KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
Nomor : 440/II-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS
PEDURENAN.
Kesatu : Kebijakan penunjang pelayanan klinis di Puskesmas Pedurenan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkandengan
ketentuanapabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Tangerang
Tanggal : 2 Mei 2017
KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
KOTA TANGERANG
RETNO SOFIANTI
LAMPIRAN : II.1
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
NOMOR : 440/I-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PEDURENAN
PELAYANAN LABORATORIUM
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas meliputi;
Cholesterol 60 Menit
Trigliserida 60 Menit
HDL Cholesterol 60 Menit
LDL Cholesterol 60 Menit
Ureum 60 Menit
Kreatinin 60 Menit
Asam Urat 60 Menit
SGOT 60 Menit
SGPT 60 Menit
Urine Lengkap 30 Menit
Protein Urine 15 Menit
Tes Kehamilan 15 Menit
Faeces Lengkap 30 Menit
Pewarnaan Gram 1 Hari
Pewarnaan BTA 2 Hari
13. Hasil pemeriksaan cito harus diserahkan segera kepada tenaga kesehatan yang
meminta sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebagai berikut:
14. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal
15. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga
kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah sampel
diperiksa dengan acuan sebagai berikut:
a. Untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, nilai kritis: 40 – 400 mg/dl
b. Untuk pemeriksaan Asam urat, nilai kritis: 1.0 – 30 mg/ dl
c. Untuk pemeriksaan Cholesterol, nilai kritis: 50 - 750 mg/ dl
d. Untuk pemeriksaan Trigliserida, nilai kritis: 50 – 1.000 mg/ dl
e. Untuk pemeriksaan Creatinine, nilai kritis: 2 – 13 mg/ dl
f. Untuk pemeriksaan Hb, nilai kritis: 4 – 20 mg/ dl
g. Untuk pemeriksaan Leukosit , nilai kritis: 2 – 30 x 103 / ml
h. Untuk pemeriksaan Eritrosit , nilai kritis: 2 - 10 x 106 / ml
i. Untuk pemeriksaan Trombosit , nilai kritis: 20 - 1000 x 103 / ml
j. Untuk pemeriksaan Hematokrit , nilai kritis: 20 – 60 %
16. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan pemantapan mutu
internal yang dilaksanakan oleh petugas laboratorium puskesmas dan pemantapan
mutu eksternal yang diselenggarakan oleh Labkesda Kota Tangerang dan BPLK
17. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan
keselamatan pasien
18. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti
LAMPIRAN : II.2
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
NOMOR : 440/I-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PEDURENAN
PELAYANAN FARMASI
LAMPIRAN : II.3
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
NOMOR : 440/I-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PEDURENAN
1. Akses terhadap rekam medis dimiliki oleh tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan langsung kepada pasien. Jika terdapat mahasiswa atau peneliti yang
membutuhkan akses terhadap rekam medis harus mendapat persetujuan dari Kepala
Puskesmas sesuai prosedur yang berlaku dan wajib menjaga kerahasiaan.
2. Setiap pasien mempunyai satu rekam medis dan metode identifikasi pasien
berdasarkan Kartu Tanda Pengenal atau Kartu Keluarga (bila < 17 tahun).
3. Sistem pengkodean menggunakan International Statistical Classification of Diseases
and Related Health Problems (ICD-10).
4. Sistem penyimpanan menggunakan penomoran langsung (Straight Numerical Filing),
yaitu sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan mensejajarkan folder
dokumen rekam medis berdasarkan urutan langsung nomor rekam medisnya pada
rak penyimpanan.
5. Sistem dokumentasi menggunakan sistem sentralisasi, yaitu sistem penyimpanan
dokumen rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan folder atau map yang
disimpan dalam satu tempat atau rak penyimpanan.
6. Penyimpanan rekam medis sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun
terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.
7. Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di puskesmas sebagaimana pada
lampiran.
