Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

J DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN PRIORITAS NYERI AKUT DI PAVILIUN
AGUSTINUS RSK ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA

OLEH:
HERLISA DAYMAN NIM: 201804018
IKA APRELIA EVITASARI NIM: 201804019

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK
ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
2018
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR
Tanggal pengkajian : 22 September 2018 jam : 20.45 WIB (9 jam setelah operasi)
Tanggal MRS : 21 September 2018 jam : 19.00 WIB No RM : 2136xx
Diagnosa Medis : Hernia Inguinal Sinistra
Sumber Informasi : √ Pasien
√ Keluarga Hubungan : Istri Nama : Ny. K
Orang lain Hubungan : Nama :
Asal Masuk : IGD IRJ √ Praktek Dokter
Cara Masuk : √ Jalan Kursi Roda Kereta Dorong
Masuk RS terakhir : Tanggal : Tahun 2007 Alasan : Op. Hernia Inguinal Dextra
Data Umum
Identitas Klien
Nama : Tn. J Umur : 66 thn Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Surabaya
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : Sarjana Hukum
Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. K Umur : 65 thn Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Surabaya
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan klien : Istri
Status Pembiayaan : √ Sendiri Asuransi : - Tanggungan : -

Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama:
Pasien mengungkapkan nyeri setelah operasi. Nyeri dirasa seperti tertusuk benda tajam
terutama saat merubah posisi, skala nyeri 3.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengungkapkan seminggu sebelum MRS pada tanggal 22 september 2018
merasakan nyeri pada bagian perut kiri, saat melakukan aktivitas dan mengangkat beban
berat. Kemudian pada tanggal 21 September 2018 pasien berobat ke poli spesialis bedah
yang ditangani oleh dr. S. Kemudian dr. S menyarankan pasien MRS ke RKZ Surabaya.
Pukul 19.00 wib pasien masuk ruang Agustinus kamar 52 bad 5. Saat dikaji pasien
mengungkapkan ada benjolan pada daerah perut bagian kiri diarea sekitar simpisis pubis
dan terasa nyeri saat melakukan aktivitas, TTV: TD:150/80 mmHg; Nadi: 76 x/menit;
Suhu: 36,4ºC; RR: 18x/menit dengan menggunakan pernafasan vesikuler, kesadaran
komposmentis, GCS: 4-5-6, pupil: 4 / 4 isokor, reaksi cahaya (+/+).
Pukul 19.30 wib dr.S menyarankan pasien untuk dilakukan operasi. Pasien disiapkan
untuk pemeriksaan Thorax foto dan pemeriksaan laboratorium, dengan hasil COR: Besar
dan bentuk normal, Pulmo: Tak tampak infiltrate/nodule coracan bronchovascular normal,
sinus phrenicacostalis kanan kiri tajam soft tissue dan tulang tak tampak kelainan.
Kesimpulan: COR dan pulmo tak tampak kelainan. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan:
21 September 2018 Pemeriksaan Laboratorium
No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
Faal hemostatic
1 Masa perdarahan 1’48” 1-3 m/detik
2 Masa pembekuan 7’45” 6-13 m/detik
3 Retraksi bekuan + Po sdm 2 jam per
4 PPT 14,0 <2 dari ktr 10-14 detik
5 PPT Kontrol 13,1 -
6 APTT 35,8 <7 dari ktr 26-38/detik
7 APTT kontrol 33,1 -
Ginjal dan Saluran Kemih
8 Creatini 0,80 0,6-1,1 mg/dl
Hati dan saluran empedu
9 GGOT/ASAT 20,2 <37 U/L 37 L
10 SGPT/ALAT 14,3 <42 U/L 37 L
Hematologi
11 Leukosit 5,26 4,0-11,0 x 109
12 Eritrosit 4,67 4,5-5,5 x 109/L
13 Hb 12,3 13,0-17,5 g/dl
14 PCV 37,9 40-52 %
15 Trombosit 310 150-400 x 109/L
Karbohidrat
16 Gula acak 118 <140 Mg/dl
Pertanda Hepatitis
17 Anti HCV Negatif Negatif -
18 HbsAG Negatif Negatif -

