur yang mengatur bagaimana obat emergensi disimpan, dijaga dan
dilindungi dari kehilangan atau pencurian
29. Obat emergensi dimonitor dan diganti secara tepat waktu sesuai kebijakan
Puskesmas setelah digunakan atau bila kadaluarsa atau rusak

LAMPIRAN : II.3
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
NOMOR : 440/I-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PEDURENAN

PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIS

1. Akses terhadap rekam medis dimiliki oleh tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan langsung kepada pasien. Jika terdapat mahasiswa atau peneliti yang
membutuhkan akses terhadap rekam medis harus mendapat persetujuan dari Kepala
Puskesmas sesuai prosedur yang berlaku dan wajib menjaga kerahasiaan.
2. Setiap pasien mempunyai satu rekam medis dan metode identifikasi pasien
berdasarkan Kartu Tanda Pengenal atau Kartu Keluarga (bila < 17 tahun).
3. Sistem pengkodean menggunakan International Statistical Classification of Diseases
and Related Health Problems (ICD-10).
4. Sistem penyimpanan menggunakan penomoran langsung (Straight Numerical Filing),
yaitu sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan mensejajarkan folder
dokumen rekam medis berdasarkan urutan langsung nomor rekam medisnya pada
rak penyimpanan.
5. Sistem dokumentasi menggunakan sistem sentralisasi, yaitu sistem penyimpanan
dokumen rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan folder atau map yang
disimpan dalam satu tempat atau rak penyimpanan.
6. Penyimpanan rekam medis sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun
terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.
7. Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di puskesmas sebagaimana pada
lampiran.
8. Isi rekam medis mencakup :
a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
e. Diagnosis kerja / differential diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan/atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
j. Persetujuan tindakan bila diperlukan
9. Kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis, meliputi :
a. Identitas pasien (nama, umur, tanggal lahir, alamat)
b. Tanggal dan waktu pemeriksaan
c. Hasil anamnesa (keluhan, riwayat alergi, riwayat penyakit)
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
e. Diagnosa
f. Rencana tatalaksana
g. Pengobatan dan tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
i. Nama dan paraf dokter/petugas
j. Untuk pasien klinik gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
k. Persetujuan tindakan bila diperlukan
10. Kerahasiaan rekam medis wajib dijaga oleh tenaga kesehatan.
LAMPIRAN : II.4
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
NOMOR : 440/I-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PEDURENAN

MANAJEMEN KEAMANAN LINGKUNGAN

1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau secara rutin
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas dan
sistem lain yang digunakan dipantau secara periodik oleh petugas yang diberi
tanggung jawab
3. Tersedia sarana untuk menangani masalah listrik/api apabila terjadi kebakaran
4. Inspeksi, pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan alat dilakukan sesuai prosedur
dan jadwal yang ditetapkan
5. Pelaksanaan, hasil dan tindak lanjut pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan yang
telah dilakukan harus didokumentasikan
6. Terdapat prosedur inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya
7. Identifikasi, penyimpanan, pengendalian, pembuangan dan penanganan limbah dan
bahan berbahaya harus diatur melalui sebuah prosedur yang jelas dan hasil
pemantauannya ditindaklanjuti
8. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pendidikan pemantauan dan evaluasi

LAMPIRAN : II.5
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
NOMOR : 440/I-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PEDURENAN
MANAJEMEN PERALATAN

1. Terdapat prosedur untuk memisahkan alat yang bersih dan alat yang kotor, alat yang
memerlukan sterilisasi, alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, serta alat-
alat yang membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya
2. Tersedia prosedur sterilisasi alat-alat yang perlu disterilakn, dilakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan prosedur secara berkala
3. Apabila memperoleh bantuan peralatan, persyaratan fisik, teknis maupun petugas
yang berkaitan dengan operasionalisasi alat tersebut dapat dipenuhi
4. Ada sistem untuk kontrol peralatan, testing, dan perawatan secara rutin dan dibuat
dokumentasinya
5. Penggantian dan perbaikan terhadap alat yang rusak harus segera dilakukan agar tidak
mengganggu pelayanan

LAMPIRAN : II.6
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
NOMOR : 440/I-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PEDURENAN

MANAJEMEN SDM YANG BEKERJA DALAM PELAYANAN KLINIS

1. Pola ketenagaan sdm klinis harus disusun berdasarkan analisis kebutuhan tenaga
klinis di Puskesmas dengan persyaratan kompetensi dan kualifikasi
2. Ditetapkan kualifikasi tenaga untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan
kewenangan
3. Dilakukan proses kredensial tenaga klinis yang mencakup sertifikasi dan lisensi
4. Ada upaya untuk meningkatkan kompetensi tenaga klinis agar sesuai persyaratan dan
kualifikasi
5. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat ijin yang berlaku
6. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala paling lambat satu tahun
sekali, dianalisis dan dibuat tindak lanjut terhadap hasil evaluasi
7. Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan klinis berperan aktif dalam
meningkatkan mutu pelayanan klinis
8. Peluang pendidikan dan pelatihan harus diinformasikan kepada tenaga klinis
9. Manajemen Puskesmas harus mendukung setiap tenaga kesehatan untuk
memanfaatkan peluang meningkatkan pendidikan dan pelatihan
10. Dilakukan evaluasi penerapan hasil di tempat kerja terhadap tenaga kesehatan yang
mengikuti pendidikan atau pelatihan
11. Dilakukan pendokumentasian pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan
12. Setiap tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan klinis dibuat uraian tugas dan
wewenang yang didokumentasikan dengan jelas
13. Dilakukan penilaian terhadap pengetahuan dan keterampilan yang terkait kepada
tenaga kesehatan yang diberi kewenangan khusus

14. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenangan setiap tenaga klinis harus dievaluasi dan
ditindak lanjuti

Ditetapkan di : Tangerang
Tanggal : 2 Mei 2017
KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
KOTA TANGERANG

RETNO SOFIANTI

Anda mungkin juga menyukai