J DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN PRIORITAS NYERI AKUT DI PAVILIUN
AGUSTINUS RSK ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
OLEH:
HERLISA DAYMAN NIM: 201804018
IKA APRELIA EVITASARI NIM: 201804019
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama:
Pasien mengungkapkan nyeri setelah operasi. Nyeri dirasa seperti tertusuk benda tajam
terutama saat merubah posisi, skala nyeri 3.
Pada tanggal 21 September 2018 WIB dr. W memberikan terapi obat premedikasi
yaitu Cefazolin 1 gram IV, Vomizol 40 mg IV, Ondansetron 80 mg IV, Fortanest 2 mg/IV,
pasien mendapat infus RL 60 cc/jam dan pasien dianjurkan puasa dari pukul 23.00 WIB
hingga post operasi. Pukul 22.00 WIB pasien mendapat obat dulcolac sub. Pada malam
harinya pasien mendapatkan obat Unisia 1 Tablet dan Esilgan 2 mg.
Pada tanggal 22 Sepetember 2018 pukul 06.00 WIB dilakukan cukur pubis, TTV:
TD: 140/80 mmHg, Nadi: 82 x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu: 36,7ºC. Pasien diantar ke
ruang OK pada pukul 07.00 WIB, dan Pukul 07.15 WIB pasien diberikan obat anastesi
SAB (Sub Arahcnoid Block) yaitu Marcain spinal 0,5% vol. 3 cc lokasi injeksi pada lumbal
5, dan pukul 08.00 pasien dilakukan tindakan operasi (herniotomy). Pada pukul 08.50 WIB
pasien selesai operasi dan pada pukul 09.00 WIB pasien diantar ke ruang pulih sadar.
Pukul 10.00 WIB pasien diantar ke ruang paviliun agustinus kamar 52 bad 5 diantar
menggunakan brankar. Pasien terpasang infus 1 RL + 2 RD5/24 jam dan terpasang obat
syring pump Oxynorm 1,5 mg jalan 1,5 cc/jam. Perawat melakukan pengkajian terhadap
pasien dan pasien mengungkapkan nyeri di bagian bekas operasi dan dirasakan lebih sakit
saat bergerak, pasien tidak merasakan pusing dan mual, hasil TTV : TD : 120/70 mmHg;
Nadi: 75x/menit; RR: 21x/menit; pupil: 4/4 isokor ; GCS : 4-5-6 ; reaksi cahaya: positif
(+/+), infus 1 RL 21 tpm. Pukul 19.00 WIB dilakukan pemeriksaan TTV: TD: 110/70
mmHg; Nadi: 80 x/m; GCS: 4-5-6; Skala nyeri: 2, mobilisasi bedrest.
5. Pola Eliminasi
Di Rumah
Kebiasaan BAB
Frekwensi : 1x/2 hr Konsistensi : lembek
Keluhan : Inkontinensia Konstipasi
BAB terakhir : tgl 20 September 2018
Riwayat penggunaan pencahar : √ Tidak Ya, Sebutkan : -
Kebiasaan BAK
Frekwensi : 5-6 x/hari Konsistensi : jernih
Warna : Kuning
Keluhan : Disuria Retensi Inkontinensia Lain – lain : -
Penggunaan alat bantu : √Tidak Ya, Sebutkan : -
Di RS
Kebiasaan BAB
Frekwensi : 1 x/hr Konsistensi : keras
Keluhan : Inkontinensia Konstipasi
BAB terakhir : tanggal 21 September 2018 (Sebelum Op.)
Riwayat penggunaan pencahar : Tidak √ Ya, Sebutkan : -
Kebiasaan BAK
Frekwensi : 2 x/hr Konsisten : jernih
Warna : kuning
Keluhan : Disuria Retensi Inkontinensia Lain – lain : -
BAK terakhir : Tanggal : 22 September 2018 Jam : 16.00 WB
Penggunaan alat bantu : Tidak √ Ya, Sebutkan : 60cc
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengungkapkan hanya BAK sedikit. Dirasa ingin BAK
tetapi tidak bisa keluar. Pada saat selesai operasi, pasien sudah BAK tapi tidak terukur dan
pukul 16.00 WIB BAK 60 cc.
Pengkajian Nyeri :
P = nyeri disebabkan oleh post operasi hernia inguinal kiri.
Q = nyeri seperti tertusuk benda tajam
R = inguinal kiri
S=3
T = nyeri timbul saat melakukan aktivitas dan mengangkat beban berat
Manajemen Nyeri : saat nyeri timbul, pasien hanya tidur. Pasien mengungkapkan tingkat
nyeri yang dialami saat operasi saat ini lebih ringan dibandingkan dengan operasi hernia
yang sebelumnya. Kecemasan yang dirasakan tidak begitu meningkat dibandingkan dengan
operasi yang pertama.