Pada tanggal 21 September 2018 WIB dr. W memberikan terapi obat premedikasi
yaitu Cefazolin 1 gram IV, Vomizol 40 mg IV, Ondansetron 80 mg IV, Fortanest 2 mg/IV,
pasien mendapat infus RL 60 cc/jam dan pasien dianjurkan puasa dari pukul 23.00 WIB
hingga post operasi. Pukul 22.00 WIB pasien mendapat obat dulcolac sub. Pada malam
harinya pasien mendapatkan obat Unisia 1 Tablet dan Esilgan 2 mg.
Pada tanggal 22 Sepetember 2018 pukul 06.00 WIB dilakukan cukur pubis, TTV:
TD: 140/80 mmHg, Nadi: 82 x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu: 36,7ºC. Pasien diantar ke
ruang OK pada pukul 07.00 WIB, dan Pukul 07.15 WIB pasien diberikan obat anastesi
SAB (Sub Arahcnoid Block) yaitu Marcain spinal 0,5% vol. 3 cc lokasi injeksi pada lumbal
5, dan pukul 08.00 pasien dilakukan tindakan operasi (herniotomy). Pada pukul 08.50 WIB
pasien selesai operasi dan pada pukul 09.00 WIB pasien diantar ke ruang pulih sadar.
Pukul 10.00 WIB pasien diantar ke ruang paviliun agustinus kamar 52 bad 5 diantar
menggunakan brankar. Pasien terpasang infus 1 RL + 2 RD5/24 jam dan terpasang obat
syring pump Oxynorm 1,5 mg jalan 1,5 cc/jam. Perawat melakukan pengkajian terhadap
pasien dan pasien mengungkapkan nyeri di bagian bekas operasi dan dirasakan lebih sakit
saat bergerak, pasien tidak merasakan pusing dan mual, hasil TTV : TD : 120/70 mmHg;
Nadi: 75x/menit; RR: 21x/menit; pupil: 4/4 isokor ; GCS : 4-5-6 ; reaksi cahaya: positif
(+/+), infus 1 RL 21 tpm. Pukul 19.00 WIB dilakukan pemeriksaan TTV: TD: 110/70
mmHg; Nadi: 80 x/m; GCS: 4-5-6; Skala nyeri: 2, mobilisasi bedrest.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengungkapkan pada tahun 2007 pernah MRS dengan hernia sebelah kanan. Pasien
juga mengungkapkan memiliki riwayat hipertensi pada masa SMA dan lupa mengonsumsi
obat apa saat itu. Pada saat dilakukan pengkajian, pasien tidak mengkonsumsi obat apapun.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengungkapkan tidak memiliki keturunan riwayat Hipertensi dan Diabetes dari
orang tuanya.

Riwayat Pengobatan yang pernah didapatkan


Tidak ada obat yang rutin dikonsumsi.
Pola Fungsi Kesehatan
1. Persepsi terhadap Kesehatan
Merokok : √ Tidak Ya, jumlah : -
KonsumsiAlkohol :√ Tidak Ya, jumlah : -
KonsumsiJamu :√ Tidak Ya, frekwensi : -
Obat-obatan :√ Tidak Ya, frekwensi: -
Alergi :√ Tidak Ya

2. Pola Aktivitas dan Latihan


Kemampuan Perawatan Diri
AKTIVITAS Di Rumah Di RS
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi √ √
Berpakaian/berdandan √ √
Eliminasi √ √
Mobilisasi di tempat tidur √ √
Pindah √ √
Ambulasi √ √
Naik tangga √
Belanja √
Memasak √
Merapikan rumah √
Keterangan Skor : 0 = mandiri; 1 = dibantu sebagian; 2 = perlu bantuan orang lain; 3 =
perlu bantuan orang lain dan alat; 4 = tergantung/tidak mampu

3. Pola Istirahat danTidur


Di Rumah
Waktu tidur : Kualitas : baik
Gangguan tidur : √ Tidak Ya, Sebutkan : -
Di RS
Waktu tidur : Kualitas : baik
Gangguan tidur : √ Tidak Ya, Sebutkan : -
Saat dilakukan pengkajian, pasien tidak mengalami gangguan tidur.

4. Pola Nutrisi – Metabolik


Di Rumah
Diet khusus : √ Tidak Ya, Sebutkan : -
Nafsu makan : √ Normal Turun, porsimakan : 2 sendok
Berat Badan : √ Tidak Ya, Sebutkan : 52 kg
Waktu : 3x/hari
Kesulitan menelan : √ Tidak Ya, Sejak Kapan : -
Riwayat masalah kulit/kesulitan penyembuhan : √ Tidak Ya
Dirumah Tn.J tidak suka mengonsumsi sayur dan buah yang mengandung tingggi serat.
Di RS
Diet khusus : √ Tidak Ya, Sebutkan : -
Nafsu makan : Normal √ Turun, porsimakan : -
Berat Badan : Tidak √ Ya, Sebutkan :......
Waktu : 3x/ Hari
Kesulitan menelan :√ Tidak Ya, Sejak Kapan : -
Masalah kulit : √ Tidak Ya, Sebutkan :-
Saat dilakukan pengkajian, pasien sudah diperbolehkan untuk minum, namun pasien masih
merasa mual dan tidak minum air putih.

5. Pola Eliminasi
Di Rumah
Kebiasaan BAB
Frekwensi : 1x/2 hr Konsistensi : lembek
Keluhan : Inkontinensia Konstipasi
BAB terakhir : tgl 20 September 2018
Riwayat penggunaan pencahar : √ Tidak Ya, Sebutkan : -
Kebiasaan BAK
Frekwensi : 5-6 x/hari Konsistensi : jernih
Warna : Kuning
Keluhan : Disuria Retensi Inkontinensia Lain – lain : -
Penggunaan alat bantu : √Tidak Ya, Sebutkan : -
Di RS
Kebiasaan BAB
Frekwensi : 1 x/hr Konsistensi : keras
Keluhan : Inkontinensia Konstipasi
BAB terakhir : tanggal 21 September 2018 (Sebelum Op.)
Riwayat penggunaan pencahar : Tidak √ Ya, Sebutkan : -
Kebiasaan BAK
Frekwensi : 2 x/hr Konsisten : jernih
Warna : kuning
Keluhan : Disuria Retensi Inkontinensia Lain – lain : -
BAK terakhir : Tanggal : 22 September 2018 Jam : 16.00 WB
Penggunaan alat bantu : Tidak √ Ya, Sebutkan : 60cc
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengungkapkan hanya BAK sedikit. Dirasa ingin BAK
tetapi tidak bisa keluar. Pada saat selesai operasi, pasien sudah BAK tapi tidak terukur dan
pukul 16.00 WIB BAK 60 cc.

