Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PELAPORAN

NILAI KRITIS HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI


TAHUN 2016

TAHUN 2016

RSUD dr SOEROTO KABUPATEN NGAWI


Jl. Dr. Wahidin No. 27 Ngawi
Phone: 0351-749023
Fax: 0351-744774

Laboratorium RSU MUSLIMAT PONOROGO Hal 0


Laboratorium RSU MUSLIMAT PONOROGO Hal 1
BAB I
DEFINISI

Hasil kritis (Critical Value) adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada


beberapa parameter dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan (terlalu
tinggi atau terlalu rendah), yang harus segera dilaporkan kepada dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP) agar dapat diambil tindakan segera guna mengatasi
keadaan / penyakitnya.
Nilai kritis adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal dan
mengindikasikan kelainan atau gangguan yang dapat mengancam jiwa dan
memerlukan perhatian/tindakan. Pelaporan Nilai Kritis adalah mekanisme pelaporan
hasil laboratorium yang berpotensi mengancam jiwa yang dilaporkan oleh petugas
yang bertanggungjawab
Instalasi Laboratorium adalah bagian dari rumah sakit yang hasil
pelayanannya sangat diperlukan guna mendukung penetapan diagnosis, pemberian
pengobatan, pemantauan hasil pengobatan dan penentuan prognosis. Oleh karena itu
hasil pemeriksaan laboratorium harus terjamin mutunya sehingga dipercaya oleh
pengguna jasanya. Agar keselamatan pasien terjamin, perlu di dukung adanya
penetapan nilai kritis hasil pemeriksaan yang mendukung terciptanya pelayanan yang
bermutu tersebut.
Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium di Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo, harus segera dilaporkan
kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)/Dokter pengirim, atau perawat
penanggung jawab sebelum hasil dicetak di kertas
Agar semua hal tersebut diatas dapat terlaksana, maka perlu disusun suatu
Panduan Pelaporan Nilai Kritis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo.

Laboratorium RSU MUSLIMAT PONOROGO Hal 1


BAB II
RUANG LINGKUP

Setiap petugas laboratorium harus dapat melaksanakan pelaporan pasien yang


dianggap kritis dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis untuk meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit. Informasi nilai kritis merupakan informasi yang
berguna bagi klinisi dalam pengambilan keputusan klinik. Untuk mengambil
keputusan klinik pada proses terapi mulai dari pemilihan obat, penggunaan obat
hingga pemantauan efektivitas dan keamanan, apoteker memerlukan hasil
pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan tersebut dibutuhkan sebagai
pertimbangan penggunaan obat, penentuan dosis, hingga pemantauan keamanan obat,
terutama untuk keadaan yang mengancam jiwa di lingkup Rumah sakit.

Laboratorium RSU MUSLIMAT PONOROGO Hal 2


BAB III
TATALAKSANA

A. Kriteria laporan hasil kritis


1. Tiap hasil pemeriksaan laboratorium yang termasuk kategori kritis
(lampiran)
2. Hasil pemeriksaan kritis yang dilaporkan hanya pemeriksaan yang diminta
saja.
B. Cara pelaporan
1. Petugas laboratorium melaporkan hasil pemeriksaan yang masuk kategori
kritis ke dokter patologi klinik.
2. Setelah dilakukan validasi dan verifikasi, petugas laboratorium
menyampaikan hasil pemeriksaan yang termasuk kategori kritis ke dokter
penanggung jawab (dpjp).
3. Laporan hasil kritis disampaikan via telepon/lisan.
4. Bila tidak ada dokter penanggung jawab/dokter tersebut tidak bisa
dihubungi, petugas laboratorium menghubungi perawat jaga tempat pasien
dirawat atau poli tempat pasien berobat.
5. Pada lembar hasil pemeriksaan, hasil yang kritis diberi tanda stabilo.
6. Laporan hasil kritis didokumentasikan di buku laporan hasil kritis.

C. Waktu pelaporan
Hasil laboratorium yang masuk kategori nilai kritis dilaporkan ke dokter
penanggung jawab/perawat maksimal 15 menit setelah hasil dinyatakan kritis.
Hasil laboratorium kritis tetap harus melalui mekanisme validasi.

D. Daftar nilai kritis pemeriksaan laboratorium

No. Jenis Hasil Kritis Keterangan


Pemeriksaan

1 Glukosa Darah Umum : < 45 mg/dl atau > 400 mg/dl Dilaporkan
Neonatus : < 44 mg/dl
Diatas 1 bulan : < 65 mg/dl atau > 200
mg/dl

2 Elektrolit Umum : Dilaporkan

Laboratorium RSU MUSLIMAT PONOROGO Hal 3


Na < 125 mmol/L atau > 160 mmol/L
K < 2,5 mmol/L atau > 6,0 mmol/L

3 Calcium < 7 gr/ dl atau > 12 gr/ dl


4 Hb Umum : < 8 gr/ dl atau > 18 gr/ dl Dilaporkan

5 Trombosit Umum : < 100.000/µl atau > Dilaporkan


800.000/µl

6 WBC < 1000/µl atau > 50.000/µl Dilaporkan


7 Bilirubin total >15 mg/dl Dilaporkan

8 Bilirubin direk >20 mg/dl Dilaporkan

9 Albumin Umum : 1,7 gr/dl atau > 6,8 gr/dl


Dilaporkan

10 Creatinin >5 mg/dl Dilaporkan


12 Reduksi Jika positif 4 Dilaporkan
13 Protein Jika Positif 3 Dilaporkan
14 Keton Jika Positif 4 Dilaporkan

Laboratorium RSU MUSLIMAT PONOROGO Hal 4


BAB IV
DOKUMENTASI

1. Dokter / analis penanggung jawab laboratorium segera menghubungi DPJP atau


perawat penanggung jawab ruangan melalui telepon bila hasil pemeriksaan
pasien menunjukkan nilai kritis (critical value).
2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis mencatat pada buku pelaporan
hasil kritis (critical value).
3. Hasil pemeriksaan laboratorium critical value segera dikirim ke ruangan / atau ke
unit pengirim oleh petugas laboratorium sesuai prosedur.
4. Hasil yang belum diambil setelah diinformasikan lebih dari tiga puluh menit (30
menit), petugas laboratorium wajib mengingatkan kembali ke ruangan / unit
perawatan pasien.

Laboratorium RSU MUSLIMAT PONOROGO Hal 5


PELAPORAN NILAI KRITIS

Tanggal Tertulis / Nama Nama Tanggal Jenis


Nama Pasien Ruang No. Reg L/P Hasil
dan jam Telephon petugas lab Penerima hasil lahir/ Umur Pemeriksaan

Ditetapkan di : PONOROGO
Pada tanggal : 2016

DIREKTUR
RSU MUSLIMAT PONOROGO

dr. Achmad Soenarno

Laboratorium RSU MUSLIMAT PONOROGO Hal 6


Laboratorium RSU MUSLIMAT PONOROGO Hal 1

Anda mungkin juga menyukai