8. Pola Koping
Masalah utama selama MRS : Tidak ada √ Ada: Keuangan
Kehilangan/perubahan yang terjadi sebelumnya: √ Tidak ada Ada
Takut terhadap kekerasan : √ Tidak ada Ada, Sebutkan : -
Pandangan terhadap masa depan : 9
(Rentang 1 = Pesimistis s/d 10 = Optimis)
Saat dilakukan pengkajian, Ny. K mengungkapkan Tn. J mengalami kesulitan dalam
keuangan pembayaran perawatan karena Tn. J tidak memiliki asuransi.
3. Sirkulasi
Irama jantung : √ Reguler Irreguler S1/S2 tunggal : Ya Tidak
Bunyi jantung: √ Normal Murmur Gallop Lain – lain : -
Akral : √ Hangat Dingin Kering Basah
CRT : √ < 2 detik > 2 detik
Nyeri dada : Ya √ Tidak
Konjungtiva : √ Normal Anemis
Edema : √ Tidak Ya, Lokasi : -
4. Persarafan / Sensorik
GCS : Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Pupil : √ Isokor Anisokor Diameter :4/4mm
Reaksi cahaya : √ Positif Negatif
Refleks fisiologis : √ Patella Triseps Biseps Lain – lain : -
Refleks patologis : Babinski Brudzinski Kernig Lain – lain : tidak ada
5. Perkemihan
Kandung kemih : √ lembek distensi
Nyeri tekan : √ Tidak Ya
Terpasang kateter : √ Tidak Ya, tanggal pasang :- Ukuran :-
Warna urine : √ Jernih Pekat Lainnya : -
Lain-lain :-
6. Pencernaan
Mulut dan tenggorokan
Mulut : √ Bersih Kotor Bau, Jelaskan : -
Mukosa : √ Lembab Kering Stomatitis, Lokasi : -
Tenggorokan : √ Nyeri telan Kesulitan menelan Pembesaran tonsil
Terpasang NGT : Tidak Ya, tanggal pasang :- ukuran : -
Abdomen
Perut : Supel Tegang √ Kembung Asites
Nyeri tekan : √ Tidak Ya, Lokasi:-
Peristaltik : 34x/menit
Pembesaran hepar : √ Tidak Ya
Pembesaran lien : √ Tidak Ya
Adanya kolostomi : √ Tidak Ya
7. Integumen
Kulit
Warna : √ Normal Ikterus Hiperpigmentasi
Turgor : √ Baik Sedang Jelek
Kelainan : √ Tidak Ya,Sebutkan : -
Luka : Tidak √ Ya,
Sebutkan: kulit luka pada bagian abdomen bekas operasi dan tidak ada rembesan
Norton Scale :
√ Skor > 18 Resiko rendah Skor 14-18 Resiko Sedang
Skor 13-10 Resiko Tinggi Skor < 10 Resiko sangat tinggi
8. Muskuloskeletal
ROM : Penuh Tidak, Sebutkan : -
Keseimbangan : Stabil Tidak stabil, Sebutkan : -
Menggenggam : √ Kuat (kanan / kiri) Lemah (kanan / kiri)
Kemampuan otot kaki : √ Kuat (kanan) Lemah (kiri)
Skala Kekuatan Otot : pasien mampu mengerakkan persendian dalam lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi dan mampu melawan dalam tahanan penuh pada
semua ekstremitas baik ekstremitas atas maupun bawah.
5 5
5 5
Obat injeksi
1. Esilgan
a. Dosis : tersedia adalah 2 mg.
b. Indikasi :
Mengobati gangguan tidur atau insomnia.
Mengatasi masalah kecemasan.
Membantu mengatasi penyakit neurosis.
Membantu mengobati penderita Psikosis.
Pengobatan bagi penderita Skizofrenia.
Membantu menghilangkan rasa sakit pasca operasi.
c. kontraindikasi :
Memiliki hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat ini.
Penderita Miastenia gravis (penyakit autoimun kronis).
Wanita hamil.
d.efek samping
Pusing.
Gangguan koordinasi tubuh.
Keseimbangan berkurang atau limbung.
Sulit bernafas.
Detak jantung berdetak lebih cepat dari biasanya.
Jantung berdebar-debar.
Kebingungan.
Demam, menggigil, dan nyeri pada tubuh.
Mulut terasa kering.