6. Pola Kognitif – Perseptual


Status Mental : √ Komposmentis Apatis Sopor Precoma Koma
Orientasi : √ Baik Bingung Tidak ada respon
Kemampuan Bicara : √ Normal Gagap Afasia Blocking
Bahasa yang digunakan : √ Indonesia Daerah, Sebutkan : - Lainnya : -
Kemampuan Membaca : √ Bisa Tidak
Kemampuan Mengartikan : √ Sesuai Tidak
Kemampuan Interaksi : √ Sesuai Tidak, Sebutkan : -
Pendengaran: √ Normal Terganggu
Sebutkan : - Lokasi : kanan / kiri
Penglihatan : √ Normal Terganggu
Sebutkan : - Lokasi : kanan / kiri
Keluhan : Vertigo Pusing √ Nyeri

Pengkajian Nyeri :
P = nyeri disebabkan oleh post operasi hernia inguinal kiri.
Q = nyeri seperti tertusuk benda tajam
R = inguinal kiri
S=3
T = nyeri timbul saat melakukan aktivitas dan mengangkat beban berat
Manajemen Nyeri : saat nyeri timbul, pasien hanya tidur. Pasien mengungkapkan tingkat
nyeri yang dialami saat operasi saat ini lebih ringan dibandingkan dengan operasi hernia
yang sebelumnya. Kecemasan yang dirasakan tidak begitu meningkat dibandingkan dengan
operasi yang pertama.

7. Pola Konsep Diri


Harga Diri: √ Tidak terganggu Terganggu, Sebutkan : -
Ideal Diri: √ Tidak terganggu Terganggu, Sebutkan : -
Gambaran Diri: √ Tidak terganggu Terganggu, Sebutkan : -
Identitas Diri : √ Tidak terganggu Terganggu, Sebutkan : -

8. Pola Koping
Masalah utama selama MRS : Tidak ada √ Ada: Keuangan
Kehilangan/perubahan yang terjadi sebelumnya: √ Tidak ada Ada
Takut terhadap kekerasan : √ Tidak ada Ada, Sebutkan : -
Pandangan terhadap masa depan : 9
(Rentang 1 = Pesimistis s/d 10 = Optimis)
Saat dilakukan pengkajian, Ny. K mengungkapkan Tn. J mengalami kesulitan dalam
keuangan pembayaran perawatan karena Tn. J tidak memiliki asuransi.

9.Pola Seksual – Reproduksi


Perempuan
Menstruasi terakhir :
Masalah menstruasi : Tidak ada Ada, Sebutkan : -
Papsmear : Tidak pernah Pernah, Kapan : -
Perawatan payudara setiap bulan : Tidak Ya
Penggunaan Kontrasepsi : Tidak Ya, Sebutkan : -
Pola seksual selama MRS :
Laki – laki
Penggunaan Kontrasepsi : √ Tidak Ya, Sebutkan : -
Masalah seksual/reproduksi : √ Tidak ada Ya, Sebutkan : -
Pola seksual selama MRS :-
Saat dilakukan pengkajian, Ny. K sudah tidak pernah melakukan hubungan seksual sejak 12
tahun yang lalu.
10. Pola Peran – Berhubungan
Status perkawinan : Belum kawin √ Kawin Cerai/Pisah
Pekerjaan : Tidak √ Ya, Sebutkan : wiraswasta
Kualitas pekerjaan : √ Kontinu Tidak kontinu, Sebutkan : -
Sistem dukungan : Tidak ada √ Ada : Pasangan
Dukungan keluarga selama MRS : Tidak ada √ Ada, Sebutkan : Istri
Pada saat dilakukan pengkajian, Tn. J ditemani oleh istrinya yaitu Ny. K dan keluarga
pasien berada diluar kota.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Agama : Kristen
Aturan khusus agama : √ Tidak ada Ada, Sebutkan : -
Permintaan rohaniawan selama MRS : √ Tidak Ya, Sebutkan : -
Saat dilakukan pengkajian, Ny. K mengungkapkan bahwa Tn. K kesehariannya jarang
beribadah dan saat sakit juga tidak pernah beribadah.