8. Isi rekam medis mencakup :
a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
e. Diagnosis kerja / differential diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan/atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
j. Persetujuan tindakan bila diperlukan
9. Kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis, meliputi :
a. Identitas pasien (nama, umur, tanggal lahir, alamat)
b. Tanggal dan waktu pemeriksaan
c. Hasil anamnesa (keluhan, riwayat alergi, riwayat penyakit)
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
e. Diagnosa
f. Rencana tatalaksana
g. Pengobatan dan tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
i. Nama dan paraf dokter/petugas
j. Untuk pasien klinik gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
k. Persetujuan tindakan bila diperlukan
10. Kerahasiaan rekam medis wajib dijaga oleh tenaga kesehatan.
LAMPIRAN : II.4
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
NOMOR : 440/I-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PEDURENAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau secara rutin
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas dan
sistem lain yang digunakan dipantau secara periodik oleh petugas yang diberi
tanggung jawab
3. Tersedia sarana untuk menangani masalah listrik/api apabila terjadi kebakaran
4. Inspeksi, pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan alat dilakukan sesuai prosedur
dan jadwal yang ditetapkan
5. Pelaksanaan, hasil dan tindak lanjut pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan yang
telah dilakukan harus didokumentasikan
6. Terdapat prosedur inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya
7. Identifikasi, penyimpanan, pengendalian, pembuangan dan penanganan limbah dan
bahan berbahaya harus diatur melalui sebuah prosedur yang jelas dan hasil
pemantauannya ditindaklanjuti
8. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pendidikan pemantauan dan evaluasi
LAMPIRAN : II.5
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
NOMOR : 440/I-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PEDURENAN
MANAJEMEN PERALATAN
1. Terdapat prosedur untuk memisahkan alat yang bersih dan alat yang kotor, alat yang
memerlukan sterilisasi, alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, serta alat-
alat yang membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya
2. Tersedia prosedur sterilisasi alat-alat yang perlu disterilakn, dilakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan prosedur secara berkala
3. Apabila memperoleh bantuan peralatan, persyaratan fisik, teknis maupun petugas
yang berkaitan dengan operasionalisasi alat tersebut dapat dipenuhi
4. Ada sistem untuk kontrol peralatan, testing, dan perawatan secara rutin dan dibuat
dokumentasinya
5. Penggantian dan perbaikan terhadap alat yang rusak harus segera dilakukan agar tidak
mengganggu pelayanan
LAMPIRAN : II.6
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
NOMOR : 440/I-SK PAYUNG/PKM_PED/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PEDURENAN
1. Pola ketenagaan sdm klinis harus disusun berdasarkan analisis kebutuhan tenaga
klinis di Puskesmas dengan persyaratan kompetensi dan kualifikasi
2. Ditetapkan kualifikasi tenaga untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan
kewenangan
3. Dilakukan proses kredensial tenaga klinis yang mencakup sertifikasi dan lisensi
4. Ada upaya untuk meningkatkan kompetensi tenaga klinis agar sesuai persyaratan dan
kualifikasi
5. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat ijin yang berlaku
6. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala paling lambat satu tahun
sekali, dianalisis dan dibuat tindak lanjut terhadap hasil evaluasi
7. Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan klinis berperan aktif dalam
meningkatkan mutu pelayanan klinis
8. Peluang pendidikan dan pelatihan harus diinformasikan kepada tenaga klinis
9. Manajemen Puskesmas harus mendukung setiap tenaga kesehatan untuk
memanfaatkan peluang meningkatkan pendidikan dan pelatihan
10. Dilakukan evaluasi penerapan hasil di tempat kerja terhadap tenaga kesehatan yang
mengikuti pendidikan atau pelatihan
11. Dilakukan pendokumentasian pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan
12. Setiap tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan klinis dibuat uraian tugas dan
wewenang yang didokumentasikan dengan jelas
13. Dilakukan penilaian terhadap pengetahuan dan keterampilan yang terkait kepada
tenaga kesehatan yang diberi kewenangan khusus
14. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenangan setiap tenaga klinis harus dievaluasi dan
ditindak lanjuti
Ditetapkan di : Tangerang
Tanggal : 2 Mei 2017
KEPALA UPT PUSKESMAS PEDURENAN
KOTA TANGERANG
RETNO SOFIANTI