Tubuh terasa lemas.
Konstipasi atau sembelit.
Mudah lupa.
Sakit kepala.
Penglihatan memudar.
Merasa depresi; Merasa gugup.
Merasa gembira yang berlebihan atau mudah marah.
Sering merasa haus.
f. Mekanisme kerja obat
Esilgan ini berfungsi untuk meningkatkan kondisi pasien dengan cara mengikat
reseptor asam gamma-amonibutyric.
2. Cefazole
a. Dosis : 1 gr
b. Indikasi :
infeksi saluran napas bagian atas,
infeksi kulit dan struktur kulit,
infeksi tulang dan sendi,
septikemia,
profilaksis perioperatif, saluran kemih, saluran biliari, genital
endokarditis.
c. Kontraindikasi :
Pasien yang alergi terhadap sefalosporin.
d. Efek samping :
Reaksi alergi
Mual dan muntah
Sakit perut
Diare ringan
Otot kaku
Nyeri sendi
Perasaan gelisah atau hiperaktif
Rasa yang tidak biasa atau tidak enak pada mulut
Gatal-gatal ringan atau ruam kulit
Gatal-gatal pada vagina atau keluarnya cairan dari vagina
e. Mekanisme kerja obat
Cefazole bekerja untuk menghambat sintesis dinding sel bakteri melalui ikatan
dengan satu atau lebih ikatan penisilin-protein yang menghambat tahap
transpeptidasi akhir dari sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri,
sehingga biosintesis dinding sel terhambat.
3. Vamizole
a. Dosis : vial 40 mg
b. Indikasi :
Tukak duodenum & lambung,
refluks esofagitis
c. Kontaindikasi :
Gangguan GI ringan seperti dispepsia nervosa.
d. Efek samping :
Nyeri perut bagian atas, diare, konstipasi, kembung
sakit kepala.
4. Tofedex
a. Dosis : 2 ml
b. Indikasi :
Nyeri muskuloskeletal akut,
nyeri pasca op,
dismenore.
c. Kontraindikasi :
Riwayat serangan asma, asma bronkial, bronkospasme, rinitis
akut, polip nasal, urtikaria, edema angioneurotik; tukak lambung aktifatau
dugaan tukak lambung, dispepsia kronik, perdarahan lambung atau
perdarahan aktif lain, penyakit Crohn atau kolitis ulseratif,
gagal jantung berat,
gangguan fungsi ginjal sedang-berat (bersihan kreatinin <50 mL/mnt),
gangguan hati berat (skor Child Pugh 10-15);
diatesis hemoragik & gangguan koagulasi lain atau sedang
menjalani terapi dengan antikoagulan;
pemberian neuraksial (intratekal atau epidural).
Hamil & laktasi.
d. Efek samping :
Meningkatkan kejadian trombosis KV,
infark miokard & stroke;
hipertensi;
retensi cairan & edema;
inflamasi,
perdarahan GI,
tukak lambung & usus,
perforasi usus.
e. Mekanisme kerja obat
Tofedex ini bekerja sebagai mengurangi produksi asam lambung dalam
lambung.
5. Cedantrone
a. Dosis : 8 mg
b. Indikasi :
Mual & muntah karena kemoterapi, radoterapi/pasca operasi.
c. Kontraindikasi :
Hipersensitivitas pada obat Cedantron
d. Efek samping :
Konstipasi,
sakit kepala,
rasa panas atau kemerahan pada kepala & epigastrium.
cepat atau berdebar detak jantung
Penyakit kuning
Penglihatan kabur
Halusinasi
Demam
Refleks terlalu aktif
Mual dan muntah
e. Mekanisme kerja obat
Cedantron bekerja untuk memblokir salah satu zat tubuh seperti serotonin.
5. Oxynorm
a. Dosis : 1 mg
b. Indikasi : untuk mengobati nyeri berat pada operasi pasca operasi atau kanker.
c. Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap obat oxynorm.
d. Efek samping :
Depresi, gangguan pencernaan, cekukan, parastesia, kejang, udem, dan
dehidrasi.
e. Mekanisme kerja obat :
Memblok pembentukan mediator nyeri oleh serabut saraf melalui anastesi,
mengahambat kerja enzyme sikloksigenase yang akan mengurangi produksi
prostalglandin, sehingga mengurangi rasa nyeri.