Data Obyektif / Pemeriksaan Fisik


1. Data Klinik
Keadaan umum: Pasien mengungkapkan nyeri
Suhu : 36,4 ºC √ Axila Rectal Timpani
Nadi:78x/mnt √ Kuat √ Teratur
Tekanan Darah : 150/80 mmHg √ Berbaring Duduk
TB : 170 cm BB : 52 kg
IMT : 17,99 (berat badan kurang)
2. Pernafasan
Frekwensi nafas : 18 x/mnt
Pola nafas : √ Normal Dangkal Cepat
Suara nafas : √ Vesikuler Ronki Wheezing
Batuk : √ Tidak Ya
Sputum : √ Tidak Ya
Sianosis : √ Tidak Ya
Penggunaan otot bantu nafas : √ Tidak Ya
Pemakaian Oksigen : √ Tidak Ya, dosis : - liter/menit
SpO2 : - %

3. Sirkulasi
Irama jantung : √ Reguler Irreguler S1/S2 tunggal : Ya Tidak
Bunyi jantung: √ Normal Murmur Gallop Lain – lain : -
Akral : √ Hangat Dingin Kering Basah
CRT : √ < 2 detik > 2 detik
Nyeri dada : Ya √ Tidak
Konjungtiva : √ Normal Anemis
Edema : √ Tidak Ya, Lokasi : -

4. Persarafan / Sensorik
GCS : Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Pupil : √ Isokor Anisokor Diameter :4/4mm
Reaksi cahaya : √ Positif Negatif
Refleks fisiologis : √ Patella Triseps Biseps Lain – lain : -
Refleks patologis : Babinski Brudzinski Kernig Lain – lain : tidak ada

5. Perkemihan
Kandung kemih : √ lembek distensi
Nyeri tekan : √ Tidak Ya
Terpasang kateter : √ Tidak Ya, tanggal pasang :- Ukuran :-
Warna urine : √ Jernih Pekat Lainnya : -
Lain-lain :-
6. Pencernaan
Mulut dan tenggorokan
Mulut : √ Bersih Kotor Bau, Jelaskan : -
Mukosa : √ Lembab Kering Stomatitis, Lokasi : -
Tenggorokan : √ Nyeri telan Kesulitan menelan Pembesaran tonsil
Terpasang NGT : Tidak Ya, tanggal pasang :- ukuran : -
Abdomen
Perut : Supel Tegang √ Kembung Asites
Nyeri tekan : √ Tidak Ya, Lokasi:-
Peristaltik : 34x/menit
Pembesaran hepar : √ Tidak Ya
Pembesaran lien : √ Tidak Ya
Adanya kolostomi : √ Tidak Ya

7. Integumen
Kulit
Warna : √ Normal Ikterus Hiperpigmentasi
Turgor : √ Baik Sedang Jelek
Kelainan : √ Tidak Ya,Sebutkan : -
Luka : Tidak √ Ya,
Sebutkan: kulit luka pada bagian abdomen bekas operasi dan tidak ada rembesan
Norton Scale :
√ Skor > 18 Resiko rendah Skor 14-18 Resiko Sedang
Skor 13-10 Resiko Tinggi Skor < 10 Resiko sangat tinggi

8. Muskuloskeletal
ROM : Penuh Tidak, Sebutkan : -
Keseimbangan : Stabil Tidak stabil, Sebutkan : -
Menggenggam : √ Kuat (kanan / kiri) Lemah (kanan / kiri)
Kemampuan otot kaki : √ Kuat (kanan) Lemah (kiri)
Skala Kekuatan Otot : pasien mampu mengerakkan persendian dalam lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi dan mampu melawan dalam tahanan penuh pada
semua ekstremitas baik ekstremitas atas maupun bawah.
5 5

5 5

Morse Fall Scale : √ Skor 0- 24 tidak beresiko


Skor 25-50 Resiko Rendah
Skor >50 Resiko tinggi
Perencanaan Pulang
Keinginan tinggal setelah pulang : Dirumah Panti Tidak tahu
Tinggal dengan : Sendiri Keluarga Lainnya : …………
Kendaraan yang digunakan saat pulang : Pribadi Umum Ambulance
Bantuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari : Tidak Ya, Sebutkan :
Perawatan lanjutan setelah pulang : Tidak Ya, Sebutkan :
Pelayanan kesehatan yang diperlukan setelah pulang : Home Care Puskesmas
Lainnya, Sebutkan : -

Pengobatan yang didapat di RS


Obat oral:
1. Unisia tablet
 Dosis : 1 Tablet
a. Indikasi :
 Hipertensi,
 Gagal jantung 
b.  Kontraindikasi
 Pasien dengan hipersensitivitas terhadap obat unisia
c. Efek samping
 Sakit kepala
 Sakit kepala
 Pusing
 Hipotensi
 Fungsi ginjal yang abnormal
 Hiperkalemia
 Sakit punggung
 Infeksi saluran pernapasan atas
 Sakit tekak
 Rinitis
d. Mekanisme kerja obat :
Unicia tablet ini dapat meningkatkan kondisi pasien dengan melakukan fungsi-
fungsi yaitu menghalangi pengikatan angiotensin II pada reseptor AT 1 di
banyak jaringan.
2. Ondansetron
a. Dosis : Tablet 8 mg
b. Indikasi :
 Profilaksis mual dan muntah yang diakibatkan radioterapi
 Pencegahan emesis yang diakibatkan kemoterapi
 Meredakan mual dan muntah ringan pasca radioterapi atau kemoterapi
(emetogenik ringan)
 Pencegahan mual dan muntah sedang yang diakibatkan kemoterapi.
(emetogenic sedang)
 Pencegahan mual dan muntah berat yang diakibatkan kemoterapi
(emetogenic berat)
 Profilaksis mual dan muntah yang diakibatkan kemoterapi
 Meredakan mual dan muntah yang disebabkan kemoterapi (emetogenik
tinggi).
c. Kontaindikasi :
 Bagi wanita yang sedang hamil, menyusui, atau merencanakan
kehamilan, tidak disarankan untuk menggunakan obat ini.
 Jika muncul rasa sakit atau pembengkakan pada bagian perut, segera
temui dokter. Kemungkinan hal tersebut merupakan gejala gangguan
pencernaan serius.
 Harap berhati-hati bagi penderita gangguan pencernaan, konstipasi,
gangguan hati, dan penyakit jantung dalam mengonsumsi obat ini.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
d. Efek samping :
 Sakit kepala dan pusing
 Mudah mengantuk.
 Kepanasan.
 Pusing ketika berdiri.
 Mudah lelah.
 Konstipasi.
 Sakit perut.
e. Mekanisme kerja obat:
Ondansetron ini bekerja sebagai antagonis selektif dan bersifat kompetitif pada
reseptor 5HT3, dengan cara mengahmbat aktivitas aferen-aferen fagal sehingga
menekan terjadinya refleks muntah.

