Jl. Veteran no. 39 Kabupaten Purwakarta Tanggal terbit Ditetapkan DIREKTUR RSUD BAYU ASIH STANDAR KABUPATEN PURWAKARTA PROSEDUR OPERASIONAL
I. PENGERTIAN Menambahkan sejumlah kalium untuk mencapai harga normal
kalium dalam darah II. TUJUAN : 1. Untuk mencegah terjadinya gangguan listrik jantung dan gangguan sistemik lain.
III. KEBIJAKAN : Pengambilan keputusan koreksi kalium harus cepat dan tepat. Ada order medis tentang pemberian terapi
IV. PROSEDUR : 1. Persiapan Alat
a. Set infus b. Cairan infus NaCl 0,9% c. Larutan KCL 7,46% d. Spuit e. Syring pump f. Monitor EKG g. Abbocath no. 20 (Minimal) 2. Persiapan Pasien Jelaskan pada keluarga pasien 3. Langkah Kerja a. Lakukan penghitungan kebutuhan kalium. 1. Koreksi cepat 0,3-0,5 mcg/kgBB/jam (selama 4 jam) 2. Koreksi lambat – lambat 2 mcg/kgBB dalam 24 Jam b. Cuci tangan c. Cek kondisi kadaluarsa KCL 7,46% d. Masukan KCL 7,46% dalam Nacl 0,9% (koreksi cepat 4 jam, cek elektrolit jika hasil masih turun, diteruskan koreksi lambat 24 jam) e. Atur tetesan infus/ syringe pump sesuai kebutuhan f. Rapikan peralatan dan dokumentasikan tindakan 4. Pemberian a. Dosis kalium diberikan dalam bentuk KCL 20 mEq dilautkan dalam 100cc Nacl 0,9% isotonik. Tidak dianjurkan menggunakan cairan pelarut yang mengandung gula karena dapat menginduksi insulin endogen yang dapat memperburuk hipokalemia b. Pemberian kalium melalui vena besar dilakukan dengan kecepatan maksima; 10mEq/L tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan hiperkalemia yang mngancam nyawa. c. Jika melalui vena perifer, KCL diberikan maksimal 60 mEq yang dilarutkan dalam NaCl 0.9% isotonik 1000cc dengan kecepatan lambat untuk mencegah iritasi pembuluh darah.