Data Penunjang yang dibawa (Lab, Thorax foto, USG, Ct Scan, dll)
Pengambil data
Kesimpulan:
Tn. J usia 66 tahun mengalami post op hernia inguinalis sinistra dengan keluhan
utama nyeri pada luka post op pada bagian sinistra. Pasien merasakan nyeri didaerah
bagian abdomen bawah kiri. Skala nyeri : 3, nyeri dirasa seperti tertusuk benda tajam
dan dirasakan saat melakukan aktivitas. TTV (TD: 150/80 mmHg; Nadi: 78 x/menit;
RR: 18x/menit) dan wajah tampak menyeringai. Pasien mendapatkan terapi analgesik
yaitu tofedex 2 x 1 melalui IV.
ANALISA DATA
No Tanggal Data Etiologi Problem
1. 22 september 2018 S : Pasien mengungkapkan nyeri Adanya luka insisi Nyeri Akut
didaerah bagian abdomen bagian
kiri.
Kerusakan jaringan
O: pascabedah
- Skala nyeri : 3
- nyeri setelah dilakukan
tindakan operasi hernia Respons sensitifitas saraf
inguinal sinistra. Nyeri lokal
dirasa seperti tertusuk
benda tajam. Skala
nyerinya 3. Nyeri Merangsang
dirasakan saat neurotransmitter nyeri di
melakukan aktivitas. SSP
- TTV (TD: 150/80
mmHg; Nadi: 78
x/menit; RR: 18x/menit). Mengeluarkan zat
- Ekspresi wajah pasien prostaglandin, histamine
tampak tegang saat dan bradikinin
berubah posisi.
Ketidaknyamanan
abdominal
Nyeri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Berikan lingkungan
yang tenang ( dengan 3. Lingkungan yang
menutup gorden) nyaman dapat
menurunkan tingkat
stress pada pasien.
Sehingga pasien tidak
berpusat pada nyeri
yang dirasakan.
4. Kolaborasi dengan
dokter dalam 4. – Tofedex berguna
pemberian analgesik untuk mengurangi
tofedex 2 x 1 melalui nyeri sehingga pasien
IV dan Oxynorm menjadi lebih nyaman
pump. dan akan memblok
reseptor nyeri sehingga
nyeri tidak dapat
dipersepsikan.Untuk
membantu mengurangi
rasa nyeri dari sedang
hingga berat pasca
operasi.
- Oxynorm merupakan
obat yang berfungsi
untuk emblok
pembentukan mediator
nyeri oleh serabut saraf
melalui anastesi,
mengahambat kerja
enzyme sikloksigenase
yang akan mengurangi
produksi
prostalglandin,
sehingga mengurangi
rasa nyeri.
5. Observasi TTV (TD,
Nadi, dan RR) dan 5) - Keluhan nyeri
skala nyeri. merupakan indikator
nyeri subyektif yang
dapat menjelaskan
seberapa besar nyeri
yang dirasakan pasien
dan dapat di nilai
dengan skala NRS
(Numeric Rating
Scale).
- Respon neuroendokrin
pada nyeri adalah
peningkatan hormon
katabolic dan
penurunan hormon
anabolik yang
dimanifestasikan berupa
peningkatan TD, takikardi,
hiperventilasi
(peningkatan kebutuhan
O2 dan produksi CO2).
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa T.T
Tanggal SOAPIE
keperawatan
Sabtu, 22 Nyeri akut S : Pasien mengungkapkan nyeri berkurang
September berhubungan dengan dan skala nyeri yang dirasakan 3.
2018 trauma jaringan post
operasi (pasca bedah) O:
yang ditandai dengan 1. PQRST: Provoking: nyeri disebabkan
Skala nyeri : 3, nyeri oleh post operasi hernia inguinal kiri;
setelah dilakukan Quality: nyeri ringan; Region: bagian
tindakan operasi inguinal kiri; Skala: 3; Time: saat
hernia inguinal pasien flatus dan merasakan mual dan
sinistra. Nyeri dirasa ingin muntah.
seperti tertusuk benda 2. TTV: TD:150/80 mmHg; Nadi
tajam. Nyeri dirasakan 78x/menit; RR: 18x/menit.
saat melakukan
aktivitas, TTV (TD: A : Masalah teratasi sebagian
150/80; Nadi: 78
x/menit; RR:18 P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
x/menit), ekspresi
wajah tegang saat I:
mengubah posisi Pukul: 20.30 wib
tubuh. 1. Menjelaskan kepada pasien nyeri yang
dialami akibat dari luka operasi dan
teknik mengurangi nyeri dengan tarik
napas dalam dan memberikan posisi yang
nyaman.
Pukul: 08.30
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgesik Tofedex (dosis
yang tersedia 50 mg/2 ml ampul ; pemberian
melalui IV; 1 x sehari).