Obat injeksi
1. Esilgan
a. Dosis : tersedia adalah 2 mg.
b. Indikasi :
 Mengobati gangguan tidur atau insomnia.
 Mengatasi masalah kecemasan.
 Membantu mengatasi penyakit neurosis.
 Membantu mengobati penderita Psikosis.
 Pengobatan bagi penderita Skizofrenia.
 Membantu menghilangkan rasa sakit pasca operasi.
c. kontraindikasi :
 Memiliki hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat ini.
 Penderita Miastenia gravis (penyakit autoimun kronis).
 Wanita hamil.
d.efek samping
 Pusing.
 Gangguan koordinasi tubuh.
 Keseimbangan berkurang atau limbung.
 Sulit bernafas.
 Detak jantung berdetak lebih cepat dari biasanya.
 Jantung berdebar-debar.
 Kebingungan.
 Demam, menggigil, dan nyeri pada tubuh.
 Mulut terasa kering.
 Tubuh terasa lemas.
 Konstipasi atau sembelit.
 Mudah lupa.
 Sakit kepala.
 Penglihatan memudar.
 Merasa depresi; Merasa gugup.
 Merasa gembira yang berlebihan atau mudah marah.
 Sering merasa haus.
f. Mekanisme kerja obat
Esilgan ini berfungsi untuk meningkatkan kondisi pasien dengan cara mengikat
reseptor asam gamma-amonibutyric.
2. Cefazole
a. Dosis : 1 gr
b. Indikasi :
 infeksi saluran napas bagian atas,
 infeksi kulit dan struktur kulit,
 infeksi tulang dan sendi,
 septikemia,
 profilaksis perioperatif, saluran kemih, saluran biliari, genital
 endokarditis.
c. Kontraindikasi :
 Pasien yang alergi terhadap sefalosporin.
d. Efek samping :
 Reaksi alergi
 Mual dan muntah
 Sakit perut
 Diare ringan
 Otot kaku
 Nyeri sendi
 Perasaan gelisah atau hiperaktif
 Rasa yang tidak biasa atau tidak enak pada mulut
 Gatal-gatal ringan atau ruam kulit
 Gatal-gatal pada vagina atau keluarnya cairan dari vagina
e. Mekanisme kerja obat
Cefazole bekerja untuk menghambat sintesis dinding sel bakteri melalui ikatan
dengan satu atau lebih ikatan penisilin-protein yang menghambat tahap
transpeptidasi akhir dari sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri,
sehingga biosintesis dinding sel terhambat.
3. Vamizole
a. Dosis : vial 40 mg
b. Indikasi :
 Tukak duodenum & lambung,
 refluks esofagitis
c. Kontaindikasi :
 Gangguan GI ringan seperti dispepsia nervosa.
d. Efek samping :
 Nyeri perut bagian atas, diare, konstipasi, kembung
  sakit kepala.
4. Tofedex
a. Dosis : 2 ml
b. Indikasi :
 Nyeri muskuloskeletal akut,
 nyeri pasca op, 
 dismenore.
c. Kontraindikasi :
 Riwayat serangan asma, asma bronkial, bronkospasme, rinitis
akut, polip nasal, urtikaria, edema angioneurotik; tukak lambung aktifatau
dugaan tukak lambung, dispepsia kronik,  perdarahan lambung atau
perdarahan aktif lain, penyakit Crohn atau kolitis ulseratif, 
 gagal jantung berat,
 gangguan fungsi ginjal sedang-berat (bersihan kreatinin <50 mL/mnt),
 gangguan hati berat (skor Child Pugh 10-15); 
 diatesis hemoragik & gangguan koagulasi lain atau sedang
menjalani terapi dengan antikoagulan;
 pemberian neuraksial (intratekal atau epidural).
 Hamil & laktasi.
d. Efek samping :
 Meningkatkan kejadian trombosis KV, 
 infark miokard & stroke;
  hipertensi;
 retensi cairan & edema; 
 inflamasi,
 perdarahan GI,
 tukak lambung & usus,
 perforasi usus.
e. Mekanisme kerja obat
Tofedex ini bekerja sebagai mengurangi produksi asam lambung dalam
lambung.
5. Cedantrone
a. Dosis : 8 mg
b. Indikasi :
 Mual & muntah karena kemoterapi, radoterapi/pasca operasi.
c. Kontraindikasi :
 Hipersensitivitas pada obat Cedantron
d. Efek samping :
 Konstipasi, 
 sakit kepala,
 rasa panas atau kemerahan pada kepala & epigastrium.
 cepat atau berdebar detak jantung
 Penyakit kuning
 Penglihatan kabur
 Halusinasi
 Demam
 Refleks terlalu aktif
 Mual dan muntah
e. Mekanisme kerja obat
Cedantron bekerja untuk memblokir salah satu zat tubuh seperti serotonin.

5. Oxynorm
a. Dosis : 1 mg
b. Indikasi : untuk mengobati nyeri berat pada operasi pasca operasi atau kanker.
c. Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap obat oxynorm.
d. Efek samping :
Depresi, gangguan pencernaan, cekukan, parastesia, kejang, udem, dan
dehidrasi.
e. Mekanisme kerja obat :
Memblok pembentukan mediator nyeri oleh serabut saraf melalui anastesi,
mengahambat kerja enzyme sikloksigenase yang akan mengurangi produksi
prostalglandin, sehingga mengurangi rasa nyeri.

Data Penunjang yang dibawa (Lab, Thorax foto, USG, Ct Scan, dll)

Tgl Jenis Hasil dan satuannya


Pemeriksaan Pemeriksaan
- - -

Pengambil data

1. Herlisa Dayman …………..

2. Ika Aprelia Evitasari……....

Kesimpulan:

Tn. J usia 66 tahun mengalami post op hernia inguinalis sinistra dengan keluhan
utama nyeri pada luka post op pada bagian sinistra. Pasien merasakan nyeri didaerah
bagian abdomen bawah kiri. Skala nyeri : 3, nyeri dirasa seperti tertusuk benda tajam
dan dirasakan saat melakukan aktivitas. TTV (TD: 150/80 mmHg; Nadi: 78 x/menit;
RR: 18x/menit) dan wajah tampak menyeringai. Pasien mendapatkan terapi analgesik
yaitu tofedex 2 x 1 melalui IV.
ANALISA DATA
No Tanggal Data Etiologi Problem
1. 22 september 2018 S : Pasien mengungkapkan nyeri Adanya luka insisi Nyeri Akut
didaerah bagian abdomen bagian
kiri.
Kerusakan jaringan
O: pascabedah
- Skala nyeri : 3
- nyeri setelah dilakukan
tindakan operasi hernia Respons sensitifitas saraf
inguinal sinistra. Nyeri lokal
dirasa seperti tertusuk
benda tajam. Skala
nyerinya 3. Nyeri Merangsang
dirasakan saat neurotransmitter nyeri di
melakukan aktivitas. SSP
- TTV (TD: 150/80
mmHg; Nadi: 78
x/menit; RR: 18x/menit). Mengeluarkan zat
- Ekspresi wajah pasien prostaglandin, histamine
tampak tegang saat dan bradikinin
berubah posisi.

Ketidaknyamanan
abdominal

Nyeri

DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Diagnosa keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan post operasi (pasca bedah) yang ditandai dengan Skala
nyeri : 3, nyeri setelah dilakukan tindakan operasi hernia inguinal sinistra. Nyeri dirasa seperti tertusuk
benda tajam. Nyeri dirasakan saat melakukan aktivitas, TTV (TD: 150/80 mmHg; Nadi: 78 x/menit;
RR:18 x/menit), Ekspresi wajah pasien tampak tegang saat berubah posisi.
INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tanggal/ Diagnosa Intervensi TT


Implementasi Evaluasi Sumatif
Hari Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Sabtu, 22 - Nyeri akut berhubungan Pasien menunjukan 1. Jelaskan kepada 1. Tindakan pembedahan Pukul: 20.50 WIB Tanggal, 25 September
September dengan trauma jaringan nyeri akut pasien tindakan terjadi insisi pada 1. Menjelaskan kepada 2018.
2018 post operasi (pasca berkurang/hilang keperawatan yang jaringan yang pasien tentang
bedah) yang ditandai setelah dilakukan akan dilakukan meningkatkan penyebab nyeri yang 13.00 WIB
dengan Skala nyeri : 3, tindakan keperawatan seperti penyebab mediator kimiawi dirasakan adalah S: Pasien
nyeri setelah dilakukan selama 3 x 24 jam nyeri yang dialami (histamin, bradikinin, akibat dari luka operasi mengungkapkan nyeri
tindakan operasi hernia dengan kriteria hasil: dan dampak dari prostaglandin) yang dan cara mengurangi berkurang.
inguinal sinistra. Nyeri - Skala nyeri nyeri yang tidak menstimulus transmisi nyeri yang dialami
dirasa seperti tertusuk berkurang atau teratasi nyeri pada ujung dengan melalukan O:
benda tajam. Nyeri hilang (0-1) syaraf ke thalamus teknik tarik napas - Skala nyeri 1.
dirasakan saat - TTV: menuju kortes cerebri dalam dan - Nyeri berkurang
melakukan aktivitas, TD: Dalam rentang sehingga terjadi nyeri. memposisikan pasien - TTV:
TTV (TD: 150/80 normal (110-120/70- Nyeri juga dapat senyaman mungkin TD: 130-70 mmHg
mmHg; Nadi: 78 80 mmHg). mengganggu dengan terlentang. Nadi: 76 x/menit
x/menit; RR:18 Nadi: Dalam rentang kebutuhan dasar Pukul: 20.50 WIB RR: 20 x/menit
x/menit), Ekspresi normal manusia seperti 2. Mengajarkan pasien 5. Wajah tidak
wajah pasien tampak (60-100x/menit). aktifitas dan istirahat teknik relaksasi seperti menyeringai.
tegang saat berubah RR: Dalam rentang yang mengakibatkan tarik napas dalam
posisi. normal (12-20 penurunan daya tahan dengan menarik napas A: Masalah teratasi
x/menit). tubuh, dan bila tidak melalui hidung dan intervensi dihentkan
- Wajah tidak diatasi akan menghembuskannya
menyeringai. menyebabkan syok melaui mulut.
neurogenic.
Pukul: 21.05
3. Memberikan
2. Ajarkan dan bantu 2. - Relaksasi mengurangi
lingkungan yang
pasien melakukan ketegangan dan
tenang dengan
manajemen nyeri membuat perasaan lebih
membatasi orang yang
yaitu: nyaman. Posisi yang
membesuk.
 Teknik Relaksasi tepat mengurangi
dengan nafas dalam. penekanan dan
 Teknik distraksi mencegah ketegangan 4. Melakukan kolaborasi
(dengan mengalihkan otot serta mengurangi dengan dokter dalam
perhatian) nyeri. pemberian obat
analgesik tofedex
- Teknik distraksi (dosis yang tersedia 50
merupakan tindakan mg/2 ml
yang menurunkan ampul ;pemberian
tekanan vaskular melalui IV; 1 x sehari).
serebral dan yang
memperlambat/ Pukul: 20.45 wib
memblok respon 5. Melakukan observasi
simpatis, sehingga TTV: TD:150/80
efektif dalam mmHg; Nadi
menghilangkan atau 78x/menit; RR:
mengurangi nyeri. 18x/menit.
Kegiatan – kegiatan
yang disukai dapat
mengahlikan perhatian

3. Berikan lingkungan
yang tenang ( dengan 3. Lingkungan yang
menutup gorden) nyaman dapat
menurunkan tingkat
stress pada pasien.
Sehingga pasien tidak
berpusat pada nyeri
yang dirasakan.
4. Kolaborasi dengan
dokter dalam 4. – Tofedex berguna
pemberian analgesik untuk mengurangi
tofedex 2 x 1 melalui nyeri sehingga pasien
IV dan Oxynorm menjadi lebih nyaman
pump. dan akan memblok
reseptor nyeri sehingga
nyeri tidak dapat
dipersepsikan.Untuk
membantu mengurangi
rasa nyeri dari sedang
hingga berat pasca
operasi.

- Oxynorm merupakan
obat yang berfungsi
untuk emblok
pembentukan mediator
nyeri oleh serabut saraf
melalui anastesi,
mengahambat kerja
enzyme sikloksigenase
yang akan mengurangi
produksi
prostalglandin,
sehingga mengurangi
rasa nyeri.
5. Observasi TTV (TD,
Nadi, dan RR) dan 5) - Keluhan nyeri
skala nyeri. merupakan indikator
nyeri subyektif yang
dapat menjelaskan
seberapa besar nyeri
yang dirasakan pasien
dan dapat di nilai
dengan skala NRS
(Numeric Rating
Scale).

- Respon neuroendokrin
pada nyeri adalah
peningkatan hormon
katabolic dan
penurunan hormon
anabolik yang
dimanifestasikan berupa
peningkatan TD, takikardi,
hiperventilasi
(peningkatan kebutuhan
O2 dan produksi CO2).
CATATAN PERKEMBANGAN

Diagnosa T.T
Tanggal SOAPIE
keperawatan
Sabtu, 22 Nyeri akut S : Pasien mengungkapkan nyeri berkurang
September berhubungan dengan dan skala nyeri yang dirasakan 3.
2018 trauma jaringan post
operasi (pasca bedah) O:
yang ditandai dengan 1. PQRST: Provoking: nyeri disebabkan
Skala nyeri : 3, nyeri oleh post operasi hernia inguinal kiri;
setelah dilakukan Quality: nyeri ringan; Region: bagian
tindakan operasi inguinal kiri; Skala: 3; Time: saat
hernia inguinal pasien flatus dan merasakan mual dan
sinistra. Nyeri dirasa ingin muntah.
seperti tertusuk benda 2. TTV: TD:150/80 mmHg; Nadi
tajam. Nyeri dirasakan 78x/menit; RR: 18x/menit.
saat melakukan
aktivitas, TTV (TD: A : Masalah teratasi sebagian
150/80; Nadi: 78
x/menit; RR:18 P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
x/menit), ekspresi
wajah tegang saat I:
mengubah posisi Pukul: 20.30 wib
tubuh. 1. Menjelaskan kepada pasien nyeri yang
dialami akibat dari luka operasi dan
teknik mengurangi nyeri dengan tarik
napas dalam dan memberikan posisi yang
nyaman.

