0 ½
Tanggal terbit Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Normala Tarigan
NIP. 197803082010012006
1. Persiapan alat
a. KCL , Nacl 0,9% 500cc atau 1000 cc
b. Alcohol
c. APD ( masker, handscoon, apron/gown, topi)
2. Pelaksanaan
1) menjelaskan tindakan yang dilakukan dan informconsent
2) memasang APD
3) koreksi Hipokalemia harus dilakukan berdasarkan instruksi
tertulis / lisan dari DPJP
4) Cairan pelarut KCL adalah larutan Nacl isotonic / Nacl 0,9%
500cc atau 1000 cc
5) Konsentrasi dan kecepatan pemberian KCL dilakukan berdasarkan
instruksi DPJP dengan memperhatikan hal – hal berikut :
a. Kecepatan pemberian Kcl melalui vena perifer 10 mEq/jam atau
melalui vena central 20 mEq/jam. Kecepatan lebih hanya
PROSEDUR dilakukan di ruang intensif/ semi intensif/ ruang observasi IGD/
OK
b. Konsentrasi cairan infus bila melalui infus vena perifer,
maksimal 30 mEq Kcl dalam 500 cc Nacl 0,9 %
6) Pasien dengan hipokalemia dengan aritmia maligna atau dengan
kelumpuhan otot pernapasan, harus ditempatkan diruang intensif /
semi intensif/ ruang observasi IGD/ OK, pada keadaan tersebut
Kcl dapat diberikan dengan kecepatan 40 – 100 mEq/ jam dengan
Kcl 20 mEq dilarutkan dalam 100cc Nacl 0,9 % melalui vena
sentral
7) Contoh protocol pembuatan larutan Kcl dalam salin isotonis
melalui vena perifer untuk koreksi Kcl 25 mEq/ 1 flash dilarutkan
dalam Nacl 500cc untuk mendapatkan kecepatan 10 mEq /jam,
dilakukan infus dengan kecepatan 200cc/ jam atau larutan tersebut
dihabiskan dalam waktu 2,5 jam.
PROTOKOL KOREKSI HIPONATREMIA
0 2/2
8) Melepaskan APD
9) Membereskan Alat
10) Dokumentasi tindakan yang dilakukan dalam rekam medis
1. Ruang intensif
2. Ruang rawat inap
3. Ruang observasi IGD
UNIT TERKAIT 4. OK
5. Ruang Farmasi
PROTOKOL KOREKSI HIPONATREMIA
0 ½
1. Persiapan alat
1) Nacl 3%
2) Alcohol
3) APD ( masker, handscoon, apron/gown, topi)
2. Pelaksanaan
1) menjelaskan tindakan yang dilakukan dan informconsent
2) memasang APD
3) koreksi hiponatremia harus dilakukan berdasarkan instruksi tertulis
/ lisan dari DPJP
4) koreksi natrium dapat menggunakan rumus:
(natrium target−kadar natriumdalam tubuh) x cairan tubuh xNilai fraksi
¿
ketetapan
PROSEDUR *perkiraan cairan tubuh total (dalam liter) dihitung sebagai fraksi
dari berat badan. Nilai fraksi 0,6 untuk laki - laki non geriatri dan
0,5 untuk wanita non geriatri dan berturut - turut 0,5 untuk wanita
non geriatri dan 0,45 untuk laki - laki dan wanita usia lanjut.
Contoh penggunaan koreksi hiponatremia:
( 140−115 ) x 60 kg x 0,6
x= =3,5 kolf Nacl 3 % 500 cc
256
5) K onsentrasi dan kecepatan pemberian Nacl 3% dilakukan
berdasarkan instruksi DPJP dengan memperhatikan hal - hal
sebagai berikut:
a. Pada hiponatremia asimptomatik menaikan natrium dengan
kecepatan kurang lebih 0,5 mEq/L/jam
0 2/2
1. Ruang intensif
2. Ruang rawat inap
3. Ruang observasi IGD
UNIT TERKAIT
4. OK
5. Ruang Farmasi
0 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR 02 Agustus 2022
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Normala Tarigan
NIP. 197803082010012006
Hipofosfatemia adalah keadaan dimana kadar fosfat kurang dari 2 mg/dl
atau 0,65 mmol/ L, hipofosfatemia merupakan gangguan keseimbangan
tubuh. Hipofosfatemia dibagi menjadi 3, yaitu:
PENGERTIAN 1. Hipofosfatemia ringan : 0,61 -0,8 mmol/L (1,89 – 2,48 mg/dL)
2. Hipofosfatemia sedang : 0,32 -0,6 mmol/L (0,99 – 1,88 mg/dL)
3. Hipofosfatemia berat : <0,32 mmol/L ( < 0,99 mg/dL)
1. Persiapan alat
1) Larutan sodium fosfat (1 ampul sediaan 5 ml mengandung 15
mmol/L fosfat dan 20 mEq Natrium) atau potassium fosfat ( 1
ampul sediaan 20ml mengandung 12 mmol fosfat dan 20 mmol
kalium).
2) Alcohol
3) APD ( masker, handscoon, apron/gown, topi)
4) Nacl 0,9% 100-250cc
2. Pelaksanaan
1) menjelaskan tindakan yang dilakukan dan informconsent
2) memasang APD
3) koreksi hipofosfatemia harus dilakukan berdasarkan instruksi
tertulis / lisan dari DPJP
PROSEDUR 4) indikasi pemberian intravena :
Hipofosfatemia berat : <0,32 mmol/L ( < 0,99 mg/dL)
Terdapat gejala : rhabdomyolysis, hemolysis, atau
terdapat gejala system saraf pusat)
Malabsorbsi
5) Konsentrasi dan kecepatan pemberian tergantung darai instruksi
DPJP dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
Sediaan ampul natrium fosfat atau sodium fosfat harus
diencerkan terlebih dahulu menggunakan cairan normal
salin 100- 250 cc
Sodium fosfat hanya diberikan pada individu dengan kasar
kalium < 4 mmol/L
Pemberian fosfat 0,08-0,24 mmol/kgBB (IV) selama 6-12
jam
0 2/2
Dosis intravena maksimal dalam satu kali pemberian adalah
15 mmol/kgBB dan maksimal 1,5 mmol/KgBB/hari
Pemeriksaan kadar fosfat dilakukan 2-4 jam setelah koreksi
2-4 hari setelah koreksi. Dosis rumatan fosfat yaitu0,3 -0,6
adalah 15 mmol/kgBB/ hari
Jika dengan gangguan fungsi ginjal atau serum kalium
fosfat > 4 mEq /L (> 4 mmol/L) harus diberikan preparat
natrium fosfat 3 mmol/mL phosphorus dan diberikan
dengan dosis yang sama. Konsentrasi kalsium dan fosfat
harus dipantau selama pemberian terapi, terutama saat
diberikan secara IV atau pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal.
6) Melepaskan APD
7) Membereskan Alat
8) Dokumentasi tindakan yang dilakukan dalam rekam medis
1. Ruang intensif
2. Ruang rawat inap
3. Ruang observasi IGD
UNIT TERKAIT 4. OK
5. Ruang Farmasi