Anda di halaman 1dari 2

MONITORING DAN EVALUASI NILAI KRITIS

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

A. PENDAHULUAN

Nilai kritis adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang secara signifikan di luar batas nilai
rujukan dapat memberi indikasi risiko tinggi atau kondisi yang mengancam kehidupan pasien

Pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium di RS Sakina Idaman diatur dalam sebuah
prosedur dimana hasil kritis pemeriksaan laboratorium harus segera tersampaikan ke DPJP (
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan). Dalam indikator utama ini, RS Sakina Idaman
menetapkan bahwa hasil pemeriksaan Laboratorium yang masuk dalam daftar hasil kritis harus
segera dilaporkan oleh petugas Laboratorium ke dokter peminta pemeriksaan atau ruangan
dimana pasien dirawat selambat – lambatnya 30 menit.

Proses pelaporan ini pun didokumentasikan dalam buku ekspedisi pelaporan hasil kritis
pemeriksaan laboratorium ke ruang rawat inap dengan harus mencantumkan nama pasien,
permintaan pemeriksaan, hasil pemeriksaan, jam hasil dilaporkan, nama petugas yang
melaporkan serta nama petugas yang menerima hasil laporan.

B. DEFINISI
1. Nilai Kritis adalah nilai yang merupakan batasan untuk segera diinformasikan agar dapat
segera dilakukan penanganan terhadap pasien.
2. Waktu tenggang adalah waktu yang dibutuhkan untuk melaporkan hasil kritis mulai dari hasil
yang dirilis dari alat sampai dengan hasil tersebut dilaporkan oleh pegawai laboratorium
melalui telepon kepada dokter atau perawat.

C. TARGET
≥ 90 % nilai kritis dilaporkan kurang dari 30 menit sejak hasil dirilis dari alat sampai hasil
dilaporkan melalui telepon oleh pegawai laboratorium.

PELAPORAN HASIL NILAI KRITIS <30


MENIT
85% PELAPORAN HASIL NILAI KRITIS <30 MENIT
70% 64% 71% 74% 70%
63% 60% 64% 60%
50%
40%
D. EVALUASI
Dokumentasi nilai kritis tidak disertai dengan jam selesai pemeriksaan dilakukan. Format
pelaporan hanya mencakup kam pelaporan. Jam pemeriksaan dilakukan hanya ada di dalam
formulir permintaan laboratorium saja.
Keterlambatan pelaporan nilai kritis disebabkan beberapa hal, yaitu:
a. Masih adanya perawat yang tidak mau jika laporan hasil pemeriksaan laboratorium tidak
dalam bentuk print out
b. Ruangan sulit untuk dihubungi
c. Petugas laboratoorium lupa melaporkan kepada dokter/perawat yang meminta
pemeriksaan
d. Tidak semua peralatan laboratorium menggunakan sistem otomatis sehingga
pemeriksaan laboratorium dikerjakan secara semi manual yang mana membutuhkan
wajtu yang relatif lebih lama.

E. RENCANA TINDAK LANJUT


Upaya perbaikan – perbaikan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
a. Resosialisasi tentang Standar Prosedur Operasional Cara Pelaporan Hasil Kritis baik
kepada unit rawat inap dan rawat jalan maupun unit Laboratorium
b. Pendisiplinan pengisian buku Ekspedisi pelaporan hasil nilai kritis

Sleman, 20 Januari 2018

Mengetahui,
Direktur Ka Unit Laboratorium

dr. H. Nur Muhammad Artha, M.Sc, M.Kes, Sp.A Dewi Apriani

Anda mungkin juga menyukai