2. Mengajarkan pasien teknik relaksasi


seperti tarik napas seperti dengan cara
menarik napas melalui hidung lalu
hembuskan melalui mulut.

Pukul: 21.05 wib


3. Memberikan lingkungan yang tenang
dengan menutup gorden tempat tidur
pasien.

4. Memberikan posisi yang nyaman seperti


posisi supinasi dengan 1 bantal dibawah
kepala.

5. Melakukan kolaborasi dengan dokter


dalam pemberian obat analgesik Tofedex
(dosis yang tersedia 50 mg/2 ml ampul ;
pemberian melalui IV; 1 x sehari).

Pukul: 20.45 wib


6. Melakukan observasi TTV: TD:150/80
mmHg; Nadi 78x/menit; RR: 18x/menit.

E : Pasien mengungkapkan nyeri sedikit


berkurang.
23 September - Nyeri akut S : Pasien mengungkapkan nyeri berkurang
2018 berhubungan dengan dan skala nyeri yang dirasakan 1.
trauma jaringan post
operasi (pasca bedah) O:
yang ditandai dengan - PQRST: Provoking: nyeri disebabkan
Skala nyeri : 3, nyeri oleh post operasi hernia inguinal kiri;
setelah dilakukan Quality: nyeri ringan; Region: bagian
tindakan operasi inguinal kiri; Skala: 0; Time: saat
hernia inguinal pasien faltus dan merasakan mual dan
sinistra. Nyeri dirasa ingin muntah.
seperti tertusuk benda - TTV: TD:130/80 mmHg; Nadi
tajam. Nyeri 72x/menit; RR: 19x/menit.
dirasakan saat
melakukan aktivitas, A : Masalah teratasi sebagian
TTV (TD: 150/80;
Nadi: 78 x/menit; P : Hentikan intervensi 1 dan lanjutkan
RR:18 x/menit), intervensi 2, 3, 4, 5, dan 6.
Ekspresi wajah
pasien tampak tegang I:
saat berubah posisi. Pukul: 09.00 wib
1. Mengeobservasi pasien dengan
menanyakan cara teknik relaksasi yang
sudah diajarkan seperti tarik napas dalam
apabila pasien merasakan nyeri.

2. Memberikan pasien posisi 15ºC.

3. Melakukan observasi TTV: TD:140/70


mmHg; Nadi 72x/menit; RR: 21x/menit.

Pukul: 09.45 wib


4. Memposisikan pasien duduk untuk
mobilisasi.

Pukul: 08.30
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgesik Tofedex (dosis
yang tersedia 50 mg/2 ml ampul ; pemberian
melalui IV; 1 x sehari).

E : Pasien mengungkapkan nyeri berkurang.

24 September Nyeri akut S : Pasien mengungkapkan nyeri berkurang


2018 berhubungan dengan dan skala nyeri yang dirasakan 1.
trauma jaringan post
operasi (pasca bedah) O:
yang ditandai dengan - PQRST: Provoking: nyeri disebabkan
Skala nyeri : 3, nyeri oleh post operasi hernia inguinal kiri;
setelah dilakukan Quality: nyeri ringan; Region: bagian
tindakan operasi inguinal kiri; Skala: 0; Time: saat
hernia inguinal pasien faltus dan merasakan mual dan
sinistra. Nyeri dirasa ingin muntah.
seperti tertusuk benda - TTV: TD: 130/80 mmHg; Nadi
tajam. Nyeri 72x/menit; RR: 19x/menit.
dirasakan saat
melakukan aktivitas, A : Masalah teratasi sebagian
TTV (TD: 150/80;
Nadi: 78 x/menit; P : Hentikan intervensi 1 dan lanjutkan
RR:18 x/menit), intervensi 2, 3, 4, 5, 6 serta pemberian
Ekspresi wajah health education.
pasien tampak tegang
saat berubah posisi. I:
Pukul: 08.00 wib

1. Memberikan pasien posisi 15ºC.

2. Melakukan observasi TTV: TD:130/70


mmHg; Nadi 76x/menit; RR: 20x/menit.

Pukul: 09.00 wib


3. Memposisikan pasien duduk untuk
mobilisasi.

Pukul: 08.45 wib


4. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgesik Tofedex (dosis
yang tersedia 50 mg/2 ml ampul ; pemberian
melalui IV; 1 x sehari).

Pukul 11.00 wib


5. Menjelaskan kepada pasien tentang
pentingnnya mengonsumsi makanan yang
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
terkait dengan penyebab timbulnya hernia.

6. Menganjurkan kepada pasien untuk


menjaga daerah luka agar tetap kering, dan
saat mandi jangan sampai terkena air.

7. Menganjurkan pasien untuk kontrol sesuai


dengan jadwal yang sudah ditentukan.

8. Menganjurkan pasien untuk tidak


melakukan aktivitas yang berat seperti
mengangkat beban yang berat dan mengejan
saat BAB.

E : Pasien mengungkapkan nyeri hilang.

Anda mungkin juga menyukai