Ditetapkan
STANDART Tanggal Terbit Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) ..........................
drg.Wahyuningsih P, M.M.Kes
NIP. 19660611 200003 2 009
PENGERTIAN Memberikan sediaan baik oral maupun infus yang mengandung
kalium dengan kadar tertentu untuk mengkoreksi hypokalemia
sampai target yang diharapkan
Indikasi terapi
1. Indikasi mutlak : yaitu kalium harus diberikan segera, yaitu
pada kondisi
- Pasien dalam terapi digitalis
- Pasien KAD
- Pasien dengan gejala klinis kelemahan otot pernapasan
- Pasien dengan hipokalemia berat (Kalium < 2 mEq/L)
2. Indikasi kuat : yaitu kalium harus diberikan dalam waktu
yang tidak terlalu lama
- Insufisiensi koroner atau iskemik otot jantung
- Ensefalopati hepatik
- Pasien yang menggunakan obat yang dapat
menyebabkan shifting kalium dari ekstra sel ke intrasel
3. Indikasi sedang : yaitu kalium tidak perlu diberikan segera,
yaitu pada hipokalemia ringan (Kalium serum atara 3-3.5
mEq/L)
PROSEDUR 1. Pada hipokalemia ringan atau sedang, serum kalium dapat
dinaikkan dengan memperbanyak intake kalium per oral,
baik itu dengan makanan tinggi kalium atau dengan sediaan
yang mengandung kalium slow release (KSR)
2. Pada hipokalemia berat, hipokalemia dengan perubahan
EKG ataunya hipokalemia dengan gejala klinis yang berat
serta pasien yang tidak tolerable dengan kalium oral,
penggunaan kalium intravena dapat diberikan.
3. Hipokalemia yang tidak urgent dapat diterapi dengan 40-
100mmol kalium perhari selama beberapa hari dalam
seminggu.
4. Untuk pencegahan hipokalemia pada pasien yang
PROTOKOL KOREKSI HIPOKALEMIA
2015)
5. Konsentrasi magnesium secara otomatis harus diperiksa
apabila kalium dibawah 2.8 mmol/L. Bila pasien juga
mengalami hipomagnesemia, dapat diberikan 4ml MgSO4
50% (8 mmol) dilarutkan dalam 10 ml NaCl 0.9% dan
diberikan selama 20 menit, kemudian berikan infus KCl
sesuai konsentrasi yang diinginkan (Alfonso et al., 2006)
6. Pada hipokalemia redistributive dengan derajat berat (kalium
< 2.5 meq), penggantian kalium urgent harus diberikan,
namun diperlukan kehati-hatian karena beresiko terjadi
rebound hyperkalemia ketika terjadi resolusi dari penyebab
utamanya. Apabila aktivitas sistem saraf simpatis
memainkan peranan dominan pada hypokalemia
redistributive, misalnya pada thyroid periodic paralysis,
overdosis teofilin dan trauma kepala akut, pemberian
propranolol dosis tinggi (3mg/kgBB) dapat
dipertimbangkan. B adrenergic bocker nonspesifik ini akan
mengoreksi hypokalemia tanpa adanya resiko rebound
hyperkalemia (Aminoff, 2015)
2015
Cohn JN, Kowey PR, Whelton PK, et al. New guidelines for kalium
replacement in clinical practice: a contemporary review by the
national council on potassium in clinical practice. Arch Intern
Med. 2000;160 (16):2429–2436.