Ditetapkan
Direktur Mayapada Hospital Surabaya,
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
26 September 2022
OPERASIONAL
PENGERTIAN Hipofosfatemia (kadar fosfat yang rendah dalam darah) adalah suatu
keadaan dimana konsentrasi fosfat dalam darah kurang dari 2,5 mgr/dL
darah.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan koreksi
tatalaksana Hipofosfatemia
KEBIJAKAN 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
3. Pedoman penyusunan standar pelayanan Kesehatan kementrian
Kesehatan tahun 2014
PROSEDUR PENYEBAB
Hipofosfatemia menahun terjadi pada:
a. hiperparatiroidisme,
b. hipotiroidisme (suatu kelenjar tiroid kelenjar tiroid yang kurang ak-
tif),
c. fungsi ginjal yang buruk,
d. penggunaan diuretik dalam waktu lama.
Kadar fosfat yang rendah juga bisa disebabkan oleh penggunaan
obat-obatan tertentu dalam jangka panjang dan berlebihan, seperti:
1. Diuretik.
2. Antasida yang mengikat fosfat.
3. Teofilin, bronkodilator, dan obat asma lainnya.
4. Kortikosteroid.
GEJALA
Gejala akan muncul hanya jika konsentrasi fosfat darah sangat ren-
dah. Pada awalnya penderita akan mengalami kelemahan otot. Selan-
jutnya tulang menjadi rapuh, mengakibatkan nyeri tulang rapuh, men-
gakibatkan nyeri tulang dan fraktur ( patah tulang patah tulang).
Pada konsentrasi yang amat sangat rendah (kurang dari 1.5 mgr/dL
darah) dapat berakibat serius, menyebabkan kelemahan otot yang se-
makin menyebabkan kelemahan otot yang semakin memburuk, mem-
buruk, stupor (penurunan kesadaran), koma, dan kematian.
PROTOKOL KOREKSI HIPOFOSFATEMIA
DIAGNOSIS
Diagnosis hipofosfatemia bisa ditegakkan dengan tes darah untuk
memeriksa kadar fosfat. Pasien memiliki kondisi ini jika kadar fosfat-
nya mencapai 2,5 mg/dL atau kurang.
PENGOBATAN
Pengobatan ditentukan berdasarkan beratnya gejala dan penyebab-
nya. Seorang penderita tanpa gejala dapat mengkonsumsi fosfat
dalam bentuk larutan yang dapat diminum, namun cara ini bisa
menyebabkan diare. 1 liter susu skim atau susu rendah lemak men-
gandung sejumlah besar fosfat dan umumnya lebih mudah untuk
dikonsumsi.
Fosfat intravena dapat diberikan bila hipofosfatemia sangat berat atau
bila fosfat tidak dapat dikonsumsi per-oral (ditelan)
KOREKSI HIPOFOSFATEMIA
Tata laksana hipofosfatemia adalah dengan memberikan fosfat 0,3–
0,6 mmol/kgBB/hari (peroral) atau 0,08–0,24 mmol/kgBB (IV) selama
6–12 jam. Dosis intravena maksimal dalam satu kali pemberian adalah
15 mmol/kgBB dan maksimal 1,5 mmol/kgBB/hari. Pemeriksaan kadar
fosfat dilakukan 2–4 jam setelah koreksi. Dosis rumatan fosfat yaitu
0,3–0,6 mmol/kgBB/hari.