Anda di halaman 1dari 2

SOP PELAPORAN NILAI KRITIS

No Dokumentasi No. Revisi Halaman


RSGM 0536/SPO/RSGM
SARASWATI -SARASWATI/XII/202 00 1/1
DENPASAR
Ditetapkan di : Denpasar

STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONA
L 02 Desember 2022

NPK. 82 8818 525


PENGERTIAN Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis adalah pelaporan hasil
laboratorium yang menggambarkan kondisi potofisiologi pasien yang nilainya
diluar batas normal yang telah disepakati bersama, baik di bawah atau di atas nilai
normal, dimana pasien memerlukan intervensi tindakan medis segera karena dapat
membahayakan keselamatan pasien
TUJUAN Prosedur tetap ini ditujukan untuk menjadi pedoman baku petugas laboratorium
memberikan laporan hasil segera yang dianggap kritis dan berhubungan dengan
keselamatan pasien. Sehingga dokter yang merawat segera melakukan intervensi
tindakan medis segera.
KEBIJAKAN Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1691/Menkes/Per/VIII 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Petugas laboratorium memastikan tidak ada kesalahan pre analitik dan
analitik.
2. Petugas laboratorium memeriksa ulang sampel pasien (duplo)
3. Petugas laboratorium secara tanggap dan tepat melakukan verifikasi dan
validasi hasil jika menemukan hasil pemeriksaan yang masuk dalam hasil
kritis. Adapun kriteria nilai kritis adalah sebagai berikut :
PARAMETER BATAS BAWAH BATAS ATAS
BILIRUBIN - >15 mg/dL (>13 mg/dL neonatus)
BUN 2 mg/dL >80 mg/dL
CREATININ 0,4 mg/dL >2,8mg/dL
GLUKOSA <60 mg/dL (<30 mg/dL ≥ 400mg/dL (≥ 325 mg/dL
neonatus) neonatus)
HEMOGLOBIN <8 g/dL > 18g/dL
HEMATOKRIT <20% >60%
TROMBOSIT <100x 10³/uL > 800 x 10³ /uL
WBC
<1000 /uL >50.000/ uL
(LEUKOSIT)

4. Petugas laboratorium melaporkan hasil kritis kepada dokter


penanggungjawab laboratorium (Sp.PK) disertai dengan diagnosa pasien dan
terapi (bila ada)
5. Petugas menyampaikan hasil kritis ke DPJP (dokter penanggungjawab
pasien). Bila DPJP tidak bisa dihubungi, petugas laboratorium langsung
menghubungi dokter/ perawat unit rawat inap, rawat jalan, unit gawat
darurat, unit bersalin dan perinatal, unit bedah serta unit intensif tanpa harus
menunggu hasil print.
6. Petugas mendokumentasikan di buku sebagai bukti bahwa nilai kritis tersebut
telah dilaporkan ke dokter atau ke ruangan yang meminta pemeriksaan
tersebut. Mendokumetasikan hari, tanggal, jam, angka, kritis yang dilaporkan
petugas yang melapor.
7. Petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat tanggal dan waktu menelpon,
nama lengkap petugas kesehatan yang dihubungi dan nama lengkap yang
menelpon.
8. Dokter/ perawat ruangan yang menerima hasil kritis menggunakan teknik
komunikasi verbal tulis (write back)/ baca (read back) konfirmasi
(confirmation), proses pelaporan ini ditulis di dalam rekam medis (form
pencatatan perkembangan terintegrasi).
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
4. Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai